• Tidak ada hasil yang ditemukan

KABUPATEN BATANG

Dalam dokumen M01891 (Halaman 178-185)

PADA REMAJA Nurul Devi Ardian

KABUPATEN BATANG

Dwi Roma Yogi1, Riani Pradara jati2

1,2

Stikes kendal, Email:yogisaputra007@rocketmail.com Email: riani_94@yahoo.co.id)

Abstrak

Latar Belakang. Keluarga sebagai suatu kelompok individu di dalam keluarga dapat menimbulkan mencegah, mengabaikan, atau memperbaiki masalah kesehatan dalam kelompok sendiri. Hampir setiap masalah kelompok kesehatan individu di pengaruhi oleh keperawatan keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarganya dan bukan individu itu sendiri yang mengusahakan tercapainya tingkat kesehatan yang di inginkan. Kesehatan pada usia lanjut harus sangat di perhatikan, karena lansia sering di ikuti dengan penurunan kualitas hidup sehingga status lansia dalam kondisi sehat ataupun sakit. Penuaan dapat terjadi secara alamiah / fisiologis atau patologis.

Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan perilaku lansia memeriksakan kesehatan di posyandu lansia.

Metoda. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif

dengan rancangan Cross sectional. Tekhnik sampling yang digunakan proporsional random sampling sebanyak 70 lansia yang dilaksanakan di Desa SawahJoho Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang pada bulan januari 2015. Analisa data menggunakan univariat dan bivariat dengan Chi Square. Karena syarat chi-square tidak terpenuhi maka membaca uji statistik dengan menggunakan continuity correction, berdasarkan uji tersebut didapatkan hasil p = 0,006 (0,006 < 0,05).

Hasil. sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku lansia memeriksakan kesehatan di posyandu lansia.

Kesimpulan. Menurut hasil penelitian ini, keluarga disarankan agar selalu memberikan dukungan kepada keluarga terutama lansia sehingga lansia mengujungi posyandu lansia.

Kata kunci: Dukungan Keluarga, Perilaku Lansia

Pendahuluan

Lansia adalah bagian dari suatu proses tumbuh kembang manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang menjadi bayi, anak-anak, dewasa, dan akhirnya menjadi tua. Usia lanjut merupakan tahap akhir dari siklus hidup manusia, suatu proses menjadi lebih tua dengan umur mencapai umur 60 tahun ke atas. Pada lansia akan mengalami masalah fisik, mental dan sosial kemunduran fungsi yang di miliki seorang lansia (Hidayanti, 2009). Menurut data WHO tahun (2012) terjadi peningkatan jumlah lansia yang cenderung cepat, dengan jumlah penduduk lansia yang diseluruh dunia mencapai 426

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas

“Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er e uju Masyarakat Eko o i ASEAN “ Semarang, 7 November 2015

162

juta atau sekitar 6,8% dari total populasi. Penduduk Indonesia berdasarkan profil kesehatan lansia (2009) Jumlah penduduk lansia di Indonesia telah mengalami peningkatan secara cepat setiap tahunnya, jumlah penduduk lansia indonesia mencapai 109,32 juta orang tua 8,37 persen dari total penduduk indonesia, jumlah ini semakin bertambah dimana pada tahun 2005 jumlah penduduk lansia sebesar 16,80 juta orang, angka ini naik menjadi 28,96 juta orang pada tahun 2007, dan menjadi 19,32 juta orang pada tahun 2008. Menurut data profil Kesehatan Jawa Tengah tahun 2009, jumlah penduduk Jawa Tengah sebesar 1.506924 jiwa, terdiri dari 748.515 jiwa penduduk laki-laki dan 758.409 jiwa penduduk perempuan perkembangan penduduk memiliki hasil yang bervariasi dan mengalami peningkatan 1399,133-1.506.924 jiwa, dengan peningkatan jumlah penduduk menujukan jumlah usia lansia. Dari data tersebut telah didapat usia pra usila (45-59) tahun sebanyak

48.055 orang dan lansia (≥60) tahun, menurut data profil kabupaten Batang sebanyak

42.787 orang kabubaten Batang, tahun 2013 berpenduduk 57.684 jiwa terdiri dari pria 28.334 jiwa dan wanita 29.350 jiwa.

Seiring dengan meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah berusaha merumuskan berbagai kebijakan untuk usia lanjut tersebut, terutamanya pelayanan dibidang kesehatan posyandu lansia. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya (Latifah, 2010). Pelaksanaan kegiatan posyandu lansia merupakan salah satu usaha pendekatan pelayanan masyarakat secara primer, semakin tinggi masyarakat untuk mendapatkan suatu pelayanan kesehatan yang optimal khusunya lansia, semakin meningkatkan derajat kesehatan lansia yang semakin bertambah jumlahya, salah satu keberhasilan dalam rangka pelaksanaan posyandu adalah memperbaiki atau meningkatakan derajat kesehatan di masyarakat (Nugroho, 2008).

