• Tidak ada hasil yang ditemukan

M01891

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " M01891"

Copied!
330
0
0

Teks penuh

(1)

SEMINAR NASIONAL KEPERAWATAN KOMUNITAS

PERAN PERAWAT DALAM PELAYANAN KESEHATAN

(2)

i

SEMINAR NASIONAL KEPERAWATAN KOMUNITAS

PERAN PERAWAT DALAM PELAYANAN KESEHATAN

PRIMER MENUJU MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

7 November 2015

Gedung Serba Guna Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Editor : Ns. Muhammad Muin, S.Kep., M.Kep. Sp.Kep.Kom Ns. Diyan Yuli Wijayanti, S.Kep., M.Kep

Bekti Iskandar, S.Hum

Program Studi Magister Keperawatan

Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran

Universitas

(3)

ii

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEPERAWATAN KOMUNITAS

PERAN PERAWAT DALAM PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

MENUJU MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

ISBN : 978-602-73501-0-6

@ 2015 Program Studi Magister Keperawatan

Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, Indonesia

Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit

Redaksi

Program Studi Magister Keperawatan

Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Jalan Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang Semarang 50275

Telp. (024) 76480919 Fax : (024) 76486849 Email : semnascomundip@gmail.com Website : www. keperawatan.undip.ac.id

Cetakan Pertama, 7 November 2015

(4)

iii

Seminar Nasional Keperawatan Komunitas

“Peran perawat dalam pelayanan kesehatan primer menuju

Masyarakat Ekonomi ASEAN”

7 November 2015

Kami Mengucapkan terima kasih kepada tim reviewer

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Perawat memiliki peran yang vital dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang

sehat dan aktif dalam mengisi pembangunan. Perawat memberikan kontribusi yang sangat

besar terhadap keberhasilan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna

terhadap pasien. Perawat menempati 1/3 dari keseluruhan tenaga kesehatan di Indonesia

baik di RS maupun di Puskesmas. Oleh sebab itu diperlukan suatu mekanisme dalam

upaya meningkatkan profesionalisme perawat dalam mewujudkan program percepatan

pembangunan kesehatan di Indonesia.

Saat ini permasalahan kesehatan yang dihadapi cukup kompleks, upaya kesehatan

belum dapat menjangkau seluruh masyarakat meskipun Puskesmas telah ada di setiap

kecamatan yang rata-rata ditunjang oleh tiga Puskesmas Pembantu. Hal ini ditunjukkan

dengan masih tingginya angka kematian bayi dan angka kematian ibu, jumlah kasus baru

TB, jumlah kasus baru AIDS dan penyakit-penyakit degeneratif seperti penyakit jantung

dan penyakit pembuluh darah, juga terjadi peningkatan.

Keperawatan sebagai salah satu bagian pelayanan kesehatan di Indonesia

memandang isu ini sebagai masalah krusial yang perlu untuk ditindaklanjuti bersama, tidak

hanya oleh stakeholder, tetapi juga oleh praktisi, akademisi, dan masyarakat. Jalinan

kerjasama ini bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman dan pemecahan masalah yang

mempengaruhi outcome berupa kualitas pelayanan dan profesionalisme perawat.

Menjawab realitas tersebut kegiatan seminar nasional dengan tema “Peran perawat dalam pelayanan kesehatan primer menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN” dapat bermanfaat untuk memajukan dan menggiatkan kembali pendidikan dan profesi sebagai perawat yang

berkompeten dan berkualitas di keperawatan komunitas ( masyarakat) terutama menuju

Masyarakat Ekonomi ASEAN .

Semarang, 7 November 2015

Ketua Panitia

(6)

v

Seminar Nasional Keperawatan Komunitas

“Peran perawat dalam pelayanan kesehatan primer menuju

Masyarakat Ekonomi ASEAN”

Semarang, 7 November 2015

Sususan panitia pelaksanaan seminar:

Ketua : Rita Hadi W, S.Kp. M.Kep. Sp.Kep.Kom

Sekretaris : Ns. Sri Padma Sari, S.Kep., MNS

Bendahara : Titien Supriyanti, S.Kom

Sie. Acara : Ns. Nurullya Rachma, S.Kep., M.Kep. Sp.Kep.Kom

Ns. Artika Nurrahima, S.Kep., M.Kep

Sie. Ilmiah : Ns. Muhammad Muin, S.Kep., M.Kep. Sp.Kep.Kom

Ns. Diyan Yuli Wijayanti, S.Kep., M.Kep Nur Setiawati Dewi, S.Kp., M.Kep. Sp.Kep.Kom

Megah Andriany, S.Kp, M.Kep. Sp.Kep.Kom Meidiana Dwidiyanti, S.Kp., M.Sc

Bekti Iskandar, S.Hum

Sie. Danus : Elis Hartati, S.Kep., M.Kep Rinna Prasmawati, SKM

Sie. Konsumsi : Wida Riana, SIP

Sie. Perlengkapan, : Evi Silitoma Kriswanto Ponco Sudarsono

Sie. Pubdekdok & Transportasi

(7)

vi

Susunan Acara

Seminar Nasional Keperawatan Komunitas

“Peran perawat dalam pelayanan kesehatan primer menuju

Masyarakat Ekonomi ASEAN”

Semarang, 7 November 2015

Waktu Kegiatan Narasumber

07.00- 08.30 Registrasi (coffe break) 08.30- 09.00 Pembukaan:

Menyayikan lagu Indonesia Raya

Dirijen : MC

Doa Pembaca Doa

M.Mu’in,M.Kep.,Sp.Kep.Kom Laporan ketua panitia

Rita Hadi W,S.Kp.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom Sambutan:

Dekan FK UNDIP Prof. DR. dr. Tri Nur Kristina, DMM., M.Kes

09.00- 11.30 Materi (Panel)

@ 30 menit tiap pembicara, diskusi 45 menit

1. Kebijakan Kementerian Kesehatan tentang peran dan posisi perawat dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi di pelayanan kesehatan primer

Moderator:

Ns. Nurullya Rachma, M.Kep., Sp.Kep.Kom

Dr. dr. Anung Sugihantono, M.Kes (Dirjen Bina Gizi & KIA Kemenkes RI)

2. Kebijakan dan strategi pendayagunaan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan primer

dr. Yulianto Prabowo, M.Kes

(Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah)

3. Konsep dan

implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas dalam rangka

peningkatan status kesehatan menuju MEA:

(8)

vii Aplikasi program 1 RW

1 perawat

Penyerahan sertifikat dan

plakat

Diserahkan oleh Kajur/Ketua Panitia

11.30- 12.30 Presentasi poster

(Hall depan RSG Lt.3)

12.30- 13.30 Ishoma

13.30- 15.00 Presentasi oral

Ruang 3 A,B,C Jur Kep

15.00- 15.15 Penutupan:

Kajur Keperawatan FK

UNDIP

DR. Untung Sujianto, S.Kp.,M.Kes

(9)

viii

Daftar Isi

Halaman Judul ... Kata Pengantar

... Susunan Panitia

...

Susunan Acara ... Daftar Isi ... A. Materi Pembicara

1. Konsep dan implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas dalam rangka peningkatan status kesehatan menuju MEA: Aplikasi program 1 RW 1 perawat oleh Purwadi, S.Kp., M.Kep.Sp.Kom

B. Oral Presentation

1. Dely Maria , Juniati Sahar, Sigit Mulyono... Kemampuan tugas kesehatan keluarga dalam pemenuhan nutrisi untuk meningkatkan status gizi anak usia sekolah.

2. Fitri Suciana... Efektifitas Program Perawatan Diri Terhadap Kemampuan Diri Pasien Gagal Jantung

3. Tut Wuri Prihatin, Witri Hastuti, Fitroh Suryaningsih... Pengaruh Terapi Bekam terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi

4. Zahroh Ulil Fadhilah, Wahyu Maha Nugraha... Jenis Terapi Komplementer yang Berpengaruh terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah pada Pasien Diabetes Mellitus

5. Kastuti Endang Trirahayu , ... Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Keluarga Dalam

Perawatan Pasien Tuberculosis Paru

6. Kartika Setia Purdani, ... Komplementer Terapi; Aromaterapi Dalam Autism

7. Erika Dewi Noorratri ... Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kegagalan Pengobatan Pada Pasien Tuberculosis Paru

8. Nurul Devi Ardian... Faktor-Faktor Yangmempengaruhi Perilaku Seksual Pada Remaja

Wachidah Yuniartika

9. Candra Dewi Rahayu... Kolaborasi Perawat Klien Dalam Penanganan Kesehatan Jiwa Komunitas: Literature Review

10.Maria Dyah Kurniasari ... Efektivitas Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) Terhadap Jumlah Limfosit Total, Jumlah Hb, Berat Badan Pada Penderita Hiv Dengan Terapi Antiretroviral (Arv) Di Rsud Gunung Jati, Cirebon

11.Dwi Yuniar Ramadhani... Literatur Review : Dukungan Keluarga, Efikasi Diri dan Kualitas Hidup Lansia dengan Diabetes Melitus Tipe 2

i iv v vi viii

1

20

28

37

43

50

55

61

72

79

88

(10)

ix

12.Treesia Sujana ... Effectiveness of maternal and neonatal health promotion strategies in low and middle income countries with disadvantage environment Road to an in-context health promotion strategy for Indonesia

13.Domianus Namuwali ... Pengaruh Penggunaan SMS Dan Telpon Pengingat Terhadap Kepatuhan Pasien Minum Obat Anti Tuberkulosis Paru : Literatur review

14.Umi Setyoningrum

...

