• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN ALAT PENGEMAS TERASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RANCANG BANGUN ALAT PENGEMAS TERASI"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

378

RANCANG BANGUN ALAT PENGEMAS TERASI Design and construction of shrimp paste packaging

Muhammad Iqbal

1*)

, Taufik Rizaldi

1

, Achwil Putra Munir

1

1)Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian USU Jl. Prof. Dr. A. Sofyan No. 3 Kampus USU Medan 20155

Email: iqbalm632@yahoo.com

Diterima: 04 Oktober 2017 / Disetujui: 05 Oktober 2017

ABSTRACT

Packaging is a way of safeguarding the food to preserve the quality as well as its freshness. Manual package of shrimp paste was considered not attractive and slow as the shape of the paste was not the same and reduced the price of shrimp paste. The purpose of this research was to design, build, test and analyze the economic value of shrimp paste packaging. This research was conducted in September until november 2016 in the Laboratory of Agricultural Engineering, Faculty of Agriculture, University of North Sumatra, Medan, by literature study, equipment tests and parameters observation. The parameters observed were effective capacity and economic analysis.Based on this research, it was summarized that the effective capacity of the equipment was 144,25 package/hour. Economic analysis was Rp 95,55/package. Net present value (NPV) for interest rates of 16% was Rp 53.251.518 and for interest rates of 20% was Rp 48.37.515. Internal rate of return (IRR) was 59,26%.

Keywords: Shrimp Paste, Molder, Dynamo

ABSTRAK

Pengemasan merupakan suatu cara pengamanan terhadap bahan pangan untuk mengawetkan mutu serta kesegarannya. Pengemasan terasi secara manual dinilai lambat dan kurang menarik karena bentuk yang tidak seragam dan mengurangi nilai jual terasi Penelitian ini bertujuan untuk merancang, membuat, menguji serta menganalisis nilai ekonomis alat pengemas terasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober hingga November 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan cara studi literatur, pengujian alat dan pengamatan parameter. Parameter yang diamati yaitu kapasitas efektif alat dan analisis ekonomi. Dari hasil penelitian diperoleh kapasitas efektif alat sebesar 144,25 buah/jam. Analisis ekonomi, biaya untuk mengemas terasi Rp 95,55/buah . Alat ini akan mencapai nilai break even point (BEP) apabila telah mengemas terasi sebanyak 19122,88 buah/tahun. Net present value (NPV) dengan suku bunga 16% adalah sebesar Rp 53.251.518 dan suku bunga 20%

adalah Rp 48.327.515. Internal rate of return (IRR) adalah sebesar 59,26%.

Kata kunci: Terasi, Alat Pengemas, Dynamo

PENDAHULUAN

Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap bahan pangan, baik yang belum diolah maupun yang telah mengalami pengolahan, dapat sampai ke tangan konsumen secara kuantitas maupun kualitas (Sulasro dan Suga, 2004).

Pengemasan bahan pangan mempunyai tujuan utama untuk mengawetkan dan mempertahankan mutu serta kesegarannya, menarik selera pandang konsumen, memberi kemudahan dalam penyimpanan dan distribusi serta dapat menekan peluang kontaminasi dari udara dan tanah baik oleh mikroba pembusuk maupun mikroba yang membahayakan kesehatan konsumen. Salah satu bahan pengemas yang

umum digunakan oleh masyarakat adalah plastik.

Penggunaan plastik untuk kemasan cukup baik karena sifatnya yang menguntungkan seperti luwes, mudah dibentuk, mempunyai adaptasi yang tinggi terhadap produk, dan tidak koroptif seperti logam (Djoekardi, 1996).

Permasalahan tentang kemasan produk dan labelnya kadang-kadang menjadi kendala bagi perkembangan atau kemajuan suatu usaha.

Banyak persoalan yang muncul ketika suatu usaha ingin memiliki suatu kemasan produk yang baik, berkualitas dan memenuhi standar nasional yang ada. Persoalan-persoalan yang sering dihadapi seperti bahan pengemas, desain bentuk kemasan, desain label, sampai pada persoalan yang paling utama yaitu biaya pembuatan kemasan itu sendiri (Afrianto, 1996).

