• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN

PENELITIAN DOSEN PEMULA

SISTEM DETEKSI PERGESERAN TANAH MENGGUNAKAN SENSOR

DRAW WIRE BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN INFORMASI

SMS GATEWAY

Tim Pengusul :

Suraya, S.Si., M.Kom. (NIDN: 0525026203) Ketua Tim Pengusul M. Andang Novianta, S.T., M.T (NIDN: 0520116901) Anggota Tim Pengusul

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA

APRIL 2014

(2)
(3)

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul --- i Halaman Pengesahan --- ii Daftar Isi --- 1 Daftar Gambar --- 2 Ringkasan --- 3 BAB I. PENDAHULUAN --- 4 1.1 Latar Belakang --- 4 1.2 Perumusan Masalah --- 5 1.3 Tujuan Penelitian --- 5 1.4 Kegunaan Program --- 5

1.5 Luaran Yang Diharapkan --- 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA --- 8

2.1 Kajian Definisi Pergeseran Tanah --- 9

2.2 Kajian Sistem Pengukuran Geseran Tanah --- 10

2.3 Kajian Teknik Penyimpanan Data (Data Logger) --- 13

2.4 Kajian Sistem Peringatan Dini --- 14

2.5 Kajian Sistem Informasi Berbasis SMS --- 16

BAB III. METODE PENELITIAN --- 17

3.1 Materi Penelitian --- 17

3.2 Alat Penelitian --- 17

3.3 Jalannya Penelitian --- 18

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN --- 21

4.1 Anggaran Biaya --- 21

4.2 Jadwal Penelitian --- 21

DAFTAR PUSTAKA --- 22

LAMPIRAN Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian --- 23

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas --- 25

Lampiran 3. Biodata Ketua dan Anggota Peneliti --- 26

(4)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Instalasi Sensor Draw-Wire --- 11

Gambar 2.2 Bentuk Fisik Potensiometer Jenis Wire Wound --- 12

Gambar 2.3 Format Data Tersimpan --- 14

Gambar 2.4 Pola Penyimpanan Data --- 14

Gambar 2.5 Diagram Alir Peringatan Dini --- 15

Gambar 3.1 Blok Diagram Pemantau Pergeseran Tanah --- 17

(5)

RINGKASAN

Indonesia termasuk daerah rawan bencana tanah longsor dikarenakan banyaknya kawasan perbukitan di wilayah seluruh Indonesia. Pergeseran tanah merupakan salah satu faktor terjadinya tanah longsor. Terjadinya tanah longsor banyak menelan korban baik secara material maupun jiwa, hal ini terjadi karena belum ada alat yang bisa mendeteksi akan dan kapan terjadinya longsor atau sering disebut sistem peringatan dini (early warning system). Data pengukuran yang tersimpan akan digunakan sebagai pengambil keputusan terhadap akumulasi jarak geseran tanah yang terjadi sehingga ancaman bencana alam berupa longsor dapat diketahui secara dini.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat yang bisa mendeteksi akan terjadinya tanah longsor sebagai sistem peringatan dini, perekam menggunakan keping semikonduktor dalam bentuk data tersimpan, dengan mendeteksi adanya pergeseran tanah dengan teknologi draw-wire sensor secara digital yang berbasis mikrokontroler, sehingga data pengukuran tersimpan secara digital.

Hasil jangka panjang yang diharapkan dari penelitian ini adalah adanya korelasi antara data pergeseran tanah dengan waktu dan besar simpangan yang terjadi. Dengan demikian bisa dibuat sistem peringatan dini tanah longsor dengan memanfaatkan perubahan mekanik dengan sistem digital dan informasi dapat disebarluaskan memanfaatkan pelayanan SMS Gateway sebagai salah satu media transmisi peringatan dininya, sedangkan target khususnya adalah sistem pemantauan tanah longsor yang sederhana dan handal untuk mengetahui secara realtime adanya pergeseran tanah ketika akan terjadi tanah longsor.

Kata-kata kunci: pergeseran tanah, mikrokontroler, SMS gateway, peringatan dini, draw-wire

(6)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia termasuk daerah rawan bencana tanah longsor dikarenakan banyaknya kawasan perbukitan di wilayah seluruh Indonesia. Pergeseran tanah merupakan salah satu faktor terjadinya tanah longsor. Terjadinya tanah longsor banyak menelan korban baik secara material maupun jiwa, hal ini terjadi karena belum ada alat yang bisa mendeteksi akan dan kapan terjadinya longsor atau sering disebut sistem peringatan dini (early warning system).

Pada kawasan rawan bencana tanah longsor dengan jumlah penduduk yang padat harus menjadi perhatian masyarakat sosial, budaya dan teknologi dalam upaya baik menyampaikan, menyarankan bahkan melakukan pemaksaan dalam rangka penyelamatan atau tindakan evakuasi jika terdeteksi adanya potensial bencana sejak dini. Hal ini tidak mudah dilakukan, sehingga betapa tinggi teknologi peringatan yang diciptakan tetap membutuhkan koordinasi masyarakat yang tanggap darurat terhadap bencana alam khususnya bencana tanah longsor.

Pada hari Jumat 4 April 2014 pukul 19.26 Wib Kereta Api Malabar jurusan Bandung-Malang anjlok. Kecelakaan terjadi usai kereta menabrak tanah longsor yang terjadi di Kilometer 224+0/1 di Desa Mekarsari, Kecamatan Kadipaten, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Kecelakaan tersebut menyebabkan tiga penumpang tewas di lokasi. Tak hanya itu, puluhan penumpang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka (Merdeka.com). Selain itu masih banyak lagi peristiwa tanah longsor yang menelan banyak korban pada tahun 2014 ini yang tidak dapat dituliskan satu-persatu.

Secara umum penelitian terhadap gejala tanah longsor dapat dilakukan dengan memantau salah satu parameter uji yaitu pergeseran tanah. Dengan menggunakan perangkat sensor yang mampu mendeteksi pergeseran (displacement) dari sebuah posisi yang bersifat variabel terhadap satu posisi yang bersifat tetap (fixed) maka akan dapat diketahui nilai geseran yang terjadi. Pada peristiwa tanah longsor (land slide) terdapat faktor geseran masa tanah dalam skala besar baik diameter maupun ketebalan yang relatif terhadap satu titik tetap (reference point). Nilai geseran yang terjadi bisa dalam orde millimeter hingga puluhan meter. Hasil dari pemantauan sangat tergantung pada perangkat pengindera (sensor). Semakin tinggi tingkat

(7)

ketelitian ukur dari perangkat sensor maka semakin akurat pula data pemantauan terhadap nilai pergeseran tanah yang telah terjadi.