Hubungan Peran dan Fungsi Keluarga Terhadap Perilaku Seksual Pra Nikah Remaja

15.Yuni Dwi Hastuti , Sidik Awaludin... Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Hiv/Aids Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Siswa Di Sma Setiabudi Semarang

16.EIstki Suprihatin ... Hubungan Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga Dengan Pencegahan Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di Desa Wonosari Kecamatan Trucuk 17.Budi Kristanto ...

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perkembangan Bahasa Pada Anak Pra Sekolah

18.Lusia Lilik Mei M ... The Relationship Between Husband Support And Self Efficacy With Stress Levels In Multiple Roles Woman

19.Asti Nuraeni, Susana Agustina, Mamat Supriyono... Efektivitas Pendampingan Peer Group Tentang Bahaya Rokok Terhadap Frekuensi Merokok Siswa Sman 14 Semarang

20.Yulia Susanti, Junaiti Sahar, Poppy Fitriyani ... Hubungan Dukungan Keluarga Dalam Pencegahan Dengan Kejadian Demam Berdarah Pada Anggota Keluarga Di Kabupaten Kendal

21.Dwi Roma Yogi, Riani Pradara Jati

Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Lansia Memeriksakan Kesehatan di Posyandu Lansia di Desa Sawahjoho Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang

22.Dwi Susilawati, Reni Sulung Utami ... Efektivitas Senam Diabet Terhadap Aktivitas dan Kepuasan Dalam Berhubungan Seksual Pada Penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Kecamatan Ungaran Barat

23.Yunitia Aulianita, Sari Sudarmiati ... Pengaruh Spiritual Emotional Freedom Technique Terhadap Kecemasan Wanita Klimakterium di Rw 6 Kelurahan Pedalangan Kecamatan Banyumanik Kota Semarang Jawa Tengah

24.Puji Purwaningsih ... Kajian Literatur : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktifitas Fisik dan Perilaku Sedentary Pada Anak

25.Chandra Bagus Ropyanto ... Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Self Efficacy

Melakukan Activity Daily Living (ADL) Pasien Pasca Open Reduction Internal Fixation (ORIF) Ekstremitas Bawah di Kota Semarang

101

108

115

118

125

131

139

146

153

161

168

178

186

(11)

x

26.Elis Hartati, Diyan Yuli Wijayanti ... Pemberdayaan Kader Posyandu Lansia di Semarang

27.Wachidah Yuniartika... Studi Literature : Efektivitas Psikoedukasi Terhadap Tingkat Depresi Pasien Diabetes Mellitus

28.Diah Indriastuti... Profesi Doula Dalam Pendampingan Persalinan Dengan Nilai-Nilai Islami 29.Diah Fitri Purwaningsih ...

Efisiensi Biaya Dengan Menggunakan Metode Assertive Community Treatment Pada Pasien Dengan Skizofrenia Di Puskesmas : Literature Review

30.Rinda Winandita , Rita Hadi Widyastuti ... Gambaran Tingkat Risiko Jatuh Pada Lansia Di Panti Wredha

31.Muchammad Nurkharistna Al Jihad ... Pelaksanaan Program Antenatal Care Oleh Perawat Pada Ibu Hamil

C. Poster Presentation

1. Herry Setiawan ... Nilai Marketing Perawat sebagai Pemberi Pelayanan Keperawatan pada Klien Stroke dalam Menyikapi Tuntutan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA): Literature Review

2. Arwyn Weynand Nusawakan ... Faktor-Faktor yang mempengaruhi kemampuan perawat dalam beradaptasi dalam konteks lintas budaya.

3. Azka Fathiyatir Rizqillah, Diyan Yuli Wijayanti... Tingkat Depresi Pada Lanjut Usia : Studi Eksporatif Pada Lansia Di Kelurahan Padangsari Kota Semarang

4. Diah Indriastuti , Tahiruddin... Deteksi Postnatal Depression menggunakan EPDS (Edinburg Postnatal Depression Scale) Pada Kunjungan Rumah Ibu Post Partum

5. Retno Yuli Hastuti, Sutaryono, Ayu Arumsari... Pengaruh Terapi Hipnotis Lima Jari Untuk Menurunkan Kecemasan Pada Mahasiswa Yang Sedang Menyusun Skripsi Di Stikes Muhammadiyah Klaten

6. Muhammad Mu’in, Dyan Yuli Wijayanti... Spiritualitas Dan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus

7. Yossie Susanti Eka Putri, Livana PH... Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Tingkat Stres Keluarga Sebagai Akibat Beban Merawat Lansia Demensia Di Ciwaringin Bogor 8. Satriya Pranata, Aini Hidayati...

Literature Review : Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Tingkat Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Dengan Diabetes Mellitus

202

210

218

225

234

241

250

260

266

274

281

289

295

(12)

x 26.Elis Hartati, Diyan Yuli Wijayanti ...

Pemberdayaan Kader Posyandu Lansia di Semarang

27.Wachidah Yuniartika... Studi Literature : Efektivitas Psikoedukasi Terhadap Tingkat Depresi Pasien Diabetes Mellitus

28.Diah Indriastuti... Profesi Doula Dalam Pendampingan Persalinan Dengan Nilai-Nilai Islami 29.Diah Fitri Purwaningsih ...

Efisiensi Biaya Dengan Menggunakan Metode Assertive Community Treatment Pada Pasien Dengan Skizofrenia Di Puskesmas : Literature Review

30.Rinda Winandita , Rita Hadi Widyastuti ... Gambaran Tingkat Risiko Jatuh Pada Lansia Di Panti Wredha

31.Muchammad Nurkharistna Al Jihad ... Pelaksanaan Program Antenatal Care Oleh Perawat Pada Ibu Hamil

C. Poster Presentation

1. Herry Setiawan ... Nilai Marketing Perawat sebagai Pemberi Pelayanan Keperawatan pada Klien Stroke dalam Menyikapi Tuntutan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA): Literature Review

2. Arwyn Weynand Nusawakan ... Faktor-Faktor yang mempengaruhi kemampuan perawat dalam beradaptasi dalam konteks lintas budaya.

3. Azka Fathiyatir Rizqillah, Diyan Yuli Wijayanti... Tingkat Depresi Pada Lanjut Usia : Studi Eksporatif Pada Lansia Di Kelurahan Padangsari Kota Semarang

4. Diah Indriastuti , Tahiruddin... Deteksi Postnatal Depression menggunakan EPDS (Edinburg Postnatal Depression Scale) Pada Kunjungan Rumah Ibu Post Partum

5. Retno Yuli Hastuti, Sutaryono, Ayu Arumsari... Pengaruh Terapi Hipnotis Lima Jari Untuk Menurunkan Kecemasan Pada Mahasiswa Yang Sedang Menyusun Skripsi Di Stikes Muhammadiyah Klaten

6. Muhammad Mu’in, Dyan Yuli Wijayanti... Spiritualitas Dan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus

7. Yossie Susanti Eka Putri, Livana PH... Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Tingkat Stres Keluarga Sebagai Akibat Beban Merawat Lansia Demensia Di Ciwaringin Bogor 8. Satriya Pranata, Aini Hidayati...

Literature Review : Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Tingkat Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Dengan Diabetes Mellitus

202

210

218

225

234

241

250

260

266

274

281

289

295

(13)

Materi Pembicara

Seminar Nasional Keperawatan Komunitas

Peran perawat dalam pelayanan kesehatan primer menuju

(14)

xi PEMBAGIAN RUANGAN ORAL PRESENTASI

SEMINAR NASIONAL KEPERAWATAN KOMUNITAS UNDIP 2015

RUANG : 1 (KAMPUS JURUSAN KEPERAWATAN UNDIP) WAKTU : JAM 13.00-14.30

MODERATOR : Ns. M. Muin S.Kep., M.Kep., Sp. Kom.

No Nama Judul

1 Ns. Dely Maria P. M.Kep., Sp.Kep. Kom.

Kemampuan tugas kesehatan keluarga dalam pemenuhan nutrisi untuk meningkatkan status gizi anak usia sekolah.

2 Puji

Purwaningsih

Kajian Literatur : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Fisik Dan Perilaku Sedentary Pada Anak Usia 7-12 Tahun.

3 Ns. Kartika Setia Purdani, S.kep

Komplementer Terapi; Aromaterapi Dalam Autism

4 Ns. Nurul Devi Ardiani, S.Kep

Faktor-Faktor Yangmempengaruhi Perilaku Seksual Pada Remaja

5 Treesia Sujana, MN

Effectiveness of maternal and neonatal health promotion

strategies in low and middle income countries with disadvantage environment Road to an in-context health promotion strategy for Indonesia

6 Umi

Setyoningrum, S.Kep., Ns

Hubungan Peran dan Fungsi Keluarga Terhadap Perilaku Seksual Pra Nikah Remaja

7 YuniDwiHastuti, Sidik Awaludin 2)

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Hiv/Aids Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Siswa

Di Sma Setiabudi Semarang

8 Budi Kristanto, S.Kep., Ns

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perkembangan Bahasa Pada Anak Pra Sekolah

9 Asti Nuraeni, Susana Agustina, Mamat

Supriyono.

