IMPLEMENTASI MEDIA PEGS FOR THE ALGEBRAIC PEG BOARD TERHADAP MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
SISWA KELAS I SD KANISIUS GANJURAN
Oleh: Maria Dina Pratiwi
NIM: 111134122
Matematika merupakan pelajaran yang diberikan kepada siswa sejak di kelas I. Siswa kelas I memerlukan pembelajaran yang menggunakan media sesuai dengan perkembangan intelegensinya. Materi yang diajarkan diawal pembelajaran matematika adalah penjumlahan dan pengurangan sehingga pada materi tersebut hendaknya dapat dikuasai siswa dengan baik dengan menggunakan media yang sesuai.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi media pegs for the
algebraic peg board dan hasil belajarnya pada materi penjumlahan dan pengurangan siswa
kelas I SD Kanisius Ganjuran.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah 20 siswa kelas I. Instrumen pengumpulan data berupa soal pretest dan posttest, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, dan lembar observasi aktivitas siswa.
Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran menunjukkan nilai 2,8 dan aktivitas siswa menunjukkan nilai 2,5 yang berarti memberikan hasil yang baik. Hasil belajar siswa juga menunjukkan hasil yang baik dengan berubahnya nilai rata-rata siswa dari 6,5 menjadi 7,1.
THE IMPLEMENTATION OF THE MEDIA OF PEGS FOR THE ALGEBRAIC PEG BOARD ON THE ADDITION AND SUBTRACTION MATERIALS FOR THE FIRST
GRADE STUDENTS OF KANISIUS GANJURAN ELEMENTARY SCHOOL By:
Maria Dina Pratiwi 111134122
Mathematics is one of the subject which is given to the students since they are in the first grade. The first grade students need a learning which uses the media related to their intelligence development. The beginning materials of mathematics are the addition and subtraction. Thus, the student should be able to master those materials well by using the suitable media.
This research aimed to describe the implementation of the media of pegs for algebraic peg board and its study results on the addition and subtraction materials of the first grade students Kanisius Ganjuran Elementary School.
This research belonged to the descriptive quantitative research. The research subject were the first grade students. The data gathering instrument included the pretest, the posttest, the observation sheet of the learning implementation, and the observation sheet of the
student’s activities.
The results of this research was that the learning implementation showed score of 2,8.
The students’s activities also showed score of 2,5. Those indicated the good result. Besides,
the study result of the student showed the good result since the average score of the students increased from 6,5 into 7,1.
i
IMPLEMENTASI MEDIA PEGS FOR THE ALGEBRAIC PEG BOARD TERHADAP MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
SISWA KELAS I SD KANISIUS GANJURAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Maria Dina Pratiwi NIM: 111134122
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus Sumber Segala Pengharapan.
Kedua orangtuaku, Bapak Simon Suharyanta dan Ibu Ignatia Suwarsi.
Kedua kakakku, Mbak Cicilia Ika Puspitasari dan Mbak Emiliana
Anggriyani.
Almamater PGSD Sanata Dharma Yogyakarta.
v
HALAMAN MOTTO
“Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda, ya
ALLAH “
( Mazmur 71:5 )
“ Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu “
( Lukas 1:38 )
“ Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya “
( Pengkhotbah 3:11 )
“ Kita hidup untuk saat ini, kita bermimpi untuk masa depan, dan kita belajar
untuk kebenaran abadi “
( Chiang Kai Shek )
“ Semuanya harus dibuat sesederhana mungkin tetapi tidak sederhana “
viii
ABSTRAK
IMPLEMENTASI MEDIA PEGS FOR THE ALGEBRAIC PEG BOARD TERHADAP MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
SISWA KELAS I SD KANISIUS GANJURAN
Oleh: Maria Dina Pratiwi
NIM: 111134122
Matematika merupakan pelajaran yang diberikan kepada siswa sejak di kelas I. Siswa kelas I memerlukan pembelajaran yang menggunakan media sesuai dengan perkembangan intelegensinya. Materi yang diajarkan diawal pembelajaran matematika adalah penjumlahan dan pengurangan sehingga pada materi tersebut hendaknya dapat dikuasai siswa dengan baik dengan menggunakan media yang sesuai.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi media pegs
for the algebraic peg board dan hasil belajarnya pada materi penjumlahan dan
pengurangan siswa kelas I SD Kanisius Ganjuran.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah 20 siswa kelas I. Instrumen pengumpulan data berupa soal pretest dan posttest, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, dan lembar observasi aktivitas siswa.
Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran menunjukkan nilai 2,8 dan aktivitas siswa menunjukkan nilai 2,5 yang berarti memberikan hasil yang baik. Hasil belajar siswa juga menunjukkan hasil yang baik dengan berubahnya nilai rata-rata siswa dari 6,5 menjadi 7,1.
ix
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF THE MEDIA OF PEGS FOR THE ALGEBRAIC PEG BOARD ON THE ADDITION AND SUBTRACTION
MATERIALS FOR THE FIRST GRADE STUDENTS OF KANISIUS GANJURAN ELEMENTARY SCHOOL
By:
Maria Dina Pratiwi 111134122
Mathematics is one of the subject which is given to the students since they are in the first grade. The first grade students need a learning which uses the media related to their intelligence development. The beginning materials of mathematics are the addition and subtraction. Thus, the student should be able to master those materials well by using the suitable media.
This research aimed to describe the implementation of the media of pegs for algebraic peg board and its study results on the addition and subtraction materials of the first grade students Kanisius Ganjuran Elementary School.
This research belonged to the descriptive quantitative research. The research subject were the first grade students. The data gathering instrument included the pretest, the posttest, the observation sheet of the learning
implementation, and the observation sheet of the student’s activities.
The results of this research was that the learning implementation showed
score of 2,8. The students’s activities also showed score of 2,5. Those indicated
the good result. Besides, the study result of the student showed the good result since the average score of the students increased from 6,5 into 7,1.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya
untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul Implementasi Media Pegs for the
Algebraic Peg Board terhadap Materi Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas
I SD Kanisius Ganjuran dengan tepat pada waktunya. Penyusunan skripsi ini
merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah
Dasar.
Dalam kesempatan ini perkenankanlah peneliti mengucapkan terimakasih
kepada beberapa pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan
terimakasih tersebut disampaikan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu memberkati dan menjadi sumber
kekuatan dalam kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
2. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
3. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., Kaprodi PGSD.
4. Christiyanti Aprinastuti, M.Pd., Wakaprodi PGSD.
5. Maria Melani Ika Susanti., S.Pd., M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik
yang mendampingi saya selama beberapa semester yang lalu.
6. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., dan Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi.,
M.A., dosen pembimbing skripsi yang mendampingi saya selama proses
penelitian dan penulisan.
7. HY. Budi Santoso, S.Sos., Kepala SD Kanisius Ganjuran yang telah
xi
8. Monica Latrisariasih, S.Pd., guru kelas IB yang telah bersedia kelas IB
digunakan untuk penelitian.
9. Dra. YF. Budi Utami dan Hermi Murwanti, S.Pd., guru kelas IA dan II
yang telah memberikan informasi dan kesempatan untuk melakukan
ujicoba soal di kelas.
10.Siswa kelas I dan II SD Kanisius Ganjuran yang telah bersedia membantu
selama proses penelitian.
11.Kedua orangtuaku, Bapak Simon Suharyanta dan Ibu Ignatia Suwarsi yang
selalu mendukung dan mendoakan setiap saat.
12.Kedua kakakku, Mbak Cicilia Ika Puspitasari dan Mbak Emiliana
Anggriyani yang selalu memotivasi dan memberikan semangat tanpa
lelah.
