• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. gaya komunikasi yang unik sehingga menarik dan dapat dengan mudah. dengan kesadaran dan tanggung jawab penulis.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. gaya komunikasi yang unik sehingga menarik dan dapat dengan mudah. dengan kesadaran dan tanggung jawab penulis."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

13

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra secara hakiki merupakan ungkapan dari keadaan masyarakat, menggambarkan keadaan manusia atas kebahagiaan dan ketidakbahagiaan terhadap kehidupan. Kehidupan dengan seluk beluk yang rumit menjadikan manusia merasakan kebahagiaan dan ketidakbahagiaan. Gambaran atas hubungan manusia dengan kehidupan diceritakan oleh penulisnya dengan gaya komunikasi yang unik sehingga menarik dan dapat dengan mudah dipahami oleh pembacanya.

Fiksi mengisahkan permasalahan-perrmasalahan kehidupan manusia dalam berinteraksi, baik berinteraksi dengan lingkungan dan sesama manusia, berinteraksi dengan diri sendiri, ataupun berinteraksi dengan Tuhan (Nurgiyantoro, 2010: 03). Fiksi merupakan respon dari pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan yang ada di sekitarnya yang dituangkan dalam bentuk tulisan, sebagai hasil dari penghayatan dan perenungan yang dilakukan dengan kesadaran dan tanggung jawab penulis.

Karya sastra dapat digunakan sebagai dokumentasi negara atas

peristiwa yang pernah terjadi. Penulis menceritakan kembali melalui bahasa

yang lebih segar sehingga dapat diterima oleh pembaca. Seperti yang

diungkapan oleh Ratna (2013: 65) bahwa sebagai karya sastra, di dalam sastra

sejarah terdapat unsur-unsur sejarah. Novel adalah karya sastra yang sering

(2)

14

dijadikan penulis sebagai sastra sejarah. Sebab, novel memiliki alur yang panjang sehingga mampu menghadirkan cerita sejarah lebih kompleks.

Sejarah merupakan suatu peristiwa yang hanya terjadi satu kali di masa lalu. Namun, sejarah dapat dikisahkan kembali baik secara tulis maupun secara lisan. Penyusunan kembali sejarah dapat berubah dari waktu ke waktu, dari satu tempat ke tempat yang lain, atau dari satu orang ke orang lain. Hal ini dapat membuktikan bahwa sejarah sebagai kenyataan yang tidak dapat dijangkau oleh sejarawan (Purwanto, 2001: 29). Artinya sejarawan memiliki keterbatasan untuk merekam dan menginterprestasi peristiwa sejarah. sebab, adanya penyusunan kembali sejarah yang dapat berubah dari waktu ke waktu, dari satu tempat ke tempat lain, dan dari satu orang ke orang lain.

Menurut Wellek dan Warren (1989: 69) historisme merupakan

penggambaran kembali sastra yang masuk ke dalam pikiran dan sikap orang-

orang dari zaman yang telah dipelajari dengan memakai patokan atau gaya

mereka dan menghilangkan apa yang telah menjadi rancangan awal dari

pemikiran kita sendiri. Dengan demikian kajian historis mempertimbangkan

hubungan karya sastra sebagai dokumen sosial. Oleh karena itu, karya sastra

adalah wakil dari zamannya dan merupakan cerminan dari zamannya (Ratna,

2013: 66). Novel Kumara Hikayat Sang Kekasih karya S. Jai merupakan salah

satu karya yang tidak jauh dari peristiwa sejarah yang pernah terjadi pada

tahun 1960an – 1970an. Sehingga melalui kajian historis sangat tepat untuk

menganalisis beberapa bagian yang menjadi bagian dari analisis hostoris

tersebut.

(3)

15

Menurut Taine (dalam Wiyatmi, 2013: 20) kajian historis pertama kali dikembangkan di Jerman pada abad 19 kemudian berkembang sampai ke Inggris dan Amerika. Tokoh historisme yang paling penting adalah Hippolyte A. Taine seorang berkebangsaan Prancis yang hidup pada tahun 1928 sampai 1893. Terdapat tiga komponen penting dalam aliran historisme, yakni: (1) ras, yang meliputi hal-hal yang berhubungan dengan etnik dan genetik, (2) lingkungan, yang merupakan hal-hal yang berhubungan dengan wilayah tempat tinggal, dan (3) momentum, yang merupakan peristiwa besar yang terjadi pada saat itu.