Efektivitas Pendampingan Peer Group Tentang Bahaya Rokok Terhadap Frekuensi Merokok Siswa Sman 14 Semarang

10 Rinda

Winandita, Rita Hadi W.

Gambaran Tingkat Risiko Jatuh Pada Lansia Di Panti Wredha

11. Elis Hartati, Diyan Yuli Wijayanti2)

(15)

xii RUANG : 2 (KAMPUS JURUSAN KEPERAWATAN UNDIP)

WAKTU : JAM 13.00-14.30

MODERATOR : Ns. Diyan Yuli W., M.Kep.

No Pengarang Judul

1 Fitri

Suciana,S.Kep., Ns.,M.Kep.

Efektifitas Program Perawatan Diri Terhadap Kemampuan Diri Pasien Gagal Jantung

2 Ns. Kastuti Endang Trirahayu., S.Kep

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Keluarga Dalam Perawatan Pasien Tuberculosis Paru

3 Chandra Bagus Ropyanto, Muhamad Rofi’i

Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Self Efficacy Melakukan Activity Daily Living (Adl) Pasien Pasca Open Reduction Internal Fixation (Orif)

Ekstremitas Bawah

4 Erika Dewi Noorratri

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kegagalan Pengobatan Pada Pasien Tuberculosis Paru

5 Dwi Yuniar Ramadhani

Literatur Review : Dukungan Keluarga, Efikasi Diri dan Kualitas Hidup Lansia dengan Diabetes Melitus Tipe 2

6 Ns. Diah indriastuti, S.kep

Profesi Doula Dalam Pendampingan Persalinan Dengan Nilai-Nilai Islami

7 Ns, Domianus Namuwali, S.Kep

Pengaruh Penggunaan SMS Dan Telpon Pengingat Terhadap Kepatuhan Pasien Minum Obat Anti Tuberkulosis Paru : Literatur review

8 Ekki Suprihatin, Istianna N, Efy Kusumawati

Hubungan Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga Dengan Pencegahan Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di Desa Wonosari Kecamatan Trucuk

9 Yulia Susanti, Junaiti Sahar, Poppy Fitriyani

Hubungan Dukungan Keluarga Dalam Pencegahan Dengan Kejadian Demam Berdarah

Pada Anggota Keluarga Di Kabupaten Kendal

10 Dwi Roma Yogi, Riani Pradara jati

(16)

xiii RUANG : 3 (KAMPUS JURUSAN KEPERAWATAN UNDIP)

WAKTU : JAM 13.00-14.30

MODERATOR : Ns. Sri Padma Sari, MNS

No Pengarang Judul

1

Fitroh

Suryaningsih Tut Wuri Prihatin Witri Hastuti

Pengaruh Terapi Bekam terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi

2

Yunitia Aulianita, Sari Sudarmiati, Sp.Mat.

Pengaruh Spiritual Emotional Freedom Technique Terhadap Kecemasan Wanita Klimakterium Di Rw 6 Kelurahan Pedalangan Kecamatan Banyumanik Kota Semarang Jawa Tengah

3

Zahroh Ulil Fadhilah, Wahyu Maha Nugraha

Jenis Terapi Komplementer yang Berpengaruh terhadap

Penurunan Kadar Glukosa Darah pada Pasien Diabetes Mellitus

4

Wachidah Yuniartika

Studi Literature : Efektivitas Psikoedukasi Terhadap Tingkat Depresi Pasien Diabetes Mellitus

5

Ns. Candra Dewi Rahayu, S. Kep

Kolaborasi Perawat Klien Dalam Penanganan Kesehatan Jiwa Komunitas: Literature Review

6

Maria Dyah Kurniasari, Edi Dharmana, Hussein Gasem

Efektivitas Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) Terhadap Jumlah Limfosit Total, Jumlah Hb, Berat Badan Pada Penderita Hiv Dengan Terapi Antiretroviral (Arv) Di Rsud Gunung Jati, Cirebon

7

Ns. Diah Fitri Purwaningsih, S. Kep

Efisiensi Biaya Dengan Menggunakan Metode Assertive

Community Treatment (Act) Pada Pasien Dengan Skizofrenia Di Puskesmas : Literature Review

8

Lusia Lilik Mei M., Vivi Retno Intening

The Relationship Between Husband Support And Self Efficacy With Stress Levels In Multiple Roles Woman

9

Dwi Susilawati, M.Kep., Sp.Mat, Ns. Reni Sulung Utami, S.Kep., MSc.

Efektivitas Senam Diabet Terhadap Aktivitas Dan Kepuasan Dalam Berhubungan Seksual Pada Penderita Diabetes Mellitus Di

Puskesmas Kecamatan Ungaran Barat

10 M. Nurkharistna Al Jihad

(17)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er Me uju Masyarakat Eko o i A“EAN

Semarang, 7 November 2015 1

KONSEP DAN IMPLEMENTASI ASUHAN

KEPERAWATAN KOMUNITAS DALAM RANGKA

PENINGKATAN STATUS KESEHATAN MENUJU MEA;

Aplikasi Program 1 RW 1 Perawat Untuk Warga

Jakarta Lebih Sehat dan Sejahtera

Persatuan Perawat Nasional Indonesia Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Kantor Dinas Kesehatan Blok D Lt. II Jln. Kesehatan 10 Jakarta Pusat Telp. 085100090961

Daftar Isi

A. Prinsip Kerja 1RW 1 Perawat B. Alasan program 1 RW 1 perawat

C. Tugas & wewenang perawat menurut UU Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan D. Skema kerja logis 1 RW 1 perawat

E. Hubungan kerja dengan mitra lain F. Yang dilakukan oleh perawat G. Standar Pelayanan Minimal H. Sasaran kerja prioritas I. Jadwal harian tentatif J. Peralatan yang dibutuhkan K. Manfaat 1 RW 1 Perawat L. Dukungan PPNI M. Indikator Keberhasilan N. Hal yang perlu diperhatikan O. Data yang harus dimiliki perawat

(18)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er Me uju Masyarakat Eko o i A“EAN

Semarang, 7 November 2015 2

Prinsip kerja 1 RW 1 perawat

No Prinsip Penjelasan

1 Datangi 1. Menyapa keluarga dengan hati dan mengenalkan sebagai perawat

2. Mendatangi keluarga rawan atau kelompok khusus seperti posyandu

2 Dengarkan Mendengarkan keluhan

3 Rawat Merawat anggota keluarga baik sehat atau sakit

4 Catat Mencatat hal penting dan mendesak untuk dilaporkan 5 Laporkan Melaporkan kepada instansi terkait

sesuai tanggungjawabnya

Alasan perlunya 1 RW 1 Perawat di DKI Jakarta

1. Jaminan Kesehatan Nasional lebih dikembangkan pada

penguatan pelayanan kesehatan primer dengan

penekanan pada upaya promotif & preventif.

2. Prevalensi penyakit menular relatif stagnan & penyakit

tidak menular cenderung meningkat sehingga perlu

penguatan upaya promotif & preventif pada keluarga.

3. Upaya kuratif lebih masif, sehingga upaya promotif &

preventif cenderung terabaikan.

4. Penumpukkan pasien di RS tanpa diikuti dengan tindak

lanjut perawatan melalui penyuluhan, edukasi &

(19)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er Me uju Masyarakat Eko o i A“EAN

Semarang, 7 November 2015 3

Tugas perawat menurut

UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan

Tugas ;

1.

P

emberi asuhan kepeperawatan

2.

Penyuluh dan konselor klien & keluarga

3.

Pengelola pelayanan

4.

Peneliti keperawatan

5.

Pelaksana tugas berdasar pelimpahan wewenang

6.

Pelaksana tugas dalam keterbatasan tertentu

Tugas secara bersama atau sendiri

Pelaksanaan tugas harus bertanggung jawab dan

bertanggung gugat.

Wewenang perawat menurut

UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan

 Wewenang dalam Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

1. Melakukan pengkajian keperawatan kesmas di

tingkat keluarga dan masyarakat.

2. Menetapkan permasalahan keperawatan kesmas

3. Membantu penemuan kasus penyakit

4. Merencanakan tindakan keperawatan kesmas

5. Melakukan rujukan kasus

6. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesmas

7. Menjalin kemitraan dalam perawatan kesmas

8. Mengelola kasus

(20)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er Me uju Masyarakat Eko o i A“EAN

Semarang, 7 November 2015 4

Skema kerja logis 1 RW 1 perawat

Input

•Laporan masy. •Informasi masalah kesehatan dari Puskesmas, RS & klinik. •Hasil pemantauan lapangan. •Informasi dari

media massa dan pihak lain. •Reportdari

perawat Puskesmas tentang rujukan balik pasien pulang rawat dari Rumah Sakit. Proses •Pemantauan wilayah. •Home visit atau

kunjungan lapangan.

•Pembinaan keluarga atau kelompok. •Pemantauan dan

surveilance masalah kesehatan. •Pemberian pelayanan keperawatan sederhana pada individu & keluarga. •Rujukan kasus ke

Puskesmas, dokter praktek/Rumah Sakit/Klinik.

