• Tidak ada hasil yang ditemukan

LITERATUR REVIEW Domianus Namuwal

Dalam dokumen M01891 (Halaman 125-132)

PADA REMAJA Nurul Devi Ardian

LITERATUR REVIEW Domianus Namuwal

Mahasiswa Magister Keperawatan Universitas Diponegoro Email : domianus2012@gmail.com

Abstrak

Latar Belakang. Pada tahun 2014 ada sekitar 8,6 kasus TB paru di seluruh dunia. Pengobatan TB paru selama 6 bulan. Kemungkinan penderita tidak patuh minum obat sangat besar karena waktu pengobatan lama, jumlah obat yang banyak, efek samping, kurang kesadaran penderita akan penyakitnya dan pasien tidak mengambil obat karena lupa. penggunaan sms dan telepon pengingat memiliki potensi untuk membantu mempromosikan kapatuhan pengobatan Tuberkulosis.

Tujuan. untuk mengetahui pengaruh penggunaan SMS dan telepon pengingat terhadap kepatuhan pasien minum obat anti Tuberkulosis paru.

Metode. Metode penelitian yang digunakan adalah literatur review terhadap hasil penelitian yang berkaitan dengan pengaruh penggunaan sms dan telepon terhadap kepatuhan pasien minum obat tuberkulosis yang dipublikasi pada pangkalan data (data base) EBSCO, dan PubMed, artikel yang dipilih merupakan artikel bahasa Inggris yang terbit sejak tahun 2011 sampai tahun 2014.

Hasil. Hasil pencarian pada pangkalan data, artikel yang ditemukan sebanyak 16 dan hanya 5 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil dari artikel yang ditemukan adalah pengaruh penggunaan sms terhadap kepatuhan minum obat anti tuberkulosis berkisar 72,94 % - 100% dan pengaruh penggunaan telepon pengingat terhadap kepatuhan minum obat berkisar 66 % 100%.

Kesimpulan. Penggunaan sms dan telepon pengingat efektif untuk meningkatkan kepatuhan minum obat pada penderita tuberkulosis

Kata Kunci: Sms, telpon, kepatuhan, Tuberkulosis

Pendahuluan

Tuberkulosis adalah Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis(Depkes RI, 2005).penyakit Tuberculosis ditularkan ke orang lain melalui inhalasi. (Liu et al., 2014) Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat dunia. Pada laporan WHO tahun 2014 menyebutkan bahwa penduduk diseluruh dunia yang menderita TB Paru sebanyak 6.1 juta kasus TB dan terdapat 5.7 juta kasus baru dan kasus TB kambuh. India dan Cina menyumbang 37 % dari 5,7 juta dan sisanya terdapat di beberapa negara seperti Negara-negara Afrika, Eropa, Amerika Dan Asia Tenggara (WHO, 2014).

Indonesia sebagai salah satu negara di Asia Tenggara dilaporkan pada tahun 2014 penduduknya berjumlah 252.124.458 jiwa dan dari jumlah tersebut yang menderita TB Paru sebanyak 285.254 jiwa dan terdapat 176.677 kasus baru TB Paru BTA Pisitif 176.677. Pada tahun 2014 cakupan angka kesembuhan penderita TB Paru sebanyak 74,2%. (Kemenkes RI, 2015). Pengobatan TB berlangsung enam sampai delapan bulan dan dapat mengakibatkan efek samping yang sulit seperti mual, pusing, ruam kulit, dan gejala seperti flu. Kepatuhan terhadap rejimen pengobatan sangat penting untuk pengendalian TB. Kegagalan dalam mematuhi pengobatan dapat mengakibatkan pasien terus menularkan

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas

“Peran Perawat dalam Pelayanan Kesehatan Primer menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN

“ Semarang, 7 November 2015

109 penyakit dan dapat mengarah pada pengembangan TB yang resistan terhadap obat multi (MDR-TB). MDR-TB lebih sulit disembuhkan dan membutuhkan rejimen pengobatan yang lebih lama hingga dua tahun. Organisasi kesehatan dunia WHO merekomendasika pendobatan TB yang diawasi secara langsung yang disebut (DOTS). Sebagai strategi untuk memantau kepatuhan pasien minum obat. (Nglazi, Bekker, Wood, Hussey, & Wiysonge,

