• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hemoroid

1. Definisi

Hemoroid berasal dari kata haima yang berarti darah dan rheo yang berarti mengalir, sehingga pengertian hemoroid secara harfiah adalah darah yang mengalir. Namun secara klinis diartikan sebagai pelebaran vasa/vena didalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. tetapi akan menjadi patologik apabila tidak mendapat penanganan/pengobatan yang baik. Hemoroid tidak hanya sekedar pelebaran vasa saja, tetapi juga diikuti oleh penambahan jaringan disekitar vasa atau vena.2

Anatomi Rektum merupakan bagian utama usus besar yang terakhir dan terbentang dari kolon sigmoid sampai anus (muara kebagian luar tubuh) dengan panjang sekitar 15-20 cm. Satu inci terakhir dari rektum dinamakan kanalis analis dan dilindungi oleh sphincterani eksternus dan internus. Pada sepertiga bagian atas rektum, terdapat bagian yang dapat cukup banyak meluas yakni ampula recti, dan bila ini terisi maka ingin timbul perasaan buang air besar. Bagian proksimal rektum mendapat suplai darah dari arteri mesenterica inferior. Suplai darah tambahan untuk rektum adalah melalui arteri sakralis media dan arteri hemoroidalis inferior dan media yang dicabangkan dari arteri iliaca interna dan aorta abdominalis. Alir balik vena dari kolon dan rektum superior melalui vena mesenterica superior dan inferior dan vena hemoroidalis superior, yaitu bagian dari system portal yang mengalirkan darah ke hati. Vena hemoroidalis media dan inferior mengalirkan darah ke vena iliaca dan merupakan bagian dari sirkulasi sistemik.2

(2)

Berbagai penyebab yang dipercaya menimbulkan terjadinya hemoroid, antara lain sebagai berikut.8

a. BAB dengan posisi jongkok yang terlalu lama. Hal ini akan meningkatkan tekanan vena yang akhirnya mengakibatkan pelebaran vena. Sedangkan BAB dengan posisi duduk yang terlalu lama merupakan factor resiko hernia, karena saat duduk pintu hernia dapat menekan.

b. Obtipasi atau konstipasi kronis, konstipasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan saat Buang Air Besar (BAB) sehingga terkadang harus mengejan dikarenakan feses yang mengeras, berbau lebih busuk dan berwarna lebih gelap dari biasanya dan frekwensi BAB lebih dari 3 hari sekali. Pada obstipasi atau konstipasi kronis diperlukan waktu mengejan yang lama. Hal ini mengakibatkan peregangan muskulus sphincter ani terjadi berulang kali, dan semakin lama penderita mengejan maka akan membuat peregangannya bertambah buruk. Pigot et al. mengatakan bahwa konstipasi kronis berhubungan dengan kejadian hemoroid (p< 0,0001 dengan nilai OR 3,93; CI 3,09-5,00).8.11

c. Riwayat keluarga adalah ada tidaknya anggota keluarga yang mempunyai penyakit hemoroid atau yang menderita hemoroid. Pigot et al. menyatakan bahwa seseorang yang memiliki riwayat keluarga pernah menderita hemoroid memiliki resiko 5,17 kali menderita Hemoroid (OR 5,17;CI 4,05-6,61; p<0,0001).8

d. Kehamilan dapat menimbulkan statis vena didaerah pelvis, meskipun etiologinya belum diketahui secara pasti. Kebanyakan pasien tidak timbul gejala-gejala hemoroid seperti sebelumnya setelah melahirkan. Adapula yang beranggapan bahwa hemoroid pada wanita hamil disebabkan karena adanya perubahan-perubahan hormonal selama kehamilan berlangsung. Pada wanita hamil terjadi dilatasi vena ekstremitas dan anus oleh karena ada sekresi hormon relaksin. Pigot et al. mengatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kehamilan dengan kejadian hemoroid.8

e. Obesitas atau timbunan lemak diperut. Pigot et al. Mengatakan bahwa seseorang yang memiliki BMI>30 maka memiliki resiko 1,09 kali terkena

(3)

hemoroid walaupun hubungannya tidak signifikan (p<0,716).

