• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2014 KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2014 KATA PENGANTAR"

Copied!
432
0
0

Teks penuh

(1)

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kabupaten Magetan Tahun 2014.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) didasari oleh pasal 27 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat, dikatakan bahwa yang dimaksud dengan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah yang selanjutnya disebut LPPD adalah Laporan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang disampaikan oleh Kepala Daerah kepada pemerintah.

Sejalan dengan Visi Kabupaten Magetan yaitu “Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Magetan Yang Adil dan Bermartabat” melalui program prioritas pembangunan daerah dengan akronim DITATA INDAH yaitu Pendidikan, Pertanian, Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Kesehatan serta Penanggulangan Kemiskinan dan Ketenagakerjaan, bahwa pembangunan yang dilaksanakan hendaknya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat dengan tetap berbasis pada prinsip good governance yang dijalankan secara konsisten dan dapat memberikan rasa aman dan kepastian hukum secara adil.

Penyusunan LPPD ini diharapkan dapat memberikan informasi yang obyektif sekaligus dapat dijadikan obyek evaluasi secara lengkap yang mencerminkan kinerja Pemerintahan Daerah sehingga dapat dilakukan pemetaan langkah-langkah strategis bagi perbaikan Kabupaten Magetan di masa yang akan datang.

Akhirnya, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah mendukung penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Kabupaten Magetan. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua, Amin.

Magetan, Maret 2015 BUPATI MAGETAN

ttd

Drs. H. SUMANTRI, MM

(2)

2 BAB I

PENDAHULUAN

Pada Tahun Anggaran 2014, Pemerintah Kabupaten Magetan menyelenggarakan 26 urusan wajib, 8 urusan pilihan dan melaksanakan tugas pembantuan serta tugas umum pemerintahan. Secara umum penyelenggaraan pemerintahan tersebut berjalan dengan baik. Berbagai target program kegiatan yang ditetapkan dapat terlaksana. Namun demikian penyelenggaraan pemerintahan ini mengalami berbagai permasalahan eksternal dan internal.

Sesuai dengan yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka Kepala Daerah mempunyai kewajiban memberikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah dan memberikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) kepada DPRD yang berupa informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah selama 1 (satu) tahun anggaran serta menyampaikan informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat yang didasarkan pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran tahunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Dalam pelaksanaan Otonomi Daerah, Pemerintah Daerah diharapkan mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif dan efisien sesuai prinsip tata pemerintahan yang baik melalui pelaksanaan pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan sosial dengan mengakomodir aspirasi yang terdapat pada setiap lapisan masyarakat dan mempertanggungjawabkannya secara transparan. Menjaga akuntabilitas kinerja pemerintahan akan sangat mendorong stabilitas penyelenggaraan pemerintahan dengan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat baik dalam mendukung proses pembangunan maupun dengan memanfaatkan dan memelihara hasil pembangunan yang telah tercipta.

Penyusunan LPPD Kabupaten Magetan Tahun 2014 ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Sebagai progress report kinerja Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah sekaligus merefleksikan akuntablitas bersama antara kelembagaan Pemerintah Daerah dan DPRD dalam rangka evaluasi pengukuran kinerja melalui Penilaian Kinerja Mandiri Pemerintah Daerah.

2. Sebagai bahan untuk mengukur keberhasilan maupun kekurangan dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan tahun anggaran 2014.

(3)

3 3. Melaksanakan amanat dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Memberikan informasi tentang penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada publik.

LPPD Kabupaten Magetan Tahun 2014 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH BAB III : URUSAN DESENTRALISASI

BAB IV : TUGAS PEMBANTUAN

BAB V : TUGAS UMUM PEMERINTAHAN BAB VI : PENUTUP

Selanjutnya berdasarkan sistematika LPPD Kabupaten Magetan Tahun 2014 tersebut di atas, pada Bab I ini dapat disajikan sebagai berikut :

A. DASAR HUKUM

Dasar hukum pembentukan Kabupaten Magetan adalah Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730 );

Adapun dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 459 );

3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

(4)

4 4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ( Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815 );

5. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 120/313/OTDA, tanggal 24 Januari 2011 perihal Penyusunan LPPD tahun 2010

B. GAMBARAN UMUM DAERAH

Gambaran umum daerah meliputi tentang kondisi geografis daerah, gambaran umum demografis dan kondisi ekonomi Kabupaten Magetan, secara rinci mengenai hal-hal tersebut sebagai berikut :

1. Kondisi Geografis

a. Batas Administrasi Daerah

Secara geografis Kabupaten Magetan terletak pada 7 ° 38„ 30“ LS dan 111 ° 20‟ 30” BT bujur timur, terletak di ujung barat

Propinsi Jawa Timur, dan berada di ketinggian antara 60 s/d 1.660 meter di atas permukaan air laut. Magetan berbatasan langsung dengan propinsi Jawa Tengah tepatnya di sebelah selatan dengan Kabupaten Wonogiri dan sebelah barat dengan Kabupaten Karanganyar. Selain dengan kedua Kabupaten tersebut disebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Ngawi, sebelah Timur dengan Kabupaten Madiun dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo.

b. Luas Wilayah

Magetan merupakan Kabupaten terkecil ke dua se Jawa Timur setelah Sidoarjo, dengan luas seluruh Kabupaten Magetan 688,8474 km2, Kecamatan Parang merupakan Kecamatan terluas dengan luas 71,6447 km2, sedang Kecamatan Karangrejo dengan luas 15,1527 Km2 merupakan kecamatan dengan luas terkecil. Dengan 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Magetan, berarti rata – rata luas tiap kecamatan sebesar 38,2693 Km2, jarak antar Ibu kota kecamatan yang tidak terlalu jauh merupakan salah satu faktor yang menguntungkan untuk pelaksanaan pembangunan. Jarak terpendek adalah Kecamatan Poncol dan Plaosan yang berjarak 3,4 Km dan jarak terjauh Kecamatan Parang – Kartoharjo sejauh 41 Km. Sedang jarak terpendek dari Ibu kota Kabupaten ke Kecamatan, adalah Kecamatan Magetan sejauh 2 Km dan jarak terjauh dengan Kecamatan Kartoharjo dengan jarak 26 Km.

(5)

5 Secara administratif wilayah Kabupaten Magetan terdiri dari 18 Kecamatan, 207 Desa, 28 Kelurahan dan 831Dusun.

Tabel 1.1

Data Luas Wilayah, Jumlah Desa, Kelurahan dan Dusun Menurut Kecamatan se Kabupaten Magetan

No Kecamatan

Luas Wilayah (Km2)

Jumlah

Desa Kelurahan Dusun

1 Barat 22,7248 12 2 36

2 Bendo 42,9000 15 1 100

3 Karangrejo 15,1527 11 2 28

4 Karas 35,2858 11 - 28

5 Kartoharjo 25,0300 12 - 27

6 Kawedanan 39,4450 17 3 57

7 Lembeyan 54,8461 9 1 49

8 Magetan 21,4124 5 9 54

9 Maospati 25,2599 12 3 37

10 Ngariboyo 39,1338 12 - 46

11 Nguntoronadi 16,7150 9 - 26

12 Panekan 64,2294 16 1 56

13 Parang 71,6447 12 1 54

14 Plaosan 66,0943 13 2 80

15 Poncol 51,3064 7 1 34

16 Sidorejo 39,1547 10 - 41

17 Sukomoro 33,0532 13 1 39

18 Takeran 25,4592 11 1 39

Jumlah 688,8474 207 28 831

Sumber : Kecamatan Se-Kabupaten Magetan

c. Topografi

Kabupaten Magetan mempunyai topografis daerah sebagai berikut :

a. Wilayah pegunungan dengan kondisi subur di Kecamatan Plaosan, kondisi sedang berada di Kecamatan Panekan, Kecamatan Poncol bagian barat dan Kecamatan Sidorejo, wilayah sedang di Kecamatan Parang, Kecamatan Lembeyan, Kecamatan Poncol bagian timur dan