(2)

379 Pada dasarnya, alat ini sudah ada di pasaran atau yang diperjual belikan di lingkungan masyarakat tetapi dengan harga yang relatif mahal dan tidak bisa dibeli oleh masyarakat menengah ke bawah. Faktor utama yang mendasari untuk merancang alat ini yaitu untuk mempermudah masyarakat dalam melakukan pengemasan terasi yang efektif dengan harga yang terjangkau (Pratomo dan Irawanto, 1983).

Selain itu, pada penelitian ini untuk merancang alat yang mempunyai kemasan menarik agar di pasaran nantinya konsumen tertarik untuk membelinya dan harga jual terasi menjadi tinggi, pada penelitian ini kemasan yang akan digunakan seperti pengemasan pada produk pengemasan makanan pada umumnya tetapi dengan jenis plastik yang berbeda. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar daya beli konsumen dapat menigkat dengan bentuk atau desain kemasan. Penggunaan plastik sebagai bahan pengemas mempunyai keunggulan dibandingkan pengemas lain karena sifatnya ringan, transparan, kuat, dan permeabilitas terhadap uap air, CO2 dan O2. Pengemasan menggunakan plastik merupakan salah satu bentuk penyimpanan dengan sistem penyimpanan atmosfer termodifikasi. Sistem ini merupakan cara pengaturan komposisi gas CO2 dan O2 produk segar yang dikemas dalam plastik (Fahrizal et al., 2003).

BAHAN DAN METODE

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah baja tabung stainless steel, plat stainless steel, Besi, Hand Sealer, dinamo, puli(pulley), stainless steel padu (poros), belt conveyor, baut dan mur, bantalan(bearing), belt conveyor, kabel deck, cat, thinner, plastik kemasan, Saklar. Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat tulis, meteran, mesin las, mesin bor, mesin gerinda, gergaji besi, water pass, kuas, palu, tang, kunci pas, kunci ring, gunting, timbangan, wadah, stopwatch, kalkulator dan kamera.

Persiapan Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persiapan untuk penelitian yaitu merancang bentuk dan ukuran alat, dan mempersiapkan bahan-bahan dan peralatan- peralatan yang akan digunakan dalam penelitian.

a. Pembuatan alat

Adapun langkah-langkah dalam membuat alat pengemas terasi yaitu sebagai berikut:

- Dirancang bentuk alat pengemas terasi.

- Digambar serta menentukan ukuran alat pengemas terasi.

- Dipilih bahan yang akan digunakan untuk membuat alat pengemas terasi.

- Dilakukan pengukuran terhadap bahan-bahan yang akan digunakan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

- dipotong bahan sesuai ukuran yang telah ditentukan.

- Dibentuk dan mengelas plat bahan untuk membentuk kerangka alat.

- Digerinda permukaan yang terlihat kasar karena bekas pengelasan.

- Dirakit komponen-komponen alat pengemas terasi.

- Dilakukan pengecatan guna memperpanjang umur pemakaian alat dan menambah daya tarik alat.

b. Bahan yang digunakan

Pada penelitian ini bahan yang digunakan adalah terasi udang rebon sebanyak 3 kg.

Prosedur Penelitian

1. Dibentuk terasi dalam ukuran persegi dengan panjang 5 cm dan lebar 3 cm agar mudah dimasukkan kedalam plastik pengemas

2. Dihidupkan motor listrik pada alat pengemas terasi

3. Dimasukkan bahan ke dalam plastik dan conveyer dijalankan

4. Dipanaskan plastik agar plastik tertutup rapat dan menjadi kemasan

5. Dilakukan pengujian parameter 6. Diulangi langkah 1-6 sebanyak tiga kali

ulangan.

Parameter Penelitian Kapasitas efektif alat

Kapasitas efektif alat dilakukan dengan menghitung banyaknya adonan terasi yang terkemas melalui saluran cetak (kg) tiap satuan waktu yang dibutuhkan selama proses pencetakan (jam). Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (4).