Seiring dengan pelaksanaan program posyandu lansia di harapkan lansia semakin berperan dalam meningkatkan derajat kesehatanya pelayanaan yang bisa diberikan di posyandu lansia yaitu pemeriksaan aktifitas sehari-hari, pemeriksaan status mental, pemeriksaan status gizi dengan pemeriksaan berat badan, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan gula darah dan kunjungan rumah yang dilakukan oleh kader dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat (Yuni, 2009). Namun hal yang terjadi adalah rendahnya perilaku lansia untuk memeriksakan kesehatannya ke posyandu dikarenakan tidak semuanya rumah tangga mengetahui keberadaan posyandu lansia (Kemenkes, 2013). Berdasarkan survey Riset Kesehatan Dasar (2013) hanya 65,2% rumah tangga yang mengetahui keberadaan posyandu. di jawa tengah hanya 66% (Kemenkes, 2013). berdasarkan profil jateng prosentase ke datangan ke pelayanan kesehatan posyandu terjadi penurunan yaitu pada tahun 2011 (17.417 atau 36,84) menjadi 17.184 (35,22%) pada tahun 2012 (Dinkes jateng,2012).

Banyak faktor yang menyebabkan masyarakat berkunjung ke posyandu. Faktor tersebut bisa berasal dari dalam dan luar diri sendiri, dukungan informasi, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional, ini merupaka strategi preventif yang paling baik untuk meningkatkan dukungan keluarga yang adekuat dalam membantu anggota keluarga dalam mempertahankan kesehatan, keluarga yang baik akan selalu memberikan pengaruh yang positif bagi perkembangan lansia dan sebalikya apabila keluarga kurang meberikan dukungan khususnya kesehatan makaakan memberikan pengaruh yang kurang baik (Handayani dan Wahyuni,2012). Pentingnya lansia dalan

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas

“Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er e uju Masyarakat Eko o i ASEAN “ Semarang, 7 November 2015

163

memeriksakan kesehatan di posyandu untuk meningkatakan pelayanan kesehatan maupun kesejahteraan sosial dimasyarakat diaharapkan terciptanya lansia mandiri dalam proses penuaan, proses penuaan hendakya diiringi dengan kemampuan dan kesadaran lansia dalam menampikan peranan secara aktif dalam pelayanan posyandu, masalah lansia dalam memeriksakan kesehatan diposyandu lansia dipengaruhi antara tindakan partisipasi lansia, jarak rumak ke posyandu, pelayanan, biaya yang dikeluarkan dan efektifitas pelayanan yang diberikn di posyandu lansia (sudaryanto, 2008)

Pelayanan kesehatan di posyandu lanjut usia meliputi kesehatan fisik dan mental emosional. Hasil pemeriksan kesehatan fisik dicatat dan dipantau ,dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengethui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau anacaman masalah kesehtan yang dihadapi, dengan memperhatikan aspek kesehatan kegiatan olahraga senam lansia lanjut usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran (DepKes RI, 2008). Frans juniardi (2010) dalam penelitianya faktor-faktor yang mempengaruhi dengan rendahya kunjungan lansia ke posyandu lansia di puskesmas, telah membuktikan bahwa dukungan keluarga yang merupakan faktor yang penting yang mempengaruhi perilaku lansia dalam memeriksakan kesehatan di posyandu lansia, penelitian yang dilakukan Herdini (2013) Faktor-faktor yang berhubungan dengan angka kehadiran lanjut usia di posyandu lansia, juga membuktikan pengaruh kehadiran lansia yang aktif menghadiri posyandu lansia, dukungan keluarga yang memiliki pengaruh tinggi selain dari pengetahuan lansia terhadap posyandu serta pendidikan lansia.

Menurut kader posyandu lansia mengatakan tidak semua lansia memeriksakan kesehatan dan aktif di posyandu tiap bulan, dan itu disebabkaan tidak ada yang mengantar, dan selain fisiknya yang lemah sedangan keluarga kalau pagi pada bekerja dan tetangga puya aktifitas sendiri, lansia yang aktif ke posyandu lansia biansanya kalau ada temanya dan kalau ada keluhan, sedangkan lansia yang tidak aktif keposyandu mengatakan karena tidak ada yang mengantar dan tidak bisa dimintai tolong kondisi fisik yang tidak memungkinkan karena sering pusing, badan lemas, susah makan. Hasil survey pendahuluan pada bulan 16 September 2014, Pada Desa Sawahjoho dari 214 lansia hanya 70 orang lansia yang memeriksakan kesehatan ke posyandu atau hanya 32% , yang telah berumur 60 tahun dan hidup bersama keluarga, Dari 6 sampel diambil terdapat 3 responden yang tidak memeriksakan kesehatan di posyandu lansia, mengontrol keadaan kesehatanya bila ada teman dan kalo ada keluhan, sedangkan 3 tidak datang ke posyandu mengatakan karena tidak ada yang mengatar dan tidak ada yang bisa dimintai tolong menggingat kondisi fisik yang tidak memungkinkan. Fenomena tersebut membuat peneliti tertarik melakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku memeriksakan kesehatan di posyandu lansia di Desa Sawahjoho Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang

Tujuan

Mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku lansia dalam pemeriksakan kesehatan pada posyandu lansia di Desa Sawahjoho Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang.

