• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Proses Penagihan Pajak PPh Badan terhadap Peningkatan Pencairan Tunggakan Pajak PPh Badan: Survey pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Proses Penagihan Pajak PPh Badan terhadap Peningkatan Pencairan Tunggakan Pajak PPh Badan: Survey pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..………...i

LEMBAR PENGESAHAN………..ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………...iii

KATA PENGANTAR……….iv

ABSTRACT………………vii

ABSTRAK………viii

DAFTAR ISI………...ix

DAFTAR GAMBAR……….xiv

DAFTAR TABEL………...xv

DAFTAR LAMPIRAN……….xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian………...1

1.2 Identifikasi Masalah………7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………7

(4)

x Universitas Kristen Maranatha

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka………9

2.1.1 Pajak………..9

2.1.1.1 Pengertian Pajak………9

2.1.1.2 Tinjauan Pajak dari Berbagai Aspek………...12

2.1.1.3 Fungsi Pajak………14

2.1.1.4 Perbedaan Pajak dan Jenis Pungutan Lainnya………14

2.1.1.5 Kedudukan Hukum Pajak………...15

2.1.1.6 Hukum Pajak Formal dan Hukum Pajak Materiil…………...16

2.1.1.7 Pembagian Pajak Menurut Golongan,Sifat,dan Pemungutannya………...17

2.1.1.8 Perlawanan Terhadap Pajak………18

2.1.1.9 Asas-asas Pemungutan Pajak………..18

2.1.1.10 Cara Pemungutan Pajak………23

2.1.2 Penagihan dan Perlawanan Terhadap Pajak………...25

2.1.2.1 Urgensi Penagihan Pajak………25

2.1.2.2 Penagihan Pajak Secara Pasif dan Penagihan Pajak Secara Aktif………27

2.1.2.3 Pejabat dan Juru Sita Pajak……….29

2.1.2.4 Surat Paksa………..32

2.1.2.5 Prosedur Penagihan Pajak………...33

2.1.2.6 Penagihan Seketika dan Sekaligus………..36

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.1.2.8 Paksa Badan (Gijzeling).……….40

2.1.3 Pajak Penghasilan (PPh).………43

2.1.3.1 Pengertian Pajak Penghasilan……….43

2.1.3.2 Subjek Pajak………45

2.1.3.2.1 Subjek Pajak Dalam Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri………48

2.1.3.2.2 Tidak Termasuk Subjek Pajak………..49

2.1.3.3 Objek Pajak……….50

2.1.3.3.1 Penghasilan yang Termasuk Objek Pajak……….51

2.1.3.3.2 Penghasilan yang Tidak Termasuk Objek Pajak……..52

2.1.3.4 Cara Menghitung Pajak………...53

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian………70

3.1.1 Sejarah Singkat KPP………...70

3.1.2 Visi,Misi dari KPP Pratama Bojonagara Bandung……….73

3.1.2.1 Visi KPP Pratama Bojonagara Bandung………...73

3.1.2.2 Misi KPP Pratama Bojonagara Bandung………..73

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian……….………93

4.1.1 Mekanisme Penagihan Pajak………..93

4.1.2 Penjelasan Mengenai Mekanisme Penagihan Pajak………...94

4.2 Pengujian Instrumen Penelitian…..………..96

4.2.1 Uji Validitas………96

4.2.2 Metode Kuantitatif………101

4.2.3 Uji Reliabilitas………..102

4.2.4 Analisis Deskriptif Data Penelitian………...103

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

4.2.4.2 Variabel Peningkatan Pencairan Tunggakan Pajak (Y)…..113 4.2.5 Analisis Pengaruh Proses Penagihan Pajak oleh KPP (X) Terhadap

Peningkatan Pencairan Tunggakan Pajak (Y)……….122 4.2.5.1 Analisis Koefisien Korelasi………122 4.2.5.2 Analisis Persamaan Regresi Linier Sederhana…………...126 4.2.5.3 Analisis Koefisien Determinasi………..129 4.2.5.4 Pengujian Hipotesis (Uji-t)……….130 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……….132 5.2 Saran………...133 DAFTAR PUSTAKA………...xvii

LAMPIRAN

(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Prosedur Penagihan Pajak………...35

