• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan status sosial ekonomi orang tua dan persepsi siswa tentang SMA Budi Mulia dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia : studi kasus pada SMA Budi Mulia, Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan status sosial ekonomi orang tua dan persepsi siswa tentang SMA Budi Mulia dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia : studi kasus pada SMA Budi Mulia, Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir."

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

xi

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG

TUA DAN PERSEPSI SISWA TENTANG SMA BUDI MULIA

DENGAN MINAT SISWA BERSEKOLAH DI SMA BUDI

MULIA

Studi Kasus pada SMA Budi Mulia, Desa Sendangagung, Minggir, Sleman, Yogyakarta

Christina Rini Wulandari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia; (2) ada hubungan positif antara persepsi siswa tentang SMA Budi Mulia dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus di SMA Budi Mulia, Minggir pada bulan oktober 2008. Populasi dalam penelitiam ini adalah seluruh siswa SMA Budi Mulia yang berjumlah 20 siswa. Karena jumlah populasinya berada di bawah 100 maka penelitian ini merupakan penelitian populasi. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment dari pearson.

(2)

xii

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN SOCIAL ECONOMY

STATUS OF PARENTS AND CHILDREN’S PERCEPTION TO

STUDY IN BUDI MULIA HIGH SCHOOL

Case Study at Budi Mulia Senior High School, Sendangagung Village, Minggir, Sleman Recency Yogyakarta

Christina Rini Wulandari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The aims of the research are to find out (1) the positive correlation between social economy status of parents and the ir children’s interest to study in Budi Mulia Senior High School; (2) the positive correlation between students’ perception about Budi Mulia Senior High School and students’ interest to study in Budi Mulia Senior High School.

This research is a case study in Budi Mulia Senior High School, in Minggir village conducted in September 2008. The population of this research are 20 students of Budi Mulia Senior High School. Because the sum of the population is under 100, this research is called a population research. The data collection techniques are questioner and documentation. Data analysis technique is correlation of product moment from Pearson.

The results of the research indicate that (1) there is positive correlation between social economy status of parents and their children’s interest to study in Budi Mulia Senior High School (rxy = 0,019); (2) there is n’t positive correlation

(3)

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN

PERSEPSI SISWA TENTANG SMA BUDI MULIA DENGAN

MINAT SISWA BERSEKOLAH DI SMA BUDI MULIA

Studi Kasus pada SMA Budi Mulia, Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh : Christina Rini Wulandari

NIM : 041334038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN

PERSEPSI SISWA TENTANG SMA BUDI MULIA DENGAN

MINAT SISWA BERSEKOLAH DI SMA BUDI MULIA

Studi Kasus pada SMA Budi Mulia, Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh : Christina Rini Wulandari

NIM : 041334038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“PANGERAN teh Gusti pangangon

abdi, abdi moal kakirangan”

Tuhan adalah gembalaku takkan kekurangan aku

K upersembahkan Skripsi ini untuk:

v

Tuhan Y esus K ristus & B unda M aria

v

B apak FB .Gino dan I bu V . Suharyani

v

K akak-kakakku M as Eko dan M as H eru

v

M y L ittle B rother Antonius Ade K urnianto

v

B apil lan Alm. Simbok

v

Pakde, Om, Tante, dan Sepupu-sepupuku

v

Alm. M bokde W asikem dan Alm. Siwo M asiyem
(8)

v

MOTTO

D alam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka

mendatangkan kekurangan saja

(Amsal 14:23)

U ntuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit

ada waktunya.

(Pengkhotbah 3:1)

B erikan apa yang dibutuhkan orang lain, dan jangan berikan apa

yang tidak dibutuhkan.

(G. Wilwatika)

Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: M intalah, maka akan

diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah,

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 3 Desember 2008

(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Christina Rini Wulandari

Nomor Mahasiswa : 041334038

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN

PERSEPSI SISWA TENTANG SMA BUDI MULIA DENGAN

MINAT SISWA BERSEKOLAH DI SMA BUDI MULIA

Studi Kasus pada SMA Budi Mulia, Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan roya lti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 04 Januari 2009

Yang menyatakan

(11)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

a. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

b. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

c. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

d. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

(12)

viii

f. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si.dan Ibu Rita Eni Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberi kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

g. Segenap staff pengajar Program Studi Pendidik an Akuntansi atas ilmu yang telah diberikan melalui perkuliahan.

h. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu proses kelancaran dalam proses belajar selama ini.

i. Bapak Niko Kanti Raharjo selaku kepala sekolah SMA Budi Mulia, Minggir yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

j. Mas Taryono dan para guru SMA Budi Mulia yang telah membantu dalam kelancaran penelitian.

k. Seluruh keluargaku: Ayahnda tersayang Franciscus Borgias Gino dan Bunda tercinta Veronica Suharyani atas segala dukungan, doa, kasih sayang, dana dan kesabaran yang bapak dan ibu kasih sampai saat ini. Mas eko atas dukungan, doa dan proses pendewasaan. Mas heru atas segala bantuan, semangat, doa, perhatiaan dan aliran dananya, serta adekku tersayang Antonius Ade Kurnianto atas kenakalannya sehingga aku dapat menjadi lebih sabar dan dewasa. Bantuan dan dukungan yang Bapak, Ibu, Mas Eko, Mas Heru dan Anton berikan begitu berarti bagiku.

(13)

ix

lulus. Aku percaya simbok pasti tersenyum diatas sana. Terima kasih atas doa, kesabaran dan bantuan simbok selama simbok masih bersamaku).

m. Pakde Romo, Tante Nina Sabda, Om Paul, Tante Nina, Mbak Endok, Om Kelik, Om Ijud, Tante Ivone, Om Teguh, Bulek Sri, Oshi, Olie, Nikken, Pascalis, Irene, Via, Hero, Rio terima kasih atas doa, dukungan, semangat, keceriaan, kebersamaan, bimbingan dan doa restunya selama ini.

n. Sayangku Albertus Agung Haryoko yang selalu memberikan motivasi, doa, kasih sayang, kesabaran, perhatian dan cinta. Akhirnya aku lulus juga. Kita bisa wisuda bareng dunk.hehehehe. Aku Sayang Kamu.

o. Sahabat-sahabat terbaikku alumni Stella Duce 2: Rina, Yoan, Rian, Wiwid, Ludia, Elina, Manda, Mama Tya, Isti, Edita, dan Retha. Terima kasih untuk persahabatan yang hangat selama ini.

(14)

x

(makasih untuk bimbingannya), Nucky (sukses ya wat semua yang kamu buat. Ojo mbojo wae!!!hehehehe) terima kasih atas semua bantuan, perhatian, nasihat, dukungan, semangat dan persahabatan yang terjalin selama ini sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini. Bersama kalian hidupku menjadi lebih indah.

q. Teman-teman Kost 20B K’Afda, K’Indah, Ule, Isna, Camay, K’Ima, Ika makasih atas semua dukungan, cerita, canda tawa, dan kebersamaan dalam suka dan duka selama di kost

r. Teman-teman PAK’A dan PAK’B Pendidikan Akuntansi’04 atas kebersamaan selama proses perkuliahan yang menyenangkan di Universitas Sanata Dharma (aku sangat bahagia bersama kalian).

s. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 3 Desember 2008

(15)

xi

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG

TUA DAN PERSEPSI SISWA TENTANG SMA BUDI MULIA

DENGAN MINAT SISWA BERSEKOLAH DI SMA BUDI

MULIA

Studi Kasus pada SMA Budi Mulia, Desa Sendangagung, Minggir, Sleman, Yogyakarta

Christina Rini Wulandari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia; (2) ada hubungan positif antara persepsi siswa tentang SMA Budi Mulia dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus di SMA Budi Mulia, Minggir pada bulan oktober 2008. Populasi dalam penelitiam ini adalah seluruh siswa SMA Budi Mulia yang berjumlah 20 siswa. Karena jumlah populasinya berada di bawah 100 maka penelitian ini merupakan penelitian populasi. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment dari pearson.

