• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN KOMUNIKASI PADA PT. SANCHO MITRA SEJAHTERA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN KOMUNIKASI PADA PT. SANCHO MITRA SEJAHTERA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN KOMUNIKASI PADA PT. SANCHO MITRA SEJAHTERA

1LISA, 2IVANDER WIJAYA, 3WILI CHANDRA, 4IVONE, 5SUTARNO

1,2,3,4,5AKADEMI SEKRETARI MANAJEMEN CENDANA

lisa.asmcendana@gmail.com

ABSTRACT

In the implementation of communication also allows the emergence of obstacles. Badrudin (2013) explains these barriers including semantic barriers, technical barriers, biological barriers, psychological barriers, and ability barriers. In conducting this research, the writer uses qualitative research methods. The purpose of this study is to find out clearly about the barriers to the application of communication at PT. Sancho Mitra Sejahtera, Medan. Based on the level of explanation, this type of research is descriptive research. Data collection methods used were structured interviews and then analyzed through three stages of activity namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The author draws research conclusions about communication barriers at PT. Sancho Mitra Sejahtera, Medan in the marketing division there are 4 types, namely: semantic barriers, technical barriers, psychological barriers, and ability barriers. Based on the research, the author found that In the delivery or reception of information, there has been a misunderstanding due to the use of words or sentences that are not quite right, for example between superiors and subordinates. Subordinates mistakenly respond to what their superiors say so that they do what their superiors are asking to do. Communication problems due to poor communication tools usually occur with the use of memos and messengers. Subordinates experience obstacles when communicating with superiors because they must be more careful in talking and also more polite and reticent. Not all interlocutors have good ability to respond to messages or information conveyed. Error responding to messages is more common in the use of communication in writing.

Keywords : Communication, Employee Communication

PENDAHULUAN

Setiap karyawan perusahaan dituntut agar dapat bekerja efektif, efisien, kualitas dan kuantitas pekerjaannya baik sehingga daya saing perusahaan semakin besar (Weny dkk, 2019). Kompetisi antar karyawan baik secara internal maupun eksternal sangat memungkinkan terjadi pada era global pada saat ini. Dalam menghadapi arus globalisasi sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat penting dalam aktivitas atau kegiatan perusahaan, karena dari merekalah akan muncul suatu ide maupun inovasi yang akan sangat menentukan langkah perusahaan dalam mencapai tujuan (Hutajulu dan Supriyanto, 2013). Sumber Daya Manusia merupakan sumber daya yang strategis, karena perannya tidak dapat digantikan oleh sumber daya lainnya. Faktor hidup matinya organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung pada keterlibatan dan keaktifan manusia (Anggraini, 2019). Pada setiap organisasi, komunikasi memiliki peranan yang sangat penting. Seorang manajer yang memimpin suatu organisasi memerlukan keterampilan dalam berkomunikasi agar organisasi dapat berjalan wajar dan efektif. Manajer harus mampu berkomunikasi dengan bawahannya sehingga karyawan dapat melaksanakan pekerjaan dengan tepat serta dapat mengatasi kesulitan atau hambatan yang ada. Komunikasi merupakan media efektif yang menghubungkan antara individu yang satu dengan individu lainnya. Melalui komunikasi, individu dapat menyampaikan apa yang ingin disampaikan, misalnya ide, pendapat, kritikan, dan lain. Pencapaian tujuan suatu organisasi memerlukan proses komunikasi yang memungkinkan para anggota organisasi bertukar informasi dengan menggunakan suatu bahasa atau simbol-simbol yang biasa (umum) digunakan. Selain itu komunikasi juga membantu menghubungkan sekelompok anggota dalam organisasi yang terpisah dari anggota lainnya. Komunikasi bertujuan untuk memperlancar hubungan antar individu, menyelesaikan segala konflik, masalah, ataupun kesalahpahaman. Sebaliknya, komunikasi itu sendiri juga dapat merusak hubungan antar individu, menimbulkan konflik, masalah, ataupun kesalahpahaman. Sehingga dalam melakukan komunikasi, individu harus berhati-hati dalam memilih media komunikasi dengan efektif serta bijaksana dalam menyampaikan ataupun memahami pesan/informasi tersebut. Kegiatan komunikasi yang dilakukan dapat menggunakan berbagai media komunikasi yang ada, baik media komunikasi