Metode

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitiannya (Karjono & Yasril, 2009). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu melihat

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas

“Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er e uju Masyarakat Eko o i ASEAN “ Semarang, 7 November 2015

164

hubungan antara dua variabel satu dengan lainnya, dalam penelitian ini peneliti ingin mencari hubungan dukungan keluarga dengan perilaku memeriksakan kesehaatan pada lansia di Desa Sawahjoho Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. Sedangkan pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan

cross sectional yaitu suatu penelitian non eksperimental untuk mengetahui dinamika

korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada saat itu (point time approuch). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali dan faktor resiko serta efek diukur menurut keadaan atau status saat diobservasi. (Sumantri, 2011).

Populasi penelitian ini adalah semua lansia yang berumur ≥ 60 tahun di Desa Sawahjoho

yang berjumlah 70 orang, Sampel dalam penelitian ini adalah semua lansia yang berusia

berumur ≥ 60 tahun ke atas memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, Teknik Sampling yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan Total Sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara menggunakan semua populasi sebagai sampel untuk menggambarkan kondisi dari keseluruhan objek yang diteliti (Hidayat, 2007).

Analisis univariate Variabel yang dianalisis adalah dukungan keluarga dan perilaku memeriksakan kesehatan di posyandu lansia, Analisis Bivariate Pada penelitian ini untuk mengetahui dukungan keluarga dengan perilaku lansia memeriksakan kesehatan di posyandu lansia menggunakan rumus chi-Square Karena data yang digunakan merupakan data kategorik dihubungkan dengan skala kategorik.

Hasil

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur lansia di Desa SawahJoho Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang pada tahun 2015.

Variabel Mean Median Modus Stadar deviasi Min Maks Umur 65.84 65.50 60 4.207 60 75 Berdasarkan Tabel 4.1 di atas diketahui bahwa rata-rata umur lansia yang memeriksakan kesehatan di posyandu lansia di desa SawahJoho Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang dari 70 responden adalah yang berumur 60 tahun, umur yang paling muncul 60 tahun sebanyak 9 responden dan umur terendah 60, umur tertinggi responden 75 tahun

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin lansia di Desa SawahJoho Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang pada tahun 2015.

Jenis kelamin Frekuensi Persentase

Laki-Laki 31 44.3

Perempuan 39 55.7

Total 70 100,0

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa proporsi responden berdasarkan Jenis Kelamin Lansia yang memeriksakan kesehatan di posyandu lansia Di Desa SawahJoho Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. Mayoritas lansia perempuan yaitu sebanyak 39 (55.7%) responden dan responden laki-laki sebanyak 31 ( 44.3%).

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas

“Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er e uju Masyarakat Eko o i ASEAN “ Semarang, 7 November 2015

165 Dukungan keluarga

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi dukungan keluarga di Desa SawahJoho Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang pada tahun 2015

Dukungan Keluarga Jumlah Prosentase ( % )

Baik 39 55.7%

Kurang 31 44.3%

Total 70 100

Dari tabel 4.3 diatas didapatkan data bahwa lansia di Desa SawahJoho Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang sebagian besar mendapatkan dukungan keluarga dengan baik sebanyak 39 orang (55.7%) dan hanya sebagian kecil lansia yang mendapatkan dukungan keluarga kurang sebanyak 31 orang (44.3%)

Perilaku lansia

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi Perilaku Lansia di Desa SawahJoho Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang pada tahun 2015

Perilaku Lansia Jumlah Prosentase ( % )

Baik 41 58.6%

Kurang 29 41.4%

Total 70 100

Dari tabel 4.4 diatas didapatkan data bahwa lansia di Desa Sawah Joho Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang mayoritas perilaku lansia memeriksakan kesehatan di posyandu lansia baik sebanyak 41 orang (58.6%) dan hanya sebagian kecil saja yang kurang sebanyak 29 orang (41.4%).

