• Tidak ada hasil yang ditemukan

Responsi Glaukoma ikoy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Responsi Glaukoma ikoy"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

STATUS BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA

STATUS BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA

KETERANGAN UMUM : KETERANGAN UMUM :  Nama

 Nama : Tn. A: Tn. A Umur

Umur : : 70 70 tahuntahun Jenis

Jenis KelamiKelaminn : L: Laki-lakaki-lakii P

Peekkeerrjjaaaann : : PPeettaannii A

Allaammaatt : : KKpp. . SSaayyaanng g ((BBaanndduunngg)) Tanggal Pemeriksaan : 16 Februari 2006 Tanggal Pemeriksaan : 16 Februari 2006

ANAMNESA ANAMNESA

Keluhan Utama : Penglihatan mata buram Keluhan Utama : Penglihatan mata buram Anamnesa Khusus :

Anamnesa Khusus :

Sejak 4 bulan yang lalu penderita merasakan penglihatannya kabur pada kedua Sejak 4 bulan yang lalu penderita merasakan penglihatannya kabur pada kedua mata, namun penderita tidak berobat. Penderita merasa pusing yang hilang timbul sejak 1 mata, namun penderita tidak berobat. Penderita merasa pusing yang hilang timbul sejak 1  bulan

 bulan yang yang lalu. lalu. Sebelumnya Sebelumnya penderita penderita datang datang ke ke Puskesmas Puskesmas dan dan dianjurkan dianjurkan untuk untuk   berobat ke RS Mata Cicendo. Saat itu penderita tidak diberi ob

 berobat ke RS Mata Cicendo. Saat itu penderita tidak diberi obat apapun.at apapun. Pen

Penderderita ita mermerasa asa penpengliglihathatannannya ya menmenyemyempitpit. . KelKeluhauhan n tidtidak ak disdisertertai ai adaadanyanya gambaran pelangi pada penglihatan. Riwayat sakit kepala hebat, muntah-muntah, nyeri di gambaran pelangi pada penglihatan. Riwayat sakit kepala hebat, muntah-muntah, nyeri di sekitar mata disangkal. Riwayat memakai kacamata disangkal. Keluhan mata berair, mata sekitar mata disangkal. Riwayat memakai kacamata disangkal. Keluhan mata berair, mata merah dan penglihatan silau disangkal. Penglihatan berkabut disangkal. Keluhan ini baru merah dan penglihatan silau disangkal. Penglihatan berkabut disangkal. Keluhan ini baru dirasakan pertama kali oleh penderita. Riwayat keluhan serupa pada keluarga penderita dirasakan pertama kali oleh penderita. Riwayat keluhan serupa pada keluarga penderita disangkal. Riwayat benturan atau pukulan pada mata disangkal. Riwayat kencing manis, disangkal. Riwayat benturan atau pukulan pada mata disangkal. Riwayat kencing manis, darah tinggi dan pemberian obat-obat

(2)

PEMERIKSAAN FISIK 

STATUS GENERALIS

TD : 130/80 mmHg R : 20 x/menit  N : 83 x/menit S : Afebris

Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.

STATUS OFTAMOLOGIKUS I. Pemeriksaan Subjektif  Visus VOD 1/300 PH 1/300 VOS 3/60 PH 3/60 Sc Sc -Cc - Cc -Sten - Sten -Koreksi - Koreksi -Adde - Adde

-II. Pemeriksaan Objektif 

a.) Inspeksi OD OS

Muscle balance orthotropia Pergerakan bola mata

duksi baik duksi baik   versi baik 

Palpebra superior tenang tenang Palpebra inferior tenang tenang Cilia trikiasis (-) trikiasis (-) Aparatus lakrimalis lakrimasi (-) lakrimasi (-) Konjungtiva tarsalis superior tenang tenang

Konjungtiva tarsalis inferior tenang tenang Konjungtiva bulbi tenang tenang

Kornea jernih jernih

(3)

Pupil bulat ∅3mm bulat3mm

refleks cahaya (+/+) refleks cahaya (+/+) Iris sinekhia (-) sinekhia (-)