Output

•Kelg dg bayi, balita, ibu hamil & ibu melahirkan terpantau.

•Terpantaunya penyakit menular, tidak menular dan gizi.

•Terbinanya keluarga rawan kesehatan.

•Terbinanya kelompok masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan.

•Terkoordinasinya upaya pengendalian penyakit menular, tidak menular dan gizi.

•Terlaksananya pelayanan keperawatan yang bersifat promotif dan preventif pada keluarga dan masyarakat.

•Terpantaunya status kesehatan keluarga baik saat sehat maupun pasca perawatan dari Rumah Sakit.

Hubungan kerja 1 RW 1 perawat

dengan Puskesmas, RS, Klinik & Masy

(21)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er Me uju Masyarakat Eko o i A“EAN

Semarang, 7 November 2015 5

Yang dilakukan perawat dalam

program 1 RW 1 perawat...

1. Home visit; Mengunjungi keluarga rawan kesehatan, termasuk keluarga pasca rawat dari Rumah Sakit;

2. Home health promotion; Memberikan informasi agar keluarga selalu menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat;

3. Home education; Memberikan pendidikan kesehatan, konseling dan pendampingan pada anggota keluarga pasca rawat;

4. Home care; Merawat anggota keluarga yang sakit termasuk dengan terapi komplementer (pemanfaatan keanekaragaman hayati), termasuk paliatif care.

5. Home surveilance; Memantau penyakit menular & tidak menular pada keluarga dan kelompok khusus di masyarakat;

6. Visiting doctor; Kerjasama dengan dokter untuk keperluan sesuai kebutuhan keluarga, dalam konteks medis.

7. Refferal; Melakukan rujukan kasus sesuai SOP;

Siapa perawat RW itu ..?

Berdomisili sesuai tempat tinggalnya, bisa ...

1. Perawat yang bekerja di Puskesmas

2. Perawat yang bekerja di Rumah Sakit

3. Perawat yang bekerja di Klinik

(22)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er Me uju Masyarakat Eko o i A“EAN

Semarang, 7 November 2015 6

Distribusi perawat rw berdasarkan

wilayah per Oktober 2015

No Kota Administrasi Jumlah perawat

tiap RW

Jumlah RW yang ada

1 Jakarta Pusat 45 393

2 Jakarta Utara 38 443

3 Jakarta Barat 35 581

4 Jakarta Selatan 30 578

5 Jakarta Timur 84 703

6 Kepulauan Seribu 1 24

Jumlah 233 2.722

Standar Pelayanan Minimal (SPM)

program 1 RW 1 perawat

No Kegiatan Frek. Sasaran

1 Home visit & home care

3 kali seminggu

Anggota keluarga sakit & pasca rawat RS

2 Penyuluhan & pembinaan kesehatan

1 kali seminggu

Kelompok khusus

seperti ibu pengajian, ibu hamil, lansia, & Posyandu

3 Monev 1 kali

sebulan

Tokoh masy, kader, lintas sektor

4 Rujukan kasus & kerjasama dg tim kesehatan lain

Sesuai kebutuhan atau 1 kali sebulan

Dokter praktek,

(23)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er Me uju Masyarakat Eko o i A“EAN

Semarang, 7 November 2015 7

Sasaran kerja prioritas

1.

Keluarga dengan anggota keluarganya

yang pulang perawatan dari RS.

2.

Keluarga rawan kesehatan seperti ada

anggota keluarga dengan usia bayi, ibu

hamil, ibu pasca melahirkan dan usia

lanjut.

3.

Keluarga dengan anggota keluarga yang

menderita DM, pasca stroke, TB paru,

hipertensi, penyakit jantung dan kanker.

Jadwal harian tentatif

N o

Waktu Jenis kegiatan Keterangan

1 07.00 –12.00 1. Home visit

2. Home care sesuai kebutuhan 3. Penyuluhan di Posyandu

4. Koordinasi dan advokasi terhadap tokoh masy tentang masalah kesehatan yang ada

5. Pembinaan PHBS pada keluarga rawan

Dilakukan diluar jam kerja efektif, baik shift atau tidak 2 15.00 –18.00 1. Home visit

2. Home care sesuai kebutuhan

3. Penyuluhan di kelompok khusus; pengajian, arisan, dll

4. Koordinasi dan advokasi terhadap tokoh masy tentang masalah kesehatan yang ada

5. Pembinaan PHBS pada keluarga rawan 3 19.00–21.00 1. Home visit

2. Home care

(24)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er Me uju Masyarakat Eko o i A“EAN

Semarang, 7 November 2015 8

Peralatan yang dibutuhkan

1.

Community Health Nursing (CHN) kit.

2.

Wound care kit.

3.

Berbagai media penyuluhan seperti

leaflet, flyer, booklet, lembar balik, dll

4.

Seragam (putih-putih) dengan memakai

sepatu, pin PPNI dan name tag).

5.

Papan berjalan & alat tulis secukupnya.

Manfaat program 1 RW 1 perawat

 Bagi warga Jakarta

1. Membantu pemulihan pasca rawat.

2. Memperpanjang waktu kambuh penyakitnya  Bagi Pemerintah Provinsi

1. Lebih peduli pada warganya.

2. Model bagi Provinsi lainnya

3. Mengurangi beban biaya pengobatan (kuratif)  Bagi Rumah Sakit

1. Mengurangi penumpukan pasien

2. Mengurangi lama waktu perawatan di RS  Bagi Puskesmas

1. Membantu cakupan layanan promotif & preventif

(25)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er Me uju Masyarakat Eko o i A“EAN

Semarang, 7 November 2015 9

Dukungan PPNI terhadap program

1 RW 1 perawat

1.

Buku petunjuk teknis

2.

Hal yang harus dicatat dan dilaporkan

3.

Name tag

4.

Pin PPNI

5.

Papan nama ukuran 60 x 40 cm

6.

Surat tugas dari PPNI Provinsi DKI

Jakarta yang diketahui oleh Pemprov c.q

Dinas Kesehatan.

7.

Perawat yang bertugas mengisi formulir.

Penurun an angka kematian ibu

1. Semua ibu hamil terpantau status kesehatannya.

2. Semua ibu hamil terdeteksi sejak dini bahaya yang mungkin terjadi 3. Semua ibu hamil mendapatkan pelayanan kehamilan minimal 4 kali

selama kehamilannya.

4. Semua ibu hamil mendapatkan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan dalam rangka menghadapi persalinannya.

5. Semua keluarga ibu hamil tertempel stiker P4K (program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi).

6. Ibu hamil resiko tinggi seperti menderita penyakit hipertensi, jantung atau diabetes terpantau status kesehatannya.

7. Semua ibu hamil terjamin tempat persalinannya di fasilitas kesehatan yang memadai.

8. Semua ibu melahirkan difasilitasi kesehatan yang memadai. 9. Ibu melahirkan yang disertai penyakit seperti hipertensi, jantung dan

diabetes mendapatkan perawatan sesuai standar.

10. Semua ibu pasca melahirkan mendapatkan kunjungan rumah minimal 3 kali oleh perawat.

11. Semua ibu pasca melahirkan diberikan konseling kebutuhan KB pasca persalinan yang sesuai.

12. Keluarga dengan ibu melahirkan mendapatkan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan tentang tugas keluarga sesuai dengan

perkembangan keluarganya.

Indikator Key performance indicator (KPI)

(26)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er Me uju Masyarakat Eko o i A“EAN

Semarang, 7 November 2015 10 Penurun

an angka kematian bayi

1. Semua janin terdeteksi secara dini dari ancaman yang mungkin terjadi.

2. Semua bayi baru lahir dilakukan pemberian air susu ibu yang pertama kali.

3. Semua bayi baru lahir tidak mengalami infeksi tali pusat. 4. Semua bayi baru lahir diberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan 5. Bayi lahir prematur mendapatkan perawatan metode kanguru sesuai

standar.

6. Semua bayi mendapatkan immunisasi sesuai standar.

7. Bayi yang dirawat di Rumah Sakit dilakukan perawatan oleh perawat kompeten dan sesuai standar.

8. Bayi pasca perawatan mendapatkan kunjungan rumah minimal 3 kali oleh perawat.

9. Keluarga bayi baru lahir mendapatkan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan tentang tata kelola bayi baru lahir yang sehat di rumah oleh perawat.

10. Bayi baru lahir terhindar dari tindak kekerasan orang terdekat.

Penurunan angka kejadian penyakit menular

1. Penderita penyakit menular seperti TB paru, kusta, HIV/AIDS, dll mendapatkan konseling oleh perawat. 2. Semua penderita penyakit menular menjalankan program

pengobatan sesuai standar.

3. Semua penderita penyakit menular terpantau status kesehatannya.

4. Penderita penyakit menular dan keluarganya mendapatkan kunjungan rumah oleh perawat minimal 1 kali per minggu sampai dinyatakan sembuh atau mandiri.

5. Keluarga penderita penyakit menular mendapatkan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan oleh perawat tentang tata kelola hidup sehat di rumah.