Salah satu novel atau karya sastra yang terdapat cerita sejarah ialah

novel yang ditulis oleh S. Jai. dalam karyanya Kumara Hikayat Sang Kekasih

menyajikan tentang kemelut yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Kota

Kediri. Beliau menghadirkan peristiwa yang terjadi pada tahum 1960an –

1970an pada saaat kepemimpinan Presiden Soekarno. Peristiwa yang di

pelopori oleh santri-santri dan PKI, diawali dengan Gerakan 30 September

yang melakukan Coup De Etaat terhadap pemerintah yang didalangi oleh PKI

dan penculikan para jendral di Jakarta. Tidak hanya itu, sebelumnya pada

bulan Januari 1965 golongan komunis, BTI, pemuda rakyat ngropyok para

santri pondok pesantren Kiai Jauhari di Kanigoro. Mereka orang-orang

komunis yang menuntut balas akan peristiwa madiun. Dengan menggunakan

pedang dan parang mereka mengancam sekolompok santri. Di sebuah areal

terbuka yang mirip lapangan, di tempat itu santri-santri yang banyak berusia

belia dan tampak bersih-bersih itu dikumpulkan. Mereka dikepung

gerombolan orang-orang yang tidak sulit dilihat perangainya itu, keras, penuh

(4)

16

amarah. Santri perempuan dan laki-laki dipisahkan di lapangan itu. Di antara mereka juga masih dipisahkan lagi. Kemudian mereka disatukan dengan ikatan tali di tangan-tangan mereka. Selepas itu barisan santri digiring gerombolan ribuan orang melalui jalan singup di desa itu. Tindakan kasar, ancaman, dan cemooh menjadi penggiringnya.

Berawal dari aksi penyerangan tersebut santri-santri mempunyai rencana untuk melakukan penyerangan balik terhadap PKI dengan dalih untuk membela Islam. Ribuan santri berkumpul di alun-alun Kediri untuk unjuk kekutan. Setelah itu mereka mendatangi kantor-kantor PKI dan underbow-nya, merobohkan papan nama organisasi yang mereka temui dijalanan. Di Burengan, mereka perang dengan ribuan orang PKI. Ratusan orang PKI mati.

Tidak hanya di Kediri, dua hari sebelumnya kejadian yang sama dan berakhir dengan perang PKI dan santri terjadi juga di Malang. Kemarin, santri-santri juga menyerbu PG Mojopanggung. Ribuan orang PKI bersenjata panah, kelewang, tombak, pedang, clurit di kawasan itu memet, hancur termasuk yang sembunyi-sembunyi di lubang tanah.

Di Kediri sendiri mereka yang disebut-sebut sebagai alap-alap samber nyowo tidak henti-henti memburuh dan membunuh dengan cara yang tidak

semestinya, dan dibuang di sungai Brantas atau di kubur di satu lubang yang

sama di belakang masjid pondok Kiai Jauhari. Orang-orang yang terduga ikut

golongan komunis juga menjadi sasaran mereka. Alap-alap samber nyowo

terus mencari dan membunuh.

(5)

17

Pengarang dapat mengisahkan peristiwa tersebut berdasarkan pengalaman seseorang yang melewati peristiwa tersebut. Pengarang melakukan banyak wawancara dan kemudian mengisahkannya kembali dalam karyanya yang berjudul Kumara Hikayat Sang Kekasih.

Pengarang mengisahkan berbagai peristiwa yang terjadi di Kediri.

Salah satu peristiwa yang paling menonjol pada novel tersebut yakni peristiwa pembantaian PKI yang dilakukan oleh para santri terhadap oknum-oknum PKI. Peristiwa tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan menggunakan kajian historis. Sebab, dalam catatan sejarah Indonesia peristiwa tersebut merupakan peristiwa pembunuhan terbesar yang pernah terjadi di Negara Indonesia. Tidak hanya itu, peristiwa tersebut juga mengakibatkan perpecahan sosial dan berbagai dampak yang dirasakan oleh masyarakat. Di sini pengarang mampu menggambarkan kondisi pada saat peristiwa itu terjadi, mulai dari keributan yang terjadi sampai ketekutan para warga sekitar yang menyaksikan peristiwa tersebut. Oleh karena itu, peneliti menggunakan kajian historis dalam meneliti peristiwa tersebut dengan membandingkan atau mencocokan peristiwa yang ada dalam novel dengan peristiwa yang ada dalam teks sejarah non sastra.

