• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN TRANSMIGRASI LOKAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN TRANSMIGRASI LOKAL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN TRANSMIGRASI LOKAL

2018 I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu misi Pembangunan Kabupaten Bandung Barat sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2013-2018 adalah Meningkatkan kemandirian dan daya saing ekonomi masyarakat, untuk optimalisasi penyerapan tenaga kerja dan penanggulangan kemiskinan.

Pembangunan perekonomian daerah berbasiskan pada ekonomi kerakyatan dengan seluruh kekuatan sumber daya daerah, menciptakan iklim investasi yang kondusif, serta penyediaan sarana dan prasarana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari semua sektor. Tentunya diharapkan dari pembangunan ekonomi tersebut dapat meningkatkan daya saing daerah dengan tetap menjaga keseimbangan sumber daya alam dan kelestarian lingkungan hidup.

Terdapat banyak potensi yang bisa menjadi penggerak perekonomian Kabupaten Bandung Barat karena memiliki empat modal dasar yaitu : (1) kedudukan geografis yang strategis pada jalur perlintasan Jawa Barat dan DKI Jakarta, (2) sumberdaya alam dan energi potensial yang memberikan nilai tambah, (3) sumberdaya pariwisata yang memadai, dan (4) karakteristik masyarakat yang religius, harmonis, terbuka dan mudah mengakses informasi.

Meskipun demikian, ketimpangan pertumbuhan wilayah masih terjadi akibat pola pembangunan sebelumnya. Kabupaten Bandung Barat memiliki beberapa kecamatan yang maju di antaranya Kecamatan Batujajar, Padalarang, Lembang, Cisarua dan Parongpong. Sementara kecamatan lainnya masih tertinggal akibat minimnya infrastruktur yang menghubungkannya dengan daerah lain, serta belum maksimalnya pemerintah daerah dalam menggali potensi lokal. Indeks pembangunan manusia (IPM) Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2017 baru mencapi 66,63 (BPS Kabupaten Bandung Barat).

(2)

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN TRANSMIGRASI LOKAL

2018 I - 2

Tabel 1.1 Perbandingan Kondisi Kesejahteraan Antar Kecamatan di Kabupaten Bandung Barat

Kecamatan IPM Cililin 66,54 Cihampelas 66,59 Sindangkerta 64,77 Gunung Halu 63,73 Rongga 61,43 Cipongkor 61,57 Batujajar 66,58 Saguling 61,49 Lembang 67,39 Parongpong 66,82 Cisarua 65,50 Ngamprah 66,79 Padalarang 66,58 Cipatat 64,53 Cipeundeuy 64,67 Cikalong Wetan 64,15 Bandung Barat 66,89

Sumber : BPS Kabupaten Bandung Barat, 2018

Kondisi lainnya adalah tingkat kepadatan penduduk, yang masih terkonsentrasi di daerah Kecamatan Ngamprah, Padalarang, Batujajar dan Cililin. Hal ini mengindikasikan ketimpangan ekonomi dan sosial di KBB yang dapat menghambat perkembangan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Pesatnya perkembangan wilayah dan kompleksitas masyarakat rural-urban

mendorong pemerintah daerah untuk terus membenahi pembangunan wilayahnya agar terjadi keselarasan antara pusat pertumbuhan dengan daerah belakang (hinterland) sebagai wilayah pelayanannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Rahardja (2005) yang menyatakan bahwa pembangunan pusat pertumbuhan harus dipelopori oleh pemerintah dalam bentuk perencanaan konstruksi pembangunan prasarana dan regulasi kebijakan yang mendorong penanaman investasi.

(3)

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN TRANSMIGRASI LOKAL

2018 I - 3

Salah satu upaya dalam mengatasi ketimpangan pembangunan adalah transmigrasi. Mengacu pada UU No. 29 Tahun 2009, misi pembangunan transmigrasi adalah memunculkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi sebagai wahana bagi penduduk untuk melakukan mobilitas, baik secara horisontal (gerak keruangan) maupun secara vertikal (peningkatan kesejahteraan), dengan slogan

people follow jobs. Cara untuk mencapainya adalah dengan menekankan pada kemampuan SDM dalam memanfaatkan sumber daya alam dan sarana-prasarana yang tersedia, untuk mengembangkan komoditas unggulan dengan prinsip green economy.