6. Penderita penyakit menular yang mengalami kecenderungan depresi mendapatkan konseling dan pendampingan oleh perawat.

7. Keluarga dan penderita penyakit menular yang mengalami stigma atau cenderung dikucilkan oleh masyarakat mendapatkan advokasi oleh perawat.

(27)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er Me uju Masyarakat Eko o i A“EAN

Semarang, 7 November 2015 11 Terkend

alinya angka kejadian penyakit tidak menular

1. Penderita penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, reumatik, dll mendapatkan konseling oleh perawat.

2. Semua penderita penyakit tidak menular menjalankan program pengobatan sesuai standar.

3. Semua penderita penyakit tidak menular terpantau status kesehatannya.

4. Penderita penyakit tidak menular dan keluarganya mendapatkan kunjungan rumah oleh perawat minimal 1 kali per minggu sampai dinyatakan mandiri.

5. Keluarga penderita penyakit tidak menular mendapatkan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan oleh perawat tentang tata kelola hidup sehat di rumah.

6. Penderita penyakit tidak menular yang mengalami kecenderungan depresi mendapatkan konseling dan pendampingan oleh perawat. 7. Keluarga dan penderita penyakit tidak menular difasilitasi dalam

kelompok swabantu (peer group) dan mendapatkan advokasi oleh perawat.

8. Tidak terjadi peningkatan angka kejadian penyakit tidak menular secara signifikan.

9. Terbentuknya berbagai kelompok swabantu di berbagai tatanan masyarakat sesuai kebutuhan.

10. Terbentuknya jejaring komunikasi antara kelompok swabantu penderita penyakit tidak menular.

Peningkatan kualitas hidup usia lanjut

1. Semua usia lanjut terpantau status kesehatannya. 2. Usia lanjut dan keluarganya mendapatkan konseling dari

perawat.

3. Usia lanjut dan keluarganya mendapatkan kunjungan rutin minimal 1 kali dalam sebulan oleh perawat.

4. Terbentuknya wadah usia lanjut seperti Posyandu Lansia atau Posbindu di masyarakat.

5. Kelompok usia lanjut terfasilitasi berbagai hasil

produktifitasnya yang digunakan oleh masyarakat seperti kerajinan tangan dll.

6. Tidak ada usia lanjut yang terlantar di masyarakat. 7. Adanya peringatan Hari Usia Lanjut setiap 29 Mei. 8. Adanya pembinaan rutin ke Panti Jompo oleh perawat. 9. Keluarga dengan usia lanjut mendapatkan penyuluhan,

pelatihan dan pendampingan tentang cara perawatan usia lanjut di rumah.

(28)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er Me uju Masyarakat Eko o i A“EAN

Semarang, 7 November 2015 12

Hal-hal yang perlu diperhatikan

1. Tugas ini merupakan tugas profesi perawat

berkonstribusi terhadap warga Jakarta di

tempat tinggalnya.

2. Bekerjasama dengan tokoh masy dan profesi

kesehatan lain diwilayahnya.

3. Selalu melaporkan kondisi warganya ke

Puskesmas dan Ketua PPNI Wilayah, setiap

tgl 5 bulan berjalan.

4. Selalu meng-update data yang ada setiap

minggunya.

Data yang harus dimiliki perawat

No

Jenis data

Sumber data

1

Jumlah warga pasca rawat

dengan stroke, peny

jantung, kanker, DM & TB

paru

Kader, ketua

RT/RW,

Puskesmas

2

Jumlah ibu hamil

Kader

3

Jumlah bayi

Kader

(29)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er Me uju Masyarakat Eko o i A“EAN

Semarang, 7 November 2015 13

Yang dilaporkan ke Puskesmas dan

PPNI Kabupaten/kota

No Gol umur Jenis kasus Tindakan Hasil Tindak lanjut

1 Bayi

2 Balita

3 Anak sekolah

4 Ibu hamil, menyusui & nifas

5 Remaja

6 Dewasa

7 Lansia

Kontak person Ketua PPNI Wilayah

sebagai koordinator

N o

Wilayah Nama Ketua PPNI & No Hp Instansi tempat kerja 1 Jakarta Pusat Ners Nana S., M.Kep, Sp.Kom

(0812 1222 3013)

Univ. Muhammadiyah

Jakarta 2 Jakarta Utara H. Maryanto, SKM

(0852 1637 1644)

AGD Dinkes 118

3 Jakarta Barat Ners Yuni Astuti, M.Kep (0812 1888 7657)

AKPER RS Sumber Waras 4 Jakarta

Selatan

Ners Karsini., S.Kep (Sekretaris) (08170077644)

RS Setia Mitra

5 Jakarta Timur Ners Jajang R., M.Kep, Sp.Kom (081511969883)

(30)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er Me uju Masyarakat Eko o i A“EAN

Semarang, 7 November 2015 14

Evaluasi kuantitatif program 1rw1perawat

Bulan Mei 2015 dari klien & keluarga

No

Aspek yang dievaluasi

Skore

1

Relevansi

82,54

2

Progress

72,02

3

Cost efficiency

77,78

4

Effectiveness

76,98

5

Outcome

72,02

Rata-rata

75,77

Evaluasi kuantitatif program 1rw1perawat

Bulan Mei 2015 dari perawat pelaksana

No

Aspek yang dievaluasi

Skore

1

Relevansi

85,19

2

Progress

76,39

3

Cost efficiency

79,63

4

Effectiveness

89,33

5

Outcome

70,83

(31)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er Me uju Masyarakat Eko o i A“EAN

Semarang, 7 November 2015 15 1.

Perawat dibekali obat-obatan sederhana agar

dapat segera menangani saat kunjungan rumah.

2.

Diperbanyak perawat di RW lainnya.

3.

Ditambah jumlah perawatnya karena ..ada 17

RT..kasihan perawatnya.

4.

Puskesmas deket rumah tapi rame, mau berobat

pusing duluan..untung ada program ini dg perawat

yang memuaskan setiap ada keluhan langsung

ditanggapi.

Evaluasi kualitatif program 1rw1perawat Bulan

Mei 2015 dari perawat pelaksana

1.

Saya kerja di swasta, dg ada surat persetujuan dari

perusahaan agar meningkatkan yankesmas.

2.

Mohon difasilitasi home visit.

3.

Ada sharing/no telp perawat di RW lain

4.

Perlu fasilitas tempat untuk posbindu & posyandu.

5.

Perlu dukungan fasilitas untuk pemeriksaan gula

darah, dll.

6.

Perlu fasilitas untuk home visit seperti alat

(32)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er Me uju Masyarakat Eko o i A“EAN

Semarang, 7 November 2015 16

Harapan dan dukungan yang diharapkan

PPNI dari Pemprov DKI Jakarta

..terus

diperjuangkan..

Dua saja cukup ...

No Aspek Kemungkinan kendala

1 Dana operasional melalui dana kapitasi/BPJS

Relatif “berliku”terkait bargaining

dg BPJS,, Dinas Kesehatan, organisasi profesi, dll 2 Difasilitasi

kemudahan mendapatkan SIPP

Tegasnya aturan administrasi perizinan khususnya aspek perda ttg zonasi (tidak boleh ada klinik di pemukiman)

(33)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er Me uju Masyarakat Eko o i A“EAN

Semarang, 7 November 2015 17

Action plan segera ...(on proses)

1.

Bentuk satgas khusus tingkat Provinsi &

Kota Adm, dg uraian tugasnya.

2.

Susun SOP uraian tugas utama perawat di

RW.

3.

Buat indikator spesifik yang terintegrasi dg

SPM sbg bahan advokasi ke Pemprov &

BPJS.

4.

Advokasi SIPP untuk teman sejawat terpilih

melalui PTSP.

5.

Siapkan tim advokasi untuk memperkuat

aspek legal.

Jenis tindakan keperawatan dalam konteks community public health nursing menurut NIC (2013)

Intervention Educational level Time required

1. Abuse protection support 2. Bioterrorism preparedness 3. Blood products administration 4. Case management

5. Community disaster preparedness 6. Community health development 7. Consultation

8. Culture brokerage

9. Environmental management; community 10. Entvironmental management; home

preparation

11. Environmental management; worker safety 12. Environmental risk protection

13. Family planning; contraception 14. Fiscal resource management 15. Health care information exchange

RN basic RN post basic

RN basic RN basic RN basic RN basic RN basic RN basic RN basic RN basic

RN basic RN basic RN basic RN post basic

RN basic

>1 jam >1 jam >1 jam >1 jam >1 jam >1 jam 46-60 menit 16-30 menit

>1 jam >1 jam

>1 jam 46-60 menit 31-45 menit

(34)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er Me uju Masyarakat Eko o i A“EAN

Semarang, 7 November 2015 18 Jenis tindakan keperawatan dalam konteks community public

health nursing menurut NIC (2013)

Intervention Educational level Time required

16. Health education

17. Health literacy enhancement 18. Health policy monitoring 19. Health screening

20. Health system guidance 21. Home maintenance assistance 22. Immunization/vacination management 23. Medication administration; subcutaneous 24. Parenting promotion

25. Program development 26. Referral

27. Risk identification 28. Social marketing 29. Surveillance; community 30. Sustenance support 31. Teaching; group

32. Teaching; infant nutrition 0-3 months

RN basic RN basic RN basic RN basic RN basic RN basic RN basic RN basic RN basic RN post basic