Penelitian yang terkait dengan peristiwa sejarah dengan menggunakan

kajian historis sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh penelitian

sebelumnya. Berdasarkan penelusuran penulis terdapat beberapa penelitian

terdahulu yang terkait dengan peristiwa sejarah dengan menggunakan kajian

historis yang terdapat dalam karya sastra, diantarannya adalah penelitian dari

Nurul Laili (2013) yang berjudul Kajian Historisme Dalam Novel Keindahan

(6)

18

dan Kesedihan Karya Yasunari Kawabata. Penelitian tersebut membahas

tentang latar belakang kehidupan pengarang yang berpengaruh dalam penulisan novel tersebut, situasi politik dan sosial negara Jepang pada saat karya tersebut diterbitkan, keadaan sosial dan politik dunia pada saat novel itu diterbitkan, refleksi kehidupan penulis terhadap novel, dan semangat zaman pada saat tersebut diterbitkan.

Hasil dari penelitian tersebut ialah Kawabata yang merupakan penulis dari novel Keindahan dan Kesedihan dan tokoh Oki terdapat kesamaan daerah asal. Pengaruh politik dan sosial negara yang pada waktu itu setelah perang dunia II Jepang diduduki oleh Amerika akibat kekalahannya. Tapi di sisi lain Jepang berhasil maju dalam bidang ekonomi dan teknologi sehingga memepengaruhi kehidupan sosial. Keadaan sosial dan politik dunia pada saat itu diwarnai pecah menjadi dua ideologi besar. Ideologi sosiasi komunis di bagian timur yang dipimpin oleh Uni Soviet dan idiologo dekmokrasi liberalis di sebalah barat di mana pelopornya adalah Amerika. Maka dunia dipengaruhi oleh ideologi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan memilih ideologi bagi masing-masing individu. Oleh karena itu, novel tersebut sangat mewakili zamannya.

Terdapat juga penelitian dari Martalena (2016) yang berjudul Kajian Historis Kumpulan Puisi Tirani dan Benteng Karya Taufik Ismail. Pada

penelitian tersebut membahas tentang representasi peristiwa historis dalam

Tirani dan Benteng, meliputi peristwa G30S/PKI, melemahnya sendi

perekonomian Indonesia, dan peristiwa demonstrasi mahasiswa dalam aksi

Tritura yang merenggut nyawa Arief Rachman Hakim. Pada penelitian

(7)

19

tersebut juga membahas tentang representasi fakta benda (Artifact) dalam Tirani dan Benteng, yang meliputi jaket berlumur darah, spanduk kumal,

bendera setengah tiang, serta senjata dan sangkur baja. Kemudian membahas tentang representasi fakta sosial (Sociofact) dalam Tirani dan Benteng, yang meliputi kemiskinan dan pertentangan kelas. Kemudian yang terakhir adalah membahas tentang representasi fakta mental (mentifact) dalam Tirani dan Benteng, yang meliputi tentang semangat, dan aspirasi.

Hasil dari penelitian tersebut ialah 27 puisi yang dijadikan data, 6 judul memuat peristiwa historis, 13 judul memuat fakta-fakta historis, 8 judul memuat peristiwa historis sekaligus memuat fakta-fakta historis. Representasi peristiwa historis yang dipresentasikan penyari dalam Tirani dan Benteng yaitu, (1) peristiwa G30S/PKI, peristiwa ini digambarkan oleh penyair yang berjudul “Oktober Hitam”, peristiwa yang terjadi di bulan Oktober tersebut, mengacu pada peristiwa G30S/PKI. Peristiwa yang disapaikan secara simbolik dalam Tirani dan Benteng mengingatkan pembaca tentang trauma sejarah yang kuat menggores hari rakyat Indonesia. (2) peristiwa melemahnya sendi peekonomian Indonesia. Peristiwa tersebut ditemuan pada puisi berjudul

“Catatan Tahun 1965”, dalam puisi tersebut mengandung makna masyarakat

sedang mengalami krisis pangan. Persediaan kebutuhan pokok sangat langkah,

sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut masyarakat terpaksa berdiri

dalam antrian panjang dan melelahkan. (3) peristiwa demonstrasi mahasiswa

dalam aksi Tritura yang merenggut nyawa Arief Rahman Hakim. Representasi

fakta benda yang ditemukan dalam Tirani dan Benteng menjadi petunjuk

sekaligus bukti telah terjadi peristiwa sejarah yanng meliputi (1) jaket

(8)

20

berlumur darah, (2) sepatu kumal, (3) bendera setengah tiang, (4) senjata dan sangkar baja. Represenasi fakta sosial yang ditemukan meliputi (1) kemiskinan, (2) pertengangan kelas. Representasi fakta mental yang ditemukan meliputi (1) semangat, (2) aspirasi.