f. Tekanan darah (Aliran balik venosa), seperti pada hipertensi portal akibat sirosis hepatis. Terdapat anastomosis antara vena hemoroidalis superior,media dan inferior, sehingga peningkatan tekanan portal dapat mengakibatkan aliran balik ke vena-vena ini dan mengakibatkan hemoroid.

g. Diet rendah serat sehingga menimbulkan obstipasi.

h. Faktor umur. Pada umur tua terjadi degenerasi dari jaringan-jaringan tubuh, otot sfingter juga menjadi tipis dan atonis. Karena sfingternya lemah, maka bisa timbul prolaps. Pigot et al. Mengatakan ada hubungan yang signifikan antara umur < 50 th dengan kejadian hemoroid dan memiliki resiko 1,95 kali terkena hemoroid.8

i. Faktor pekerjaan. Orang yang harus berdiri,duduk lama, atau harus menggangkat barang berat mempunyai predisposisi untuk terkena hemoroid. Menurut penelitian pekerjaan yang aktif memiliki resiko 1,43 kali terkena hemoroid walaupun hubungannya tidak cukup signifikan (p<0,1).8

j. Olah raga berat adalah olahraga yang mengandalkan kekuatan fisik. Yang termasuk olahraga berat antara lain mengangkat beban berat/angkat besi, bersepeda, berkuda, latihan pernapasan, memanah, dan berenang. Seseorang dengan kegiatan berolahraga yang terlalu berat seperti mengangkat beban berat/angkat besi, bersepeda, berkuda, latihan pernapasan lebih dari 3 kali seminggu dengan waktu lebih dari 30 menit akan menyebabkan peregangan m. sphincter ani terjadi berulang kali, dan semakin lama penderita mengejan maka akan membuat peregangannya bertambah buruk. Pigot et al, mengatakan bahwa seseorang yang suka berolahraga berat dapat beresiko terkena hemoroid sebanyak 2,79 kali (OR 2,79 CI 1,60-4,87; p <0,01).8.9

3. Klasifikasi

Secara garis besar hemoroid bisa dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

a. Hemoroid eksterna, dimana terjadi varises pada pleksus hemorodialis inferior, dibawah linea dentate,dan tertutup oleh kulit.

(4)

superior, diatas linea dentate, dan tertutup oleh mukosa.

Namun, bisa jadi kedua macam hemoroid tersebut dapat terjadi secara bersamaan.

Hemoroid eksterna diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada tepi anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebut hemoroid trombosis eksterna akut, bentuk ini sangat nyeri dan gatal karena ujung –ujung syaraf pada kulit merupakan reseptor nyeri. Hemoroid eksterna kronik atau skintag berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan dan sedikit pembuluh darah.

Sedangkan hemoroid interna dibagi menjadi 4 derajat, yaitu:4 a. Derajat I

Terjadi varises / pelebaran vena tetapi belum ada benjolan / prolaps saat defekasi, walaupun defekasi dengan sekuat tenaga. Derajat I dapat diketahui melalui adanya perdarahan melalui sigmiodoskopi.

b. Derajat II

Adanya perdarahan dan prolaps jaringan diluar anus saat mengejan selama defekasi berlangsung, tapi prolaps ini dapat kembali secara spontan.

c. Derajat III

Sama dengan derajat II, hanya saja prolapsus tidak dapat kembali secara spontan dan harus didorong (reposisi manual).

d. Derajat IV

Prolapsus tidak dapat direduksi / inkarserasi. Benjolan / prolapsus dapat terjepit diluar, dapat mengalami iritasi, inflamasi, oedema, dan ulserasi, sehingga saat hal ini terjadi baru timbul rasa sakit.