2013). Salah satu kunci keberhasilan pengobatan TB adalah Kepatuhan (adherence)

penderita terhadap farmakoterapi. Bentuk intervensi untuk meningkatkan adherence

Pemberian informasi sesuai kebutuhan penderita sehingga penderita memahami kondisi

dan risiko kesehatannya memahami risiko kalau tidak adherence. Bentuk Reminder (alat

pengingat) yang dapat dipakai dan dianjurkan adalah :Kalender, Instruksi yang jelas, dengan huruf yang besar dan menyolok, Surat, Pamflet Telpon dll(Depkes RI, 2005) Beberapa strategi mempromosikan keptuhan pengobatan TB telah dilakukan penelitian. Penyedian komunikasi tentang kepatuhan; mengembangkan atau meningkatkan dukungan layanan kepatuhan pengobatan yang ditawarkan oleh tim (perawat, dokter, apotek, pasien dan lain-lain) terapy yang diamati secara langsung (melibatkan seorang pekerja perawatan kesehatan, perawatan komunitas, atau anggota keluarga langsung memantau pasien waktu menelan obat TB) (Nglazi et al., 2013). Penggunaan pesan singkat (layanan sms) telah diusulkan sebagai sarana untuk mempromosikan kepatuhan pengobatan TB. pesan teks dikirim setiap hari atau mingguan pada pasien mengingatkan untuk ambil obat. (Nglazi et al., 2013).

Pasar ponsel global seluler saat ini sekitar 1,8 milyar pelanggan dan diperkirang 3 milyar pada akhir tahun 2010 (Reid dan Reid dalam Liliweri Alo, 2015). Ponsel mengambil alih semua usaha untuk menjawab pikiran perasaan dan tindakan pengguna pada tingkat regional dan internasional. Ponsel telah mengubah cara dimana semua interaksi antarpersonal dapat terjadi dalam suatu masyarakat, karena itu pandangan sosiologis kehadiran ponsel sangat relevan.(Liliweri Alo, 2015). Berdasarkan fenomena diatas maka dirumuskan pertanyaan klinis dalam bentuk PICO (Patients/Problem, Intervention, Comparison, Outcome). Dalam jurnal ini, P: pasien TB Paru, I: DOTS dengan SMS dan telepon pengingat, C: DOTS Standar tanpa pengingat O: Kepatuhan minum obat anti

tuberkulosis paru. Dari PICO dapat diformulasikan pertanyaan klinis menjadi “apakah ada

pengaruh penggunaan SMS dan telepon pengingat terhadap kepatuhan minum obat antit

tuberkulosis ?“. Untuk mendapatkan bukti terbaik tentang penggunaan ponsel (telpon seluler) dalam bentuk sms dan telpon sebagai salah satu intervensi untuk mempromosikan kepatuhan pengobatan TB peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan sistimatic review.

. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan SMS dan telepon pengingat terhadap kepatuhan pasien minum obat anti Tuberkulosis paru.

Metode

Metode penelitian yang digunakan adalah Systematic/literatur review, studi evaluasi, Random Control Trial terhadap artikel tentang penggunaan pesan singkat (SMS) dan telpon pengingat terhadap kepatuhan pasien minum obat Tuberkulosis. Pencarian jurnal

penelitian dilakukan dengan menggunakan pencarian literatur pada pangkalan data (data

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas

“Peran Perawat dalam Pelayanan Kesehatan Primer menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN

“ Semarang, 7 November 2015

110

dipublikasikan pada tahun 2011 sampai dengan 2014 yang dapat diakses fulltext dalam

format pdf.

Adapun kriteria inklusi artikel yang sebagai berikut :

1. Jenis penelitian : Sistimatic Review,

2. Peserta/partisipan : pasien usia dewasa dan anak yang sedang menerima pengobatan

TB.

