Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah
direktorat jenderal pemasaran pariwisata
LAKIP
2014
KATA PENGANTAR
Dalam rangka transparansi atas pencapaian visi dan misi yang telah dilaksanakan, Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata sebagai pelaksana tugas Menteri Pariwisata di bidang pemasaran membuat laporan sebagai pertanggungjawaban tertulis berupa LAKIP (Laporan Akuntabillitas Kinerja Instansi Pemerintah). LAKIP Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata disusun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah (AKIP) serta mengacu pada pedoman yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
LAKIP mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai alat kendali, sekaligus alat pemacu peningkatan kinerja dari setiap unit yang ada di lingkungan Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata. Dilihat dari fungsi kendali, kebijakan yang dilaporkan secara transparan
kepada masyarakat membantu perwujudan
good corporate governance. Sedangkan dari
fungsi pemacu peningkatan kinerja, laporan ini membantu internal Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata melaksanakan self
assesment atas kinerjanya selama ini guna
perbaikan di masa mendatang.
Visi Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata untuk “Terwujudnya Pemasaran Pariwisata Yang Efisien dan Efektif Untuk Mendukung Citra Indonesia” harus mampu dipahami oleh seluruh pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata. Dalam visi tersebut terkandung makna bahwa beban yang diemban merupakan tantangan yang harus ditaklukan demi terwujudnya profesionalisme, kredibilitas, tranparansi, dan akuntabilitas.
Akhir kata, seiring dengan harapan atas terwujudnya visi tersebut, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata yang telah memberikan sumbangsih karyanya selama ini.
Jakarta, Maret 2015
Halaman
PENGANTAR
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GRAFIK vii
DAFTAR GAMBAR viii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata 3 1.3 Peran dan Fungsi Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata 7
1.3.1 Maksud dan Tujuan 8
1.3.2 Sistematika Penulisan Lakip Tahun 2014 8
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA 10
2.1 Rencana Strategis 2012 – 2014 10
2.1.1 Peluang dan Tantangan 13
2.1.2 Visi, Misi dan Tujuan 14
2.2 Penetapan / Perjanjian Kinerja 19
2.3 Anggaran 2014 26
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
2014
273.1 Ikhtisar Capaian Kinerja 27
3.2 Capaian dan Analisis Kinerja 2014 28
3.2.1 Meningkatnya Kontribusi Kepariwisataan Terhadap PDB Nasional 29 3.2.2 Meningkatnya Jumlah Wisman ke Indonesia dan Perjalanan Wisnus 29 3.2.3 Meningkatnya Efektifitas dan Efisiensi Pemasaran Pariwisata di
Dalam dan Luar Negeri 73
Halaman 3.2.4 Meningkatnya Efektifitas dan Efisiensi Promosi Konvensi, Insentif,
Even dan Minat Khusus 74
3.2.5 Menurunnya Rasio Konsentrasi Pasar Wisatawan Mancanegara ke
Indonesia 95
3.2.6 Terciptanya Operasionalisasi Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) 95 3.2.7 Meningkatnya Kualitas Publikasi, Komunikasi dan Layanan Informasi
Pariwisata indonesia 99
3.2.8 Meningkatnya Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Pengenalan
Destinasi dan Data Pasar Pariwisata indonesia 101 3.2.9 Meningkatnya Kualitas Perencanaan, Pemantauan dan Evaluasi
Program Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata 102 3.2.10 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Ditjen Pemasaran
Pariwisata 103
3.2.11 Meningkatnya Kualitas Organisasi Ditjen Pemasaran Pariwisata 104 3.2.12 Meningkatnya Kualitas SDM Ditjen Pemasaran Pariwisata 106
3.2.13 Realisasi Anggaran 2014 107
BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN
2012 - 2014
1084.1 Meningkatnya Kontribusi Kepariwisataan Terhadap PDB Nasional 108 4.2 Meningkatnya Jumlah Wisman Ke Indonesia dan Perjalanan Wisnus 109 4.2.1 Peningkatan Jumlah Wisatawan Mancanegara 110 4.2.2 Peningkatan Jumlah Pergerakan Wisatawan Nusantara 111 4.3 Meningkatnya Efektifitas dan Efisien Pemasaran Pariwisata di Dalam dan
Luar Negeri 112
4.4 Meningkatnya Efektifitas dan Efisiensi Promosi Konvensi, Insentif, Even dan
Minat Khusus 114
4.5 Menurunnya Rasio Konsentrasi Pasar Wisatawan Mancanegara ke Indonesia 116 4.6 Terciptanya Operasionalisasi Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) 116 4.7 Meningkatnya Kualitas Publikasi, Komunikasi dan Layanan Informasi
Pariwisata Indonesia 117
4.8 Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Pengenalan Destinasi dan Pasar
Pariwisata Indonesia 118
4.9 Meningkatnya Kualitas Perencanaan, Pemantauan dan Evaluasi Program
Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata 119
DAFTAR ISI
Halaman 4.10 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Direktorat Jenderal
Pemasaran 120
4.11 Meningkatnya Kualitas Organisasi Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata 121 4.12 Meningkatnya Kualitas Sumber Daya manusia Pada Direktorat Jenderal
Pemasaran Pariwisata 123
BAB V PENUTUP 125
LAMPIRAN 1 Formulir Rencana Strategis ( Formulir RS ) 2012 - 2014 LAMPIRAN 2 Formulir Penetapan Kinerja ( Formulir PK )
Halaman
Tabel 2.1 Target Meningkatnya Jumlah Pergerakan Wisnus, Rata – rata
Pengeluaran Wisnus dan Jumlah Pengeluaran Wisnus 2010 - 2014 15
Tabel 2.2 Target Wisman, Jumlah Devisa, dan Jumlah Pengeluaran Wisman 16
Tabel 2.3 TUJUAN 1 : Peningkatan Kontribusi Kepariwisataan Terhadap PDB
Nasional 16
Tabel 2.4 TUJUAN 2 : Peningkatan Kuantitas Wisman Ke Indonesia dan Perjalanan
Wisnus 17
Tabel 2.5 TUJUAN 3 : Peningkatan Efektifitas dan Efisiensi Pemasaran Pariwisata di
Dalam dan Luar Negeri 17
Tabel 2.6 TUJUAN 4 : Peningkatan Diversifikasi Pasar Wisman 17
Tabel 2.7 TUJUAN 5 : Peningkatan Layanan Informasi dan Analisa Pasar Wisata
Indonesia 18
Tabel 2.8 TUJUAN 6 : Peningkatan Kualitas Kinerja Organisasi Direktorat Jenderal
Pemasaran Pariwisata 18
Tabel 2.9 TUJUAN 7 : Peningkatan Kualitas SDM Direktorat Jenderal Pemasaran
Pariwisata 18
Tabel 2.10 Sasaran Strategis, Program / Kegiatan, Indikator Kinerja dan Target
Kinerja Tahun 2013 19
Tabel 2.11 Alokasi Anggaran Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Tahun
Anggaran 2014 26
Tabel 3.1 Target Wisman Tahun 2014 27
Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan Sasaran Kontribusi Kepariwisataan Terhadap PDB
Nasional 29
Tabel 3.3 Indikator Keberhasilan Sasaran Jumlah Wisman ke Indonesia dan
Perjalanan Wisnus 30
Tabel 3.4 Perkembangan Wisatawan Nusantara 53
Tabel 3.5 Indikator Keberhasilan Sasaran Meningkatnya Efektifitas dan Efisiensi
Pemasaran Pariwisata di Dalam dan Luar Negeri 73
Tabel 3.6 Indikator Keberhasilan Sasaran Meningkatnya Efektifitas dan Efisiensi
Promosi Konvensi, Insentif, Even dan Minat Khusus 74
Tabel 3.7 Indikator Keberhasilan Sasaran Menurunnya Rasio Konsentrasi Pasar
Wisatawan mancanegara ke Indonesia 95
Tabel 3.8 Indikator Keberhasilan Sasaran Terciptanya Operasionalisasi Visit
indonesia Tourism Officer (VITO) 95
Halaman
Tabel 3.9 Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) 96
Tabel 3.10 Indikator Keberhasilan Sasaran Peningkatan Kualitas Publikasi,
Komunikasi dan Layanan Informasi Pariwisata Indonesia 99
Tabel 3.11 Indikator Keberhasilan Sasaran Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas
Pengenalan Destinasi dan Data Pasar Pariwisata Indonesia 101
Tabel 3.12 Indikator Keberhasilan Sasaran Peningkatan Kualitas Perencanaan,
Pemantauan dan Evaluasi Program Ditjen PP 103
Tabel 3.13 Indikator Keberhasilan Sasaran Meningkatnya Kualitas Pengelolaan