Analisis ekonomi

1. Biaya pencetakan adonan terasi

Perhitungan biaya Pengemasan terasi dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap, atau lebih dikenal dengan biaya pokok. Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (6).

a.Biaya tetap

Menurut Hidayat dkk (1999), biaya tetap terdiri dari :

(3)

380 - Biaya penyusutan (metoda sinking

fund). Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (7).

- Biaya bunga modal dan asuransi. Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (8).

- Biaya pajak

- Diperkirakan bahwa biaya pajak adalah 1% pertahun dari nilai awalnya.

b.Biaya tidak tetap

Biaya tidak tetap terdiri dari:

- Biaya listrik (Rp/Kwh) = Rp.1.352 - Biaya perbaikan alat. Biaya perbaikan ini

dapat dihitung dengan persamaan (9).

- Biaya Operator

Biaya operator tergantung pada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya.

2. Break event point (BEP)

Manfaat perhitungan titik impas (break event point) adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan. Untuk menentukan (BEP) maka dapat dihitung berdasarkan persamaan (10).

3. Net present value (NPV)

Identifikasi masalah kelayakan financial dianalisis dengan metode analisis financial dengan kriteria investasi. Net present value adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan. Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (11).

Dengan kriteria:

- NPV > 0, berarti usaha menguntungkan, layak untuk dilaksanakan dan dikembangkan.

- NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi proyek tidak menguntungkan dan tidak layak untuk dilaksanakan serta dikembangkan.

- NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang dikeluarkan.

4. Internal rate of return (IRR)

Untuk mengetahui kemampuan untuk dapat memperoleh kembali investasi yang sudah dikeluarkan dapat dihitung dengan menggunakan IRR. Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Alat Pengemas Terasi

Pengguanaan alat pengemas terasi bertujuan untuk menjaga keawetan dan konsistensi mutu produk yang dikemas dan memiliki masa simpan relatif lebih lama dibanding dengan tanpa kemasan. Alat pengemas terasi ini dioperasikan oleh 2 orang operator. Alat ini dapat membantu masyarakat dalam mengemas terasi yang selama ini masih sangat tradisional yaitu menggunakan lilin. Alat ini diharapkan dapat mempermudah proses pengemasan bagi masyarakat menjadi lebih cepat dan murah.

Alat pengemas terasi ini bekerja dengan cara merekatkan plastik dengan menggunakan heater atau pemanas otomatis kemudian dijalankan dengan menggunakan bearing yang berfungsi untuk menjalankan hasil dari perekatan terasi dan agar hasil yang didapatkan atau hasil rekatan baik.

Kinerja alat pada saat proses pengemasan terasi sangat penting untuk diperhatikan, hal ini dikarenakan jika salah satu komponen alat tidak bekerja secara maksimal maka akan mempengaruhi hasil kemasan terasi baik mutu dan kualitas terasi yang dikemas. Perawatan dan pemeliharaan komponen alat pengemas terasi merupakan hal yang harus diperhatikan sebelum dan sesudah pengoperasian alat.

Kemampuan operator dalam pengoperasian alat pengemas terasi juga sangat berpengaruh terhadap data hasil pengemasan terasi, operator yang telah mahir di dalam proses pengemasan terasi dengan menggunakan alat pengemas terasi dan memahami cara pengoperasian alat pengemas terasi akan dengan mudah melakukan pengemasan terasi. Dengan menggunakan alat pengemas terasi ini sehingga waktu pengolahan terasi dan hasil terasi yang dihasilkan jauh lebih baik dibandingkan dengan operator yang belum mahir menggunakan alat pengemas terasi.

Untuk memperoleh hasil kemasan terasi secara maksimal maka kinerja alat pengemas terasi harus diperhatikan baik perawatan dan pemeliharaan komponen alat dan kemampuan operator dalam pengoperasian alat pengemas terasi juga sangat penting untuk meningkatkan hasil mutu dan kualitas terasi yang terkemas.