(16)

xii

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN SOCIAL ECONOMY

STATUS OF PARENTS AND CHILDREN’S PERCEPTION TO

STUDY IN BUDI MULIA HIGH SCHOOL

Case Study at Budi Mulia Senior High School, Sendangagung Village, Minggir, Sleman Recency Yogyakarta

Christina Rini Wulandari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The aims of the research are to find out (1) the positive correlation between social economy status of parents and the ir children’s interest to study in Budi Mulia Senior High School; (2) the positive correlation between students’ perception about Budi Mulia Senior High School and students’ interest to study in Budi Mulia Senior High School.

This research is a case study in Budi Mulia Senior High School, in Minggir village conducted in September 2008. The population of this research are 20 students of Budi Mulia Senior High School. Because the sum of the population is under 100, this research is called a population research. The data collection techniques are questioner and documentation. Data analysis technique is correlation of product moment from Pearson.

The results of the research indicate that (1) there is positive correlation between social economy status of parents and their children’s interest to study in Budi Mulia Senior High School (rxy = 0,019); (2) there is n’t positive correlation

(17)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR... xviii

DAFTAR LAMPIRAN... xix

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah... 4

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB. II KAJIAN TEORITIK... 7

A. Kajian Teoritik ... 7

1. Minat ... 7

2. Pengertian pendidikan menengah... 13

3. Prasarana dan Sarana Pendidikan... 15

4. Biaya Sekolah... 17

(18)

xiv

6. Tamat Sekolah... 20

7. Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 21

8. Persepsi... 29

B. Kerangka Teoritis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN... 36

A. Jenis Penelitian... 36

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

C. Subjek dan Objek Penelitian... 37

D. Populasi dan Sampel ... 38

E. Operasionalisasi Variabel ... 39

F. Teknik Pengumpulan Data ... 46

G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 46

H. Teknik Analisis Data ... 52

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 59

A. Identitas Sekolah... 59

B. Sejarah singkat berdirinya SMA Budi Mulia ... 59

C. Visi dan Misi SMA Budi Mulia ... 60

D. Dasar Semangat SMA Budi Mulia... 60

E. Tujuan institusional SMA Budi Mulia ... 60

F. Kurikulum SMA Budi Mulia ... 61

G. Fasilitas yang dimiliki SMA Budi Mulia ... 61

H. Sumber Daya Manusia SMA Budi Mulia ... 63

I. Daftar peserta didik SMA Budi Mulia ... 64

J. Data jumlah kelulusan SMA Bud i Mulia selama lima tahun terakhir ... 64

K. Struktur Organisasi Sekolah ... 65

L. Uraian Tugas dan Tangung Jawab Masing-Masing Divisi ... 66

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 76

(19)

xv

B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 85

C. Pengujian Hipotesis... 88

D. Pembahasan... 90

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN... 93

A. Kesimpulan... 93

B. Keterbatasan... 94

C. Saran... 94

DAFTAR PUSTAKA

(20)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data jumlah siswa SMA Budi Mulia selama lima tahun terakhir ... 2

Tabel 1.2 Data jumlah penduduk desa Sendangagung selama lima tahun terakhir ... 3

Tabel 3.1 Pengembangan variabel minat ... 40

Tabel 3.2 Penskoran variabel minat ... 41

Tabel 3.3 Pengklasifikasian tingkat pendidikan orang tua siswa ... 42

Tabel 3.4 Pengklasifikasian jenis-jenis pekerjaan orang tua siswa ... 42

Tabel 3.5 Pengkategorian tingkat penghasilan orang tua siswa ... 43

Tabel 3.6 Fasilitas Keluarga ... 43

Tabel 3.7 Pengembangan variabel persepsi siswa ... 45

Tabel 3.8 Penskoran variabel persepsi siswa ... 46

Tabel 3.9 Hasil perhitungan uji validitas I ... 48

Tabel 3.10 Hasil perhitungan uji validitas II ... 49

Tabel 3.11 Kriteria Penilaian Reliabilitas ... 51

Tabel 3.12 Pedoman penilaian koefisien korelasi ... 55

Tabel 3.13 Interpretasi nilai koefisien ... 57

Tabel 4.1 Daftar SDM DI SMA Budi Mulia... 63

Tabel 4.2 Daftar peserta didik DI SMA Budi Mulia... 64

Tabel 4.3 Data jumlah kelulusan SMA Budi Mulia selama empat tahun terakhir ... 64

(21)

xvii

Tabel 5.2 Deskripsi tingkat pendidikan ayah ... 77

Tabel 5.3 Deskripsi tingkat pendidikan ibu... 77

Tabel 5.4 Deskripsi jenis pekerjaan pokok ayah... 78

Tabel 5.5 Deskripsi jenis pekerjaan pokok ibu ... 78

Tabel 5.6 Deskripsi pendapatan ayah ... 79

Tabel 5.7 Deskripsi pendapatan ibu... 80

Tabel 5.8 Deskripsi fasilitas khusus yang dimiliki keluarga... 80

Tabel 5.9 Deskripsi fasilitas khusus ... 83

Tabel 5.10 Deskripsi persepsi siswa mengenai SMA Budi Mulia ... 84

Tabel 5.11 Deskripsi minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia ... 85

Tabel 5.12 Tabel uji normalitas... 86

(22)

xviii

DAFTAR GAMBAR

(23)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

(24)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan di Indonesia mengenal tiga jenjang pendidikan, yaitu pendidikan dasar (SD / MI / Paket A dan SLTP / MTs / Paket B), pendidikan menengah (SMU / MA, SMK), dan pendidikan tinggi (www.smka-smr.sch.id).

Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang bertujuan untuk menumbuhkan minat, mengasah kemampuan pikir, olah tubuh dan naluri. Sedangkan pendidikan menengah adalah pendidikan yang lebih mengarah kepada persiapan kerja dan lanjut ke PT (UU 50 dalam http://murniramli.wordpress.com/2008/06/23/pendidikan dasar dan pendidikan menengah) .

(25)

perkembangan serta kehidupan masyarakat, kehidupan kelompok dan kehidupan setiap individu.

Namun dalam kenyataannya banyak jenjang pendidikan yang kekurangan jumlah siswa atau peserta didik. Hal ini semakin diperkuat dengan adanya beberapa pemberitaan di media yang memberitakan tentang permasalahan kekurangan siswa dalam lembaga pendidikan, salah satunya dalam surat kabar harian Kedaulatan Rakyat pada tanggal 17 juli 2008, dikatakan bahwa banyak sekolah kekurangan siswa “SDN Kedungdowo Hanya Punya 2 Siswa Baru”. Permasalahan yang sama juga dialami oleh SMA Budi Mulia, sudah beberapa tahun terakhir ini SMA Budi Mulia kekurangan siswa. Adapun data jumlah siswa selama lima tahun terakhir adalah:

Tabel 1.1

Data jumlah siswa SMA Budi Mulia Selama 5Tahun terakhir

Tahun Ajaran Jumlah Siswa Secara Keseluruhan

2004 – 2005 22

2005 – 2006 22

2006 – 2007 21

2007 – 2008 18

2008 – 2009 20

Sumber : Arsip jumlah siswa yang dimiliki sekolah

(26)

Tabel 1.2

Data Jumlah Penduduk Sendangagung Selama 5 Tahun Terakhir

Tahun Jumlah Penduduk Usia SMA

2004 472

2005 561

2006 365

2007 402

2008 522

Sumber: Data Monografi Desa Sendangagung.

Dengan adanya kenyataan tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui sebenarnya apa yang menyebabkan jumlah siswa di SMA Budi Mulia sedikit atau di bawah standar, padahal jumlah penduduk daerah sekitar jumlahnya cukup banyak. Mengapa penduduk daerah sekitar tidak berminat bersekolah di SMA Budi Mulia.

