x | U n i v e r s i t a K r i s t e n M a r a n a t h a ABSTRAK
Seiring dengan pertumbuhan masyarakat di Indonesia menyebabkan semakin tingginya mobilisasi penduduk dari satu daerah ke daerah lain sehingga pemerintah menanggapinya dengan membangun jalan bebas hambatan Cipularang. Dari dibangunnya jalan Cipularang membuka peluang untuk jasa transportasi khususnya shuttle travel. Hal tersebut dapat terlihat dari semakin banyaknya jasa shuttle travel sehingga penulis tertarik untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dari faktor kualitas pelayanan dalam kabin, lokasi pemberangkatan dan tujuan, harga dan perilaku konsumen. Sample diambil dengan metode purposive sampling. Model regresi berganda digunakan dalam penelitian ini sebagai model analisis data. Hasil penelitian menunjukan kualitas pelayanan dalam kabin, lokasi pemberangkatan dan tujuan, dan harga tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian sedangkan perilaku konsumen memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian. Secara simultan, semua variabel yang digunakan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Kata-kata kunci : Mobilisasi penduduk, kualitas pelayanan dalam kabin, lokasi pemberangkatan dan tujuan, harga, perilaku konsumen, keputusan pembelian
xi | U n i v e r s i t a K r i s t e n M a r a n a t h a ABSTRACT
Together with population growth in Indonesia caused inhabitant mobilization higher from one area to another, so that a government has received it with develop Cipularang Toll Highway. By developed Cipularang Toll Highway has been made opportunity for transportation service specially shuttle travel. It can be seen from shuttle travel service increasing, and then it has made an author attracted to analysis influence factors to purchasing decision from service quality factor in cabin, destination and departure locations, consumer behavior and price. The sample has been taken with purposive sampling method. Multiple regression model has used in this research as a data analysis model. The research result is shown service quality in cabin, destination and departure locations, and price are not influenced toward purchase decision while consumer has influenced toward purchasing decision. In simultaneous way, all of variables have influenced toward purchasing decision.
xii | U n i v e r s i t a K r i s t e n M a r a n a t h a
xiii | U n i v e r s i t a K r i s t e n M a r a n a t h a
3.8Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data...87
3.8.1 Analisis Data...89
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN...94
4.1Uji Validitas dan reliabilitas...94
4.1.1 Uji Validitas...94
4.1.2 Uji Reliabilitas...96
4.2Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan (X1), Lokasi (X2), Harga (X3), dan Perilaku Konsumen (X4) terhadap Keputusan pembelian konsumen (Y)...97
xiv | U n i v e r s i t a K r i s t e n M a r a n a t h a
5.3.1 Implikasi Manajerial...109
5.3.2 Implikasi Praktisi...109
DAFTAR PUSTAKA...111
xv | U n i v e r s i t a K r i s t e n M a r a n a t h a
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Model Perilaku Konsumen...47
Gambar 2 Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap...50
Gambar 3 Rerangka Teoritis...54
Gambar 4 Rerangka Pemikiran...55
xvi | U n i v e r s i t a K r i s t e n M a r a n a t h a DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Data Kunjungan Wisatwan ke Bandung Pada tahun 2008-2012...3
Tabel 2 Perbandingan Harga Shuttle Ttravel Bandung Jakarta...9
Tabel 3 Penelitian Terdahulu...56
xvii | U n i v e r s i t a K r i s t e n M a r a n a t h a
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A Uji Validitas...94
Lampiran B Uji Reliabilitas...96
Lampiran C Uji Normalitas...97
Lampiran D Uji Heteroskedastistias...99
Lampiran E Uji Multikolinieritas...101
Lampiran F Persamaan Regresi Linier Berganda...102
Lampiran G Pengujian Hipotesis Simultan...103
Lampiran H Pengujian Hipotesis Parsial...104
1 | U n i v e r s i t a s K r i s t e n M a r a n a t h a
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan zaman yang sudah semakin maju dan diiringi
juga dengan pertumbuhan penduduk di wilayah Indonesia yang semakin pesat sesuai
dengan data dari badan pusat statistik jumlah penduduk Indonesia
sebesar 218.868.791 jiwa (sumber: Badan Pusat statistik), kebutuhan manusia pun
akan meningkat dalam segala hal. Dengan kebutuhan yang semakin meningkat dari
penduduk di Indonesia hal ini dapat memberikan efek semakin tingginya mobilisasi
atau perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah lainnya yang dalam hal ini
membutuhkan sarana dan prasarana yang harus ada untuk memenuhi kebutuhan
masyakat dalam hal transportasi. Mobilisasi tersebut juga terjadi karena faktor
tingkat pembangunan dan juga tingkat pendapatan suatu daerah yang lebih tinggi
daripada daerah yang lain karena ada perbedaan upah minum setiap daerah yang
ditentukan oleh kepala daerah masing masing sesuai dengan indikator taraf hidup
layak di daerah tersebut, sehingga dengan gejala kondisi tersebut pihak pemerintah
menanggapinya dengan membangun sarana agar para masyarakat yang semakin maju
dan berkembang dapat melakukan aktifitas seefektif dan seefisien mungkin dan juga
untuk mendorong pembangunan di daerah lain sehingga tidak terpusat pada satu
daerah saja. Dalam hal ini pemerintah menanggapinya dengan membangun sarana
2 | U n i v e r s i t a s K r i s t e n M a r a n a t h a
mobilisasi tinggi tersebut dapat melakukan perjalanan dengan menghemat waktu
agar semakin efisien.