(6)

6 Kecamatan Kawedanan bagian selatan termasuk daerah pegunungan yang kurang subur.

b. Wilayah dataran rendah dengan kondisi subur di Kecamatan Karangmojo, Kecamatan Karangrejo, Kecamatan Barat, Kecamatan Kartoharjo dan Kecamatan Takeran. Kondisi sedang berada di Kecamatan Maospati, Kecamatan Magetan, sebagian Kecamatan Sukomoro. Sedangkan sebagian Kecamatan Bendo dan sebagian Kecamatan Sukomoro termasuk daerah dataran rendah yang kurang subur.

Dengan suhu udara berkisar antara 16° - 20° C di daerah pegunungan dan 22° - 26° C di dataran rendah, Magetan merupakan daerah yang berpotensi di bidang Pertanian dan Pariwisata, curah hujan yang turun mencapai 1.481 – 2.345 mm per tahun di dataran tinggi dan 867 – 1.551 mm per tahun untuk dataran rendah.

d. Jumlah Bangunan Rumah Tempat Tinggal

Adapun jumlah bangunan rumah tempat tinggal di Kabupaten Magetan adalah sebagi berikut :

Tabel 1.2

Data Jumlah Rumah Menurut Kecamatan se Kabupaten Magetan

No Kecamatan Jumlah Bangunan

Rumah Keterangan

1 Barat 8.738

2 Bendo 12.017

3 Karangrejo 6.955

4 Karas 9.630

5 Kartoharjo 7.560

6 Kawedanan 11.797

7 Lembeyan 10.700

8 Magetan 13.114

9 Maospati 14.265

10 Ngariboyo 10.160

11 Nguntoronadi 5.685

12 Panekan 14.736

13 Parang 11.719

14 Plaosan 12.624

(7)

7

15 Poncol 7.468

16 Sidorejo 7.012

17 Sukomoro 9.322

18 Takeran 10.346

Jumlah 183.848

Sumber : BPS, Kabupaten Magetan Dalam Angka Tahun 2014

2. Kondisi Demografis

Populasi penduduk akhir tahun 2014 menurut kelompok umur menunjukkan bahwa usia 30 – 34 tahun memiliki jumlah paling besar dibanding kelompok umur yang lain yaitu sebesar 63.818 jiwa atau 9,14 % dari total penduduk. Selengkapnya seperti pada tabel 1.3 berikut :

Tabel 1.3

Struktur Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin Kabupaten Magetan Per 31 Desember Tahun 2014 Struktur Usia

( tahun )

Jenis Kelamin

Jumlah Laki - Laki Perempuan

75 12.583 22.131 34.714

70 – 74 11.111 14.732 25.843

65 – 69 10.988 13.993 24.981

55 – 59 22.178 23.900 46.078

45 – 49 25.782 28.920 54.702

40 – 44 29.873 31.473 61.346

35 – 39 31.190 31.554 62.744

30 – 34 35.073 35.441 70.514

25 – 29 31.693 32.517 64.210

20 – 24 26.737 27.377 54.114

15 – 19 26.769 26.395 53.164

10 – 14 26.852 26.686 53.538

(8)

8

5 – 9 26.384 26.018 52.402

0 – 4 24.431 24.189 48.620

Total 340.640 364.181 704.821

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Magetan posisi Desember 2014

Jumlah penduduk Kabupaten Magetan pada akhir tahun 2014 adalah 704.821 jiwa terdiri atas penduduk laki-laki 340.640 jiwa dan 364.328 jiwa penduduk perempuan, dengan demikian seks rasio penduduk Kabupaten Magetan dengan jumlah penduduk yang terbesar berada di Kecamatan Panekan sebanyak 58, 243 jiwa, sedangkan yang paling sedikit adalah di Kecamatan Nguntoronadi sebanyak 22.497 jiwa. Banyaknya penduduk ini dikuti dengan banyaknya kepala keluarga (KK) yaitu yang paling banyak di Kecamatan Panekan sebesar 16.641, dan terkecil di Kecamatan Nguntoronadi sebanyak 6.428 KK.

Dengan luas wilayah 688,85 km2 dan jumlah penduduk 704.821 jiwa maka rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Magetan adalah 900 jiwa per Km2. Kecamatan Magetan sebagai ibukota Kabupaten menempati urutan pertama sebagai kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya yaitu sebesar 2.227 jiwa per km2, sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Poncol sebesar 590 jiwa per km2.

Tabel 1.4

Data Jumlah Penduduk Kabupaten Magetan Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan

Per 31 Desember Tahun 2014

No Kecamatan

Jenis Kelamin

Jumlah Laki - Laki Perempuan

1 Barat 16.201 17.475 33.676

2 Bendo 20.785 22.054 42.839

3 Karangrejo 12.725 15.287 28.012

4 Karas 18.967 19.496 38.463

5 Kartoharjo 13.000 13.552 26.552

6 Kawedanan 22.399 23.768 46.167

7 Lembeyan 19.858 21.462 41.320

8 Magetan 22.897 24.609 47.506

(9)

9

9 Maospati 22.171 26.675 48.846

10 Ngariboyo 19.456 20.459 39.915

11 Nguntoronadi 11.039 11.458 22.497

12 Panekan 28.528 29.715 58.243

13 Parang 22.348 24.519 46.867

14 Plaosan 26.527 27.178 53.705

15 Poncol 15.046 15.525 30.571

16 Sidorejo 14.177 14.526 28.703

17 Sukomoro 15.682 17.193 32.875

18 Takeran 19.838 20.377 40.215

Total 340.640 364.181 704.821

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Magetan posisi Desember 2014

Jumlah kepala keluarga (KK) di Kabupaten Magetan adalah 201.888 KK. Ini berarti bahwa banyaknya penduduk yang menempati satu rumah tangga dari hasil SP2010 rata-rata sebanyak 3,57 atau 4 jiwa. Rata- rata anggota rumah tangga di setiap Kecamatan berkisar antara 3,26 jiwa sampai dengan 4,02 jiwa.

Kecamatan Karas memiliki rata-rata anggota rumah tangga terbesar yakni sebesar 4,02 atau 4 jiwa tiap rumah tangga, sedangkan kecamatan Kartoharjo memiliki rata-rata anggota rumah tangga terkecil yakni sebesar 3,26 atau 3 jiwa tiap rumah tangga.

Tabel 1.5

Jumlah Kepala Keluarga di Kabupaten Magetan

No Kecamatan

Jumlah Kepala Keluarga

Keterangan

1 Barat 9.622

2 Bendo 12.240

3 Karangrejo 8.003

4 Karas 10.989

5 Kartoharjo 7.586

6 Kawedanan 13.191

(10)

10

7 Lembeyan 11.806

8 Magetan 13.573

9 Maospati 13.956

10 Ngariboyo 11.404

11 Nguntoronadi 6.428

12 Panekan 16.641

13 Parang 13.391

14 Plaosan 15.344

15 Poncol 8.735

16 Sidorejo 8.201

17 Sukomoro 9.393

18 Takeran 11.490

TOTAL 201.888

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Magetan posisi Desember 2014

3. Kondisi Sosial a. Pendidikan

Pendidikan sebagai aspek dasar menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, berpengetahuan, cakap, tangguh, dan berdaya saing, menjadi prioritas pembangunan dan mendapat perhatian sangat besar dari pemerintah kabupaten Magetan. Di era kompetisi global kemajuan suatu daerah memerlukan landasan yang cukup kuat di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang mewjudkan SDM yang berkualitas.