3. Jenis intevensi : penggunaan pesan singkat (sms) dan telpon pengingat untuk

mempromosikan kepatuhan minum obat tuberkulosis paru. Kriteria eksklusi artikel adalah :

1. Jenis penelitian : penelitian kualitatif.

2. Jenis intervensi : penggunaan layanan media, penggunaan kalender, penggunaan kartu

monitoring. Hasil

Artikel yang ditemukan melalui pencarian data pada pangkalan data ESBCO dan PubMed sebanyak 5 artikel yang terdiri 2 artikel dengan jenis penelitian sistimatic review dan 1 artikel dengan jenis penelitian study evaluasi dan 2 artikel dengan jenis penelitian Random Control Trial (RCT). Hasil dari artikel yang ditemukan adalah pengaruh penggunaan sms terhadap kepatuhan minum obat anti tuberkulosis berkisar 72,94 % - 100% dan pengaruh penggunaan telepon pengingat terhadap kepatuhan minum obat berkisar 66 % 100%. Hasil lengkap dari lima artikel dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Penggunaan sms dan telepon pengingat terhadap kepatuhan minum obat anti tubekulosis

No Judul Penulis Desain, Sampel, Cara menganalisa data Hasil Mobile phone text messaging for promoting adherence to antituberculosis treatment: a systematic review protocol Tahun: 2013 Mweete D Nglazi Linda Gail Bekker, Robin Wood, Gregory D Hussey Charles S Wiysonge Desain: Sistimatic review Sampel: 4 artikel dengan 565 responden Analisa data dengan menggunakan Cochrane Collaboration Review Manager version 5.1

Hasil dari 4 artikel akan diuraikan sebagai berikut :

1. Bridges.org: Evaluation of the On Cue Compliance Service pilot: Testing the Use of SMS Reminders in the Treatment of Tuberculosis in Cape Town, South Africa. Cape Town. Cape Town: Bridges.org; 2005. Hasil dari penelitian ini keberhasilan pengobatan pada kelompok yang di invensi SMS sebesar 72,94% dan kelompok DOTS 69,4% dan tingkat tingkat penyelesaian pengobatan TB lebih tinggi pada kelompok intervensi SMS sebesar 10,59 % dibandingkan dengan DOTS 3,0%.

2. Broomhead S, Mars M: Retrospective return on investment analysis of an electronic treatment adherence device piloted in the Northern Cape Province. Hasil dari penelitian adalah tingkat kesembuhan TB secara signifikan lebih tinggi pada kelompok SIMpill® -

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas

“Peran Perawat dalam Pelayanan Kesehatan Primer menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN

“ Semarang, 7 November 2015

111 kelompok DOTS (RR 2,32, 95% CI 1,60-3,36). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkatkan kepatuhan pengobatan lebih tinggi pada kelompok yang menggunakan SIMpill® dengan kombinasi DOTS standar daripada krlompok yang menggunakan DOTS standar saja. 3. Owiti P, Gardner A, Szkwarko D, Diero

L, Carter EJ: Mobile phone text messaging reminders to aid adherence to tuberculosis care in Eldoret, Kenya. 43rd World Conference on Lung Health of The Union, Kuala Lumpur, Malaysia 2012. Hasil penelitian ini adalah kelompok yang menerima sms pengingat mempunyai kecenderungan 1,6 kali lebih tinggi untuk mematuhi jadwal klinik dibandingkan dengan mereka yang tidak (95% CI 1,06-2,29) 4. Iribarren S, Chirico C, Echevarrria M,

Cardinali D: TextTB: a parallel design randomized control pilot study to evaluate acceptance and feasibility of a patient-driven mobile phone based intervention to support adherence to TB treatment.