Keuangan Ditjen PP 104
Tabel 3.14 Indikator Keberhasilan Sasaran Meningkatnya Kualitas Organisasi Ditjen
PP 104
Tabel 3.15 Indikator Keberhasilan Sasaran Peningkatan Kualitas SDM Ditjen PP 106
Tabel 3.16 Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata T.A 2014 107
Tabel 4.1 Perbandingan Indikator Keberhasilan Meningkatnya Kontribusi
Kepariwisataan Terhadap PDB Nasional 108
Tabel 4.2 Perbandingan Indikator Keberhasilan Sasaran Jumlah Wisman ke
Indonesia dan Perjalanan Wisnus 109
Tabel 4.3 Capaian Kunjungan Wisatawan Mancanegara 2014 – 2012 110
Tabel 4.4 Indikator Keberhasilan Sasaran Wisnus 111
Tabel 4.5 Perbandingan Indikator Keberhasilan Sasaran Meningkatnya Efektifitas
dan Efisiensi Pemasaran Pariwisata di Dalam dan Luar Negeri 112
Tabel 4.6 Perbandingan Indikator Keberhasilan Sasaran Meningkatnya Efektifitas
dan Efisiensi Promosi Konvensi, Insentif, Even dan Minat Khusus 114
Tabel 4.7 Perbandingan indikator Keberhasilan Sasaran Menurunnya Rasio
Konsentrasi Pasar Wisatawan Mancanegara ke Indonesia 116
Tabel 4.8 Perbandingan Indikator Keberhasilan Sasaran Terciptanya
Operasionalisasi Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) 116
Tabel 4.9 Perbandingan Indikator Keberhasilan Kualitas Publikasi, Komunikasi dan
Layanan Informasi Pariwisata Indonesia 117
Tabel 4.10 Perbandingan Indikator Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas
Pengenalan Destinasi dan Pasar Pariwisata indonesia 118
Tabel 4.11 Perbandingan Indikator Meningkatnya Kualitas Perencanaan, Pemantauan dan Evaluasi Program Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata
119
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.12 Perbandingan Indikator Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan
Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata 120
Tabel 4.13 Perbandingan Indikator Meningkatnya Kualitas Organisasi Direktorat
Jenderal Pemasaran Pariwisata 121
Tabel 4.14 Perbandingan Indikator Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Manusia
Pada Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata 123
Tabel 5.1 Capaian Kinerja Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata T.A 2014 126
DAFTAR TABEL
Halaman Grafik 3.1 Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara 30
DAFTAR GRAFIK
Halaman Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pemsaran Pariwisata 6 Gambar 2.1 Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dinamika ekonomi berbagai kawasan dunia memiliki pengaruh pada perkembangan ekonomi di dalam negeri Indonesia, termasuk ekonomi pariwisata. Gejolak politik, keamanan, ekonomi dapat mempengaruhi ekonomi Internasional dan dapat berakibat baik langsung maupun tidak langsung terhadap dinamika pasar pariwisata di Indonesia.
Selain itu, meningkatnya pembangunan dan perekonomian serta jumlah penduduk Indonesia terutama di daerah perkotaan diiringi dengan peningkatan pendapatan keluarga antara lain jumlah wanita bekerja yang semakin banyak, telah mendorong peningkatan perjalanan wisnus, yang didukung dengan perkembangan usaha penerbangan yang memungkinkan mereka untuk melakukan perjalanan antarpulau semakin mudah.
Di sisi lain, secara geo-ekonomi dunia berangsur menjadi pasar yang horizontal, dalam fenomena ekonomi tanpa batas negara (borderless), sehingga berbagai perubahan dan persaingan terjadi sangat dinamis. Kondisi ekonomi global dapat mempengaruhi pemain-pemain lokal dan mempengaruhi kondisi pasar pariwisata nusantara maupun pasar mancanegara. Oleh karena itu, dinamika ekonomi global menjadi satu determinan strategis penting yang turut dipertimbangkan dalam rencana strategis pemasaran pariwisata Indonesia.
Krisis ekonomi dunia diperkirakan akan memperlambat pertumbuhan GDP di banyak negara. Untuk dapat mengurangi pengeluaran, penduduk berpendapatan menengah ke bawah cenderung memperpendek lama tinggal dan jarak perjalanan wisata. Keadaan ini memperketat persaingan pemasaran pariwisata internasional. Akibatnya untuk menarik wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada tahun 2013 dan untuk mencapai target seperti yang telah ditetapkan dalam Renstra 2012 – 2014, diperlukan upaya lebih besar dari tahun sebelumnya.
Kemajuan dan perubahan teknologi informasi juga berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata yang dalam prakteknya merupakan kegiatan ekonomi. Sebagai sebuah bidang industri, pariwisata tidak lepas dari perkembangan dinamis dunia bisnis global, baik pengaruh positif atau negatif. Persaingan ini menjadi semakin tajam, baik antar negara, antar destinasi, antar produk dengan melibatkan berbagai kreatifitas dan inovasi.
Salah satu dinamika dalam pariwisata adalah, aksesibilitas atau transportasi. Pemain besar dalam industri penerbangan cenderung beraliansi, sementara maskapai secara fenomenal semakin meluas perannya, maka persaingan antara smaller-player airlines pun kian menajam. Dari perspektif
pemasaran pariwisata, bertambah atau berkurangnya kapasitas penerbangan sangat menentukan peningkatan hasil-hasil pemasaran.
Maka selain industri pariwisata harus pro-aktif memenangi persaingan di kancah global, pemerintah daerah yang mempunyai bandara berstatus internasional pun perlu lebih pro-aktif menarik industri penerbangan agar mau menerbangi destinasi daerah yang bersangkutan.
Penambahan kapasitas penerbangan dapat menentukan peningkatan jumlah wisatawan, terutama dari luar negeri, selain di dalam negeri sendiri. Peningkatan jumlah kursi penerbangan langsung dari pasar luar negeri tahun 2013 sekitar 3% masih perlu ditingkatkan untuk mencapai target jumlah 8,6 juta wisman tahun 2013 dan 10 juta wisman tahun 2014.
Perbaikan kondisi sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik memiliki pengaruh yang dinamis dalam praktis pemasaran pariwisata. Penerapan sistem desentralisasi pemerintahan di era otonomi daerah turut mendorong munculnya paradigma baru dalam pemasaran pariwisata. Perubahan ini dimunculkan oleh rangkaian Undang yang lebih populer di masyarakat sebagai Undang-Undang Otonomi Daerah, yang terdiri atas UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, disusul dengan Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.
Undang-undang otonomi daerah ini memberikan kewenangan pada daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan daerah, menggali berbagai potensi yang ada, baik yang terkait sumberdaya alam, sumberdaya budaya, sumberdaya manusia, dan pengembangan sumber daya buatan. Pengelolaan sumberdaya ini diarahkan sedemikian rupa sehingga daerah mampu secara mandiri menggali sumber keuangan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Berbeda dengan era sebelumnya, dimana pemerintah pusat ikut serta sebagai eksekutor berbagai program, di era sekarang pemerintah pusat lebih bertindak sebagai penyedia kebijakan (regulator), penyedia layanan (fasilitator), sebagai inisiator untuk membangun citra pariwisata Indonesia (country image
building), dan sebagai katalisator dalam mempercepat pembangunan daerah.
Pemangku kepentingan dalam dunia pariwisata merupakan perpaduan kemitraan antara sektor pemerintah dengan sektor swasta, yang dalam pola penerapan strategisnya juga melibatkan dan tergantung pada partisipasi masyarakat, baik berupa Lembaga Keagamaan, Lembaga Adat, Organisasi Swadaya Masyarakat, dan organisasi nirlaba masyarakat. Pemangku kepentingan ini akan lebih berkembang pesat sejalan dengan perkembangan teknologi informasi ditandai dengan munculnya berbagai komunitas sosial-masyarakat pada wilayah yang lebih luas tanpa batas negara (borderless).