Perkembangan pendidikan di Kabupaten Magetan tiap tahun terus mengalami peningkatan, ditandai dengan terus meningkatnya jumlah lulusan dari strata pendidikan yang lebih tinggi. Sarana dan prasarana pendidikan tiap tahun terus ditingkatkan, terutama melalui renovasi gedung sekolah dan peningkatan prasarana penunjang, peningkatan kualitas tenaga pengajar dari semua jenis dan jenjang pendidikan serta pemerataan akses pendidikan terutama di daerah-daerah pinggiran.

Namun demikian, angka hanya lulus di tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) masih cukup tinggi.

(11)

11 Pembangunan pendidikan di kabupaten Magetan telah menunjukkan perkembangan yang cukup berarti. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin meningkatnya angka melek huruf masyarakat Magetan. Jika melihat dari partisipasi penduduk bersekolah dapat dilihat dari angka partsipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM) yang semakin meningkat tiap tahunnya. Angka putus sekolah di Kabupaten Magetan relatif sangat kecil, tidak sampai 1% sampai dengan tahun 2013, baik untuk SD/MI, SMP/MTs maupun SMA/MA/SMK.

Keberhasilan ini karena telah dilakukan upaya untuk menekan angka putus sekolah antara lain dengan memberikan bantuan kepada siswa miskin dan memberikan penyuluhan berkelanjutan mengenai pentingnya pendidikan serta siswa diberikan bekal pelajaran ketrampilan dan memberikan tambahan mata pelajaran (kecakapan hidup) agar siswa memiliki daya saing manakala tidak mampu melanjutkan pendidikan berikutnya. Informasi lebih lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut :

TABEL 1.6

INDEKS PENDIDIKAN KAB. MAGETAN

Uraian 2013 (%) 2014 (%)

a. Angka melek huruf 97,82 99,37

b. Angka partisipasi kasar

- SD/MI 111,39 112,01

- SMP/MTs 101,24 102,00

- SMA/SMK/MA 93,23 94,92

c. Angka partisipasi murni

- SD/MI 98,03 98,49

- SMP/MTs 91,81 92.46

- SMA/SMK/MA 76,59 77.18

d. Rata-rata lama sekolah ( Tahun) 7,76 7,76 Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Magetan Tahun 2014

TABEL 1.7

PROSENTASE JUMLAH LULUSAN SEKOLAH

No. Jenjang Sekolah 2013

(%)

2014 (%)

1 SD 100 100

2. SLTP 100 100

4. SLTA 99,96 99,96

(12)

12 Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Magetan Tahun 2014

Komposisi penduduk menurut pendidikan merupakan isu sentral, karena dengan pembangunan Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta kemampuan sumber daya manusia.

TABEL 1.8

KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN

No Tingkat Pendidikan 2012 (%) 2013(%)

1. SD/MI 50.476 51.216

2. SMP/MTs 24.307 27.203

3. SMA/SMK/MA 5.741 5.067

Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Magetan Tahun 2014

b. Ketenagakerjaan

Struktur penduduk menurut ketenagakerjaan dapat digolongkan berdasarkan pada penduduk usia kerja. Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk berumur 15 tahun ke atas yang dibedakan sebagai angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk yang siap terlibat dalam kegiatan ekonomi produktif. Mereka yang dapat diserap oleh pasar kerja digolongkan bekerja, sedangkan yang tidak / belum diserap oleh pasar kerja yaitu mereka yang sedang mencari pekerjaan. Di sisi lain, mereka yang tidak terlibat dalam kegiatan ekonomi digolongkan sebagai bukan angkatan kerja, yaitu mereka yang kegiatan utamanya mengurus rumah tangga, sekolah atau mereka yang tidak mampu melakukan kegiatan karena usia tua atau alasan kesehatan fisik (cacat). Adapun komposisi penduduk usia kerja yang bekerja menurut lapangan usaha dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.9

Jumlah Pekerja Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Magetan

Bidang pekerjaan 2009 2010 2011

Pertanian 275.449 283.653 286.489

Pertambangan dan Penggalian 44 57 63

(13)

13

Industri 35.426 36.482 37.212

Listrik, Gas dan Air Bersih 522 538 591

Bangunan 12.447 12.819 13.075

Perdagangan, Hotel dan Restoran 61.148 61.330 62.556

Pengangkutan dan Komunikasi 6.397 6.589 6.720

Keuangan. 1.697 1.749 1.784

Jasa-jasa 40.870 42.088 42.848

Lain – lain 1.218 1.236 1.261

TOTAL 435.218 446.541 452.599

Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Magetan Tahun 2014

4. Kondisi Ekonomi

a. Potensi Unggulan Daerah 1). Pariwisata

Objek dan daya tarik pariwisata di Kabupaten Magetan yang dapat menarik pangsa pasar sebenarnya cukup banyak, namun belum dikembangkan secara optimal, obyek wisata andalan Kabupaten Magetan adalah telaga Sarangan.

Pariwisata di Kabupaten Magetan khususnya Telaga Sarangan telah memberikan lapangan kerja jasa wisata seperti pemandu wisata, pedagang kaki lima, tukang kuda/perahu, pengusaha hotel restoran. Tercatat saat ini jumlah pemandu wisata sebanyak 25 orang, tukang perahu 60 orang, tukang kuda 40 orang, PK5 618 orang.

TABEL 1.10

KUNJUNGAN WISATAWAN

Pengunjung Wisata Tahun 2013 Tahun 2014

Telaga Sarangan 577.373 627.198

Sumber : Dinas Parbudpora Kab. Magetan

Namun demikian pemerintah Kabupaten Magetan juga terus mengembangkan obyek wisata lainnya sebagai pendudukung obyek wisata Telaga Sarangan antara lain : Pengembangan Agrowisata Strawberry dan Jeruk Pamelo, Pengembangan Wisata Budaya Labuh Sesaji di Telaga Sarangan, serta Ledug Suro di alon-alon kota Magetan.

(14)

14 TABEL 1.11

DAFTAR OBYEK WISATA

No Nama Obyek Wisata Kecamatan

1 Telaga Sarangan Plaosan

2 Telaga Wahyu Plaosan

3 Air Terjun Tirtosari Plaosan

4 Air Terjun Waton Jamas Ndak Tuo (Air Terjun Watu Ondo , Jarakan dan Pundak Kiwo)

Plaosan

5 Air Terjun Tirto Gumarang Plaosan

6 Camping Ground Plaosan

8 Waduk Gonggang Poncol

Sumber : Dinas Parbudpora Kab. Magetan

Upaya penyediaan akomodasi pendukung lainnya beserta fasilitas informasi yang cukup lengkap mengenai keberadaan hotel yang ada :

TABEL 1.12

HOTEL, KAMAR DAN TEMPAT TIDUR TAHUN 2014

No. Klasifikasi Akomodasi /

Hotel Kamar Tempat Tidur

1 Bintang 1 2 59 257

2 Melati 1 59 702 2.198

3 Melati 2 9 240 676

4 Melati 3 6 177 505

5 Pondok Wisata 30 256 670

Jumlah 106 1.434 4.307

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kab. Magetan

2). Industri

Profil industri pengolahan di Kabupaten Magetan sampai tahun 2013 masih didominasi oleh Industri kecil, menunjukkan jumlah industri kecil formal maupun non formal. Jumlah industri kecil formal

(15)

15 bertambah 52 unit sehingga menjadi 761 dengan tenaga kerja 5.333 tenaga kerja, sedangkan untuk industri kecil non formal sebanyak 14.088 unit tenaga kerja 32.885 tenaga kerja.