Dalam penelitian ini akan dilakukan pemantauan pergeseran tanah menggunakan sensor draw-wire serta penyampaian informasinya menggunakan sistem SMS Gateway, hal ini merupakan penelitian yang sangat penting mengingat kebanyakan penelitian yang ada saat ini adalah sistem pemantauan secara umum seperti posisi dan cuaca.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan utama pada penelitian ini adalah bagaimana mengubah suatu gerak mekanik ke dalam sistem digital dan mentransfernya menjadi suatu database pada komputer yang digunakan untuk mengetahui jarak geseran tanah pada suatu daerah yang rawan longsor serta bagaimana rancangan sistem pemantauan pengukuran jarak jauh (telemetri) yang terbaik terhadap parameter gejala longsor yaitu geseran tanah yang mampu menjamin kompatibilitas dan interoperabilitas. 1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk merancang model sistem pemantauan parameter gejala tanah longsor dengan mengukur seberapa besar terjadinya pergeseran tanah secara realtime. Untuk lebih jelasnya hal-hal yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:

1) Merancang stasiun pemantau parameter gejala tanah longsor yang mampu menjamin kompatibilitas dan interoperabilitas.

2) Mengkaji teknik pemantauan dan pengukuran yang terbaik terhadap parameter-parameter gejala tanah longsor.

3) Mengkaji lokasi pemantauan terhadap keberadaan cell-cell dari Base Transmitter Station (BTS) yang akan digunakan guna menjamin penyebaran paket-paket data hasil pemantauan.

1.4 Kegunaan Program

Manfaat dari penelitian ini, dalam melakukan sebuah penelitian dan perancangan sistem, hasil akhirnya diharapkan mampu memberikan kontribusi positif berupa manfaat baik kepada kelompok yang dapat menerapkannya secara langsung maupun kepada kelompok yang berkeinginan meneruskan hasil penelitian

(8)

yang ada agar diperoleh kesempurnaan. Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan penerapannya oleh:

1) Masyarakat umum, keberadaan perangkat pemantau pergeseran tanah akan sangat membantu masyarakat untuk bisa memastikan akan terjadinya tanah longsor sehingga masyarakat bisa memutuskan kapan harus dilakukan evakuasi jika kondisinya membahayakan.

2) Pelajar dan peneliti, berbeda dengan kelompok awam, kelompok pelajar dan peneliti mempunyai tugas untuk senantiasa mengembangkan dan menemukan hal baru (inovasi) dari hasil penelitian sebelumnya, sehingga hasil penelitian sebelumnya bermanfaat bagi kelompok cendekia dalam rangka memperbaiki kinerja dan mengurangi kelemahan dari sistem yang sudah ada dan menjadi titik awal terbukanya gerbang pemikiran yang luas dengan dilakukan inovasi terus menerus dan up to date terhadap situasi dan kondisi zaman yang ada. Hal baru yang diharapkan bisa ditemukan berupa bentuk teknologi sebelumnya atau bahkan memicu munculnya teknologi pada bidang yang benar-benar baru sehingga terbukalah pintu baru untuk teknologi baru pula.

3) Pemerintah Pemerhati Teknologi, antara ide rancangan awal (konsep) sebuah teknologi dengan usaha untuk mewujudkannya menjadi realita melibatkan kelompok-kelompok yang harus sinergis. Peran pemerintah sangatlah diperlukan dalam rangka menjembatani antara kebutuhan teknologi tepat guna oleh masyarakat awam dan kemampuan serta keahlian dari kelompok cendekia dalam menciptakan teknologi. Dengan adanya konsep penelitian teknologi ini, diharapkan pemerintah mampu mewujudkan ide rancangan teknologi dari kelompok cendekia menjadi teknologi tepat guna yang secara realita bermanfaat bagi masyarakat secara umum.

1.5 Luaran Yang Diharapkan

1) Sistem atau desain: Luaran yang diharapkan setelah penelitian ini adalah adanya suatu sistem atau desain yang dapat memantauan pergeseran tanah yang sederhana dan handal sehingga bisa mengetahui secara realtime akan terjadinya tanah longsor.

2) Artikel: Luaran hasil penelitian ini dapat dipublikasikan baik melalui media cetak, media elektronik, maupun jurnal ilmiah, dan seminar nasional, sehingga

(9)

masyarakat akan mengetahui adanya suatu sistem informasi pergeseran tanah sebagai salah satu gejala tanah longsor menggunakan media informasi melalui layanan SMS Gateway.

3) Paten: Jika implementasi dan hasil uji coba dari alat penelitian ini dapat berfungsi dan menghasilkan unjuk kerja sistem yang baik, maka metode ini merupakan ide orisinil (murni) yang belum pernah dibuat sebelumnya atau dipatenkan sebelumnya.

4) Pengayaan Bahan Ajar: Hasil penelitian ini diharapkan adanya suatu bahan ajar yang memberikan pengertian tentang sistem informasi pemantauan pergeseran tanah sebagai salah satu gejala terjadinya tanah longsor pada suatu area berbasis GSM, sehingga mahasiswa dapat memahami dan menerapkan konsep tersebut untuk kelanjutan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(10)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Terdapat beberapa kajian-kajian terkait yang sudah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya dengan hipotesis yang berbeda-beda pada setiap penelitian yang telah dilakukan. Pada dasarnya adanya diversifikasi penelitian yang masih dalam satu kaitan masalah merupakan sebuah mata rantai yang bisa menentukan kesempurnaan hasil sehingga terdapat wujud berupa sistem yang nyata dan bisa langsung diterapkan pada masyarakat.

Menurut Suryolelono (2002), meneliti pendeteksian gejala-gejala alamiah tanah longsor dari sudut pandang geoteknik. Penelitian yang dilakukan fokus utamanya adalah mempelajari sebab-sebab tentang berkurangnya kuat geser tanah dan bertambahnya tegangan geser tanah sebagai akar masalah terjadinya longsor dari sisi geoteknik. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan parameter-parameter yang bersifat hidro-geologi yang dapat dijadikan indikator gejala tanah longsor seperti kenaikan kapasitas air dalam tanah, guguran material bawah tanah pada relief sumur dan debit curah hujan yang terserap oleh tanah.

KK Geodesi FTSL ITB (2002), bekerjasama dengan DVMBG (Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) menerapkan teknik pemantauan pergeseran tanah di daerah Ciloto menggunakan suatu jaringan frekuensi ganda dengan multikoordinat. Survei pertama dilaksanakan pada saat musim hujan berkepanjangan masih berlangsung, sedangkan survei kedua dan ketiga dilaksanakan pada musim kemarau. Selang waktu antara survei pertama dan kedua adalah sekitar 2.5 bulan, sedangkan antara survei kedua dan ketiga sekitar 13 bulan. Sementara itu survei terakhir dilakukan tahun 2004. Dari hasil pengolahan data survei diperoleh informasi mengenai adanya pergerakan tanah di wilayah Ciloto. Besarnya penurunan tanah di wilayah Ciloto selama empat periode ini rata-rata berkisar antara beberapa centimeter sampai beberapa belas centimeter. Meskipun pergerakannya tidak terlihat besar, namun informasi ini dapat berguna untuk analisis lebih lanjut mengenai karakteristik pergerakan tanah di daerah ini.