4. Patofisiologi

Hemoroid adalah bagian normal dari anorektal manusia dan berasal dari bantalan jaringan ikat subepitelial di dalam kanalis analis. Sejak berada didalam kandungan, bantalan tersebut mengelilingi mengelilingi dan mendukung

(5)

anastomosis distal antara a. rectalis superior dengan v. rectalis superior, media, dan inferior. Bantalan tersebut sebagian besar disusun oleh lapisan otot halus subepitelial. Jaringan hemoroid normal menimbulkan tekanan didalam anus sebesar 15-20 % dari keseluruhan tekanan anus pada saat istirahat (tidak ada aktivitas apapun) dan memberikan informasi sensoris penting yang memungkinkan anus untuk dapat memberikan presepsi berbeda antara zat padat, cair, dan gas.4

Pada umumnya, setiap orang memiliki 3 bantalan jaringan ikat subepitelial pada anus. Bantalan – bantalan tersebut merupakan posisi-posisi dimana hemoroid bias terjadi. Ada 3 posisi utama, yaitu: jam 3 (lateral kiri), jam 7 (posterior kanan), dan jam 11 (anterior kanan). Sebenarnya hemoroid dapat juga menunjuk pada posisi lain, atau bahkan dapat sirkuler, namun hal ini jarang terjadi. Mengenai jam tersebut, pemberian angka angka berdasarkan kesepakatan: angka 6 (jam 6) menunjukan arah posterior / belakang, angka 12 (jam 12) menunjukan arah anterior / depan, angka 3 (jam 3) menunjukan arah kiri, angka 9 (jam 9) menunjukan arah kanan. Dengan pedoman tersebut kita bisa tentukan arah jam lainnya. Secara umum gejala hemoroid timbul ketika hemoroid tersebut menjadi besar, inflamasi, trombosis, atau bahkan prolaps. Adanya pembengkakan abnormal pada bantalan anus menyebabkan dilatasi dan pembengkakan pleksus arterivenous. Hal ini mengakibatkan peregangan otot suspensorium dan terjadi prolaps jaringan rectum melalui kanalis analis. Mukosa anus yang berwarna merah terang karena kaya akan oksigen yang terkandung di dalam anastomosis arterivenous.4

5. Manifestasi klinis

Keadaan klinis yang menjadi tanda dan gejala hemoroid adalah sebagai berikut:

a. Perdarahan

Perdarahan bisa terjadi pada grade 1-4, perdarahan merupakan penentu utama kecurigaan adanya hemoroid pada grade I. Perdarahan pada hemoroid berhubungan dengan proses mengejan. Ini menjadi pembeda dengan

(6)

perdarahan yang diakibatkan oleh hal lain, misalnya tumor. Pada hemoroid, darah keluar saat pasien mengejan dan berhenti bila pasien berhenti mengejan, sedangkan perdarahan karena sebab lain tidak mengikuti pola ini. Darah yang keluar adalah darah segar yang tidak bercampur dengan feses (hematoshezia). Perdarahan kadang menetes tapi dapat juga mengalir deras. Sebab utama perdarahan adalah trauma feses yang keras. Perdarahan yang berulang- ulang dapat menimbulkan anemia.4

b. Nyeri

Nyeri hebat hanya terjadi pada hemoroid eksterna dengan trombosis nyeri tidak berhubungan dengan hemoroid interna, tetapi bila pada hemoroid interna terjadi nyeri, ini merupakan tanda adanya radang.12

c. Benjolan / prolaps

Benjolan/prolap terjadi pada grade 2-4. Benjolan akan nampak tapi bila diraba akan menghilang. Hal ini dikarenakan pada saat perabaan, jari akan menekan vasa sehingga darah dalam vasa akan mengalir. Akibatnya, benjolan menjadi kempis. Benjolan hanya akan teraba apabila telah terjadi trombus. Disini, benjolan teraba keras.4

6. Diagnosis

Sebelum diagnosa di buat terlebih dahulu kita melakukan anamnesis. Anamnesis yang baik akan menghasilkan diagnosa yang tepat. Anamnesis harus dikaitkan dengan faktor obstipasi, defekasi yang keras, yang membutuhkan tekanan intra abdominal yang tinggi (mengejan), pasien sering jongkok berjam-jam di toilet, dan dapat disertai rasa nyeri bila terjadi peradangan. Pemeriksaan umum lainnya tidak boleh diabaikan karena keadaan ini dapat disebabkan oleh penyakit lain seperti sindrom hipertensi portal. Diagnosis hemoroid ditegakkan dari pemeriksaan-pemeriksaan sebagai berikut:

a. Inspeksi

Hemoroid eksterna mudah terlihat, terutama bila sudah menjadi thrombus. Hemoroid interna yang menjadi prolaps dapat terlihat dengan cara