Transmigrasi secara besar-besaran dilakukan pada masa Pemerintahan Orde Baru dengan Pengiriman warga Transmigran dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera khususnya di Provinsi Lampung. Program Transmigrasi pada masa pemerintahan Orde Baru begitu pesat dan mengakar karena menjadi program dari pemerintah pusat.

Penyelenggaraan transmigrasi menurut Undang-Undang Nomor 15 tahun 1997 tentang Ketransmigrasian bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya, serta meningkatan dan melakukan pemerataan pembangunan di daerah dan juga memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. Dari kebijakan mengenai ketransmigrasian di atas, jelas bahwa transmigrasi adalah suatu program yang sangat bijak dalam mengatasi masalah kependudukan.

Tujuan utama transmigrasi sesuai dengan pengertiannya adalah dalam rangka penyebaran penduduk yang merata di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, tujuan lain dari transmigrasi sesuai dengan konteks kehidupan bangsa Indonesia saat ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja baru di sektor informal, mengembangkan potensi sumber daya alam di daerah dan juga merupakan alternatif untuk mempertahankan keutuhan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(4)

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN TRANSMIGRASI LOKAL

2018 I - 4

Seiring dengan perkembangan zaman serta adanya otonomi daerah perlu adanya suatu terobosan baru dari Pemerintah daerah baik daerah tujuan maupun daerah asal. Pemerintah Daerah yang menjadi tujuan dari pelaksanaan program Transmigrasi pada kondisi sekarang tidak serta merta menerima terhadap kegiatan Transmigrasi ini. Bahwa program Transmigrasi tidak hanya melakukan pemerataan penduduk saja, tetapi sebenarnya bisa menanggulangi terhadap permasalahan kemiskinan dan permasalahan sosial.

Kemiskinan hampir ada di setiap wilayah dan daerah di Indoneisa, baik Daerah Kabupaten atau Kota. Maka dalam rangka mengatasi persoalan penduduk, mengatasi kemiskinan, dan permasalahan ekonomi. Perlu adanya konsep Transmigrasi Lokal, dengan adanya Transmigrasi lokal maka Pemerintah Daerah baik provinsi maupun Kabupaten/Kota bisa melakukan sinergitas Pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Terdapat beberapa keuntungan yang bisa diraih dengan adanya program Transmigrasi Lokal yaitu Pertama; Penyebaran penduduk yang merata diantara Kecamatan dalam satu Kabupaten atau dalam satu provinsi. Kedua; Adanya pusat pertumbuhan baru atau daerah baru. Ketiga; adanya peningkatan ekonomi terutama bagi masyarakat miskin karena trasmigrasi dilakukan dalam rangka memberikan kesempatan kepada masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi lemah untuk berdaya guna.

Konsep Transmigrasi Lokal bisa dilakukan dengan cara yaitu: Pertama; perpindahan penduduk dari daerah yang tingkat kepadatan penduduk dan tingkat ekonomi lemah yang ada di wilayah Kecamatan / Kabupaten/ Kota untuk di migrasikan ke wilayah Kabupaten yang ada. Kedua; adanya komitmen antara Pemerintah Provinsi dengan Kabupaten/Kota yang akan melaksanakan Transmigrasi. Ketiga; menghindari penguasaan lahan oleh kelompok tertentu yang dipergunakan untuk kepentingan Pribadi. Keempat:dengan menggandeng pihak perusahaan yang akan mengembangkaan perkebunan, sehingga membawa efek ekonomi bagi warga masyarakat.