Pinggen Zhou, Baishen Zhou (Cina Institute of Geo-Environmental

Monitoring, Beijing) - Jingjun Guo, Donghang Li, Zhigang Ding (Tsinghua University, Beijing) - Yanming Feng (Cooperative Research Center for Satellite System, Queensland Uneversity) (2001), melakukan penelitian pada lokasi longsor

(11)

di Ya’an – Xiakou Provinsi Sichuan dengan menggunakan jaringan multi koordinat GPS geodetic untuk terus memantau tingkat pergeseran tanah pada lokasi yang pernah terjadi longsor tersebut. Pada penelitian tersebut juga digunakan tambahan instrumen ukur yaitu sistem pantau hidro-geologi yang meliputi tinggi muka air bawah tanah (pluviometer), suhu air, debit curah hujan (ombrometer), pergeseran permukaan tanah (displacement) dan deteksi runtuhan material pada sumur buatan (deformation). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan GPS jenis geodetic dengan konfigurasi multi koordinat mampu meningkatkan akurasi pengukuran tingkat pergeseran tanah dengan maksimal kesalahan 4 mm RMS dan mampu menggantikan metode pengukuran geodetic konvensional sehingga dapat dicapai baik efisiensi tenaga kerja maupun tingkat keselamatan para pemantau.

2.1 Kajian Definisi Pergeseran Tanah

Pada kawasan lereng atau tebing curam dengan tingkat curah hujan tinggi akan sangat berpotensial terjadi peristiwa longsor. Dalam pidato pengukuhan jabatan guru besar pada Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Prof. Dr. Ir. Kabul Basah Suryolelono, Dip.H.E., D.E.A. memaparkan fenomena tanah longsor dari sudut pandang geo-teknik yang menyatakan bahwa peristiwa tanah longsor atau dikenal sebagai gerakan massa tanah, batuan atau kombinasinya, sering terjadi pada lereng-lereng alam atau buatan, dan sebenarnya merupakan fenomena alam, yaitu alam mencari keseimbangan baru akibat adanya gangguan atau faktor yang mempengaruhinya dan menyebabkan terjadinya pengurangan kuat geser serta peningkatan tegangan geser tanah (Anonim, 2000).

Kontribusi pengurangan kuat geser tanah pada lereng alam yang mengalami longsor disebabkan oleh faktor yang dapat berasal dari alam itu sendiri, erat kaitannya dengan kondisi geologi antara lain jenis tanah, tekstur (komposisi) daripada tanah pembentuk lereng sangat berpengaruh terjadinya longsoran, misalnya sensivitas sifat-sifat tanah lempung, adanya lapisan tanah shale, loess, pasir lepas, dan bahan organik. Bentuk butiran tanah (bulat, ataupun tajam) berpengaruh terhadap friksi yang terjadi dalam tanah, pelapisan tanah, pengaruh gempa, geomorfologi (kemiringan daerah), iklim, terutama hujan dengan intensitas tinggi atau sedang, dengan durasi yang lama di awal musim hujan, atau menjelang akhir musim hujan, menimbulkan perubahan parameter tanah yang berkaitan dengan

(12)

pengurangan kuat gesernya. Pada batuan pengurangan kuat geser dapat diakibatkan oleh adanya diskontinuitas, sifat kekakuan, arah bedding, joint, orientasi lereng, derajat sementasi batuan misalnya konglomerat, batuan pasir, breksi, dan lain-lain.

Kontribusi peningkatan tegangan geser disebabkan oleh banyak faktor antara lain fenomena variasi gaya intergranuler yang diakibatkan oleh kadar air dalam tanah/batuan yang menimbulkan terjadinya tegangan air pori, serta tekanan hidrostatis dalam tanah meningkat. Faktor lain yang berpengaruh adalah bertambah berat beban pada lereng dapat berasal dari alam itu sendiri, antara lain air hujan yang berinfiltrasi ke dalam tanah di bagian lereng yang terbuka (tanpa penutup vegetasi) menyebabkan kandungan air dalam tanah meningkat, tanah menjadi jenuh, sehingga berat volume tanah bertambah dan beban pada lereng semakin berat. Pekerjaan timbunan di bagian lereng tanpa memperhitungkan beban lereng dapat menyebabkan lereng menjadi rawan longsor. Pengaruh hujan dapat terjadi dibagian lereng-lereng yang terbuka akibat aktivitas mahluk hidup terutama berkaitan dengan budaya masyarakat saat ini dalam memanfaatkan alam berkaitan dengan pemanfaatan lahan (tata guna lahan), kurang memperhatikan pola-pola yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Gerakan lereng tidak stabil merupakan gerakan yang dibedakan sebagai gerakan guguran (falls), runtuhan (topless), longsoran (slides), penyebaran (lateral spreads), aliran (flow), dan gerakan kompleks yang merupakan kombinasi dari berbagai gerakan tersebut. Semua bentuk gerakan ini sangat ditentukan oleh formasi geologi yaitu lapisan batuan, lapukan batuan dan tanah. Longsoran yang terjadi akan membentuk suatu pola baik di permukaan lereng maupun bentuk bidang gelincirnya. Pola longsoran di bagian permukaan lereng akan membentuk pola tapal kuda, bidang longsor sejajar arah kaki lereng, hummocky (bentuk busur-busur kecil), sedang bentuk bidang longsor dapat merupakan satu atau lebih permukaan bidang longsor dengan bentuk silindris (tampang lingkaran) atau datar (tampang garis). Longsoran dengan bentuk bidang gelincir datar (translation slides), apabila bentuk bidang gelincir adalah bidang datar ke arah kaki lereng.

2.2 Kajian Sistem Pengukuran Geseran Tanah

Dalam mengukur tingkat pergeseran tanah diperlukan sebuah sensor. Sensor draw-wire merupakan sensor yang mengukur pergeseran posisi secara linier

(13)

menggunakan pendekatan nilai pergeseran yang terjadi dengan nilai resistansi secara linier. Konsep dasar instalasi sensor draw-wire adalah menentukan dahulu dua titik yang terdiri dari titik referensi dan titik geser relatif. Titik referensi terletak pada lokasi yang diasumsikan stabil (steady), dari titik ini akan ditentukan nilai geseran relatif dari titik pengujian. Dalam menentukan dua titik pemasangan sensor berdasarkan informasi geo-teknik setempat sehingga bisa dipastikan lokasi yang secara faktual telah mendukung terhadap proses pemantauan.

Antara sensor dengan titik pantau yang dihubungkan menggunakan kawat baja elastis menempati dua area yang berbeda, yaitu area dengan jenis tanah yang konstan dan area dengan jenis yang labil (berpotensi terjadi geseran) berdasarkan karakteristik geologi tanah setempat. Sehingga panjang kawat baja yang digunakan tidak ada ketetapan panjangnya (mengikuti kondisi lokasi pemasangan), yang diperhatikan adalah selisih pengukuran jarak antara titik referensi dengan titik pemantauan tidak melebihi batas maksimal pengukuran sensor. Untuk selanjutnya besaran keluaran akan diakuisisi oleh pengendali utama untuk diolah lebih lanjut. Pada Gambar 2.1, merupakan gambaran instalasi sensor draw-wire pada suatu lokasi.