Diskusi

Tabel 4.5 Hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku lansia memeriksakan kesehatan di posyandu lansia di Desa Sawah Joho

Tabel 4.8 Menunjukkan frekuensi dukungan keluarga dari masing-masing kategori dari 70 responden. dari 39 responden yang memiliki dukungan keluarga baik, ada 29 (74,4%) memiliki perilaku yang baik dan 10 (25,0%) sedangkan 31 reponden yang memiliki

Dukungan keluarga

Perilaku lansia

p

value OR Baik Kurang Total

n % n % n %

Baik 29 74.4 10 25 39 100

0.003 4.59 Kurang 12 38.7 19 61.5 31 100

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas

“Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er e uju Masyarakat Eko o i ASEAN “ Semarang, 7 November 2015

166

dukungan keluarga baik ada 12 (38.7%) perilaku yang baik dan 19 (61.5%) memiliki dukungan yang kurang

Berdasarkan hasil analisa bivariat merupakan analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang saling berhubungan, yaitu untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan perilaku lansia memeriksakan kesehan di posyandu. Jenis analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi-Square dengan tingkat signifikansi 0,05.Uji statistic alternatife

Continuity Correction diperoleh nilai ρvalue 0,006 (0,006 < 0,05), maka dapat disimpulkan

ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku lansia yang memeriksakan kesehatan di posyandu lansia. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=4,59, artinya lansia yang memliki dukungan keluarga yang baik mempunyai peluang 4,59 kali perilaku baik.

Kesimpulan

Hasil penelitian yang dilaksanakan di Desa SawahJoho Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Dukungan keluarga pada lansia di Desa SawahJoho Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang, dukungan keluarga dengan baik sebanyak 39 responden (55.7%). 2. Perilaku lansia dalam memeriksakan kesehatan di posyandu lansia Desa SawahJoho

Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang bahwa mayoritas baik 41 responden (58.6%).

3. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku lansia memeriksakan

kesehatan di posyandu lansia nilai ρvalue 0,006 (0,006 < 0,05). Daftar Pustaka

Anonim. 2008. Kesehatan lansia di Indonesia .http://subhankadir.files.wordpress.com Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Azizah, L.M 2011, Keperawatan lanjut usia, Graha Ilmu, Yogyakarta

Balitbangkes, Depkes RI. (2008). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar 2007: Prevalensi Penduduk lansia Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Balitbangkes, Depkes RI. (2008). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar 2007: Prevalensi Penduduk. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Bomar, P.J.( 2007) promotion health in families : applyimg research and theory to nursing practice. Philadelphia : W.B Saunders Company

Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan. Semarang. 2009 Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta Depkes RI. (2006). pelayanan posyandu lansia. Jakarta: Depkes RI.

Friedman, M. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga “riset, teori dan praktik. Jakarta :

EGC.

Hayani Hasugia Fitri 2012, “Hubungan perilaku lansia dan dukungan keluarga terhadap pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kerja darussalan tahun 2012”. Diakses

pada tanggal 14 September 2014 jam 13.00 WIB.

Hidayat, A. (2008). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.

Kasjono, H & Yasril. (2009). Teknik Sampling Untuk Penelitian Kesehatan.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas

“Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er e uju Masyarakat Eko o i ASEAN “ Semarang, 7 November 2015

167

Makhfudli & Efendi, F. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas: Teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Maryam S R, Ekasari. F M, Rosidawati, Jubaedi A, Batubara I. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatan. Jakarta. Penerbit Salemba Medika. 2008

Notoatmodjo, S. (2005). Promosi kesehatan: Teori dan aplikasi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Nugroho, W. (2008). Keperawatan gerontik dan geriatrik. (3th ed). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2008). Konsep & Penarapan Metodologi penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoadmojo, 2007, Kesehatan masyarakat: ilmu dan seni, Rineka Cipta, Jakarta. Nugroho, W 2008, Keperawatan gerontik, edk 3, EGC, Jakarta.

Riyanto, Agus, 2010. Pengolahan dan analisis data kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta. Sudaryanto, Agus Indrawati. 2008. Persepsi Lansia terhadap Kegiatan Pembinaan

Kesehatan Lansia di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Prambanan Yogyakarta. Jurnal Kesehatan, Vol. Diakses pada tanggal 14 September 2014 jam 13.00 WIB. Setiadi (2008) Konsep & proses : keperawatan keluarga, Yogyakarta : Graha ilmu Sumantri, A. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana.

Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Widyaning Pertiwi Herdini 2013, ” Faktor-faktor yang berhubungan dengan angka

kehadiran lanjut usia di posyandu lansia”.Diakses pada tanggal 15 September 2014

jam 22.00 WIB.

Yuni, 2009. jurnal kesehatan bidan desa (posyandu lansia) Diakses pada tanggal 16 September 2014 jam 11.00WIB.

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas

“Pera Perawat dala Pelaya a Kesehata Pri er e uju Masyarakat Eko o i ASEAN “ Semarang, 7 November 2015

168

EFEKTIVITAS SENAM DIABET TERHADAP AKTIVITAS DAN

Dalam dokumen M01891 (Halaman 178-185)