Salah satu bentuk program pembangunan sarana yang dilakukan oleh
pemerintah adalah pembangunan jalan bebas hambatan Cipularang yang
menghubungkan antara kota Bandung dan kota Jakarta karena sebelum dibangun
jalan bebas hambatan Cipularang bagi masyarakat yang menuju kota Jakarta maupun
sebaliknya memerlukan waktu tempuh yang cukup lama selain itu juga faktor luas
badan jalan yang sudah dianggap tidak memadai lagi untuk menampung beban arus
transportasi yang semakin padat sehingga sering menimbulkan kemacetan yang
berdampak pada waktu tempuh yang semakin lama dan juga menghabiskan bahan
bakar kendaraan sehingga dinilai sudah tidak efisien lagi bila mengandalkan jalur
tersebut. Selain untuk mempermudah dan mempersingkat waktu perjalanan bagi
masyarakat jalan bebas hambatan Cipularang tersebut juga diharapkan dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan juga meningkatkan nilai investasi asing ke
Indonesia karena telah adanya sarana dan prasana yang menunjang untuk distribusi
baik barang maupun jasa bagi kedua kota tersebut baik bagi kota Bandung maupun
kota Jakarta dan juga kota-kota peyangga dari dua kota tersebut yang dilewati oleh
jalan bebas hambatan tersebut. Selain faktor tersebut juga bagi pemerintah
mengharapkan beban kota Jakarta sebagai ibu kota negara juga dapat berkurang
dengan seiring pembangunan jalan bebas hambatan Cipularang sehingga diharapkan
kota kota yang dilalui jalan bebas hambatan tersebut dapat menjadi kota penyangga
ibu kota sehingga dapat mengurangi beban ibu kota yang semakin padat sesuai
3 | U n i v e r s i t a s K r i s t e n M a r a n a t h a
statistik sebesar 8.839.247 jiwa. Pertumbuhan ekonomi akibat dari pembangunan
jalan bebas hambatan Cipularang dapat dirasakan di kota Bandung, hal tersebut dapat
dilihat dan diamati dari semakin berkembangnya industri jasa pariwisata dikota
Bandung seperti semakin banyaknya hotel, restoran, pusat perbelanjaan baik distro
maupun factory outlet, dan juga jasa-jasa pariwisata lainnya yang disuguhkan dikota
Bandung. Hal tersebut dapat dilihat melalui data dari dinas pariwisata kota Bandung
dari tahun 2008-2012 yang tiap tahunnya mengalami kenaikan dari akibat semakin
mudah dan cepatnya menuju kota Bandung yang dapat dilalui dengan waktu tempuh
dua jam dari kota Jakarta. Berikut data dari dinas pariwisata kota Bandung mengenai
data jumlah wisatawan dikota Bandung
Tabel 1.1
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG PADA
TAHUN 2008-2012
Selain dari faktor jasa pariwisata saja yang berkembang akibat dari pembangunan
jalan bebas hambatan Cipularang tapi juga semakin banyaknya penduduk dari kota
Bandung yang bekerja dikota Jakarta dan juga sebaliknya banyak warga kota Jakarta
yang bekerja dikota Bandung karena jarak tempuh dari kedua kota tersebut yang
4 | U n i v e r s i t a s K r i s t e n M a r a n a t h a
urbanisasi di kedua kota tersebut sehingga menimbulkan fenomena pada saat akhir
pekan para penduduk yang melakukan urbanisasi ke salah satu kota tersebut kembali
ke kota asalnya dan kembali pada saat hari kerja sehingga meningkatkan aktifitas
mobilisasi perjalanan dari kota Bandung ke Jakarta maupun sebalikknya dari Jakarta
menuju kota Bandung. Selain pekerja yang melakukan aktifitas tersebut banyak juga
dari kalangan mahasiswa yang saat akhir pekan kembali ke kotanya dari kedua kota
tersebut.