Masyarakat era sekarang mewujudkan peran masing-masing antara lain melalui kelompok-kelompok yang membentuk komunitas, mulai dari yang berbasis kedaerahan, suku bangsa, seni budaya, olahraga, professi sampai penggemar wisata minat khusus. Komunitas-komunitas tersebut, di dalam negeri dan di mancanegara, semakin sering mengadakan pertemuan-pertemuan berkala, dan semakin banyak yang melaksanakan kegiatan pertemuan berpindah-pindah lokasi, sehingga menjadi kegiatan wisata.
Mobilitas masyarakat maupun individu telah dan kian kuat yang terbangun oleh komunikasi nirkabel dan internet. Komunikasi on-line telah banyak mendorong perjalanan individual, pertemuan-pertemuan tatap muka maupun melalui dunia maya. Para netter, blogger, pemilik website, facebook, twitter, penyelenggara maupun pengguna media sosial di internet dan pengguna mobile phone yang sangat sederhana pun, berperan menyebar luaskan informasi dan pengalaman perjalanan atau wisata dengan kecepatan tinggi sehingga menimbulkan dampak pengenalan produk wisata Indonesia yang pada gilirannya akan simultan tercipta kesadaran dan keinginan masyarakat dalam dan luar negeri untuk melakukan perjalanan wisata ke daya tarik wisata budaya, alam dan buatan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
1.2 GAMBARAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PEMASARAN
PARIWISATA
Dengan terbentuknya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggantikan nomenklatur Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata secara resmi pada tanggal 21 Desember 2011 berdasarkan Perpres No.92/2011 membawa pengharapan yang besar kepada kemajuan Kepariwisataan dan juga Ekonomi Kreatif di Tanah Air. Sejalan dengan hal tersebut, pada Tahun 2014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menetapkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 9,3 juta orang dan 254 juta perjalanan wisatawan nusantara.
Untuk menyukseskan hal tersebut Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata telah menyelenggarakan berbagai even baik di dalam maupun di luar negeri dengan Grand Strategy yang mengarah kepada kebijakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terhadap pengembangan kepariwisataan yang berfokus kepada 7 minat khusus, dengan pengembangan destinasi yang ditujukan kepada 16 KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional) untuk menarik 16 fokus target pasar utama.
Berdasarkan data penghitungan terhadap realisasi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang dikeluarkan Pusdatin Kementerian Pariwisata dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan Kepariwisataan Indonesia pada Tahun 2014 mendapatkan hasil yang memuaskan, dapat diketahui bahwa realisasi jumlah kunjungan pada tahun 2014 mencapai 9.4355.411 orang, atau meningkat sebesar 7,19% dibandingkan dengan posisi yang sama di Tahun 2013 yaitu sebesar 8.802.129 orang. Dengan perhitungan tersebut maka target jumlah kunjungan wisatawan mancanegara Tahun 2014 sebesar 9,4 juta orang dipastikan tercapai.
Keberhasilan pada Tahun 2014 ini tidak luput dari kerjasama dari semua pihak / para pelaku pariwisata Indonesia dan juga dari pelaksanaan program-program pemasaran pariwisata yang telah dijalankan yang terangkum dalam buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014 ini. Tantangan pembangunan sektor kepariwisataan dalam RPJPN Tahun 2005-2025 yang akan dihadapi adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan berkualitas secara berkelanjutan untuk mewujudkan secara nyata sektor pariwisata mampu meningkatkan kesejahteraan sekaligus mengurangi ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain yang
lebih maju. Tantangan tersebut dihadapkan pada situasi persaingan pengembangan pariwisata antarnegara yang makin runcing akibat makin pesat dan meluasnya proses globalisasi.
Berdasarkan atas kondisi umum dan tantangan pembangunan pariwisata jangka panjang tersebut di atas, maka untuk jangka waktu tahun 2012 – 2014 terdapat permasalahan sebagai berikut : Pembangunan kepariwisataan sampai saat ini, walaupun telah menunjukkan kinerja yang membaik, namun masih belum mampu mendorong upaya mewujudkan perekonomian yang tangguh dan mensejahterakan rakyat yang tercermin dari semakin menurunnya kontribusi pariwisata terhadap penerimaam PDB dan penyerapan tenaga kerja pada tahun 2007 dibandingkan dengan kondisinya pada tahun 2004. Oleh karenanya, tantangan pembangunan kepariwisataan tahun 2010-2014 adalah meningkatkan kontribusi pariwisata dalam penerimaan PDB dan penyerapan tenaga kerja, dan pemerataan pembangunan serta meningkatkan penerimaan devisa. Secara eksternal, tantangan tersebut dihadapkan pada semakin ketatnya persaingan antarnegara dalam menciptakan destinasi pariwisata yang mampu mendatangkan wisatawan dan investor, serta semakin pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Secara internal, tantangan pembangunan kepariwisataan dihadapkan pada situasi belum optimalnya pengembangan industri terutama pada beberapa aspek, yang pertama adalah kurangnya sarana dan prasarana yang berkaitan dengan kepariwisataan, rendahnya kuantitas SDM pariwisata dan kesadaran masyarakat setempat, rendahnya kesiapan teknologi komunikasi dan informasi, kebijakan dan peraturan kepariwisataan yang tidak terintegrasi, dan rendahnya nilai investasi kepariwisataan, yang kedua adalah kurangnya perluasan dan penetrasi pasar wisata di dalam dan luar negeri, terutama akibat terbatasnaya sistem informasi kepariwisataan, strategi perluasan dan penetrasi pasar wisata yang belum matang, dan kurangnya sarana promosi pariwisata, yang ketiga adalah, lemahnya kelembagaan, terutama kurangnya koordinasi antar pemerintah pusat, antar pemerintah dengan daerah, swasta dan masyarakat sehingga menghambat investasi kepariwisataan dilokasi destinasi pariwisata. Dan yang terakhir adalah rendahnya kualitas SDM pariwisata dan kesiapan masyarakat, dimana: SDM aparatur masih perlu diberikan peningkatan kompetensi, baik peningkatan kompetensi teknis, kompetensi generik, maupun jenjang strata pendidikan; SDM industri masih bermasalah dalam hal kualitas kompetensi; dan masyarakat belum menjadi pelaku utama uasaha pariwisata di daerah setempat, dan belum cukup aktif dalam mendukung penciptaan keamanan, ketertiban, dan kebersihan lingkungan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NOMOR : PM.35/UM.001/MPEK/2012, tentang Rencana Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2012 – 2014 Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pemasaran.
Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung kepada Menteri. Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata terdiri atas 6 Eselon II yaitu :
1. Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata; 2. Direktorat Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata; 3. Direktorat Promosi Pariwisata Luar Negeri;
4. Direktorat Promosi Pariwisata Dalam Negeri; 5. Direktorat Pencitraan Pariwisata;
GAMBAR 1.1
Struktur Organisasi
Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata
DIREKTUR JENDERAL PEMASARAN PARIWISATA
Dra. ESTHY REKO ASTUTI, M.Si
NIP. 19590526-198608-2-001 (IV/c)
SEKDITJEN PEMASARAN PARIWISATA
Dra. NI WAYAN GIRI ADNYANI, M,Si
NIP. 19641125-198903-2-001 (IV/d)
DIREKTUR PENGEMBANGAN PASAR DAN
INFORMASI PARIWISATA Dra. FRANSESCA NINA SOEMITRO
NIP. 19570119-198303-2-001
DIREKTUR
PROMOSI PARIWISATA DALAM NEGERI
TAZBIR SH.M.Hum Nip. 19571202-198603-1-004
DIREKTUR
PROMOSI PARIWISATA LUAR NEGERI
NIA NISCAYA, SH, MBA NIP : 19630915-199103-2-001
DIREKTUR PENCITRAAN PARIWISATA
Dra. RATNA SURANTI, MA NIP. 1958113-198603-2-001
DIREKTUR
PROMOSI KONVENSI, INSENTIF, EVEN DAN MINAT KHUSUS Ir. RIZKY HANDAYANI M.MBTM NIP. 19660628-199402-2-001
1.3 PERAN DAN FUNGSI DIREKTORAT JENDERAL PEMASARAN
PARIWISATA
Pembangunan kepariwisataan mempunyai fungsi strategis dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja, mendorong pemerataan kesempatan berusaha, mendorong pemerataan pembangunan nasional, dan memberikan kontribusi dalam penerimaan devisa negara yang dihasilkan dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan melalui penciptaan lapangan kerja khususnya lapangan pekerjaan yang terkait dengan sektor kepariwisataan. Disamping itu, besarnya jumlah penduduk Indonesia merupakan potensi yang harus dikembangkan untuk mendorong peningkatan perjalanan wisatawan nusantara sekaligus sebagai media untuk memupuk rasa cinta tanah air serta mengurangi kebocoran devisa ke luar negeri (perjalanan penduduk Indonesia berwisata ke luar negeri).