Selanjutnya adalah penelitian dari, Djojosuroto (2015) yang berjudul Kajian Historis dan Nasionalisme Dalam Dua Puisi Tentang Diponegoro,

penelitian tersebut membahas tentang penggambaran unsur-unsur nasionalisme dalam puisi “Diponegoro” karya Chairil Anwar dan puisi

“Pangeran Diponegoro” karya Sides Sudiyarta dalam kaitannya dengan sejarah perang diponegoroo (Java War) tahun 1825 – 1830. Pada penelitian tersebut juga membahas tentang, unsur historis peristiwa perang jawa meliputi peristiwa sejarah masa lampau yaitu perlawanan rakyat di jawa dalam menentang kolonial Belanda.

Hasil dari penelitian tersebut ialah rasa nasionalisme Chairil Anwar dan Sides Sudiyarto sebagai perekam sejarah perang Diponegoro merupakan rekaman kejadian nyata di mana pada perang tersebut rakyat Indonesia hanya bermodalkan tekat untuk diakui sebagai manusia yang merdeka. Kedua penulis terebut rekonstruksikan perasaan dan semagant nasionalisme itu dalam bentuk kata-kata, larik, dan bait. Kedua puisi tersebut tidak terlepas dengan peristiwa sejarah masa lampau, yaitu perlawanan rakyat di Jawa yang menentang kolonial Belanda.

Hasil penelitian tersebut sengaja penulis kemukakan di sini sebagai

pertimbangan bahwa penelitian yang menggunakan kajian historisme sudah

(9)

21

pernah dilakukan, bukan berarti tidak ada ruang kosong untuk melakukan penelitian yang sama baik menggunakan objek yang sama dengan kajian yang berbeda maupun objek yang berbeda dengan kajian yang sama. Dalam konteks yang terakhir inilah penulis berusaha memanfaatkannya.

Pada ketiga penelitian sebelumnya lebih membahas tentang peran pengarang saat karya terbebut diterbitkan, keadaan yang dirasakan oleh pengarang saat karya tersebut dihasilkan dan bagaimana kondisi disekitar pengarang yang dicerikatakan dalam karya sastra. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti berusaha untuk memaparkan gambaran peristiwa pembantaian PKI yang dikisahkan dalam novel Kumara Hikayat Sang Kekasih karya S. Jai.

Serta gambaran dampak sosial terhadap masyarakat ketika peristiwa pembantaian itu terjadi yang dikisahkan dalam novel Kumara Hikayat Sang Kekasih karya S. Jai. Pada gambaran peristiwa akan dipaparkan lagi mengenai

peristiwa sebelumnya yang memicu terjadinya peristiwa pembantain PKI.

sedangkan, pada gambaran dampak sosial akan dijelaskan berbagai dampak sosial yang dirasakan oleh masyarakat seperti, dampak ekonomi, dampak terhadap mental masyarakat, serta dampak terhadap buruh pabrik.

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha memanfaatkan objek yang

belum pernah dikaji oleh peneliti sebelumnya dengan menggunakan kajian

historisme maupun menggunakan kajian lain, yakni novel Kumara Hikayat

Sang Kekasih karya S. Jai. Dengan begitu peneliti menetapkan penelitian

dengan judul “Kajian Historis Peristiwa Pembantaian PKI dalam Novel

Kumara Hikayat Sang Kekasih Karya S. Jai”.

(10)

22

Dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang gambaran peristiwa pembantaian yang dilakukan santri-santri kepada PKI dalam novel Kumara Hikayat Sang Kekasih karya S. Jai dan gambaran dampak sosial

terhadap masyarakat saat peristiwa pembantaian yang dilakukan santri-santri kepada PKI yang dikisahkan dalam novel Kumara Hikayat Sang Kekasih karya S. Jai, dengan menggunakan kajian historis.

B. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini lebih terfokus, maka perlunya merumuskan permasalahan. Perumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran peristiwa pembantaian PKI yang dikisahkan dalam novel Kumara Hikayat Sang Kekasih karya S. Jai?