Hasil penelitian ini adalah Pada 60 hari setelah dilakukan intervensi di peroleh hasil, pada kelompok yang di intervensi memiliki tingkat kepatuhan yang lebih tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol, tetapi perbedaan ini secara statistik tidak signifikan (RR 1,49, 95% CI 0,90-2,42) Reminder systems to improve patient adherence to tuberculosis clinic appointments for diagnosis and treatment Tahun: 2014 Liu Q, Abba K, Alejandria MM, Sinclair D, Balanag VM, Lansang MAD Desain Sistimatic review Sampel : 4654 Analisa data dilakukan dengan menggunakan review manager

Hasil dari penelitian ini adalah kelompok (penderita) yang dirawat dengan TB aktif meningkatkan kehadiran ke klinik dan pengobatan sampai selesai lebih tinggi pada kelompok yang menerima telpon pengingat sebelum perjanjian (kehadiran ke klinik dari 66% berbanding 50%; RR 1,32, 95% CI 1,10-1,59, satu percobaan (USA), 615 peserta, bukti kualitas rendah, Pengobatan TB selesai: 100% berbanding 88%; RR 1,14, 95% CI 1,02-1,27, satu percobaan (Thailand), 92 peserta, bukti kualitas rendah). Kehadiran ke Klinik dan pengobatan TB selesai juga lebih tinggi dengan menggunakan pengingat kegagalan (huruf atau kunjungan rumah) (klinik kehadiran: 52% vs 10%; RR 5,04, 95% CI 1,61-15,78, satu percobaan (India), 52 peserta, bukti kualitas rendah; pengobatan penyelesaian: RR 1,17, 95% CI 1,11-1,24, dua uji coba (Irak dan India), 680 peserta, bukti kualitas sedang).

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas

“Peran Perawat dalam Pelayanan Kesehatan Primer menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN

“ Semarang, 7 November 2015

112 kehadiran ke klinik lebih tinggi dengan kebijakan penggunaan telpon pengingat sebelum perjanjian (63% berbanding 48%; RR 1,30, 95% CI 1,07-1,59, satu percobaan (USA), 536 peserta); dan kehadiran di klinik akhir lebih tinggi dengan rutin tiga bulanan telepon-telepon atau kunjungan perawat (93% berbanding 65%, satu percobaan (Spanyol), 318 peserta).

Bagi orang-orang yang menjalani skrining untuk TB, tiga uji coba Telpon pengingat sebelum perjanjian menemukan sedikit atau tidak berpengaruh pada proporsi orang yang kembali ke klinik untuk hasil uji kulit mereka (tiga percobaan, 1189 peserta, bukti kualitas rendah), dan dua percobaan menemukan sedikit atau tidak berpengaruh dengan kartu take home pengingat (dua percobaan, 711 peserta). Tuberculosis treatment with mobile-phone medication reminders in northern thailand Tahun : 2011 Piyada Kunawararak, Sathirakorn Pongpanich, Sakarin Chantawong, Pattana Pokaew, Patrinee Traisathit, Kriengkrai Srithanaviboonchai and Tanarak Plipat

Desain: Study evaluasi Sampel: 3,993 Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah STATA (versi 10.1.) dan Epi Info (versi 6.0).

Hasil dari penelitian ini adalah

1. Pada kelompok TB-MDR yang diobati selama 18 bulan dengan Model 2 (pengobatan dengan DOTS ditambah dengan penggunaan telpon pengingat) dan non TB-MDR kelompok perlakuan selama 6 bulan dengan Model 2, diperoleh tingkat keberhasilan 100%. 2. Pada kelompok TB-MDR yang dirawat

menggunakan Model 1 (Penggunaan DOTs tanpa telpon pengingat) diperoleh tingkat keberhasilan adalah 73,7% dan pada kelompok Kelompok Non TB-MDR yang diobati dengan Model 1 diperoleh tingkat keberhasilan 96,7%. Perbedaan yang signifikan untuk kedua TB-MDR kelompok (p=0,0001) dan non TB-MDR kelompok (p=0,047) antara kedua model Effects of and satisfaction with short message service reminders for patient medication adherence: a randomized controlled study Tahun: 2013 HSiu-Ling Huang, Yu-Chuan Jack Li, Yueh-Ching Chou4, Yow-Wen Hsieh, Frank Kuo, Wen-Chen Tsai1, Sinkuo Daniel Chai1,

Blossom Yen-Ju Lin, Pei-Tseng Kung and Chia- Jung Chuang Desain: RCT Sampel: Kelompok intervensi 763 dan kelompok kontrol 435 Analisa data dilakukan dengan uji chi-sguare utk mengidentifi- kasi perbedaan antara klpk intervensi dan kelompok kontrol.