Dari gejala dan fenomena tersebut banyak warga yang membutuhkan jasa
transportasi yang dapat mengantarkan mereka dari Bandung ke Jakarta maupun
sebaliknya dari Jakarta ke Bandung yang untuk keperluan wisata, bisnis maupun
keperluan lainnya. Hal tersebut dilihat menjadi sebuah peluang usaha yang bagus
bagi usaha jasa shuttle travel sehingga mulai lah bermunculan berbagai jenis usaha
jasa travel. Sebetulnya jenis usaha shuttle travel sendiri bukan suatu hal yang baru
untuk menghubungkan antara kota Bandung dan Jakarta, usaha travel sudah ada
semenjak dari sebelum adanya jalan bebas hambatan Cipularang tapi pada saat itu
jenis usaha travel masih sebelum sebanyak sekarang dalam tingkat jumlah
penumpangnya karena pada saat itu usaha jasa travel bersaing dengan jenis usaha
transportasi lainnya seperti halnya bus dan kereta api karena pada saat itu jarak
tempuh Jakarta Bandung masih cukup jauh sehingga memerlukan waktu hingga
empat jam perjalanan banyak warga Bandung maupun Jakarta lebih memilih jasa
kereta api yang sedikit lebih cepat dan nyaman selain itu juga harga jasa travel pada
saat itu harga tiketnya lebih mahal daripada bus menjadikan para warga lebih
5 | U n i v e r s i t a s K r i s t e n M a r a n a t h a
sama dengan jasa travel. Pada saat setelah dibangunnya jalan bebas hambatan
Cipularang mulailah tumbuh jasa travel yang menggunakan jalur Cipularang
sehingga perjalanan jauh lebih singkat menjadi dua jam sehingga bisa lebih cepat
dalam waktu tempuh daripada menggunakan jasa kereta api, selain itu jasa travel
juga harganya sudah mulai bisa bersaing dengan harga bus yang pada saat itu masih
jarang ada armada bus yang menggunakan jalan bebas hambatan Cipularang untuk
perjalanan Bandung Jakarta maupun sebaliknya sehingga pada saat tersebut bisa
dibilang jasa travel merupakan alat transportasi yang dapat diandalkan oleh para
warga Bandung maupun Jakarta karena selain harga tidak terlalu mahal juga
memiliki keunggulan waktu tempuh yang lebih singkat daripada jasa transportasi
lainnya. Seiring dengan berkembangnya jasa travel yang juga dapat melalui semakin
tingginya tingkat okupasi penumpang jasa travel perusahaan mulai menambah
jumlah armada dan juga itensitas waktu pemberangkatan selain itu juga semakin
banyak tumbuh perusahaan jasa travel baru dengan format pelayanan dan harga yang
berbeda tergantung dengan segmen mana yang akan menjadi target market mereka.
Pada saat ini usaha jasa travel bersaing tidak hanya bersaing dengan harga saja
tapi juga bersaing dengan kualitas pelayanan seperti kenyamanan kendaraan, jarak
antar kursi dan juga ketepatan waktu untuk datang dan sampai ke tempat tujuan.
Kualitas pelayanan sendiri menurut Zeithmal dan Bitner (dalam Lupiyoadi 2006,
h.192) menyebutkan bahwa persepsi konsumen terhadap kualitas jasa menjadi faktor
utama penentu kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan sendiri di bidang jasa
transportasi merupakan suatu variabel yang harus cukup diperhatikan oleh pengusaha
6 | U n i v e r s i t a s K r i s t e n M a r a n a t h a
atau tidaknya pelayanan yang diberikan sangat bergantung dari harapan konsumen
sebelum menggunakan jasa transportasi harus bisa sesuai dengan yang diberikan oleh
perusahaan jasa sehingga konsumen tidak merasa kecewa karena antara harapan
yang diinginkan dengan yang di berikan tidak jauh berbeda. Bagi ahli pemasaran
sendiri untuk menilai kualitas pelayanan ahli pemasaran seperti menyimpulkan
Parasuraman,et al. (1994) dalam Tjiptono (2011) bahwa terdapat 5 dimensi Servqual
yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Dengan semakin
ketatnya persaingan jasa transportasi travel faktor kualitas pelayanan menjadi suatu
faktor yang harus sangat dijaga karena bila terjadi penurunan kualitas pelayanan
dapat berdampak pada pindahnya konsumen ke perusahaan travel yang dapat
memberikan pelayanan ke konsumen yang lebih baik.