X1 X2

F

(S1)

(S2)

F kawat baja elastis

(S2-S1) AREA PANTAU GESERAN TANAH AREA REFERENSI (STEADY POINT) Displacement sensor

Gambar 2.1. Instalasi Sensor Draw-wire

Keterangan:

F = Gaya tarikan geser tanah cenderung menjauhi titik referensi X1 = Posisi mula-mula titik pantau geseran tanah

X2 = Posisi terakhir titik pantau geseran tanah

S1 = Jarak mula-mula antara titik referensi dengan titik pantau geseran S2 = Jarak terakhir antara titik referensi dengan titik pantau geseran S2-S1 = Nilai pergeseran tanah yang terjadi untuk setiap kali pemantauan

(14)

Komponen internal dari sensor draw-wire bisa digunakan jenis resistansi berupa resistor variabel dalam bentuk potensiometer dengan jenis wire wound resistor seperti pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Bentuk Fisik Potensiometer Jenis Wire Wound

Bahan dari potensio jenis wire wound adalah belitan kawat dengan resistansi yang linier terhadap panjang bentangan kawat. Potensiometer jenis ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

a) Tidak menimbulkan debu karbon akibat gesekan seperti yang terjadi pada potensiometer jenis karbon.

b) Memiliki variabel nilai resistansi ukur yang presisi dikarenakan pengukuran resistansi didasarkan pada geseran batang ukur untuk tiap-tiap belitan kawat dengan harga resistansi yang relatif kecil.

Saat difungsikan sebagai sensor pengukur geseran tanah, potensiometer wire wound dikonfigurasikan sebagai pembagi terhadap tegangan yang tetap, akan tetapi memiliki bentuk keluaran berupa tegangan yang variabel sebanding dengan perubahan resistansi yang terjadi. Besar tegangan keluaran memiliki korelasi linier terhadap nilai geseran tanah yang terjadi. Ketelitian pengukuran dari sensor tergantung pada konfigurasi mekanis dan elektris, misal jika menginginkan pengukuran variasi pergeseran tanah tiap 1 mm maka konfigurasi mekanis sensor harus bisa menghasilkan tegangan keluaran sensor pada tiap variasi 1 mm yang bisa dideteksi oleh sistem elektronis sebagai data satu satuan ukur yaitu 1 mm pula. 2.3 Kajian Teknik Penyimpanan Data (Data Logger)

Data-data hasil pengukuran selama durasi tertentu (tergantung pada pengaturan yang telah dilakukan) akan disimpan pada sebuah penyimpan elektronis yang lazim

(15)

disebut sebagai memori. Data yang tersimpan pada memori merupakan data digital yang mengandung konsep pembacaan logika 0 dan 1 dan dimanifestasikan dalam banyak cara operasional (misalkan pengisian atau pengosongan muatan, pemisahan atau peleburan sel avalanche, dan lain-lain). Pada umumnya memori terdiri dari memori yang menguap (volatile) dan memori tak menguap (non-volatile). Memori yang menguap akan kehilangan data saat catu daya listrik dihilangkan, hal ini karena pola penyimpanan data pada memori jenis ini tidak bersifat permanen yang tergantung pada keberadaan muatan listrik.

Memori yang tak menguap tidak akan kehilangan data yang telah disimpan walaupun kehilangan catu listrik, hal ini karena pola penyimpanan data pada memori ini bersifat permanen yang tidak tergantung pada keberadaan muatan listrik setelah catu dihilangkan, akan tetapi jenis memori yang tak menguap yang sering digunakan sebagai penyimpanan data-data hasil pengukuran, hal ini karena selain operasionalnya yang mudah juga harga yang relatif murah serta mudah dijumpai dipasaran.

Adapun teknik penyimpanan data pada memori terdapat beberapa kriteria dasar yaitu:

a) Interval penyimpanan data mempunyai besaran yang variabel, artinya besaran intervalnya bisa ditentukan pada nilai-nilai tertentu pada satuan tertentu (misal hari, jam atau menit). Semakin kecil nilai intervalnya maka semakin cepat pula memori akan terisi penuh dan semakin besar nilai intervalnya maka semakin lama pula memori akan terisi penuh. Seberapa kecil/besarnya nilai interval, ditentukan berdasarkan analisis kebutuhan data penyimpanan dari sebuah kasus pengukuran tertentu. Jika tidak menghendaki pengamatan yang terlalu detail maka bisa diberikan nilai interval yang cukup besar, tetapi jika data pengamatan diinginkan secara detail maka bisa diberikan nilai interval yang kecil.

b) Lebar data yang akan disimpan, selain nilai interval penyimpanan, yang mempengaruhi kapasitas terpakai dari memori adalah lebar data yang akan disimpan. Semakin kecil jumlah data maka semakin hemat pula pemakaian ruang memorinya, dan semakin besar jumlah datanya maka semakin boros pula pemakaian ruang memorinya, yang perlu diperhatikan dalam menyimpan data adalah menentukan nilai-nilai apa saja yang dirasa sangat penting yang perlu

(16)

untuk disimpan dan diusahakan semua data yang akan disimpan dirubah dalam format string heksadesimal agar lebih irit dalam pemakaian memori.

Bulan (Month) Tanggal (Date) Tahun (Year) Jam (Hour) Menit (Minute) Hasil Ukur (Value)

2byte 2byte 2byte 2byte 2byte 4byte

Gambar 2.3. Format Data Tersimpan

c) Pola penyimpanan data pada memori. Untuk lebih efektif dan irit dalam melakukan penyimpanan memori, selain melakukan penyempitan panjang data dan pembesaran nilai interval penyimpanan serta pola penyimpanan data pada memori harus diperhatikan pula.

Pola penyimpanan data yang efektif adalah menghindari adanya data-data penanda seperti kepala dan ekor atau awal dan akhir dari sebuah data. Sehingga setiap data akan tersimpan saling berhimpit tanpa ada penanda apapun. Sekilas memang rancu akan tetapi dengan lebar data yang tetap dan kita menyediakan sebuah memori lain untuk menampung indeks data yang sudah tersimpan sebelumnya, maka dapat dengan mudah mengetahui dan mengambil data yang diinginkan tanpa ada kesalahan. Metode ini tidak membutuhkan ruang memori tambahan, adapun nilai indeks akan tertampung pada area memori lain diluar memori penyimpanan data.

Data-1 Data-2 Data-3 ... Data-n

Indeks=1 Indeks=2 Indeks=3 Indeks=n

Gambar 2.4. Pola Penyimpanan Data 2.4 Kajian Sistem Peringatan Dini

Sebelum menerapkan sistem peringatan dini dari suatu kawasan rawan bahaya, salah satu tahapan adalah melakukan tindakan pemantauan kawasan terdampak dalam rangka menentukan langkah-langkah pencegahan atau meminimalisisir korban. Dengan penerapan sistem peringatan dini diharapkan agar sebelum bencana terjadi, nyawa manusia dapat dievakuasi pada lokasi yang aman. Pada dasarnya prinsip dari sistem peringatan dini dapat dipahami dari Gambar 2.5. (Hadisantono RD, 1994).