Sejalan dengan eskalasi persaingan antar destinasi kepariwisataan yang berlangsung tidak saja untuk lingkup kawasan regional Asia-Pasifik tetapi juga diberbagai kawasan dunia, maka keberadaan strategi pemasaran diindikasikan menjadi salah satu faktor persaingan sebuah negara/destinasi.
Terkait dengan kondisi tersebut, Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata diharapkan dapat memberikan kontribusi penting dalam program kepariwisataan nasional, sehingga pada akhirnya diharapkan tidak saja akan meningkatkan daya saing, tetapi juga berdampak terhadap jumlah kunjungan dan pendapatan nasional.
Salah satu kontribusi yang dapat diberikan oleh Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata adalah bagaimana ikut mempercepat proses pemulihan perekonomian nasional melalui berbagai program pemasaran pariwisata yang mampu meningkatkan arus kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara yang berdampak kepada peningkatan kegiatan riil perekonomian seperti transportasi, industri hotel dan akomodasi, industri restoran dan makanan, serta industri kerajinan rakyat yang dapat berputar lebih cepat.
Kontribusi tersebut akan memberikan dampak positif yang berhubungan dengan kesejahteraan rakyat, yakni dapat mengembangkan dan memperkuat perekonomian berbasis kerakyatan, terutama untuk masyarakat yang berada di sekitar obyek wisata. Di samping itu pembangunan dan pengembangan obyek wisata akan mendorong tumbuhnya industri kerajinan tangan khas daerah, tumbuhnya industri makanan tradisional dan tumbuhnya industri akomodasi yang seluruhnya dikelola oleh masyarakat sekitar. Dengan demikian perekonomian berbasis kerakyatan dapat tumbuh dan berkembang berdampingan dengan perekonomian padat modal yang berskala nasional/internasional.
1.3.1 MAKSUD DAN TUJUAN
LAKIP Tahun 2014 ini disusun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang telah diperbaharui dengan PP No 8 Tahun 2006 tentang Keuangan Negara yang Terintegrasi. Penyusunannya berpedoman kepada Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. dan Permenpan dan RB no. 29 tahun 2010 tentang pedoman penyusunan penetapan kinerja dan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Pelaporan kinerja melalui LAKIP Tahun 2014 ini dimaksudkan untuk menginformasikan capaian kinerja Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata baik keberhasilan dan/atau kegagalan selama tahun anggaran 2014, dan sebagai LAKIP kedua dari periode Renstra dikaitkan juga dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra 2012 - 2014.
Penyusunan LAKIP bertujuan sebagai media pertanggungjawaban dan juga menjadi media evaluasi untuk menilai kinerja. Sebagai media pertanggungjawaban, Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata mempertanggungjawabkan dan menjelaskan keberhasilan dan kegagalan capaian kinerja selama tahun 2014. Sebagai bahan evaluasi untuk menilai kinerja, LAKIP Tahun 2014 dijadikan sebagai sarana evaluasi capaian kinerja oleh manajemen Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata bagi upaya-upaya perbaikan kinerja di masa datang. Untuk setiap masalah yang ditemukan, Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata merumuskan strategi pemecahannya untuk meningkatkan capaian kinerja di masa yang akan datang.
1.3.2 SISTEMATIKA PENULISAN LAKIP TAHUN 2014
LAKIP Tahun 2013 Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata ini menginformasikan capaian kinerja selama tahun anggaran 2014. Realisasi kinerja (performance results) 2014 tersebut dibandingkan dengan rencana Kinerja (performance plan) 2014 dan akan menghasilkan perbedaan kinerja (performance gap). Evaluasi dilakukan terhadap setiap perbedaan kinerja yang terjadi, baik terhadap penyebab terjadinya perbedaan maupun strategi pemecahan masalah yang telah dan akan dilaksanakan.
Sistematika penyajian LAKIP Tahun 2014 Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata dapat diilustrasikan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan,
menjelaskan secara ringkas profil Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata dan menjabarkan maksud dan tujuan penyusunan LAKIP Tahun 2014.
BAB II : Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
menjelaskan muatan Renstra Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata periode 2012 – 2014, perjanjian kinerja dan anggaran 2014.
BAB III : Akuntabilitas Kinerja,
menjelaskan analisis capaian kinerja Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata dikaitkan dengan capaian sasaran strategis untuk tahun 2014.
BAB IV : Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 - 2014,
Menggambarkan perbandingan capaian kinerja Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata tahun 2012 – 2014.
BAB V : Penutup,
menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari LAKIP Tahun 2014 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA
2.1 RENCANA STRATEGIS 2012 - 2014
Rencana strategis (Renstra) 2012 – 2014 Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata merupakan dokumen yang berisi suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Proses tersebut dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Renstra ini memuat visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, dan program serta ukuran (indikator) keberhasilan dan/atau kegagalan dalam pelaksanaannya.
Kebijakan pembangunan kepariwisataan tahun 2012 – 2014 diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, dengan tetap memperhatikan asas manfaat kekeluargaan, adil dan merata, keseimbangan, kemandirian, kelestarian, partisipasi masyarakat, berkelanjutan, demokratis, kesetaraan, dan kesatuan serta berpegang pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Pada Buku II RPJMN 2010-2014, khusus Bab III: Ekonomi, Strategi pembangunan kepariwisataan yang merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari prioritas peningkatan ekspor adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan industri pariwisata dengan menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan investasi dan peluang usaha yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja ;
b. Mengembangkan destinasi pariwisata dengan mendorong perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung pariwisata, melakukan konsolidasi akses transportasi mancanegara dan dalam negeri, terutama ke sepuluh tujuan pariwisata Indonesia, dan mengembangkan kawasan strategis dan daya tarik pariwisata berbasis wisata bahari, alam, dan budaya di luar Jawa dan Bali, termasuk industri kreatif, serta mengembangkan desa wisata melalui PNPM Mandiri ;
c. Mengembangkan pemasaran dan promosi pariwisata dengan meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara sebesar 20 (dua puluh) persen secara bertahap dalam 5 (lima) tahun dan mempromosikan ke 10 (sepuluh) tujuan pariwisata Indonesia melalui saluran pemasaran dan pengiklanan yang kreatif dan efektif, serta menguatkan strategi pemasaran dan promosi pariwisata terpadu berbasis teknologi informasi dan komunikasi, dan responsif terhadap pasar ;
d. Mengembangkan sumber daya pariwisata dengan strategi meningkatkan kapasitas pemerintah dan pemangku kepentingan pariwisata lokal untuk mencapai tingkat mutu pelayanan dan hospitality management yang kompetitif di kawasan Asia, dan menigkatkan kualitas penelitian dan pengembangan kepariwisataan.
Strategi tersebut di atas didukung oleh peningkatan koordinasi lintas sektor pada tataran kebijakan, program, dan kegiatan kepariwisataan, terutama di bidang (a) pelayanan kepabeanan keimigrasian, dan karantina; (b) keamanan dan ketertiban; (c) prasarana umum yang mencakup jalan, air bersih, listrik, telekomunikasi dan kesehatan lingkungan; (d) transportasi darat, laut, dan udara; dan (e) bidang promosi dan kerjasama luar negeri; serta koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah daerah, swasta dan masyarakat. Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan tersebut, fokus prioritas dan kegiatan prioritas kepariwisataan dalam RPJMN 2010-2014 adalah sebagai berikut :
1) Fokus Prioritas Pengembangan Industri Pariwisata, yang didukung oleh kegiatan prioritas : 1. Pengembangan Usaha, Industri, dan Investasi Pariwisata dan
2. Pengembangan Wisata Konvensi, Insentif, Even, dan Minat Khusus
2) Fokus Prioritas Pengembangan Tujuan Pariwisata yang didukung oleh kegiatan prioritas : 1. Pengembangan Daya Tarik Pariwisata ;
2. Pemberdayaan Masyarakat di Tujuan Pariwisata ; 3. Peningkatan PNPM Mandiri Bidang Pariwisata dan
4. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Pengembangan Tujuan Pariwisata.