Kapasitas Efektif Alat

Kapasitas efektif alat didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu produk per satuan waktu. Dalam hal ini kapasitas efektif alat dihitung dari perbandingan banyaknya terasi yang dikemas (buah) dengan waktu yang dibutuhkan selama proses pengemasan (jam).

(4)

381 Tabel 1. Kapasitas Efektif Alat

Ulangan

Jumlah bahan

yang dikemas

(Buah)

Waktu (Jam)

Kapasitas efektif (Buah/Jam)

I 50 0,40 125

II 50 0,33 151,51

III 50 0,32 156,25

Total 150 1,05 432,76

Rataan 50 0,35 144,25

Kapasitas efektif alat pengemas terasi ini sebesar 144,25 buah/jam sehingga dengan jam kerja produksi selama 6 jam kerja/hari maka alat pengemas terasi ini dapat mengemas terasi sebanyak 865,5 buah/hari, dengan hasil produksi yang cukup tinggi alat pengemas terasi ini selain dapat digunakan untuk skala industri rumah tangga dapat juga digunakan untuk skala industri pabrik.

Pada penelitian ini, lama waktu pengemasan dihitung dari saat bahan dimasukkan kedalam plastik kemasan hingga semua bahan terkemas.

Pada alat ini menunjukan bahwa kapasitas rata- rata alat pengemas untuk pengemasan terasi adalah 138,81 buah//jam. Dimana kapasitas tertinggi terdapat pada ulangan III yaitu sebesar 156,25 buah/jam, sedangkan kapasitas terendah terdapat pada ulangan I yaitu sebesar 108,69 buah/jam. Dari data tersebut dapat dilihat ada perbedaan kapasitas yang dihasilkan walaupun dengan jumlah bahan yang sama. Perbedaan ini dapat terjadi dikarenakan kemampuan operator dan kinerja alat juga sangat berpengaruh terhadap angka kapasitas efektif alat ini.

Proses Pengemasan Terasi

Poses pengemasan terasi dengan menggunakan alat pengemas terasi ini memiliki beberapa kendala yaitu: plastik kemasan yang kurang panjang dalam proses pengemasan terasi, kemampuan operator dalam proses pengemasan terasi ini sangat penting demi menunjang kinerja alat serta menunjang hasil produksi pengemasan terasi.

Terasi yang belum direkatkan kemudian ditimbang dengan berat yang sama yaitu 5 g sebanyak 50 buah. Setelah itu, operator memasukkkan satu per satu kedalam plastik kemasan, lalu direkatkan oleh heater atau alat pemanas otomatis. Setelah itu, 50 buah terasi yang sudah terkemas dipindahkan dengan menggunakan Belt Conveyor. Kemudian, proses pengemasan dilakukan sebanyaak 3 kali ulangan.

Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini.

Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan. Umumnya setiap investasi bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.

Dengan analisis ekonomi ini juga akan diperoleh hasil apakah alat ini dapat menunjang produksi pengolahan terasi dan dapat memperoleh peningkatan hasil produksi sehingga alat ini layak untuk di produksi secara massal.

Biaya Pengemasan Terasi

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh biaya untuk mengemas terasi berbeda tiap tahun.

Diperoleh pencetakan terasi sebesar Rp.

112.816,67 pada tahun pertama, Rp. 113.601,18 pada tahun kedua, Rp. 114.422,40 pada tahun ketiga, Rp 115.278,67 pada tahun keempat, dan Rp 116.175,01 pada tahun kelima. Hal ini disebabkan perbedaan nilai biaya penyusutan pada tahunnya sehingga mengakibatkan biaya tetap alat tiap tahunnya berbeda juga.

Biaya pengemasan terasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap proses pengemasan terasi, biaya pencetakan terasi ini sudah mencakup biaya modal, biaya perbaikan, biaya operator, dan biaya listrik, sehingga dengan mengetahui biaya pengemasan terasi yang harus dikeluarkan maka kita dapat menentukan berapa biaya (upah) yang akan dibayarkan oleh konsumen setiap kali pengemasan terasi dalam proses pengemasan per buah.

