• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Teori Peplau.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Teori Peplau."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Pemenuhan dasar tersebut diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan dalam praktik keperawatan profesional. Untuk tercapainya suatu keperawatan professional diperlukan suatu pendekatan, yang disebut “Proses Keperawatan” dan “Dokumentasi” keperawatan sebagai data tertulis yang menjelaskan tentang penyampaian informasi (komunikasi), penerapan sesuai standart praktik, dan pelaksanaan proses keperawatan.

Ilmu keperawatan didasarkan pada suatu teori yang sangat luas. Proses keperawatan adalah metode di mana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan profesional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang berdasarkan pada ilmu dan etika keperawatan.

Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.

Untuk menjalankan tugas keperawatan, banyak teori keperawatan yang digunakan, salah satunya adalah Hildegard E. Peplau. Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia.

Oleh karena itu, makalah ini disusun atas dasar memberikan pengetahuan kepada para mahasiswa bagaimana peran perawat dan proses interpersonal melalui model konsep dan teori keperawatan menurut Peplau, selain itu dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti bagaimana tugas dan

(2)

sikap perawat yang seharusnya serta dapat mengimplementasikannya dalam lingkungan kerja nanti.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan teori Hildegard E. Peplau? 1.2.2 Apa saja komponen sentral pada teori Hildegard E. Peplau? 1.2.3 Apa saja relevan teori yang diterapkan?

1.2.4 Apa saja implementasi teori Hildegard E. Peplau?

1.2.5 Apa saja kelebihan dan kekurangan teori Hildegard E. Peplau?

1.3 Tujuan

Tujuan makalah ini secara umum, yaitu;

1.3.1 memberikan pengetahuan kepada para mahasiswa bagaimana peran perawat dan proses interpersonal melalui model konsep dan teori keperawatan menurut Hildegard E. Peplau.

Sedangkan tujuan makalah ini secara khusus bertitik tolak dari rumusan masalah yang ada, yaitu:

1.3.2 untuk mendeskripsikan model konsep dan teori keperawatan menurut Hildegard E. Peplau;

1.3.3 untuk mendeskripsikan apa saja komponen sentral pada teori Hildegard E. Peplau sehingga menumbuhkan sikap berusaha mendorong kemandirian pasien;

1.3.4 untuk mendeskripsikan apa saja relevan teori yang diterapkan sehingga dapat mencapai kematangan perkembangan kepribadian;

1.3.5 untuk mendeskripsikan apa saja implementasi teori Hildegard E. Peplau sehingga hubungan kolaborasi perawat klien melalui hubugan interpersonal dapat terwujud;

1.3.6 untuk mendeskripsikan apa saja kelebihan dan kekurangan teori Peplau sehingga timbul adanya sikap kritis.

1.4 Manfaat Kajian

Makalah ini memiliki manfaat berdasarkan format yang dipilih dalam penulisan, yaitu:

(3)

1.4.1 bagi penulis, makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang teori dan model keperawatan menurut Hildegard E. Peplau;

1.4.2 bagi pembaca, makalah ini dapat menjadi salah satu referensi dalam mengembangkan penulisan atau sumber inspirasi teori dan model keperawatan menurut Hildegard E. Peplau;

1.4.3 bagi Universitas Wiraraja Sumenep, makalah ini dapat menambah koleksi perpustakaan kampus dan memberi wawasan tentang teori dan model keperawatan menurut Hildegard E. Peplau;

1.4.4 bagi masyarakat, makalah ini dapat menjadi ancuan dan bahan referensi dalam mengenalkan teori dan model keperawatan menurut Hildegard E. Peplau.

BAB II

PEMBAHASAN

(4)

Hildegard E. Peplau, PhD, RN, FAAN, yang dikenal sebagai “jiwa ibu

menyusui,” meninggal diusia 89 tahun pada tanggal 17 Maret 1999. Satu- satunya perawat untuk melayani ANA sebagai direktur eksekutif dan kemudian sebagai presiden, dia menjabat dua istilah di Dewan International Council of Nurses (ICN). Pada tahun 1997, dia menerima kehormatan tertinggi keperawatan, yang Christiane Reimann Prize, pada Kongres ICN yang berlangsung empat tahun. Pada tahun 1996, American Academy of Nursing Peplau dihormati sebagai “Legenda Hidup” dan pada tahun 1998, ANA dilantiknya ke dalam Hall of Fame. (Kutipan dari “warisan daun Peplau prestasi” artikel di bawah ini – Keperawatan Dunia Mei 1999 ).