3) Fokus Prioritas Pengembangan Pemasaran dan Promosi Pariwisata, yang didukung oleh kegiatan prioritas :
1. Peningkatan Promosi Pariwisata Luar Negeri ; 2. Peningkatan Promosi Pariwisata Dalam Negeri ; 3. Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata ; 4. Peningkatan Pencitraan Indonesia ;
5. Peningkatan Promosi Konvensi, Insentif, Even dan Minat Khusus (KIE dan MK) dan 6. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Pemasaran
Pariwisata.
4) Fokus Prioritas Pengembangan Sumber Daya Pariwisata, yang didukung oleh kegiatan prioritas :
1. Pengembangan SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ;
2. Pengembangan Kompetensi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ;
3. Penelitian dan Pengembangan Bidang Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif ; 4. Pengembangan Pendidikan Tinggi Bidang Pariwisata.
Di bidang pembangunan pariwisata, potensi dan peranannya sebagai salah satu sektor penghasil devisa utama senantiasa terus ditingkatkan. Jumlah perolehan devisa ditentukan oleh jumlah kunjungan, pengeluaran, dan lama kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia, maka salah satu sasaran keberhasilan pengembangan pariwisata, sebagai sumber devisa dinilai dari unsur yaitu :
1. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (foreign tourist);
2. Pengeluaran wisatawan mancanegara (foreign tourist expenditures) per wisatawan, per hari, dan per kunjungan;
3. Lama tinggal wisatawan mancanegara (foreign tourist length of stay).
Dengan mengacu kepada berbagai kondisi tersebut di atas, pembangunan kepariwisataan Indonesia dapat dijabarkan ke dalam berbagai langkah yang memerlukan keterpaduan seluruh pihak. Langkah strategis untuk pengembangan Kepariwisataan nasional adalah menginventarisasi, mendokumentasi, dan merekam semua aset kebudayaan nasional dan serta mempromosikannya. Langkah strategis dalam pengembangan kepariwisataan nasional adalah meningkatkan citra Indonesia di dunia internasional, mempermudah pergerakan wisatawan menuju dan selama berada di Indonesia, mengembangkan destinasi baru di luar pulau Jawa dan Bali, mengembangkan kegiatan wisata yang potensial, serta menumbuhkembangkan pariwisata nusantara.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai salah satu pelaku (stakeholders) pembangunan kepariwisataan nasional berdasarkan tugas dan fungsi serta struktur organisasi yang dimiliki telah menyusun rencana strategis kepariwisataan Indonesia tahun 2012 – 2014 yang terdiri atas Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program dalam rangka pembangunan kepariwisataan nasional sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2010 – 2014.
Penetapan Rencana Strategis dalam bentuk dokumen pengembangan pemasaran pariwisata tersebut diharapkan dapat menjadi arahan strategis dalam upaya meningkatkan akselerasi kunjungan pasar utama maupun pasar potensial (emerging market) ke Indonesia maupun dalam kerangka peningkatan daya saing kepariwisataan Indonesia terhadap negara-negara kompetitornya.
Dalam hal ini, terdapat sejumlah variabel penentu yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan langkah-langkah pengembangan pemasaran pariwisata, meliputi antara lain sebagai berikut: 1. Isu keamanan dan keselamatan (safety and security);
2. Citra dan branding yang relevan;
3. Bali and beyond, yang terkait dengan posisi atau faktor Bali yang diharapkan dapat menjadi titik distribusi destinasi-destinasi pariwisata di Indonesia lainnya;
4. Perwakilan pariwisata Indonesia pada negara-negara pasar strategis beserta program promosinya;
5. Kebijakan VoA dan pelayanannya dalam kaitannya dengan kemudahan kunjungan wisatawan ke Indonesia;
6. Aksesibilitas udara dan perkembangan maskapai penerbangan yang beroperasi;
7. Kemitraan strategis antar berbagai sektor dan komitmen dalam upaya mendorong akselerasi pembangunan pariwisata.
Upaya membangun kepariwisataan nasional yang memiliki daya saing dan daya penetrasi yang kuat dalam memenangkan persaingan kepariwisataan global tidak dapat dilakukan apabila tidak didukung kebijakan yang mampu mengakomodasikan berbagai peluang dan tantangan, serta memberikan arahan strategis bagi pengembangan pemasaran kepariwisataan Indonesia.
2.1.1 PELUANG DAN TANTANGAN
Sebagai bagian dari mata rantai kegiatan pembangunan nasional yang menyeluruh, maupun sebagai suatu mata rantai kegiatan ekonomi dan sosial, pariwisata, secara objektif memiliki berbagai kekuatan dan potensi untuk menciptakan peluang bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi dan masyarakat. Proses ini berhadapan dengan tantangan dan tuntutan situasi yang cenderung selalu berubah dan berkembang.
Pemetaan potensi pasar secara terus-menerus dan potensi destinasi serta produk minat khusus merupakan dasar yang penting untuk secara positif mengantisipasi, menanggapi dan menciptakan berbagai peluang pemasaran pariwisata.
Peluang tumbuh dan berkembangnya pasar wisata pada dasarnya berkaitan langsung dengan situasi dan kondisi objektif pertumbuhan dan perkembangan ekonomi secara keseluruhan. Setiap tingkat pertumbuhan ekonomi yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya beli, akan mendorong peningkatan jumlah orang yang berwisata, maupun meningkatkan jumlah perjalanan wisatawan.
Namun di samping kondisi objektif yang berpengaruh, untuk mengembangankan kepapariwisatan di Indonesia dapat dilakukan upaya-upaya promosi yang secara subjektif akan mendorong pergerakan wisnus dan wisman.
Pemetaan potensi pasar secara terus-menerus pun merupakan dasar yang penting untuk secara positif mengantisipasi, menanggapi dan menciptakan berbagai peluang pemasaran kepariwisataan Indonesia.
2.1.2 VISI, MISI DAN TUJUAN
VISI
“Terwujudnya Pemasaran Pariwisata yang Efisien dan Efektif untuk Mendukung Citra Indonesia”
MISI
1) Meningkatkan pencitraan pariwisata Indonesia
2) Meningkatkan kontribusi ekonomi melalui peningkatan kualitas dan kuantitas wisnus dan wisman
3) Menciptakan tata pemerintahan yang responsif, transparan dan akuntabel di Ditjen Pemasaran Pariwisata.
GAMBAR 2.1
TUJUAN
Berdasarkan potensi dan permasalahan yang akan dihadapi oleh Direktorat Jenderal Pemasaran dan dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi maka dapat dijabarkan tujuan yang akan dicapai oleh Direktorat Jenderal Pemasaran. Tujuan pelaksanaan program Pemasaran Pariwisata adalah untuk :
1) Peningkatan kontribusi kepariwisataan terhadap PDB Nasional ; 2) Peningkatan kuantitas wisman ke Indonesia dan Perjalanan Wisnus ;
3) Peningkatan Efektifitas dan Efisiensi Pemasaran Pariwisata di dalam dan luar negeri ; 4) Peningkatan diversifikasi pasar wisatawan mancanegara ;
5) Peningkatan layanan informasi dan analisa pasar wisata Indonesia ;
6) Peningkatan kualitas kinerja organisasi Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata ; 7) Peningkatan kualitas SDM Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata.