(7)

menyuruh pasien mengejan. Prolaps dapat terlihat sebagai benjolan yang tertutup mukosa.2

b. Rectal Toucher (RT)

Hemoroid interna stadium awal biasanya tidak teraba dan tidak nyeri, hemoroid ini dapat teraba bila sudah ada thrombus atau fibrosis. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Rectal toucher (RT) diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya karsinoma recti.2

c. Anaskopi

Pemeriksaan diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang belum prolaps. Anaskopi dimasukan untuk mengamati keempat kuadran dan akan terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol kedalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak, besarnya, dan keadaan lain seperti polip, fissure ani, dan tumor ganas harus diperhatikan.2

7. Diagnosis Banding

Diagnosis Banding dari hemorrhoid adalah sebagai berikut: a. Perdarahan

Antara lain karsinoma kolon-rektal, penyakit divertikel seperti diverkulitas, colitis ulserosa, dan polip. Bila dicurigai adanya penyakit-penyakit tersebut maka diperlukan pemeriksaan sigmoidoskopi atau kolon in loop.5

b. Benjolan

Antara lain karsinoma anorektal atau prolaps recti / procidentia. Pada procidentia, seluruh dinding akan prolaps, sedangkan pada hemoroid hanya mukosa saja yang prolaps.5

8. Komplikasi

Perdarahan akut pada umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal

(8)

sistemik pada hipertensi portal dan apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah dapat sangat banyak. Perdarahan akut semacam ini dapat menyebabkan syok hipovolemik. Sedangkan perdarahan kronis menyebabkan terjadinya anemia, karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah yang keluar. Sering pasien datang dengan Hb 3-4. pada pasien ini penanganannya tidak langsung operasi tetapi ditunggu sampai Hb pasien menjadi 10. prolaps hemoroid interna dapat menjadi ireponibel, terjadi inkarserasi ( prolaps & terjepit diluar ) kemudian diikuti infeksi sampai terjadi sepsis. Sebelum terjadi iskemik dapat terjadi gangren dulu dengan bau yang menyengat.8

9. Terapi

a. Terapi konservatif

1) Pengelolaan dan modifikasi diet

Diet berserat, buah-buahan dan sayuran, dan intake air ditingkatkan. Diet serat yang dimaksud adalah diet dengan kandungan selulosa yang tinggi. Selulosa tidak mampu dicerna oleh tubuh tetapi selulosa bersifat menyerap air sehingga feses menjadi lunak. Makanan-makanan tersebut menyebabkan gumpalan isi usus menjadi besar namun lunak sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi keharusan mengejan secara berlebihan.10

2) Medikamentosa

Terapi medikamentosa ditujukan bagi pasien dengan hemoroid derajat awal. Obat-obatan yang sering digunakan adalah:9

a) Stool Softener, untuk mencegah konstipasi sehingga mengurangi kebiasaan mengejan, misalnya Docusate Sodium.

b) Anestetik topikal, untuk mengurangi rasa nyeri, misalnya Liidocaine ointmenti 5% (Lidoderm, Dermaflex). Yang penting untuk diperhatikan adalah penggunaan obat-obatan topikal per rectal dapat menimbulkan efek samping sistematik.

(9)

yang timbul akibat iritasi karena kelembaban yang terus-menerus dan rangsangan usus, misalnya Hamamelis water (Witch Hazel)

d) Analgesik, untuk mengatasi rasa nyeri, misalnya Acetaminophen (Tylenol, Aspirin Free Anacin dan Feverall) yang merupakan obat anti nyeri pilihan bagi pasien yang memiliki hiperensitifitas terhadap aspirin atau NSAID, atau pasien dengan penyakit saluran pencernaan bagian atas atau pasien yang sedang mengkonsumsi antikoagulan oral. e) Laxantina ringan atau berak darah (hematoscezia). Obat supositorial

anti hemoroid masih diragukan khasiatnya karena hasil yang mampu dicapai hanya sedikit. Obat terbaru di pasaran adalah Ardium. Obat ini mampu mengecilkan hemoroid setelah dikonsumsi beberapa bulan. Namun bila konsumsi berhenti maka hemoroid tersebut akan kambuh lagi.