Banyak faktor yang behubungan dengan minat yaitu sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin, intelegensi, latar belakang ekonomi, minat orang tua dan juga teman sebaya.

Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia, dan apakah ada hubungan antara persepsi siswa tentang SMA Budi Mulia dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia.

(27)

B. Batasan Masalah

Banyak faktor yang berhubungan dengan minat. Faktor- faktor tersebut antara lain: status sosial ekonomi orang tua, prestasi, sikap, bakat, jenis kelamin, lingkungan belajar, dan teman sebaya. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya akan memfokuskan pada:

1. Hubungan status sosial ekonomi orang tua siswa SMA Budi Mulia dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia.

2. Hubungan persepsi siswa tentang SMA Budi Mulia dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan positif status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia, Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta?

(28)

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia, Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

2. Hubungan persepsi siswa tentang SMA Budi Mulia dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia, Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa lain, sehingga dapat menambah pengetahuan tentang hubungan status sosial ekonomi orang tua, dan persepsi siswa tentang SMA Budi Mulia dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia.

2. Bagi SMA Budi Mulia

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan jumlah siswa di SMA Budi Mulia, Minggir.

3. Bagi Peneliti

(29)
(30)

7

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Kajian Teoritik

1. Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan pilihan seseorang. Selain itu, minat juga merupakan salah satu faktor yang penting untuk kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan yang disertai dengan minat, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak berminat sebelumnya.

Minat adalah kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu (Winkel, 1991 : 533). Minat akan mengarahkan tindakan individu terhadap suatu objek atas dasar rasa senang dan tidak senang (Sukardi, 1988: 62). Pendapat lain juga dikemukakan oleh Bimo Walgito (1977: 38), yang menyatakan minat merupakan suatu keadaan di mana seseorang menaruh perhatian terhadap suatu objek disertai dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan objek itu.

(31)

Berbicara tentang minat, munculnya tidak terbentuk secara tiba-tiba, melainkan terbentuk dan berkembang melalui proses pendidikan, proses sosialisasi, dan proses interaksi di sekolah, di masyarakat, dan didalam keluarga.

Kemampuan peserta didik dan pengalaman belajar yang berbeda-beda pada peserta didik akan menimbulkan minat yang bervariasi. Peserta didik juga mempunyai obyek minat yang berbeda-beda antara lain minat pada sekolah, minat pada pekerjaan di masa mendatang dan lainnya. Adapun bahaya perkembangan minat antara lain interprestasi kesenangan sementara sebagai minat, pengaruh teman sebaya, minat berdasarkan konsep yang tidak realistik dan bobot emosional yang negatif terhadap minat tertentu dan sebagainya.

Menurut Giartama (1990 : 6), minat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

a. Secara intrinsik

Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin dan intelegensi.

1) Sikap

(32)

sedangkan afeksi negatif adalah yang tidak menyenangkan. Dengan demikian objek dapat menimbulkan berbagai macam sikap.

2) Persepsi

Persepsi merupakan proses yang meliputi penginderaan terhadap rangsang, pengorganisasian rangsang, dan penafsiran rangsang sehingga ind ividu mengerti rangsang yang diinderanya.

Ada tiga komponen dalam persepsi yaitu: seleksi, interpretasi, dan reaksi. Makna informasi bagi individu yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Hal ini tergantung dari ketiga komponen persepsi. Dengan adanya perbedaan seleksi, maka dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda pula, sehingga reaksi yang timbul tergantung dari interpretasi yang ada (Bimo Walgito, 1994:53). 3) Prestasi belajar

(33)

4) Bakat

Bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian umum adalah kelebihan atau keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain. (http://www.e-psikologi.com /dewasa/170406.htm)

5) Jenis kelamin

Laki- laki biasanya lebih bersungguh-sungguh dalam hal pekerjaan dibandingkan dengan perempuan yang kebanyakan memandang pekerjaan sebagai pengisi waktu sebelum menikah.

Laki- laki menginginkan pekerjaan yang menarik dan menggairahkan tanpa memperhatikan kemampuan yang dituntut oleh pekerjaan atau oleh kesempatan yang ada untuk memperoleh pekerjaan. Mereka juga menginginkan pekerjaan yang bermartabat tinggi, sekalipun bayarannya lebih sedikit daripada berbagai kegiatan yang tidak terlampau bergengsi. Banyak laki- laki dari keluarga yang statusnya rendah, berharap mancapai status sosial yang lebih tinggi melalui pekerjaan. Pada umumnya perempuan memilih pekerjaan yang memberikan rasa aman dan yang tidak banyak menuntut waktu. Dalam memilih pekerjaan, biasanya perempuan menekankan unsur melayani orang lain seperti

(34)

6) Intelegensi

Dalam buku pengantar psikologi umum, intelegensi adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya ( kamus pedagogik, 1953). Intelegensi masing- masing individu berbeda-beda, karena perbedaan tersebut maka individu satu dengan yang lain tidak sama kemampuannya dalam memecahkan sesuatu persoalan yang dihadapi (Bimo Walgito,1994:133).

b. Secara ekstrinsik

Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu. Minat ekstrinsik timbul antara lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya.

1) Latar belakang ekonomi

Apabila status ekonomi baik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya, kalau status ekonomi buruk atau kurang baik karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.

2) Minat orang tua

(35)

orang tua dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama (Elizabeth B. Hurlock, 1997:235).

3) Minat teman sebaya

Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep teman-teman mengenai dirinya. Kedua, ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok. Teman sebaya memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan pola kepribadian remaja, karena remaja lebih sering berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku lebih besar daripada keluarga (Elizabeth B. Hurlock, 1997:235). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Winarno Suracmad (1978 : 84) yang menyatakan bahwa, minat dipengaruhi oleh jenis kelamin, kesempatan, lingkungan dan apa saja yang menjadi minat teman sebayanya.

(36)

2. Pengertian Pendidikan Menengah

Sebelum peneliti menjabarkan pengertian Pendidikan Menengah, maka akan dijabarkan terlebih dahulu mengenai maksud dari pendidikan. Pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk mengembangkan sumber daya manusia. Antara mendidik dan pendidikan keduanya saling berkaitan. Istilah mendidik merupakan suatu tindakan atau kegiatan. Tindakan atau kegiatan mendidik ini melibatkan pendidik disatu pihak serta terdidik dipihak yang lain. Dalam hubungan tersebut, terjadi komunikasi antara dua orang atau lebih. Untuk lebih menguatkan pendapat tersebut akan diungkapkan beberapa pendapat tentang pendidikan.

Fudyartanto (1977: 23) mengatakan bahwa “pendidikan merupakan proses membawa perubahan kelakuan manusia dalam pengetahuan, cara berfikir, kecakapan dan perasaan atau sikap mental”. Selain itu, Muhadjir (1975: 11) berpendapat pendidikan adalah “membimbing anak menuju kedewasaan oleh seseorang yang bertanggung jawab”.

Menurut Dra. I.L Pasaribu dan Drs. B. Simandjuntak S.H. (1982: 7), pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja, sistematik untuk mendorong, membantu dan membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya serta mengubah diri sendiri dari kualitas yang satu ke kualitas yang lebih tinggi.

(37)

perbuatan pendidikan. Dengan kata lain, intisari dari perbuatan mendidik adalah pemanusiaan manusia muda.

Lebih jauh dikatakan, bahwa pendidikan mempersiapkan agar generasi mendatang semakin mantap dan siap, dibekali ilmu pengetahuan serta keterampilan dan kemampuan jiwa maupun jasmani untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab.