(17)

Tahap Pembelajaran System Pengambilan Data Hasil Pemantauan Terkini Komparasi Data Hasil Pemantauan dengan

Model Pembelajaran Sistem

Menyimpulkan Hasil Komparasi Berupa Status

Tingkat Kerawanan Bencana

Apakah Kesimpulan Menunjukkan Tingkat Kerawanan Bencana yang

Tinggi ? Tidak

Aktifkan Sistem Peringatan Dini

Ya

Gambar 2.5. Diagram Alir Peringatan Dini

Dalam melakukan tindakan peringatan, sistem pemantau harus memiliki jangkauan komunikasi yang jauh dengan mempertimbangkan jangkauan aman antara lokasi pemantauan dengan titik-titik hubungan operasionalnya. Dengan menggunakan modem GSM akan memungkinkan menjalin komunikasi data dengan jangkauan yang sangat jauh dan dengan mudah koneksi pada jaringan komunikasi global.

Di negara Indonesia komunikasi selular GSM menggunakan dual band frekuensi yaitu 900MHz dan 1800MHz dengan pembatasan daya maksimal handset sebesar 1 watt. Dalam melakukan komunikasi data yang kiranya tepat untuk keperluan data logging adalah menggunakan fasilitas SMS (Short Message Service) dan GPRS (General Packet Radio Service) dengan mempertimbangkan kesederhanaan dan kesesuaian (compatibility) dengan perangkat keras pendukungnya. Dalam perancangan yang akan dikembangkan, komunikasi data jarak jauh dalam rangka peringatan bencana dilakukan menggunakan layanan SMS dengan

(18)

mengirimkan data teks yang mengandung beberapa kelompok data dengan fungsi yang berbeda-beda (protokol penerjemahan informasi).

2.5 Kajian Sistem Informasi Berbasis SMS

SMS (Short Message Service) bukan hal baru pada teknologi mobile, tetapi penggunaannya seolah sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, dan mungkin SMS termasuk kegiatan rutin yang dilakukan setiap hari. Perkembangan teknologi mobile seperti EMS, MMS, ringtone, gambar, ataupun video conference, cara bertukar informasi dengan SMS yang menggunakan teks sederhana masih tetap menjadi pilihan utama. Short Message Service (SMS) adalah layanan komunikasi standar dalam sistem komunikasi selular, dengan menggunakan protokol komunikasi standar yang memungkinkan pertukaran pesan teks singkat antara perangkat telepon selular. Pada awalnya, SMS dirancang pada standar GSM, tapi sekarang sudah diterapkan pada jaringan UMTS. Sebuah pesan SMS maksimal terdiri dari 140 bytes, dengan kata lain sebuah pesan bisa memuat 140 karakter 8-bit, 160 karakter 7-bit atau 70 karakter 16-bit untuk bahasa Jepang, bahasa Mandarin dan bahasa Korea yang memakai Hanzi (Aksara Kanji/Hanja).

SMS dapat menjadi populer tentunya karena memiliki kelebihan, dan kelebihan SMS justru terletak pada kesederhanaannya, sehingga mudah diaplikasikan. Semua ponsel memiliki fitur SMS, tidak perduli apakah ponsel tersebut mendukung 3G dengan fasilitas touch screen ataupun ponsel tempo dulu yang hanya memiliki 1 baris layar sederhana seperti kalkulator. SMS juga tetap dapat dikirim walaupun ponsel penerima tidak dalam keadaan aktif dalam limit waktu tertentu, karena SMS memiliki validity period. Penyampaian SMS umumnya juga cepat dan tidak mengganggu. Biaya yang relatif murah juga menjadi salah satu alasan mengapa SMS digunakan secara luas. (Nachwan MA, 2003).

(19)

BAB III. METODE PENELITIAN

Dalam rancangan sistem yang akan dilakukan merupakan disain low cost yang berorientasi pada disain sederhana tapi memiliki tingkat keakurasian tinggi (orde milimeter) yang hanya mengukur satu parameter saja yaitu nilai geseran relatif tanah (displacement). Adapun kesatuan sistem pantau pergeseran tanah (deteksi dini tanah longsor) nampak pada Gambar 3.1.

Draw-wire sensor

Pengendali Utama Berbasis Perangkat Mikrokontroler

Penampil Lokal Data Hasil Pemantauan

Modem RF VHF (APRS)

Unit Pencatu Daya Utama Sistem

garis aliran catu daya

Real Time Clock

Gambar 3.1. Blok Diagram Pemantau Pergeseran Tanah 3.1 Materi Penelitian

Materi penelitian yang akan dikaji menyangkut pada teknis penerapan dan pengujian sistem yang terdiri dari beberapa hal:

a) Protokol komunikasi APRS. b) Protokol komunikasi TCP/IP.

c) Data logging untuk parameter pantau geseran tanah. d) Pengolahan dan penyajian data SMS.

3.2 Alat-alat Penelitian

Alat penelitian berupa perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu: a) Hardware:

Catu daya IC LM7805

Unit Modem RF VHF (APRS). Unit Data Logging.

PC (Personal Computer).

Unit sensor pergeseran tanah (Draw-Wire). Real Time Clock (RTC).

(20)

Pengendali utama mikrokontroler ATMega8535.

Penampil LCD (ukuran 7x5 titik perkarakter dengan jumlah baris sebanyak 2 dan jumlah kolom sebanyak 16).

Penyimpan data (AT24C128 produksi ATMEL dengan kapasitas 16 Kbyte untuk tiap keping IC).

b) Software:

Macromedia Dreamweaver 8. Phptriad 2.2.1.

Visual Basic Net.

BASCOM-AVR 1.11.9.1. 3.3 Jalannya Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

a) Survei Lokasi. Survei lokasi dilakukan untuk mencari lahan obyek penelitian yang bisa dijadikan literatur studi kasus sehingga diperoleh kepastian informasi mengenai lokasi yang memungkinkan diterapkannya peralatan yang diteliti. Survei yang dilakukan untuk mendapatkan data yang mencakup frekwensi kejadian tanah longsor di kawasan tersebut serta seberapa luas pengaruhnya bagi masyarakat sekitarnya serta hasil jejak pendapat mengenai dukungan penerapan hasil penelitian.

b) Riset Perangkat. Setelah ide dasar penelitian diperoleh, selanjutnya dengan menganalisa karakteristik kerja dan kesesuaian dari tiap-tiap komponen pendukung ide perancangan sehingga diperoleh rancangan awal yang mantap dan optimal baik dari segi mekanis, elektronis maupun ergonomisnya.