b. Terapi Tindakan Non Operatif Elektif

1) Skleroterapi

Vasa darah yang mengalami varises disuntik Phenol 5 % dalam minyak nabati sehingga terjadi nekrosis lalu fibrosis. Akibatnya, vasa darah yang menggelembung akan berkontraksi / mengecil. Untuk itu injeksi dilakukan ke dalam submukosa pada jaringan ikat longgar di atas hemoroid interna agar terjadi inflamasi dan berakhir dengan fibrosis. Untuk menghindari nyeri yang hebat, suntikan harus di atas mucocutaneus juction (1-2 ml bahan diinjeksikan kekuadran simptomatik dengan alat hemoroid panjang dengan bantuan anoskopi). Komplikasi : infeksi, prostitis akut dan reaksi hipersensitifitas terhadap bahan yang disuntikan. Skleroterapi dan diet serat merupakan terapi baik untuk derajat 1 dan 4.4 2) Ligasi dengan cincin karet (Rubber band Ligation)

Teknik ini diperkenalkan oleh Baron pada tahun 1963 dan biasa dilakukan untuk hemoroid yang besar atau yang mengalami prolaps. Tonjolan ditarik dan pangkalnya (mukosa pleksus hemoroidalis) diikat denga cincin karet. Akibatnya timbul iskemik yang menjadi nekrosis dan akhirnya terlepas. Pada bekasnya akan mengalami fibrosis dalam beberapa

(10)

hari. Pada satu kali terapi hanya diikat satu kompleks hemoroid sedangkan ligasi selanjutnya dilakukan dalam jangka waktu dua sampai empat minggu. Komplikasi yang mungkin timbul adalah nyeri yang hebat terutama pada ligasi mucocutaneus junction yang kaya reseptor sensorik dan terjadi perdarahan saat polip lepas atau nekrosis (7 sampai 10 hari) setelah ligasi.4

3) Bedah Beku (Cryosurgery)

Tonjolan hemoroid dibekukan dengan CO2 atu NO2 sehingga terjadi nekrosis dan akhirnya fibrosis. Terapi ini jarang dipakai karena mukosa yang akan dibekukan (dibuat nekrosis) sukar untuk ditentukan luasnya. Cara ini cocok untuk terapi paliatif pada karsinoma recti inoperabel.4

4) IRC (Infra Red Cauter)

Tonjolan hemoroid dicauter / dilelehkan dengan infra merah. Sehingga terjadilah nekrosis dan akhirnya fibrosis. Terapi ini diulang tiap seminggu sekali.4

c. Terapi Operatif

1) Hemoroidektomi

Banyak pasien yang sebenarnya belum memerlukan operasi minta untuk dilakukan hemoroidektomi. Biasanya jika ingin masuk militer, pasien meminta dokter untuk menjalankan operasi ini. Indikasi operasi untuk hemoroid adalah sebagai berikut:4

a) Gejala kronik derajat 3 atau 4.

b) Perdarahan kronik yang tidak berhasil dengan terapi sederhana. c) Hemoroid derajat 4 dengan nyeri akut dan trombosis serta gangren. Prinsip hemoroidektomi :

a) Eksisi hanya pada jaringan yang benar-benar berlebih.

b) Eksisi sehemat mungkin dilakukan sehingga anoedema dan kulit normal tidak terganggu Spinchter ani.