Gambar 2 Kerangka Pemikiran………68

Gambar 3 Struktur Organisasi KPP Pratama Bojonagara Bandung………75

Gambar 4 Diagram Tabel Variabel X………105

Gambar 5 Diagram Tabel Variabel Y………115

(9)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Operasional Variabel………..80

Tabel II Skor Kuisioner………81

Tabel III Rekapitulasi hasil uji validitas variabel X………..96

Tabel IV Tabel Penolong untuk uji validitas variabel X………97

Tabel V Rekapitulasi hasil uji validitas variabel Y………100

Tabel VI Rekapitulasi hasil uji reliabilitas kuesioner penelitian………..102

Tabel VII Variabel proses penagihan pajak oleh KPP (X)………104

Tabel VIII Pertanyaan no.1……….106

Tabel X Pertanyaan no 2……….106

Tabel XI Pertanyaan no 3……….107

Tabel XII Pertanyaan no 4……….108

Tabel XIII Pertanyaan no 5……….108

Tabel XIV Pertanyaan no 6……….109

Tabel XV Pertanyaan no 7……….110

Tabel XVI Pertanyaan no 8……….110

Tabel XVII Pertanyaan no 9……….111

Tabel XVIII Pertanyaan no 10..……….112

Tabel XX Pertanyaan no 11………...112

Tabel XXI Variabel peningkatan pencairan tunggakan pajak (Y) ……….114

(10)

xvi Universitas Kristen Maranatha

Tabel XXIII Pertanyaan no 13………...116

Tabel XXIV Pertanyaan no 14………...117

Tabel XXV Pertanyaan no 15………...118

Tabel XXVI Pertanyaan no 16………...118 Tabel XXVII Pertanyaan no 17………...119

Tabel XXVIII Pertanyaan no 18………...120

Tabel XXX Pertanyaan no 19………...120

Tabel XXXI Pertanyaan no 20………...121

Tabel XXXI Koefisien korelasi dan taksirannya………...122

(11)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Permohonan Mengadakan Penelitian………..135

Lampiran 2 Kertas Kerja Penelitian……….136

Lampiran 3 Lampiran Data………..138

Lampiran 4 Lampiran Perhitungan SPSS………140

Lampiran 5 Surat Keterangan Selesai Penelitian……….142

Lampiran 6 Surat Teguran………143

(12)

Bab I Pendahuluan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pajak merupakan komponen utama dalam penerimaan Negara sehingga sangat

mempengaruhi kehidupan dan pembangunan di Indonesia. Hingga saat ini berbagai

perubahan terjadi pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemerintah

mengeluarkan berbagai kebijakan dan peraturan baru dalam bidang perpajakan yang

ditujukan untuk mendukung pertumbuhan pembangunan dan juga pemerataan

pendapat dan akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(www.pajak.go.id )

Penerimaan dalam negeri terdiri dari dua macam yaitu penerimaan pajak dan

penerimaan bukan pajak. Penerimaan bukan pajak, seperti penerimaan dari minyak

dan gas yang sangat tergantung pada pasaran minyak dunia serta kebijakan OPEC,

begitu pula penerimaan dari ekspor non migas yang selalu dipengaruhi oleh Negara

tujuan ekspor dan Negara-negara pesaing seperti kuota impor. Salah satu usaha untuk

mewujudkan kemandirian suatu Negara dalam pembiayaan pembangunan Negara

tersebut adalah menggali sumber dana yang berasal dari penerimaan pajak. Pajak

dipungut dan digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi

kepentingan bersama. ( www.pajak.go.id )

Ciri dan corak tersendiri dari pemungutan pajak menurut Waluyo Wirawan B.

(13)

Bab I Pendahuluan

2 Universitas Kristen Maranatha

1. Bahwa pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian dan peran

serta wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan

kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan Negara dan

pembangunan nasional.

2. Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pemungutan pajak sebagai

pencerminan kewajiban dibidang perpajakan berada pada anggota masyarakat

wajib pajak sendiri. Pemerintah, dalam hal ini aparat perpajakan, sesuai

dengan fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan

pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan ketentuan yang

digariskan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan.

3. Anggota masyarakat wajib pajak diberi kepercayaan untuk dapat

melaksanakan kegotongroyongan nasional melalui system menghitung,

memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang

(Self Assesment), sehingga melalui sistem ini administrasi perpajakan

diharapkan dapat dilaksanakan dengan rapi, terkendali, sederhana, dan mudah

dipahami oleh anggota masyarakat wajib pajak.