c) Desain Sistem. Dengan hasil dari riset perangkat yang telah dievaluasi dari berbagai sudut pandang pemikiran, kemudian dilanjutkan dengan desain sistem yang mencakup desain mekanis, elektronis dan perangkat lunaknya. Desain mekanis dilakukan dengan target optimalisasi dimensi fisik (panjang, lebar, tinggi dan volume) dari alat yang dirancang menggunakan piranti perangkat lunak AUTOCAD®, disain elektronis dilakukan dengan target pemilihan komponen yang tepat ditinjau dari penggunaan daya yang rendah dan reliabilitas terhadap kondisi lingkungan yang baik serta penerapan komponen pada papan tercetak (PCB) menggunakan piranti perangkat lunak DIPTRACE®, dan disain

(21)

perangkat lunak dengan target pemilihan algoritma pengendalian yang tepat menggunakan piranti perangkat lunak BASCOM®.

d) Simulasi Sistem. untuk tahapan simulasi hanya bisa dilakukan pada hasil disain elektronis dan pada hasil disain perangkat lunak. Untuk simulasi elektronis menggunakan piranti perangkat lunak MULTISIM® yang menganalisa konsumsi daya dan karakteristik elektronisnya. Untuk menguji algoritma pengendalian oleh mikrokontroller digunakan piranti perangkat lunak BASCOM® SIMULATOR. e) Realisasi Karya. Setelah melalui tahap simulasi dan hasil yang ditunjukkan

sesuai dengan yang diharapkan, maka proses realisasi karya bisa dilakukan yang mencakup aspek mekanis, elektronis dan perangkat lunaknya.

f) Uji Parsial Sistem. Pengujian secara parsial pada sistem yang telah direalisasikan secara utuh akan membantu untuk melokalisasi kesalahan saat terjadi kesalahan pada waktu realisasi karya, sehingga dari pengujian-pengujian parsial pada bagian-bagian sistemnya akan bisa diketahui secara detail letak kesalahan yang terjadi.

g) Pengujian Terakhir. Setelah dipastikan secara uji parsial tidak terdapat kesalahan maka selanjutnya dilakukan pengujian menyeluruh terhadap sistem sebagai tahap terakhir untuk mengetahui kerja dari alat penelitian apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan. Kombinasi pola kerja dari alat bisa dicari dengan mengubah perangkat lunak mikrokontroler hingga diperoleh hasil yang terbaik.

(22)
(23)

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Anggaran Biaya

Uraian biaya yang dibutuhkan untuk penelitian ini sebagai berikut: No. Jenis Pengeluaran Biaya yang Diusulkan

1 Gaji dan upah peneliti Rp. 2.592.000,- 2 Bahan habis pakai dan peralatan Rp. 6.950.000,-

3 Perjalanan Rp. 2.750.000,-

4 Lain-lain Rp. 1.958.000,-

JUMLAH TOTAL ANGGARAN

Rp. 14.250.000,-

(empat belas juta dua ratus lima puluh ribu rupiah)

4.2 Jadwal Penelitian

Prakiraan waktu penelitian sejak diterimanya usulan penelitian ini adalah sebagai berikut.

No. Jenis Kegiatan

Tahun I Bulan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. Survei Lokasi 2. Riset Perangkat 3. Desain Sistem 4. Simulasi Sistem 5. Realisasi Karya 6. Uji Parsial Sistem 7. Pengujian Terakhir 8. Penyusunan Laporan

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Hadisantono RD dan Bronto S. (1994), “Sistem peringatan dini bahaya letusan gunungapi”, Seminar Nasional Mitigasi Bencana alam, UGM Yogyakarta KK Geodesi FTSL ITB (2002), Pemantauan Pergerakan Tanah (landslide)

menggunakan teknologi GPS, http://geodesy.gd.itb.ac.id

Nachwan Mufti A., (2003) “Modul EE 4712 Sistem Komunikasi Bergerak Seluler,” Mobilecomm.Labs

Suryolelono, KB. 2002, ”Bencana Alam Tanah Longsor Perspektif Ilmu Geoteknik”, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Pada Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Zhao Y. 2001, “Mechanical analysis of sliding process of Ya’an Xiakou landslide and prediction of its hazard model”, Journal of Engineering Geology (in Chinese). 9(2):188-193

(25)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian

1. Honor

Honor Honor/Jam

(Rp)

Waktu

(jam/minggu) Minggu

Honor per Tahun (Rp) Ketua 5.000 6 4 1.440.000 Anggota 4.000 6 4 1.152.000 SUB TOTAL (Rp) 2.592.000 2. Peralatan penunjang Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp) Harga Peralatan Penunjang (Rp)

Solder listrik Menghubungkan antar

komponen elektronika 1 buah 150.000 150.000

Alat ukur multimeter

Alat ukur komponen, rangkaian dan sistem elektronika

1 buah 150.000 150.000

Tool kit

Peralatan bantu dalam merangkai sistem elektronika

1 unit 350.000 350.000

SUB TOTAL (Rp) 650.000

3. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga Satuan (Rp)

Biaya per Tahun (Rp)

Modem RF VHF (APRS)

Untuk membangun jaringan komunikasi data GPRS dan layanan SMS 1 buah 550.000 550.000 Sensor pergeseran tanah (Draw-wire) Mendeteksi perubahan pergeseran tanah yang terjadi 2 buah 750.000 1.500.000 Mikrokontroler Sebagai pengendali utama sistem elektronika 3 buah 300.000 900.000

Catu daya Sebagai pemberi daya

pada sistem elektronika 2 buah 250.000 500.000

Komponen elektronika Sebagai pendukung terciptanya suatu sistem elektronika 1 paket 350.000 350.000

Penampil Sebagai penampil nilai

(26)

Data logger

AT24C128

Untuk penyimpanan data dari sensor

draw-wire 2 buah 600.000 1.200.000 Kabel Sebagai penghubung antar rangkaian elektronika untuk menjadi suatu sistem elektronika

2 paket 150.000 300.000

Downloader

Sebagai interface data dari komputer ke mikrokontroler 1 buah 300.000 300.000 Real Time Clock (RTC) Unit pembantu

penyimpanan data pada memori 2 buah 200.000 400.000 SUB TOTAL (Rp) 6.300.000 4. Perjalanan Material Justifikasi Perjalanan Kuantitas Harga Satuan (Rp)

Biaya per Tahun (Rp)

Perjalanan ke lokasi obyek penelitian

Survei dilakukan untuk mendapatkan data yang mencakup frekwensi kejadian pergeseran tanah di kawasan tertentu 4 kali 250.000 1.000.000 Perjalanan Monev

Biaya akomodasi dan transportasi saat mengikuti monev

1 kali 250.000 250.000

Perjalanan seminar

Biaya akomodasi dan transportasi saat pelaksanaan seminar

1 kali x 2 orang 750.000 1.500.000

SUB TOTAL (Rp) 2.750.000

5. Lain-lain

Kegiatan Justifikasi Kuantitas Harga

Satuan (Rp)

Biaya per Tahun (Rp)

Seminar Pendaftaran seminar 1 paket 650.000 650.000

Penyusunan

laporan akhir Laporan akhir 6 paket 150.000 900.000

Administrasi Pembelian alat tulis

kantor 1 paket 158.000 158.000

Publikasi Publikasi pada jurnal 1 paket 250.000 250.000

SUB TOTAL (Rp) 1.958.000

(27)

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No Nama / NIDN Instansi

Asal Bidang Ilmu

Alokasi Waktu

(jam/minggu) Uraian Tugas

1 Suraya, S.Si., M.Kom / 0525026203 Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Teknik Informatika 6 Bertanggungjawab terhadap penelitian serta berkoordinasi dengan tim sebagai ketua peneliti dan melaksanakan jalannya penelitian antara lain: membuat program pendukung dan jaringan komputer yang akan digunakan pada penelitian, menguji data pada sistem, mendapatkan informasi lokasi penelitian dan data pendukung untuk gejala tanah longsor.