Hildegard Peplau lima puluh tahun karirnya di panti kiri cap yang tidak terhapuskan pada profesi keperawatan, dan pada kehidupan para sakit jiwa di Amerika Serikat. Dia mengenakan banyak topi– pendiri keperawatan jiwa modern, inovatif pendidik, advokat bagi penderita penyakit mental, pendukung pendidikan lanjutan untuk perawat, Direktur Eksekutif dan kemudian Presiden American Nurses Association, dan penulis produktif. Hidupnya sering ditandai dengan kontroversi, yang dia dihadapkan dengan keberanian dan tekad.

2.2 Teori Peplau

Menurut Peplau, keperawatan adalah terapeutik yaitu satu seni menyembuhkan, menolong individu yang sakit atau membutuhkan pelayanan kesehatan. Keperawatan dapat dipandang sebagai satu proses interpersonal karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu dengan tujuan yang sama. Dalam keperawatan tujuan bersama ini akan mendorong kearah proses terapeutik di mana perawat dan pasien saling menghormati satu dengan yang lain sebagai individu, kedua- duanya mereka belajar dan berkembang sebagai hasil dari interaksi. Belajar menempatkan diri saat individu mendapat stimulus dalam lingkungan dan berkembang penuh sebagai reaksi kepada stimulus tersebut.

Ketika perawat dan pasien mengidentifikasi satu masalah pertama kalinya dan mulai fokus pada tindakan yang tepat, pendekatan yang dilakukan melalui

(5)

perbedaan latar- belakang dan keunikan individu. Setiap individu dapat pandang sebagai satu struktur yang unik bio- psiko- sosial- spiritual yang satu dengan yang lain tidak bertentangan.

Setiap individu telah belajar dari lingkungan, adat- istiadat, kebiasaan, dan kepercayaan yang berbeda yang membentuk budaya individu tersebut. Setiap orang datang dari (pemikiran) sudut pandang yang berbeda sehingga mempengaruhi persepsi dan perbedaan persepsi ini sangat penting dalam proses interpersonal. Sebagai tambahan bagi perawat dari latar belakang pendidikan, yang mengerti tentang teori perkembangan, konsep adaptasi kehidupan, respon konflik, juga wawasan yang luas tentang peran keperawatan profesional dalam proses hubungan interpersonal. Sebagai perawat dan pasien yang berhubungan terus harus mengerti peran masing- masing dan faktor sekitar yang meningkatkan masalah hingga keduanya saling berbagi atau berkolaborasi dalam mencapai tujuan bersama.

Sebagai perawat ialah mengarahkan pasien untuk penyelesaian masalah yang dihadapi setiap hari, sehingga metode dan prinsip- prinsip yang digunakan dalam berpraktik secara profesional akan meningkat secara efektif. Setiap permasalahan akan mempengaruhi kepribadian perawat dan meningkatkan profesionalisme. Inilah ciri diri perawat yang memiliki perubahan langsung dalam terapeutik, hubungan interpersonal.

Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat.

Model konsep dan teori keperawatan Peplau berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif (Peplau .1952).

2.3 Komponen Sentral Pada Teori Peplau

Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen

(6)

sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.

2.3.1 Klien

Klien adalah sistem yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi oleh adanya proses interpersonal.

2.3.2 Perawat

Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien yang bersifat pertisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini, berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses interpersonal. Pendidik atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat. Peran perawat sebagai berikut:

a. Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, hubungan P- K merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai antara perawat dan klien.

b. Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.

c. Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan

(7)

bimbingan pada klien/keluarga terutama dalam mengatasi masalah kesehatan.

d. Kepemimpinan (Leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin klien/keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi.

e. Pengasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna untuk membantu memenuhi kebutuhannya.

f. Konselor (consellor) meningkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu kehidupan yang kreatif, instruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan.

2.3.3 Sumber Kesulitan

Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila kominukasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologik (sakit jiwa) dan biologis individu. Dalam model Peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasannya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu, perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.

2.3.4 Hubungan Interpersonal

Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan.

Hubungan interpersonal yang merupakan faktor utama model keperawatan menurut Peplau mempunyai asumsi terhadap 4 konsep utama yaitu:

(8)

Manusia atau individu dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan. Tiap individu merupakan makhluk yang unik, mempunyai persepsi yang dipelajari dan ide yang telah terbentuk dan penting untuk proses interpersonal.

Masyarakat/ lingkungan budaya dan adat istiadat merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menghadapi kehidupan.

Kesehatan didefinisikan sebagai perkembangan kepribadian dan proses kemanusiaan yang berkesinambungan kearah kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif.

Keperawatan dipandang sebagai proses interpersonal yang bermakna. Proses interpersonal merupakan materina force dan alat edukatif yang baik bagi perawat maupun klien. Pengetahuan diri dalam konteks interaksi interpersonal merupakan hal yang penting untuk memahami klien dan mencapai resolusi masalah.

Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau ini menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup proses interpersonal, perawat- klien, dan masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit.

Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan klien ini memiliki empat tahap diantaranya:

a. Tahap orientasi, lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian askep pada klien. Pada tahap ini perawat dan klien melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data.

b. Fase identifikasi, terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan asuhan keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita sakit, sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan

(9)

menguatkan bagian yang positif serta kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :

a) Partisipasi mandiri dalam hubungannya dengan perawat. b) Individu mandiri terpisah dari perwat.

c) Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat. Pada tahap identifikasi ini, peran perawat apakah sudah melakukan atau bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi ekspresi perasaan klien serta melaksanakan asuhan keperawatan.

c. Fase eksplorasi, memungkinkan suatu situasi di mana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai pandangan/ persepsi terhadap situasi. Fase ini, merupakan inti hubungan dalam proses interpersonal. Dalam fase ini, perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat di dalamnya.

d. Fase resolusi, di mana perawat berusaha untuk secara bertahan kepada klien untuk membebaskan diri dari ketergantungan kepada tenaga kesehatan dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya agar mampu menjalankan secara sendiri. Pada model Peplau ini, dapat dilihat adanya tindakan keperawatan yang diarahkan kepada hubungan interpersonal atau psikoterapi. Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi kearah realisasi potensi. Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan di mana perawat membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha mendorong kemandirian pasien.

(10)

Pemaparan ini menunjukkan bahwa teori Hildegard E. Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian. Oleh karena itu, perawat berupaya mengembangkan hubungan perawat dan klien melalui peran yang diembannya (narasumber, konselor dan wali).

Adapun kerangka kerja praktik dari teori Peplau memaparkan bahwa keperawatan adalah proses yang penting, terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun struktur sistem asuhan kesehatan untuk memfasilitasi kondisi yang alami dari kecenderungan manusia untuk mengembangkan hubungan interpersonal.

2.5 Implementasi Teori Peplau

Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk keprihatinannya terhadap praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga sebagai perawat jiwa, melalui tulisannya dia kemudian mempublikasikan teorinya mengenai hubungan interpersonal dalam keperawatan. Di mana dalam memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada perawatan yang bersifat terapeutik.

Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata, yaitu pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama- sama mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini, klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya.

Teori Peplau merupakan teori yang unik di mana hubungan kolaborasi perawat klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubugan interpersonal yang efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien. Ketika

(11)

kebutuhan dasar telah diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpesonal perawat klien digambarkan sebagai fase- fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini orientasi, identifikasi, penjelasan dan resolusi.

Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrument perilaku, dan instrument untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model konseptual Peplau.

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Teori Peplau

2.6.1 Kelebihan:

 Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik.

 Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan.  Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik.  Dapat medorong pasien untuk lebih mandiri.

2.6.2 Kekurangan:

 Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam penyembuhannya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres, 1986). Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujun keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan unutuk membantu klien mencapai kemantapan pengembangan kepribadian (Chinn dan Jacobs, 1995). Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Oleh karena itu, perawat berupaya mengembangkan hubungan antara

(12)

perawat dan klien di mana perawat bertugas sebagai nara sumber, konselor, dan wali. 3.2 Saran 3.2.1 3.2.2 3.2.3 13

Referensi

Dokumen terkait

Konsep–konsep dan teori–teori yang akan dijelaskan adalah pengertian rekrutmen, proses – proses pelaksanaan rekrutmen, pengertian dari psikologi serta fungsi–fungsi dasar dan

Mata kuliah ini dimaksudkan untuk memberi kemampuan kepada mahasiswa supaya memahami : konsep konsep dasar dalam Analisis Data uji Hidup, permasalahan permasalahan dalam teori

Dengan penjelasan ini, maka teori penetrasi sosial dapat diartikan juga sebagai sebuah model yang menunjukkan perkembangan hubungan, yaitu proses di mana orang

Teori permintaan adalah teori yang menjelaskan tentang ciri hubungan antara permintaan dan harga.[3] Dari definisi ini dapat diketahui, bahwa permintaan terjadi

Model konsep teori keperawatan oleh Peplau meliputi proses interpersonal antara perawat dengan pasien dan memiliki empat tahap diantaranya: tahap pertama,

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:  Teori dan model keperawatan adalah suatu usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam

• Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan ➔ model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang

1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Mahasiswa dapat memahami konsep teori hipertensi dan asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi 1.3.2 Tujuan Khusus Menjelaskan Konsep dasar