Lensa jernih jernih

SLIT LAMP (Biomikroskop)

Cilia trikiasis (-) trikiasis (-) Konjungtiva tenang tenang

Kornea jernih jernih

Bilik mata depan sedang sedang

Pupil bulat ∅3mm bulat3mm

refleks cahaya (+/+) refleks cahaya (+/+) Iris sinekhia (-) sinekhia (-)

Lensa jernih jernih

 b.) Palpasi

TIO palpatoar ODS meningkat fluktuasi (+/+)

c.) Pemeriksaan Objektif dengan alat-alat lain:

TONOMETER: OD: 24,4 mmHg OS: 24,4 mmHg (Dengan beban 5,5 g)

FUNDUSKOPI OD OS

Refleks fundus (+) (+)

Vitreus jernih jernih

(4)

Batas papil tegas tegas

Warna papil kuning-oranye kuning-oranye

C/Dratio 1,0 0,8

A/Vratio 0,3 0,3

Makula Refleks (+) Refleks (+) Wool cotton appearance (-) (-)

 Nasalisasi (-) (-)

LABORATORIUM: Tidak dilakukan

RESUME

Seorang laki-laki berusia 70 tahun datang ke RS Mata Cicendo dengan keluhan utama  penglihatan menjadi buram.

Sejak 4 bulan yang lalu penderita merasakan penglihatannya kabur pada kedua mata, namun penderita tidak berobat. Penderita merasa pusing yang hilang timbul sejak 1  bulan yang lalu. Sebelumnya penderita datang ke Puskesmas dan dianjurkan untuk   berobat ke RS Mata Cicendo. Saat itu penderita tidak diberi obat apapun.

Penderita merasa penglihatannya menyempit. Keluhan tidak disertai adanya gambaran pelangi pada penglihatan. Riwayat sakit kepala hebat, muntah-muntah, nyeri di sekitar mata disangkal. Riwayat memakai kacamata disangkal. Keluhan mata berair, mata merah dan penglihatan silau disangkal. Penglihatan berkabut disangkal. Keluhan ini baru dirasakan pertama kali oleh penderita. Riwayat keluhan serupa pada keluarga penderita disangkal. Riwayat benturan atau pukulan pada mata disangkal. Riwayat kencing manis, darah tinggi dan pemberian obat-obat kortikosteroid jangka panjang disangkal.

PEMERIKSAAN :

STATUS GENERALIS

TD : 130/80 mmHg R : 20 x/menit  N : 83 x/menit S : Afebris

(5)

STATUS OFTAMOLOGIKUS I. Pemeriksaan Subjektif 

Visus

VOD 1/300 VOS 3/60

II. Pemeriksaan Objektif 

a.) Inspeksi : Tidak ada kelainan

 b.) Palpasi : TIO palpatoar ODS meningkat c.) Pemeriksaan Objektif dengan alat-alat lain:

TONOMETER: OD: 24,4 mmHg OS: 24,4 mmHg (Dengan beban 5,5 g)

FUNDUSKOPI OD OS

Refleks fundus (+) (+)

Vitreus jernih jernih

Bentuk papil bulat bulat Batas papil tegas tegas

Warna papil kuning-oranye kuning-oranye

C/Dratio 1,0 0,8

A/Vratio 0,3 0,3

Makula Refleks (+) Refleks (+) Wool cotton appearance (-) (-)

 Nasalisasi (-) (-)

LABORATORIUM: Tidak dilakukan

DIAGNOSA KERJA

Glaukoma Sudut Terbuka Primer 

USULAN PEMERIKSAAN - Gonioskopi ODS - Perimeter ODS

(6)

TERAPI / MANAGEMENT : - Umum : Konseling

- Khusus : Betaksolol 0,5 % 2dd1

PROGNOSA

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad malam

PEMBAHASAN:

Pasien datang dengan keluhan mata buram

Pada pasien dengan keluhan mata buram (visus menurun) perlahan dan tenang dibedakan apakah kelainan yang terjadi termasuk kelainan refraksi atau non refraksi.

