1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Menurut peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 22 tahun 2006, pembelajaran pada kelas I s.d III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV s.d VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.pada kurikulum 2013 pembelajaran tematik akan diperlakukan mulai kelas I s.d VI. Pembelajaran tematik adalah suatu proses pembelajaran yang didasarkan pada suatu tema yang dipilih, sedangkan tema ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Pembelajaran tematik memberikan kesempatan yang luas terhadap siswa agar dapat mengembangkan pengetahuan dengan menjawab sendiri dan memuaskan rasa keingintahuan dengan mencarinya sendiri didunia sekitar mereka. Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe atau jenis dari model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu menggunakan tema untuk mengkaitkan beberapa mata pelajaran.
Sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Depdiknas, 2006).
Pembelajaran tematik memuat berbagai macam materi pelajaran, salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Adapun materi yang dipelajari dalam Ilmu pengetahuan alam atau IPA yaitu meliputi alam semesta, mahluk hidup, benda-benda yang ada di permukaan bumi di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak diamati dengan indera. Oleh karena itu IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik mahluk hidup maupun benda mati yang diamati.
Dari segi istilah yang dimaksud IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam berarti
“Ilmu” tentang “pengetahuan Alam”. “ilmu” artinya suatu pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang artinya yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional maksudnya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat. Sedangkan objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataanya, atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indra. Pengetahuan alam sudah jelas artinya adalah pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya. Adapun “pengetahuan” itu sendiri artinya
segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya.
IPA materi sumber energi alternatif di kelas IV SD, mengenai pengaruh dan akibat kegiatan manusia terhadap keseimbangan lingkungan.
Pada materi tersebut memperlihatkan bagaimana aktivitas manusia dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem dan dampaknya bagi lingkungan dan manusia sangat besar. Pada pembelajaran IPA kelas IV mengajarkan peserta didik tentang sumber energi alternatif. sumber energi alternatif adalah energi yang dapat yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar konvensional. Penggunaan energi alternatif untuk mengurangi penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat emisi karbondioksida yang tinggi. Dengan belajar materi sumber energi alternative, peserta didik bisa mengetahui sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif dan usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup.
Mata pelajaran IPA pada Kelas IV SD, mengenai pengaruh dan akibat kegiatan manusia terhadap keseimbangan lingkungan. Pada materi tersebut memperlihatkan bagaimana aktivitas manusia dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem dan dampaknya bagi lingkungan dan manusia sangat besar. Pada materi sumber energi alternatif di kelas IV SD, Sumber energi alternatif adalah energi yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar konvensional. Penggunaan energi untuk mengurangi penggunaan bahan bakar konvensional. Penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat emisi karbondioksida yang tinggi. Dengan belajar materi sumber energi alternatif, peserta didik bisa mengetahui sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif dan usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup.
Hasil obsevasi pada tanggal 3 Mei 2021 terkait dengan kendala- kendalaa siswa yang tidak tuntas KKM dipengaruhi oleh antara lain, (1)
masih ada guru yang belum bisa menjadi model yang mampu membuat pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (2) Banyaknya peserta didik yang kurang memperhatikan pelajaran IPA ketika guru menerangkan pelajaran IPA sehingga peserta didik tidak mengerti apa yang diterangkan guru. (3) Dalam proses pelajaran IPA banyak guru menggunakan Model ceramah klasik sehingga proses belajar tersebut menjadi kurang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Berdasarkan keterangan nilai KKM hasil belajar IPA pada kelas IV SDN Tulusrejo 2 Kota Malang dari 28 peserta didik, 19 peserta sudah mencapai nilai KKM 75 sedangkan 9 peserta didik belum mencapai KKM 75. Oleh karena itu perlu tindakan dalam pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Pada saat ini banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar IPA. Materi yang cukup detail dan rumit membuat siswa kurang dalam memahami isi materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini berarti perlu adanya upaya-upaya dalam mengatasi kesulitan belajar IPA tersebut.
Upaya-upaya tersebut telah banyak dilakukan, seperti memperhatikan penyebab kesulitan belajar tersebut, baik yang bersumber dari dalam peserta didik sendiri, seperti kurangnya minat peserta didik pada pembelajaran IPA. Keadaan ini menuntut guru untuk melakukan pembelajaran dengan cara yang tepat dan efektif. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Proses belajar berlangsung dengan adanya interaksi timbal balik antara guru dan peserta didik.
Jika penerapan model pembelajaran dalam mata pelajaran IPA hanya menganut metode pembelajaran konvesional, yaitu proses pembelajaran yang berpusat pada guru dan selama itu pada kemampuan peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran dan kemandirian
dalam belajar tidak akan tampak misalnya hanya menggunakan metode ceramah sebagai metode utama, maka proses belajar akan terasa membosankan bagi peserta didik karena monoton. Sehingga perlu adanya strategi pengajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik supaya dalam proses belajar mengajar peserta didik tidak pasif.
Tanpa motivasi belajar yang tinggi, proses pembelajaran dengan menggunakan teknik project based learning, problem based learning, dan discovery learning hanya akan berfungsi secara teori dan praktik merupakan bagian dari aktivitas penindasan. Hal ini di tambah dengan rendahnya kualitas guru dalam menerapkan proses pembelajaran berbasis ilmiah.
Berdasarkan kendala-kendala diatas maka dibutuhkan solusi untuk mengatasi hal tersebut. Salah satunya solusinya adalah guru dituntut menggunakan model yang dapat merangsang siswa untuk berfikir kritis dan realistis. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), yang memiliki tiga tahap didalamnya (1) Tahap pertama Think (berfikir), siswa diberikan kesempatan untuk berfikir tentang suatu hal secara mandiri. (2) Tahap kedua Pair (berpasangan), siswa secara berpasangan diminta untuk mendiskusikan apa yang dipikirkan sebelumnya. (3) Tahap ketiga Share (berbagi), siswa secara berpasangan membagi hasil berkerja samanya kepada teman-temannya. Penggunaan model pembelajaran Think Pair Share, dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir, belajar, menambah pengetahuan dan pengalaman berdiskusi dengan cara mengemukakan pendapat, mempertahankan pendapat sendiri, menghargai pendapat orang lain serta mempresentasikan hasil diskusi untuk meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perlu adanya suatu tindakan penelitian pendidikan. Dalam hal ini maka diangkat satu topik sesuai dengan kondisi yang dihadapi saat ini, yaitu keterangan diatas, peneliti ingin mengetahui lebih mendalam tentang "Peningkatan hasil
belajar muatan IPA materi sumber energi alternatif dengan Model Think Pair Share pada kelas IV SDN Tulusrejo 2 Kota Malang".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan yang akan di bahas sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPA Materi Sumber energi alternatif melalui Model Think pair share pada Kelas IV SDN Tulusrejo 2 Kota Malang?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPA Materi Sumber energi alternatif melalui Model Think pair share pada Kelas IV SDN Tulusrejo 2 Kota Malang.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian tentang “Peningkatan Hasil Belajar IPA materi sumber energi alternatif melalui Model Think Pair Share pada Kelas IV SDN Tulusrejo 2 Kota malang” diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa: Proses belajar mengajar IPA pada Kelas IV SDN Tulusrejo 2 Kota Malang menjadi lebih menarik serta hasil belajar menjadi meningkat.
2. Bagi guru: Memberikan motivasi yang lebih besar pada pendidik dan peserta didik untuk menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat di gunakan sebagai cara yang baik dalam mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan pembelajaran IPA.
3. Bagi sekolah: Meningkatkan mutu sekolah melalui seminar dalam rangka peningkatan minat belajar pada mata pelajaran IPA.
4. Bagi peneliti: Menyampaikan informasi tentang Model Think Pair Share pada mata pelajaran IPA.
E. Batasan Penelitian
Masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi dengan jelas sehingga dapat mengarahkan perhatian secara seksama pada masalah tersebut. agar dapat dikaji dan dijawab secara mendalam, maka dalam penelitian membatasi masalah pada: rendahnya hasil belajar pada kelas IV SDN Tulusrejo 2 Kota Malang.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka akan diterapkan Model Think pair share (TPS) yang dapat dikatakan sebagai alat pilihan untuk memabntu meningkatkan hasil belajar IPA.
F. Definisi Operasional 1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu gambaran yang menjelaskan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran dalam bentuk aspek pengetahuan, keterampilan. Tingkat pencapaian maksimal, dapat tercapai apabila seorang pendidik menguasai model dalam mengajar yang efektif dan efisien sesuai dengan kriteria peserta didik.
2. Pembelajaran IPA
Pengetahuan alam adalah pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya. Adapun “pengetahuan” itu sendiri artinya segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Pembelajaran IPA pada kelas IV SD, mengajarkan peserta didik tentang sumber energi alternatif. sumber energi alternatif adalah energi yang dapat yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar konvensional. Penggunaan energi alternatif untuk mengurangi penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat emisi karbondioksida yang tinggi. Dengan belajar materi sumber energi alternatif, peserta didik bisa
mengetahui sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif dan usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup.
3. Model Think pair share
Model pembelajaran ini dapat melatih beberapa karakter untuk dapat meningkatkan hasil belajar. Pada tahap think dan pair karakter jujur dan tanggung jawab dapat memunculkan melalui kejujuran siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan. Pada tahap share karakter yang muncul adalah tanggung jawab atas hasil diskusi yang dilakukan dengan teman pasangannya. Sedangkan karakter disiplin bisa dilihat pada saat ketepatan waktu dalam masuk kelas dan tepat waktu pengumpulan tugas.