Beberapa jenis industri kecil ( kerajinan rakyat ) yang memberikan andil cukup besar bagi perindustrian penyamakan kulit menghasil produksi sebesar Rp 73.711.000,00, alas kaki dari kulit menghasilkan produksi sebesar Rp. 69.750.000,00, makan ringan sebesar Rp. 56.566.000, Industri Tahun 56.565.000,00 dan batu bata Rp. 55.377.000,00.

Jenis Industri Kecil Kerajinan Rakyat Formal dan Non Formal di Kabupaten Magetan sebanyak : 14.849 unit usaha, dan Tenaga kerja 38.218 tenaga kerja dengan Hasil produksi sebesar Rp.

645.742.145.500,00.

3). Perdagangan

Perkembangan usaha perdagangan baru terus meningkat, karena adanya keuntungan usaha yang tentunya didukung oleh daya beli masyarakat, dan adanya fasilitasi ketersediaan pasar secara fisik, pameran dagang dan kemudahan perijinan. Perkembangan usaha perdagangan baru di Kabupaten Magetan tahun 2013 sebanyak 5.692 meningkat menjadi 6.209 tahun 2014 atau 9,10 %.

Pemilikan Surat Ijin Usaha perdagangan (SIUP) tahun 2013 menunjukkan bahwa perusahaan kecil dan mikro mendominasi hampir 90,49 % dari seluruh perusahaan yang memiliki SIUP. Jumlah perusahaan yang memiliki SIUP meningkat dari tahun ketahun.

Pemilik Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) di Kabupaten Magetan sejumlah 589 Perusahaan terdiri dari Perusahaan besar, Menengah, Kecil dan Mikro Kecil.

4). Pertanian

Luas wilayah Magetan 68.885Ha, terbagi atas 28.250 Hektar tanah sawah dan 40.635 hektar tanah kering, serta sawah irigasi : 27.138 hektar. Pertanian merupakan sektor yang paling dominan di Kabupaten Magetan hidup dari bercocok tanam. Komoditas tanaman bahan makanan, utamanya padi merupakan produk yang besar peranannya bagi masyarakat Magetan.

Luas panen, produksi dan rara rata produksi tanaman pangan di Kabupaten Magetan, tahun 2014 padi 3.041.600 Kuintal

(16)

16 dan diikuti oleh produksi Jagung : 778.030 Kuintal, Ubi kayu 934.790 Kuintal serta Ubi jalar : 593.200 Kuintal.

Buah – Buahan tiga jenis buah – buahan yang banyak dihasilkan adalah jeruk besar (216.261 Kuintal ) Mangga (202.648 Kuintal) dan Pisang (64.603 Kuintal) dari tiga jenis buah – buahan tersebut yang paling menonjol.

Sayur – Sayuran Sementara sayur – sayuran yang banyak diproduksi adalah Bawang merah (14.665 Kuintal), Sawi (45.363 Kuintal) dan Cabe Rawit (11.813 Kuintal) dari sayur – sayuran rata- rata mengalami peningkatan.

5). Perkebunan dan Kehutanan

Perkembangan produksi hasil perkebunan yang paling dominan adalah Tebu (494.387,19) tahun 2013 dan meningkat menjadi (509.427,00 Kuintal) atau 3,04 %, dan untuk tanaman produksi hasil hutan rakyat jenis tanaman Kayu Jati (1.605,25 M3) dan Kayu Mahoni (1.965,50 M3) terus mengalami peningkatan.

Sedangkan untuk hasil produksi Kehutanan Kayu Jati (1.592,43 M3) di tahun 2013 dan meningkat sebesar 1.605,25 m3 atau 0,80 %. Untuk hasil produksi Kayu Mahoni sebesar 1.929,38 m3 tahun 2013 meningkat menjadi 1.965,50 m3 atau 1,87 %.

6). Gambaran Polulasi Ternak Besar, Kecil, Unggas dan Kelinci, dan Perikanan Peternakan

Gambaran mengenai populasi ternak besar, kecil dan unggas serta kelinci untuk ternak besar rata rata mengalami kenaikan, tahun 2014 sapi potong ( 106.913 ekor), Sapi perah (191 ekor), Kerbau (331 ekor) sedangkan ternak kecil Kambing mengalami penurunan 39.418 ekor tahun 2013 turun menjadi 37.918 ekor tahun 2014. Untuk unggas yang mengalami kenaikan Ayam pedaging 3.667.692 ekor tahun 2013 menjadi 9.327.200 ekor tahun 2014.

Peningkatan produksi perikanan budidaya perikanan budidaya didorong oleh berkembangnya usaha budidaya perikanan air tawar (kolam) dan meningkatnya minat masyarakat dalam pembudidayaan ikan. Perkembangan produksi perikanan budidaya ikan : 937,86 Ton tahun 2013 naik menjadi 1.152,75 ton tahun 2014.

(17)

17 b. Pertumbuhan Ekonomi / PDRB (tiga tahun terakhir)

1. Struktur Ekonomi Magetan

Struktur perekonomian Kabupaten Magetan dapat dilihat dari indikator distribusi persentase nilai tambah bruto sektoral yang meliputi 9 sektor, yaitu pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa. Dari kesembilan sektor tersebut dikelompokkan menjadi sektor primer (pertanian, pertambangan dan penggalian), sektor sekunder (industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, bangunan), sektor tersier (perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa).

Pertumbuhan ekonomi ditunjukkan oleh pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang ukurannya terdiri dari PDRB atas dasar harga berlaku maupun harga konstan. PDRB dipakai untuk menilai tingkat keberhasilan pembangunan di suatu daerah, dan secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan produksi yang terjadi di suatu daerah.

TABEL 1.13

NILAI PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN DAN BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA

TAHUN 2012 – 2013

Sektor Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)

Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah)

2011 2012 2013 2011 2012 2013

1. Pertanian 2.470.674,00 2.71.127,07 3.137.005,43 1.146.1540,98 1.192.328,62 1.243.065,84 2. Pertambangan dan

penggalian 42.050,23 45.732,51 51.011,30 17.493,85 17.812,24 18.748,03 3. Industri

pengolahan 709.061,54 806.768,30 920.718,73 300.096,35 320.842,74 342.644,66 4. Listrik, Gas dan Air

Bersih 80.634,04 87.441,55 95.470,27 31.063,15 33.309,61 35.933,62 5. Bangunan 569.440,10 630.047,02 733.832,52 200.572,85 216.402,06 232.480,73 6. Perdagangan,

Hotel dan Restoran 2.247.737,87 2.564.612,01 3.043.637,12 948.731,43 1.041.656,10 1.149.708,46 7. Pengangkutan dan

Komunikasi 188.045,93 208.952,22 243.497,71 74.907,91 81.610,46 89.609,40 8. Keuangan,

Persewaan dan 355.093,87 400.877,85 463.937,78 159.098,14 171.273,65 185.019,70

(18)

18 Sumber : BPS Kabupaten Magetan tahun 2014

Tabel di atas menunjukkan bahwa kontribusi sektor pertanian, perdagangan hotel dan restoran masih dominan menyusul bidang jasa - jasa, industri pengolahan, bangunan, keuangan, persewaan dan jasa usaha, pengangkutan listrik, gas dan air bersih dan yang paling rendah pertambangan dan penggalian, memiliki angka paling kecil karena Magetan tidak memiliki tambang yang dapat diunggulkan.