Dari anamnesis didapatkan:

Pusing yang hilang timbul sejak 1 bulan yang lalu. Penurunan lapang pandang (+).

Halo (-)

Riwayat sakit kepala hebat (-) Riwayat muntah-muntah (-) Riwayat nyeri di sekitar mata (-) Riwayat memakai kacamata (-) Keluhan mata berair (-)

Keluhan mata merah (-) Fotofobia (-)

Penglihatan berkabut (-) Keluhan pertama kali.

Keluhan serupa pada keluarga (-) Riwayat trauma pada mata (-)

Riwayat hipertensi, DM dan penggunaan kortikosteroid jangka panjang (-)

(7)

Visus dasar mata kanan pasien adalah 1/300 dan visus dasar mata kiri pasien adalah 3/60

 pemeriksaan visus dengan menggunakan pin hole  tidak didapatkan perbaikan visus  pada kedua matanya. Disimpulkan merupakan kelainan non refraksi.

Glaukoma

Kelainan mata glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi  papil saraf optik, dan menciutnya lapang pandang.

Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intraokuler ini, disebabkan : - bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar 

- berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil Pada glaukoma akan terdapat melemahnya fungsi mata dengan terjadinya cacat lapang pandang dan kerusakan anatomi berupa ekskavasi serta degenerasi papil saraf  optik, yang dapat berakhir dengan kebutaan. Ekskavasi glaukomatosa, penggaungan atau ceruk papil saraf optik akibat glaukoma merupakan gejala glaukoma yang mengakibatkan kerusakan saraf optik. Luas atau dalamnya ceruk ini pada glaukoma kongenital dipakai sebagai indikator progresivitas glaukoma.

Klasifikasi Glaukoma

Klasifikasi Vaughen untuk glaukoma adalah sebagai berikut: 1. glaukoma primer : - glaukoma sudut terbuka

- glaukoma sudut tertutup 2. glaukoma kongenital : - primer atau infantil

- menyertai kelainan kongenital lainnya 3. glaukoma sekunder : - perubahan lensa

- kelainan uvea - trauma

- bedah - rubeosis

- steroid dan lainnya 4. glaukoma absolut

Dari pembagian di atas dapat dikenal glaukoma dalam bentuk-bentuk: 1. glaukoma sudut tertutup primer dan sekunder 

(8)

3. kelainan pertumbuhan, primer (kongenital, infantil, juvenil), sekunder kelainan  pertumbuhan lain pada mata

Glaukoma Primer

Glaukoma dengan etiologi tidak pasti, dimana tidak didapatkan kelainan yang merupakan penyebab glaukoma.

Glaukoma ini didapatkan pada orang yang telah memiliki bakat bawaan glaukoma, seperti:

1. bakat dapat berupa gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata atau susunan anatomis bilik mata yang menyempit

2. mungkin disebabkan kelainan pertumbuhan pada sudut bilik mata depan (goniodisgenesis), berupa trabekulodisgenesis, iridodisgenesis dan

korneodisgenesis, dan yang paling sering berupa trabekulodisgenesis dan goniodisgenesis.

Trabekulodisgenesis adalah:

- barkan menemukan membran yang persisten menutupi permukaan trabekula

- iris dapat berinsersi pada permukaan trabekula tepat pada skleral spur atau agak lebih ke depan

- goniodisgenesis

Glaukoma primer bersifat bilateral, yang tidak selalu simetris dengan sudut bilik  mata terbuka ataupun tertutup, pengelompokan ini berguna untuk penatalaksanaan dan  penelitian. Untuk setiap glaukoma diperlukan pemeriksaan gonioskopi.

Glaukoma simpleks

Glaukoma simpleks adalah glaukoma yang penyebabnya tidak diketahui. Merupakan suatu glaukoma primer yang ditandai dengan sudut bilik mata terbuka. Glaukoma simpleks ini diagnosisnya dibuat bila ditemukan glaukoma pada kedua mata  pada pemeriksaan pertama, tanpa ditemukan kelainan yang dapat merupakan penyebab.