Salah satu bagian dari faktor kualitas pelayanan yang dapat memberikan
pengaruh terhadap persaingan bisnis travel yaitu faktor kenyamanan di dalam kabin
kendaraan karena kualitas dari kendaraan yang digunakan dalam bisnis travel hampir
sama maka persaingan antar perusahaan travel dilakukan dengan membuat
kenyamanan didalam kabin kendaraan dengan cara mengatur jarak antar kursi agar
penumpang tidak merasa sempit dan juga dengan single seat sehingga penumpang
merasa lebih nyaman karena tidak terganggu dengan penumpang lainnya. Menurut
penulis faktor kenyamanan kursi tersebut cukup dirasa penting karena banyak
penumpang yang merasa lebih merasa nyaman bila menggunakan sistem single seat
dengan jarak antar kursi yang tidak terlalu berdekatan.
Selain hal tersebut menurut fenomena saat ini pengaruh lokasi tujuan dan juga
7 | U n i v e r s i t a s K r i s t e n M a r a n a t h a
transportasi travel karena banyak penumpang menjadikan faktor tujuan dan lokasi
pemberangkatan menjadi salah satu pertimabangan dalam hal menggunakan jasa
transportasi travel selain itu juga faktor waktu pemberangkatan menjadi
pertimbangan bagi penumpang untuk memilih karena banyak penumpang
membutuhkan waktu pemberangkatan pagi khususnya dari kota Bandung untuk
menuju Jakarta pada saat awal pekan dimana para pekerja yang bekerja di Jakarta
yang berasal dari Bandung membutuhkan pemberangkatan sepagi mungkin agar
sampai di kota Jakarta tidak terlambat untuk masuk kantor.
Faktor lainnya yang menurut penulis sering menjadi pembahasan diantara
penumpang yang menggunakan jasa travel adalah faktor ketepatan dan kecepatan
dalam waktu tempuh kendaraan karena pada saat ini penumpang sangat
memperhatikan kecepatan dan ketapatan waktu sehingga mereka memerlukan jasa
transportasi yang dapat memberikan ketepatan waktu sampai ditempat tujuan diluar
faktor yang dapat membuat perjalanan terhambat seperti kemacetan lalu lintas.
Berikutnya faktor yang dapat berpengaruh terhadap minat konsumen untuk
memilih jasa travel adalah faktor harga, bagi beberapa konsumen yang sering
menggunakan jasa travel faktor harga merupakan salah satu faktor yang mereka
perhitungkan dalam memilih dan menggunakan jasa travel, tapi ada beberapa tipe
konsumen juga tidak terlalu mempersoalkan masalah harga asalkan sebanding
dengan kualitas pelayanan yang diberikan.
Kedua faktor diatas faktor lokasi dan harga merupakan salah satu bagian dari
bauran pemasaran dalam konsep pemasaran. Dalam teori kedua faktor tersebut
8 | U n i v e r s i t a s K r i s t e n M a r a n a t h a
konsumen tapi dalam praktek di lapangan tidak selalu keduanya berjalan bersamaan
pada saat konsumen memilih untuk menggunakan jasa travel.
Dari hasil riset awal yang dilakukan oleh peneliti didapat beberapa faktor yang
sering menjadi topik pembahasan diantara penumpang, yaitu faktor kualitas dalam
kabin, harga, lokasi pemberangkatan dan tujuan dari shuttle travel dan juga faktor
perilaku konsumen sendiri yang menggunakan shuttle travel sebagai sebuah kebiasan
pada saat akhir pekan dimana diakhir pekan hampir semua jasa shuttle travel penuh
sehingga tidak terlalu mempermasalahkan perusahaan jasa shuttle travel yang
digunakan asalkan perusahaan shuttle travel tersebut masih terdapat kursi kosong
untuk pemberangkatan.
Cipaganti merupakan salah satu jenis bisnis jasa transportasi yang sudah cukup
terkenal baik di kota Bandung maupun di kota Jakarta karena bisnis jasa travel
cipaganti merupakan jasa travel yang pertama melihat peluang dengan di bangunnya
jalan bebas hambatan Cipularang dengan melayani jasa transportasi dari Bandung
maupun Jakarta melalui jalan bebas hambatan Cipularang sehingga waktu tempuh
yang jauh lebih singkat. Cipaganti sendiri sudah memiliki brand image yang cukup
kuat dapat dilihat dari pada saat orang menyebutkan jasa shuttle travel Bandung
Jakarta pasti yang langsung teringat dalam benak konsumen adalah Cipaganti
sehingga perusahaan jasa Cipaganti sudah memiliki brand image yang cukup kuat
bagi para konsumen, pada saat ini semakin banyaknya tumbuh perusahaan jasa
transportasi shuttle travel yang melayani jurusan Bandung Jakarta perusahaan
Cipaganti masih dapat mempertahankan brand image perusahaan tersebut yang
9 | U n i v e r s i t a s K r i s t e n M a r a n a t h a
kompetitor lainnya. Dengan menyebut nama Cipaganti Group, tidak bisa dipisahkan
dari sebuah usaha kecil yaitu penyewaan kendaraan pribadi " Cipaganti Motor " pada
tahun 1985 yang berlokasi di kota tercinta, Bandung. Menghadapi berbagai rintangan
dan terus bergerak maju, " Cipaganti Motor " sekarang ini telah menjelma menjadi
sebuah perusahaan korporasi multi bisnis, sebagai market leader di bidang
penyediaan jasa transportasi terpadu dan persewaan alat berat. Perkembangan yang
dititikberatkan di pulau Jawa, Cipaganti Group sudah berhasil melakukan ekspansi
ke Bali, Sumatera dan Kalimantan. Tahun 2006 dengan adanya akses jalan tol
Cipularang, terbuka peluang usaha baru dan Cipaganti Otojasa mengembangkan
layanan Shuttle Service Point to Point Bandung - Jabodetabek. Permintaan pasar
akan usaha ini sangat besar dan akan terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang memerlukan sarana transportasi antar kota yang aman, nyaman,
cepat dan ekonomis. Faktor nama besar Cipaganti sendiri sebetulnya masih bisa
menjadi keunggulan tersendiri bagi perusahaan karena dapat dilihat dari jumlah
penumpang dari Cipaganti sendiri masih cukup banyak walaupun dengan harga yang
lebih mahal dibandingkan dengan para pesaingnya. Berikut daftar harga shuttle travel
yang melayani jurusan Bandung Jakarta.
Tabel 1.2
PERBANDINGAN HARGA SHUTTLE TRAVEL BANDUNG-JAKARTA
No Perusahaan Travel Tujuan Harga
1 Xtrans Bandung-Jakarta Rp 85.000
10 | U n i v e r s i t a s K r i s t e n M a r a n a t h a Sumber : detikfinance.com
Cipaganti sendiri sebetulnya melayani segmen konsumen dikelas middle sama
dengan xtrans tapi disini perusahaan Cipaganti diuntungkan oleh Brand Image dari
perusahaan Cipaganti yang lebih kuat sehingga jumlah penumpang yang
menggunakan jasa shuttle travel cipaganti tidak kalah dengan jasa shuttle travel yang
lain. Selain hal tersebut dari sisi perilaku konsumen yang pertama kali akan
menggunakan shuttle travel Bandung Jakarta pasti yang pertama kali teringat adalah
Cipaganti karena sudah memiliki nama yang cukup dikenal. Sedangkan dari sisi
jumlah lokasi pemberangkatan dan tujuan shuttle travel Cipaganti lebih banyak
daripada shuttle travel pesaing yang lain.
Berikutnya perusahaan jasa shuttle travel yang juga cukup banyak peminatnya
yaitu cititrans perusahaan jasa travel cititrans sendiri pertama kali berdiri pada tahun
2005 dengan kantor pertama yang berada pada jalan Dipati Ukur Bandung. Pada saat
ini perusahaan jasa shuttle travel cititrans memiliki beberapa tujuan di kota Jakarta
dan Bandung. Kelebihan dari jasa shuttle travel cititrans adalah kenyamanan dalam
kabin dengan memiliki fasilitas single seat pada seluruh armada dan juga jarak antar
kursi yang cukup luas membuat cititrans cukup dikenal. Pada saat akhir pekan
cititrans memiliki tingkat okupasi penumpang yang cukup tinggi walaupun dengan
harga yang cukup mahal dibandingkan dengan jasa shuttle travel yang lain.
Berikutnya perusahaan jasa shuttle travel yang banyak peminatnya dan
kompetitor dari cipaganti travel adalah xtrans. Xtrans berdiri sejak tahun 2005, xtrans
sendiri merupakan pelopor dari layanan Point to point (shuttle). Perusahaan xtrans
11 | U n i v e r s i t a s K r i s t e n M a r a n a t h a
sendiri memiliki fokus dalam ketepatan waktu berangkat dan perusahaan xtrans
sendiri akan tetap memberangkatkan armadanya walaupun cuma ada satu
penumpang sehingga membuat konsumen merasa nyaman dalam ketepatan waktu
berangkat. Kelebihan lain yang dimiliki oleh xtrans adalah harga yang ditawarkan
lebih murah dari para kompetitor lain seperti cipaganti dan cititrans sehingga menjadi
salah satu kelebiham dari xtrans.
Dalam teori pemasaran faktor faktor yang dapat mempengaruhi konsumen
untuk melakukan pembelian Menurut phillip Kotler (2003:202) perilaku pembelian
konsumen dipengaruhi oleh empat faktor, diantaranya faktor budaya, faktor sosial,
faktor pribadi dan faktor psikologis. Hal hal tersebut juga dapat menjadi faktor
pengaruh konsumen dalam menggunakan jasa travel.
Berdasarkan data diatas penulis ingin meneliti faktor faktor apa saja yang
menjadi pengaruh konsumen jasa shuttle travel dalam memilih dan menggunakan
jasa travel yang akan mereka gunakan karena banyak hal yang dapat menjadi
pertimbangan sendiri di dalam benak konsumen sehingga penulis tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap hal tersebut sehingga muncul topik yang akan dibahas
:”ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
PEMBELIAN KONSUMEN DALAM MEMILIH JASA TRAVEL (STUDI
KASUS PADA SHUTTLE TRVEL CIPAGANTI)”
12 | U n i v e r s i t a s K r i s t e n M a r a n a t h a
Berdasarkan uraian latar belakang masalah didapat data bahwa semakin
banyaknya perusahaan jasa transportasi travel Bandung-Jakarta akan meningkatkan
persaingan dalam merebut pangsa pasar sehingga para perusahaan jasa saling
berlomba meningkatkan kualitas pelayanan. Selain faktor pelayanan yang baik
ternyata banyak pertimbangan lain bagi konsumen dalam memilih jasa travel sendiri
sehingga perusahaan jasa travel harus dapat mnengetahui apa saja kebutuhan dari
konsumen dalam menggunakan jasa travel. Setiap perusahaan jasa travel
memfokuskan diri mereka dalam satu faktor yang akan menjadi ciri khas produk
mereka dan juga menjadi kelebihan dari jasa travel tersebut, seperti cititrans yang
memfokuskan jasa mereka pada kenyamana dalam kabin dan xtrans yang memiliki
harga yang lebih murah dalam melayani konsumen dalam kelas middle yang juga
menjadi target dari perusahaan jasa travel cipaganti dan cititrans. Perusahaan yang
melayani kelas middle sendiri cukup banyak dan diisi oleh perusahaan jasa travel
yang sudah cukup besar sehingga peersaingan pada kelas ini cukup ketat sehingga
menarik untuk diteliti apa saja yang menjadi faktor alasan konsumen dalam
menggunakan jasa travel.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa apa
saja yang menjadi faktor konsumen dalam memilih jasa travel yang akan mereka
gunakan karena pada saat ini konsumen tidak hanya fokus pada hal kualitas
pelayanan saja tapi banyak faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam memilih
jasa travel yang akan digunakan. Untuk itu dapat ditarik beberapa pertanyaan
13 | U n i v e r s i t a s K r i s t e n M a r a n a t h a
1. Apakah faktor kualitas pelayanan di dalam kabin kendaraan berpengaruh
positif terhadap konsumen dalam memilih jasa travel ?
2. Apakah faktor lokasi pemberangkatan dan tujuan travel dapat berpengaruh
positif terhadap konsumen dalam memilih jasa travel ?
3. Apakah terdapat pengaruh positif harga terhadap konsumen dalam memilih
jasa travel ?
4. Apakah terdapat pengaruh positif perilaku konsumen dalam memilih jasa
travel ?
1.3 Tujuan Penelitian
Secara spesifik, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif kualitas pelayanan dalam
kabin terhadap konsumen dalam memilih jasa travel
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif lokasi pemberangkatan
dan tujuan travel terhadap konsumen dalam memilih jasa travel
3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif harga terhadap
konsumen dalam memilih jasa travel
4. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif perilaku konsumen
terhadap konsumen dalam memilih jasa travel
14 | U n i v e r s i t a s K r i s t e n M a r a n a t h a Penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat bagi :
A. Perusahaan
Diharapkan dapat memberi saran dan masukan pada perusahaan khususnya
perusahan jasa travel Cipaganti agar dapat bersaing dengan perusahaan jasa
travel lainnya dengan dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat
ditingkatan oleh perusahaan agar para konsumen menggunakan kembali jasa
travel Cipaganti dan diharapkan karena rekomendasi dari hasil penelitian ini
dapat membantu perusahaan Cipaganti dalam hal pengambilan kebijakan
strategis perusahaan.
B. Akademisi
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat membantu para akademik dalam
mengembangkan strategi pemasaran khususnya dalam bidang jasa dengan
mengetahui faktor faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam memilih
dan menggunakan jasa travel sehingga dapat memberikan pengetahuan baru
dalam bidang jasa khususnya travel.
Selain itu juga diharapkan berguna untuk menguji teori selama ini apakah
kualitas pelayanan, lokasi, harga dan perilaku konsumen berpengaruh terhadap
108 | U n i v e r s i t a s K r i s t e n M a r a n a t h a BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai analisis pengaruh Kualitas Pelayanan (X1),
Lokasi (X2), Harga (X3), dan Perilaku Konsumen (X4) terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen (Y) maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil pengujian yang dilakukan pada bab IV maka dapat diketahui
bahwa variabel bebas Kualitas Pelayanan (X1), Lokasi (X2), Harga (X3),
tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan Perilaku Konsumen
(X4) berpengaruh terhadap Keputusan pembelian konsumen (Y) dengan
besar persentase pengaruh 10,3%, Sedangkan sisanya sebesar 89,7%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati.
2. Variabel Kualitas Pelayanan tidak berpengaruh terhadap Keputusan
pembelian konsumen.
3. Variabel Lokasi tidak berpengaruh berpengaruh terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen.
4. Variabel Harga tidak berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.
5. Variabel Perilaku Konsumen berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen.
5.2 Kekurangan penelitian
Pada penelitian ini penulis hanya menganalisa penelitian pada faktor kualitas
faktor-109 | U n i v e r s i t a s K r i s t e n M a r a n a t h a
faktor lain yang menetukan keputusan pembelian konsumen seperti faktor promosi,
store atmosphere, brand equity, brand image dan faktor lainnya yang dapat
memberikan pengaruh terhadap konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.
5. 3 Saran
5.3.1 Implikasi Manajerial
Dari hasil penelitian ini pengaruh perilaku konsumen yang memiliki pengaruh
terhadap keputusan pembelian dalam menggunakan jasa shuttle travel hal tersebut
dikarenakan faktor habit atau kebiasaan dari konsumen untuk menggunakan jasa
shuttle travel untuk melakukan perjalanan dari Bandung ke Jakarta maupun
sebaliknya karena dirasa lebih memudahkan para konsumen untuk menggunakannya
sehingga diharapkan pihak perusahaan lebih memperbanyak jumlah pemberangkatan
khususnya pada saat weekend karena rata-rata konsumen tidak memperhatikan harga
maupun kualitas pelayanan dalam kabin dan juga lokasi pada saat weekend
dikarenakan bagi rata-rata konsumen yang lebih penting adalah mendapatkan tiket
untuk berangkat saja sudah cukup karena pada saat-saat tersebut bagi para konsumen
susah untuk mendapatkan tiket sehingga perilaku konsumen disini memilki peranan
yang lebih besar dalam menentukan keputusan pembelian pada jasa shuttle travel.
5.3.2 Implikasi Praktisi
Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa perilaku konsumen memiliki
pengaruh lebih signifikan daripada kualitas pelayanan dalam kabin, lokasi dan harga
terhadap keputusan pembelian dalam bidang jasa shuttle travel sehingga diharapkan
110 | U n i v e r s i t a s K r i s t e n M a r a n a t h a
dalam memilih jasa shuttle travel sehingga dapat mengetahui faktor apa yang sangat
berpengaruh dalam variabel perilaku konsumen. Dan juga diharapkan dapat
mengembangkan penelitian ini karena masih banyak faktor-faktor lain diluar dari
faktor yang penulis telah uji yang memungkinkan memilki pengaruh lebih besar
111 | U n i v e r s i t a s K r i s t e n M a r a n a t h a DAFTAR PUSTAKA
Lin, feng. C. (2009). Systematic behavior research for understanding consumer decision making. Springerlink.
Fadhillah, N., Fadili, A. D., Kosasih. (2013). Pengaruh perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor yamaha di dealer Arista Johar.
Falk, T. Hammerschmidt, M. Schepers, J. (2009). The service quality-satisfaction link revisited:exploring asymmetries and dynamics.
Lestari, D., Hasbulah, R., Ruyatnasih. (2013). Pengaruh perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat.
Sugiarto. (2012). Analisis pengaruh lokasi, harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian.
Cikita., Nawazirul., Sari. (2011). Analisi tingkat kepuasan penumpang atas kualitas Pelayanan shuttle dan travel PT Cipaganti citra graha Otojasa Semarang.
Arfiyandi, S. K. A., dan Adhila, F. (2010). Analisis strategi bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen di distribution outlet mailbox Yogyakarta.
Naftha, A. D. (2010). Penetapan faktor kualitas layanan jasa travel Cipaganti dengan metode principal component analisis.
Barokah, M., dan Iriani, Y. (2012). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian LPG 3kg.
Hartono, B., Nugroho, A. B., Indrayana, M. W. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk susu ultra high temperatur (Studi Kasus di Swalayan Persada Malang).