2 M. Andang Novianta, S.T., M.T / 0510126902 Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Teknik Elektro 6 Membuat sistem elektronis, membangun sistem basis data, mensimulasi sistem, membangun jaringan komunikasi GSM/GPRS, menentukan parameter sistem, mengkompilasi seluruh sistem secara terpadu.

(28)

Lampiran 3. Biodata Ketua dan Anggota Peneliti 3.1. Biodata Ketua Tim Pengusul

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Suraya, S.Si, M.Kom

2. Jenis Kelamin L/P

3. Jabatan Fungsional Assisten Ahli

4. NIP/NIK/Identitas lainnya 91.0262.415.E

5. NIDN 0525026203

6. Tempat dan Tanggal Lahir Bantul, 25 Februari 1962

7. E-mail suraya_pandes@yahoo.com

8. Nomor Telepon/HP 087839335980

9. Alamat Kantor Jl. Kalisahak No. 28 Komplek Balapan Yogyakarta 10. Nomor Telepon/Faks (0274) 563029 / (0274) 563847

11. Lulusan yang telah dihasilkan S-1 = 30 orang

12. Mata Kuliah yang diampu

1. Sistem Operasi 2. Logika Informatika

3. Organisasi dan Arsitektur Komputer 4. Statistika

5. Dasar Teknik Komputer

B. Riwayat Pendidikan

S1 S2 S3

Nama Perguruan Tinggi Universitas Terbuka Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Bidang Ilmu Statistika Ilmu Komputer

Tahun Masuk-Lulus 1991 – 1997 2003 – 2005

Judul Skripsi/Tesis/Disertasi UKT – Ujian Komprehensif Tertulis Implementasi Komunikasi Antar Komputer Menggunakan Kode Morse

Nama Pembimbing/Promotor - Drs. Jazi Eko Istiyanto,

(29)

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jumlah (Rp)

1. 2011

Sistem Pakar Untuk Menentukan Jenis Jamu Tradisional yang Sesuai Dengan Gejala Sakit Pada Tubuh Manusia Menggunakan Visual Basic

LPPM IST

AKPRIND 3.000.000

2. 2012

Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit THT Sesuai dengan Gejala-Gejalanya Untuk Menentukan Alternatif Pengobatan Dengan Menggunakan Jenis-Jenis Tanaman Obat

LPPM IST

AKPRIND 3.000.000

3. 2013

Sistem Pakar Untuk Membantu

Memberikan Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Menggunakan Visual Basic 6.0

LPPM IST

AKPRIND 3.000.000

4. 2013

Sistem Deteksi Gempa Menggunakan Metode Perambatan Gelombang pada Sensor Getar Berbasis Mikrokontroler Dengan Informasi SMS Geteway

Dosen Pemula

DIKTI

11.000.000

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan

Sumber Jumlah (Rp)

1. 2009

Memberi Bimbingan & Penyuluhan masyarakat di Singosaren,Wukirsari, Imogiri, Bantul, DIY

Judul: Internet Sehat Dengan Memanfaatkan Hotspot

LPPM IST

AKPRIND 500.000

2. 2009

Pelatihan Blogger untuk Siswa SMA Negeri

1 Minggir, Sleman, DIY LPPM IST

AKPRIND 500.000

3. 2010

Pelatihan Microsoft Office Power Point untuk meningkatkan proses belajar mengajar di SD Negeri Brajan, Pleret, Bantul

LPPM IST

AKPRIND 500.000

4. 2011

Penyuluhan dan Pelatihan dengan topik “Pemanfaatan IT untuk Sistem Manajemen Administrasi di SMK Negeri Pleret, Dusun Jati, Wonokromo, Pleret, Bantul,

Yogyakarta”, (PHKI) Pelatihan ICT

LPPM IST

AKPRIND 500.000

5. 2012 Pelatihan ICT bagi Guru-Guru SMA Negeri I Banguntapan, Bantul, Yogyakarta

LPPM IST

(30)

6. 2013

Pengembangan Keahlian Sistem Pakar Untuk Membantu Meningkatkan Usaha Seluruh Masyarakat Khususnya Masyarakat Pengusaha di Desa Imogiri, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta

LPPM IST

AKPRIND 500.000

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/

Nomor/Tahun

1

Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Dan Menentukan Jenis Obat Tradisional Sebagai Alternatif Penyembuhan

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Prov. DIY (ISSN 2085 9678)

Volume IV Nomor 6 Tahun 2012

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

No. Nama Pertemuan

Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1.

Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III 2012

Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit THT (Telinga Hidung Tenggorokan) Sesuai Dengan Gejala-Gejalanya Untuk Menentukan Alternatif Pengobatan Dengan Menggunakan Jenis-Jenis Tanaman Obat

IST AKPRIND Yogyakarta, November 2012,

2.

Simposium Nasional ke-12 Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri, RAPI FT UMS

Prototipe Deteksi Gempa Menggunakan Metode Perambatan Gelombang Pada Sensor Getar Berbasis Mikrokontroler Dengan Informasi SMS Gateway

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 05 Desember 2013

G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman Penerbit

1.

H. Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun terakhir

No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

1.

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya

yang Telah Diterapkan Tahun

Tempat Penerapan Respons Masyarakat 1. 2.

(31)

J. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

1. 2.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Dosen Pemula.

Yogyakarta, 22 April 2014 Ketua Tim Pengusul,

(32)

3.2. Biodata Anggota Tim Pengusul A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Muhammad Andang Novianta, S.T., M.T

2. Jenis Kelamin L/P

3. Jabatan Fungsional Lektor

4. NIP/NIK/Identitas lainnya 03.1169.584 E

5. NIDN 0520116901

6. Tempat dan Tanggal Lahir Bojonegoro, 20 November 1969

7. E-mail m_andang@akprind.ac.id

8. Nomor Telepon/HP 0811258943

9. Alamat Kantor Jl. Kalisahak No. 28 Komplek Balapan Yogyakarta 10. Nomor Telepon/Faks (0274) 563029 / (0274) 563847

11. Lulusan yang telah dihasilkan S-1 = 40 orang

12. Mata Kuliah yang diampu

1. Sistem Kendali 2. Sistem Linier

3. Teknik Kendali Dasar 4. Teknik Komputasi Elektro 5. Embedded System

B. Riwayat Pendidikan

S1 S2 S3

Nama Perguruan Tinggi Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Bidang Ilmu Teknik Elektro