Perkembangan perekonomian Kabupaten Magetan juga dapat dilihat dari PDRB perkapita, meskipun angka PDRB perkapita tersebut tidak menggambarkan pendapatan penduduk secara nyata karena angka tersebut merupakan angka rata-rata. PDRB perkapita merupakan suatu indikator yang menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum di suatu daerah yang dihitung dengan cara membagi data PDRB terhadap jumlah penduduk pada pertengahan tahun.

Konstribusi kelompok sektor primer (pertanian, pertambangan dan penggalian) terhadap PDRB Kabupaten Magetan padat tahun 2012 sebesar 30,29 % kemudian tahun 2013 turun menjadi 30,08 %. Sementara konstribusi kelompok sektor skunder (industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, bangunan), dari 16,40

% pada tahun 2012 menjadi 16,51 % tahun 2013, sedangkan konstribusi kelompok sektor tersier (perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa), dari 53,31 % pada tahun 2012 mejadi 53,41 % tahun 2013.

Kondisi diatas menunjukkan telah terjadi transformasi perekonomian atau perubah struktur ekonomi yang ditandai dengan menurunnya sektor primer dan semakin meningkatnya peran sektor non primer terhadap PDRB Kabupaten Magetan. Peran sektor pertanian cenderung menurun. Hal ini karena alih fungsi lahan pertanian yang merubah menjadi lahan non pertanian terutama untuk pemukiman penduduk, luas lahan pertaninan semakin berukurang.

Jasa Usaha

9. Jasa - jasa 1.615.442,72 1.782.133,40 1.909.076,10 594.670,16 619.376,45 643.934,96 PDRB 8.278.181,32 9.297.691,92 10.598.186,96 3.472.774,82 3.694.611,37 3.941.145,40

(19)

19 Sebaliknnya peranan sektor tersier terutama sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukan perkembangan semakin cepat.

TABEL 1.14

PERANAN SEKTORAL PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA

No. Sektor Tahun 2012 Tahun 2013

Primer 30,29 30,08

1 Pertanian 29,80 29,60

2 Pertambangan dan penggalian

0,49 0,48

Sekunder 16,40 16.51

3 Industri pengolahan 8,68 8,69

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,94 0,90

5 Bangunan 6,78 6,92

Tersier 53.31 53,41

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

27,58 28,72 7 Pengangkutan dan

Komunikasi

2,25 2,30

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Usaha

4,31 4,38

9 Jasa – jasa 19,17 18,01

PDRB 100,00 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Magetan tahun 2014

2. Laju Pertumbuhan EKonomi

Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator ekonomi makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi.

Indikator ini biasanya digunakan untuk menilai sampai seberapa jauh keberhasilan pembangunan suatu wilayah dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian indikator ini dapat pula dipakai untuk menentukan arah kebijakan pembangunan yang akan datang.

Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ketersediaan sumber daya alam, kualitas sumber daya manusia, modal, tekhnologi, kebijakan pemerintah

(20)

20 daerah dan tentunya situasi keamanan wilayah. Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh situasi perekonomian nasional maupun internasional, tersebut tabel dibawah pertumbuhan ekonomi Magetan dan Jawa Timur :

TABEL 1.15

PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT SEKTOR

Sektor Sumber Pertumbuhan

2012 2013

1. Pertanian 4.03 4,26

2. Pertambangan dan penggalian 1,82 5,25

3. Industri pengolahan 6,91 6,80

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 7,23 7,88

5. Konstruksi 7,89 7,43

6. Perdagangan, Hotel dan

Restoran 9,79 10,37

7. Pengangkutan dan Komunikasi 8,95 9,80 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Usaha 7,65 8,03

9. Jasa – jasa 4,15 3,97

PDRB 6,39 6,67

Sumber : BPS Th. 2014 Kab. Magetan

TABEL 1.16

PERBANDINGAN PERTUMBUHAN EKONOMI, MAGETAN, JAWA TIMUR DAN NASIONAL

Tahun Magetan Jawa Timur Nasional

2012 6,39 7,27 5,78

2013 6,67 6,65 6,23

Sumber : BPS Th. 2014 Kab. Magetan

3. PDRB Perkapita dan Pendapatan Perkapita

Salah satu tujuan akhir penghitungan PDRB adalah untuk mendapatkan angka Pendapatan Regional Perkapita. Angka ini

(21)

21 merupakan salah satu indikator penting yang biasanya digunakan sebagai alat untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum disuatu wilayah.

Besaran PBRB pendapatan perkapita dan pendapatan per kapita dapat dijadikan salah satu alat ukur untuk mengetahui sejauh mana nilai tambah yang dihasilkan dari berbagai kegiatan ekonomi dapat dinikmati setiap penduduk, mulai dari bayi yang baru lahir sampai penduduk usia lanjut.

Penghitungan pendapatan yang benar – benar diterima oleh penduduk Kabupaten Magetan sampai saat ini belum dapat dilakukan, karena belum tersedianya data arus pendapatan yang mengalir antar Kabupaten atau kota. Dengan mengabaikan adanya arus pendapatan antar daerah maka penghitungan pendapatan perkapita yang paling mendekati adalah melalui besaran Produk Domestik Regional Neto (PDRN) Perkapita.

Pada tahun 2012 pendapatan regional perkapita Kabupaten Magetan atas Harga Berlaku sebesar Rp. 13.927 Juta, atau naik Rp.

1,519 juta 21 di banding tahun sebelumnya. Dalam periode lima tahun terakhir telah terjadi peningkatan pendapatan regional perkapita mencapai 56,07 %, yaitu dari Rp. 8,924 juta pada tahun 2008 menjadi 13.927 juta pada tahun 2012.

TABEL 1.17

PDRB PERKAPITA DAN PDRN PERKAPITA KABUPATEN MAGETAN

TAHUN 2012 – 2013

No Uraian

PDRB & PDRN Perkapita (Rp. Juta )

2012 2013

1 PDRB Perkapita 14,966 17.005

2 PDRN Perkapita 13,927 15.825

Sumber : BPS Th. 2014 Kab. Magetan

4. Tingkat Perkembangan Harga

Pemerintah selalu berusaha agar laju inflasi terkendali, apabila inflasi tinggi, tingkat pendapatan yang diterima oleh masyarakat tidak akan mempunyai arti, karena dengan tingginya

(22)

22 tingkat inflasi kemampuan daya beli dari pendapatan (uang) yang diterima akan menurun.

Dari hasil bagi PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan, maka diperoleh indeks harga implisit. Perubahan insdek harga implisit antar tahun merupakan gambaran angka inflasi dari sisi prodosen atau biasa disebut laju implisit.

Hasil pengghitungan insdeks implisit dapat menunjukkan adanya kenaikkan harga barang dan jasa atau sebaliknya. Perubahan insdeks implisit dari PDRB Magetan merupakan gambaran dari peningkatan harga seluruh barang dan jasa dalam periode satu tahun.