RN basic RN basic RN post basic

RN basic RN basic RN basic RN basic 16-30 menit 16-30 menit >1 jam 46-60 menit 16-30 menit 31-45 menit 16-30 menit 15 menit 31-45 menit >1 jam 16-30 menit 46-60 menit >1 jam >1 jam 31-45menit >1 jam 16-30 menit

Jenis tindakan keperawatan dalam konteks community public health nursing menurut NIC (2013)

Intervention Educational level Time required

33. Teaching; infant nutrition 4-6 months 34. Teaching; infant nutrition 7-9 months 35. Teaching; infant nutrition 10-12 months 36. Teaching; infant safety 0-3 months 37. Teaching; infant safety 4-6 months 38. Teaching; infant safety 7-9 months 39. Teaching; infant safety 10-12 months 40. Teaching; safe sex

41. Teaching; toddler nutrition 13-18 months 42. Teaching; toddler nutrition 19-24 months 43. Teaching; toddler nutrition 25-36 months 44. Teaching; toddler safety 13-18 months 45. Teaching; toddler safety 19-24 months 46. Teaching; toddler safety 25-36 months 47. Vehicle safety promotion

(35)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er Me uju Masyarakat Eko o i A“EAN

Semarang, 7 November 2015 19

Selamat

berkarya

memperkuat

pelayanan

kesehatan

primer, melalui

konstribusi

profesi perawat

bagi masy

sekitar.

(36)

Oral Presentation

Seminar Nasional Keperawatan Komunitas

“Peran perawat dalam pelayanan kesehatan primer menuju

(37)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas “Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er e uju Masyarakat Eko o i ASEAN “

Semarang, 7 November 2015 20

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN TUGAS

KESEHATAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN

STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH

Dely Maria P1, Junaiti Sahar2, Sigit Mulyono3

1

Akademi Keperawatan RS Jakarta, Email: clara_laalaa@yahoo.com

2,3

Universitas Indonesia, Email: junsr@ui.ac.id, Email: sigit@ui.ac.id

Abstrak

Latar Belakang. Nutrisi yang baik berkontribusi pada tumbuh kembang anak usia sekolah, dikarenakan nutrisi tersebut untuk memenuhi kebutuhan secara fisik, perkembangan kognitif dan social anak usia sekolah.

Tujuan. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan karakteristik keluarga dan tugas kesehatan keluarga dalam pemenuhan nutrisi dengan status gizi anak usia sekolah.

Metoda. Desain penelitian cross sectional, menggunakan metode proportional random sampling, responden sebesar 276. Sampel penelitian siswa kelas 4-5 beserta orangtua siswa di SD wilayah kelurahan Pondokranggon. Uji statistik menggunakan chi-square dan regresi logistik.

Hasil. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan keluarga merawat baik berpeluang sebesar 6.3 kali (OR: 6.303) memiliki status gizi baik dibandingkan dengan kemampuan keluarga merawat yang tidak baik.

Kesimpulan. Status gizi anak usia sekolah tidak terlepas dari kemampuan keluarga melakukan tugas kesehatan keluarga khususnya kemampuan keluarga merawat dan pentingnya meningkatkan kerjasama lintas sektor dan program dalam meningkatkan dan mengatasi masalah gizi pada anak usia sekolah. Kata kunci : kemampuan keluarga merawat, status gizi, anak usia sekolah

Pendahuluan

Periode usia sekolah selain mengalami pertumbuhan fisik juga mengalami perkembangan secara kognitif dan sosial. Seiring pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas anak usia sekolah semakin meningkat diperlukannya faktor yang mendukung untuk pemenuhan tersebut. Salah satu faktor yang mendukung yaitu pemenuhan kebutuhan nutrisi anak usia sekolah. Pemenuhan kebutuhan nutrisi anak sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko. Menurut Stanhope dan Lancaster (2010), faktor risiko meliputi usia dan biologi, lingkungan dan gaya hidup. Faktor risikoyaitu usia 6-12 tahun, merupakan kelompok umur yang berisiko terhadap masalah nutrisi dikarenakan pemasukan yang tidak seimbang (Allender,Rector &Warner, 2010). Faktor biologi yaitu genetik, merupakan salah satu penyebab terjadinya gizi lebih (Hitchock, 1999; Barlow, 2007;Kaakinen, 2010).

(38)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas “Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er e uju Masyarakat Eko o i ASEAN “

Semarang, 7 November 2015 21

Hitchock (1999), bahwa status ekonomi merupakan sumber kuat dalam menentukan status kesehatan dan nutrisi. Anak yang hidup dalam kemiskinan mengalami nutrisi kurang sampai dengan buruk (Benyamin, 1996 di dalam Hitchock, 1999; Allender,Rector&Warner, 2010).

Gaya hidup juga dapat mempengaruhi kesehatan anggota keluarga lainnya. Kaakinen (2010) juga mempertegas, bahwa bila salah satu anggota keluarga berinisiatif merubah perilaku, anggota keluarga yang lain juga akan melakukan perubahan. Faktor lingkungan psikologis sangat mempengaruhi anak dalam pemenuhan nutrisi seperti menyediakan makanan yang bervariasi, membujuk saat anak tidak mau makan, memberikan pujian saat anak mengkonsumsi makanan yang sehat, memotivasi anak untuk mau makan makanan yang sehat. James dan Flores (2004), di dalam Kaakinen,Duff,Coehlo dan Hanson (2010), menyatakan bahwa perilaku hidup sehat sangat dipengaruhi oleh keluarga seperti konsumsi makan yang sehat

Allender, Rector dan Warner (2010), menguraikan bahwa anak usia sekolah dalam tahap tumbuh kembangnya berisiko terhadap berbagai masalah kesehatan, antara lain masalah gizi. Masalah gizi yang dimaksud disini adalah gizi lebih dan gizi kurang. Gizi yang adekuat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Gizi kurang merupakan faktor risiko dari penyakit dan kematian di negara berkembang (Amare,et.all, 2012; Olosunya,2010) dan berdampak pada perkembangan kognitif dan performance anak (Cook,2002;Hall et.all,2001 dalam Allender, 2010; Hioui,Azzaoui,Ahami&Aboussaleh,2011). Penelitian Saifah (2011), didapatkan 65,39 % diantaranya tidak makan buah secara rutin, 28,85% tidak makan sayur secara rutin, dan 59,62% mempunyai kebiasaan jajan makanan berenergi tinggi. Gizi lebih bila tidak ditangani beresiko terhadap perkembangan penyakit kronik seperti hipertensi, DM tipe 2, hipercolesterolemia (Taylor, 2005; Juresa, 2012). Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan prevalensi nasional anak usia sekolah (6 - 12 tahun), kategori gizi kurang sebesar 11.2% sedangkan kelebihan gizi 18.8%.

Salah satu faktor sosial yang mempengaruhi status gizi yaitu faktor keluarga (Stanhope&Lancaster, 2010). Faktor keluarga dalam hal ini meliputi kemampuan menyediakan makanan, pola asuh keluarga, jenis makanan yang disediakan keluarga, dan sosialisasi terhadap makanan (Taylor,2005). Perilaku keluarga dan praktik kesehatan di dalam keluarga sangat mempengaruhi kesehatan di dalam keluarga (Kaakinen,Duff,Coehlo&Hanson, 2010).

Berdasarkan data Puskesmas kelurahan Pondokranggon I tahun 2013, dari hasil screening kelas satu di keenam sekolah, didapatkan data gizi kurang (0,78%), gizi baik (83,34%), gizi lebih (15,88%). Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak puskesmas, anak usia sekolah sering didapatkan mengkonsumsi jajanan diluar pagar sekolah, walaupun ada beberapa sekolah yang sudah memiliki kantin sekolah. Jajanan yang dikonsumsi seperti cilok yang menggunakan saus. Hal ini dibenarkan dengan pernyataan dari guru sekolah yang mengatakan

“walaupun anak anak membawa bekal dari rumah, namun tetap saja mereka membeli jajan”.

Berdasarkan hal tersebut, perlunya perawat komunitas melakukan penelitian tentang “ Hubungan karakteristik keluarga dan tugas kesehatan keluarga dalam pemenuhan nutrisi

(39)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas “Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er e uju Masyarakat Eko o i ASEAN “

Semarang, 7 November 2015 22 Tujuan

Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan karakteristik keluarga dan tugas kesehatan keluarga dalam pemenuhan nutrisi dengan status gizi anak usia sekolah.

Metoda

Desain penelitian menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 753 siswa. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode proportional random sampling, Berdasarkan perhitungan sampel setelah dikoreksi, jumlah sampel sebesar 291 responden Jumlah kuesioner yang terkumpul tidak sebesar 291 responden, namun 276 responden Hal tersebut dikarenakan 6 (enam) orangtua siswa tidak mengembalikan kuesioner, 4 (empat) orangtua tidak mengisi secara lengkap kuesioner dan 5 (lima) orangtua tidak mengisi kuesioner. Namun jumlah responden sebesar 276 sudah memenuhi syarat minimal dari perhitungan sampel. Waktu penelitian dimulai dari April minggu I – Mei minggu ke III. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan menggunakan alat ukur antropometri (timbangan, meteran/ microtoise, dan kuesioner untuk anak usia sekolah dan orangtua siswa.