Upaya membangun kepariwisataan nasional yang memiliki daya saing dan daya penetrasi yang kuat dalam memenangkan persaingan kepariwisataan global tidak dapat dilakukan apabila tidak didukung kebijakan yang mampu mengakomodasikan berbagai tuntutan dan tantangan di atas, serta memberikan arahan strategis bagi pengembangan pemasaran kepariwisataan Indonesia. Target Wisatawan Nusantara dan Mancanegara ditargetkan secara kuantitatif dalam kurun waktu 2010 – 2014 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya perjalanan wisatawan nusantara terlihat pada tabel berikut : TABEL 2.1
TARGET MENINGKATNYA JUMLAH PERGERAKAN WISNUS, RATA – RATA PENGELUARAN WISNUS DAN JUMLAH PENGELUARAN WISNUS 2010 – 2014
Tahun
Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara
(perjalanan)
Rata – rata Pengeluaran Wisatawan Nusantara (Ribu Rp) Jumlah Pengeluaran Wisatawan Nusantara (Triliyun Rp) 2010 234.000.000 Rp 600.000 Rp 138,00 2011 236.000.000 Rp 650.000 Rp 154,00 2012 245.000.000 Rp 700.000 Rp 171,50 2013 250.000.000 Rp 700.000 Rp 180,60 2014 255.000.000 Rp 750.000 Rp 207,00
2. Jumlah pengeluaran wisnus pada akhir tahun 2014 diharapkan menjadi Rp 207,00 triliun. 3. Target wisman, penerimaan devisa dan pengeluaran wisman periode 2010 - 2014 adalah sebagai
TABEL 2.2
TARGET WISMAN, JUMLAH DEVISA DAN JUMLAH PENGELUARAN WISMAN
Tahun
Target Wisatawan Mancanegara (Orang)
Jumlah Penerimaan Devisa (USD Miliyar)
Jumlah Pengeluaran Wisatawan Mancanegara (USD) 2010 7.000.000 6.75 1.000 2011 7.600.000 7.10 1.000 2012 8.000.000 7.65 1.000 2013 8.600.000 8.24 1.000 2014 10.000.000 8.95 1.000
Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata menetapkan tujuan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis. Tujuan adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan.
Sasaran-sasaran strategis Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata yang merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis dirumuskan untuk masing-masing tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu satu tahun. Untuk mencapai tujuan dan sasaran dirumuskan strategi yang dijabarkan ke dalam kebijakan-kebijakan dan program-program.
Tujuan, sasaran, kebijakan, dan program yang ditetapkan
dapat diuraikan dalam tabel berikut :
TABEL 2.3 TUJUAN 1 :
PENINGKATAN KONTRIBUSI KEPARIWISATAAN TERH ADAP PDB NASIONAL
Sasaran Strategi
Kebijakan Program
Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap PDB Nasional
- Penguatan sinergitas dan keterpaduan pemasaran dan promosi antar instansi pemerintah
- Penguatan sinergitas dan keterpaduan pemasaran dan promosi antar instansi pemerintah dengan dunia usaha dan masyarakat
Peningkatan Pengembangan Pasar dan Informasi
TABEL 2.4 TUJUAN 2 :
PENINGKATAN KUANTITAS WISMAN KE INDONESIA DAN PERJALANAN WISNUS
Sasaran Strategi
Kebijakan Program
Meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia dan perjalanan wisatawan nusantara
Meningkatkan upaya-upaya pemasaran dan promosi pariwisata di luar negeri dengan peran serta aktif seluruh stakeholders dalam mempromosikan “Wonderful Indonesia”
Peningkatan Promosi Pariwisata ke Luar Negeri Peningkatan Promosi Pariwisata ke Dalam Negeri
TABEL 2.5 TUJUAN 3 :
PENINGKATAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PEMASARAN PARIWISATA DI DALAM DAN LUAR NEGERI
Sasaran Strategi
Kebijakan Program
- Meningkatnya efektivitas dan efisiensi promosi pariwisata di dalam dan luar negeri
- Meningkatnya efektivitas dan efisiensi promosi Konvensi, Intensif, Even dan Minat Khusus.
- Meningkatkan upaya-upaya pemasaran dan promosi pariwisata di luar negeri dengan peran serta aktif seluruh stakeholders dalam mempromosikan “Wonderful Indonesia” - Meningkatkan kemampuan
promosi pariwisata daerah melalui kebijakan
pemasaran dan promosi pariwisata daerah
- Peningkatan Pencitraan Indonesia
- Peningkatan Promosi Pariwisata Luar Negeri - Peningkatan Promosi
Pariwisata Dalam Negeri - Peningkatan Promosi
Konvensi, Intensif, Even dan Minat Khusus
TABEL 2.6 TUJUAN 4 :
PENINGKATAN DIVERSIFIKASI PASAR WISMAN
Sasaran Strategi
Kebijakan Program
Menurunnya rasio konsentrasi pasar wisatawan mancanegara ke Indonesia
Meningkatkan kualitas informasi pasar wisata dalam rangka mengembangkan fokus pasar wisman dan wisnus
Peningkatan Promosi Pariwisata Luar Negeri
TABEL 2.7 TUJUAN 5 :
PENINGKATAN LAYANAN INFORMASI DAN ANALISA PASAR WISATA INDONESIA
Sasaran Strategi
Kebijakan Program
- Terciptanya operasionalisasi
Visit Indonesia Tourism Officerrs (VITO)
- Meningkatnya kualitas publikasi, komunikasi dan layanan informasi pariwisata Indonesia
- Meningkatnya kuantitas dan kualitas pengenalan destinasi dan data pasar pariwisata Indonesia
- Mengoptimalkan pelaksanaa pemasaran dan promosi Tourism Trade Investment (TTI) di 16 pasar utama pariwisata - Mengoptimalkan peran
perwakilan indonesia di luar negeri di 16 pasar utama pariwisata
- Peningkatan Promosi Pariwisata Luar Negeri - Peningkatan Pengembangan
Pasar dan Informasi Pariwisata
TABEL 2.8 TUJUAN 6 :
PENINGKATAN KUALITAS KINERJA ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PEMASARAN PARIWISATA
Sasaran Strategi
Kebijakan Program
- Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan evaluasi program Ditjen PP
Penguatan Reformasi Birokrasi Peningkatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen PP - Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan Ditjen PP - Meningkatnya kualitas organisasi Ditjen PP TABEL 2.9 TUJUAN 7 : PENINGKATAN KUALITAS SDM
DIREKTORAT JENDERAL PEMASARAN PARIWISATA
Sasaran Strategi
Kebijakan Program
Meningkatnya kualitas SDM Ditjen Pemasaran Pariwisata
Penguatan Reformasi Birokrasi Peningkatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen PP
2.2 PENETAPAN / PERJANJIAN KERJA
Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Renstra 2012 - 2014, disusun suatu Rencana Kinerja (Performance Plan) Tahun 2012. Rencana kinerja ini merupakan hasil dari proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan, dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis.
Indikator Kinerja Utama (IKU) telah ditetapkan sebagai indikator kinerja keberhasilan Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
Nomor: PM.105/HK.001/MKP/2011 tentang Indikator Kinerja Utama Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata.
Di dalam rencana kinerja ditetapkan target kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada, yaitu pada tingkat sasaran dan kegiatan. Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan terdapat dalam rencana kinerja dan menjadi tolok ukur utama keberhasilan Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata. Penyusunan rencana kinerja ini dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran. Setelah anggaran 2014 ditetapkan, maka disusunlah Penetapan Kinerja 2014 yang merupakan komitmen bagi Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata untuk mencapainya dalam tahun tersebut.
Sasaran strategis tahun 2014, indikator kinerja dan target kinerja disajikan pada tabel berikut : (Rincian Penetapan Kinerja Tahun 2014 lihat lampiran – Formulir PK).