Angka ini mempunyai arti yang hampir sama dibanding inflasi, hanya berbeda cakupannya karena angka inflasi yang biasanya dihitung bulanan oleh pemerintah adalah angka inflasi yang diperoleh Indeks Harga Konsumen (IHK) dengan jenis dan jumlah komoditi yang telah ditentukan, sedangkan angka inflasi yang disajikan pada publikasi ini mengacu pada perubahan harga ditingkat prodosen dengan jumlah komoditi yang lebih besar sesuai dengan komoditi yang diproduksi di wilayah Kabupaten Magetan dalam rentang waktu satu tahun, tersebut dalam tabel dibawah :

TABEL 1.18

NILAI INFLASI RATA-RATA TAHUN 2012 S/D 2013 KABUPATEN MAGETAN

Sektor 2012 2013

1. Pertanian 7,82 8,58

2. Pertambangan dan penggalian 6,81 5,98

3. Industri pengolahan 6,42 6,86

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,13 1,21

5. Konstruksi 2,55 8,42

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,92 7,52 7. Pengangkutan dan Komunikasi 1,99 6,13 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Usaha 4,87 7,13

9. Jasa – jasa 5,92 3,04

PDRB 5,57 6,86

Sumber : BPS Th. 2014 Kab. Magetan

(23)

23 Pertumbuhan ekonomi selain ditentukan oleh peningkatan pengeluaran pemerintah, investasi, juga dipengaruhi oleh konsumsi masyarakat, dimana peningkatan konsumsi akan meningkat jika daya beli masyarakat juga meningkat.

Indeks daya beli di tahun 2013 menjadi 65,55 %. Hal ini juga dapat menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi / kesejahteraan masyarakat stabil.

TABEL 1.19

INDEKS DAYA BELI KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2012 – 2013

Uraian 2012 2013

Indeks Daya beli (dalam %) 65,55 65,55

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) , Tujuan utama Pembangunan Manusia pada hakekatnya untuk meningkatkan kesejahateraan seluruh lapisan masyarakat baik materiil maupun spituriil. Namun demikian kenyataan menunjukkan masih ada masyarakat yang secara materi saja belum sejahtera.

TABEL 1.20

ANGKA IPM KABUPATEN MAGETAN

No. Tahun Angka IPM Magetan

1. 2012 73,59

2. 2013 74,34

Sumber : BPS

Keberhasilan dalam pembangunan manusia, ditunjukkan besaran Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dibangun atas 3 komponen yakni Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan dan Indeks Daya Beli. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Magetan terus mengalami peningkatan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013.

TABEL 1.21

REALISASI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

(24)

24 ( I P M )

No. Indikator 2012 2013

1 Indeks pendidikan 77,73 77,73

2 Indeks kesehatan 77,51 77,51

3 Indeks daya beli 65,55 65,55

Sumber : BPS

Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka sangat berguna ketika Pemerintah Kabupaten Magetan ingin mengetahui seberapa besar masyarakat Kabupaten Magetan yang tidak bekerja, yang pada akhirnya Kabupaten Magetan bisa merencanakan pembukaan lapangan kerja baru.

Oleh karena semakin tinggi tingkat pengangguran terbuka, kerawanan sosial diduga akan turut meningkat, dan sebaliknya, akan membuat kestabilan sosial di dalam masyarakat.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPP) Magetan menunjukkan tren bergelombang dari sebesar 2,48 % Tahun 2013, menjadi 2,93 % Tahun 2014, hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang meningkat masih belum mampu menyerap tenaga kerja yang optimal.

TABEL 1.22

PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KEATAS

MENURUT KEGIATAN UTAMA DI KABUPATEN MAGETAN

No. Kegiatan Utama 2013 2014

1 Penduduk 15 + 489.406 532.576

2 Angkatan Kerja 352.469 378.195

3  Bekerja 338.865 361.351

 Penganggur 13.604 16.844

4 TPAK (%) 70,39 71,01

5 TPT (%) 2,48 2,93

Indikator Jumlah Penduduk Miskin termasuk sangat strategis karena pembangunan tidak cukup hanya tumbuh tetapi terdistribusi kepada seluruh masyarakat Magetan. Oleh karenanya diperlukan alat ukur sebagai indikator melihat perkembangan kemakmuran seluruh masyarakat Kabupaten Magetan yang salah satunya adalah Indikator Jumlah Penduduk Miskin, dengan semakin rendah jumlah penduduk miskin maka diharapkan kemakmuran penduduk semakin merata.

(25)

25 Realisasi jumlah penduduk miskin di Kabupaten Magetan. di tahun 2012 sebesar 11,45 %, angka kemiskinan tahun 2013 di Kabupaten Magetan 12,14 %. Berikut realisasi Jumlah Penduduk Miskin :

TABEL 1.23

PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN KABUPATEN MAGETAN

TAHUN 2011-2013

Indikator Target (%)

2011 2012 2013

Jumlah Penduduk Miskin 12,01 11,45 12,14

Sumber: BPS Kab. Magetan

BAB II

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

Arah kebijakan pemerintah daerah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan di Kabupaten Magetan telah dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2009 Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Magetan Tahun 2005 - 2020 Selanjutnya, dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pokok Pembangunan Jangka Panjang Daerah tersebut, dilakukan melalui tahapan dan skala prioritas pembangunan yang dijadikan agenda pembangunan jangka menengah daerah secara berkesinambungan dan saling menjaga dari periode satu ke periode berikutnya sebagaimana dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Magetan Tahun 2013–2018, telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor: 9 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Magetan tahun 2013 - 2018, merupakan RPJMD Kedua dari tahapan pelaksanaan RPJPD Kabupaten Magetan yang ditujukan untuk lebih memantapkan hasil-hasil pembangunan.yang telah dicapai sebelumnya.

A. VISI DAN MISI 1) Visi

(26)

26 Visi merupakan cita-cita atau harapan yang ingin diwujudkan melalui program kegiatan yang terukur, dilaksanakan secara konsisten dan komprehensif berdasarkan kesepakatan bersama. Visi Pemerintah Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut :

TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MAGETAN YANG ADIL, MANDIRI DAN BERMARTABAT

2) Misi

Adapun Misi Pemerintah Kabupaten Magetan dirumuskan 5 (Lima) Misi pembangunan sebagai berikut :

1) Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat ;

2) Mewujudkan kepemerintahan yang baik, dan peningkatan SDM yang profesional, dilandasi semangat pelaksanaan otonomi daerah ;

3) Menggairahkan perekonomian daerah, melalui berbagai program pengungkit, dan optimalisasi pengembangan SDM serta pengelolaan SDA yang berwawasan lingkungan ;

4) Mewujudkan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai guna menunjang pertumbuhan ekonomi daerah ; dan

5) Mewujudkan suasana aman dan damai, melalui penegakan, kepastian dan perlindungan hukum.