Untuk menyiapkan generasi tersebut, maka sekolah merupakan salah satu jalannya. Sekolah adalah sekolah formal mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi termasuk SLTP terbuka, dan sekolah kejuruan yang dikelola oleh lembaga pemerintah selain Depdiknas (BPS,2006: 15). Jalan lain yang juga berkontribusi terhadap penyiapan generasi yang baik adalah keluarga. Namun dalam hal ini, peneliti hanya menyoroti pendidikan sekolah. Melalui pendidikan di sekolah, seseorang benar-benar diajarkan tentang berbagai macam bidang yang dapat menambah pengetahua nnya yang tidak bisa didapat didalam keluarga karena keterbatasan yang dimiliki.

Pengertian sekolah menurut Oemar Hamalik (2004: 23) adalah lembaga pendidikan yang bertanggung jawab melaksanakan fungsi pendidikan. Adapun fungsi pendidikan antara lain:

(38)

Sekolah berdasarkan tingkatannya dibedakan menjadi beberapa jenis, di antaranya adalah sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah menengah atas. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah Atas termasuk dalam pendidikan menengah. Pendidikan menengah adalah pendidikan untuk anak-anak yang berusia 13 sampai 18 tahun. Untuk umur anak SLTP biasanya berkisar antara 13-15 tahun, dan untuk anak SMA umurnya berkisar antara 16-18 tahun.

Berdasarkan Undang-Undang No. 4 tahun 1950 pasal 7 ayat 3 pendidikan menengah, diterangkan bahwa “Pendidikan dan pengajaran menengah bermaksud melanjutkan dan meluaskan pendidikan yang diberikan di sekolah rendah untuk mengembangkan cita-cita hidup serta membimbing kesanggupan murid sebagai anggota masyarakat, mendidik tenaga-tenaga ahli dalam pelbagai lapangan khusus sesuai dengan bakat masing- masing dan kebutuhan masyarakat dan atau mempersiapkannya bagi pendidikan dan pengajaran tinggi”.

Pendidikan menengah pada hakikatnya merupakan pendidikan yang memberikan kepandaian dan keahlian pada siswa atau seseorang yang berumur 13-18 tahun sebagai persiapan dalam menghadapi dan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi atau pendidikan tinggi.

3. Prasarana dan Sarana Pendidikan

(39)

melakukan upaya perbaikan mutu pendidikan. Dari segi mutu pendidikan, posisi Indonesia jauh tertinggal dengan negara- negara lain. Rendahnya mutu pendidikan disebabkan oleh empat faktor yaitu jumlah dan kualitas guru yang belum memadai serta penyebarannya yang belum merata, kondisi sarana dan prasarana, anggaran pendidikan yang jumlahnya sangat terbatas sehingga sebagian besar sekolah dan perguruan tinggi biaya operasionalnya di bawah standar dan proses pembelajaran yang belum efektif karena kurikulum yang terlalu terstruktur dengan beban yang terlalu banyak (Jurnal Pendidikan, 2006, dalam BPS, 2006: 22)

(40)

sarana pendidikan. Jadi yang tergolong sebagai sarana pendid ikan adalah segala perlengkapan yang secara langsung digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar.

4. Biaya sekolah

Biaya sekolah dapat juga diartikan sebagai biaya pendidikan, karena sekolah merupakan bagian kecil dari pendidikan. Biaya pendidikan diartikan sebagai jumlah uang yang dihasilkan dan dibela njakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan sekolah, yang mencakup gaji guru, peningkatan kemampuan profesional guru, pengadaan sarana ruang belajar, perbaikan ruang belajar, pengadaan perabotan/mebeler, pengadaan alat-alat pengajaran, pengadaan buku-buku pelajaran, alat tulis kantor, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan pengelolaan pendidikan.

Biaya pendidikan juga dapat didefinisikan sebagai nilai rupiah dan seluruh sumber daya (input) yang digunakan untuk suatu kegiatan pendidikan. Sedangkan menurut Abbas Ghozali, dkk (2004, dalam Statistik pendidikan 2006: 29) biaya satuan pendidikan (BSP) yang ditanggung orang tua/siswa adalah nilai uang dari segala sumber daya yang disediakan oleh orang tua untuk memperoleh pendidikan anak di sekolah/ madrasah.

(41)

a. Biaya investasi yang meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia dan modal kerja tetap.

b. Biaya operasi yang meliputi gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta tunjangan yang melekat pada gaji, bahan atau peralatan habis pakai dan biaya operasi tidak langsung seperti daya (listrik), air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan sebagainya.

c. Biaya personal yaitu biaya yang dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran.

Biaya yang dikeluarkan oleh rumah tangga dalam menyekolahkan anaknya meliputi antara lain biaya pendaftaran, SPP, buku panduan/diktat, alat tulis dan perlengkapan sekolah, praktikum/keterampilan, evaluasi/ujian, bahan penunjang mata pelajaran, seragam sekolah dan olah raga, transportasi, kursus di sekolah dan karyawisata (BPS: 2006: 29).

Banyaknya rincian pengeluaran pendidikan dan tingkat kualitas pendidikan mengakibatkan dana yang dikeluarkan akan semakin besar. Begitu juga dengan jenjang pendidikan, semakin tinggi jenjang pendidikan semakin besar biaya yang dikeluarkan orang tua/siswa.

(42)

status sosial ekonomi orang tua mempengaruhi seorang anak masuk ke suatu lembaga pendidikan tertentu. Anak yang berasal dari keluarga yang status sosialnya rendah mempunyai kesempatan yang lebih kecil untuk sekolah daripada anak yang berasal dari keluarga yang status sosial ekonominya tinggi. Orang tua yang status sosial ekonominya tinggi akan sanggup membayar biaya pendidikan (SPP) kepada sekolah berapapun besarnya meskipun anak yang disekolahkan jumlahnya banyak. Di sisi lain, orang tua yang status sosial ekonominya rendah akan merasa terbebani dengan besarnya SPP yang harus dibayarkan kepada sekolah apalagi jika anak yang harus disekolahkan jumlahnya banyak. Kondisi semacam ini menyebabkan anak yang berasal dari golongan miskin yang disekolahkan jumlahnya hanya sedikit. Lebih lanjut, situasi ini mengakibatkan jumlah siswa yang bersekolah di suatu lembaga pendidikan tertentu jumlahnya sedikit, karena para orang tua yang status sosial ekonominya rendah hanya sanggup menyekolahkan anaknya pada suatu lembaga pendidikan tertentu dengan biaya pendidikan (SPP) yang rendah.

5. Pengertian Proses Belajar Mengajar

(43)

Sedangkan belajar menurut Muhibbin (1995: 88) adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan pendidikan. Jadi proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai tahapan yang harus dipenuhi dengan cara memberikan bantuan positif kepada anak agar terjadi perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya.

Proses belajar mengajar ini akan terjadi bila di dalamnya terdapat kegiatan belajar dan mengajar. Didalam kegiatan belajar mengajar ini terjadi interaksi antara guru dan siswa. Sebelumnya terjadi interaksi perlu diperhatikan bentuk pengajaran yang digunakan, fasilitas penunjang, pengalaman siswa, dan kecakapan guru sendiri (Samana, dalam Tri Wahyu Sigit Nugraha,1997: 9).

6. Tamat Sekolah

(44)

Tamat sekolah adalah telah menyelesaikan pelajaran pada kelas/tingkat terakhir suatu jenjang pendidikan di sekolah negeri maupun di sekolah swasta dengan mendapatkan tanda tamat/ijasah (Biro Pusat Statistik,2006: 15). Jika prestasi belajar siswa di suatu lembaga pendidikan tersebut semakin banyak siswa yang lulus/tamat (sarana prasarana, fasilitas, mutu, dan proses belajar mengajar baik) maka akan semakin banyak siswa yang sekolah di sekolah tersebut, dan sebaliknya semakin sedikit siswa yang lulus/banyak yang tinggal kelas (sarana prasarana, fasilitas, mutu, dan proses belajar mengajar kurang baik), maka akan semakin sedikit pula siswa yang sekolah di lembaga pendidikan tersebut.

7. Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Stratifikasi sosial (kelas sosial) merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkatan-tingkatan orang didalam suatu masyarakat dengan anggota masyarakat lain. Tingkatan-tingkatan ini nantinya akan menghasilkan suatu hierarkis berupa kelompok status sosial yang tinggi dan rendah.

(45)

digunakan sebagai suatu ukuran relatif yang baik adalah ditentukan oleh nilai- nilai yang ditekankan pada masyarakat tersebut.

Status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok. Status ekonomi merupakan kombinasi dari status sosial dan status ekonomi yang dimiliki seseorang (orang tua siswa) dalam suatu kelompok masyarakat. Soerjono Sukanto (1990: 263) mengatakan bahwa status sosial adalah tempat orang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestise, dan hak serta kewajiban-kewajibannya.

Puspito (1989: 103) menyatakan bahwa kedudukan atau status sosial adalah tempat yang diambil seseorang dalam masyarakat. Tempat yang di maksud adalah kedudukan secara sosio kultural dengan lokasi didalam pikiran orang atau kelompok orang yang tinggal dalam satuan budaya tersebut.

Kedudukan seseorang dalam masyarakat akan mempengaruhi kegiatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, kedudukan sosial ekonomi juga akan mempengaruhi seseorang untuk menuntut ilmu dan mempersiapkan serta melihat masa depannya.

(46)

herman Yoseph Sarjimin,2005). Hal ini diartikan bahwa keluarga yang mendapatkan fasilitas, lebih banyak berpeluang untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi pula. Dengan adanya perbedaan dalam hal kemampuan, sebagai akibat perbedaan situasi sosial, maka di sini sekolah dihargai bukan karena nilai pendidikannya saja tetapi sebagai simbol status sosial masyarakat.

Sementara itu, Mulyanto Sumardi (1985: 2) mengatakan bahwa kebutuhan hidup manusia erat kaitannya dengan kebutuhan moral maupun material, baik kebutuhan penting maupun tidak sesuai dengan kemampuan mereka. Menurut Samir Radwan dan Torkel Alfthan (1978: 198) keperluan minimum dari seorang individu atau rumah tangga adalah makan, pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan, air dan sanitasi, transportasi dan partisipasi. Untuk me ncukupi kebutuhan tersebut keadaan ekonomi keluarga memegang peranan yang sangat penting.

(47)

mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan kemampuannya daripada anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya rendah. Jadi seorang siswa untuk bisa memasuki suatu sekolah dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi orang tuanya, dan dengan adanya hal ini, maka akan mempengaruhi seseorang atau siswa dalam pemilihan sekolahnya.

Untuk mengukur status sosial ekonomi orang tua, dapat dilihat melalui:

a. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Orang tua adalah setiap orang yang bertanggungjawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga yang dalam kehidupan sehari- hari lazim disebut bapak ibu. Sedangkan tingkat pendidikan orang tua maksudnya adalah tingkat pendidikan formal yang berhasil dicapai orang tua.

Ada beberapa pengertian pendidikan formal yaitu pendidikan yang bentuknya telah terstruktur secara hierarki, bertingkat-tingkat secara kronologis dalam sistem pendidikan.

(48)

b. Jenis Pekerjaan

Bekerja adalah menjalankan suatu kegiatan yang menghasilkan sesuatu, dalam hal ini adalah upah atau gaji tertentu pada setiap bulan, minggu, ataupun hari. Bekerja dapat diseluruh kantor ataupun luar ruangan serta memiliki majikan atau tidak sama sekali. Menurut Biro Pengembangan Sosial Budaya (1973: 12) pekerjaan dibedakan atas: 1) Pekerjaan pokok

Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang sebagai sumber utama dari penghasilan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari. Sifat pekerjaan ini adalah tetap. Apabila penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidak atau belum mencukupi untuk keperluan hidupnya, maka perlu diusahakan adanya penghasilan lain di luar, yaitu penghasilan tambahan atau sampingan.

2) Pekerjaan sampingan atau sambilan

(49)

Yang di maksud dengan jenis pekerjaan dalam penelitian ini adalah pekerjaan yang ditekuni orang tua siswa setiap harinya. Spillane (1982: 14) mengelompokkan pekerjaan atau jabatan dalam 9 golongan sebagai berikut:

a) Golongan A - Mandor - Pedagang - Pegawai Kantor - Pegawai Sipil ABRI - Pemilik

Perusahaan/Toko/Pabrik/ Perikanan

- Pemilik Bus/Colt - Penggarap Tanah - Pengawas Keamanan - Petani Pemilik

Tanah - Peternak - Tuan Tanah b) Golongan B

- Buruh Nelayan - Buruh Tani

- Petani Kecil - Penebang Kayu c) Golongan C

- ABRI (Tamtama s/d Bintara) - Guru SD

- Kepala Bagian

- Kepala Kantor Pos (Cabang) - Manager Perusahaan Kecil - Pamong Praja

- Pegawai Badan Hukum

- Pegawai Negeri (gol. Ia s/d Id) - Supervisor/Pengawas

d) Golongan D

- Meninggal Dunia - Pensiunan

- Tidak Mempunyai Pekerjaan Tetap e) Golongan E

- Guru (SLA, SLP) - Jururawat

- Pekerjaan Sosial - Kepala sekolah - Kantraktor Kecil - Wartawan

- Pegawai Negeri (gol. Iia s/d Iid) - Perwira ABRI

(Letnan II, Letnan I dan Kapten)

f) Golongan F

(50)

g) Golongan G - Ahli Hukum

- Ahli Ilmu Tanah/Ahli Ukur Tanah

- Apoteker - Arsitek - Dokter

- Dosen/Guru Besar - Gubernur

- Insinyur

- Kepala Kantor Pos (Pusat) - Kontraktor Besar

- Manager Perusahaan - Menteri

- Pegawai Negeri (gol. IIa ke atas) - Pengarang

- Peneliti - Penerbang - Perwira ABRI

(Mayor s/d Jendral) - Walikota/Bupati h) Golongan H

- Pembantu - Penjual Keliling - Tukang Cuci i) Golongan I

- Artis/Seniman - Buruh Tetap - Montir

- Pandai Besi/Emas/Perak - Penjahit

- Penjaga - Supir Bus/Colt - Tukang Kayu - Tukang Listrik - Tukang Mesin

c. Tingkat Pendapatan Orang Tua

(51)

Pendapatan orang tua didefinisikan sebagai keseluruhan penerimaan orang tua dari pekerjaan pokok yang merupakan gaji atau upah tetap yang diterima setiap bulan serta penerimaan dari pekerjaan tambahan atau sampingan serta penerimaan lain yang dinilai dengan uang.

Adapun yang di maksud dengan pendapatan atau penghasilan keluarga adalah balas jasa atau balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atas jasa-jasa atau sumbangan seseorang terhadap proses produksi. Sumber-sumber dari pendapatan atau penghasilan antara lain:

1) Usaha sendiri atau wiraswasta misalnya berdagang, berternak atau mengerjakan sawah.

2) Kerja pada orang lain misalnya bekerja kantor ataupun di perusahaan sebagai karyawan pemerintah ataupun swasta.

3) Hasil dari milik sendiri, misalnya penerimaan sewa rumah, bunga dari pinjaman uang.

Penghasilan keluarga yang berupa uang ataupun barang, misalnya tunjangan beras atau fasilitas lain. Selain dari sumber penghasilan tersebut di atas masih ada penerimaan pendapatan yang lainnya, misalnya berupa:

1) Uang pensiun,

(52)

Penghasilan keluarga yang berupa uang masuk pada atau oleh keluarga ini sebagian besar dipergunakan atau dibelanjakan lagi, dimana sebagian dari penghasilan ini digunakan untuk kebutuhan konsumsi. Walaupun demikian pengeluaran tiap rumah tangga atau keluarga sangat-sangat berbeda.