TABEL 2.10
SASARAN STRATEGIS, PROGRAM/KEGIATAN, INDIKATOR KINER JA DAN TARGET KINERJA TAHUN 2014
No Sasaran Strategis Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target
2014 1 Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap PDB nasional Peningkatan Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional (IKU)
4,25 persentase 2 Meningkatnya kuantitas wisman ke Indonesia dan perjalanan wisnus - Peningkatan Promosi Pariwisata Dalam Negeri - Peningkatan Promosi Pariwisata Luar Negeri Jumlah perjalanan
wisatawan nusantara (IKU)
255 juta perjalanan Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia (IKU) 10 juta orang / wisman
Jumlah partisipasi pada Bursa Pariwisata internasional
53 kegiatan Jumlah pelaksanaan misi
penjualan (Sales Mission) di fokus pasar wisatawan
17 kegiatan
No Sasaran Strategis Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target 2014 Jumlah pendukungan penyelenggaraan Festival Indonesia 15 kegiatan Jumlah penyelenggaraan Perwakilan Promosi Pariwisata Indonesia (Indonesia Tourism
Representative Officer) di luar
negeri
15 kota / lokasi
Jumlah partisipasi daerah pada even pariwisata internasional 11 daerah 3 Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pemasaran pariwisata di dalam dan luar negeri
Peningkatan
Pencitraan Indonesia
Efektivitas pemasaran dan pencitraan pariwisata (IKU)
4,76 nilai Peningkatan Promosi
Pariwisata Luar Negeri
Jumlah kegiatan promosi pariwisata luar negeri (IKU)
85 kegiatan Peningkatan Promosi
Pariwisata Dalam Negeri
Jumlah kegiatan promosi pariwisata dalam negeri (IKU) 73 kegiatan Jumlah transaksi pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di pasar dalam negeri (IKU)
6.500 transaksi
Produktivitas investasi pemasaran dalam negeri (IKU)
1.908 kali Peningkatan Promosi
Pariwisata Luar Negeri
Jumlah transaksi pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di pasar luar negeri (IKU)
8.996 transaksi
Produktivitas investasi pemasaran luar negeri (IKU)
595 kali Peningkatan Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata
Tingkat persepsi dunia terhadap citra pariwisata Indonesia (IKU) base (x) + 10% persentase Peningkatan Promosi Pariwisata Dalam Negeri
Jumlah direct promotion di pusat – pusat keramaian dan perbelanjaan
34 kegiatan
No Sasaran Strategis Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target 2014
Jumlah penyelenggaraan even pariwisata berskala nasional dan internasional
39 kegiatan Jumlah pendukungan even
seni, budaya dan pariwisata daerah
48 kegiatan Aktivasi Pusat Informasi
Kepariwisataan (Tourism
Information Centre)
1 unit Jumlah penyelenggaraan
even pariwisata daerah
33 daerah
4 Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pemasaran KIE dan Minat Khusus
Peningkatan Promosi Konvensi, Intensif, Even dan Minat Khusus
Jumlah daerah yang dipromosikan sebagai daerah tujuan wisata
Konvensi, Insentif, Even dan Minat Khusus (IKU)
10 daerah
Jumlah promosi even KIE dan Minat Khusus (IKU)
74 kegiatan Rata-rata jumlah pameran
dan eksibisi internasional di Indonesia (IKU)
58,56 kegiatan
Jumlah bidding dan delegates
boosting Konvensi, Insentif
dan Minat Khusus
10 kegiatan Jumlah kerjasama asosiasi
minat khusus
3 kegiatan Jumlah site visit peningkatan
Konvensi, Insentif, Even dan Minat Khusus
5 kegiatan Jumlah promosi internasional
dan even peningkatan
Konvensi, Insentive, Even dan Minat Khusus
11 kegiatan
Jumlah penyelenggaraan even peningkatan Konvensi, Insentive, Even dan Minat Khusus
7 kegiatan
Jumlah pendukungan even peningkatan Konvensi, Insentive, Even dan Minat Khusus
50 kegiatan
No Sasaran Strategis Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target 2014
Jumlah seminar / workshop dan koordinasi bidang Konvensi, insentif, Even dan Minat Khusus 6 kegiatan 5 Menurunnya rasio konsentrasi pasar wisatawan mancanegara ke Indonesia Peningkatan Promosi Pariwisata Luar Negeri
Rasio konsentrasi 5 pasar utama asal wisatawan mancanegara ke Indonesia (IKU) 63,5 persentase 6 Terciptanya operasionalisasi Visit Indonesia Tourism Officer (VITO ) Optimalisasi Promosi Pariwisata Luar Negeri
Jumlah Visit Indonesia
Tourism Officer di mancanegara (IKU) 15 kota / lokasi 7 Meningkatnya kualitas publikasi, komunikasi dan layanan informasi pariwisata Indonesia
Peningkatan
Pencitraan Indonesia
Jumlah publikasi dan Pencitraan Indonesia (IKU)
89 media Peningkatan Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata
Jumlah newsletter pariwisata Indonesia
10,500 eksemplar
Peningkatan
Pencitraan Indonesia
Jumlah strategi pencitraan pariwisata Indonesia
8 naskah Jumlah publikasi dan
pencitraan Indonesia di media cetak
41 media Jumlah publikasi dan
pencitraan Indonesia di media elektronik dan digital
36 media Jumlah publikasi dan
pencitraan Indonesia di media ruang
12 media Jumlah pembuatan dan
pengadaan bahan promosi cetak
1,250,000 juta eksemplar Jumlah pembuatan dan
pengadaan bahan promosi elektronik
165,000 juta keping
No Sasaran Strategis Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target 2014 8 Meningkatnya
kuantitas dan kualitas pengenalan destinasi dan data pasar pariwisata Indonesia
Peningkatan
Pengembangan Pasar dan Informasi
Pariwisata
Jumlah informasi mengenai pasar pariwisata Indonesia di dalam dan luar negeri (IKU)
28 naskah Jumlah peserta Widyawisata
Pengenalan (Familiarization
Trip) (IKU)
600 orang
Jumlah perancangan
pemasaran pariwisata dalam dan luar negeri
2 naskah Jumlah pengembangan
informasi pasar dalam negeri
9 naskah Jumlah pengembangan
informasi pasar luar negeri
17 naskah Peningkatan
Pencitraan Indonesia
Jumlah informasi potensi pariwisata daerah 33 unit 9 Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan evaluasi program Ditjen PP Peningkatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen PP
Pencapaian target dan indikator program dan kegiatan Ditjen PP (IKU)
97 persentase
Jumlah layanan perencanaan dan monev 16 naskah Peningkatan Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata
Jumlah dokumen laporan evaluasi pengembangan pasar dan informasi pariwisata 2 naskah Peningkatan Promosi Pariwisata Dalam Negeri
Jumlah penyusunan laporan evaluasi dan bimbingan teknis promosi pariwisata dalam negeri
2 naskah
Peningkatan Promosi Pariwisata Luar Negeri
Jumlah penyusunan laporan evaluasi promosi pariwisata luar negeri
2 naskah Peningkatan
Pencitraan Indonesia
Jumlah laporan evaluasi peningkatan pencitraan pariwisata Indonesia 4 naskah Peningkatan Promosi Konvensi, Insentif, Even dan Minat Khusus
Jumlah laporan evaluasi peningkatan konvensi, Insentif, Even dan Minat Khusus
1 naskah
No Sasaran Strategis Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target 2014 10 Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan Ditjen PP Peningkatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen PP Penyerapan anggaran belanja Ditjen PP (IKU)
94 persentase
Jumlah layanan bidang keuangan 7 naskah 11 Meningkatnya kualitas organisasi Ditjen PP Peningkatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen PP
Jumlah NSPK yang dihasilkan Ditjen PP (IKU)
5 naskah
- Peningkatan Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata Jumlah pengembangan hubungan lembaga pariwisata 2 naskah Jumlah perumusan kebijakan
(NSPK) Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata
1 naskah - Peningkatan Promosi
Pariwisata Luar Negeri
Jumlah perumusan kebijakan (NSPK) Promosi Pariwisata Luar Negeri 1 naskah - Peningkatan Promosi Pariwisata Dalam Negeri
Jumlah perumusan kebijakan (NSPK) Promosi Pariwisata Dalam Negeri 1 naskah - Peningkatan Pencitraan Indonesia Jumlah peningkatan kerjasama dan kemitraan pencitraan periwisata Indonesia
4 naskah
Jumlah perumusan kebijakan (NSPK) Peningkatan Publikasi Pemasaran dan Pencitraan Pariwisata Indonesia
1 naskah
- Peningkatan Promosi Konvensi, Insentif, Even dan Minat Khusus
Jumlah perumusan kebijakan (NSPK) Peningkatan
Konvensi, Insentif, Even dan Minat Khusus 1 naskah Peningkatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen PP
Jumlah prosedur operasional standar (SOP) yang
dihasilkan Ditjen PP (IKU)
5 Naskah
Jumlah layanan bidang hukum
5 naskah Jumlah layanan bidang umum
dan informasi
5 naskah
No Sasaran Strategis Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target 2014
Jumlah layanan perkantoran 12 bulan Jumlah penyelenggaraan
sarana dan prasarana
12 bulan Jumlah layanan fasilitasi
kerjasama
2 naskah Jumlah dukungan
pengembangan kebijakan pemasaran dan promosi pariwisata 16 BPPI 12 Meningkatnya kualitas SDM Ditjen PP Peningkatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen PP
Jumlah SDM Ditjen PP yang difasilitasi untuk
peningkatan kemampuan kerja dan pengetahuan terkait pemasaran pariwisata (IKU)
100 orang
Jumlah layanan bidang kepegawaian 20 naskah Peningkatan Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata
Jumlah peserta bimbingan teknis pengembangan informasi pasar wisata
275 peserta
Peningkatan Promosi Pariwisata Luar Negeri
Jumlah peserta bimbingan teknis promosi pariwisata luar negeri
200 peserta Peningkatan
Pencitraan Indonesia
Jumlah peserta bimbingan teknis peningkatan publikasi pemasarandan pencitraan pariwisata Indonesia 100 peserta Peningkatan Promosi Konvensi, Insentif, Even dan Minat Khusus
Jumlah peserta bimbingan teknis peningkatan Konvensi, Insentif, Even dan Minat Khusus
200 peserta
2.3 ANGGARAN 2013
Untuk mewujudkan sasaran-sasaran tersebut di atas, Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 566.190.688.000,00 (termasuk gaji dan operasional pemeliharaan perkantoran) dengan rincian anggaran beserta realisasinya adalah sebagai berikut :
TABEL 2.11
ALOKASI ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASARAN PARIWISATA T.A. 2014
No Uraian Pagu (Rp)
1 Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata 15.507.307.000 2 Peningkatan Promosi Pariwisata Luar Negeri 95.936.503.000 3 Peningkatan Promosi Pariwisata Dalam Negeri 29.143.613.000 4 Peningkatan Pencitraan Indonesia 80.150.000000 5 Peningkatan Promosi Konvensi, Insentive, Even
dan Minat Khusus
37.574.000.000 6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis
Lainnya Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata
96.413.280.000
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 2014
3.1 IKHTISAR CAPAIAN KINERJA 2014
Dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2014 Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata memiliki 7 (sasaran) yang terdapat di dalam Rencana Strategis yang harus dicapai sesuai dengan Renstra 2012-2014. Sesuai dengan tahapannya, maka LAKIP 2014 merupakan tahun ketiga dari pelaksanaan Renstra tersebut. Selama pencapaian sasaran tersebut di tahun 2014, Ditjen Pemasaran Pariwisata telah mampu merealisasikan target yang telah ditetapkan pada awal penyusunan Renstra. Dalam pelaksanaannya terdapat perubahan target pada pencapaian jumlah wisatawan mancanegara di tahun 2014, dimana target yang tercantum pada Renstra awal sebesar 10 juta wisatawan mancanegara, kemudian di review/berubah menjadi 9,4 juta wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan adanya penghematan atau pemotongan anggaran di seluruh Direktorat di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Penghematan atau pemotongan anggaran tersebut sangat berpengaruh kepada pelaksanaan – pelaksanaan kegiatan untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam penyusunan Renstra 2012 – 2014. Seperti dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1
Berdasarkan hasil pengukuran pencapaian kinerja di Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata selama tahun 2014 dapat dikatakan bahwa target yang telah ditetapkan pada awal penetapan dapat terealisasikan dengan baik dan bisa dikatakan berhasil, meskipun telah dilakukan pemotongan atau penghematan anggaran. Ada beberapa target indikator kinerja yang tidak tercapai yang disebabkan karena hal-hal teknis, namun hal ini tidak mengurangi keberhasilan Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata dalam pencapaian kinerjanya.
Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan perbandingan capaian kinerja sasaran, yaitu dengan membandingkan antara rencana kinerja (performance plan) yang diinginkan dengan
realisasi kinerja (performance result) yang dicapai. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap
penyebab terjadinya perbedaan kinerja (performance gap) yang terjadi, serta tindakan perbaikan yang diperlukan di masa mendatang. Metode ini bermanfaat untuk memberikan gambaran tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Dalam LAKIP Tahun 2014 ini juga dikemukakan analisis-analisis tambahan untuk menggambarkan bagaimana capaian kinerja tahun 2014 yang kelak dapat dijadikan acuan untuk pencapaian kinerja di masa yang akan datang.
3.2 CAPAIAN DAN ANALISIS KERJA 2014
Dalam LAKIP Tahun 2014 ini memuat analisis capaian kinerja yang telah dilaksanakan dan memberikan gambaran kinerja Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata dalam kurun waktu satu tahun (tahun 2014).
Pada tahun 2014 secara umum Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata telah dapat melaksanakan misi yang menjadi tanggung jawab organisasi. Dari 7 (tujuh) sasaran yang telah ditetapkan, telah dapat terpenuhi seluruhnya.
Capaian Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata sangat dipengaruhi oleh dukungan kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan oleh satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata yang bekerja secara bersama – sama mewujudkan pencapaian target dan sasaran tersebut.
Sistem pengumpulan data kinerja outcome di tahun 2014 ini masih belum sepenuhnya dapat diukur pada sasaran – sasaran. Di masa yang akan datang diharapkan indikator kinerja sasaran sudah dapat diukur pada tingkat outcome yang menunjukkan manfaat langsung yang diterima masyarakat. Hal ini sangat tergantung dari dukungan sistem pengumpulan data kinerja pada Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata.
Rincian analisis capaian masing-masing sasaran dengan indikator-indikator kinerja dapat diuraikan sebagai berikut :
3.2.1 MENINGKATNYA KONTRIBUSI KEPARIWISATAAN TERHADAP PDB
NASIONAL
Sasaran ”Meningkatnya Kontribusi Kepariwisataan Terhadap PDB Nasional” merupakan sasaran utama untuk mengetahui seberapa besar kontribusi kepariwisataan terhadap pemasukan yang didapat oleh suatu negara khususnya Indonesia. Indikator keberhasilan sasaran “Meningkatnya Kontribusi Kepariwisataan Terhadap PDB Nasional” berikut target dan realisasinya di tahun 2014 dapat dilihat dalam tabel berikut :
TABEL 3.2
Indikator Keberhasilan Sasaran Kontribusi Kepariwisataan Terhadap PDB Nasional
No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
1 Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional (IKU) 4,25 persentase 4,01 persentase 94,35 %
Kegiatan pariwisata memiliki dampak pada kenaikan PDB di berbagai sektor ekonomi baik yang terkait langsung dengan pariwisata, seperti sektor perhotelan, restoran, transportasi, dan jasa lainnya khususnya industri hiburan, maupun yang tidak terkait langsung seperti: pertanian; listrik, gas dan air, konstruksi; perdagangan; industri; dan komunikasi.
Rata-rata dampak kepariwisataan terhadap PDB Nasional pada periode 2013-2014 adalah sebesar 1,97%, dimana tahun 2014 diperkirakan sebesar 4,01% dengan total nilai sebesar 391,49 triliun rupiah atau tumbuh dari tahun 2013 sebesar 27,39 % dengan total nilai sebesar 321,57 triliun rupiah. Pada indicator keberhasilan sasaran kontribusi kepariwisataan terhadap PDB nasional ini belum mencapai target yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dimana target yang ditetapkan untuk tahun 2014 ini sebesar 4,25% sedangkan realisasi pencapaiannya sebesar 4,01%. Hal ini dikarenakan berbagai isu - isu yang dihadapi oleh Indonesia selama tahun 2014, diantaranya adalah isu politik dan keamanan, dimana isu – isu tersebut menjadi pertimbangan wisatawan baik mancanegara dan wisatawan nusantara untuk melakukan perjalanan di Indonesia.
3.2.2 MENINGKATNYA JUMLAH WISMAN KE INDONESIA DAN
PERJALANAN WISATAWAN NUSANTARA
Sasaran “Meningkatnya Jumlah Wisatawan Mancanegara ke Indonesia dan Perjalanan Wisatawan Nusantara” merupakan salah satu tolak ukur dari keberhasilan kepariwisataan Indonesia. Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun 2014 mencapai 9,43 juta sedangkan angka realisasi kedatangan wisman selama periode Januari – November 2014 tercatat sudah mencapai 7,64 juta orang atau sekitar 91,87 % dari target kedatangan wisman tahun 2014.