Ada beberapa macam metode yang digunakan adalah :2 a) Metode Langenbeck

(11)

Untuk tonjolan yang soliter (hanya satu). Caranya dengan menjepit radiair hemoroid internus, mengadakan jahitan jelujur di bawah klem dengan catgut chromic No. 2/0 dan melakukan eksisi Diatas klem. Sesudah itu klem dilepas dan jahitan di bawah klem diikat diikuti kontinuitas mukosa.

b) Metode Miligan Morgan

Untuk tonjolan pada tiga tempat utama (jam 3, 7, 11). Caranya dengan mengangkat vena yang varises kemudian dijahit walaupun sebenarnya metode miligan morgan originalnya tanpa jahitan. Sesuai prosedur aslinya, benjolan hemoroid dijepit kemudian dilakukan diseksi. Pedikel vaskuler diligasi dan luka dibiarkan terbuka agar terjadi granulasi. Metode ini sangat sering digunakan di Inggris.

c) Metode Whitehead

Untuk hermoroid sirkuler / berat. Caranya dengan melakukan incisi secara sirkular, mengupas seluruh v. hemoriodalis dengan membebaskan mukosa dari submukosa, bagian yang prolaps dipotong, kemudian dijahit kembali. Ini merupakan operasi hemoroid yang radikal.

d) Metode Ferguson

Yaitu benjolan hemoroid ditampakkan melalui anoskopi kemudian dilakukan eksisi dan ligasi pada posisi anatomic hemoroid tersebut. Metode ini digunakan di Amerika Serikat

Metode hemoroidektomi yang sering dilakukan adalah metode langenbeck karena mudah untuk dilakukan dan tidak mengandung resiko pembentukan jaringan parut sirkuler yang dapat menimbulkan stenosis.

2) Stapled Hermorrhoid Surgery (Procedure for prolapse and

hemorrhoids/ PPH)

Prosedur penanganan hemoroid ini terhitung baru karena baru dikembangkan sekitar tahun 1990-an. Prinsip dari PPH adalah

(12)

mempertahankan fungsi jaringan hemoroid serta mengembalikan jaringan ke posisi semula. Jaringan hemoroid ini sebenarnya masih diperlukan sebagai bantalan saat BAB sehingga tidak perlu dibuang semua. Prosedur tidak bisa diterapi secara konservatif maupun terapi non operatif. Mula-mula jaringan hemoroid yang prolaps didorong ke atas dengan alat yang dinamakan dilator lalu dijahitkan ke tunika mukosa dinding anus. Kemudian dengan menggunakan alat yang disebut circular stapler. Dengan memutar sekrup yang terdapat pada ujung alat, maka alat akan memotong jaringan yang berlebih secara otomatis. Dengan terpotongnya jaringan tersebut maka suplay darah ke jaringan tersebut akan terhenti sehingga jaringan hemoroid akan mengempis dengan sendirinya. Kerjasama jaringan dan m. sphincter ani untuk melebar dan mengerut menjamin control keluarnya cairan dan kotoran dari dubur. Keuntungan penanganan dengan PPH antara lain nyeri minimal karena tindakan dilakukan di luar bagian sensitive, tindakan berlangsung cepat sekitar 20-45 menit, dan pasien pulih lebih cepat sehingga rawat inap di rumah sakit lebih singkat. Penyulit pada PPH dan operasi konvensional lainnya tidak jauh berbeda. Tetapi ada kemungkinan terjadi perdarahan, trombosis, serta penyempitan kanalis analis. Jika terlalu banyak jaringan otot yang ikut terbuang akan mengakibatkan kerusakan dinding rectum jika m. sphincter ani internus tertarik dapat menyebabkan disfungsi baik dalam jangka waktu pendek maupun jangka panjang. PPH bisa saja gagal pada hemoroid yang terlalu besar kerena sulit untuk memperoleh jalan masuk ke kanalis analis dan kalaupun bisa, jaringan mungkin terlalu tebal untuk masuk ke dalam stapler.2

10. Prognosis

Dengan terapi yang sesuai, pasien yang simptomatik akan menjadi asimptomatik. Dengan melakukan terapi operatif dengan hemoroidektomi hasilnya sangat baik, namun bisa muncul kembali (rekuren) dengan angka kejadian rekuren sekitar 2-5%. Terapi non operatif seperti ligasi cincin karet

(13)

(rubber band ligation) menimbulkan kejadian rekuren sekitar 30-50% antara kurun waktu 5-10 tahun kedepan. Akan tetapi, hemoroid rekuren ini biasanya dapat ditangani dengan terapi non operatif. Hingga saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan keberhasilan terapi dengan PPH. Setelah sembuh, penderita tidak boleh sering mengejan dan dianjurkan makan makanan yang berserat tinggi.11