Break even point

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan di peroleh nilai BEP yang diperoleh alat ini akan mencapai titik impas apabila telah mencetak terasi sebanyak 2518,52 buah/tahun. Menurut Waldiyono (2008), analisis titik impas umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang digunakan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini keuntungan awal dianggap nol. Manfaat perhitungan titik impas adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan.

Net present value

Net present value (NPV) adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau

(5)

382 tidak untuk diusahakan. Dalam menginvestasikan modal dalam penambahan alat pada suatu usaha maka NPV ini dapat dijadikan salah satu alternatif dalam analisis financial.

Dari percobaan dan data yang diperoleh pada penelitian dapat diketahui besarnya NPV dengan suku bunga 4,5% adalah Rp 4.396.836.849/tahun. Hal ini berarti usaha ini layak untuk dijalankan karena nilainya lebih besar ataupun sama dengan nol. Hal ini sesuai dengan pernyataan Giatman (2006) yang menyatakan bahwa kriteria NPV yaitu:

- NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan - NPV < 0, berarti sampai dengan n tahun

investasi usaha tidak menguntungkan - NPV = 0, berarti tambahan manfaat

sama dengan tambahan biaya yang dikeluarkan.

Internal rate of return

Hasil yang didapat dari perhitungan IRR (internal rate of return) adalah sebesar 59,26%

(Lampiran 9). Usaha ini masih layak dijalankan apabila bunga pinjaman bank tidak melebihi 59,26%, jika bunga pinjaman di bank melebihi angka tersebut maka usaha ini tidak layak lagi dijalankan. Semakin tinggi bunga pinjaman di bank maka keuntungan yang diperoleh dari usaha ini semakin kecil.

KESIMPULAN

1. Kapasitas alat pengemas terasi ini adalah sebesar 144,25 buah /jam.

2. Biaya untuk mencetak terasi sebesar Rp 95,55/buah

3. Alat ini akan mencapai nilai break even point apabila telah mengemas terasi sebanyak 19122,88 buah/tahun.

4. Net present value alat ini dengan suku bunga 16% adalah Rp 53.251.518 dan nilai NPV 20% adalah Rp 48.327.515 yang berarti usaha ini layak untuk dijalankan.

5. Internal rate of return pada alat ini adalah sebesar 59,26%

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto E. dan E. Liviawaty, 1991. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Kanisius, Yogyakarta.

Djoekardi, D., 1996. Mesin-Mesin Motor Induksi.

Universitas Trisakti, Jakarta

Fahrizal et al., 2003. Alat dan Mesin Pertanian.

Jakarta

Pratomo, M. dan K. Irawanto, 1983. Alat dan Mesin Pertanian. Departemen

Sularso dan K. Suga, 2004. Dasar Perancangan dan Pemilihan Elemen Mesin.Pradnya Paramita. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Acara : Klarifikasi, Verifikasi Dokumen Penaw aran ( dengan membaw a serta berkas dokumen penaw aran asli). Demikian disampikan kepada Saudara, atas perhatiannya diucapkan

Upaya guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs Negeri Bandung. Tulungagung Tahun

Dengan kata lain, riba fadhl adalah jual-beli yang mengandung unsur riba pada barang sejenis dengan adanya tambahan pada salah satu benda

Citra digital merupakan salah satu media digital yang memiliki resiko untuk dimanipulasi. Informasi yang disampaikan dapat disalahgunakan oleh pihak lain, demi

Penulis adalah dosen tetap pada Jurusan Syari’ah

Kesadaran penuh akan berharganya tubuh yang dimiliki oleh perempuan haruslah diterapkan dalam sebuah media hal tersebut dapat mengubah stigma

The goal of this project is to use Earth Observation to support the needs for the monitoring, mapping, and water resource potential evaluating of glacier change in the Yigong Zangbo

01 02 26 69 Belanja Operasional Pengadaan Sarana Prasarana Peralatan Instalasi Gizi Rumah Sakit (Bantuan Provinsi). Terlaksananya fasilitasi pengadaan peralatan instalasi