(2)

nonelektronik/konvensional maupun media komunikasi elektronik. Media komunikasi nonelektronik antara lain penggunaan bahasa lisan, bahasa isyarat/bahasa tubuh, dan aneka media komunikasi yang menggunakan kertas seperti surat-menyurat, surat kabar, dan sebagainya. Sedangkan contoh media komunikasi elektronik antara lain radio panggil (pager), internet, telepon biasa, telepon genggam, dan sebagainya. Komunikasi ini bertujuan memberikan berita atau pesan dan menciptakan hubungan manusia. Komunikasi ini menyebar dengan cepat dan efektif dari mulut ke mulut dan tidak memperhatikan rantai hierarki formal organisasi.Dalam pelaksanaan komunikasi juga memungkinkan munculnya hambatan. Gangguan dalam komunikasi dapat berbentuk mekanik dan semantik. Gangguan mekanik disebabkan oleh saluran komunikasi kegaduhan yang bersifat fisik, sedangkan gangguan semantik adalah gangguan yang berkenaan dengan pesan komunikasi sehingga pengertiannya menjadi berubah dari yang dimaksudkan semula. Seseorang hanya akan memperhatikan pesan yang ada hubungan dengan kepentingannya. Kepentingan tidak hanya mempengaruhi perhatian saja tetapi juga menentukan daya tangkap, perasaan, dan tingkah laku. Suatu komunikasi dapat berlangsung baik jika pesan yang disampaikan sesuai dengan motivasi dari penerima. Motivasi dari penerima akan akan berperan pada kinerja seorang karyawan. Bila hasil kerja yang diperoleh sampai atau melebih standar pekerjaan dapat dikatakan kinerja seorang karyawan termasuk pada kategori baik. Demikian sebaliknya, seorang karyawan yang hasil pekerjaannya tidak mencapai standar pekerjaan termasuk pada kinerja yang tidak baik atau berkinerja rendah (Utama dkk, 2019). Seseorang yang memiliki prasangka terhadap pengirim pesan dapat menyebabkan proses komunikasi berlangsung tidak efektif karena dalam prasangka, emosi memaksa seseorang menarik kesimpulan tanpa menggunakan pikiran rasional.sebagainya. Banyaknya industri yang berkembang di Indonesia saat ini harus didukung oleh manajemen yang baik dan disiplin, agar mampu bertahan dalam persaingan dunia industri (Mayasari dan Supriyanto, 2016). Penerapan Komunikasi pada PT. Sancho Mitra Sejahtera, pada Divisi Pemasaran beberapak kali mengalami kesalahan penyampaian informasi di dalam aktivitas perusahaan, misalnya terjadi miskomunikasi antara karyawan dan adanya penundaan penyampaian informasi. Hal ini tentunya akan menghambat aktivitas perusahaan tersebut.

KERANGKA TEORI Komunikasi

Badrudin (2013) menjelaskan bahwa secara morfologis, terminologi komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu Communis atau Communicatio yang berarti pemberitahuan, pemberian bagian (dalam sesuatu), dan pertukaran tempat pembicara mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari pendengarnya. Definisi komunikasi menurut Sopiah (2008) adalah “penyampaian atau pertukaran informasi dari pengirim kepada penerima baik secara lisan, tertulis maupun menggunakan alat komunikasi.” Wiryanto (Romli, 2011) mendefinisikan “komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal dan kelompok informal dari suatu organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi”.

Unsur - Unsur Dalam Proses Komunikasi

Proses komunikasi merupakan suatu metode ketika pengirim pesan (sender) dapat menyampaikan pesannya kepada penerima pesan (receiver). Sopiah (2008) menjelaskan ada tujuh unsur utama dalam proses komunikasi sebagai berikut : a. Pengirim

Pengirim adalah orang yang memiliki informasi dan kehendak untuk menyampaikannya kepada orang lain. Pengirim atau komunikator dalam organisasi bisa karyawan dan bisa juga pimpinan.

b. Penyandian (Encoding)

Penyandian merupakan proses mengubah informasi ke dalam isyarat-isyarat atau simbol-simbol tertentu untuk ditransmisikan. Proses penyandian ini dilakukan oleh pengirim.

c. Pesan

Pesan adalah informasi yang hendak disampaikan pengirim kepada penerima. Sebagian besar pesan dalam bentuk kata, baik berupa ucapan maupun tulisan. Akan tetapi beraneka ragam perilaku non-verbal juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan, seperti gerakan tubuh, raut muka, dan lain sebagainya.

d. Saluran

Saluran atau sering juga disebut dengan media adalah alat perantara di mana pesan berpindah dari pengirim ke penerima. Saluran juga merupakan jalan yang dilalui informasi secara fisik. Saluran yang paling mendasar dari komunikasi antarpribadi adalah komunikasi berhadapan muka secara langsung. Beberapa saluran media utama seperti televisi, radio, jaringan komputer, surat kabar, majalah, buku, dan lain sebagainya.