Penerimaan pajak Negara sebagai sumber dana utama dalam melaksanakan

pembangunan antara lain, terdiri dari Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan

Nilai (PPN), Pajak atas Penjualan Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah Bangunan (BPHTB), penerimaan

(14)

Bab I Pendahuluan

3 Universitas Kristen Maranatha

Untuk itu pemerintah melakukan proses penagihan pajak untuk mengumpulkan

penerimaan Negara yang berupa pajak. Proses penagihan pajak adalah serangkaian

tindakan yang dilakukan oleh pihak Ditjen Pajak agar Wajib Pajak melunasi hutang

pajak dan biaya penagihan pajak. Utang pajak disini adalah pajak sebagaimana

tercantum dalam dokumen-dokumen yang menjadi dasar penagihan pajak.

Dokumen-dokuman tersebut adalah:

1. Surat Tagihan Pajak (STP)

2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)

3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)

4. Surat Keputusan Pembetulan

5. Surat Keputusan Keberatan

6. Putusan Banding, dan

7. Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih

harus dibayar bertambah. (

http://dudiwahyudi.com/pajak/ketentuan-umum-dan-tatacara-perpajakan/stp-penagihan.html )

Sesuai dengan Pasal 9 ayat (3) UU KUP, masing-masing dokumen-dokumen

pajak tersebut harus dilunasi satu bulan sejak tanggal diterbitkan. Dengan kata lain,

tanggal jatuh tempo dokumen-dokumen pajak tersebut adalah satu bulan sejak

tanggal diterbitkan. Apabila utang pajak yang tercantum dalam dokumen-dokumen

tersebut tidak dilunasi dalam jangka waktu satu bulan, maka proses penagihan pajak

mulai berjalan. Salah satu proses yang dilakukan oleh pihak aparat pajak adalah

dengan Surat Tagihan Pajak (STP), Bunga Penagihan untuk menagih bunga atas

(15)

Bab I Pendahuluan

4 Universitas Kristen Maranatha

Berdasarkan Pasal 19 UU KUP, Bunga Penagihan ini diterbitkan dalam hal-hal

sebagai berikut:

Pertama

Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang

Bayar Tambahan, serta Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,

Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak

yang masih harus dibayar bertambah, pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau

kurang dibayar, atas jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar itu dikenakan

sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk seluruh

masa, yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pelunasan atau

tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1

(satu) bulan.

Kedua

Dalam hal wajib pajak diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak

juga dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan

dari jumlah pajak yang masih harus dibayar dan bagian dari bulan dihitung penuh 1

(satu) bulan.

Ketiga

Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan menunda penyampaian Surat Pemberitahuan

Tahunan dan ternyata penghitungan sementara pajak yang terutang sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 ayat (5) kurang dari jumlah pajak yang sebenarnya terutang

(16)

Bab I Pendahuluan

5 Universitas Kristen Maranatha

per bulan yang dihitung dari saat berakhirnya batas waktu penyampaian Surat

Pemberitahuan Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3).

Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi

utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan,

melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa,

mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan,

menjual barang yang tela disita. ( www.id.wikipedia.org )

Penagihan pajak ada 2 macam, yaitu penagihan pasif dan penagihan aktif.

Penagihan pasif adalah penagihan pajak mulai dari dikeluarkannya Surat Ketetapan

Pajak Kurang Bayar (SKPKB) sampai dengan jatuh tempo dengan jangka waktu 1

bulan. Sedangkan penagihan aktif adalah kegiatan tindakan pelaksanaan penagihan

sejak tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan pengajuan permintaan

penetapan tanggal dan tempat pelelangan meliputi jangka waktu 58 hari.

Untuk itu pemerintah Republik Indonesia memandang perlu mengeluarkan

Undang-undang no 19 tahun 2000 tentang penagihan pajak dengan Surat Paksa. Dalam Undang-undang ini disebutkan, apabila seorang Wajib Pajak sudah

diinformasikan bahwa perhitungan pajaknya mengalami kekuarangan bayar tetapi

tidak juga dilunasi maka tindakan yang dapat dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) adalah melakukan penagihan pajak dengan Surat Paksa. Surat Paksa ini

mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan putusan

pengadilan pajak yang didalamnya terdapat kekuatan hukum yang tetap meskipun

(17)

Bab I Pendahuluan

6 Universitas Kristen Maranatha

Dengan terdapatnya peraturan-peraturan tentang tindakan penagihan pajak

dengan Surat Paksa di dalam Undang-undang, sudah barang tentu hal demikian itu

mempunyai akibat untuk mencegah adanya kehendak kepada pihak pembayar pajak

untuk tidak memenuhi kewajibannya. Agar dapat terjamin penerimaan pajak ke kas

Negara, maka dalam hal ini diadakanlah paksaan yang bersifat langsung, yaitu

dengan penyitaan dan pelelangan barang-barang orang yang berhutang pajak.

Undang-undang penagihan pajak ini diharapkan akan memberikan penekanan yang

lebih pada keseimbangan antara kepentingan masyarakat dan kepentingan Negara.

Keseimbangan kepentingan yang dimaksud berupa pelaksanaan hak dan kewajiban

oleh kedua belah pihak yang tidak berat sebelah atau tidak memihak, adil, serasi, dan

selaras dalam wujud tata aturan yang jelas dan sederhana serta memberikan kepastian

hukum.

Jurusita pajak adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang bertugas:

1. Melaksanakan Surat Penagihan Seketika dan Sekaligus

2. Memberitahukan Surat Paksa

3. Melaksanakan penyitaan atas barang Penanggung Pajak berdasarkan Surat

Perintah Melaksanakan Penyitaan; dan

4. Melaksanakan penyanderaan berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimanakan

pengaruh proses penagihan pajak dalam instansi perpajakan terhadap efektivitas

penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan. Oleh karena itu, penulis tertarik

(18)

Bab I Pendahuluan

7 Universitas Kristen Maranatha “Pengaruh Proses Penagihan Pajak PPh Badan Terhadap Peningkatan

Pencairan Tunggakan Pajak PPh Badan”

(Survey pada Kantor Pelayanan Pajak Bojonegoro Bandung)

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka

permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:

1. Bagaimana proses dan prosedur penagihan pajak terhadap pencairan

tunggakan pajak yang telah ditetapkan berdasarkan Undang-Undang

Perpajakan yang berlaku?

2. Seberapa besar pengaruh proses penagihan pajak terhadap peningkatan

pencairan tunggakan pajak PPh badan?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana proses dan prosedur penagihan pajak terhadap

pencairan tunggakan pajak yang telah ditetapkan berdasarkan

Undang-Undang Perpajakan yang berlaku.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh proses penagihan pajak terhadap

(19)

Bab I Pendahuluan

8 Universitas Kristen Maranatha

1.4Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Bagi Penulis

Dapat dijadikan sarana untuk mengaplikasikan konsep dan teori yang

diperoleh pada waktu kuliah terhadap fenomena yang ditemui pada objek

penelitian.

b. Bagi Kantor Pajak

Sebagai bahan evaluasi kinerja dan informasi terhadap pengambilan

keputusan.

c. Pihak Lain yang Berkepentingan

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan

untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan topik yang

(20)

123 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Setelah penulis mengadakan pembahasan mengenai Pengaruh Proses

Penagihan Pajak oleh KPP (X) terhadap Peningkatan Pencarian atas Tunggakan

Pajak (Y), maka penulis dalam bab ini akan memcoba menarik suatu kesimpulan dan

memberikan saran berdasarkan atas uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab

sebelumnya.

1. Proses dan prosedur penagihan pajak terhadap pencairan tunggakan pajak

yang telah ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku

sudah sangat baik, melihat dari hasil pengujian dan hasil survey oleh penulis

lewat penyebaran kuisioner.

2. Pengaruh proses penagihan pajak terhadap peningkatan pencairan tunggakan

pajak PPh badan yang telah diuji oelh penulis adalah berpengaruh sangat

besar, hal ini ditunjukkan oleh hasil pengujian sebagai berikut:

a.) Berdasarkan hasil analisis deskriptif data penelitian untuk variabel Proses

Penagihan Pajak oleh KPP (X) dapat disimpulkan bahwa tanggapan

responden tentang Proses Penagihan Pajak oleh KPP (X) termasuk dalam

kategori Baik.

b.) Berdasarkan hasil analisis deskriptif data penelitian untuk variabel

(21)

124 Universitas Kristen Maranatha

bahwa tanggapan responden tentang Peningkatan Pencarian atas Tunggakan

Pajak (Y) termasuk dalam kategori Baik.

c.) Berdasarkan keseluruhan pemaparan analisis perhitungan statistik pada uji

korelasi, koefisien determinasi, dan uji hipotesis, dapat diambil kesimpulan

bahwa, secara statistik, pengaruh Proses Penagihan Pajak oleh KPP (X)

telah terbukti mempunyai korelasi yang sangat kuat dan pengaruh yang

signifikan terhadap Peningkatan Pencarian atas Tunggakan Pajak (Y)

dengan kontribusi sebesar 93,57%, Sedangkan sisa kontribusi sebesar 6,43%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati oleh peneliti.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan diatas, berikut

saran dari penulis yang berkaitan dengan masalah yaitu sebagai berikut:

1. Melihat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa proses penagihan pajak

berpengaruh sangat signifikan terhadap peningkatan pencairan tunggakan

pajak, akan tetapi untuk lebih meningkatkan yang lebih baik lagi, peneliti

menyarankan agar pemberitahuan yang lebih jelas dan menyeluruh atas

sosialisasi dari pemerintah mengenai setiap perubahan peraturan

perundang-undangan pajak, dan penyuluhan tentang pentingnya pajak sebaiknya lebih

ditingkatkan lagi, seperti dengan cara mendatangi langsung wajib pajaknya

maupun dengan membuat selebaran tentang informasi perpajakan. Sehingga

penanggung pajak dapat menyadari kegunaan pajak, dan diharapkan dapat

membayar utang atau tunggakan pajaknya tepat pada waktunya, sehingga

(22)

125 Universitas Kristen Maranatha

2. Untuk peneliti selanjutnya yang tertarik dengan permasalahan serupa,

sebaiknya melakukan penelitian terhadap subjek lain yang lebih luas atau pun

hal lainnya yang mempunyai hubungan dengan pencairan tunggakan pajak,.

Diantaranya yaitu kinerja pengawas pajak dalam pengawasan kewajiban

perpajakan Wajib Pajak, kinerja ekstentifikasi perpajakan, dll. Selain itu bagi

peneliti selanjutnya yang tertarik dengan topic mengenai proses penagihan

pajak, penulis menyarankan untuk melakukan penelitian tidak hanya pada

satu KPP Pratama saja, sedangkan saat ini sudah terdapat banyak KPP

(23)

xviii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Masri Singarimbun et al. (1987). Metode Penelitian Survai. Edisi Revisi. Penerbit PT. Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta.

Waluyo. (2009). Perpajakan Indonesia. Edisi 8. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Djoko Mulyono. (2009). Tax Planning. Edisi Pertama. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Prof. DR. Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Prof. Dr. Jogiyanto H.M., M.B.A., Akt. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama. Penerbit BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta.

Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia. Edisi 10. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Moh. Nazir, Ph.D. (2009). Metodologi Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.

Yustinus Praswoto. (2009). Panduan Lengkap Pajak. Penerbit Raih Asa Sukses. Jakarta.

Prof. Dr. Mardiasmo, M.B.A.,Ak. (2009). Perpajakan Edisi Revisi 2009. Edisi XVI. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Ir.M.Iqbal Hasan,M.M.,(2002). Pokok-pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini akan mengungkapkan tentang : (1) Program pelaksanaan kegiatan KKG dalam meningkatkan kemampuan profesional guru di Gugus I Syahdan Hamis Kecamatan Tempuling

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar pada ranah kognitif siswa dengan menerapkan model pembelajaran

[r]

1) Setelah meninggalnya si terhukum, maka uang paksa yang telah ditetapkan dengan suatu jumlah tertentu untuk setiap jangka waktu, tidak berkekuatan hukum lagi, tetapi apabila

People may switch language in order to target or addressing different people in the study of why people do code mixing, it can be seen that Code mixing May occurred in

Siswa melafalkan sendiri kosakata sesuai gambar buah-buahan dan anggota tubuh yang ada dalam flashcard yang ditunjukkan Siswa bersama guru melakukan diskusi mengenai

Kemajuan disiplin ilmu yang berarti bahwa peneliti membutuhkan lebih banyak pengetahuan untuk membuat kemajuan yang signifikan, permintaan seringkali hanya bisa

In order to achieve this goal features such as normalized difference snow index (NDSI) and land surface temperature (LST) map were generated from optical and thermal data, and