11. Pencegahan

Dari seluruh tindakan pengobatan penyakit hemoroid pencegahan non operatif, medikamentosa sampai operatif maka yang paling terbaik adalah tindakan pencegahan. Cara terbaik untuk mencegah hemoroid yang dapat dilakukan yaitu:12

a. BAB usahakan teratur sehari sekali

b. Usahakan tinja / kotoran tidak keras sehingga pada saat BAB tidak perlu mengejan.

c. Jangan terlalu lama jongkok di kloset.

d. Banyak minum minimal 1,5 – 2 liter air putih / sehari

e. Hindari makanan yang dapat menyebabkan iritasi lokal ( makanan pedas, alkohol ) atau merangsang pencernaan ( kopi, teh ).Berdasarkan penelitian mengkonsumsi makanan pedas memiliki resiko terkena hemoroid sebanyak 4,95 kali (OR 4,95;CI 2,65-9,25), sedangkan orang yang mengkonsumsi alkohol memiliki resiko 1,99 kali menderita hemoroid(OR 1,99;CI 1,21-3,27).

8

f. Makanan yang seimbang , kaya serat, sayur dan buah- buahan sehingga dapat menghindari konstipasi / sembelit kronis.

g. Hindari stress, karena berdasarkan penelitian seseorang yang stress memiliki resiko 0,49 kali terkena hemoroid walaupun resikonya kecil tetapi hubungannya cukup signifikan (p<0,0001).8

h. Olah raga yang teratur seperti senam, berjalan, berenang, dan menungging pada saat menjelang tidur.

(14)

seseorang yang melakukan kegiatan fisik yang berat akan beresiko 2,79 kali menderita hemoroid daripada yang tidak(OR 2,79;CI 1,60-4,87).

B. Kerangka Teori

Berdasar uraian diatas maka dapat ditulis kerangka teori sebagai berikut :

Jenis kelamin Umur Pekerjaan Obesitas Kejadian Hemoroid

Diet rendahserat Tekanan darah

Konstipasi

Kehamilan Gaya hidup/perilaku

Riwayat keluarga Olah raga berat

Gemar makanan pedas

Gambar 2.1 Kerangka Teori 1,2,3,8,10,13.14

C. Kerangka Konsep

Berdasarkan teori dapat dirumuskan kerangka konsep sebagai berikut:

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Riwayat keluarga

Konstipasi Kejadian hemoroid

Olah raga berat

D. Hipotesis

1. Ada hubungan antara Riwayat Keluarga dengan kejadian hemoroid. 2. Ada hubungan antara Konstipasi dengan kejadian hemoroid.

(15)

Gambar

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Table matrik ini untuk !etiap pa!angan kriteria-kriteria, ukuran Table matrik ini untuk !etiap pa!angan kriteria-kriteria, ukuran kuantitati dan kualitati dari eek yang

Magnet permanen adalah suatu bahan yang dapat menghasilkan medan magnet yang besarnya tetap tanpa adanya pengaruh dari luar atau disebut magnet alam karena

Dengan demikian pelaksanaan pembanguna nasional merupakan perimbangan kewajiban antara pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan.Pemerintah wajib menyediakan sarana dan prasarana

Sesuai dengan kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa menerima hipotesis yang diajukan terbukti atau dengan kata lain variabel

Kategorisasi Penyesuaian Diri.. Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. Gambaran penyesuaian diri dilihat dari karakteristik penyesuaian diri 1)

Peran dan Fungsi Tenaga Kesehatan Pada Home Care.. Kondisi

diantaranya yakni kebijakan pemerintah, penetapan peraturan perundang-undangan, atau bahkan putusan pengadilan. Prinsip Pengakuan dan Perlindungan Hak-Hak Warga Negara

(Pradana, Rezki, 2013) merancang sebuah aplikasi kamus biologi yang berbasis android yang digunakan untuk mengetahui istilah- istilah yang ada pada bahasa biologi