(3)

e. Penerima

Penerima adalah orang yang mau menerima informasi dari pengirim. Penerima melakukan proses penafsiran atas informasi yang diterima dari pengirim.

f. Penafsiran

Penafsiran (decoding) adalah proses menerjemahkan (menguraikan sandi-sandi) pesan dari pengirim, seperti mengartikan huruf morse dan sejenisnya. Sebagian besar proses decoding dilakukan dalam bentuk menafsirkan isi pesan oleh penerima.

g. Umpan Balik

Umpan balik pada dasarnya merupakan tanggapan penerima atas informasi yang disampaikan pengirim. Umpan balik hanya terjadi pada komunikasi dua arah.

h. Gangguan

Gangguan adalah setiap faktor yang mengganggu penyampaian atau penerimaan pesan dari pengirim kepada penerima. Gangguan dapat terjadi pada setiap elemen komunikasi.

Tipe Komunikasi

Badrudin (2013) menjelaskan bahwa tipe komunikasi terdiri atas komunikasi formal dan komunikasi informal.

a. Komunikasi formal adalah komunikasi dalam organisasi formal, pesannya instructive dan evaluative yang dilakukan mengikuti rangkaian hierarki formal organisasi serta hubungannya dengan tugas-tugas dan tanggung jawab. Pesan komunikasi ini dilakukan secara vertikal dari atasan ke bawahan (perintah) atau dari bawahan kepada atasan (laporan). b. Komunikasi informal adalah komunikasi dalam organisasi informal atau formal, yang pesannya berfungsi informatif dan

evaluatif, jadi tidak berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab. Komunikasi ini bertujuan memberikan berita atau pesan dan menciptakan hubungan manusia. Komunikasi ini menyebar dengan cepat dan efektif dari mulut ke mulut dan tidak memperhatikan rantai hierarki formal organisasi. Pesan komunikasi berupa kabar-kabar angin, desas-desus, isu fitnah yang kadang-kadang bertentangan dengan kepentingan perusahaan. Manajer yang cakap dapat memanfaatkan komunikasi informal untuk mendukung, memperlancar, dan mengefektifkan komunikasi formal.

Hambatan Dalam Komunikasi

Badrudin (2013) menjelaskan hambatan-hambatan dalam komunikasi antara lain :

a. Hambatan semantis, yaitu hambatan karena bahasa, kata-kata atau kalimat-kalimat yang digunakan penafsirannya banyak.

b. Hambatan teknis, adalah hambatan yang disebabkan oleh alat-alat teknis yang digunakan untuk berkomunikasi yang kurang baik.

c. Hambatan biologis, adalah hambatan yang ditimbulkan oleh kurang baiknya panca indera komunikator/komunikan, misalnya gagu atau tuli.

d. Hambatan psikologis, adalah hambatan kejiwaan yang disebabkan perbedaan status dan keadaan, misalnya antara direksi dan pesuruh.

e. Hambatan kemampuan, adalah hambatan yang disebabkan oleh kurang mampu menangkap dan menafsirkan pesan komunikasi sehingga dipersepsi serta dilakukan salah.

Sementara itu, Ardana (2009) menjelaskan terdapat beberapa hambatan pada komunikasi yang efektif yaitu : a. penyaringan informasi

b. persepsi yang selektif c. emosional

d. bahasa

e. kurang perhatian f. faktor hello effect g. perilaku defensif h. kebanjiran informasi.

(4)

Fungsi - Fungsi Komunikasi

Riswandi (2009) menjelaskan bahwa fungsi-fungsi komunikasi meliputi : a. Fungsi Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sosial menunjukkan bahwa komunikasi penting untuk : 1) membangun konsep diri,

2) eksitensi dan aktualisasi diri,

3) kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan mencapai kebahagiaan. b. Fungsi Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama yang dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal, misalnya perasaan sayang, marah, benci, takut, sedih, atau simpati, dapat dikomunikasikan melalui perilaku nonverbal.

c. Fungsi Komunikasi Ritual

Komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup. Kegiatan komunikasi ritual memungkinkan para pesertanya berbagi komitmen emsosional dan menjadi perekat bagi kesatuan kelompok.

d. Fungsi Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu : 1) menginformasikan

2) mengajar 3) mendorong

4) mengubah sikap, keyakinan, dan perilaku 5) menggerakkan tindakan

6) menghibur.