Haliana, N. (2010). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk mie instan Indomie.
Yulianthini, N., Kirya, K., Indayani, K. (2014). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli mobil.
Kamal, M., dan Ghanimata, F., (2012). Analisis pengaruh harga dan kualitas produk, dan lokasi terhadap keputusan pembelian.
112 | U n i v e r s i t a s K r i s t e n M a r a n a t h a
Sembiring, K. B., dan Kuswanti, D. N. (2011). Pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap keputusan berobat pasien di rumah sakit haji Medan.
Pio, J. R., dan Sendow, E. G. (2013). Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Berbelanja pada PT Jumbo Swalayan Manado.
Rukismono, M. (2011). Pengaruh perilaku konsumen dalam mengambil keputusan memilih jasa transportasi udara Lion Air di Surabaya.
Bodroastuti, T., dan Ghoni, A. (2011). Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi Dan Psikologi Terhadap Perilaku Konsumen (Studi Pada Pembelian Rumah di Perumahan Griya Utama Banjardowo Semarang).
Anggraini, P. (2010). Pengaruh penerapan bauran pemasaran terhadap tingkat Kepuasan konsumen dalam jasa pelayanan di RSU SURYA HUSADHA.
Chumaidiyah, E. (2010). Kompetensi inti dan strategi bauran pemasaran dalam meningkatkan keunggulan bersaing pada perusahaan jasa telekomunikasi.
Kotler, Philip. (1997). Dasar-dasar Pemasaran, alih bahasa oleh Alexander Sundoro. Jilid 2. Jakarta: Prenhallindo.
Kotler, Philip. (1997). Manajemen Pemasaran, alih bahasa oleh Hendra Teguh dan Ronny Antonius Rusli. Jilid 2. Jakarta: Prenhallindo.
Kotler, Philip. (1999). Manajemen Pemasaran, alih bahasa oleh Jaka Wasana. Jilid 1.Jakarta: Erlangga.
Lovelock, Christopher dan Lauren Wright. Manajemen Pemasaran Jasa, Alih bahasa oleh Agus Widyantoro. Jakarta: Indeks.
Lupiyoadi, Rambat dan A.Hamdani. (2006). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat.
Sudharto P. Hadi. (2007). Perilaku Konsumen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Supranto, J. (2006). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: TS Rineka
Cipta.
Tjiptono, Fandy. (1997). Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi.
113 | U n i v e r s i t a s K r i s t e n M a r a n a t h a
Kotler,Philip. 2002. Manajemen Pemasaran 1. Edisi Millenium. Jakarta: Prehallindo.
Lupiyoadi, R. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa Teori. Jakarta.
Kotler,Philip. 2002. Manajemen Pemasaran 2. Edisi Millenium. Jakarta: Prehallindo.
Kotler, P dan Gary, A. 2003. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan. Jilid1. Jakarta: Indeks
Rambat, L dan Ahmad, H .2006. Manajemen Pemasara Jasa , Jakarta ; Salemba Empat.
Simamora, B. 2002 . Panduan Riset Perilaku Konsumen . PT. Gramedia. Jakarta.
Tjiptono, F. 2002. Strategi Pemasaran . Penerbit Andi : Yogyakarta.
Tedjakusuma, Ritawati., & Maryani, Sri Hartini. (2001), “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Air Minum Mineral”, Jurnal Penelitian Dinamika Sosial, 2 (3), hal. 48-58.
Tjiptono, Fandy. (2007), Pemasaran Jasa. Edisi Pertama, Bayumedia Publishing, Malang.
Lupiyoadi, Jenu Widjaja. (2004), Marketing Management, Pendekatan Pada Nilai-Nilai Pelanggan, Edisi Kedua, Bayu Media Publishing; Malang.
Tjiptono, Fandy, 2005. Pemasaran Jasa, Penerbit Bayumadia Publishing, Malang.
Lupiyoadi, Rambat, 2001. Manajeme Pemasaran Jasa : Teori dan Praktek, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Lupiyoadi, Rambat dan A Hamdani, 2006. Manajemen Pamasaran Jasa, Edisi Kedua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Assel, Simamora. (2003), consumer behavior, Salemba Empat Jakarta.
Data jumlah penduduk Jakarta dan Indonesia 2005 diakses dari http://bps.co.id pada tanggal 13 maret 2014.
Data jumlah wisatawan di Bandung diakses dari www.disparbud.jabarprov.go.id pada tanggal 13 maret 2014.
Data harga travel Bandng jakarta diakses dari www.detik.com pada tanggal 13 maret 2014.
www.aswtaqauliyah.com , diakses pada tanggal 23 Maret 2014.