Pada umumnya glaukoma simpleks ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun, walaupun penyakit ini kadang-kadang ditemukan pada usia muda. Diduga glaukoma simpleks diturunkan secara dominan atau resesif pada kira-kira 50% penderita, secara genetik penderitanya adalah homozigot. Terdapat pada 99% penderita glaukoma primer 

(9)

dengan hambatan pengeluaran cairan mata (aquos humor) keluar di sudut bilik mata normal maka ini disebut glaukoma hipersekresi.

Ekskavasi papil, degenarasi papil dan gangguan lapang pandang dapat disebabkan langsung atau tidak langsung oleh tekanan bola mata pada papil saraf optik dan retina atau  pembuluh darah yang memperdarahinya.

Mulai timbulnya gejala glaukoma simpleks ini agak lambat yang kadang-kadang tidak disadari oleh penderita sampai akhirnya berlanjut dengan kebutaan. Pada keadaan ini glaukoma simpleks tersebut berakhir dengan glaukoma absolut.

Pada glaukoma simpleks tekanan bola mata sehari-hari tinggi atau lebih dari 20 mmHg. Mata tidak merah atau tidak terdapat keluhan, yang mengakibatkan terdapat gangguan susunan anatomis dan fungsi tanpa disadari oleh penderita. Akibat tekanan tinggi akan terbentuk atrofi papil disertai dengan ekskavasio glaukomatosa.

Gangguan saraf optik akan terlihat sebagai gangguan fungsinya berupa penciutan lapang pandang. Pada waktu pengukuran bila didapatkan tekanan bola mata normal sedang terlihat gejala gangguan fungsi saraf optik seperti glaukoma mungkin akibat adanya variasi diurnal. Dalam keadaan ini maka dilakukan uji provokasi minum air,  pilokarpin, uji variasi diurnal dan provokasi steroid.

Glaukoma primer yang kronis dan berjalan lambat sering tidak diketahui bila mulainya, karena keluhan pasien amat sedikit atau samar. Misalnya mata sebelah terasa  berat, kepala pening sebelah, kadang-kadang penglihatan kabur dengan anamnesa tidak 

khas. Pasien tidak mengeluh adanya halo dan memerlukan kaca mata koreksi untuk   presbiopia lebih kuat dibanding usianya. Kadang-kadang tajam penglihatan tetap normal

sampai keadaan glaukomanya sudah berat.

Bila diagnosis sudah dibuat maka penderita sudah harus memakai obat seumur  hidup untuk mencegah kebutaan. Tujuan pengobatan pada glaukoma simpleks adalah untuk memperlancar pengeluaran cairan mata (aqueous humour) atau usaha untuk  mengurangi produksi cairan mata (aqueous humour).

Diberikan pilokarpin tetes mata 1 – 4 % dan bila perlu dapat ditambah dengan asetazolamid 3 kali satu hari. Bila dengan pengobatan tekanan bola mata masih belum terkontrol atau kerusakan papil saraf optik berjalan terus disertai dengan penciutan kampus progresif maka dilakukan pembedahan.

(10)

- Bila tekanan 21 mmHg, sebaiknya dikontrol rasio C/D, periksa lapang pandangan sentral, temukan titik buta yang meluas dan skotoma sekitar titik fiksasi.

- Bila tensi 24-30 mmHg, kontrol lebih ketat dan lakukan pemeriksaan di atas bila masih dalam batas-batas normal mungkin satu hipertensi okuli.

Bila sudah dibuat diagnosis glaukoma dimana tekanan mata diatas 21 mmHg dan terdapat kelainan pada lapang pandangan juga papil maka berikan pilokarpin 2% 3 kali sehari. Bila pada kontrol tidak terdapat perbaikan ditambahkan timolol 0,25% 1-2 dd sampai 0,5%, asetazolamide 3 kali 250mg atau epinefrin 1-2%, 2 dd. Obat ini dapat diberikan dalam bentuk kombinasi untuk mendapatkan hasil yang efektif.