Walaupun fungsi komunikasi telah diuraikan, suatu peristiwa komunikasi sesungguhnya sering mempunyai fungsi-fungsi yang tumpang tindih, meskipun salah satu fungsi-fungsinya menonjol atau mendominasi.

METODE PENELITIAN

Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2010), “penelitian kualitatif yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya”. Berdasarkan tingkat eksplanasi, jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sangadji dan Sopiah (2010) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi yang meliputi kegiatan penilaian sikap atau pendapat terhadap individu, organisasi, keadaan, ataupun prosedur.

Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Data Primer berupa data yang dikumpulkan oleh peneliti dari sumber langsung, yaitu wawancara pada karyawan divisi pemasaran PT. Sancho Mitra Sejahtera. Data sekunder adalah buku-buku teori yang digunakan dalam penelitian termasuk dokumen dari perusahaan. Sumber Data berasal dai internal perusahaan dan eksternal perusahaan.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara terstruktur. Menurut Moleong (2010), “wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.” Adapun langkah-langkah wawancara menurut Sugiyono (2008:415) adalah sebagai berikut ini :

a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu dilakukan.

b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan. c. Mengawali atau membuka alur wawancara.

d. Melangsungkan alur wawancara.

e. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya. f. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.

(5)

g. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

Populasi Dan Sampel

Dalam menentukan sampel sumber data, penulis menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Dalam hal ini penulis memilih karyawan-karyawan divisi pemasaran yang telah bekerja minimal 3 tahun karena karyawan dinilai lebih memahami tentang penerapan komunikasi di perusahaan.

Analisis Data

Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008) menjelaskan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

1. Reduksi Data

Sugiyono (2008) mengemukakan bahwa mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang hal yang tidak perlu. Dengan demikian, data yang telah di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Data Display Atau Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dengan membuat penyajian data, akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. 3. Penarikan Kesimpulan

Sugiyono (2008) menjelaskan langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi, apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Uji kredibilitas yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik triangulasi. Menurut Sugiyono (2008), triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Penulis mengecek kredibilitas data menggunakan satu teknik atau metode pengumpulan data melalui beberapa sumber, dengan demikian penulis menggunakan triangulasi sumber dalam penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Badrudin (2013) menjelaskan hambatan-hambatan dalam komunikasi antara lain :

a. Hambatan semantis, yaitu hambatan karena bahasa, kata-kata atau kalimat-kalimat yang digunakan penafsirannya banyak.

b. Hambatan teknis, adalah hambatan yang disebabkan oleh alat-alat teknis yang digunakan untuk berkomunikasi yang kurang baik.

c. Hambatan biologis, adalah hambatan yang ditimbulkan oleh kurang baiknya panca indera komunikator/komunikan, misalnya gagu atau tuli.

d. Hambatan psikologis, adalah hambatan kejiwaan yang disebabkan perbedaan status dan keadaan, misalnya antara direksi dan p

e. Hambatan kemampuan, adalah hambatan yang disebabkan oleh kurang mampu menangkap dan menafsirkan pesan komunikasi sehingga dipersepsi serta dilakukan salah.

Berdasarkan hasil wawancara yang ada, penulis menemukan adanya hambatan-hambatan komunikasi yang terjadi pada divisi pemasaran PT. Sancho Mitra Sejahtera, Medan. Dalam penyampaian ataupun penerimaan informasi antara pimpinan dan karyawan pernah terjadi kesalahpahaman, dikarenakan adanya penggunaan kata-kata atau kalimat yang kurang tepat. karyawan mengalami miskomunikasi dalam menanggapi ucapan atasan sehingga mereka kurang tepat melaksanakan perintah pimpinan. Media komunikasi yang tersedia pada divisi pemasaran perusahaan ini umumnya adalah telepon dan

(6)

pesan singkat (messenger), terkadang juga menggunakan memo. Masalah komunikasi akibat alat komunikasi yang kurang sesuai biasanya terjadi pada penggunaan memo dan messenger. Sedangkan pada komunikasi langsung secara verbal karyawan tidak pernah mengalami masalah dalam berkomunikasi dikarenakan adanya gangguan panca indera dari lawan bicara.