Hasil dari penelitian adalah :

Pada kelompok kontrol mengalami penurunan insiden dosis tertunda pada sebesar 46,4% pada kelompok kontrol dan sebesar 78,8 % pada kelompok intervensi, dosis yang terlewatkan mengalami penurunan sebesar 90,1% untuk pada kelompok intervensi dan 61,1% pada kelompok kontrol. Pada analisis regresi logistik kelompok intervensi memiliki probabilitas 3,2 kali lipat lebih tinggi mengalami penurunan dosis tertunda dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kesimpulan: Penggunaan SMS secara signifikan mempengaruhi tingkat minum obat sesuai jadwal.

TextTB: A Mixed Method Pilot Sarah Iribarren Susan Beck Desain: RCT

Analisis statistik menggunakan IBM SPSS, versi 20 dengan uji Independent-sample -

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas

“Peran Perawat dalam Pelayanan Kesehatan Primer menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN

“ Semarang, 7 November 2015 113 Study Evaluating Acceptance, Feasibility, and Exploring Initial Efficacy of a Text Messaging Intervention to Support TB Treatment Adherence Patricia F. Pearce, Cristina Chirico, Mirta Etchevarria Daniel Cardinale, and Fernando Rubinstein Tahun : 2013 Sampel: 19 responden kelompok kalender dan 18 responden untuk kelompok intervensi pesan teks

tes dan uji chi-square untuk variabel kategori dikotomis.

Hasil dari penelitian ini adalah kepatuhan pengobatan pada kelompok intervensi pesan singkat sebanyak 77 % dan pada kelompok kalender sebenayak 53 %.

Pembahasan

Kunci keberhasilan pengobatan TB adalah Kepatuhan (adherence) penderita terhadap

farmakoterapi. Kemungkinan penderita TB tidak adherence sangat besar, karena

pemakaian obat jangka panjang, jumlah obat yang diminum perhari, efek samping yang

mungkin timbul dan kurangnya kesadaran penderita akan penyakitnya. Bentuk-bentuk non

adherence terhadap farmakoterapi bagi penderita TB diantaranya : Tidak mengambil obatnya, Minum obat dengan dosis yang salah, Minum obat pada waktu yang salah, Lupa minum obat, Berhenti minum obat sebelum waktunya. (Depkes RI, 2005)

Bentuk intervensi untuk meningkatkan adherence Pemberian informasi sesuai kebutuhan penderita sehingga penderita memahami kondisi dan risiko kesehatannya memahami risiko kalau tidak adherence. Bentuk Reminder (alat pengingat) yang dapat dipakai dan dianjurkan adalah : Pesan teks Kalender, Instruksi yang jelas, dengan huruf yang besar dan menyolok, Surat, Pamflet Telpon.(Depkes RI, 2005).

Penggunaan pesan teks (SMS) dan telepon untuk promosi kepatuhan pengobatatan telah dilakukan penelitian pada berbagai penyakit antara lain : hasil penelitian yang dilakukan oleh Sarah Iribarren tahun et al tahun 2013 menyebutkan bahwa tingkat kepatuhan lebih pada pasien yang menggunakan pesan teks dibandingkan dengan pasien yang menggunakan buku harian obat.(Iribarren et al., 2013). Penelitian lain yang berkaitan dengan penggunaan ponsel dilakukan oleh (Elangovan & Arulchelvan, 2013), S Arulchelvan tahun 2013 menyebutkan mayoritas pasien menggunakan untuk memanggil petugas kesehatan untuk memperjelas keraguan mereka pada efek samping, makanan, dan gejala penyakit. Supervisor pengobatan TB efektif menggunakan ponsel untuk menasihati

pasien agar mematuhi rejimen pengobatan.(Elangovan & Arulchelvan, 2013)

Promosi kepatuhan pengobatan TB paru melalui pesan teks (SMS) dapat dikirim mingguan atau harian pada pasien untuk mengingatkan mereka minum obat, komunikasi satu arah atau komunikasi interaktif dua arah yaitu pasien dapat menerima dan membalas pesan. Pesan teks /sms dapat digunakan untuk memberitahukan penyedia layanan kesehatan bahwa pasien telah mengambil obat (Nglazi et al., 2013).