Hasil

[image:39.612.85.554.377.442.2]

Analisis Univariat

Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan status gizi anak usia sekolah di SD wilayah kelurahan Pondok ranggon bulan Mei tahun 2014 (n=276)

Hasil analisis pada tabel 1 menunjukkan sebagian besar responden memiliki status gizi baik(-2

SD sampai 1 SD) yaitu 59.8%.

Analisis bivariat

Tabel 2. Hubungan pendapatan keluarga dengan status gizi anak usia sekolah di SD wilayah kelurahan Pondok ranggon bulan Mei tahun 2014 (n=276)

Status Gizi Jumlah Prosentase

Baik 165 59.8%

Tidak baik 111 40.2%

Jumlah 276 100%

Pendapatan Status gizi

Total pv OR (95% CI)

Baik Tidak baik

Tinggi 83 (61.9%) 51(38.1%) 134 (100%)

0.557 1.191 (0.735-1.929) Rendah 82 (57.7%) 60 (42.3%) 142

[image:39.612.85.555.559.681.2]
(40)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas “Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er e uju Masyarakat Eko o i ASEAN “

Semarang, 7 November 2015 23 Hasil analisis menunjukkan pendapatan keluarga tinggi (UMR: ≥ 2.440.000) memiliki anak

usia sekolah dengan status gizi baik 61.9%, sedangkan pendapatan yang rendah mengalami gizi baik sebesar 57.7%. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi anak usia sekolah (p=0.557).

Tabel 3. Hubungan Pendidikan Bapak dengan status gizi anak usia sekolah di SD wilayah kelurahan Pondok ranggon bulan Mei tahun 2014 (n=276)

Hasil analisis menunjukkan pendidikan bapak tinggi memiliki anak usia sekolah dengan status gizi baik sebesar 57.5%, sedangkan pendidikan bapak yang rendah sebesar 63.9% juga mengalami status gizi baik. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara pendidikan bapak dengan status gizi anak usia sekolah (p=0.367).

Tabel 4. Hubungan pendidikan Ibu dengan status gizi anak usia sekolah di SD wilayah kelurahan Pondok ranggon bulan Mei tahun 2014 (n = 276)

Hasil analisis menunjukkan pendidikan ibu tinggi memiliki anak usia sekolah dengan status gizi baik 60.8%, sedangkan ibu yang pendidikan rendah memiliki anak usia sekolah yang berstatus gizi baik sebesar 58.5 %. Namun hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dalam keluarga dengan status gizi anak usia sekolah (p=0.796).

Pendidika n Bapak

Status Gizi

Total Pv OR (95% CI)

Baik Tidak baik

Tinggi 103(57.5%) 76(42.5%) 179(100%)

0.367 0.765(0.460-1.273) Rendah 62(63.9%) 35(36.1%) 97(100%)

Pendidikan Ibu Status Gizi

Total Pv OR (95% CI) Baik Tidak baik

Tinggi 96(60.8%) 62(39.2%) 158(100%) 0.796 1.1(0.676-1.787) Rendah 69(58.5%) 49(41.5%) 118(100%)

(41)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas “Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er e uju Masyarakat Eko o i ASEAN “

Semarang, 7 November 2015 24 Tabel 5. Hubungan jumlah anak dalam keluarga dengan status gizi anak usia sekolah

di SD wilayah kelurahan Pondok ranggon bulan Mei tahun 2014 (n=276)

Hasil analisis menunjukkan jumlah anak dalam keluarga besar (> 2 orang) memiliki anak usia sekolah dengan status gizi baik sebesar 66.4% sedangkan keluarga yang memiliki anak dalam jumlah kecil (1-2 orang) berstatus gizi baik 53.2%. Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan antara jumlah anak dalam keluarga dengan status gizi anak usia sekolah (p=0.035). Hasil analisis juga menunjukkan OR= 1.738, artinya jumlah anak dalam keluarga besar (> 2 orang) mempunyai peluang 1.7 kali memiliki anak usia sekolah dengan status gizi baik dibandingkan dengan jumlah anak dalam keluarga kecil.

Tabel 6. Hubungan Tugas Kesehatan Keluarga (kemampuan keluarga merawat, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan) dengan status gizi

anak usia sekolah di SD wilayah kelurahan Pondok ranggon bulan Mei tahun 2014 (n=276)

Jumlah anak dalam klg

Status Gizi

Total Pv OR (95% CI)

Baik Tidak Baik

1.738(1.068-2.827) Kecil (1-2

orang)

74 (53.2%) 65 (46.8%) 139 (100%)

0.035

Besar (> 2 orang)

91 (66.4%) 46(33.6%) 137 (100%)

Jumlah 111(40.2%) 165(59.8%) 276(100%)

Variabel Status Gizi

Total Pv OR (95% CI)

Baik Tidak baik Kemampuan keluarga

merawat

Baik 142(51.4%) 9(3.3%) 151(54.7%) 0.000 6.303(3.703-10.730) Tidak baik 23(8.3%) 102 (37%) 125(45.3%)

Jumlah 165 (59.8%) 111(40.2%) 276(100%) Memodifikasi lingkungan

Baik 95(34.4%) 54(19.6%) 1489(54%) 0.216 1.397(0.862-2.266) Tidak baik 70(25.4%) 57(20.7%) 127(46%)

Jumlah 165(59.8%) 111(40.2%) 276(100%) Memanfaatkan pelayanan

kesehatan

Baik 99(35.9%) 63(22.8%) 114(41.3%) 0.637 1.162(0.710-1.904) Tidak baik 66(23.9%) 48(17.4%) 162(58.7%)

Jumlah 165(59.8%) 111(40.2%) Tugas Kesehatan Keluarga

Baik 116(42%) 39(14.1%) 155 (56.2%) 0.000 3.927(2.361-6.531) Tidak baik 49 (17.8%) 72 (26.1%) 121 (43.8%)

(42)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas “Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er e uju Masyarakat Eko o i ASEAN “

Semarang, 7 November 2015 25

Hasil analisis menunjukkan kemampuan keluarga merawat yang baik memiliki anak usia sekolah dengan status gizi baik sebesar 51.4% sedangkan keluarga dengan kemampuan merawat yang tidak baik memiliki status gizi baik hanya 33.8%. Tugas kesehatan keluarga baik menunjukkan status gizi baik sebesar 42%. Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan antara kemampuan keluarga merawat dengan status gizi anak usia sekolah (p=0.00). Hasil analisis juga menunjukkan OR= 6.303, artinya kemampuan keluarga merawat yang baik mempunyai peluang sebesar 6.3 kali memiliki anak usia sekolah dengan status gizi baik dibandingkan dengan kemampuan keluarga merawat yang tidak baik.

Analisis Multivariat

Tabel 8. Hasil pemodelan akhir multivariat status gizi anak usia sekolah di SD wilayah kelurahan Pondok ranggon (n=276)

No Variabel B P value OR

(95% CI)

1 Kemampuan keluarga merawat

1.841 0.000 6.303 (3.703 – 10.730)

Konstanta -0.550 0.003 0.577

Dapat disimpulkan dari seluruh proses analisis bahwa kemampuan keluarga merawat mempengaruhi status gizi pada anak usia sekolah karena memiliki OR paling besar yaitu 6.303. Kemampuan keluarga merawat baik berpeluang sebesar 6.3 kali (CI : 3.703 – 10.730) memiliki status gizi anak usia sekolah baik dibandingkan dengan kemampuan keluarga merawat yang tidak baik.

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan tinggi dan rendah memiliki kontribusi yang sama dalam menentukan status gizi anak usia sekolah. Menurut analisis peneliti, yang mempengaruhi status gizi dari berbagai faktor dimana tidak hanya dari status pendapatan keluarga namun ditunjang dengan pengetahuan keluarga dalam mengolah makanan yang tepat untuk anak usia sekolah yang bisa didapatkan melalui informasi dari media cetak maupun elektronik terkait nutrisi yang seimbang untuk anak usia sekolah .

(43)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas “Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er e uju Masyarakat Eko o i ASEAN “

Semarang, 7 November 2015 26

Hasil analisis didapatkan jumlah anak dalam keluarga besar (> 2 orang) sebagian besar memiliki anak usia sekolah dengan status gizi baik sebesar 66.4%. Hal ini bertolak belakang secara teori, di dalam Allender dan Spradley (2010) menyatakan semakin kecil jumlah anak dalam satu keluarga, maka semakin baik status gizi anak tersebut yang dikaitkan dengan ketersediaan makanan .Menurut analisis peneliti, jumlah anak dalam keluarga bukan faktor utama penentu status nutisi namun dipengaruhi oleh multifaktor seperti pendapatan, pekerjaan, pendidikan, pengalaman yang positif, pengaruh media massa.