Bawahan mengalami hambatan ketika berkomunikasi dengan atasan karena mereka harus lebih berhati-hati dalam berbicara dan juga lebih sopan dan segan. Sebaliknya, atasan hanya bersikap biasa saja ketika berkomunikasi dengan bawahan.

Atasan tidak memiliki masalah dalam menanggapi pesan yang disampaikan bawahan. Sebagian karyawan bisa salah menanggapi pesan atau informasi dari lawan bicaranya. Kesalahan menanggapi pesan lebih sering terjadi pada penggunaan komunikasi secara tertulis. Tidak semua lawan bicara memiliki kemampuan yang baik dalam menanggapi pesan atau informasi yang disampaikan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian tentang penerapan komunikasi pada PT. Sancho Mitra Sejahtera, Medan di divisi pemasaran sebagai berikut :

a. Hambatan Semantis

Dalam penyampaian ataupun penerimaan informasi, pernah terjadi kesalahpahaman dikarenakan adanya penggunaan kata-kata atau kalimat yang kurang tepat, misalnya antara atasan dan bawahan. Bawahan salah menanggapi ucapan atasan sehingga mereka salah melakukan apa yang dimintai atasannya untuk dikerjakan.

b. Hambatan Teknis

Masalah komunikasi akibat alat-alat komunikasi yang kurang baik biasanya terjadi pada penggunaan memo dan messenger.

c. Hambatan Psikologis

Bawahan mengalami hambatan ketika berkomunikasi dengan atasan karena mereka harus lebih berhati-hati dalam berbicara dan juga lebih sopan dan segan.

d. Hambatan Kemampuan

Tidak semua lawan bicara memiliki kemampuan yang baik dalam menanggapi pesan atau informasi yang disampaikan. Kesalahan menanggapi pesan lebih sering terjadi pada penggunaan komunikasi secara tertulis.

DAFTAR PUSTAKA

Ardana, Komang. 2009. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anggraini, D. (2019). Analisis Pengawasan Sistem Pengajaran di Edu Smart Learning Center Medan. Jurnal Ilman: Jurnal Ilmu Manajemen, 7(1).

Badrudin. 2013. Dasar-dasar Manajemen. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Hutajulu, S. M., & Supriyanto, S. (2013). Tinjauan Pelaksanaan Pelatihan Dan Pengembangan Karyawan Pada PT. Inalum Kabupaten Batubara. Jurnal Bis-A: Jurnal Bisnis Administrasi, 2(2), 30-39.

Mayasari, D., & Supriyanto, S. (2016). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) pada PT. Suryamas Lestari Prima. Jurnal Bis-A: Jurnal Bisnis Administrasi, 5(1), 26-32.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Romli, Khomsahrial. 2014. Komunikasi Organisasi Lengkap. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Gramedia.

Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Utama, T., Ivone, I., Han, W. P., Berluidaham, B., & Megawati, M. (2019, February). Penilaian Kinerja Karyawan Pada PT. Dinamika Lubsindo Utama Medan. In Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains (SAINTEKS) (Vol. 1, No. 1).

Weny, W., Nugroho, N., Anggraini, D., Sofian, S., & Erwin, E. (2019, February). Analisis Pelaksanaan Pelatihan Dan Pendidikan Pada PT. Bimasakti Mahawira Medan. In Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains (SAINTEKS) (Vol. 1, No. 1).

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengertian-pengertian ini dapat disimpulkan bahwa pengertian komunikasi itu adalah sebagai berikut : Komunikasi merupakan pertukaran ataupun penyampaian informasi, ide ataupun

Komunikasi pemimpin merupakan aktifitas penyampaian pesan, informasi, dan tugas (secara verbal maupun non verbal) melalui cara tertentu atau yang disebut dengan

Menurut Andi Abdul Muis, komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim pesan (sender) dengan penerima (receiver) baik secara

berkomunikasi dengan mudah sebagai pengirim maupun penerima. 12 Dilihat dari prosesnya, komunikasi dapat dibedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi

kecuali rangsangan verbal, dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima;.. jadi definisi

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran makna yang membuat penerima pesan mengerti dan mengetahui tetapi juga menerima

Urutan tidak lagi sederhana sebagai definisi Lasswell, yaitu pengirim, pesan, saluran, dan penerima namun menurut model transmisi, komunikasi masa memiliki sifat

Hambatan Komunikasi Segala sesuatu yang mengganggu atau menghalangi proses penyampaian pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima dengan cara yang efektif.. Hambatan ini