Hasil dari literatur review ini memberikan bukti pada pembuat kebijakan agar mengadopsi intervensi penggunaan SMS dan telpon pengingat terhadap kepatuhan minum obat anti tuberkulosis. Penggunaan intervensi ini dapat dikombinasikan dengan intervensi lain yang mempunyai bukti dari hasil penelitian. Review literatur ini perlu dikembangan dengan melakukan penelitian lebih lanjut diwaktu yang akan datang dengan mempertimbangkan lokasi penelitian, konten(isi) waktu pesan, pesan perlu dibalas atau tidak, pesan dikirim secara otomatis atau manual dan ukuran sampel.

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas

“Peran Perawat dalam Pelayanan Kesehatan Primer menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN

“ Semarang, 7 November 2015

114 Kesimpulan

Penggunaan sms dan telepon pengingat efektif untuk meningkatkan kepatuhan minum obat pada penderita tuberkulosis.

Daftar Pustaka

Depkes RI. (2005). Pharmaceutical care Untuk Penyakit Tuberkulosis (pp. 1–110).

Jakarta.

Elangovan, R., & Arulchelvan, S. (2013). Original Article A Study on the Role of Mobile

Phone Communication in Tuberculosis DOTS Treatment, 38(4). http://doi.org/

10.4103/0970-0218.120158

Iribarren, S., Beck, S., Pearce, P. F., Chirico, C., Etchevarria, M., Cardinale, D., &

Rubinstein, F. (2013). TextTB : A Mixed Method Pilot Study Evaluating Acceptance, Feasibility , and Exploring Initial Efficacy of a Text Messaging

Intervention to Support TB Treatment Adherence, 2013.

Kemenkes RI. (2014). Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta.

Kemenkes RI. (2015). Data dan Informasi Tahun 2014 (Profil Kesehatan). Retrieved September 3, 2015, from http://www.depkes.go.id/resources/download/ pusdatin/ profil-kesehatan-indonesia/data-dan-informasi-2014.pdf

Liliweri Alo. (2015). Komunikasi Antar Personal (Edisi Pert, pp. 331–336). Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group.

Liu, Q., Abba, K., Mm, A., Sinclair, D., Vm, B., & Mad, L. (2014). Reminder systems to improve patient adherence to tuberculosis clinic appointments for diagnosis and

treatment (Review) SUMMARY OF FINDINGS FOR THE MAIN

COMPARISON, (11).

Mbuagbaw, L., Kop, M. L. Van Der, Lester, R. T., Thirumurthy, H., Pop-eleches, C., Ye, C., & Smieja, M. (2013). Mobile phone text messages for improving adherence to antiretroviral therapy ( ART ): an individual patient data meta-analysis of randomised trials. http://doi.org/10.1136/bmjopen-2013-003950

Nglazi, M. D., Bekker, L., Wood, R., Hussey, G. D., & Wiysonge, C. S. (2013). Mobile

phone text messaging for promoting adherence to anti-tuberculosis treatment : a

systematic review protocol. http://doi.org/10.1186/2046-4053-2-6

WHO. (2014). Global Tuberculosis Report. Retrieved from http://apps.who.int/

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas “Pera Pera at dalam Pelayanan Kesehatan Primer menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN

“ Se ara g, 7 No e ber 5

115 HUBUNGAN PERAN DAN FUNGSI KELUARGA TERHADAP PERILAKU

SEKSUAL PRA NIKAH REMAJA

Dalam dokumen M01891 (Halaman 125-132)