Hasil penelitian ini, kemampuan keluarga merawat merupakan faktor yang dominan dalam mempengaruhi status gizi anak usia sekolah. Keadaan status gizi tidak terlepas dari kemampuan keluarga melakukan perawatan dimana tindakan perawatan dikaitkan dengan perilaku kesehatan keluarga. Perilaku disini berkaitan dengan tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh keluarga. Kurangnya pengetahuan cara merawat berarti kurangnya kemampuan keluarga melakukan pencegahan dan pemenuhan gizi seimbang. Secara teori keluarga juga menjadi role model pada anggota keluarga lainnya secara positif dan negatif (Friedman, Bowden&Jones, 2003 dalam Kaakinen, 2010). Perilaku dan praktik keluarga juga mempengaruhi kesehatan yang meliputi praktik pemberian makan, jenis makanan yang dikonsumsi (Kaakinen, 2010). Sosialisasi terkait makanan, perilaku keluarga makan juga mempengaruhi status gizi anak usia sekolah.

Kesimpulan

1. Pendapatan keluarga yang rendah dan tinggi memiliki peran yang sama dalam status gizi anak usia sekolah. Status gizi tidak mutlak dipengaruhi oleh pendapatan keluarga,

dikarenakan tidak semua keluarga memanfaatkan pendapatan keluarganya secara bijak dalam pemenuhan nutrisi. Dengan pendapatan yang rendah namun bijak dalam manajemen keuangan, status nutrisi akan terpenuhi.

3. Sebagian besar pendidikan orangtua ( ibu dan bapak) memiliki pendidikan tinggi yaitu SMA. Hasil penelitian tidak ada hubungan pendidikan dengan status gizi anak usia sekolah. Status gizi anak usia sekolah tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan, namun dapat dipengaruhi oleh ketersediaan waktu ibu, keluarga mencari dan mendapatkan informasi tentang gizi melalui media.

4. Ada hubungan antara jumlah anggota keluarga > 2 dengan status gizi anak usia sekolah. Status gizi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hal ini dapat disebabkan pengetahuan keluarga tentang gizi anak usia sekolah, pengaruh media massa dan pengalaman positif dari ibu.

5. Kemampuan keluarga merawat merupakan variabel yang dominan mempengaruhi status gizi anak usia sekolah. Status gizi anak usia sekolah dapat ditingkatkan melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam menyediakan makanan seimbang pada anak usia sekolah.

(44)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas “Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er e uju Masyarakat Eko o i ASEAN “

Semarang, 7 November 2015 27 Daftar Pustaka

Allender, Rector&Warner. (2010), Community health nursing: promoting and protecting the public health, seventh edition. Philadelphia: Lippincott

Friedman,. M,. Bowden, V.R,. Jones, E.G. (2003). Family nursing : Research theory & Practice. Fifth edition. New Jersey. Person Education Inc.

Friedman,.Bowden.(2010). Buku ajar keperawatan keluarga. Jakarta:EGC Gomes.(2013). Family and women decide child nutrition.Vo.5.No.7.SciRes

Hittchock, J.E et al. (1999). Community health nursing.Caring in action. New York . Delmar Publisher

Juresa.,Musil.,Majer.,(2012). Behavioral pattern of overweight and obese school children.Coll.Antropol.36

James.(2013). Nursing care of children :principles and practice.Fourth edition.St.Louis: Elsevier

LaporannasionalRiskesdastahun2013. www.depkes.go.id. Diakses tanggal 25 Maret 2014 Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan masyarakat Ilmu dan seni. Jakarta:Rineka Cipta

Olusanya.(2010).Assesment of the food habits and school feeding programme of pupils in a rural community in odogbolu local government area of ogun state,nigeria.Pakistan Journl of Nutrition

Saifah,A., Sahar, J., (2011). Hubungan peran keluarga, guru, teman sebaya dan media

massa dengan perilaku gizi anak usia sekolah darar wilayah kerja puskesmas Mabelopura Kota Palu. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Lancaster.S. (2010).Community publichealth nursing. 6th Ed..USA. Mosby Company Taylor.,Evers.,Kenna.(2005).Determinants of healthy eating in children nd youth.Canadian

(45)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas “Pera Perawat sala Pelaya a Kesehata Pri er e uju Masyarakat Eko o i ASEAN “

Semarang, 7 November 2015 28

EFEKTIFITAS PROGRAM PERAWATAN DIRI TERHADAP

KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI PASIEN GAGAL JANTUNG

Fitri Suciana

Stikes Muhammadiyah Klaten, email : andhikazka@gmail.com

Abstrak

Latar Belakang: Gagal jantung merupakan sekumpulan proses dari kegagalan jantung yang berlangsung kronis. Penyakit ini membutuhkan biaya perawatan yang tinggi karena seringnya pasien gagal jantung mengalami rehospitalisasi sehingga menyebabkan biaya perawatan yang tidak sedikit.Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup adalah dengan meningkatkan kemampuan perawatan diri pasien dengan program perawatan diri pasien gagal jantung.Program perawatan diri meliputi edukasi dan pemberian modul tentang mengenal gejala gagal jantung dan home monitoring yaitu kontrol tekanan darah, keteraturan minum obat, kontrol edema dan kontrol terjadinya rawat inap berulang yang dilakukan oleh perawat di rumah.

Tujuan: diketahuinya efektifitas program perawatan diri terhadap kemampuan perawatan diri pada pasien gagal jantung yang meliputi self maintenance, self management dan self confidence.

Metoda : Metoda yang digunakan adalah quasi eksperimen, pre-post with control group. Teknik sampling yang digunakan consecutive sampling,didapatkan 36 responden dengan pembagian 18 responden kelompok kontrol dan 18 reponden kelompok intervensi. Pada kelompok kontrol dilakukan pretes serta home monitoring dan postest yang dilakukan setelah minggu keempat, sedangkan kelompok intervensi diberikan edukasi dan pemberian modul tentang cara mencegah gagal jantung serta pretest. Home monitoring pada kelompok intervensi dilakukan setiap minggu selama 4 minggu. Pengumpulan data kemampuan perawatan diri dengan Self Care Heart Failure Index sedangkan analisa data untuk mengetahui efektifitas kemampuan perawatan diri menggunakan paired t-test.

Hasil : Hasil pengukuran menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan perawatan diri self maintenance,self management dan self confidence pada kelompok kontrol dengan nilai p value 0,40;0,38;0,08 sedangkan pada kelompok intervensi self maintenance dan self management mengalami perbedaan yang signifikan dengan nilai P value yaitu 0,03 dan 0,00 sedangkan self confidence dengan P value 0,50. Pada penelitian ini ada beberapa responden yang mengalami penyakit penyerta dan hal tersebut dapat meyebabkan self confidence pada responden tidak ada perubahan yang signifikan. Kepercayaan diri responden diakibatkan karena kondisi kronis penyakit yang diderita oleh responden.

Kesimpulan : program perawatan diri efektif digunakan untuk meningkatkan self maintenance dan self management.

Kata kunci : edukasi, home monitoring, kemampuan perawatan diri

Pendahuluan

(46)

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas “Pera Perawat sala Pelaya a Kesehata Pri er e uju Masyarakat Eko o i ASEAN “

Semarang, 7 November 2015 29 antara lain masalah fisik, sosial dan ekonomi sehingga dampak tersebut dapat mempengaruhi kelangsungan hidup penderitanya. Penyakit kardiovaskuler merupakan salah satu dari 10 besar penyakit kronis yang ada di Indonesia (Yenny&Herwana ,2006).

Di Indonesia, penyakit ini mulai diderita pada usia 30 tahun dan paling banyak terjadi pada usia diatas 50 tahun dengan jumlah penderita gagal jantung mencapai 13 % dari total jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2013. Di propinsi Jawa Tengah jumlahnya mencapai 18 % dari jumlah penduduk dan merupakan peringkat terbesar kedua setelah kota Yogyakarta (Riskesdas ,2013).

Individu yang mengalami gagal jantung membutuhkan penanganan yang spesifik karena pada dasarnya penanganan pada gagal jantung membutuhkan perawatan jangka panjang. Perawatan dalam waktu lama di rumah sakit membutuhkan biaya yang banyak, mempengaruhi kondisi ekonomi dan kondisi psikologis pasien, menurunkan aktivitas fisik, membatasi kehidupan sosial sehingga menyebabkan menurunnya kualitas hidup (Buapan,A.,2008;

Gambar

Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan status gizi anak usia sekolah di SD wilayah kelurahan Pondok ranggon bulan Mei tahun 2014 (n=276)
TABEL EKSTRAKSI DATA
Gambar 1 Diagram Prisma
Table 01. Karakteristik Dasar Subjek Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Inti permasalahan dari analisis yang saya lakukan pada pemodelan beban struktur bengunan bertingkat tinggi di daerah Bandung Utara adalah mendesain pondasi yang memiliki

(2) Fungsi koordinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a, merupakan fungsi koordinasi Unsur Pelaksana BPBD Provinsi dilaksanakan melalui koordinasi

UNIVERSITAS GADJAH MADA Butaksumur, Yogyakarta 55281,

[r]

361 Tahun 2016 tentang Juknis BOS pada Madrasah yang isinya antara lain; Satuan pendidikan harus memiliki Rencana Kerja Jangka Menengah yang disusun 4 tahunan;

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Takhassus Al-Qur’an, Kabupaten Wonosobo untuk mengetahui Hubungan Adversity Quotient dengan Motivasi Belajar siswa kelas XI IPS dan

[r]

3 sementara (transient poverty) yang disebabkan (1) perubahan siklus ekonomi dari kondisi normal menjadi krisis ekonomi; (2) perubahan yang bersifat musiman seperti