Besarnya jumlah pengeluaran rumah tangga atau keluarga ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1) Besarnya jumlah penghasilan yang masuk 2) Besarnya jumlah anggota keluarga

3) Tingkat kebutuhan hidup

4) Lingkungan sosial ekonomi keluarga

5) Kebijakan dalam pengelolaan atau mengendalikan keuangan d. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi adalah suatu kondisi kemampuan keuangan yang ada pada masyarakat dalam hal ini khususnya kondisi ekonomi keuangan yang dimiliki oleh sebuah keluarga. Pendapatan keluarga, keadaan ekonomi keluarga dalam masyarakat berada dalam kelas yang berbeda-beda.

8. Persepsi

(53)

menghasilkan penafsiran pengalaman. Pengalaman dapat dipahami dengan melihatnya sebagai suatu proses individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan-kesan atau pengalaman-pengalaman sensorinya dalam usahanya memberikan suatu makna atau arti tertentu pada lingkungan (Siagian, 2004: 100). Hal yang senada juga diungkapkan Suharnan (2005: 23) yang menyatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses menginterpretasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui sistem alat indera manusia.

Persepsi juga dapat didefinisikan sebagai proses yang mengorganisir dan menggabungkan data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri (Davidoff, 1988: 232). Sedangkan Thoha (1988: 138) menyatakan bahwa persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif ya ng dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkunga nnya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan perasaan maupun penciuman.

Dengan demikian dalam proses persepsi, seseorang dapat mengorganisasikan input yang kompleks dan bervariasi yang diterima oleh panca indera. Jadi dapat disimpulkan persepsi adalah cara pandang seseorang dalam menilai obyek yang ada di sekitarnya sehingga dapat memotivasi seseorang dalam bertindak.

(54)

a. Perhatian yang Selektif

Setiap saat individu berinteraksi dengan lingkungan. Interaksi dengan lingkungan mempengaruhi individu untuk menerima rangsang dari dunia sekitar. Rangsang atau stimulus yang diterima individu sangatlah beragam. Hal ini mendorong individu hanya memusatkan perhatian pada rangsang-rangsang tertentu. Perhatian sebagai langkah persiapan dalam persepsi merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu terhadap suatu obyek atau sekumpulan obyek (Walgito, 2004: 98). Perhatian pada suatu obyek tergantung dari intensitas obyek tersebut. Perhatian memiliki intensitas yang secara intensif dan tidak intens if terhadap suatu obyek. Perhatian dapat intensif apabila dikuatkan oleh banyaknya rangsang yang diterima dan perhatian dapat tidak intensif apabila kurang dik uatkan oleh rangsang tersebut (Soemanto, 1988: 100).

b. Ciri-ciri Rangsang

(55)

individu. Rangsang dengan ukuran besar dan diterima secara berulang-ulang, memudahkan individu untuk menerimanya (Irwanto,dkk, 1988: 76).

c. Nilai-nilai dan Kebutuhan Individu

Davidoff, 1981 (dalam Walgito, 2004: 89) mengemukakan bahwa persepsi bersifat individual sehingga persepsi individu yang satu berbeda dengan individu lain. Obyek yang diterima oleh individu dapat sama atau berbeda dengan individu lain. Perbedaan ini ditentukan oleh nilai dan kebutuhan individu itu sendiri. Nilai dan kebutuhan menjadi perhatian individu dalam menerima rangsang yang ada.

(56)

siswa positif/baik terhadap besarnya SPP, sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dan proses belajar mengajar pada SMA Budi Mulia Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, maka hal tersebut akan menimbulkan perasaan senang atau suka terhadap besarnya SPP, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah, dan proses belajar mengajar pada SMA Budi Mulia Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dengan demikian siswa tersebut akan berminat untuk bersekolah di SMA Budi Mulia. Dengan adanya hal ini, maka akan menyebabkan jumlah siswa di SMA Budi Mulia jumlahnya banyak.

B. Kerangka Teoritis

Ada banyak faktor yang berhubungan dengan minat siswa dalam memilih sekolah. Menurut peneliti, faktor-faktor tersebut antara lain: sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin, intelegensi, latar belakang ekonomi, minat orang tua dan juga teman sebaya. Namun dalam penelitian ini, peneliti ha nya akan membahas tentang hubungan status sosial ekonomi orang tua dan persepsi siswa tentang SMA Budi Mulia dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia.

1. Hubungan status sosial ekonomi orang tua siswa dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia.

(57)

minat mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya, kalau status ekonomi orang tua buruk atau kurang baik karena usaha yang kurang maju, maka orang atau anak cenderung untuk mempersempit minat mereka. Sehingga mereka tidak dapat bebas memilih atau mengambil keputusan sesuai minat mereka.

Berdasarkan uraian di atas maka ditarik hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan positif status sosial ekonomi orang tua siswa

dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia.

Ha: Ada hubungan positif status sosial ekonomi orang tua siswa dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia.

2. Hubungan persepsi siswa tentang SMA Budi Mulia dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia.

Persepsi siswa (X) yang berbeda-beda terhadap dunia pendidikan akan berhubungan dengan jumlah siswa yang masuk (Y), jika banyak siswa berpikiran negatif/kurang baik tentang SMA Budi Mulia maka secara tidak langsung siswa juga ragu untuk bersekolah di SMA yang bersangkutan, dengan adanya hal ini maka jumlah siswa SMA Budi Mulia mengalami penurunan. Sebaliknya apabila persepsi siswa positif/baik maka mereka akan yakin bersekolah di SMA Budi Mulia, tentunya hal ini akan meningkatkan jumlah siswa yang masuk.

Persepsi siswa positif

Perspesi siswa negatif

Ada minat untuk bersekolah di SMA Budi

Mulia

Tidak ada minat untuk bersekolah di SMA Budi

Mulia SMA Budi

(58)

Berdasarkan uraian di atas maka ditarik hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan positif persepsi siswa tentang SMA Budi Mulia

dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia.

Ha : Ada hubungan positif persepsi siswa tentang SMA Budi Mulia

(59)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

Furchan (1982:50) mengatakan bahwa dengan metode inilah kita menentukan strategi yang harus dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi. Memilih metode penelitian yang tepat sangat penting, karena metode penelitian yang baik akan menghasilkan hasil penelitian yang baik juga. Bab III ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian yang akan digunakan:

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus merupakan suatu penelitian tentang subjek tertentu yang terbatas, maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subjek yang diteliti (Tatang M, Amirin, 1986:137). Dalam penelitian ini yang dipandang sebagai kasus adalah status sosial ekonomi orang tua, dan persepsi siswa tentang SMA Budi Mulia dalam hubungannya dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia. Dengan demikian, hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku bagi SMA Budi Mulia.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

(60)

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2008.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang tersangkut dengan objek yang akan diteliti atau mereka yang dapat memberikan informasi tentang objek penelitian. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi SMA Budi Mulia.

2. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian ini adalah:

a. Minat siswa SMA Budi Mulia untuk bersekolah di SMA Budi Mulia, Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

b. Status sosial ekonomi orang tua siswa SMA Budi Mulia, Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. c. Persepsi siswa terhadap besarnya SPP, Sarana dan Prasarana, dan

(61)

D. Populasi, dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis, akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain. Perbedaan itu disebabkan karena adanya karakteristik yang berlainan (Suprapto, 1986 : 24). Populasi yang diambil oleh peneliti meliputi seluruh siswa SMA Budi Mulia, Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. 2. Sampel

Sampel adalah kelompok kecil yang kita amati atau beberapa bagian terkecil/cuplikan yang ditarik dari populasi atau porsi dari suatu populasi (Arikunto, 2006 :131). Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi digunakan rumus slovin sebagai berikut (Consuelo, 1993 : 161) :

2

1 Ne

N n

+ =

Ket : n : ukuran sampel N : ukuran populasi

e : nilai kritis (batas ketelitan) yang diinginkan(persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi.