(5)

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN TRANSMIGRASI LOKAL

2018 I - 5

Berdasarkan program trasnmigrasi lokal dapat diukur hasilnya melalui tujuh indikator tingkat kesejahteraan keluarga transmigran yaitu pendapatan, pengeluaran, kondisi fisik rumah, kepemilikan barang berharga, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan tingkat kebetahan. Untuk mendapatkan suatu kajian komprehensif mengenai konsep pengembangan transmigrasi lokal di Kabupaten Bandung Barat, maka Bidang Perencanaan Sosial Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Bandung Barat melaksanakan kegiatan pengadaan jasa konsultasi Kajian Model

Pengembangan Trasmigrasi Lokal.

1.2 Maksud dan Tujuan

Sebagaimana telah diuraikan dalam Latar Belakang sebelum ini, maka

Maksud, Tujuan dan Sasaran dari kegiatan ini diuraikan sebagai berikut :

1.2.1 Maksud Kegiatan

Sebagaimana dalam Kerangka acuan kerja dan hasil koordinas awal dengan pengguna jasa, maksud dari dilaksanakannya Kajian Model Pengembangan Transmigrasi Lokal ini untuk mendapatkan kajian mengenai model pengembangan transmigrasi lokal dari wilayah utara Bandung Barat (Kecamatan Lembang dan sekitarnya) ke Wilayah Selatan (Kecamatan Rongga dan sekitarnya) untuk dijadikan dasar dukungan kebijakan pemerintah daerah untuk perbaikan dimasa yang akan datang khususnya masukan bagi RPJMD mendatang dalam bentuk kebijakan/rencana aksi/program pengurangan tingkat urbanisasi / pelaksanaan trasmigrasi lokal.

1.2.2 Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan kajian model pengembangan transmigrasi lokal adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui model yang paling efektif dalam pengembangan transmigrasi lokal dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan memberikan kesempatan kepada masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi lemah untuk berdaya guna;

(6)

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN TRANSMIGRASI LOKAL

2018 I - 6

2. Untuk mengetahui prosedur untuk mendapatkan Izin pemanfaatan Hutan (IPH) dari lahan tidur di wilayah selatan Bandung Barat agar dapat di manfaatkan oleh masyarakat peserta transmigrasi lokal.

3. Untuk mendapatkan rekomendasi-rekomendasi terhadap model pengembangan transmigrasi lokal yang dapat dilaksanakan di Kabupaten Bandung Barat;

4. Untuk mengetahui kebijakan apa saja yang dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat dalam rangka mendukung transmigrasi lokal bagi masyarakat Kabupaten Bandung Barat.

1.3 Referensi Hukum

Kajian Model Pengembangan Transmigrasi Lokal ini, dilaksanakan dengan dasar hukum sebagai berikut:

1. Undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian jo. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4688);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian.

5. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat No.3 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2007-2025.

6. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2009-2029.

(7)

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN TRANSMIGRASI LOKAL

2018 I - 7

7. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2013-2018.

1.4 Lingkup Kegiatan

Dengan mengacu pada arah maksud dan tujuan yang dikemukakan dalam sub-bab sebelum ini, maka ruang lingkup kegiatan Kajian model pengembangan transmigrasi lokal adalah sebagai berikut :

1) Melakukan kajian akademis terkait model pengembangan transmigrasi lokal yang dapat dilakukan bagi masyarakat Kabupaten Bandung Barat;

2) Melakukan kajian rekomendasi-rekomendasi terhadap model pengembangan transmigrasi lokal yang dapat dilaksanakan di Kabupaten Bandung Barat; 3) Melakukan kajian prosedur mendapatkan Izin pemanfaatan Hutan (IPH) dari

lahan tidur di wilayah selatan Bandung Barat agar dapat di manfaatkan oleh masyarakat sekitar dan /atau peserta transmigrasi lokal.

4) Merumuskan langkah-langkah /rencana aksi/program apa saja yang dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat dalam rangka mendukung model pengembangan transmigrasi lokal yang dapat dilaksanakan di Kabupaten Bandung Barat, khususnya bagi masukan dalam RPJMD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019-2023.

1.5 Sistematika Laporan

Sistematika laporan akhir ini disusun dengan urutan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Menjelaskan latar belakang dilaksanakannya kegiatan, maksud dan tujuan, Landasan Hukum, serta sistematika pembahasan.