Teknik Elektro,

peminatan Sistem Isyarat Elektronis

Tahun Masuk-Lulus 1988 – 1995 2002 – 2005

Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Perencanaan Sistem Telefon Radio Dengan Antena Yagi

Citra Distribusi Intensitas Untuk Mendapatkan Profil Indeks Bias Serat Optis

Nama Pembimbing/Promotor 1. Ir. Ismadi Isran 2. Ir. Prastyono Eko

Pambudi

1. Prof. Adhi Susanto, M.Sc., Ph.D

(33)

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jumlah (Rp)

1. 2011

Alat Deteksi Dini Bahaya Banjir Dengan Penyampaian Informasi Tinggi Muka Air Menggunakan Data Logger Berbasis GSM Gateway (KETUA)

Bappeda Kota

Yogyakarta 9.750.000,-

2. 2012

Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat Memanfaatkan Layanan Pesan Singkat (KETUA)

Bappeda Kota

Yogyakarta 10.000.000,-

3. 2013

Studi Eksperimental Pendeteksian Dini Gempabumi Dari Fluktuasi Medan Magnet (KETUA)

DIKTI Hibah

Bersaing Tahun I 47.500.000,-

4. 2014

Studi Eksperimental Pendeteksian Dini Gempabumi Dari Fluktuasi Medan Magnet (KETUA)

DIKTI Hibah

Bersaing Tahun II 56.500.000,-

5. 2014

Aplikasi Black Box Pada Kereta Api Menggunakan Teknologi GPS Berbasis Multiplexing Server (ANGGOTA)

DIKTI Hibah

Bersaing Tahun I 51.000.000,-

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan

Sumber Jumlah (Rp)

1. 2011

Pelatihan tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi kepada guru-guru MTs. YAPI PAKEM kabupaten Sleman, Yogyakarta

IST AKPRIND

Yogyakarta 2.400.000,-

2. 2012

Pelatihan Komputer Dasar Guru dan Karyawan SD Negeri Gedongtengen, Yogyakarta

IST AKPRIND

Yogyakarta 7.780.000

3. 2012

Penyuluhan Pada Seminar Motivasi Menghadapi UNAS (Ujian Nasional) Bagi Siswa SMA Warga Surakarta

IST AKPRIND

Yogyakarta 6.050.000,-

4. 2012

IbM Kelurahan Cokrodiningratan (Kawasan Bantaran Kali Code) Untuk Mengatasi Masalah Kesulitan Air Bersih Akibat Banjir Lahar Dingin Pasca Erupsi Gunung Merapi

DIKTI

Program IbM 40.000.000,-

5. 2013

Memberikan Penyuluhan dan Pelatihan Budidaya Jamur Merang Dengan Kumbung Adaptif Untuk Industri Keluarga Skala Kecil dan Komputerisasi Administrasi Desa, di di RT.03 Dusun Kraton, DK V Mulyodadi, Bambanglipuro Bantul, DIY

IST AKPRIND

(34)

6. 2013

Memberikan Penyuluhan dan Pelatihan Pemakaian Listrik Yang Aman Bagi Industri Rumah Tangga dan Higienitas Produksi dan Pengolahan Limbah Cair, di Usaha Roti Ibu Sri KDR, Wonosari, Gunungkidul, DIY

IST AKPRIND

Yogyakarta 2.500.000,-

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/

Nomor/Tahun

1.

Alat Ukur Kecepatan Fluida dengan Efek Doppler Menggunakan Mikrokontroler AT89S51

Jurnal Teknologi FTI, IST AKPRIND Yogyakarta

Vol. 3 No. 1 Juni 2010

2.

Sistem Data Logger Tinggi Muka Air pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Berbasis Mikrokontroler Jurnal Teknologi TECHNOSCIENTIA Vol. 2 No. 2 Februari 2010 3 Termometer 8 Kanal

Jurnal Informatika, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Vol. 5 No. 2; Juli 2011

4

Sistem Data Logger Curah Hujan Dengan Model Tipping Bucket Berbasis Mikrokontroler

Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Vol. 4 No. 2; Desember

2011

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

No. Nama Pertemuan

Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1.

Seminar Nasional Aplikasi Sains Dan Teknologi SNAST 2012

Sistem Radar Jarak Parkir Kendaraan Bermotor Berbasis Gelombang Ultrasonik

Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta, 3 November 2012

2. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan

Alat Deteksi Dini Bahaya Banjir Dengan Penyampaian Informasi Tinggi Muka Air Menggunakan Data Logger Berbasis GSM Gateway

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, 13 Februari 2013

3.

2nd Engineering International

Conference 2013 (EIC)

Earthquake Datalogger Using

Vibration and Local ULF Geomagnetic Field Measurement Universitas Negeri Semarang, 21 November 2013 4. Simposium Nasional ke-12 Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri

Prototipe Deteksi Gempa

Menggunakan Metode Perambatan Gelombang Pada Sensor Getar Berbasis Mikrokontroler Dengan Informasi SMS Gateway

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 05 Desember 2013

(35)

G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman Penerbit

1.

H. Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun terakhir

No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

1.

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya

yang Telah Diterapkan Tahun

Tempat Penerapan

Respons Masyarakat

1.

J. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

1.

Piagam Penghargaan Sebagai Dosen Pembimbing Mahasiswa dalam kegiatan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXII Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 2009 2.

Piagam Penghargaan Sebagai Dosen Pembimbing Mahasiswa Pada Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) dan Program Kreativitas Mahasiswa Artikel ilmiah (PKM-AI)

Institut Sains & Teknologi

AKPRIND Yogyakarta 2009

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Bersaing.

Yogyakarta, 22 April 2014 Anggota Tim Pengusul,

(36)

Gambar

Gambar 2.1. Instalasi Sensor Draw-wire  Keterangan:
Gambar 2.2. Bentuk Fisik Potensiometer Jenis Wire Wound
Gambar 2.3. Format Data Tersimpan
Gambar 2.5. Diagram Alir Peringatan Dini
+3

Referensi

Dokumen terkait

Informasi: Hasil penelitian dan pengembangan berupa data spesifik/telaahan/ analisa/kajian bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik. 1 Informasi

Jika dilihat dari 10 indikator pernyataan yang berkaitan dengan pengetahuan keuangan secara umum, menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini telah memiliki

Selanjutnya RKPD Minahasa Tenggara tahun 2017 disusun dengan berpedoman pada Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Berdasarkan hasil analisis, telah dibuktikan bahwa novel Статский Советник /Statskij Sovetnik/ Penasihat Negara karya Boris Akunin termasuk ke dalam jenis

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang berhubungan dengan biaya tetap dan biaya variabel perusahaan, pendapatan penjualan serta anggaran dan realisasi laba

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Penggunaan Pita Spektrum

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas

A32 Peraturan yang belaku belum diterapkan dengan baik A33 Tidak dilakukan pengecekan bahan baku sebelum proses produksi A34 Tidak dilakukan pengecekan produk sebelum