Bila pengobatan tidak berhasil maka dilakukan trabekulektomi laser atau  pembedahan trabekulektomi.

Prognosis sangat tergantung pada penemuan dan pengobatan dini. Pembedahan tidak seluruhnya menjamin kesembuhan mata.

Tindakan pembedahan merupakan tindakan untuk membuat filtrasi cairan mata (aqueous humour) keluar bilik mata dengan operasi Scheie, trabekulektomi dan iridenkleisis. Bila gagal maka mata akan buta total.

Pada glaukoma simpleks ditemukan perjalanan penyakit yang lama akan tetapi  berjalan terus sampai berakhir dengan kebutaan yang disebut sebagai glaukoma absolut Karena perjalanan penyakit demikian maka glaukoma simpleks disebut sebagai maling  penglihatan.

Anjuran dan keterangan pada penderita glaukoma primer sudut terbuka : - Penyakit ini tidak nyata dipengaruhi emosi

- Olahraga merendahkan tekanan bola mata sedikit

- Minum tidak boleh sekaligus banyak, karena dapat menaikkan tekanan - Tekanan darah naik cepat akan menaikkan tekanan bola mata

- Tekanan darah tinggi lama bila diturunkan cepat akan mengakibatkan bertambah terancamnya saraf mata oleh tekanan mata

Penderita memerlukan pemeriksaan papil saraf optik dan lapang pandangan 6  bulan satu kali. Bila terdapat riwayat keluarga glaukoma, buta, miopia tinggi, anemia, hipotensi, mata satu atau menderita diabetes melitus, maka kontrol dilakukan lebih sering.

(11)

Diagnosis banding glaukoma sudut terbuka adalah glaukoma bertekanan rendah, glaukoma sudut tertutup kronik, glaukoma sekunder dengan sudut terbuka dan glaukoma yang dibangkitkan steroid.

Glaukoma absolut

Glaukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma sudut (sempit / terbuka) dimana sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut.

Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan ekskavasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit.

Sering mata dengan buta ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris. Keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma hemoragik.

Pengobatan glaukoma absolut dapat dengan memberikan sinar beta pada badan siliar untuk menekan fungsi badan siliar, alkohor retrobulbar atau melakukan  pengangkatan bola mata karena mata telah tiadk berfungsi dan memberikan rasa sakit.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Vaughan, Daniel G. 2000. Oftalmologi Umum Edisi ke-14. Widya Medika. Jakarta.

Ilyas, Sidarta. 2005. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

8ase ini biasanya berlangsung sebentar, ditandai dengan mual dan dihubungkan dengan peningkatan kadar vasopressin plasma 6A3), kadangkadang kenaikan ini melebihi

Defisit motorik yang lebih jelas pada lengan (daripada tungkai) dapat dijelaskan akibat rusaknya sel motorik di kornu anterior medulla spinalis segmen servikal atau

: pasien mengatakan sudah tahu tentang keuntungan erinteraksi dengan orang lain dan kerugian menarik diri dengan orang lain#. 7 : pasien isa men6eutkan kemali

Dalam proses pengecoran tidak diperbolehkan menggunakan air asin sebagai katalisator, hal ini disebabkan karena jika dalam pengoperasiannya menggunakan air asin maka ketahanan

Perjuang Kesatuan Melayu Muda yang bersifat kebangsaan terutama mendaulatkan bahasa Melayu menjadi bahasa kebangsaan dan bahasa rasmi Malaya Merdeka seperti.. berikut,

Proses belajar mengajar di kelas yang melibatkan guru dan siswa dengan menggunakan media pembelajaran, secara umum dapat memberi- kan pengaruh psikologis yang sangat

Dalam jangka panjang, konflik horizontal maupun vertikal dalam alokasi dan distribusi tambang akan memerlukan tenaga, waktu, dan biaya yang sangat mahal

Nasabah dengan ini menyetujui bahwa efek dan/atau dana dalam Sub Rekening Efek Nasabah dan/atau Rekening Dana Nasabah maupun efek dan/atau yang akan diterima