(62)

E. Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel penelitian ke dalam indikator untuk mendefinisikan dan mengukur variabel. Dalam penelitian ini ada 2 variabel :

1. Variabel terikat, yaitu variabel yang diramalkan akan timbul dalam hubungan yang fungsional. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia, Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

a. Variabel minat siswa SMA Budi Mulia untuk bersekolah di SMA Budi Mulia, Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

(63)

Tabel 3.1

Pengembangan Variabel Minat Siswa bersekolah di SMA Budi Mulia ke dalam indikator-indikator

Pernyataan Variabel Indikator

Positif Negatif Minat Siswa Bersekolah di SMA Budi Mulia

1. Perasaan Senang a. Merasa senang

terhadap dasar semangat sekolah. b. Merasa senang

terhadap fasilitas yang dimiliki sekolah. 2. Ketertarikan a. Ketertarikan terhadap tingkat kelulusan. b. Ketertarikan terhadap tujuan sekolah.

c. Merasa tertarik terhadap fasilitas yang dimiliki sekolah. d. Ketertarikan terhadap misi sekolah.

3. Menaruh perhatian a. Menaruh perhatian

terhadap tingkat pendidikan para guru.

b. Menaruh perha tian pada besarnya tarif SPP.

(64)

Tabel 3.2

Variabel Minat Bersekolah di SMA Budi Mulia

Jawaban Skor pernyataan positif Skor pernyataan negatif

Sangat setuju 4 1

Setuju 3 2

Kurang setuju 2 3

Tidak setuju 1 4

2. Variabel Bebas, yaitu variabel yang diselidiki pengaruhnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah status sosial ekonomi orang tua, dan persepsi siswa tentang SMA Budi Mulia.

a. Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Status atau posisi seseorang dalam keluarga dalam hubungannya dengan keluarga lain, dalam arti lingkungan pergaulan, prestise, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Masing- masing individu atau sebuah keluarga akan memiliki unsur- unsur yang terkandung dalam konsep status sosia l ekonomi. Sedikit banyak unsur yang dimiliki baik secara kuantitas akan menunjukan tinggi/rendahnya status sosial ekonominya. Konsep status sosial ekonomi dalam ilmu pengetahuan mencakup empat indikator meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan fasilitas khusus.

1) Tingkat Pendidikan

(65)

Tinggi. Pengukuran tingkat pendidikan orang tua siswa dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 3.3

Pengklasifikasian Tingkat Pendidikan

No. Keterangan Skor

1. Tidak Sekolah 1

2. Tidak Tamat SD 2

3. Tamat SD 3

4. Tidak Lulus SMP 4

5. Lulus SMP 5

6. Tidak Lulus SMA 6

7. Lulus SMA 7

8. Lulus D III 8

9. Lulus Perguruan Tinggi 9

2) Jenis-jenis pekerjaan Orang Tua

Menurut Spillane (1982:14), Pekerjaan adalah usaha orang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Pekerjaan atau jabatan digolongkan menjadi 9. Melalui penggolongan tersebut, peneliti ingin menggolongkan menjadi 3 golongan utama, yaitu golongan atas, golongan menengah, dan golongan rendah. Adapun pembagian golongan tersebut sebagai berikut (kusmiati,2005:37):

Tabel 3.4

Pengklasifikasian jenis-jenis pekerjaan orang tua

No. Keterangan Golongan Skor

1. Golongan Atas G 3

2. Golongan Menengah A,C,E,I 2

3. Golongan Rendah B,D,F,H 1

3) Tingkat Penghasilan

(66)

orang tua siswa baik dari pekerjaan pokok atau pekerjaan sampingan selama satu bulan. Patokan yang digunakan untuk mengkategorikan tingkat penghasilan adalah dengan menggunakan ukuran Upah Minimum Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2008 yaitu sebesar Rp 586.000,-.

Tabel 3.5

Pengkategorian Tingkat Penghasilan

Interval Kategori Skor

< Rp 586.000,00 Rendah 1

Antara Rp 586.000,00 – Rp 1.172.000,00 Sedang 2

> Rp 1.172.000,00 Tinggi 3

4) Fasilitas Keluarga

Fasilitas diukur dari banyak sedikitnya fasilitas khusus, benda atau barang berharga yang dimiliki oleh keluarga responden.

Untuk mempermudah pengukurannya, maka masing- masing fasilitas benda dan barang yang dimiliki oleh keluarga responden diberi skor sebagai berikut (Musidi,1991: 127):

Tabel 3.6 Fasilitas Keluarga

No. Jenis Fasilitas benda atau barang lain yang dimiliki

Skor

1. Penerangan listrik 1

2. Radio 1

3. Tape Recorder 1

4. Radio-Tape Recorder 1

5. TV Hitam Putih 2

6. Sepeda Motor 2

7. Lemari Es 2

8. TV Berwarna 3

9. Video/ VCD 3

10. Telepon 3

(67)

12. Mobil Pribadi 3 13. Rumah sendiri

a. 1. Tembok:

• Temboknya terbuat dari bambu

• Temboknya semi permanen (tidak seluruhnya dibuat dari bati bata)

• Temboknya permanen (seluruhnya terbuat dari batu bata)

b. 2. Lantai

• Lantainya dari tanah dan tidak diperkeras dengan semen

• Lantainya diperkeras dengan semen

• Lantainya dari tegel/ teraso

• Lantainya keramik

1 2 3 1 2 3 4 14. Sawah/ Ladang

a. Luasnya kurang dari ¼ hektar b. Luasnya antara ¼- ¾ hektar c. Luasnya di atas ¾ hektar

1 2 3 15. Kebun/ pekarangan

a. Luasnya kurang dari 200 m2 b. Luasnya antara 200 sampai 800 m2

c. Luasnya lebih dari 800 m2

1 2 3 16. Sapi/ Babi

a. Antara 1 sampai 3 ekor b. Antara 4 sampai 8 ekor c. Lebih dari 8 ekor

1 2 3 17. Ayam

a. Kurang dari 250 ekor b. Antara 250 sampai 500 ekor c. Lebih dari 500 ekor

1 2 3

Selanjutnya untuk menentukan pengelompokkan status sosial ekonomi orang tua siswa secara keseluruhan dengan kategori sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(68)

b) Data yang diperoleh dari hasil pengukuran disusun dari skor terendah sampai tertinggi.

c) Skor yang dicapai responden selanjutnya digolongkan dalam kategori sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah. d) Untuk menggolongkan masing- masing kategori digunakan rumus

PAN II.

b. Variabel Persepsi Siswa Terhadap SMA Budi Mulia

Persepsi siswa tentang SMA Budi Mulia adalah penilaian siswa terhadap SMA Budi Mulia. Dalam hal ini peneliti ingin melihat persepsi siswa tentang SMA Budi Mulia pada bidang sarana dan prasarana pendidikan yang ada, besarnya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), dan proses pembelajaran. Untuk mengukur persepsi siswa, peneliti menggunakan data yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada responden. Adapun pengembangan variabel persepsi siswa tentang SMA Budi Mulia dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 3.7

Pengembangan Variabel Persepsi Siswa Tentang SMA Budi Mulia ke dalam indikator-indikator

Pernyataan Variabel Indikator

Positif Negatif Persepsi

Orang Tua tentang SMA Budi

Mulia

1. Sarana dan Prasarana 2. SPP 3. Proses

Belajar Mengajar.

1,4,6,8,9,10 13,16,17,19 20,23,24,26,28,29,32

(69)

Karena hasil pengukuran bersifat kualitatif, maka perlu dikuantitatifkan dengan skala likert. Pengukuran dalam bentuk skor pada setiap jawaban dengan kategori sebagai berikut:

Tabel 3.8

Variabel Persepsi Siswa

Jawaban Skor pernyataan positif Skor pernyataan negatif

Sangat setuju 4 1

Setuju 3 2

Kurang setuju 2 3

Tidak setuju 1 4

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Dokumentasi

Cara mengumpulkan data dengan mencatat dari buku-buku, catatan-catatan, laporan yang dimiliki sekolah.

