• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Harga Diri dengan Resiliensi pada Anak Multietnis Batak–Tionghoa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Harga Diri dengan Resiliensi pada Anak Multietnis Batak–Tionghoa"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

4

Hubungan Harga Diri dengan Resiliensi pada Anak Multietnis Batak– Tionghoa

Cynthia Halim dan Rika Eliana Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang bertujuan untuk melihat hubungan antara harga diri dengan resiliensi pada anak multietnis Batak-Tionghoa. Penelitian ini melibatkan delapan puluh satu orang anak multietnis. Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak multietnis Batak-Tionghoa yang berusia 17-25 tahun. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling. Alat ukur resiliensi yang digunakan dalam penelitian ini Multiracial Challenges and Resilience Scale (MCRS) yang disusun oleh Salahuddin (2008), sedangkan harga diri diukur dengan menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale dari Rosenberg (1965). Hasil pengujian hipotesa menunjukkan hubungan yang positif antara resiliensi dengan harga diri dengan nilai r=0,513. Hasil tambahan penelitian menunjukkan bahwa tingkat resiliensi pada anak multietnis Batak-Tionghoa 100% berada dalam kategori tinggi, sedangkan tingkat harga diri pada anak multietnis Batak-Tionghoa 14,8% berada pada kategori sedang dan 85,2% berada pada kategori tinggi.

Kata kunci: harga diri, resiliensi, multietnis

(2)

5

The Relationship Between Self Esteem and Resilience in Multiethnic Batak-Chinese Children

Cynthia Halim dan Rika Eliana

Abstract

This research is a correlation study aimed to examine the relationship between self-esteem with resilience in multiethnic Batak-Chinese children. The study involved eighty one child multiethnic. The criteria for the sample used in this study is a multiethnic Batak-Chinese children aged 17-25 years. Sampling was done by accidental sampling technique. Resilience measuring instrument used in this study Multiracial Challenges and Resilience Scale (MCRS) developed by Salahuddin (2008), while the self-esteem was measured using Rosenberg Self-Esteem Scale from Rosenberg (1965). Hypothesis testing results showed a positive relationship between resilience and self-esteem with a value of r = 0.513. Additional results showed that the level of resilience in multiethnic Batak-Chinese children 100% were in the high category, while the level of self-esteem in multiethnic Batak-Chinese children 14.8% in the moderate category and 85.2% in the high category.

Keywords : self-esteem, resilience, multiethnic

Referensi

Dokumen terkait

Alat ukur adalah The Resilience Quotient dari Reivich & Shatte (2002) yang diadaptasi kedalam Bahasa Indonesia dari skala Social Support yang disusun oleh

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala yaitu skala resiliensi dan skala perilaku inovatif yang disusun berdasarkan aspek resiliensi oleh Reivich

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala yaitu skala resiliensi dan skala perilaku inovatif yang disusun berdasarkan aspek resiliensi oleh Reivich

Sedangkan harga diri individu juga ditentukan oleh 2 faktor, menurut Ghufron & Risnawita (2010) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri dapat

Tujuan penelitian dalam penelitian ini ialah untuk melihat hubungan positif yang signifikan regulasi diri dengan resiliensi pada wanita karier yang sudah

Faktor penting yang dapat mempengaruhi kemampuan resiliensi penyandang disabilitas adalah dukungan sosial dan penerimaan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan mengenai pengaruh harga diri dan dukungan sosial terhadap resiliensi mahasiswa dengan pengalaman bullying di perguruan

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian terhadap 276 subjek diperoleh kesimpulan bahwa konsep diri merupakan prediktor yang signifikan dari resiliensi dimana terdapat hubungan positif