• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA MULTI PRODUK PADA PT MULTI LOGISTICS INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA MULTI PRODUK PADA PT MULTI LOGISTICS INDONESIA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ECONOMIC BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXVII OKTOBER S/D DESEMBER 2020

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA MULTI PRODUK PADA

PT MULTI LOGISTICS INDONESIA

Oleh: Tenri Ajeng Email: tenriaaajeng@gmail.com Pembimbing I: Muhtar Sapiri Email: muhtar.sapiri62@gmail.com Pembimbing II: Lukman Setiawan Email: lukman.s@universitasbosowa.ac.id

Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Bosowa Makassar

ABSTRACT

Tenri Ajeng.2020. Cost volume profit analysis as a profit planning tool for

multi-product sales at PT.Multi Logistcis Indonesia. Supervised by Dr. Muhtar

Sapiri, SE, MM, M.Kes, & Lukman Setiawan.S.SI, MM, CMNNLP

The research contained in this Final Project aims to determine the planning of multi-product sales at PT.Multi Logistcis Indonesia.This type of research is a quantitative approach, namely the authors analyze numerical data in the form of costs, costs, sales and then conclude. The writing of this thesis is the result of research conducted in the early July to August 2020.

After analyzing the data in the form of calculations, the authors concluded that the amount of the break event point for multi-product PT.Multi Logistcis

Indonesia for document delivery services was 38,514 kg or the rupiah equivalent

of Rp. 155,992,473. For spare part expedition services, the break-even point was reached at the time of sale of 1,636,855 kg or the rupiah equivalent of IDR

6,727,475,620. For heavy equipment expedition services, the break-even point

was reached at the time of sale of 250,343 kg or the rupiah equivalent of IDR

350,479,619. ---

(2)

ECONOMIC BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXVII OKTOBER S/D DESEMBER 2020

PENDAHULUAN

Analisis Cost Volume Profit (CVP analysis) adalah salah satu dari beberapa alat yang berguna bagi manajemen dalam memberikan perintah, karena dapat membantu dalam menyusun sebuah perencanaan laba dalam menyelesaikan masalah bisnis. Analisis Cost Volume Profit berperan sebagai alat perencanaan laba yaitu dalam perencanaan laba jangka pendek dan juga membantu mengidentifikasikan data yang relevan untuk menentukan titik impas, margin kontribusi untuk suatu segmen penjualan dan total laba dari volume tertentu. Analisis Cost Volume Profit dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu divisi dan membantu mencari pemecahannya. Analisis Cost Volume Profit menekankan pada keterkaitan biaya, kuantitas yang dijual dan harga, maka semua informasi keuangan perusahaan terkandung didalamnya.

Break Even Point adalah suatu keadaan dimana penghasilan dari penjualan

hanya cukup untuk menutup biaya baik yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap. Analisis Break Event Point digunakan untuk melihat hubungan antar biaya, harga jual, dan volume penjualan serta laba yang diingin dicapai. Sebab tanpa mengetahui hubungan ini maka perencanaan perusahaan yang baik akan sulit diwujudkan.

Pengertian Bauran Penjualan (Sales Mix)

Menurut Garrison, Noreen, Brewer (2006:355) “Bauran penjualan

(SalesMix) adalah proporsi relatif dimana produk perusahaan dijual. Bauran

penjualandihitung dengan menyajikan penjualan untuk setiap produk sebagai persentasetotal penjualan.” Idenya adalah untuk menciptakan kombinasi atau bauran yangdapat menghasilkan laba terbesar. Kebanyakan perusahaan memiliki banyakproduk dan seringkali produk tersebut tidak mencetak laba yang sama. Jadi labaakan bergantung pada bauran penjualan perusahaan.Laba akan lebih besar jika barang dengan margin tinggi bukan yangbermargin rendah memiliki proporsi yang relatif besar dalam total penjualan.Sebaliknya perubahan dalam bauran produk dari barang yang memiliki marginrendah ke barang yang memiliki margin tinggi akan menyebabkan efeksebaliknya, total laba makin meningkat walaupun

(3)

ECONOMIC BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXVII OKTOBER S/D DESEMBER 2020

total penjualan menurun.Perubahan dalam bauran penjualan dapat mempengaruhi titik impas, marginkeamanan, dan faktor yang lain.

Pengertian Break Event Point Multiproduk Menurut Kasmir (2010:182) “Penjualan campuran atau sales mix, merupakan suatu gambaran perimbangan penjualan antara beberapa macam produk yang dihasilkan suatu perusahaan”. Jadi, perusahaan-perusahaan tertentu yang memproduksi lebih dari satu macam produk, mencari break event point menggunakan cara yang berbeda karena adanya variabel operation cost dan harga jual per unit yang berbeda dari masing-masing jenis produk.

Dalam kasus nyata, banyak perusahaan mulai dari perusahaan manufaktur sampai jasa memiliki berbagai macam penawaran. Setiap penawaran memiliki biaya variabel dan haga jual yang berbeda. Untuk mengetahui BEP pada multi produk, kita dapat mengambangkan persamaan yang sudah ada pada kasus produk tunggal dengan memberikan bobot atas kontribusi masing-masing produk berdasarkan proporsi penjualannya. Rumusnya sebagai berikut:

F BEP dalam Rp

∑[ (1-(Vi / Fi) x (w i) ] V= biaya variabel/unit

F=biaya tetap

W=persen setiap produk terhadap penjualan total i=masing-masing produk

Pengertian Biaya Variabel (Variable Cost)

Menurut Garrison, Noreen, Brewer (2006:257) “biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional terhadap perubahan tingkataktivitas”. Perilaku biaya variabel adalah secara total akan bertambah danberkurang secara proporsional terhadap perubahan tingkat aktivitas, sedangkan secara per unit biaya variabel akan selalu konstan untuk per unit. Jika tingkataktivitas naik dua kali lipat, maka total biaya variabel juga akan naik dua kalilipat. Jika tingkat akitivitas naik 10%, maka total biaya variabel juga akan naiksebesar 10%.Contoh biaya variabel dari perusahaan pabrikan adalah bahan

(4)

ECONOMIC BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXVII OKTOBER S/D DESEMBER 2020

baku langsungdan tenaga kerja langsung. Sementara pada perusahaan dagang contoh dari biayavariabel adalah komisi penjualan dan biaya pokok barang dagangan yang dijual.Aktivitas tersebut dapat diwujudkan dengan berbagai bentuk seperti unit yangdiproduksi, unit yang dijual, jarak kilometer yang dituju, jumlah tempat tidur yangdigunakan, jam kerja, dan sebagainya

Pengertian Biaya Tetap (Fixed Cost)

Menurut Hansen, Mowen (2004:35) “biaya tetap adalah biaya yang dalam jumlah total tetap konstan dalam rentang yang relevan ketika tingkat output berubah”. Perilaku biaya tetap secara total adalah total biaya tetap tidakdipengaruhi oleh perubahan tingkat aktivitas dalam rentang yang relevan,sedangkan secara per unit biaya tetap per unit akan berkurang apabila jumlah unityang dihasilkan bertambah. Rentang yang relevan adalah rentang output dimanaasumsi hubungan biaya/output berlaku.Berapapun unit yang diproduksi, perusahaan akan mengeluarkan biayatetap. Besarnya biaya tetap adalah konstan untuk satu periode, maka kurva biaya tetap berupa garis mendatar memiliki kemiringan atau gradien nol. Sangat sedikitbiaya yang benar-benar tetap. Biaya tetap dapat menimbulkan kesulitan apabilaharus menyatakannya dalam biaya per unit. Hal ini terjadi karena bila biaya tetapdiperhitungkan per unit produk, akan terjadi kondisi yang berbalikan denganperubahan aktivitas.Contoh biaya tetap meliputi depresiasi dengan metode garis lurus, asuransi,pajak property, sewa, gaji supervisor, gaji pegawai administrasi dan iklan. Sewaadalah contoh yang tepat untuk menggambarkan biaya tetap.

Pengertian Biaya Semivariabel (Mix Cost)

Menurut Tambunan (2000:10) “biaya semivariabel adalah biaya yang akan berubah jumlahnya apabila volume/tingkat kegiatan usaha berubah tetapiperubahan tersebut tidak dalam proporsi langsung terhadap perubahan volumekegiatan usaha tersebut“. Untuk kepentingan perencanaan, pengendalian danpengambilan keputusan akuntansi, biaya harus diusahakan bisa dikelompokkan kedalam biaya tetap dan biaya variabel. Biaya yang bersifat semivariabel (mix cost)harus dipindahkan kedalam kelompok yang jelas yaitu bagian yang termasukbiaya tetap dan bagian yang masuk biaya variabel.

(5)

ECONOMIC BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXVII OKTOBER S/D DESEMBER 2020

Walaupun seringkali tidaksepenuhnya tetap, namun pemisahan biaya kedalam kedua kelompok tersebutakan sangat membantu manajemen untuk mengendalikannya.

Ada beberapa metode pemisahan biaya yang bisa diterapkan oleh manajemen, yaitu:

1. Metode Tinggi Rendah (High Low Method) 2. Metode Scattergraph (Scattergraph Method)

3. Metode Regresi Kuadrat Terkecil (Least Squares Regression) 4. Metode Biaya Berjaga (Stand by Cost Method)

METODE PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2001:24) “Desain penelitian dengan menggunakan Metode Deskriptif kuantitatif adalah suatu cara mengumpulkan, mengolah dan menginterpretasikan data berupa angka-angka yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti.” Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan metode analisis sebagai berikut:

1. Metode Presentase tertentu ( Mulyadi 2002)

Metode ini digunakan, karena dianggap cukup praktis, karena di dalam pengalokasian setiap komponen biaya semivariabel tidak berdasarkan pemicu (driver ) biaya tertentu.

2. Analisis Pulang Pokok Multi produk (Adi Joko Guritno, 2015 :5.12) Pendekatan Total (Rupiah)

Rumus:

F BEP dalam Rp

(6)

ECONOMIC BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXVII OKTOBER S/D DESEMBER 2020

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Data Komponen Biaya PT. Multi Logistics Indonesia

Di bawah ini terdapat data biaya perusahaan yang diperoleh dari laporan laba/rugi perusahaan untuk periode tahun 2019.

Berdasarkan dari laporan laba/rugi perusahaan di atas, selanjutnya dilakukan pemisahan antara biaya tetap, biaya variabel sehingga diperoleh laporan laba rugi berdasarkan pendekatan varaibel costing di bawah ini. Laporan laba/rugi dengan pendekatan full costing tidak dapat djadilkan sebagai pedoman dalam menghitung perencanaan laba multi poduk, hal tersebut disebabkan karena antara biaya tetap dan biaya varabel belum terpisah. Oleh karena itu laporan laba/rugi harus di buat dalam bentuk format variabel costing.

Berdasarkan hasil analisis komponen biaya dalam format laba/rugi perusahaan (full costing), maka berikut ini dapat disajikan format laba/rugi dalam format variabel costing:

DOKUMEN SPARE PART ALAT BERAT TOTAL PENDAPATAN JASA EKSPEDISI Rp 329.978.250 Rp 13.290.124.905 Rp 661.500.000 Rp 14.281.603.155 HARGA POKOK PENJUALAN Rp (99.080.888) Rp (11.999.087.560) Rp (200.650.500) Rp (12.298.818.948) LABA KOTOR Rp 230.897.362 Rp 1.291.037.345 Rp 460.849.500 Rp 1.982.784.207 MACAM-MACAM BIAYA Biaya gaji Rp 180.060.900 Rp 540.900.800 Rp 96.000.000 Rp 816.961.700 Biaya Pengobatan Rp 2.650.800 Rp 12.457.700 Rp 3.050.700 Rp 18.159.200 Biaya listrik Rp 2.500.700 Rp 12.865.300 Rp 5.557.080 Rp 20.923.080 Biaya Tlpn/pulsa Rp 6.890.500 Rp 25.900.600 Rp 4.444.500 Rp 37.235.600 Biaya PDAM Rp 845.300 Rp 2.500.600 Rp 204.000 Rp 3.549.900 Biaya Transport/Parkir/Tol Rp 3.125.400 Rp 11.122.500 Rp 2.222.600 Rp 16.470.500 Biaya Peny.Per.Kantor Rp 4.700.900 Rp 11.980.500 Rp 6.680.900 Rp 23.362.300 Biaya Peny.Gedung Rp 7.900.125 Rp 37.600.400 Rp 11.231.500 Rp 56.732.025 Biaya Peny.Peralatan Mesin Rp 2.506.000 Rp 18.090.090 Rp 5.050.600 Rp 25.646.690 Majalah & Surat kabar Rp 175.000 Rp 850.000 Rp 175.000 Rp 1.200.000 Rapat/jamuan Rp 2.500.000 Rp 11.765.400 Rp 1.250.000 Rp 15.515.400 Lain-lain Rp 4.448.000 Rp 25.765.800 Rp 3.335.000 Rp 33.548.800 TOTAL MACAM2 BIAYA Rp 218.303.625 Rp 711.799.690 Rp 139.201.880 Rp 1.069.305.195 TOTAL LABA Rp 12.593.737 Rp 579.237.655 Rp 321.647.620 Rp 913.479.012 Sumber Data : PT.MULTI LOGISTICS INDONESIA

PT.MULTI LOGSTICS INDONESIA LABA RUGI (FULL COSTING)

(7)

ECONOMIC BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXVII OKTOBER S/D DESEMBER 2020

Adapun hasil perhitungan laba rugi berdasarkan variabel costing di atas diperoleh degan cara memisahkan kelompok biaya tetap dan biaya variabel sebagai berikut:

Pada harga pokok pendapatan jasa ekspedisi dokumen telah dilakukan koreksi beberapa komponen biaya sehingga diperoleh total biaya variabel sebagai berikut:

1. Biaya listrik 80% atau ekuivalen dengan Rp.2.000.560, merupakan biaya variabel sementara sisanya sebesar Rp.500.140 adalah biaya tetap.

2. Biaya Tlpn/pulsa sebesar Rp.5.512.400 merupakan biaya variabel, sementara sisanya sebesar Rp.1.378.000 merupakan biaya tetap.

3. Biaya PDAM sebesar Rp.676.240 merupakan biaya variabel, sementara sisanya sebesar Rp.169.060 merupakan biaya tetap.

4. Biaya Transportasi/parkir/tol sebesar Rp.2.500.320 merupakan biaya variabel, sementara sisanya sebesar Rp.625.080 merupakan biaya tetap.

DOKUMEN SPARE PART ALAT BERAT TOTAL PENDAPATAN JASA EKSPEDISI Rp 329.978.250 Rp 13.290.124.905 Rp 661.500.000 Rp 14.281.603.155 TOTAL BIAYA VARIABEL Rp (109.770.408) Rp (12.040.998.760) Rp (210.593.044) Rp (12.361.362.212) MARJIN Rp 220.207.842 Rp 1.249.126.145 Rp 450.906.956 Rp 1.920.240.943 MACAM-MCAM BIAYA Biaya gaji Rp 180.060.900 Rp 540.900.800 Rp 96.000.000 Rp 816.961.700 Biaya Pengobatan Rp 2.650.800 Rp 12.457.700 Rp 3.050.700 Rp 18.159.200 Biaya listrik Rp 500.140 Rp 2.573.060 Rp 1.111.416 Rp 4.184.616 Biaya Tlpn/pulsa Rp 1.378.100 Rp 5.180.120 Rp 888.900 Rp 7.447.120 Biaya PDAM Rp 169.060 Rp 500.120 Rp 40.800 Rp 709.980 Biaya Transport/Parkir/Tol Rp 625.080 Rp 2.224.500 Rp 444.520 Rp 3.294.100

Biaya Peny.Peralatan Kantor Rp 4.700.900 Rp 11.980.500 Rp 6.680.900 Rp 23.362.300 Biaya Peny.Gedung Rp 7.900.125 Rp 37.600.400 Rp 11.231.500 Rp 56.732.025 Biaya Peny.Peralatan Mesin Rp 2.506.000 Rp 18.090.090 Rp 5.050.600 Rp 25.646.690 Biaya Majalah & Surat kabar Rp 175.000 Rp 850.000 Rp 175.000 Rp 1.200.000 Biaya Rapat/perjamuan Rp 2.500.000 Rp 11.765.400 Rp 1.250.000 Rp 15.515.400 Biaya Lain-lain Rp 4.448.000 Rp 25.765.800 Rp 3.335.000 Rp 33.548.800 TOTAL BIAYA TETAP Rp 207.614.105 Rp 669.888.490 Rp 129.259.336 Rp 1.006.761.931 TOTAL LABA Rp 12.593.737 Rp 579.237.655 Rp 321.647.620 Rp 913.479.012 Sumber Data : PT.MULTI LOGISTICS INDONESIA

PER 31 DESEMBER 2019 PT.MULTI LOGSTICS INDONESIA LABA RUGI (VARIABEL COSTING)

(8)

ECONOMIC BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXVII OKTOBER S/D DESEMBER 2020

Pada harga pokok pendapatan jasa ekspedisi Spare part telah dilakukan koreksi beberapa komponen biaya sehingga diperoleh total biaya variabel sebagai berikut:

1. Biaya listrik 80% atau ekuivalen dengan Rp.10.292.240 merupakan biaya variabel sementara sisanya sebesar Rp.2.573.060 adalah biaya tetap. 2. Biaya Tlpn/pulsa sebesar Rp.20.720.480 merupakan biaya variabel,

sementara sisanya sebesar Rp.5.180.120 merupakan biaya tetap.

3. Biaya PDAM sebesar Rp2.000.480 merupakan biaya variabel, sementara sisanya sebesar Rp.500.120 merupakan biaya tetap.

4. Biaya Transportasi/parkir/tol sebesar Rp.8.898.000 merupakan biaya variabel, sementara sisanya sebesar Rp.2.224.500 merupakan biaya tetap. Pada harga pokok pendapatan jasa ekspedisi Alat berat telah dilakukan koreksi beberapa komponen biaya sehingga diperoleh total biaya variabel sebagai berikut:

1. Biaya listrik 80% atau ekuivalen dengan Rp.4.445.664 merupakan biaya variabel sementara sisanya sebesar Rp.1.111.416 adalah biaya tetap. 2. Biaya Tlpn/pulsa sebesar Rp.3.555.600 merupakan biaya variabel,

sementara sisanya sebesar Rp.888.900 merupakan biaya tetap.

3. Biaya PDAM sebesar Rp.163.200 merupakan biaya variabel, sementara sisanya sebesar Rp.40.800 merupakan biaya tetap.

4. Biaya Transportasi/parkir/tol sebesar Rp.1.778.080 merupakan biaya variabel, sementara sisanya sebesar Rp.444.520 merupakan biaya tetap. Analisis Break Even Point Multi Produk

Dari pemisahan kedua komponen biaya di atas, selanjutnya dapat dilakukan perhitungan break even point PT. Multi Logistcs Indonesia. Berhubung produk yang dihasilkan perusahaan tiga jenis dengan mengkonsumsi rasio biaya yang berbeda, maka digunakan rumus khusus untuk menghitungnya.

Adapun rumus yang digunakan Dalam menghitung posisi break even

point multi produk adalah sebagai berikut:

(9)

ECONOMIC BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXVII OKTOBER S/D DESEMBER 2020

Bauran produk dihitung dengan mencari perbandingan jumlah penjualan yang terkecil atau proporsi diantara ketiga produk. Jumlah pendapatan jasa ekspedesi dokumen tahun 2019 sebanyak 81.471 kg, sementara jumlah pendapatan jasa ekspedesi spare part selama tahun 2019 sebanyak 3.233.607 kg, serta pendapatan jasa ekspedesi alat berat sebanyak 472.500 kg. Dari satuan masing-masing produk tersebut, selanjutnya dapat dihitung proporsi atau bauran serta marjin ketiga produk seperti di bawah ini.

Selanjutnya dapat dihitung Break event point masing-masing produk sebagai berikut:

Pertama dihitung BEP dalam paket dengan rumus sebagai berikut: (BEP Paket =Biaya tetap/total marjin perpaket)

Berikut ini adalah hasil perhitungan BEP

Harga Jual/UNIT

Biaya Variabel/UNIT

Marjin

Bauran

Total Marjin

(Rp.)

(Rp.)

(Rp.)

(Unit)

(Rp.)

Marjin dokumen

4.050

(1.216)

2.834

0,02

57

Marjin Sprt

4.110

(3.711)

399

0,85

339

Marjin Alat berat

1.400

(425)

975

0,13

127

523

1.006.761.931 Rp 523 Rp

BEP/PAKET BAURAN BEP (Unit)

BEP Dokumen (Kg) Rp 1.925.712 X 0,02 38.514 BEP S'part (Kg) Rp 1.925.712 X 0,85 1.636.855 BEP Alat Berat (Kg) Rp 1.925.712 X 0,13 250.343

Hrg Jual/Unit BEP (Unit) BEP (Rupiah)

BEP Dokumen (Rp.) Rp 4.050 X 38.514 155.992.473 BEP S'part (Rp.) Rp 4.110 X 1.636.855 6.727.475.620 BEP Alat Berat (Rp) Rp 1.400 X 250.343 350.479.619

(10)

ECONOMIC BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXVII OKTOBER S/D DESEMBER 2020

Berikut dilakukan pembuktian terhadap BEP ketiga jenis produk dengan perhitungan laba/rugi di bawah ini:

Pada tahun 2019 titik impas (Break Even Point) PT.Multi Logistics Indoensia tercapai pada saat jasa dari hasil pengiriman dokumen terjual sebanyak 38.514 kg atau ekuivalen nilai rupiah sebesar Rp.155.992.473. Untuk jasa ekspedisi spare part titik impas tercapai pada saat penjualan sebesar 1.636.855 kg atau ekuivalen dengan nilai rupiah sebesar Rp.6.727.475.620. Untuk jasa ekspedisi alat berat titik impas tercapai pada saat penjualan sebesar 250.343 kg atau ekuivalen dengan nilai rupiah sebesar Rp.350.479.619.

Berdasarkan hasil perhitungan BEP multi produk di atas, jika dikaitkan dengan perencanaan laba, diperoleh informasi bahwa untuk produk jasa pengiriman dokumen dan sprae part tidak menguntungkan dimana lini produk jasa pengiriman dokumen mengalami kerugian sebesar Rp.98.460.697,- Jasa pengiriman spare part rugi sebesar Rp.16.363.988, sementara untuk jasa pengiriman alat berat menguntungkan sebesar Rp.114.824.685.

DOKUMEN SPARE PART ALAT BERAT TOTAL

PENDAPATAN JASA EKSPEDISI Rp 155.992.473 Rp 6.727.475.620 Rp 350.479.619 Rp 7.233.947.713 TOTAL BIAYA VARIABEL Rp (46.839.065) Rp (6.073.951.118) Rp (106.395.599) Rp (6.227.185.782) MARJIN Rp 109.153.408 Rp 653.524.502 Rp 244.084.021 Rp 1.006.761.931 MACAM-MCAM BIAYA Biaya gaji Rp 180.060.900 Rp 540.900.800 Rp 96.000.000 Rp 816.961.700 Biaya Pengobatan Rp 2.650.800 Rp 12.457.700 Rp 3.050.700 Rp 18.159.200 Biaya listrik Rp 500.140 Rp 2.573.060 Rp 1.111.416 Rp 4.184.616 Biaya Tlpn/pulsa Rp 1.378.100 Rp 5.180.120 Rp 888.900 Rp 7.447.120 Biaya PDAM Rp 169.060 Rp 500.120 Rp 40.800 Rp 709.980 Biaya Transport/Parkir/Tol Rp 625.080 Rp 2.224.500 Rp 444.520 Rp 3.294.100 Biaya Peny.Peralatan Kantor Rp 4.700.900 Rp 11.980.500 Rp 6.680.900 Rp 23.362.300 Biaya Peny.Gedung Rp 7.900.125 Rp 37.600.400 Rp 11.231.500 Rp 56.732.025 Biaya Peny.Peralatan Mesin Rp 2.506.000 Rp 18.090.090 Rp 5.050.600 Rp 25.646.690 Biaya Majalah & Surat kabar Rp 175.000 Rp 850.000 Rp 175.000 Rp 1.200.000 Biaya Rapat/perjamuan Rp 2.500.000 Rp 11.765.400 Rp 1.250.000 Rp 15.515.400 Biaya Lain-lain Rp 4.448.000 Rp 25.765.800 Rp 3.335.000 Rp 33.548.800 TOTAL BIAYA TETAP Rp 207.614.105 Rp 669.888.490 Rp 129.259.336 Rp 1.006.761.931 TOTAL LABA Rp (98.460.697) Rp (16.363.988) Rp 114.824.685 Rp -Sumber Data : PT.MULTI LOGISTICS INDONESIA

PT.MULTI LOGSTICS INDONESIA LABA RUGI (POSISI BEP)

(11)

ECONOMIC BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXVII OKTOBER S/D DESEMBER 2020

KESIMPULAN

Dari seluruh data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisa berdasarkan metode-metode yang digunakan dalam analisis Cost Volume

Profit,maka dapat diambil suatu kesimpulan dan saran sebagai berikut:

Pada tahun 2019 titik impas (Break Even Point) PT.Multi Logistics Indonesia tercapai pada saat dari hasil pengiriman dokumen terjual sebanyak 38.514 kg atau ekuivalen nilai rupiah sebesar Rp.155.992.473. Untuk jasa ekspedisi spare part titik impas tercapai pada saat penjualan sebesar 1.636.855 kg atau ekuivalen dengan nilai rupiah sebesar Rp.6.727.475.620. Untuk jasa ekspedisi alat berat titik impas tercapai pada saat penjualan sebesar 250.343 kg atau ekuivalen dengan nilai rupiah sebesar Rp.350.479.619.

(12)

ECONOMIC BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXVII OKTOBER S/D DESEMBER 2020

DAFTAR PUSTAKA

Adi Djoko Guritno. 2015. Manajemen Operasi. Modul Universitas terbuka. Jakarta

Ahmad Kamaruddin. 2005. Akuntansi Manajemen. RajaGrafindo Persada. Jakarta Bustami, Bastian & Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya Tingkat Lanjutan. Graha

Ilmu. Yogyakarta.

Garrison Norren. 2000. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat. Jakarta Manullang. M. 2005. Pengantar Manajemen Keuangan. Andi.Yogyakarta.

Muslich Mohammmad. 2000. Manajemen Keuangan Modern. Bumi Aksara. Jakarta.

Mulyadi. 1993. Akuntansi Manajemen. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta.

Riahi-Belkaoui, Ahmed. 2006. Teori Akuntansi Buku Satu. Salemba Empat. Jakarta.

Samryn. L. M. 2001. Akuntasi Manajerial Suatu Pengantar. RajaGrafindo Persada. Jakarta

Supriyono. R.A. 2000. Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian Biaya

serta Pembuatan Keputusan Buku II. BPFE. Yogyakarta.

Supriyono. R.A. 1999. Akuntansi Biaya Pengumbulan Biaya dan Penentuan

Harga Pokok Buku I. BEFE. Yogyakarta.

Sugiri Slamet & Sulastiningsih. 2004. Akuntansi Manajemen Sebuah Pengantar. Akademik Manajemen Perusahaan YKPN. Bandung.

Syamsuddin Lukman. 2000. Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi

dalam : Perencanaan, Pengawasan, dan Pengembalian Keputusan.

PT RajaGrafinso Persada. Jakarta.

Wirjaksono Armanto. 2006. Akuntansi Biaya. Graha Ilmu. Yogyakarta

Suharyadi, 2003. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, buku 1,Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2001. Metode Penelitian Bisnis, cetakan ketiga, Alfabeta, Bandung. Tambunan, Loran, 2000. Akuntansi Manajemen: Analisa Biaya Perencanaan dan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka keterbukaan informasi yang wajib dipenuhi oleh Perseroan sebagaimana PERATURAN IX.E.2, maka keterbukaan informasi ini disampaikan kepada para pemegang

Untuk mengamati siklus patah bahan yang dinitridasi dengan variasi tekanan yang telah dilakukan dengan pengujian kelelahan pada tegangan 0,50-(29,03 kg/mm2) hasilnya ditunjukkan

41 Sehingga dengan menggunakan teknik analisis tersebut dapat dilihat ”Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek pada Komunitas Nissan Livina Club wilayah Jabodetabek.”.

Modal adalah salah satu kata kerja bantu atau helping verb yang menambah makna struktural atau makna semantik terhadap kata kerja yang memiliki makna lebih terhadap kata

)piglotis Tidak dilakukan Plia Voalis Tidak dilakukan Artenoi Tidak dilakukan Ventrilar /an Tidak dilakukan Pita Sara Tidak dilakukan Ri#a +lotis Tidak

Secara alamiah lahan gambut memiliki tingkat kesuburan rendah karena kandungan unsur haranya rendah dan mengandung beragam asam-asam organik yang sebagian bersifat racun

Penerimaan diri waria terkadang sulit untuk menjadi baik dan positif, jika berbaur ke dalam lingkungan yang menolak kaum waria tersebut karena dianggap tidak sesuai dengan norma

Dari nilai Uji Wald (Uji Z) sebesar 2,41 variabel luas lahan garapan ini menghasilkan nilai p-value 0,016 mengandung arti lahan garapan yang luas lebih respon untuk