2. Kuesioner

Metode pengumpulan informasi dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden mengenai suatu hal untuk dijawab secara tertulis.

G. Pengujian Instrumen penelitian

1. Pengujian Kuesioner a. Pengujian Validitas

(70)

pembuatan alat ukur tersebut. Suatu instrumen dikatakan valid jika dapat mengungkapkan data dan variabel yang diteliti secara tepat.

Untuk menguji kesahihan (validitas) kuesioner dalam penelitian ini digunakan teknik product moment dari Karl Pearson dengan rumus (Suharsimi, 1991:69): } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara x dan y

N = jumlah subyek X = skor butir

y = skor total sample uji coba

Χ

∑ = jumlah dari skor butir

Υ

∑ = jumlah total

ΧΥ

∑ = jumlah hasil perkalian dari skor butir dan skor total

2

Χ

∑ = jumlah hasil kuadrat dari hasil harga skor butir

2

Υ

∑ = jumlah hasil kuadrat dari harga total butir sampel uji coba.

(71)

signifikansi 5% maka item instrumen tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya apabila rhitung < rtabel maka item instrumen tidak valid.

Adapun rangkuman dari hasil pengujian validitas tersaji pada tabel berikut ini:

Tabel 3.9

Hasil Perhitungan Uji Validitas I

Minat Persepsi Siswa

No

Item R tabel R hitung Keterangan r tabel r hitung Keterangan

1 0,239 0.616 Valid 0,239 0,439 Valid 2 0,239 0,621 Valid 0,239 0,321 Valid 3 0,239 0,787 Valid 0,239 0,442 Valid 4 0,239 0,670 Valid 0,239 0,157 Tidak Valid 5 0,239 0,496 Valid 0,239 0,412 Valid 6 0,239 0,539 Valid 0,239 0,376 Valid 7 0,239 0,477 Valid 0,239 0,080 Tidak Valid 8 0,239 0,616 Valid 0,239 0,723 Valid 9 0,239 (0,096) Tidak Valid 0,239 0,342 Valid 10 0,239 0,173 Tidak Valid 0,239 0,365 Valid 11 0,239 0,543 Valid 0,239 0,320 Valid

12 0,239 0,356 Valid

13 0,239 0,218 Tidak Valid

14 0,239 0,408 Valid

15 0,239 0,590 Valid

16 0,239 0,403 Valid

17 0,239 0,584 Valid

18 0,239 0,387 Valid

19 0,239 0,584 Valid

20 0,239 0,381 Valid

21 0,239 0,452 Valid

22 0,239 0,475 Valid

23 0,239 0,482 Valid

24 0,239 0,670 Valid

25 0,239 0,359 Valid

26 0,239 0,503 Valid

27 0,239 0,497 Valid

28 0,239 0,572 Valid

29 0,239 0,355 Valid

30 0,239 0,375 Valid

31 0,239 (0,067) Tidak Valid

(72)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari pengujian validitas pada 11 item variabel minat, terdapat 2 item yang tidak valid yaitu item no 9, dan 10. Untuk 2 item yang tidak valid, peneliti membuang item tersebut dan untuk 9 item yang valid yaitu item 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 11 peneliti melakukan uji validitas ulang. Begitu juga halnya dengan pengujian validitas pada variabel persepsi. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa pengujian validitas pada 32 item variabel persepsi, terdapat 4 item yang tidak valid yaitu item 4, 7, 13, dan 31. Untuk 4 item yang tidak valid, peneliti juga membuangnya dan untuk item yang valid yaitu item 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, dan 32 peneliti melakukan uji valididtas ulang. Dari hasil uji validitas ulang tersebut, ternyata semua item valid sehingga 9 item variabel minat dan 28 item variabel persepsi tersebut dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian. Adapun hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.10

Hasil Perhitungan Uji Validitas II

Minat Persepsi Siswa

No

Item R tabel r hitung Keterangan R tabel r hitung Keterangan

1 0,239 0.572 Valid 0,239 0,452 Valid 2 0,239 0,615 Valid 0,239 0,333 Valid 3 0,239 0,775 Valid 0,239 0,419 Valid 4 0,239 0,694 Valid

5 0,239 0,620 Valid 0,239 0,395 Valid 6 0,239 0,574 Valid 0,239 0,383 Valid 7 0,239 0,564 Valid

8 0,239 0,656 Valid 0,239 0,683 Valid

9 0,239 0,367 Valid

10 0,239 0,399 Valid

(73)

12 0,239 0,337 Valid

14 0,239 0,447 Valid

15 0,239 0,556 Valid

16 0,239 0,444 Valid

17 0,239 0,562 Valid

18 0,239 0,388 Valid

19 0,239 0,557 Valid

20 0,239 0,460 Valid

21 0,239 0,452 Valid

22 0,239 0,442 Valid

23 0,239 0,500 Valid

24 0,239 0,673 Valid

25 0,239 0,378 Valid

26 0,239 0,532 Valid

27 0,239 0,500 Valid

28 0,239 0,595 Valid

29 0,239 0,388 Valid

30 0,239 0,393 Valid

32 0,239 0,449 Valid

b. Pengujian Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat di percaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen data tersebut sudah baik (Arikunto, 2002 : 154). Suatu tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam berbagai ukuran. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas atau r1 1.

Dalam penelitian ini, reliabilitas alat ukur dihitung dengan menggunakan teknik koefisien reliabilitas Alpha Cronbach

(Arikunto,2002:171). Rumus Alpha untuk pengujian reliabilitas instrumen adalah sebagai

(74)

        − −

=

2

2 1 1 1 1 t b k k r σ σ Keterangan: 1 1

r = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

2

b

σ = Jumlah varians soal

2

t

σ = Varians soal

Untuk menginterpretasikan tinggi rendahnya reliabilitas instrumen, pedoman yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11

Kriteria Penilaian Reliabilitas

No. Tingkat Penguasaan Kriteria Penilaian

1. 0,80-1,00 Sangat Tinggi

2. 0,60-0,79 Tinggi

3. 0,40-0,59 Cukup

4. 0,20-0,39 Rendah

5. 0,00-0,19 Sangat Rendah

Berdasarkan pengujian reliabilitas item angket yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa koefisien alpha atau r11 yang diperoleh untuk variabel Persepsi Siswa adalah 0,891, sedangkan variabel minat adalah 0,879 dengan r tabel untuk kedua variabel adalah 0,239. Hal ini menunjukkan bahwa variabel persepsi siswa dan minat dapat dikatakan reliabel pada taraf signifikansi 5% karena rhitung > rtabel

(75)

H. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan data hasil pengumpulan data yang sudah didapat dari penelitian lapangan yang meliputi responden, variabel status sosial ekonomi orang tua, persepsi siswa tentang SMA Budi Mulia dalam hal sa

Gambar

Gambar 1 Struktur Organisasi Sekolah ..............................................................
Data jumlah siswa SMA Budi Mulia Selama 5Tabel 1.1  Tahun terakhir
Tabel 1.2 Data Jumlah Penduduk Sendangagung Selama 5 Tahun Terakhir
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke Sekolah Menengah

Teknik analisis data yang digunakan adalah Kruskal- Wallis (H test) dan Uji-T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan

Wiwin Winarni. Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. Tujuan dari penelitian

Alfianti. Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ( ρ = 0,967 &gt; α = 0,05);

” Adapun Gerungan (2004: 197) menyatakan bahwa yang menjadi kriteria rendah tingginya status sosial ekonomi adalah jenis dan lokasi rumahnya, penghasilan keluarga,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke Sekolah Menengah

Sardiman (2011:75) kemudian menjelaskan bahwa dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang