• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS LINE ITEM BUDGETING PADA BIAYA TENAGA KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PADA PDAM KABUPATEN GOWA SRI WAHYUNENGSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS LINE ITEM BUDGETING PADA BIAYA TENAGA KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PADA PDAM KABUPATEN GOWA SRI WAHYUNENGSI"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS LINE ITEM BUDGETING PADA BIAYA TENAGA KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PADA PDAM

KABUPATEN GOWA

SRI WAHYUNENGSI 105730380912

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2016

(2)

SKRIPSI

ANALISIS LINE ITEM BUDGETING PADA BIAYA TENAGA KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PADA PDAM

KABUPATEN GOWA

SRI WAHYUNENGSI 105730380912

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2016

(3)
(4)
(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain. Dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8)

Tak ada satupun di dunia ini yang tidak mungkin bila disertai keyakinan, sebagian akan menjadi mungkin terjadi jika berfikir mungkin. Berdo’alah dan

percaya.

Kemajuan diperoleh bukan dari keberhasilan, Melainkan dari kegagalan demi kegagalan.

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu.

(Q.S Al-Baqarah: 216)

Buah karya ini kupersembahkan untuk:

• Bapak dan Ibu tercinta

• Keluarga besar

• Sahabat-sahabatku

• Almamaterku

(6)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘Alamin, dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisa Line Item Budgeting Pada Biaya Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Pada PDAM Kabupaten Gowa” tepat pada waktunya. Shalawat

serta Salam semoga tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabat beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan ilmu pengetahuan yang benar.

Tak lupa dengan kedua Orang Tua saya Ayahanda Mustiyo dan Ibunda Mastan, yang tak henti-hentinya memberikan motivasi, spirit perjuangan hidup serta curahan kasih sayang yang diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa muatan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, baik penyusunan, penulisan maupun isinya. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang penulis miliki. Penulisan menyadari bahwa keberhasilan yang diperoleh tidak serta merta hadir tanpa adanya bantuan, partisipasi, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M,Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

(7)

vi

2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung. SE,.M.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ismail Badollahi, SE., M.Si.Ak.CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Dr. Hj. Euis Eka Pramiarsih sebagai pembimbing I dan Bapak Samsul Rizal, SE., MM sebagai pembimbing II yang penuh dengan kesabaran telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk memberikan bimbingan mulai dari penyusunan proposal hingga penyelesaian skripsi ini.

5. Semua dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, khususnya Dosen jurusan akuntansi yang telah mentransferkan ilmu pengetahuannya.

6. Keluarga tercinta penulis terutama saudara-saudara kesayanganku Kakakku Sihit Andy Santoso, SE dan Adikku Tommy Sugiarto terima kasih atas semangat dan pengertiannya.

7. Kepala Kantor BKPMD UPT-P2T yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Kepala Kantor KESBANG Kabupaten Gowa.

9. Para karyawan-karyawati PDAM Kabupaten Gowa yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data.

10. Teristimewa kepada sahabat-sahabatku Risnawati (Koro), Eva Alfiunita (Aji), Kurnia dan Suriati (Kecebong) yang menemani penulis berjuang selama 8 semester di kelas Ak-7 2012 Universitas Muhammadiyah Makassar dan telah memberikan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

(8)

vii

11. Terimakasih juga rekan-rekan seperjuanganku yang tidak bisa penulis sebut satu persatu (angkatan-2012) Fakultas Ekonomi dan Bisnis terkhusus Jurusan Akuntansi di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 26 Mei 2016 Penulis

(9)

viii ABSTRAK

Sri Wahyunengsi. 105730380912. Analisis Line Item Budgeting Pada Biaya Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Pada PDAM Gowa. Dibimbing oleh Hj. Euis Eka Pramiarsih dan Samsul Rizal.

Line Item Budgeting merupakan penyusunan anggaran yang didasarkan pada dan darimana dana berasal (pos-pos penerimaan) dan untuk apa dana tersebut digunakan (pos-pos pengeluaran). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Line Item Budgeting pada biaya tenaga kerja dan pengaruhnya terhadap tingkat pendapatan pada PDAM Kabupaten Gowa untuk kemudian diambil kesimpulan.

Objek penelitian dari skripsi ini adalah PDAM Kabupaten Gowa. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa tanpa menggunakan metode varians efisiensi upah dan varians tarif upah tidak mempengaruhi tingkat pendapatan tiap tahunnya oleh biaya tenaga kerja. Tanpa menggunakan metode varians efisiensi upah pada biaya tenaga kerja kita tidak dapat membandingkan antara pendapatan setiap tahunnya hal ini dikarenakan tidak adanya pengaruh yang signifikan pada saat melakukan perbandingan. Ini ditunjukkan pada hasil penelitian pada perusahaan PDAM Kabupaten Gowa.

Kata Kunci: Line Item Budgeting, Biaya Tenaga Kerja, Pendapatan

(10)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

LEMBAR PERSETUJUAN ...ii

LEMBAR PENGESAHAN ...iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...v

ABSTRAK ...vi

KATA PENGANTAR ...vii

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR GAMBAR ...xiii

DAFTAR TABEL ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ...4

1. Tujuan Penelitian ...4

2. Manfaat Penelitian ...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...6

A. Pengertian Anggaran ...6

B. Fungsi dan Manfaat Anggaran ...8

C. Jenis Anggaran ...10

D. Model Penganggaran ...13

(11)

vii

E. Pengertian Line Item Budgeting ...15

F. Pengertian dan Klasifikasi Biaya ...16

G. Pengertian Tenaga Kerja ...22

H. Pengrtian Biaya Tenaga Kerja ...25

I. Pengertian Pendapatan ...30

J. Kerangka Pikir ...35

K. Hipotesis ...36

BAB III METODE PENELITIAN ...37

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...37

B. Metode Pengumpulan Data ...37

C. Jenis dan Sumber Data ...38

D. Definisi Oprasional ...38

E. Metode Analisi Data ...39

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...41

A. Sejarah Singkat PDAM Kabupaten Gowa ...41

1. Pendirian Perusahaan ...44

2. Tujuan Dan Fungsi Perusahaan ...44

B. Visi dan Misi PDAM Kabupaten Gowa ...45

1. Visi PDAM Kabupaten Gowa ...45

2. Misi PDAM Kabupaten Gowa ...45

C. Struktur Organisasi ...46

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...50

A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan ...50

(12)

vii

B. Hubungan Antara Anggaran Dengan Pendapatan ...51

C. Tingkat Pendapatan (Varians Efisiensi Upah dan Varians Tarif Upah Pada PDAM Kabupaten Gowa) ...55

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...59

A. Kesimpulan ...59

B. Saran ...63

DAFTAR PUSTAKA ...65

(13)

vii DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pikir ...36 4.1 Struktur Organisasi PDAM Kabupaten Gowa ...47

(14)

vii

DAFTAR TABEL

5.1 Pendapatan Usaha PDAM Kabupaten Gowa ...52

(15)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pendapatan Usaha PDAM Kabupaten Gowa 2. Surat Permohonan Izin Penelitian

3. Surat Rekomendasi Penelitian KesBang

4. Surat Rekomendasi Penelitian PDAM Kabupaten Gowa 5. Surat Izin Penelitian

6. Surat Keterangan Penelitian

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan berkembangnya dunia usaha mengakibatkan masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan semakin kompleks pula. Tantangan dihadapi oleh semua perusahaan tanpa terkecuali untuk itu diperlukan sistem manajemen yang baik untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akan timbul dan mampu untuk mengembangkan perusahaan. Perusahaan sebagai salah satu lembaga ekonomi pada umumnya didirikan untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Hal ini hanya dapat terwujud jika perusahaan dapat secara efektif dan efisien mengalokasikan sumber daya yang dimiliki dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan (planning), perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang. Hubungan pengganggaran dengan perencanaan perusahaan menunjukan fungsi manajemen yang terdiri atas planning, actuating, controlling. Dari ketiga fungsi manajemen tersebut mempunyai hubungan erat dengan pengganggaran adalah perencanaan.

Semakin berkembang dan majunya suatu perusahaan maka akan semakin kompleks aktivitas yang dijalankan. Aktivitas pada masing-masing bagian harus direncanakan secara cermat, salah satu bentuk rencana tersebut disusun dalam anggaran perusahaan.

(17)

(Business Budget) pada periode yang akan datang. Semakin kompleksnya masalah menyebabkan banyak kegiatan harus dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang cermat. Anggaran atau lengkapnya Business Budget adalah salah satu bentuk dari berbagai rencana yang mungkin disusun meskipun tidak setiap rencana dapat disebut anggaran.

Pada setiap perusahaan salah satu elemen biaya produksi yang cukup besar pengaruhnya dengan produk yaitu biaya tenaga kerja. Biaya tenaga kerja lebih besar dari pada gabungan semua biaya, meskipun ini bukan merupakan suatu masalah, perencanaan efektif dan sistematis dari biaya tenaga kerja merupakan sesuatu yang penting karena akan menguntungkan perusahaan dan karyawan itu sendiri.

Biaya tenaga kerja mencakup semua pengeluaran untuk para karyawan yaitu eksekutif tingkat atas, manajemen personalia, staf tenaga kerja, penyelia, dan tenaga kerja terdidik dan tidak terdidik. Secara umum tenaga kerja diklasifikasikan sebagai langsung dan tidak langsung. Pengelompokan tersebut dikaitkan dengan penyusunan anggaran pada masing-masing biaya tersebut dan bagaimana sifat biayanya. Biaya tenaga kerja langsung mencakup biaya tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses produksi dan biaya tersebut mudah dihubungkan dengan output, sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung tidak mudah dihubungkan dengan outputnya.

Anggaran tenaga kerja langsung mencakup kebutuhan atas tenaga kerja langsung yang direncanakan untuk memproduksi berbagai jenis dan kuantitas keluaran yang direncanakan dalam anggaran produksi. Biayanya lebih disukai untuk

(18)

mempersiapkan anggaran terpisah untuk tenaga kerja langsung dan memasukkan tenaga kerja tidak langsung dalam anggaran overhead pabrik. Alasan untuk penggunaan anggaran tenaga kerja langsung yang terpisah adalah untuk menyediakan data perencanaan tentang jumlah tenaga kerja langsung yang dibutuhkan, banyaknya tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja untuk tiap unit produk, dan kebutuhan alur kas. Tujuan lain anggaran tenaga kerja langsung adalah untuk membentuk dasar bagi pengendalian tenaga kerja langsung.

Semua aspek diatas tidak hanya berlaku pada satu tingkatan saja, tetapi pada semua tingkat jabatan pada perusahaan. Sehingga jelaslah bahwa biaya tenaga kerja merupakan komponen yang cukup besar bagi harga pokok barang yang dihasilkan.

Kesalahan para pemimpin dalam hal tenaga kerja akan mengakibatkan pengaruh terhadap harga barang yang dihasilkan, sehingga berpengaruh pula terhadap posisi perusahaan dalam persaingan.

Seringkali orang yang bertanggung jawab atas program anggaran harus memberikan justifikasi atas kenaikan dari anggaran sebelumnya, jumlah anggaran yang sama dengan tahun sebelumnya biasanya dianggap sebagai hal yang perlu dengan tanpa pemeriksaan.

Sebagaimana Line Item Budgeting merupakan sistem penganggaran yang lama sehingga lebih dikenal dengan tradisional budgeting pada umumnya perusahaan menggunakan metode ini dalam penyusunan anggaran karena model ini relative mudah dan sederhana.

(19)

Anggaran hanyalah suatu alat bagaimanapun baiknya suatu anggaran, tidak akan berfungsi dengan baik apabila manusia yang menggunakan alat tersebut tidak dapat menggunakannya dengan baik.

Sehubungan dengan uraian diatas maka penulis mengangkat judul “Analisa Line Item Budgeting pada biaya tenaga kerja terhadap tingkat pendapatan pada PDAM Kabupaten Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang dikemukakan, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana penerapan Line Item Budgeting pada biaya tenaga kerja dan pengaruhnya terhadap tingkat pendapatan pada PDAM Gowa”.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian : 1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian tersebut adalah “untuk mengetahui penerapan Line Item Budgeting pada biaya tenaga kerja dan pengaruhnya terhadap tingkat pendapatan pada PDAM Gowa”.

2. Manfaat penelitian a. Bagi perusahaan :

Sebagai bahan masukan guna perbaikan atau sumbangan pemikiran kepada manajemen mengenai penerapan line item budgeting dalam penyusunan biaya tenaga kerja.

(20)

b. Bagi penulis :

Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa untuk mengetahui bentuk penyusunan anggaran dengan line item budgeting.

c. Bagi pembaca :

Sebagai informasi dalam rangka memperluas pengetahuan mengenai line item budgeting.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Anggaran

Anggaran berasal dari kata budget (Inggris), sebelumnya dari kata bougette (Perancis) yang berarti sebuah tas kecil. Menurut Indra Bastian (2006:191), berdasarkan The National Committee on Governmental Accounting (NCGA) yang saat ini telah menjadi Govermental Accounting Standards Board (GASB) definisi anggaran (budget) adalah rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu.

Mardiasmo (2009:61) mengemukakan definisi anggaran adalah pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran, sedangkan menurut Dedi Nordiawan dalam bukunya yang dikutip dari Freeman (2007:19) , anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya pada kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas (the process of allocating resources to unlimited demands)

Definisi menurut Blocher et al, (2007:446) definisi anggaran adalah sebagai berikut: Anggaran (budget) merupakan rencana operasi organisasi untuk suatu periode tertentu, anggaran mengidentifikasikan sumber daya dan komitmen yang

(22)

dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi selama periode tersebut. Anggaran meliputi aspek keuangan maupun nonkeuangan dari operasi yang direncanakan.

Anggaran untuk suatu periode merupakan pedoman untuk melakukan operasi untuk suatu periode (anggaran) tersebut. Proses pembuatan anggaran disebut dengan penganggaran (budgeting).

Secara historis pada permulaannya, budget dipandang sebagai suatu alat yang kaku, yang lebih banyak memiliki sifat-sifat yang memerlukan pembatasan pengeluaran. Pandangan ini berkembang menjadi pandangan yang baik dan yang lebih luas yaitu pandangan yang melihat budget sebagai salah satu proses bagaimana suatu perusahaan menggunakan sumber daya yang ada dalam perusahaan.

Menurut Hongren, 2000 dalam Catur Sasongko, 2010, anggaran adalah

“ekspresi kuantitatif dari rencana tindakan yang diusulkan oleh manajemen untuk jangka waktu mendatang adalah bantuan untuk koordinasi dan pelaksanaan rencana (Budget is the quantitative expression of a proposed plan of action by management for a future time period is an aid to the coordination and implementation of the plan)”.

Menurut M.Nafarin (2007:9) Anggaran sebagai suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah disahkan dan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya di nyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.

Menurut Hansen dan Mowen (2009:356) mengemukakan anggaran “sebagai rencana keuangan untuk masa depan, rencana tersebut mengidentifikasi tujuan dan

(23)

tindakan yang diperlukan untuk mencapainya”. Sebelum anggaran disiapkan, organisasi seharusnya mengembangkan suatu rencana strategis. Rencana strategis mengidentifikasi strategi-strategi untuk aktivitas dan operasi dimasa depan, umumnya mencakup setidaknya untuk lima tahun kedepan. Organisasi dapat menerjemahkan strategi umum kedalam tujuan jangka panjang dan jangka pendek.

B. Fungsi dan Manfaat Anggaran

Menurut M. Nafarin dalam Rahman (2011:16) anggaran mempunyai beberapa macam fungsi dan manfaat. Manfaat anggaran antara lain untuk :

1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.

2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai.

3. Dapat memotivasi pegawai.

4. Menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai.

5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.

6. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.

7. Alat pendidikan bagi para manajer.

Menurut Indra Bastian (2006:191) anggaran memiliki beberapa fungsi yang meliputi :

1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.

(24)

2. Anggaran merupakan cetak biru aktifitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang atau dengan kata lain pedoman bagi pemerintah dalam mengelola untuk satu periode di masa yang akan datang.

3. Anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja dan mekanisme kerja antar atasan dan bawahan.

4. Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja.

5. Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam pencapaian visi organisasi.

6. Anggaran merupakan instrumen politik.

7. Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal.

Menurut Nafarin (2007:28) mengemukakan terdapat tiga fungsi anggaran, sebagai berikut :

1. Fungsi Perencanaan

Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut pemikiran teliti dan memberikan gambaran yang lebih rinci dalam unit dan uang.

2. Fungsi Pelaksanaan

Anggaran sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, artinya sebelum pekerjaan dilaksanakan terlebih dahulu mendapat persetujuan yang berwenang (terutama dalam hal keuangan). Anggaran bertujuan agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan (laba).

(25)

3. Fungsi Pengawasan

Anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian (controlling).

Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan, dengan cara :

a. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran).

b. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu (atau bila terdapat penyimpangan yang merugikan).

C. Jenis Anggaran

Menurut M. Nafarin (2007:31) mengelompokkan anggaran sangatlah penting dalam menyusun anggaran, dengan mengelompokkan anggaran maka akan lebih mudah dalam menyusun jenis anggaran yang diinginkan sesuai dengan keperluan.

Anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa segi antara lain : 1. Segi Dasar Penyusunan

Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran Variabel (variable budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.

b. Anggaran tetap (fixed budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.

(26)

2. Segi Cara Penyusunan, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran Periodik (periodic budget) adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu. Pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode.

b. Anggaran kontinu (continuous budget) adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan atas anggaran yang pernah dibuat.

3. Segi Jangka Waktu, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran Jangka Pendek (short-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek, disebut juga dengan anggaran taktis.

b. Anggaran Jangka Panjang (long-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut dengan anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka panjang tidak mesti berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.

4. Dilihat dari segi bidangnya, anggaran terdiri atas anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut “anggaran induk” (master budget). Anggaran induk yang mengonsolidasikan rencana keseluruhan parusahaan untuk jangka pendek biasanya disusun atas dasar

(27)

tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulan dan anggaran triwulan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.

a. Anggaran Operasional (operational budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran laba rugi. Antara lain terdiri anggaran penjualan, anggaran biaya pabrik yang tediri (anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overhead pabrik), dan anggaran beban usaha.

b. Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Antara lain anggaran kas, anggaran piutang, anggaran persediaan, anggaran utang, dan anggaran neraca.

5. Menurut Kemampuan Menyusun, anggaran terdiri :

a. Anggaran komprehensif (comprehensive budget) adalah anggaran dari berbagai jenis anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.

b. Anggaran Parsial (partially budget) adalah anggaran yang disusun secara tidak lengkap atau anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja.

6. Menurut Segi Fungsinya, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran Tertentu (appropriation budget) adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain.

(28)

b. Anggaran kinerja (performance budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan), misalnya untuk menilai apakah biaya (beban) yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.

D. Model Penganggaran

Menurut Indra Bastian (2006:193) Sesuai perkembangan sistem social serta beberapa jenis sistem administrasi publik itu sendiri dan tuntutan masyarakat dalam konteks sistem social sera politik tertentu, sistem penganggaran dapat berkembang.

Dalam sejarah perkembangannya beberapa jenis sistem penggaran mulai dikenal. Berbagai sistem penggaran tersebut antara lain ‘Traditional Budgeting’ atau dikenal juga sistem ‘Line Item Budgeting’, ’Performance Budgeting’, ’Planning Programming Budgeting System’, kemudian muncul ‘Zero Based Budgeting’, dan Medium Term Budgeting Framework (MTBF). Dalam perkembangannya berbagai variasi dari ‘Performance Budgeting’ juga muncul seperti ‘Mission-Driven Budgeting’ dan ‘Entrepreneurial Budgeting’.

1. Line Item Budgeting

Line Item Budgeting adalah penyusunan anggaran yang didasarkan pada dan darimana dana berasal (pos-pos penerimaan) dan untuk apa dana tersebut digunakan (pos-pos pengeluaran) jenis anggaran dianggap paling tua dan memiliki kelemahan atau sering pula disebut ‘Traditional Budgeting’.

Walaupun tidak dapat disangkan ‘Line Item Budgeting’ sangat populer

(29)

penggunaannya karena dianggap mudah untuk dilaksanakan. Line Item Budgeting mempunyai sejumlah karakteristik penting, yaitu tujuan utamanya adalah untuk melakukan pengendalian keuangan, sangat berorientasi pada input organisasi, penetapannya melalui pendekatan incremental (kenaikan bertahap).

2. Incremental Budgeting

Incremental Budgeting adalah sistem anggaran belanja dan pendapatan yang memungkinkan revisi selama tahun berjalan, sekaligus sebagai dasar penentuan usulan anggaran periode tahun yang akan datang. Angka pada pos pengeluaran merupakan perubahan (kenaikan) dari angka periode sebelumnya.

Permasalahan yang harus dipecahkan bersama adalah metode kenaikan penurunan (incremental) dari angka anggaran tahun sebelumnya. Logika sistem pengganggaran ini adalah seluruh kegiatan yang dilaksanakan merupakan kelanjutan dari kegiatan tahun sebelumnya.

3. Planning Programming Budgeting System

Planning programming Budgeting system adalah proses perencanaan, pembuatan program penganggaran yang terkait dalam suatu sistem dalam kesatuan yang bulat dan tidak terpisah, yang didalamnnya terkandung indentifikasi tujuan organisasi serta permasalahan yang mungkin timbul. Proses pengorganisasian, pengkoordiasian, dan pengawasan terhadap semua kegiatan yang diperlukan, serta pertimbangan atas implikasi keputusan terhadap berbagai kegiatan dimasa yang akan datang.

(30)

4. Zero Based Budgeting

Lahirnya ZBB atau Zero Based Budgeting merupakan jawaban terhadap rasionalisasi proses pembuatan anggaran. Dalam sistem ZBB, muncul apa yang disebut sebagai unit keputusan (decision units), yang menghasilkan berbagai paket alternatif anggaran yang dibuat sebagai motivasi atas anggaran organisasi yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan terhadap fluktuasi jumlah anggaran.

5. Performance Budgeting

Performance Budgeting (anggaran yang berorientasi pada kinerja) adalah sistem penggaran yang berorientasi pada outputorganisasi dan berkaitan sangat erat dengan visi dan misi, serta rencana strategis organisasi. Performance budgeting mengalokasikan sumber daya keprogram bukan ke unit organisasi semata dan memakai pengukuran output sebagai indikator kinerja organisasi.

E. Pengertian Line Item Budgeting

Menurut Deddi Noordiawan (2006:27), Line Item Budgeting adalah biaya yang di anggarkan untuk suatu keperluan yang dibutuhkan sebagai baris terpisah dalam anggaran. Biaya perunit untuk masing-masing baris artikel dari setiap tender yang akan dimasukkan kedalam formuliar perbandingan.

Line item budgeting merupakan anggaran yang lebih berfokus pada biaya input (personil, operasional, dan lain-lain) berapa besarnya biaya sumber dana untuk program tertentu.

(31)

1. Keunggulan line item budgeting

a. Sederhana dan mudah dioperasikan karena tidak memerlukan analisis yang rumit.

b. Backward oriented dapat menjamin kepastian dibandingkan dengan forward oriented karena keadaan di masa depan sulit untuk diprediksi.

c. Lebih mudah dalam melakukan pengawasan.

2. Kelemahan line item budgeting

a. Hubungan yg tak rnemadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan rencana pembangunan jangka panjang.

b. Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tak pernah diteliti secara menyeluruh efektivitasnya.

c. Lebih berorientasi pada input daripada output.

F. Pengertian dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam menghasilkan suatu produk baik berupa barang maupun jasa adalah besarnya biaya yang dikorbankan. Oleh karena itu, sebelum menjalankan kegiatan operasi, diperlukan konsep biaya yang merupakan informasi bagi manajemen. Hal itu sangat penting dalam menghitung harga pokok produksi, mengadakan penganalisaan dalam hubungannya biaya dengan volume produksi yang diharapkan, serta merupakan informasi dalam estimasi laporan

(32)

laba/rugi dan juga memberikan informasi yang berguna bagi manajemen dalam menetapkan suatu kebijaksanaan.

Manajemen dalam menentukan setiap kebijaksanaan yang akan dilaksanakan, maka biaya harus dipertimbangkan dengan baik jika dihubungkan dengan masalah pendapatan yang hendak dicapai oleh perusahaan.

Perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi untuk menciptakan barang dan jasa diperlukan pengorbanan dari faktor-faktor produksi yang dikeluarkan untuk proses produksi untuk proses produksi dinamakan cost atau biaya.

Dalam hubungan analisis penetapan harga pokok penjualan, maka terlebih dahulu dikemukakan beberapa pengertian biaya yang merupakan basis dalam analisa selanjutnya.

Menurut Purba, dan radiks (2006:209), Tentative set of Broad Accounting Principles Enterprise, biaya dinyatakan sebagai harga penukaran atau pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh manfaat. Bila istilah biaya digunakan secara spesifik, istilah ini dilengkapi menunjukkan objek yang bersangkutan, misalnya biaya langsung, biaya konversi, biaya tetap, biaya variabel, biaya standar , biaya diffrensial, biaya kesempatan dan sebagainya. Setiap perlengkapan mempunyai arti dalam menghitung dan mengukur biaya yang akan berguna bagi pimpinan dalam mencapai sasaran perencanaan dan pengawasan.

Menurut Mulyadi (2009:8) menyatakan bahwa pengertian biaya dalam arti luas adalah “Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”.

(33)

Menurut Bastian, dkk. (2006:4) biaya adalah “pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu”.

Menurut Hansen and mowen (2009;47) menyatakan bahawa “Biaya adalah asset kas atau nonkas yang dikorbankan untuk barang dan jasa yang diharapkan keuntungannya bagi perusahaan pada masa sekarang atau masa yang akan datang.

Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2009:7) menyatakan bahwa “Biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya ini belum habis masa pakainya dan digolongkan sebagai aktiva yang dimasukkkan dalam neraca. ”Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat empat unsur dalam biaya, yaitu:

a. Pengorbanan sumber ekonomis b. Diukur dalam satuan uang

c. Telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi d. Untuk mencapai tujuan tertentu

2. Klasifikasi Biaya

Klasifikasi biaya menurut Bastian Bustami dan Nurlela dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Biaya menyatakan bahwa: ”Klasifikasi biaya atau penggolongan biaya adalah suatu proses pengelompokkan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongan-

(34)

golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan penting (2007 : 9)”.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa klasifikasi biaya dikelompokkan menurut golongan biaya tertentu yang lebih ringkas, jelas dan terperinci sesuai dengan elemen-elemen tertentu.

Klasifikasi biaya menurut Bastian Bustami dan Nurlela dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Biaya terbagi menjadi lima didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut ini:

a. Produk

b. Volume produksi

c. Departemen dan pusat biaya d. Periode akuntansi

e. Pengambilan keputusan (2007 : 9).

Berdasarkan klasifikasi biaya di atas, dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Biaya dalam Hubungan dengan Produk

Biaya dalam hubungan dengan produk dapat dikelompokkan menjadibiaya produksi dan biaya non produksi.

1) Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi ini disebut juga dengan biaya produk yaitu biaya-biaya yang dapat

(35)

dihubungkan dengan suatu produk, dimana biaya ini merupakan bagian dari persediaan.

2) Biaya bahan baku langsung

Biaya bahan baku langsung adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai.

Contoh: kayu dalam pembuatan mebel, kain dalam pembuatan pakaian, karet dalam pembuatan ban, minyak mentah dalam pembuatan bensin, kulit dalam pembuatan sepatu, tepung dalam pembuatan kue.

b) Tenaga kerja langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang digunakan dalam merubah atau mengkonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai.

Contoh: upah koki kue, upah tukang serut dan potong kayu dalam pembuatan meubel, tukang jahit, bordir, pembuatan pola dalam pembuatan pakaian,tukang linting rokok dalam pabrik rokok, operator mesin menggunakan mesin.

c) Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung tetapi membantu dalam merubah bahan menjadi produk

(36)

selesai. Biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Biaya overhead dapat dikelompokkan menjadi elemen:

1) Bahan tidak langsung (bahan pembantu atau penolong)

Bahan tidak langsung adalah bahan yang digunakan dalam penyelesaian produk tetapi pemakaiannya relatif lebih kecil dan biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai.

Contoh: amplas, pola kertas, oli dan minyak pelumas, paku, sekrup dan mur, staples, asesoris pakaian, vanili, garam, pelembut, pewarna, pewangi pada kue.

2) Tenaga kerja tidak langsung

Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi dapat ditelusuri kepada produk selesai.

Contoh: gaji satpam pabrik, gaji pengawas pabrik, pekerja bagian pemeliharaan, penyimpanan dokumen pabrik, gaji operator telepon pabrik, pegawai pabrik, pegawai bagian gudang pabrik, gaji resepsionis pabrik, pegawai yang menangani barang.

3) Biaya tidak langsung lainnya

Biaya tidak langsung lain adalah biaya selain bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam

(37)

pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri kepada produk selesai.

Contoh: pajak bumi dan bangunan pabrik, listrik pabrik, air dan telepon pabrik, sewa pabrik, asuransi pabrik, penyusutan pabrik, peralatan pabrik, pemeliharaan mesin dan pabrik, gaji akuntan pabrik, refsing karyawan pabrik, reparasi mesin dan peralatan pabrik.

Dua dari tiga unsur utama biaya produksi dapat digolongkan secara terminologi biaya yaitu biaya utama (gabungan antara bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung) dan biaya konversi (gabungan antara biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik).

G. Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja (manpower) meliputi penduduk yang sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah atau mengurus rumah tangga. Secara praktis, pengertian tenaga kerja adan bukan tenaga kerja hanya dibedakan oleh batas umur, walaupun dibeberapa Negara tidak seragam mengenai pemakaian batas umur tersebut. Hal ini disebabkan karena kondisi dari masing-masing negara jauh berbeda antara satu dengan lainnya.

Sedangkan menurut DR Payaman Siamanjuntak dalam bukunya “Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia” tenaga kerja adalah penduduk yang sudah atau

(38)

sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Secara praksis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja menurut dia hanya dibedakan oleh batas umur. Jadi yang dimaksud dengan tenaga kerja yaitu individu yang sedang mencari atau sudah melakukan pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa yang sudah memenuhi persyaratan ataupun batasan usia yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang yang bertujuan untuk memperoleh hasil atau upah untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Klasifikasi Tenaga Kerja

Klasifikasi adalah penyusunan bersistem atau berkelompok menurut standar yang di tentukan. Maka, klasifikasi tenaga kerja adalah pengelompokan akan ketenaga kerjaan yang sudah tersusun berdasarkan kriteria yang sudah di tentukan. Yaitu:

1) Berdasarkan penduduknya a. Tenaga kerja

Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja.

Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.

b. Bukan tenaga kerja

Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut

(39)

Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak.

2) Berdasarkan batas kerja

Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.

3) Berdasarkan kualitasnya a. Tenaga kerja terdidik

Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya:

pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.

b. Tenaga kerja terlatih

Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya:

apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain.

(40)

c. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih

Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.

d. Bukan angkatan kerja

Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah: anak sekolah dan mahasiswa, para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan para pengangguran sukarela.

H. Pengertian Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja merupakan salah satu biaya konversi, disamping biaya overhead pabrik untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung.

Tenaga kerja langsung adalah semua karyawan yang secara langsung ikut serta memproduksi produk jadi, yang jasanya dapat diukur secara langsung dengan produk, yang merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk. Upah tenaga kerja langsung diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja langsung dan diperhitungkan langsung sebagai unsur biaya produksi. Tenaga kerja yang jasanya tidak secara langsung dapat diusut pada produk disebut tenaga kerja tak langsung. Upah tenaga kerja tak langsung ini disebut biaya tenaga kerja tak langsung dan merupakan unsur

(41)

biaya overhead pabrik. Upah tenaga kerja tak langsung dibebankan pada produk tidak langsung, tetapi melalui biaya overhead pabrik yang ditentukan.

Biaya tenaga kerja adalah jumlah yang diukur dalam satuan uang yaitu pengeluaran dalam bentuk kontan atau dalam pemindahan kekayaan, jasa yang diserahkan dalam hubungannya dengan barang dan jasa yang akan diperoleh atau yang akan dicapai.

Definisi Biaya Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan unutk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut. Dapat juga diartikan semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan, elemen biaya tenaga kerja yang merupakan biaya produksi adalah biaya tenaga kerja untuk karyawan di pabrik.

Penggolongan Kegiatan dan Biaya Tenaga Kerja

Dalam perusahaan manufaktur penggolongan kegiatan tenaga kerja dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan.

b. Penggolongan menurut kegiatan departemen-departemen dalam perusahaan.

c. Penggolongan menurut jenis pekerjaannya.

d. Penggolongan menurut hubungannya dengan pabrik.

Biaya tenaga kerja dibagi ke dalam 3 golongan besar yaitu :

(42)

a. Potongan-potongan pajak penghasilan dan biaya asuransi hari tua.

b. Premi lembur.

c. Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja (labor related costs).

Gaji dan Upah

Ada berbagai macam cara perhitungan upah karyawan dalam perusahaan.

Salah satu cara adalah dengan mengalihkan tarif upah dengan jam kerja karyawan. Dengan demikian untuk menentukan upah seorang karyawan perlu dikumpulkan data jumlah jam kerjanya selama peroide waktu tertentu.

Dalam perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, dokumen pokok untuk mengumpulkan waktu kerja karyawan adalah kartu hadir (clock card) dan kartu jam kerja (job time ticket). Kartu hadir adalah suatu catatan yang digunakan untuk mencatat jam kehadiran karyawan, yaitu jangka waktu antara jam hadir dan jam meninggalkan perusahaan. Jika jam kerja perusahaan dimulai jam 07:00 sampai dengan jam 14:00, maka kartu hadir karyawan akan berisi jam kedatangan di perusahaan dan jam pergi dari perusahaan setiap hari kerja. Jika seorang karyawan hadir diperusahaan dari jam 07:00 sampai dengan jam 14:00, maka ia hadir di perusahaan selama 7 jam, yang merupakan jam kerja regular perusahaan. Jika karyawan tersebut bekerja lebih dari 7 jam sehari, kelebihan jam kerja di atas jam kerja regelur tersebut dinamakan jam lembur. Pada setiap hari minggu, kartu hadir tiap karyawan

(43)

dikirim ke bagian pembuat daftar gaji dan upah untuk dipakai sebagai dasar perhitungan gaji dan upah karyawan per minggu.

Disamping kartu hadir, perusahaan menggunakan kartu jam kerja untuk mencatat pemakaian waktu hadir karyawan pabrik, dalam mengerjakan berbagai pekerjaan atau produk. Kartu jam kerja ini biasanya hanya digunakan untuk mencatat pemakaian waktu hadir tenaga kerja langsung dipabrik. Kartu jam kerja untuk setiap karyawan kemudian disesuaikan dengan waktu yang tercantum dalam kartu jam hadir dan dikirim ke bagian Akuntansi Biaya untuk keperluan distribusi gaji dan upah (labor cost distribution) tenaga kerja langsung.

Kartu jam kerja sangat penting dalam perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan dalam perhitungan harga pokok produknya.

Dalam perusahaan yang menggunakan metode harga pokok proses, kartu jam kerja tersebut tidak diperlukan, karena karyawan melakukan pekerjaan atau membuat produk yang sama dalam departemen tertentu dari hari ke hari, sehingga distribusi biaya tenaga kerja tidak diperlukan.

Akuntansi biaya gaji dan upah dilakukan dalam 4 tahap pencatatan, yaitu : Tahap I

Berdasarkan kartu hadir karyawan (baik karyawan produksi, pemasaran maupun administrasi dan umum), bagian pembuatan daftar gaji dan upah tersebut kemudian membuat daftar gaji dan upah karyawan. Dari daftar gaji dan upah tersebut kemudian dibuat rekapitulasi gaji dan upah untuk

(44)

mengelompokkan gaji dan upah tersebut, gaji dan upah karyawan pabrik, gaji dan upah karyawan administrasi dan umum, serta gaji dan upah karyawan pemasaran. Gaji dan upah karyawan pabrik dirinci lagi ke dalam upah karyawan langsung dan karyawan tak langsung dalam hubungannya dengan produk. Atas dasar rekapitulasi gaji dan upah tersebut, bagian akuntansi kemudian membuat jurnal sebagai berikut :

Barang dalam proses-biaya tenaga kerja xxx

Barang overhead pabrik xxx

Biaya administrasi & umum xxx

Biaya pemasaran xxx

Gaji dan upah xxx

Tahap II

Atas dasar daftar gaji dan upah tersebut bagian keuangan membuat bukti kas keluar dan cek untuk pengambilan uang dari bank. Atas dasar bukti kas keluar tersebut, bagian akuntansi membuat jurnal sebagai berikut :

Gaji dan upah xxx

Utang PPh karyawan xxx

Utang gaji dan upah xxx

Perusahaan berkewajiban memungut pajak penghasilan (PPh) yang diperoleh karyawan dan menyetorkannya ke kas negara.

Tahap III

(45)

Setelah cek diuangkan dibank, uang gaji dan upah kemudian dimasukkan kedalam amplop gaji dan upah tiap karyawan. Uang gaji dan upah karyawan kemudian dibayarkan oleh juru bayar kepada tiap karyawan yang berhak. Tiap karyawan menandatangani daftar gaji dan upah sebagai bukti telah diterimanya gaji dan upah mereka. Setelah tiap karyawan mengambil gaji dan upahnya, atas dasar daftar gaji dan upah yang telah ditandatangani karyawan, bagian akuntansi membuat jurnal sebagai berikut :

Utang gaji dan upah xxx

Kas xxx

Tahap IV

Penyetoran pajak penghasilan (PPh) karyawan ke kas Negara dijurnal oleh bagian akuntansi sebagai berikut :

Uang PPh karyawan xxx

Kas xxx

I. Pengertian Pendapatan

Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas perusahaan dalam suatu periode. Pendapatan merupakan hal yang penting karena pendapatan adalah objek atas aktivitas perusahaan. Pendapatan memilki pengertian yang bermacam-macam tergantung dari sisi mana untuk meninjau pengertian pendapatan tersebut. Pendapatan timbul dari peristiwa ekonomi antara lain penjualan barang,

(46)

penjualan jasa, penggunaan aktiva perusahaanoleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti dan deviden.

Pendapatan pada prinsipnya mempunyai sifat menambah atau manaikkan nilai kekayaan pemilik perusahaan, baik dalam bentuk penerimaan maupun berupa hak dan tagihan. Untuk lebih jelasnya pengertian pendapatan ini, dapat kita ikuti penjelasan yang dikemukakan beberapa ahli sebagai berikut :

Menurut PSAK No.23 Tahun 2012, menyatakan bahwa “Pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”.

Sedangkan menurut Akuntansi Perusahaan PELINDO (2007:19) pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbil dari aktivitas normal entitas perusahaan selama suatu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan aset bersih yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Pengertian pendapatan dapat ditemui dalam berbagai literatur akuntansi baik mengenai sumber, cara memperoleh maupun cara mengukurnya. Pendapatan ini dapat terjadi setiap saat dan dapat pula terjadi pada waktu-waktu tertentu.

Menurut Santoso, Iman (2009;340) menyatakan bahwa “Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa (normal activity) dan dikenal dengan sebutan yang berbeda, misalnya: penjualan (sales), peghasilan jasa (fees revenues), pendapatan bunga (interest revenue), pendapatan dividen (dividend

(47)

revenue), pendapatan royalty (royalties revenue), dan pendapatan sewa (rent revenue)”.

Definisi tersebut memberi arti, bahwa revenue atau pendapatan adalah keseluruhan penerimaan dari hasil penjualan barang-barang atau jasa yang diperoleh yang diperoleh oleh suatu unit usaha selama periode tertentu.

Menurut Stice, James D, Earl K.Stice, K.Fred Skousen (2009;493) menyatakan bahwa: “Pendapatan adalah arus kas masuk atau peningkatan lain dari aset suatu entitas atau pelunasan utang-utangnya (atau kombinasi dari keduanya) yang dihasilkan dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau aktivitas- aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi sentral yang berkelanjutan dari entitas tersebut”.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia bahwa pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan atau oleh dirinya sendiri. Jumlah yang ditagih atas nama pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai, bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir keperusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas dan karena itu harus dikeluarkan dari pendapatan.

Menurut PSAK No.23 Tahun 2012, menyatakan bahwa “Pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”.

(48)

Untuk itu penelitian dapat menarik beberapa kesimpulan mengenai sehubungan dengan revenue sebagai berikut :

1. Pendapatan (revenue) biasa terjadi setiap saat, dan bisa juga terjadi secara berkala atau pada saat tertentu.

2. Pendapatan (revenue) diperoleh melalui hasil penjualan barang atau jasa, dengan kata lain revenue timbul karena adanya barang atau jasa yang dijual kepada konsumen. Pendapatan dapat pula diperoleh dari penjualan atau pertukaran aktiva diluar barang-barang atau pertukaran aktiva tetap juga hasil dari hasil investasi seperti bunga, dividen dan lain-lain.

3. Pendapatan (revenue) yang sifatnya menambah atau menaikkan nilai kekayaan pemilik akibat adanya penilaian kembali atas aktiva tetap perusahaan dan aktiva yang timbul dari pembelian harta, investasi oleh pemilik, pinjaman-pinjaman ataupun koreksi laba rugi periode tahun lalu, tidak dapat dikategorikan sebagai pendapatan (revenue).

4. Pengertian penghasilan (income) sering disamakan dengan pengertian pendapatan (revenue), padahal dalam literatur akuntansi sesungguhnya kedua istilah tersebut mempunyai arti yang berbeda. Jika pendapatan masih merupakan pendapatan kotor yang belum dikurangi biaya dan beban untuk memperolehnya, maka penghasilan adalah pendapatan dikurangi dengan biaya (cost) dan beban (expense).

Pendapatan adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi

(49)

yang mereka sumbangkan dalam turut serta membentuk produk nasional. Menurut Reksoprayitno, pendapatan atau income adalah uang yang diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa bunga, dan laba termasuk juga beragam tunjangan, seperti kesehatan dan pension (Reksoprayitno, 2009).

Ada 3 kategori pendapatan yaitu :

1. Pendapatan berupa uang yaitu segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontra prestasi.

2. Pendapatan berupa barang adalah segala pendapatan yang sifatnya reguler dan biasa, akan tetapi selalu berbentuk balas jasa dan diterima dalam bentuk barang dan jasa.

3. Pendapatan yang bukan merupakan pendapatan adalah segala penerimaan yang bersifat transfer redistributive dan biasanya membuat perubahan dalam keuangan rumah tangga (Sunuharjo, 2009).

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengertian penghasilan maka penulis akan mengutip beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli dalam berbagai literatur akuntansi.

Dari sejumlah definisi mengenai pendapatan dan income yang telah dikemukakan diatas, maka jelaslah income tidak sama dengan revenue walaupun dalam arti sehari-hari sering kita mendengar kedua istilah tersebut adalah sama padahal keduanyan adalah berbeda walaupun mempunyai kaitan yang erat satu dengan yang lainnya.

(50)

Dalam bisnis, pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk atau jasa kepada pelanggan.

Bagi investor, pendapatan kurang penting disbanding keuntungan yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran.

Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik investor.

J. Kerangka Pikir

Dalam perkembangannya banyak perusahaan yang mengalami masalah yang kompleks dan saling berkaitan oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk dapat lebih memfokuskan perhatiaannya pada variabel-variabel yang berpengaruh terhadap tercapainya tujuan perusahaan.

Dalam penetapan anggaran terdapat berbagai biaya antara lain biaya variabel, biaya tetap, dan biaya semi variabel. Dalam biaya tersebut terdapat biaya tenaga kerja yang terbagi atas tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang keduanya merupakan variabel yang secara langsung berpengaruh terhadap jumlah biaya sehingga dapat tercapai tingkat efisiensi penggunaan biaya.

(51)

Untuk lebih jelasnya Kerangka Pikir diatas dapat dilihat pada gambar berikut : KERANGKA PIKIR

GAMBAR 2.1 KERANGKA PIKIR

K. Hipotesis

Dengan mengacu pada masalah pokok, tujuan penelitian dan landasan teori yang dikemukakan, maka dapat diajukan hipotesis bahwa penerapan Line Item Budgeting pada biaya tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap tingkat pendapatan PDAM Gowa.

PDAM GOWA

LINE ITEM BUDGETING

BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG

REALISASI

PENDAPATAN

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PDAM Gowa, sedangkan waktu yang diperlukan untuk penelitian ini adalah dua bulan yaitu dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2016.

B. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian pustaka (library research)

Yaitu suatu teknik pengumpulan data melalui perpustakaan baik berupa buku-buku literatur, dan bahan kuliah yang relevan dengan masalah yang diteliti.

2. Penelitian lapangan (field research)

Yaitu pengambilan langsung terhadap objek yang diteliti dengan menempuh cara sebagai berikut :

a) Observasi, yaitu pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti.

b) Wawancara, yaitu mengadakan wawancara dengan pimpinan dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam obyek penelitian.

(53)

C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan berupa pernyataan atau penjelasan.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk angka-angka.

2. Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah :

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh penulis dari hasil observasi maupun hasil wawancara pada PDAM Gowa.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh penulis dari perusahaan berupa bukti-bukti atau laporan-laporan tertulis yang dibuat secara berkala.

D. Definisi Operasional

1. Line Item Budgeting adalah suatu proses penyusunan anggaran yang hanya mendasarkan pada besarnya realisasi anggaran tahun sebelumnya serta biaya yang dianggarkan untuk suatu keperluan yang dibuatkan sebagai baris terpisah.

2. Biaya adalah jumlah yang diukur dalam satuan uang yaitu pengeluaran dalam bentuk kontan atau dalam bentuk pemindahan kekayaan,

(54)

pengeluaran modal saham, jasa yang diserahkan dalam hubungannya dengan barang dan jasa yang akan diperoleh atau yang akan dicapai.

3. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja pada bagian produksi serta mudah dihubungkan dengan outputnya, bersifat variabel atau proporsional dengan hasil produksinya dan biaya ini direncanakan dalam anggaran tenaga kerja langsung.

4. Anggaran adalah suatu program keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah disahkan dan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.

5. Pendapatan adalah penambahan bruto dalam modal, sebagai dampak dari aktivitas perusahaan.

E. Metode Analisis Data

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Analisis deskriptif, yaitu menjelaskan metode line item budgeting dalam biaya tenaga kerja.

2. Analisis variance, yaitu penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar Menurut Mulyadi (1991,424). Selisih biaya sesungguhnya dengan biaya standar dianalisis, dan dari analisis ini diselidiki penyebab terjadinya, untuk kemudian dicari jalan untuk mengatasi terjadinya selisih yang

(55)

merugikan. Selisih antara biaya sesungguhnya denga biaya standar dipecah menjadi dua macam selisih , yaitu :

a. Selisih Tarif. Rumus perhitungan selisih dapat dinyatakan sebagai berikut :

ST = ( Tst – Tss ) x JKss

b. Selisih Efisiensi Upah Langsung. Rumus perhitungan selisih dapat dinyatakan sebagai berikut :

SE = ( JKst – JKss ) x Tst Keterangan :

ST = Selisih Tarif Upah Tst = Tarif Standar Tss = Tarif Sesungguhnya Se = Selisih Efisiensi JKst = Jam Kerja Standar

JKss = Jam Kerja Sesungguhnya

(56)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa, demi memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat kota Sungguminasa dan penduduk Kabupaten Gowa, pada tahun 1980 didirikanlah 1 (Satu) pengolahan air bersih oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Cabang Dinas Kabupaten Gowa, dimana pengolahan dan pengawasannya dilaksanakan oleh Proyek Pengolahan Sarana Air Bersih (PPSAB) Propinsi Sulawesi Selatan, dengan kapasitas produksi air bersih 10 liter/detik. Pada tahun 1981 unit pengolahan air Kabupaten Gowa telah memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat kota Sungguminasa, sehingga pada tangal 8 September 1982 sesuai Berita Acara Penyerahan Asset Pemerintah Pusat oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia kepada Pemerintah Kabupaten Gowa, bersamaan itu pula Unit Pengelolaan Air Minum (BPAM) Kabupaten Gowa yang pengelolaannya dan tanggung jawabnya masih tetap berada pada PSAB Propinsi Sulawesi Selatan telah mengangkat Pegawai Bagi BPAM dan memperbantukan 3 orang Pegawai Negeri Sipil dari Pemerintah Kabupaten Gowa.

Dengan laju perkembangan pembangunan Kabupaten Gowa, maka kebutuhan air bersih masyarakat kota bertambah sehingga dengan kapasitas 10 liter/detik terasa sudah tidak mencukupi lagi.

(57)

PPSAB Propinsi Sulawesi Selatan kemudian mengajukan proposal pengembangan rencana penambahan kapasitas produksi air bersih sebesar 20 liter/

detik. Hasil dari tindak lanjut pengajuan proposal tersebut,pada tahun 1985/1986 rencana penambahan Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang berlokasi di Lingkungan Cambaya Kelurahan Sungguminasa terealisasi. Tetapi dengan adanya IPA yang baru tersebut, Instalasi lama tidak lagi mendapat perhatian dengan baik sehingga Unit Pengolahan Air ( IPA ) tersebut tidak dapat difungsikan lagi.

Pada Tahun 1988 berdasarkan Perda Nomor 2 tahun 1988 tgl. 15 Maret 1988 didirikanlah Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gowa. Berhubung karena unit Pengelolaan Air Bersih telah ada di Kabupaten Gowa yaitu Badan Pengelolaan Air Minum Milik Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Cabang Dinas Kabupaten Gowa, maka Pemerintah Daerah Gowa mengusulkan kepada Pemerintah Pusat agar pengelolaan BPAM tersebut diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Gowa, sehingga pada tanggal 23 Januari 1991 berdasarkan SK Menteri PU Nomor 7/KPTS/1991 Tanggal 09 Februari 1991, terlaksanalah penanda tanganan Berita Acara Penyerahan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Bersih di Kabupaten Gowa menjadi Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Kabupaten Gowa.

Perusahaan Derah Air Minum ( PDAM ) Kabupaten Gowa dalam usaha memenuhi kebutuhan akan air bersih masyarakat kota yang semakin meningkat, telah memperoleh bantuan Pemerintah Pusat melalui APBN Tahun Anggaran 1991/1995 yaitu penambahan kapasitas produksi 20 liter/detik yang pembangunannya dapat

(58)

direalisasikan pada bulan Januari 1995 dan selesai pada Bulan Maret 1995, maka produksi air menjadi 40 liter/detik yang mulai beroperasi pada bulan April 1995.

Perkembangan PDAM Kabupaten Gowa untuk melayani kota Sungguminasa dan sekitarnya sudah berjalan dengan baik dan normal, sehingga PDAM Kabupaten Gowa mendapat kepercayaan untuk mengelola air bersih di Kecamatan Tinggi Moncong (Kota Malino) diserahkan pengelolaannya dari Pemerintah Kecamatan ke PDAM Gowa dengan nama PDAM Kab. Gowa Cabang IKK Malino pada tangal 2 Juli 1994, dimana sumber air dan pendistribusiannya menggunakan sistem gravitasi alam. Pada awal Tahun 2001 telah diserahkan pula 1 (satu) Unit Instalasi Pengolahan Air di Borong Loe oleh Pemimpin Proyek Bendungan Bili-Bili dengan Kapasitas air 20 liter/detik, tetapi IPA tersebut belum dapat difungsikan sepenuhnya berhubung banyaknya kendala-kendala tekhnis yang dihadapi di IPA Borong Loe tersebut.

Disamping itu pada tanggal 24 Mei 2002 diserahkan pula PDAM Gowa IKK Cabang Bajeng ke PDAM Gowa yang merupakan Bantuan Hibah dari Pemerintah Jepang ke Pemerintah Indonesia, dengan kapasitas produksi 20 liter/detik.

Pada bulan Mei 2001, Instalasi Pengelolaan Air Pandang-Pandang yang dibangun oleh PPSAB Sulawesi Selatan dan sementara digunakan / dikelola oleh PDAM Makassar telah diserahkan pengelolaannya kepada PDAM Kabupaten Gowa.

IPA Pandang-pandang dengan kapasitas produksi 200 liter/detik yang diserahkan pada bulan Mei 2001 tersebut sudah menambah kapasitas produksi air bersih PDAM Gowa menjadi 240 liter/detik. Dengan kapasitas produksi 240 liter/detik, maka PDAM Kabupaten Gowa terus berusaha untuk memasarkan berbagai sambungan baru

(59)

kepada pelanggan agar keseimbangan antara produksi air dan jumlah pelanggan tetap stabil.

1. Pendirian Perusahaan

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Kabupaten Gowa yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II Gowa Nomor 11 Tahun 1988 Tanggal 15 Maret 1988 yang sebelumnya berbentuk Badan Pengelola Air Minum (BPAM).

Data umum perusahaan sebagai berikut :

Nama Perusahaan : PDAM Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa Alamat : Jl. Alternatif Swadaya, Kabupaten Gowa

Telepon/Fax : (0411) 880546 / (0411) 8220242 e-mail : pdamgowa@yahoo.co.id

2. Tujuan dan Fungsi Perusahaan

Tujuan pendirian PDAM Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa menurut Pasal 5 Peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II Gowa Nomor 11 Tahun 1988 Tanggal 15 Maret 1988 adalah sebagai berikut :

a. Turut serta melaksanakan pembangunan daerah.

b. Melaksanakan pembangunan ekonomi nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan rakyat menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

(60)

Fungsi PDAM Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa adalah mengusahakan penyediaan air bersih untuk kebutuhan masyarakat di Kabupaten Gowa dan sekitarnya. Dalam rangka menjalankan fungsi tersebut, kegiatan PDAM Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa meliputi :

a. Mengolah sumber air untuk memperoleh air bersih dan menyalurkan kepada pelanggan.

b. Membangun jaringan distribusi dan transmisi dalam rangka mengoptimalkan penyaluran air bersih kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

c. Melakukan pemeliharaan jaringan distribusi dan transmisi untuk menekan kebocoran/kehilangan.

B. Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi

Menjadi PDAM yang mandiri, profesional dan mengutamakan pelayanan.

2. Misi

a. Pengelolaan perusahaan yang maju, kuat, dan sehat dari segi manajemen maupun finansial.

b. Peningkatan kemampuan SDM yang cerdas, terampil, dan berperilaku yang di dukung oleh iklim dan lingkungan kerja yang sehat.

c. Peningkatan pelayanan air minum terhadap kualitas, kuantitas dan kontinuitas serta keterjangkauan daya beli masyarakat.

d. Peningkatan kesejahteraan karyawan.

(61)

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi suatu perusahaan harus disusun dengan baik dan sistematis, karena hal ini sangat membantu pimpinan dalam melaksanakan dan mewujudkan rencana yang telah ditetapkan demi tercapainya tujuan perusahaan.

Adapun skema struktur organisasi PDAM GOWA sebagai berikut :

Secara garis besarnya, pelaksanaan kegiatan perusahaan dikelompokkan menjadi tiga bagian yang terdiri atas :

a. Bagian Administrasi b. Bagian Produksi c. Bagian Lapangan

Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari, masing-masing bagian ini membawahi beberapa karyawan. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dari setiap kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

1. Pimpinan

Bertanggung jawab penuh atas perkembangan perusahaan, seluruh kegiatan dan sebagai pengambil keputusan dalam menentukan kebijaksanaan- kebijaksanaan yang akan ditempuh perusahaan.

2. Bagian Administrasi

Mencatat semua transaksi yang terjadi, baik penerimaan maupun pengeluaran keuangan sehubungan dengan kegiatan perusahaan serta membayar gaji karyawan.

(62)

3. Bagian Produksi

Mempunyai tugas dan tanggung jawab mengawasi para pekerja, mengawasi jalannya proses produksi, mengawasi mutu produksi serta pengatur kerja para karyawan.

4. Bagian Lapangan

Bertanggung jawab mengatasi kegiatan di bidang pemasaran seperti pembelian bahan baku, penjualan hasil produksi, penagihan kredit kepada pelanggan serta mengirim produk kepada para pelanggan.

Gambar

GAMBAR 2.1 KERANGKA PIKIR
Tabel : 5.1 Sumber PDAM Kabupaten Gowa

Referensi

Dokumen terkait

….:”caranya diantaranya adalah termasuk dengan mengkaryakan anak – anak santri pondok, dalam upaya mengurangi beban operasional pondok, namun hal ini bukan semata

™ Sepengetahuan Terdakwa mengenai Bertemu dengan Indra Setiawan apakah pada saat Sebelum atau setelah kematian Munir, terdakwa justru menjawab itu tidak ada urusan dengan

Koefisien budaya kerja discipline sebesar 0.087, artinya jika budaya kerja meningkat dengan cateris paribus dan independen lainnya (unity, respect, integrity, excellent, innovative)

Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara membuat suatu pusat informasi mengenai kebudayaan yang dapat difungsionalisasi kedalam banyak

Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasanganya dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah. 6) Dual Carrier, yaitu suami istri atau keduanya

Dugaan potensi biomassa pada semua jenis tutupan lahan baik secara total maupun pada seluruh tingkat vegetasi yang dihitung menggunakan persamaan W4, menunjukkan hasil

Karena aspek tersebut menyangkut bagaimana cara kegiatan produksi akan dilaksanakan B?. Karena aspek tersebut menyangkut berapa banyak dukungan modal yang harus

(teknologi informasi.. berkaitan dengan segala sesuatu yang berbasis komputer yang digunakan orang untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan informasi