BAB II Tinjauan Umum Kabupaten Bandung Barat

Menjelaskan mengenai tinjauan atau profil Kabupaten Bandung Barat terkait kependudukan, kesejahteraan. perekonomian dan sosial budaya.

(8)

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN TRANSMIGRASI LOKAL

2018 I - 8

BAB III Tinjauan Teoritis

Menjelaskan tentang dasar – dasar teoritis mengenai peningkatan kesejahteraan melalui pelaksanaan transmigrasi lokal dan langkah-langkah operasional pelaksanaan transmigrasi lokal.

BAB IV Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Bagian ini Menguraikan pendekatan – pendekatan dan metodologi yang digunakan dalam kajian ini, metodologi pekerjaan dimulai dari metode penanganan pekerjaan serta dari kegiatan yang akan dilakukan.

BAB V Kondisi Eksisting Migrasi Penduduk di Kabupaten Bandung Barat

Bagian ini memaparkan data – data terkait jumlah, pola dan karakteristik migrasi penduduk yang ada di Kabupaten Bandung Barat.

BAB VI Model Pengembangan Transmigrasi Lokal

Bab ini merupakan bagian inti dari kajian ini yang menjelaskan mengenai model pengembangan transmigrasi local yang dapat diterapkan di Kabupaten Bandung Barat, prosedur untuk mendapatkan Izin pemanfaatan Hutan (IPH) dari lahan tidur di wilayah selatan Bandung Barat agar dapat di manfaatkan oleh masyarakat yang akan menjadi peserta transmigrasi lokal dan langkah-langkah /rencana aksi/program yang dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat dalam rangka mendukung model pengembangan transmigrasi lokal yang dapat dilaksanakan di Kabupaten Bandung Barat, khususnya bagi masukan dalam RPJMD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019-2023.

BAB VII Simpulan dan Rekomendasi

Bab ini berisi mengenai simpulan dari kajian dan rekomendasi yang dapat konsultan berikan untuk langkah lanjutan dari kajian model pengembangan trasmigrasi lokal ini.

Gambar

Tabel 1.1 Perbandingan Kondisi Kesejahteraan Antar Kecamatan di  Kabupaten Bandung Barat

Referensi

Dokumen terkait

Program ASI eksklusif adalah bagian dari program gizi di Puskesmas Pekauman. Selama program ini digalakan oleh pemerintah, puskesmas selalu berupaya melakukan

$EVWUDN 6HQVH 5HIHUHQFH 'DQ *HQUH 1RYHO 0HUDKQ\D 0HUDK .DU\D ,ZDQ 6LPDWXSDQJ $QDOLVLV +HUPHQHXWLND 3DXO 5LFRHXU 7HRUL KHUPHQHXWLND 3DXO 5LFRHXU PHQ\HEXWWHNV VDVWUD EHUPDNQD RWRQRP

Hasil penelitian menunjukkan bahwa media interaktif berbasis Microsoft Excel yang dikembangkan efektif terhadap keterampilan proses sains peserta didik pada materi

Begitu pula di sekolah, perilaku siswa dalam belajar harus ditunjukkan melalui antusiasme berprestasi yang tinggi dan seyogyanya dapat dimiliki setiap siswa

Dari uraian diatas diharapkan kita dapat tahu bahwa sejarah perkembangan ilmu itu cukup penting untuk di ketahui dan di pelajari, sejarah atau periodesasi itu

Orang tua dan masyarakat telah meningkatkan pengharapannya akan pendidikan dan menjadi lebih menuntut akan performa sekolah dasar yang lebih baik bagi

Langkah kelima setelah selesai merancang simulator SCADA PLTU Suralaya, selanjutnya melakukan simulasi dan uji coba pada simulator tersebut mulai dari security

Dampak positifnya tentu dengan pemberian sanksi penjara akan memberikan efek jera, mengakui kesalahan dan tidak mengulanginya lagi, sebagai alat instropeksi diri