2. Bagaimana gambaran dampak sosial terhadap masyarakat saat peristiwa pembantaian PKI yang dikisahkan dalam novel Kumara Hikayat Sang Kekasih karya S. Jai?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang kajian historis peristiwa pembantaian PKI dalam novel Kumara Hikayat Sang Kekasih karya S. Jai. Secara khusus penelitian ini berusaha untuk

mendeskripsikan masalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan gambaran peristiwa pembantaian PKI yang dikisahkan

dalam novel Kumara Hikayat Sang Kekasih karya S. Jai.

(11)

23

2. Mendeskripsikan gambaran dampak sosial terhadap masyarakat saat peristiwa pembantaian PKI yang dikisahkan dalam novel Kumara Hikayat Sang Kekasih karya S. Jai.

D. Manfaat Penelitian

Jika dalam tujuan penelitian ini tercapai, maka manfaat yang akan tercapai dalam penelitian ini meliputi manfaat teoretis dan praktis.

Adapan manfaat teoretis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk menambah pembendaharaan atau mengembangkan pengetahuan baru mengenai kajian historis. Secara teoretis penelitian ini juga berguna bagi guru dalam mengajarkan kajian historis yang terdapat pada karya sastra.

Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi pelajar untuk lebih mendalami kajian historis yang terdapat pada karya sastra. Selain itu, penelitian ini juga dapat membantu menumbuhkan apresiasi masyarakat terhadap karya sastra. Bagi peneliti lain, penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan referensi dalam penyusunan skripsi berikutnya.

E. Penegasan Istilah

1. Novel adalah suatu fiksi realistik, yang bersifat memperluas pengalaman kehidupan, lebih dari sekedar bersifat khayalan dan bertujuan membawa kepada dunia yang lebih berwarna (Northop Frey, dalam Wardani, 2009:

15).

2. Kajian historis merupakan kajian yang digunakan untuk menganalisis

karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai sejarah atau peristiwa

(12)

24

sejarah yang pernah terjadi di masa lalu dengan memadukan peristiwa yang terdapat dalam cerita novel dengan cerita yang terdapat pada fakta sejarah yang pernah terjadi. Seperti yang diungkapkan oleh (Ratna, 2013:

65) bahwa sebagai karya sastra, di dalam sastra sejarah mengandung unsur-unsur sejarah. Salah satu karya sastra yang di dalamnya mengandung unsur-unsur sejarah adalah novel.

3. Peristiwa pembantaian merupakan peristiwa pembunuhan secara kejam dengan korban lebih dari seorang (KBBI V 0.4.0 Beta (40).

4. PKI merupakan Partai Komunis Indonesia, yang saat ini menjadi partai komunis yang dinyatakan sebagai partai terlarang di Indonesia (KBBI V 0.4.0 Beta (40).

5. Kumara Hikayat Sang Kekasih merupakan novel yang ditulis oleh S. Jai yang diterbitkan oleh Pagan Press pada tahun 2017, dengan tebal X, 418 halaman, yang merupakan pemenang sayembara novel Dewan Kesenian Jawa Timur 2012.

6. Santri merupakan orang yang mendalami agama Islam (KBBI V 0.4.0 Beta (40).

Referensi

Dokumen terkait

Barlund (dalam Rakhmat, 1999:110) menyatakan bahwa arus komunikasi interpersonal dapat diramalkan dengan mengetahui siapa tertarik kepada siapa atau siapa menghindari

PROGRAM PEMBIAYAAN KARYA KILAT 2.0 CENDANA Program Pembiayaan Karya Kilat CENDANA ("Program") bertujuan menyokong aktiviti dan operasi artis, kru, pekerja teknikal,

Ruang koleksi yang ada di perpustakaan IKIP MALANG terdiri dari : ruang layanan sirkulasi, ruang layanan referens, ruang layanan majalah, ruang layanan

Melalui proses belajar maka masyarakat secara bertahap akan memperoleh kemampuan/ daya dari waktu ke waktu, dengan demikian akan terakumulasi kemampuan yang

Berdasarkan pada penjelasan diatas dapat diasumsikan bahwa teori gender merupakan proses untuk mengeneralisasi anatar laki-laki dengan perempuan yang bukan berdasar atas

Foto jurnalistik yang akan diteliti pada penelitian ini merupakan bentuk komunikasi penyampaian pesan yang dipublikasikan dalam media massa yaitu surat

Informasi yang diperoleh dari pasien atau masyarakat yang memperoleh pelayanan yang memuaskan ataupun tidak, akan menjadi informasi yang dapat digunakan sebagai referensi

(1) Pengembangan angkutan umum massal pada trayek utama dengan menggunakan bus sedang pada lintasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) yang telah dilayani