13.Pakdhe Romo Yusuf Suharyoso, SJ., yang selalu mendoakan dan
memotivasi setiap kesempatan.
14.Mas Stevanus Hari Trihartanto yang selalu mendorong dan menasihati
dalam segala hal.
15.Sahabat-sahabatku, Mentari, Ambar, Tikah, Tyas, Nisy, Risti, Dhaning
yang selalu memberikan semangat.
16.Teman-teman Kelas A 2011 yang memberikan dukungan.
17.Segenap pihak, sahabat, teman yang telah membantu dan tidak dapat
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS …... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Definisi Operasional ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
A. Kajian Pustaka ... 6
1. Pembelajaran Matematika ... 6
2. Penjumlahan dan Pengurangan ... 7
3. Alat Peraga Montessori ... 8
4. Penggunaan Media Pembelajaran ... 9
xiv
6. Pegs for the Algebraic Peg Board ... 12
7. Ciri Pembelajaran Montessori ... 13
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 13
C. Kerangka Berpikir ... 15
BAB III METODE PENELITIAN ... 17
A. Jenis Penelitian ... 17
B. Setting Penelitian ... 17
1. Tempat Penelitian ... 17
2. Subjek Penelitian ... 18
3. Objek Penelitian ... 18
C. Rancangan Penelitian ... 18
1. Mempelajari Penelitian Sebelumnya ... 18
2. Membuat Instrumen Penelitian ... 19
3. Validasi Instrumen Penelitian ... 19
4. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 19
5. Implementasi ... 20
D. Jenis Data ... 21
E. Teknik Pengumpulan Data ... 21
F. Instrumen Pengumpulan Data ... 21
1. Soal Pretest Posttest ... 21
2. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 24
3. Lembar Observasi Pelaksanaan Aktivitas Siswa ... 26
G. Teknik Analisis Data ... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28
A. Hasil Penelitian ... 28
1. Pelaksanaan Penelitian ... 28
a. Pertemuan I ... 28
b. Pertemuan II ... 29
c. Pertemuan III ... 31
d. Pertemuan IV ... 32
xv
2. Penilaian Keterlaksanaan Penelitian ... 33
a. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 33
b. Hasil Observasi Pelaksanaan Aktivitas Siswa ... 34
c. Hasil Pretest Posttest ... 35
B. Pembahasan ... 36
1. Hasil Implementasi ... 36
2. Hasil Belajar Siswa ... 38
BAB V PENUTUP ... 40
A. Kesimpulan ... 40
B. Keterbatasan Penelitian ... 41
C. Saran ... 41
DAFTAR REFERENSI ... 42
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Uji Coba Pretest Posttest ... 22
Tabel 3.2 Validitas Item ... 23
Tabel 3.3 Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 24
Tabel 3.4 Pedoman Observasi Pelaksanaan Aktivitas Siswa ... 26
Tabel 3.5 Kriteria Hasil Observasi ... 27
Tabel 4.1 Nilai Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 34
Tabel 4.2 Nilai Observasi Pelaksanaan Aktivitas Siswa ... 34
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Rumus Soal Pretest Posttest... 27
Gambar 3.2 Rumus Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 27
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Validasi Soal Pretest Posttest ... 44
Lampiran 2 Hasil Validasi Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 54
Lampiran 3 Hasil Validasi Lembar Observasi Pelaksanaan Aktivitas Siswa ... . 58
Lampiran 4 Soal Pretest Posttest Sebelum dan Sesudah Validasi ... 61
Lampiran 5 Hasil Pekerjaan Siswa Uji Coba Soal ... 72
Lampiran 6 Hasil Perhitungan SPSS ... 88
Lampiran 7 Soal Pretest Posttest ... 107
Lampiran 8 RPP ... 112
Lampiran 9 Hasil Pekerjaan Siswa Pretest ... 176
Lampiran 10 Hasil Pekerjaan Siswa Posttest ... 186
Lampiran 11 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 196
Lampiran 12 Hasil Observasi Pelaksanaan Aktivitas Siswa ... 211
Lampiran 13 Dokumentasi ... 251
Lampiran 14 Surat Ijin Penelitian ... 253
Lampiran 15 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 254
1
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab I ini diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Berikut adalah uraian dari
pendahuluan.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia diatur dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan dalam Undang-Undang tersebut
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pengertian tersebut dengan jelas
mengatakan bahwa suasana pembelajaran dan proses pembelajaran
merupakan hal yang diperlukan untuk membentuk peserta didik yang
nantinya dapat memberikan kontribusi untuk masyarakat, bangsa, dan
negaranya.
Proses pembelajaran tidak bisa lepas dari sarana pendidikan karena
sarana pendidikan berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar
mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam mencapai
2
adalah keadaan dan lingkungan yang diciptakan untuk mendukung proses
pembelajaran.
Sarana pendidikan adalah semua perangkat, peralatan, bahan, dan
perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.
Pada jenjang sekolah dasar, sarana pendidikan yang berupa media menjadi
hal yang sangat penting karena sesuai dengan tahap perkembangan
intelegensi. Jenjang sekolah dasar berisi peserta didik yang berumur antara
6-12 tahun. Perkembangan intelegensi menurut Jean Piaget pada tingkat
operasional dibagi menjadi dua tahap. Pada tahap pertama (7-11 tahun)
inteligensi betul-betul menjadi operasional, tetapi operasi-operasinya masih
konkret. Artinya, masih diadakan dalam penerapan langsung pada
obyek-obyek konkret (Veuger, 1983: 80). Berdasarkan hal tersebut jelas bahwa
peserta didik di jenjang sekolah dasar hendaknya melakukan pembelajaran
dengan melibatkan benda-benda konkret yaitu melalui suatu media.
Media menjadi sarana yang menghantarkan peserta didik yang masih
berpikiran konkret untuk mempunyai gambaran nyata tentang hal yang
sedang dipelajarinya. Matematika bukanlah pelajaran yang bisa dibayangkan
sehingga tidak efektif jika pembelajaran matematika disampaikan dengan
metode ceramah. Matematika merupakan pelajaran yang diberikan sejak dini
untuk mempersiapkan individu menghadapi permasalahan dalam kehidupan
nyata (Runtukahu, 2014: 191). Oleh sebab itu, pelajaran matematika yang
diberikan sejak dari kelas I hendaknya menjadi pembelajaran yang dikuasai
3
satunya dengan memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan,
kondusif, dan efektif.
Pengamatan yang dilakukan peneliti di kelas I SD Kanisius Ganjuran
pada pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan
menunjukkan bahwa guru belum menerapkan proses pembelajaran dan
suasana pembelajaran yang diharapkan. Proses pembelajaran yang seharusnya
menggunakan media belum dilakukan guru secara maksimal karena sering
guru langsung memberikan soal secara lisan dan tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menggunakan benda-benda yang digunakan
sebagai contoh. Suasana pembelajaran juga belum menunjukkan suasana
menyenangkan karena selama pembelajaran siswa hanya duduk di kursinya,
mendengarkan penjelasan guru, dan mengerjakan soal.
Oleh sebab itu, peneliti mencoba untuk mengimplementasikan media
pegs for the algebraic peg board pada materi penjumlahan dan pengurangan
di kelas I SD Kanisius Ganjuran. Media pegs for the algebraic peg board
tersebut adalah sebuah alat peraga Montessori yang telah dikembangkan pada
penelitian sebelumnya dan telah diujicobakan secara terbatas. Media
Montessori tersebut memiliki ciri gradasi, menarik, auto-education, dan auto
correction yang mendukung terciptanya suasana pembelajaran yang
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil implementasi media pegs for the algebraic peg
boardpada materi penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I SD
Kanisius Ganjuran?
2. Bagaimana hasil belajar pada implementasi media pegs for the algebraic
peg board pada materi penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I SD
Kanisius Ganjuran?
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan hasil implementasi media pegs for the algebraic peg
boardpada materi penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I SD
Kanisius Ganjuran.
2. Mendeskripsikan hasil belajar pada implementasi media pegs for the
algebraic peg board pada materi penjumlahan dan pengurangan siswa
kelas I SD Kanisius Ganjuran.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Memberikan pengalaman belajar menggunakan media pegs for the
algebraic peg board.
2. Bagi Guru
Memberikan tambahan wawasan tentang metode pembelajaran
5 3. Bagi Sekolah
Memberikan masukan mengenai pengembangan metode pembelajaran
Montessori untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
4. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan media pegs for the algebric peg board.
E. Definisi Operasional
1. Matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan
prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah
mengenai bilangan.
2. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi.
3. Pegboard adalah papan plastik atau kayu dengan lubang untuk meletakkan
pasak.
4. Penjumlahan adalah menggabungkan dua atau lebih bilangan atau
kuantitas.
5. Pengurangan adalah mencari perbedaan di antara dua bilangan dengan cara
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab II ini diuraikan segala sesuatu yang mendasari teori penelitian,
yaitu kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir. Berikut
adalah uraian dari landasan teori.
A. Kajian Pustaka
1. Pembelajaran Matematika
Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sangat menarik
dan menyenangkan bila cara pembelajarannya menarik. Selama ini
pelajaran matematika cenderung diberikan secara text book dan monoton
sehingga siswa malas belajar karena membosankan (Auliya, 2009: 3).
Hal tersebut dibuktikan oleh Permatasari (2012: 152) dengan
melaksanakan pembelajaran matematika melalui pendekatan pemecahan
masalah. Hal tersebut terbukti dapat meningkatkan kemampuan
matematis siswa, terutama mengenai materi perkalian bilangan cacah di
kelas IV SD.
Selain itu, prinsip-prinsip praktis dalam matematika adalah belajar
matematika harus berarti, belajar matematika adalah proses
perkembangan, matematika adalah pengetahuan yang sangat terstruktur,
7
mengetahui apa yang akan dipelajari dalam kelas matematika,
komunikasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan belajar,
menggunakan berbagai bentuk atau model matematika, variasi
matematika membantu siswa belajar matematika, metakognisi
memengaruhi anak belajar, pemberian bantuan pada kemampuan yang
terbentuk atau retension (Runtukahu, 2014: 31).
Berdasarkan definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran matematika memerlukan sebuah pendekatan pembelajaran
yang terbukti dapat mengaktifkan siswa sehingga siswa menjadi tertarik
dan senang dalam belajar matematika. Ketika siswa telah tertarik dan
senang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan matematis siswa
sehingga pembelajaran matematika tetap memiliki arti.
2. Penjumlahan dan Pengurangan
Penjumlahan dan pengurangan merupakan dua dari empat buah
operasi aritmatik(Vonderman, 2009: 75). Matematika memberikan
pengalaman seorang individu untuk dapat memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-harinya (Runtukahu, 2014: 191). Hal tersebut
ditegaskan kembali oleh Runtukahu (2014: 111) bahwa konsep
penjumlahan dan pengurangan harus dikembangkan dari pengalaman
nyata.
Berdasarkan definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
8
matematika yang digunakan individu dalam pengalaman nyata untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
3. Alat Peraga Montessori
Berbagai macam alat peraga Montessori dapat mengasah dan
melatih daya berpikir anak sehingga membantu anak dapat tumbuh
menjadi anak yang cerdas dan teliti (Sari, 2014: 80). Selain itu juga
membentuk anak memiliki kepribadian yang matang serta untuk melatih
konsentrasi anak (Sari, 2014: 78)
Menurut Magini (2013: 51) alat peraga Montessori disiapkan
dengan pengendali kesalahan yang ada dalam alat peraga tersebut. Jika
sang anak tidak melakukan latihan secara benar, dia akan gagal dalam
tugas tersebut. Hanya ketika sang anak menggunakan bahan tersebut
secara benar tugas tersebut dapat diselesaikan, di mana keberhasilan itu
sendiri menjadi penghargaannya (Montessori, 2013: 92).
Penggunaan bahan-bahan pembelajaran yang bersifat mengoreksi
diri didasarkan pada keyakinan Montessori bahwa anak-anak akan
mencapai disiplin diri dan kemandirian jika mereka memiliki kesempatan
untuk menyadari kesalahan mereka sendiri dan mengulang sebuah tugas
tertentu hingga mereka menguasai tugas tersebut dengan baik
9
Berdasarkan definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa alat
peraga Montessori disiapkan dengan pengendali kesalahan yang
membuat anak memiliki konsentrasi tinggi, cerdas, dan teliti.
4. Penggunaan Media Pembelajaran
Mengenai kondisi dan kinerja guru terdapat beberapa
permasalahan yang berkaitan dengan kurangnya motivasi siswa, yaitu
penggunaan media pembelajaran yang guru lakukan adalah berintensitas
kurang (Fechera, 2012: 119). Hal tersebut menurut Yohana (2011: 38)
disebabkan karena penggunaan sebuah media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar itu penting karena media merupakan alat untuk
menyampaikan informasi pengetahuan kepada siswa.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan
belajar untuk mencapai tujuan belajar (Yohana, 2011: 73). Sedangkan
menurut Nurseto (2011: 34) media pembelajaran adalah wahana penyalur
pesan dan informasi belajar. Media pembelajaran yang dirancang secara
baik akan sangat membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
Kelebihan penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran
adalah membantu siswa dalam memahami materi pelajaran, membantu
guru dalam proses pembelajaran, menarik antusias dan motivasi siswa
10
menambahkan bahwa perencanaan penggunaan media juga harus
mempertimbangkan karakteristik siswa karena pada berbeda usia,
berbeda wilayah, berbeda pula karakteristik yang dimiliki. Sehingga guru
dituntut untuk dapat mengenali karakteristik siswa mereka, hal ini dalam
usaha mengefektifkan penggunaan dari sebuah media pembelajaran.
Berdasarkan definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran adalah penting
karena media pembelajaran adalah penyalur informasi belajar yang
menarik dan memotivasi siswa untuk lebih memahami pelajaran yang
diberikan namun harus sesuai dengan karakteristik siswa.
5. Pembelajaran Metode Montessori
Prinsip-prinsip metode Montessori (1) Prinsip mendidik diri
sendiri, pada prinsip ini menekankan pada kreativitas seorang anak,
dengan dibiarkan bebas bermain sendiri sehingga seorang guru dapat
melihat perkembangan anak tersebut. (2) Prinsip lingkungan yang
disiapkan, pada kelas-kelas montessori disiapkan lingkungan yang
dikondisikan secara khusus. (3) Prinsip pentingnya kebebasan, kebebasan
merupakan kunci terjadinya perkembangan yang optimal. (4) Struktur
dan keteraturan, dengan lingkungan yang dirancang secara tepat dan
benar seorang anak dapat membentuk pemahaman yang benar terhadap
realitas dunia. (5) Realistis dan alami, seorang anak memerlukan
11
Keindahan dan nuansa, di dalam kelas Montessori dirancang dengan
desain yang menarik dengan tema warna yang hangat dan santai sehingga
membuat anak dapat belajar dengan gembira. (7) Prinsip permainan
Montessori, alat-alat permainan disajikan dan diberikan pada momen
yang sesuai dengan tahap perkembangan anak (Sari, 2014: 77).
Dalam pembelajaran dalam model pendidikan Montessori ini ada
tanggungjawab setiap siswa untuk bersama-sama menginvestigasi
masalah matematika yang diberikan dan bagaimana untuk
menyelesaikannya. Selain itu, siswa yang mengalami kesulitan banyak
yang melakukan kegiatan negosiasi, sharing dengan yang lainnya dan
dengan gurunya. Suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif dan
efektif karena adanya proses kolaborasi antar siswa. Tahap pembelajaran
di kelas siswa menjadi terlatih untuk berpendapat dan berkomentar
mengenai jawaban dari masalah matematika yang dikerjakannya dengan
alasan yang meyakinkan (Wahyuningsih, 2011: 80).
Pembelajaran dengan model pendidikan Montessori lebih membuat
siswa aktif, kreatif, kooperatif, adanya proses negoisasi, kolaborasi, dan
sharing antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru. Siswa aktif
dalam kegiatan pembelajaran dan menggali informasi dari berbagai
sumber serta kreatif menyampaikan ide-ide terutama dalam mencari
alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan melalui permasalahan
yang dihadapkan pada mereka. Dalam pembelajaran dengan
12
siswa untuk menemukan pemahaman matematika mereka sendiri melalui
proses berfikir, bertanya dan berkomunikasi dalam situasi matematik
(Wahyuningsih, 2011: 81). Hasil belajar matematika siswa yang diberi
model pendidikan Montessori lebih tinggi daripada siswa yang diberi
model pembelajaran konvensional (Wahyuningsih, 2011: 79).
Berdasarkan definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan metode Montessori lebih baik dalam
meningkatkan hasil belajar matematika daripada menggunakan metode
konvensional karena metode Montessori membuat siswa menjadi lebih
aktif dan senang belajar matematika.
6. Pegs for the Algebraic Peg Board
Peg for the Algebraic Peg Board adalah alat peraga Montessori
yang telah dikembangkan. Alat peraga tersebut berupa papan
penjumlahan dan pengurangan. Alat peraga ini berfungsi untuk
membantu siswa mengenal dan memahami konsep penjumlahan dan
pengurangan bilangan satu angka hingga enam angka (Widyaningrum,
2015: 12).
Berdasarkan definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pegs
for the algebraic peg board adalah alat peraga Montessori yang
13
7. Ciri Pembelajaran Montessori
Landasan metode Montessori adalah kemerdekaan sang anak.
Disiplin harus muncul melalui kemerdekaan. Anak menyiapkan dirinya
bukan hanya untuk sekolah, tetapi untuk kehidupan, untuk mampu,
melalui pembiasaan dan melalui latihan, melakukan dengan mudah dan
benar tugas-tugas sederhana dalam kehidupan sosial atau kehidupan
bermasyarakat. Tugas pendidik adalah membantu anak dalam melakukan
kegiatannya sehingga mampu menguasai ketrampilan-ketrampilan secara
alami (Montessori, 2013: 173).
Dari definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa ciri dari
pembelajaran Montessori adalah disiplin, kebebasan, dan mandiri.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian Widyaningrum (2015) yang berjudul Pengembangan Alat
Peraga Pembelajaran Matematika SD Materi Penjumlahan dan Pengurangan
Berbasis Metode Montessori merupakan penelitian pengembangan yang
bertujuan untuk mengembangkan alat peraga papan penjumlahan dan
pengurangan berbasis metode Montessori sesuai dengan ciri-ciri spesifik dan
dengan kualitas baik yang ditetapkan untuk siswa kelas II. Subjek
penelitiannya adalah 2 siswa putri dan 3 siswa putra kelas II semester ganjil
tahun ajaran 2014/2015 di SD BOPKRI Gondolayu. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner, observasi, wawancara, tes. Hasil dari wawancara
14
Hasil observasi menunjukkan bahwa salah satu kesulitan belajar siswa kelas
II terletak pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500.
Hasil kuesioner menunjukkan bahwa alat peraga yang digunakan tidak terkait
dengan materi dan dari hasil tes menunjukkan bahwa kualitas produk yang
dihasilkan yaitu papan penjumlahan dan pengurangan termasuk dalam
kategori yang sangat baik.
Penelitian Wahyuningsih (2011) yang berjudul Pengaruh Model
Pendidikan Montessori Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa merupakan
penelitian kuasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui apakah model
pendidikan Montessori berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.
Subjek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas IV SDN Jati Asih 03 Bekasi
semester genap tahun ajaran 2010/2011. Pengumpulan datanya menggunakan
tes. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar matematika
siswa yang diberikan model pembelajaran pendidikan Montessori lebih tinggi
daripada siswa yang diberi model pembelajaran konvensional.
Berdasarkan kedua hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kualitas produk alat peraga Montessori berupa papan penjumlahan dan
pengurangan dalam kategori sangat baik dan hasil belajar matematika siswa
yang diberikan model pembelajaran pendidikan Montessori lebih tinggi
daripada siswa yang diberi model pembelajaran konvensional. Hal tersebut
memberikan masukan kepada peneliti untuk melakukan penelitian dengan
menggunakan alat peraga Montessori yang telah dikembangkan tersebut pada
15
C. Kerangka Berpikir
Matematika adalah pelajaran yang sering menjadi momok bagi bagi
para siswa, terutama siswa sekolah dasar. Pelajaran matematika dianggap
terlalu abstrak dan susah dipahami oleh siswa sekolah dasar yang pada
dasarnya masih pada perkembangan untuk belajar secara konkret. Padahal
matematika merupakan pelajaran yang nantinya digunakan untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Materi yang menjadi
dasar matematika di sekolah dasar adalah operasi aritmatik yang didalamnya
termasuk penjumlahan dan pengurangan. Jika pada dasarnya siswa telah
menganggap materi penjumlahan dan pengurangan adalah materi yang susah
tentu nantinya akan semakin sulit untuk menguasai materi-materi selanjutnya.
Oleh karena itu, pembelajaran matematika hendaknya dikemas menggunakan
pembelajaran yang menarik.
Pembelajaran yang menarik dapat dilaksanakan dengan menggunakan
media pembelajaran yang menarik karena media merupakan penyalur pesan
informasi belajar kepada siswa sehingga siswa dapat mencapai tujuan
belajarnya. Media pembelajaran menjadi begitu penting sehingga dibutuhkan
media pembelajaran yang efisien salah satunya media pembelajaran dalam
metode Montessori. Metode Montessori mengembangkan alat-alat peraga
yang menarik dan memiliki pengendali kesalahan sehingga siswa dapat
menjadi lebih aktif dan tertarik belajar matematika dengan menggunakan alat
16
Oleh karena itu, peneliti ingin mengimplementasikan alat peraga
Montessori yaitu pegs for the algebraic peg board pada materi penjumlahan
dan pengurangan pada siswa kelas I SD Kanisius Ganjuran. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan hasil implementasi dan hasil
belajar siswa dengan menggunakan media pegs for the algebraic peg board
pada materi penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I SD Kanisius
Ganjuran. Alat peraga Montessori yang digunakan tersebut diharapkan dapat
17
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab III ini akan diuraikan tentang jenis, setting, rancangan penelitian,
jenis data, teknik, instrumen pengumpulan, dan analisis data. Berikut adalah
uraian dari metode penelitian.
A. Jenis Penelitian
Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut
Sumanto (2014: 179) penelitian deskriptif berusaha mendeskripsi dan
menginterpretasi apa yang ada (bisa mengenai kondisi atau hubungan yang
ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat
atau efek yang terjadi atau kecenderungan yang tengah berkembang). Oleh
sebab itu, hasil dari penelitian ini akan dijelaskan dalam bentuk deskripsi
berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Ganjuran yang beralamat
di Jogodayoh, kelurahan Sumbermulyo, kecamatan Bambanglipuro,
18 2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IB SD Kanisius Ganjuran
pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah implementasi alat peraga Montessori
pegs for the algebraic peg board pada materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan dan tanpa
teknik menyimpan.
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini terdiri dari lima tahap yaitu mempelajari penelitian
sebelumnya, membuat instrumen penelitian, validasi instrumen penelitian, uji
coba instrumen penelitian, implementasi. Tahapan tersebut dijelaskan sebagai
berikut.
1. Mempelajari Penelitian Sebelumnya
Tahap pertama dalam penelitian ini adalah mempelajari penelitian
sebelumnya. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh satu orang peneliti di
kelas II SD BOPKRI Gondolayu. Penelitian tersebut menghasilkan suatu
produk pengembangan alat peraga Montessori yaitu pegs for the
algebraic peg board yang digunakan dalam pelajaran matematika materi
19 2. Membuat Instrumen Penelitian
Tahap kedua dalam penelitian ini adalah membuat instrumen
penelitian. Instrumen yang dibuat oleh peneliti terdiri dari soal pretest
dan posttest, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, dan lembar
observasi aktivitas siswa. Soal pretest dan posttest dibuat sesuai dengan
materi yang akan diteliti sedangkan lembar observasi dibuat dengan
memperhatikan aspek-aspek yang terdapat dalam pembelajaran
Montessori.
3. Validasi Instrumen Penelitian
Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah validasi instrumen
penelitian. Instrumen penelitian yang telah dibuat oleh peneliti divalidasi
oleh seorang dosen ahli. Validasi dilakukan terhadap soal pretest dan
posttest, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, dan lembar
observasi aktivitas siswa, sehingga instrumen penelitian tersebut menjadi
valid dan dapat digunakan dalam pelaksanaan penelitian.
4. Uji Coba Instrumen Penelitian
Tahap keempat dalam penelitian ini adalah uji coba instrumen
penelitian. Instrumen penelitian yang diujicobakan adalah soal
pretestposttest. Instrumen tersebut diujicobakan pada siswa kelas II di
sekolah yang sama. Ujicoba dilaksanakan di kelas II yang siswanya telah
memperoleh materi penjumlahan dan pengurangan di kelas satu pada
20
yang layak digunakan untuk pelaksanaan penelitian di kelas penelitian
(Lampiran 7).
5. Implementasi
Tahap kelima dari penelitian ini adalah implementasi alat peraga
Montessori pegs for the algebraic peg board pada materi penjumlahan
dan pengurangan. Implementasi dilakukan di kelas IB SD Kanisius
Ganjuran. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama lima kali
pertemuan (Lampiran 8). Pada pertemuan pertama peneliti memberikan
pengantar tentang penjumlahan dan pengurangan dan memberikan soal
pretest kepada siswa untuk dikerjakan. Pertemuan kedua materi yang
diberikan adalah melakukan penjumlahan dengan menggunakan alat
peraga. Pertemuan ketiga peneliti memberikan penguatan kembali
tentang melakukan penjumlahan dengan menggunakan alat peraga dan
juga melakukan pengurangan dengan menggunakan alat peraga.
Pertemuan keempat materi yang diberikan adalah melakukan
pengurangan dengan menggunakan alat peraga. Pertemuan kelima
peneliti mengajak siswa untuk mengulang kembali melakukan
penjumlahan dan pengurangan menggunakan alat peraga dan juga
memberikan soal posttest. Pada setiap pertemuan dilakukan observasi
terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan alat peraga
21
D. Jenis Data
Penelitian ini menghasilkan data kuantitatif. Data kuantitatif tersebut
terdiri dari hasil pretest dan posttest, hasil observasi pelaksanaan
pembelajaran dan hasil observasi aktivitas siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan non tes.
Tes menurut Riduwan (2002: 30) adalah serangkaian pertanyaan atau latihan
yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi,
kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Sedangkan non tes adalah teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data
yang tidak dapat dikumpulkan dengan teknik tes.
F. Instrumen Pengumpulan Data
1. Soal Pretest Posttest
Sebelum melakukan penelitian di kelas I, peneliti melakukan uji
coba soal pretest dan posttest di kelas II. Peneliti melakukan uji coba soal
pretest dan posttest di kelas II dengan mengingat bahwa materi yang
diteliti oleh peneliti yaitu tentang penjumlahan dan pengurangan sudah
didapatkan siswa yang saat ini berada di kelas II.
Soal uji coba pretest dan posttest berjumlah 30 soal dengan
22
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Uji Coba Pretest Posttest
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Kelas / Semester
Materi Pokok Indikator Soal Nomor
Soal 4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan masalah 4.4 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka
I / 2 Penjumlahan
dan
pengurangan dua angka
- Melakukan penjumlahan dua angka tanpa teknik menyimpan
3, 7, 18, 19, 21, 22 - Melakukan penjumlahan dua angka dengan teknik menyimpan
4, 5, 6, 17, 20
- Melakukan pengurangan dua angka tanpa teknik menyimpan 10, 11, 12, 13, 14, 24, 25 - Melakukan pengurangan dua angka dengan teknik menyimpan 23, 26, 27, 28 - Melakukan penjumlahan dengan menghitung gambar 2 - Melakukan pengurangan dengan menghitung gambar 9 4.5 Menggunakan sifat operasi pertukaran dan pengelompokan
- Melakukan sifat operasi pertukaran
15
- Melakukan sifat operasi pengelompokan 16 4.6 Menyelesaikan masalah yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka - Menyelesaikan masalah berkaitan dengan operasi hitung penjumlahan 1 - Menyelesaikan masalah berkaitan dengan operasi hitung pengurangan
23
Soal uji coba pretest dan posttest yang berjumlah 30 soal tersebut
sebelum diujicobakan ke siswa divalidasi oleh ahli (Lampiran 1). Soal uji
coba pretest dan posttest kemudian direvisi sesuai dengan catatan dari
validator (Lampiran 4).
Soal uji coba pretest dan posttestyang telah direvisi tersebut
kemudian diujicobakan ke siswa kelas II SD Kanisius Ganjuran yang
berjumlah 33 anak pada hari Senin, 8 Juni 2015 (Lampiran 5). Hasil
pengerjaan siswa tersebut kemudian dikoreksi dan dihitung kevalidannya
(Lampiran 6).
Hasil penghitungan menunjukkan bahwa dari 30 soal yang
diujicobakan terdapat 23 soal yang valid. Soal dinyatakan valid jikanilai
[image:44.595.100.514.247.766.2]koefisien korelasi hitung lebih dari 0,344.
Tabel 3.2 Validitas Item
Item r hitung r tabel Kesimpulan
1 0,286 0,344 Tidak valid
2 0,000 0,344 Tidak valid
3 0,576 0,344 Valid
4 0,708 0,344 Valid
5 0,632 0,344 Valid
6 0,262 0,344 Tidak valid
7 0,606 0,344 Valid
8 0,031 0,344 Tidak valid
9 0,056 0,344 Tidak valid
10 0,843 0,344 Valid
11 0,752 0,344 Valid
12 0,670 0,344 Valid
13 0,529 0,344 Valid
14 0,548 0,344 Valid
15 0,520 0,344 Valid
16 0,650 0,344 Valid
17 0,569 0,344 Valid
18 0,568 0,344 Valid
19 0,671 0,344 Valid
24
21 0,655 0,344 Valid
22 0,486 0,344 Valid
23 0,641 0,344 Valid
24 0,597 0,344 Valid
25 0,672 0,344 Valid
26 0,493 0,344 Valid
27 0,631 0,344 Valid
28 0,408 0,344 Valid
29 0,096 0,344 Tidak valid
30 -0,068 0,344 Tidak valid
Dari 23 soal yang valid tersebut digunakan 20 soal yang digunakan
untuk melakukan pretest dan posttest di kelas IB yang menjadi subjek
penelitian peneliti untuk melihat perubahan nilai siswa dari sebelum
menggunakan media dan setelah menggunakan media.
2. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran digunakan observer
untuk menilai peneliti dalam melaksanakan pembelajaran selama
penelitian. Pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai
[image:45.595.96.513.90.603.2]berikut.
Tabel 3.3 Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Aspek Hal yang diamati
1. Pra Pembelajaran 1. Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa
2. Membuka Pelajaran 1. Melakukan kegiatan apersepsi
2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan
3. Kegiatan Inti Pembelajaran
25
3. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
4. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa
5. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media 6. Menghasilkan pesan yang menarik
7. Menggunakan media secaraefektif dan efisien 8. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
9. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 10. Merespons positif partisipasi siswa
11. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa dan sumber belajar.
4. Kemampuan Khusus Montessori
1. Menumbuhkan sikap disiplin siswa dalam mengikuti pembelajaran.
3. Menumbuhkan sikap mandiri siswa dalam menyelesaikan masalah.
4. Mengembangkan kreatifitas siswa dengan memberikan kebebasan dalam menentukan cara belajar.
5. Meningkatkan rasa keingintahuan siswa dalam menemukan solusi dalam permasalahan yang muncul.
6. Menumbuhkan rasa pantang menyerah dalam mencari solusi dalam permasalahan yang muncul.
7. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam melaksanakan pembelajaran.
8. Menciptakan ketertarikan siswa dalam belajar. 9. Meminimalkan pemberian informasi.
5. Penutup 1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 3. Melaksanakan tindaklanjut
Hasil validasi lembar observasi pelaksanaan pembelajaran
menunjukkan nilai 3,9 dari nilai maksimal 4 (Lampiran 2). Hasil tersebut
menunjukkan bahwa instrumen tersebut layak digunakan untuk menilai
26
3. Lembar Observasi Pelaksanaan Aktivitas Siswa
Lembar observasi pelaksanaan aktivitas siswa digunakan observer
untuk menilai aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran yang
disampaikan oleh peneliti. Pedoman observasi pelaksanaan aktivitas siswa
[image:47.595.101.512.190.595.2]adalah sebagai berikut.
Tabel 3.4 Pedoman Observasi Pelaksanaan Aktivitas Siswa
Aspek Hal yang diamati
1.Disiplin 1. Tidak mengganggu teman ketika sedang belajar.
2. Menjaga benda-benda yang dipakai untuk belajar.
3. Mengembalikan benda-benda yang digunakan untuk belajar ketempat semula.
2.Kebebasan 1. Menggunakan seluruh ruangan kelas untuk belajar.
2. Tidak memiliki rasa takut untuk mencoba kembali hal yang belum dipahami.
3. Memiliki keleluasaan untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan yang diinginkan.
3.Mandiri 1. Memiliki inisiatif untuk memecahkan masalah sendiri.
2. Mampu menentukan keputusan setiap akan melakukan kegiatan.
3. Memiliki motivasi untuk melakukan perbaikan jika terjadi kesalahan.
Hasil validasi lembar observasi pelaksanaan aktivitas siswa
menunjukkan nilai 3,8 (Lampiran 3). Dari hasil tersebut maka lembar
instrumen tersebut sudah layak digunakan untuk menilai pelaksanaan
27
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian ini berupa angka-angka yang kemudian dianalisis secara
deskripsi. Rumus yang digunakan sebagai berikut.
1. Rumus Soal Pretest Posttest
2. Rumus Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
3. Rumus Lembar Observasi Pelaksanaan Aktivitas Siswa
[image:48.595.98.496.210.653.2]
Kriteria hasil perhitungan lembar observasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kriteria Hasil Observasi
Skor Kriteria
3 – 2,5 Baik
2,4 – 2 Cukup
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan. Berikut
uraian dari hasil penelitian dan pembahasan.
A. Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Penelitian
a. Pertemuan I
Peneliti memulai pertemuan pertama penelitian dengan
memperkenalkan diri terlebih dahulu dengan menyampaikan maksud
dan tujuan mengapa mengisi kelas tersebut. Mengawali pembelajaran
peneliti ingin menggali ketertarikan siswa tentang pelajaran
matematika terutama penjumlahan dan pengurangan.
Pertama peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa tentang
ketertarikannya pada pelajaran matematika. Hampir semua siswa
mengangkat tangannya tanda mereka menyukai pelajaran matematika,
tetapi ada 3 siswa yang tidak mengangkat tangannya. Ketika ditanya
kenapa tidak suka pelajaran matematika mereka menjawab karena
susah. Namun ketika peneliti mengajukan pertanyaan lagi mengenai
kemampuan siswa mengerjakan penjumlahan pengurangan, semua
29
Untuk mengujinya peneliti memberikan dua contoh soal
penjumlahan dan pengurangan untuk dikerjakan siswa di depan kelas
kemudian dibahas bersama-sama. Mengakhiri pertemuan, peneliti
memberikan soal pretest kepada siswa untuk dikerjakan (Lampiran 9).
b. Pertemuan II
Pertemuan kedua penelitian, peneliti memulai dengan
mengajarkan siswa tentang materi penjumlahan. Kondisi kelas dibuat
para siswa duduk di bawah menggunakan karpet dan peneliti berada di
depan. Kondisi ini dimaksudkan agar semua siswa dapat melihat
peneliti dan mempunyai posisi yang nyaman ketika belajar.
Peneliti pertama-pertama mengenalkan alat peraga Montessori
yang digunakan yaitu bagaimana meletakkan alat tersebut sehingga
mudah untuk digunakan. Setelah itu peneliti mengenalkan satuan
puluhan ratusan masing-masing dengan warnanya. Kemudian peneliti
menunjukkan lambang hitung penjumlahan dan pengurangan dan
dimana meletakkannya. Sebelum memberikan contoh soal
penjumlahan peneliti meminta siswa mengulangi terlebih dahulu
penjelasan dari peneliti.
Setelah itu peneliti mulai memberikan contoh pengerjaan
penjumlahan dengan menggunakan alat peraga tersebut. Peneliti
memberi contoh dalam menggunakan alat peraga tersebut dengan
langkah-30
langkah yang harus dilakukan. Setelah itu peneliti memberikan
kesempatan dua siswa untuk mencoba menggunakan alat peraga
Montessori tersebut untuk menyelesaikan soal penjumlahan.
Setelah itu peneliti membagi siswa menjadi empat kelompok
dengan cara berhitung. Peneliti menggunakan cara berhitung juga
untuk mengingatkan siswa untuk membilang angka. Kemudian siswa
menyebutkan angka yang sama bergabung menjadi satu kelompok dan
membentuk sebuah lingkaran. Peneliti meminta setiap kelompok
mengambil alat peraga Montessori tersebut dan meletakkannya di
kelompok. Kemudian peneliti mempersilahkan siswa untuk mencoba
menyelesaikan soal yang ada dalam kartu soal dengan memilih secara
bebas.
Ketika siswa mulai mencoba-coba sendiri, peneliti mulai
berkeliling untuk mendampingi kelompok yang masih kesulitan dalam
menyelesaikan penjumlahan. Permasalahan ditemui pada beberapa
siswa yang belum paham bagaimana menyelesaikan penjumlahan
dengan teknik menyimpan. Peneliti kemudian mencoba mengingatkan
siswa kembali apa arti dari puluhan. Setelah mencoba-coba kembali
siswa dapat mengerti cara melakukan penyimpanan. Permasalahan
muncul ketika siswa menggunakan alat peraga karena ada beberapa
siswa yang kemudian menjadi tidak mendapat giliran untuk
menggunakan alat peraga tersebut. Mengatasi masalah tersebut
31
dengan setiap langkah dilakukan oleh seorang siswa dan dilakukan
secara bergilir sesuai putaran jam. Dengan menggunakan cara tersebut
semua siswa dapat merasakan menggunakan alat peraga tersebut dan
setiap siswa dalam kelompok dapat fokus dalam memperhatikan
langkah-langkah penggunaan alat peraga Montessori tersebut.
Siswa mencoba-coba sendiri sampai waktu belajar selesai. Tidak
lupa siswa diberikan tanggungjawab untuk mengembalikan alat-alat
yang mereka gunakan untuk belajar dengan benar dan rapi.
c. Pertemuan III
Pertemuan ketiga penelitian sudah mulai ada siswa yang
meminta untuk tidak melakukan pelajaran matematika lagi, namun
ketika peneliti memberitahu bahwa akan belajar pengurangan para
siswa menjadi bersemangat kembali. Peneliti membuat kondisi kelas
menjadi seperti hari kedua penelitian dan membagi kelompok lagi.
Untuk mengingatkan kembali tentang penjumlahan peneliti
memberikan kesempatan siswa untuk mencoba-coba kembali
menggunakan alat peraga Montessori. Setelah itu peneliti meminta
siswa untuk duduk tidak secara berkelompok dan memberikan 5 soal
penjumlahan yang dikerjakan setiap siswa sendiri tanpa menggunakan
alat peraga Montessori.
Selesai mengerjakan soal peneliti berada di depan siswa
32
kehidupan sehari-hari. Dari pengantar tersebut siswa paham bahwa
pengurangan adalah bisa berarti hilang, diberikan. Setelah itu peneliti
mulai memberikan contoh menyelesaikan pengurangan dengan
menggunakan alat peraga Montessori. Demonstrasi pengurangan lebih
memakan waktu yang lama karena bagian mengurangi para siswa
tidak bisa langsung paham. Akhirnya untuk menguji sampai mana
siswa paham menyelesaikan pengurangan dengan menggunakan alat
peraga, peneliti meminta dua siswa untuk menyelesaikan soal
pengurangan dengan menggunakan alat peraga. Setelah itu
pembelajaran selesai.
d. Pertemuan IV
Pertemuan keempat penelitian dilaksanakan sama seperti
pertemuan-pertemuan sebelumnya yaitu dengan membagi kelas
menjadi empat kelompok. Setelah itu peneliti memberikan
kesempatan siswa untuk mengingat kembali cara menyelesaikan soal
pengurangan dengan menggunakan alat peraga Montessori. Setelah
tidak ada lagi kesulitan pada setiap siswa, siswa merapikan alat peraga
Montessori tersebut dan duduk tidak dalam kelompok lagi.
Kemudian peneliti memberikan 5 soal pengurangan yang harus
dikerjakan siswa secara mandiri tanpa menggunakan alat peraga
33 e. Pertemuan V
Pertemuan terakhir penelitian siswa diberikan kesempatan lagi
untuk mencoba menggunakan alat peraga Montessori untuk
menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan. Setelah para siswa
cukup menggunakan alat peraga, mereka merapikan alat peraga
tersebut dan duduk di tempat masing-masing.
Peneliti pun memberikan soal posttest kepada para siswa untuk
melihat perubahan yang terjadi sebelum menggunakan alat peraga
Montessori dan setelah menggunakannya (Lampiran 10). Setelah
semua siswa selesai pelajaran ditutup.
2. Penilaian Keterlaksanaan Penelitian
a. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Selama peneliti melakukan penelitian, peneliti dinilai oleh
observer dengan menggunakan lembar observasi pelaksanaan
pembelajaran yang menilai bagaimana peneliti melaksanakan
pembelajaran di kelas (Lampiran 11). Hasil rekapan nilai observasi
34
Tabel 4.1 Nilai Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan Nilai
I 2,7
II 2,8
III 2,8
IV 2,8
V 2,9
Rata-Rata 2,8
Tabel tersebut menunjukkan rata-rata nilai pelaksanaan
pembelajaran menunjukkan angka 2,8 dari nilai maksimal 3. Hal
tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran sudah
menunjukkan kriteria baik dengan menampakkan aspek-aspek yang
diharapkan namun belum terlalu optimal.
b. Hasil Observasi Pelaksanaan Aktivitas Siswa
Selain penilaian bagi peneliti, penilaian juga dilakukan bagi
siswa. Penilaian dilakukan oleh 4 observer yang mengamati aktivitas
siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas (Lampiran 12). Hasil
observasi pelaksanaan aktivitas siswa adalah sebagai berikut.
Tabel 4.2 Nilai Observasi Pelaksanaan Aktivitas Siswa
Pertemuan Nilai I Nilai II Nilai III Nilai IV Rata-Rata
I 2,3 2,7 2,2 2,0 2,3
II 2,5 2,8 2,2 2,1 2,4
III 2,5 2,9 2,4 2,2 2,5
IV 2,7 2,9 2,5 2,2 2,6
V 2,8 3 2,7 2,3 2,7
[image:55.595.100.513.143.760.2]35
Tabel nilai rata-rata pelaksanaan aktivitas siswa selama
mengikuti pembelajaran tersebut menunjukkan nilai rata-rata 2,5 dari
nilai maksimal 3. Hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa
sudah menampakkan aspek-aspek yang diharapkan namun belum
optimal.
c. Hasil Pretest Posttest
Pada awal dan akhir penelitian, peneliti melakukan pretest
dan posttest pada objek penelitian. Hasil rekapan nilai pretest dan
[image:56.595.101.507.188.775.2]posttest adalah sebagai berikut
Tabel 4.3 Nilai Pretest dan Posttest
No Nama Nilai Perubahan
Pretest Posttest
1 A N D 5 7,5 + 2,5
2 A M T 9,5 8,5 - 1
3 B A L P 4 6,5 + 2,5
4 B P R 8 5 - 3
5 B H N 4 8 + 4
6 B K A 8 7,5 - 0,5
7 E N P M 4,5 5,5 + 1
8 E A C P 8 8 0
9 F B D P 9,5 8 - 0,5
10 F T P 8 8,5 + 0,5
11 G S - 8 -
12 G P P 8,5 8 - 0,5
13 J A P 6,5 5,5 - 1
14 J G H M - - -
15 K N 6,5 7 + 0,5
16 L A D 7,5 9,5 + 2
17 M P O 6,5 9 + 2,5
18 M A D P 7,5 7 - 0,5
19 M L R S - 8,5 -
20 N C A 2 4,5 + 2,5
36
22 S W W 5,5 7 + 1,5
23 V D K W 7 - -
24 V M S 6 - -
25 V N C S 3,5 6 + 2,5
Rata-rata 6,5 7,1 + 0,6
Tabel tersebut menunjukkan nilai rata-rata pretest yang
semula 6,5 menjadi 7,1 ketika dilakukan posttest. Hal tersebut
menunjukkan bahwa terjadi perubahan nilai 0,6 yang berarti hasil
implementasi media pegs for the algebraic peg board pada materi
penjumlahan dan pengurangan kelas 1 memberikan hasil yang
baik.
B. Pembahasan
1. Hasil Implementasi
Hasil implementasi media pegs for the algebraic peg board pada
materi penjumlahan dan pengurangan dapat dilihat dari tabel-tabel hasil
penelitian. Tabel 4.1 menunjukkan penilaian yang sama terjadi pada
pertemuan kedua, ketiga, dan keempat. Hal ini disebabkan karena pada
pertemuan ketiga dan keempat diberikan materi pengurangan. Materi
pengurangan menjadi materi yang harus diberikan peneliti secara
berulang-ulang karena siswa memerlukan waktu yang lama untuk lebih
memahaminya. Secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran
memperoleh nilai rata-rata 2,8 dari skor maksimal 3. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh
[image:57.595.97.512.107.700.2]37
Tabel 4.2 tentang pelaksanaan aktivitas siswa menunjukkan nilai
rata-rata 2,5 dari nilai maksimal 3. Hal tersebut menunjukkan bahwa
siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Sikap disiplin siswa dalam
pembelajaran telah nampak dari hari ke hari selama penelitian ini
berlangsung. Siswa menggunakan setiap benda yang digunakan untuk
belajar dengan semestinya walaupun harus diingatkan terlebih dahulu,
mengembalikannya ketempat semula setelah selesai dan semakin sedikit
siswa yang mengganggu temannya ketika belajar karena perhatian
mereka tertuju untuk belajar dengan media yang telah disiapkan. Siswa
juga menunjukkan adanya kebebasan yang diberikan kepada mereka
selama mengikuti pembelajaran. Siswa bisa dengan bebas mengerjakan
pekerjaan mereka di mana pun mereka mau dan dengan posisi yang
mereka mau tetapi tetap tidak dengan mengganggu aktivitas teman yang
lain. Pekerjaan yang akan mereka kerjakan pun sesuai dengan yang ingin
mereka kerjakan terlebih dahulu. Selama belajar siswa juga menunjukkan
sikap mandirinya dengan selalu memiliki motivasi untuk melakukan
perbaikan jika terjadi kesalahan dalam siswa tersebut mengerjakan
pekerjaannya meskipun beberapa kali masih meminta penjelasan dari
guru. Semua sikap tersebut sekaligus juga menunjukkan bahwa peneliti
telah melakukan pembelajaran yang mengandung kemampuan khusus
[image:58.595.100.515.253.634.2]38 2. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa menggunakan media pegs for the algebraic peg
board pada materi penjumlahan dan pengurangan dapat dilihat dari
tabel-tabel hasil penelitian. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 25 siswa kelas
IB yang mengikuti pretest dan posttest ada 20 anak. Nilai tertinggi dalam
pretest dan posttest tidak mengalami perubahan yaitu tetap sama dengan
nilai 9,5. Nilai tersebut menunjukkan hasil yang baik meskipun tidak
mengalami perubahan.
Hasil pretest dan posttest juga menunjukkan bahwa terdapat 11
siswa yang mengalami peningkatan nilai yang berarti siswa mengalami
pemahaman yang lebih setelah dilakukannya penelitian. Namun ada 8
anak yang mengalami penurunan nilai. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor. Siswa yang mengalami penurunan disebabkan karena kurang bisa
bersosialisasi dengan temannya ketika berkelompok. Faktor yang lain
adalah konsentrasi. Siswa yang mengalami penurunan memiliki tingkat
konsentrasi yang kurang sehingga mereka tidak bisa mengikuti
pembelajaran dengan baik. Selain terjadi peningkatan dan penurunan,
terdapat 1 anak yang tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan.
Perubahan nilai naik dan turun juga dapat dilihat dari tabel
tersebut. Siswa B H N mengalami kenaikan nilai yang paling banyak
yaitu 4 poin. Sedangkan siswa R A D mengalami penurunan nilai yang
[image:59.595.98.513.267.585.2]39
Keseluruhan rata-rata nilai akhir dari pretest dan posttest
mengalami perubahan dari 6,5 menjadi 7,1. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa impementasi media pegs for the algebraic peg board
memberikan hasil yang baik dalam materi penjumlahan dan pengurangan
40
BAB V
PENUTUP
Pada bab V ini diuraikan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.
Berikut uraian penutup.
A. Kesimpulan
1. Hasil implementasi penggunaan media Montessori pegs for the algebraic
peg board dalam materi penjumlahan dan pengurangan di kelas 1 SD
Kanisius Ganjuran memberikan hasil yang baik dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan nilai rata-rata 2,8 dari nilai maksimal 3. Selain dari
pelaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa juga memberikan hasil yang
baik dengan nilai rata-rata 2,5 dari nilai maksimal 3.Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa alat peraga Montessori yang merupakan
alat peraga yang digunakan secara individual dapat digunakan secara
klasikal.
2. Hasil belajar pada implementasi media pegs for the algebraic peg board
memberikan hasil yang baik dengan terjadi perubahan rata-rata nilai dari
41
B. Keterbasan Penelitian
1. Waktu yang disediakan peneliti untuk penggunaan alat peraga masih
terbatas.
2. Posisi peneliti dalam mengajar belum strategis sehingga masih ada
beberapa siswa yang tidak melihat ketika peneliti memberikan contoh
penggunaan alat peraga.
3. Ruangan kelas kurang luas sehingga tempat belajar menjadi terbatas ketika
meja dan kursi dipindah tempat.
C. Saran
Berdasarkan hasil implementasi media pegs for the algebraic peg board
dalam materi penjumlahan dan pengurangan kelas I SD Kanisius Ganjuran,
maka peneliti memberikan saran sebagai berikut.
1. Bagi peneliti lain
Peneliti lain dapat memberikan waktu yang lebih banyak untuk
menjelaskan penggunaan alat peraga agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan lebih baik.
2. Bagi guru
Guru dapat menata ruangan kelas sehingga seluruh siswa dapat melihat
penggunaan media pembelajaran dengan baik.
3. Bagi sekolah
Sekolah dapat meningkatkan sarana dan prasarana untuk mendukung
42
DAFTAR REFERENSI
Auliya, M. Fajar. 2009. Jarimagic: Penambahan dan Pengurangan. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Fechera, Boy, dkk. 2012. Desain dan Implementasi Media Video Prinsip-Prinsip
Alat Ukur Listrik dan Elektonika. Diakses di http://jurnal.epi.edu. Pada 5
Agustus 2015.
Magini, Agustina Prasetyo. 2013. Sejarah Pendekatan Montessori. Yogyakarta:
Kanisius.
Montessori, Maria. 2013. Metode Montessori. Panduan Wajib untuk Guru dan
Orangtua Didik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Nurseto, Tejo. 2011. Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Diakses di http://staff.uny.ac.id. Pada 5 Agustus 2015.
Permatasari, Rina. 2012. Peningkatan Kemampuan Perkalian Bilangan Cacah
Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah (Penelitian Tindakan Pada Siswa Kelas Siswa Kelas IV SDN Guntur 04 Pagi Setiabudi Jakarta Selatan). Diakses di http://journal.ppsunj.org. Pada 5 Agustus 2015.
Prabowo, Anggit dan Uki Rahmawati. 2013. Kamus Pintar Matematika. Jakarta: Pustaka Makmur.
Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Rosivia. 2014.