• Tidak ada hasil yang ditemukan

Status kebersihan rongga mulut dan kebutuhan perawatan periodontal pada anak sindrom Down usia 6-18 tahun di SLB-C Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Status kebersihan rongga mulut dan kebutuhan perawatan periodontal pada anak sindrom Down usia 6-18 tahun di SLB-C Kota Medan"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

2

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Kedokteran Gigi Anak Tahun 2015

Ravinraj Ilangovan

Status kebersihan rongga mulut dan kebutuhan perawatan periodontal pada anak sindrom Down usia 6-18 tahun di SLB-C Kota Medan

x+39 halaman

Terdapat empat juta penderita sindrom Down di seluruh dunia, dan 300 kasusnya terjadi di Indonesia. Kemampuan kognitif, komunikasi dan motorik anak sindrom Down yang berbeda cenderung mengakibatkan anak tidak dapat membersihkan rongga mulutnya sendiri dengan efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status kebersihan rongga mulut dan kebutuhan perawatan periodontal pada anak sindrom Down usia 6-18 tahun di SLB-C Kota Medan.

Jenis penelitian adalah survei deskriptif yang dilakukan pada 67 anak sindrom Down usia 6-18 tahun di SLB-C Kota Medan. Pengambilan subjek anak sindrom Down dilakukan dengan cara total sampling berdasarkan usia dan jenis kelamin. Metode pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara orang tua dan pemeriksaan klinis pada anak yang dievaluasi menggunakan OHIS dan CPITN. Hasil pengolahan dan analisis data disajikan dalam bentuk persentase.

Hasil penelitian menunjukkan rerata skor OHIS berdasarkan jenis kelamin pada anak laki-laki dan perempuan masing-masing memiliki kategori sedang, yaitu 2,33 ± 1,03 pada anak laki-laki dan 1,99 ± 1,41 pada anak perempuan. Rerata OHIS berdasarkan usia terlihat tinggi pada kelompok usia 13-18 tahun yaitu 3,12 ± 1,17 (kategori jelek), dibandingkan pada kelompok usia 6-12 tahun yaitu 1,77 ± 1,09 (kategori sedang).

(2)

3

Status periodontal pada anak sindrom Down yang paling tinggi adalah kalkulus sebanyak 52,2%, diikuti dengan gusi berdarah 29,9%, sebanyak 11,9% dengan saku kedalaman 4-5mm dan sebanyak 6,0% dengan periodonsium sehat.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui anak sindrom Down perlu segera dilakukan perawatan skeling dan beberapa diantaranya membutuhkan tenaga professional seperti kuretase. Selain itu, juga dibutuhkan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut untuk mencegah terjadinya penyakit periodontal.

Daftar pustaka: (1986-2014)

Referensi

Dokumen terkait

perawatan periodontal dengan kelompok usia pada sindroma Down di kota Medan. Keadaan oral higiene pada sindroma Down

mendapatkan data tingkat pengetahuan orangtua dan kesehatan rongga mulut anak sindrom Down usia 6-12 tahun di Kota Bandung.. Penelitian bersifat deskriptif dengan teknik

Untuk mengetahui gambaran status karies gigi berdasarkan jenis kelamin pada anak sindrom Down usia 12-18 tahun di SLB-C kota Medan. Untuk mengetahui gambaran status gizi pada

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini dengan memeriksa gigi pada anak sindroma Down untuk melihat debris makanan maupun kalkulus (karang gigi) yang ada

untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya mengenai “GAMBARAN STATUS KARIES GIGI DAN STATUS GIZI PADA ANAK SINDROM DOWN USIA 12-18 TAHUN DI SLB C KOTA MEDAN”..

Tidak ada hubungan keadaan rongga mulut anak sindrom down dalam menjaga kebersihan gigi mulut dengan terjadinya karies gigi, dan responden yang memiliki keadaan

untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya mengenai “GAMBARAN STATUS KARIES GIGI DAN STATUS GIZI PADA ANAK SINDROM DOWN USIA 12-18 TAHUN DI SLB C KOTA MEDAN”..

Korelasi antara kebersihan mulut berdasarkan level kebersihan oral dari debris yang melekat (Indeks Debris), level higiene oral (OHIS) dan kebutuhan perawatan