Kesejahteraan Konsep "6 W" (RPJM Lama Untuk Analisis 2009 - 2014 Yang Dilanjutkan Untuk Masa Bhakti 2013 - 2018)

1) Wareg : Cukup Sandang, Pangan & Papan 2) Waras : Sehat Jasmani Dan Rohani

3) Wasis : Memiliki Pendidikan Layak

4) Wutuh : Keseimbangan Pembangunan Jasmani & Rohani 5) Widodo : Keselamatan Dunia Dan Akhirat

6) Waskito : Berpandangan Jauh Kedepan (Visioner) 3) Misi Pembangunan Daerah

a. Misi Pembangunan Daerah

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPMD) Kabupaten Magetan tahun 2014 berorientasi pada pembangunan dan peningkatan kompetensi segenap sumber daya yang terdapat di

(27)

27 Kabupaten Magetan dalam segala bidang, guna menyiapkan kemajuan, kemandirian dan kemampuan bersaing.

Dengan memperhatikan isu dan pencapaian visi Kabupaten Magetan yaitu Terwujudnya kesejahteraan masyarakat magetan yang adil, mandiri dan bermartabat, maka dirumuskan 5 (lima) Misi Kabupaten Magetan dalam rangka pencapaian misi pembangunan Kabupaten Magetan 2014 yaitu sebagai berikut :

a) Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

b) Mewujudkan kepemerintahan yang baik, dan peningkatan SDM yang profesional, dilandasi semangat pelaksanaan otonomi daerah;

c) Menggairahkan perekonomian daerah, melalui berbagai program pengungkit, dan optimalisasi pengembangan sumber daya manusia serta pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan;

d) Mewujudkan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai dalam menunjang pertumbuhan perekonomian daerah; dan

e) Mewujudkan suasana aman dan damai, melalui penegakan, kepastian dan perlindungan hukum.

b. Perwujudan Misi

1) Misi Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Mengandung pengertian senantiasa ingin meningkatkan nilai-nilai yang terkandung di dalam ajaran agama yang mengarah kepada upaya peningkatan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik secara formal maupun informal yang bertujuan ingin menciptakan suasana kebersamaan dalam rangka menjaga stabilitas daerah demi kelangsungan pembangunan. Dalam berbangsa dan bernegara wajib menaati dan memahami empat pilar antara lain adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika.

2) Misi Mewujudkan kepemerintahan yang baik, dan peningkatan sumber daya manusia yang profesional, dilandasi semangat pelaksanaan otonomi daerah.

Mengandung pengertian mengembangkan sistem pemerintahan yang baik dan meningkatkan kualitas sumberdaya aparatur pemerintah

(28)

28 yang dilandasi semangat profesionalisme untuk mewujudkan good governance. Good governance mengandung arti kegiatan suatu lembaga pemerintah yang dijalankan berdasarkan kepentingan rakyat dan norma yang berlaku untuk mewujudkan cita-cita negara di mana kekuasaan dilakukan oleh masyarakat yang diatur dalam berbagai tingkatan pemerintahan negara yang berkaitan dengan sumber- sumber sosial-budaya, politik, dan ekonomi.

3) Misi Menggairahkan perekonomian daerah, melalui berbagai program pengungkit, dan optimalisasi pengembangan sumber daya manusia serta pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan.

Misi ini untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat Magetan dalam lima tahun ke depan dibutuhkan peningkatan kinerja ekonomi yang bertumpu pada sektor pertanian, perdagangan, industri dan pariwisata dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Dalam setiap upaya peningkatan perekonomian perlu adanya prinsip pengembangan sumber daya manusia serta pemanfaatan sumber daya alam untuk kecukupan manusia dengan mengelolanya secara optimal. Setiap program pengembangan ekonomi harus mengandung tujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat Magetan yang adil dan bermartabat.

4) Misi Mewujudkan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai dalam menunjang pertumbuhan perekonomian daerah.

Menyadari betapa pentingnya peran infrastruktur yang merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi dalam bentuk peningkatan produktifitas, lancarnya distribusi barang dan jasa dan meningkatnya nilai tambah produk yang dihasilkan. Secara tidak langsung ketersediaan sarana dan prasarana infrastruktur juga akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang merupakan modal utama bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi.

5) Misi Mewujudkan suasana aman dan damai, melalui penegakan, kepastian dan perlindungan hukum.

Keamanan, ketertiban dan ketentraman merupakan kondisi yang diharapkan masyarakat agar dapat melangsungkan kehidupan dengan tenang dan damai, dan merupakan jaminan bagi terselenggaranya pembangunan untuk mewujudkan harapan dan cita-cita bersama.

Kondisi yang aman, tertib dan tenteram akan terwujud apabila

(29)

29 terdapat kesadaran kolektif dan komitmen patuh dari seluruh stakeholder pembangunan terhadap berbagai ketentuan yang telah disepakati bersama, yang direalisasikan dalam bentuk ketaatan dan kepatuhan hukum. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan faktor yang sangat penting dalam rangka mewujudkan masyarakat Kabupaten Magetan yang adil dan bermartabat. Oleh karena itu, penegakan hukum harus dengan sungguh-sungguh dan adil dengan perlakuan yang sama terhadap semua orang tanpa diskriminasi.

Selain itu, faktor penting bagi terpeliharanya stabilitas kehidupan yang aman, tertib, tenteram dan dinamis adalah adanya rasa saling percaya dan harmoni dari seluruh stakeholder pembangunan.

B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH 1. Strategi Pembangunan Daerah

Strategi yang dipilih untuk mencapai sasaran adalah sebagai berikut :

1) Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya ketahanan moral dan mental masyarakat untuk membentengi diri dari krisis nilai sebagai akibat dari dampak negatif perubahan dan pembangunan adalah melakukan pembinaan terhadap lembaga-lembaga keagamaan, lembaga pendidikan keagamaan formal dan non formal serta tenaga pembimbing keagamaan, mengembangkan sarana dan prasarana peribadatan, pembinaan keagamaan terhadap aparatur pemerintah serta mengintegrasikan pengamalan ajaran agama di sekolah.

2) Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya toleransi umat beragama adalah mengembangkan komunikasi inter dan antar umat beragama.

3) Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik adalah meningkatkan kualitas penyelenggaraan administrasi pemerintahan daerah dan pelayanan publik, meningkatkan kapasitas kelembagaan yang efektif dan efisien serta meningkatkan profesionalisme dan kompetensi sumber daya aparatur.

(30)

30 4) Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya kualitas layanan administrasi kependudukan adalah menyempurnakan sistem dan prosedur pelayanan administrasi kependudukan yang cepat, mudah dan berkualitas.

5) Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya pertumbuhan ekonomi lokal dengan memperhatikan kebijakan ekonomi regional, nasional dan global adalah mendorong pertumbuhan ekonomi sektor unggulan yang berwawasan lingkungan, mendorong tumbuhnya kluster-kluster ekonomi,

6) Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya kegiatan investasi untuk mendorong terciptanya lapangan kerja dan tumbuhnya aktivitas ekonomi lokal adalah memberikan kemudahan dalam berinvestasi serta mendorong tumbuhnya dan berkembangnya usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi.

7) Strategi untuk mencapai sasaran terwujudnya stabilitas pangan dan energi utama adalah menjamin ketersediaan stok dan kelancaran distribusi bahan pangan dan energi utama.

8) Strategi untuk mencapai sasaran menurunnya angka kemiskinan dan tingkat pengangguran terbuka adalah memberdayakan masyarakat miskin dan PMKS, meningkatkan kualitas tenaga kerja dan jaminan ekonomi sosial tenaga kerja, meningkatkan penyerapan jumlah tenaga kerja lokal serta memberdayakan masyarakat dan kelembagaan desa dalam rangka penguatan pemerintahan dan pertumbuhan ekonomi desa.

9) Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan pendidikan dan kesehatan secara merata dan berkualitas, meningkatnya akses masyarakat terhadap layanan informasi, meningkatkan kualitas kehidupan perempuan, anak dan keluarga sejahtera, meningkatkan partisipasi pemuda dalam pembangunan, serta memajukan olah raga daerah melaui pembinaan secara sistematis, terpadu, berjenjang dan berkelanjutan.

10) Strategi untuk mencapai sasaran berkembangnya budaya lokal multikultur yang dapat menjadi media perekat sosial adalah melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah dari berbagai etnik dan golongan untuk menjaga pluralisme namun tetap terjaga persatuan dan kesatuan.

(31)

31 11) Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya kualitas lingkungan permukiman yang layak dan sehat adalah penataan ruang permukiman dan kawasan sesuai ketentuan zonasi, penyediaan sarana dan prasarana permukiman, mengendalikan pencemaran lingkungan serta meningkatkan luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat.

12) Strategi untuk mencapai sasaran terwujudnya alam dan lingkungan hidup yang lestari adalah mengelola sumber daya alam secara optimal dan berwawasan lingkungan, merehabilitasi lingkungan hidup yang mengalami penurunan kualitas serta mengarahkan dan menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan.

13) Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya kualitas sarana dan prasarana transportasi yang aman, nyaman dan memadai adalah menyediakan infrastruktur jalan, jembatan beserta pendukungnya yang layak yang dapat menghubungkan antar wilayah dan pemukiman penduduk serta menjangkau sentra-sentra produksi pertanian dan produk unggulan daerah lainnya.

14) Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya kualitas, kuantitas dan jangkauan jaringan irigasi adalah Membangun jaringan irigasi yang handal dan dapat menjangkau daerah irigasi yang seluas-luasnya.

15) Strategi untuk mencapai sasaran menurunnya kasus pelanggaran hukum serta gangguan keamanan ketertiban masyarakat adalah mengembangkan budaya hukum, kesadaran dan ketaatan hukum serta mendorong terlaksananya penegakan hukum, mengembangkan sistem keamanan dan ketertiban untuk mendukung stabilitas daerah dan meminimalisir ancaman, hambatan dan gangguan, mengembangkan nilai-nilai nasionalisme, persatuan dan kesatuan bangsa, demokrasi, pluralisme, serta penghormatan terhadap HAM.

16) Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dan lembaga pemerintah dalam mengurangi resiko bencana adalah Meningkatkan kewaspadaan masyarakat dalam mendeteksi ancaman bencana dan melakukan upaya penyelamatan korban bencana.

2. Arah Kebijakan

Pada dasarnya semua program pembangunan dilaksanakan setiap tahun untuk menjamin kontinuitas pelayanan masyarakat. Namun agar lebih

(32)

32 fokus dalam mencapai sasaran perlu ditetapkan arah kebijakan yang merupakan prioritas tahunan.

Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima) tahun.

Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. dari rumusan tujuan, sasaran dan strategi yang ditetapkan, maka arah kebijakan pembangunan daerah masing-masing tahapan (tahun) adalah sebagai berikut :

a. Tahap I (tahun 2014)

Arah kebijakan tahun pertama (2014) difokuskan pada penyiapan infrastruktur sarana dan prasarana layanan umum dan infrastruktur penumbuh daya saing agrobisnis serta penataan kelembagaan dan aparatur pemerintah dalam rangka penguatan birokrasi. Infrastruktur yang telah dibangun pada periode sebelumnya perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan untuk memudahkan akses masyarakat serta dalam rangka menyiapkan berkembangnya kluster- kluster ekonomi. Indikator capaian arah kebijakan tahun pertama ini antara lain adalah adanya peningkatan panjang jalan kabupaten kondisi baik serta tersusunnya struktur organisasi baru beserta penataan aparaturnya sebagai bagian dari penguatan birokrasi.

b. Tahap II (tahun 2015)

Arah kebijakan tahun kedua diprioritaskan pada penguatan sektor infrastruktur daerah dan pelayanan publik untuk menjamin standarisasi mutu pelayanan serta peningkatan tingkat kepuasan masyarakat melalui penyiapan sistem inovasi daerah yang berbasis pada karakteristik dan keunggulan daerah.

Indikasi capaian dalam arah kebijakan ini antara lain adalah diterapkannya standar pelayanan publik seperti SPM, MDGs, maupun standar lain yang diadopsi seperti ISO, dll, merencanakan sistem inovasi daerah sebagai persiapan dalam mengembangkan kluster-kluster ekonomi, serta menyusun blue print potensi wisata.

c. Tahap III (tahun 2016)

(33)

33 Arah kebijakan tahun ketiga diprioritaskan peningkatan produktivitas pertanian dan pertumbuhan UKM dengan daya dukung infrastruktur pelayanan dasar dan infrastruktur infrastruktur perekonomian bertema agrobisnis. Indikasi capaian pada tahap ketiga ini antara lain adanya peningkatan produksi pertanian yang mampu diserap oleh UKM yang mulai tumbuh dan berkembang.

d. Tahap IV (tahun 2017)

Arah kebijakan tahun keempat adalah mendorong produk olahan pertanian dengan meningkatkan kapasitas UMKM dan koperasi untuk mendatangkan investasi regional dan nasional. Indikasi capaian pada tahap keempat ini adalah meningkatnya Industri kecil menengah (IKM).

e. Tahap V (tahun 2018)

Arah kebijakan tahun keempat pencapaian pertumbuhan ekonomi (agrobisnis) melalui penguatan kerjasama antar daerah dan swasta dalam rangka perluasan pasar produk agribis.

C. PRIORITAS DAERAH

Upaya mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah agar mencapai hasil yang maksimal dilaksanakan melalui 8 program prioritas sesuai dengan kebutuhan, karakteristik dan keunggulan wilayah Kabupaten Magetan yaitu pendidikan, pertanian, pariwisata, industri, perdagangan, kesehatan, infrastruktur dan pengentasan kemiskinan, atau disingkat dengan akronim DITATA INDAH plus INSANI.

1. Pendidikan

Pembangunan bidang pendidikan diarahkan untuk meningkatkan akses pendidikan yang berkualitas dan terjangkau untuk membentuk sumber daya manusia yang mandiri, berbudi pekerti luhur, berkarakter yang kuat untuk menyiapkan hasil didik yang siap memenuhi kebutuhan tenaga kerja maupun penciptaan lapangan kerja (wirausaha). Program-program bidang pendidikan antara lain meliputi rehabilitasi gedung sekolah, peningkatan infrastruktur penunjang, pembangunan perpustakaan, peningkatan kualitas pendidik, peningkatan dan pengembangan secara bertahap wajib belajar pendidikan

(34)

34 menengah 12 tahun sebagai kelanjutan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun serta pemberian bea siswa utamanya bagi siswa miskin.

2. Pertanian

Pembangunan bidang pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian tanaman pangan guna mendukung ketahanan pangan, peningkatan kesejahteraan petani serta peningkatan daya saing produk pertanian dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan sumber daya alam. Oleh karena itu program-program pembangunan pertanian antara lain meliputi ketaatan terhadap tata ruang pertanian untuk menjamin ketersediaan lahan pertanian, pemakaian bibit unggul, mekanisasi pertanian, keseimbangan penggunaan pupuk organik dan kimia, menjamin ketersediaan air di musim kemarau melalui pembangunan/rehabilitasi jitut/jides, stabilisasi harga saat panen raya serta pemberian akses permodalan petani.

3. Pariwisata

Pembangunan bidang pariwisata diarahkan untuk meningkatkan daya saing obyek dan daya tarik wisata melalui penataan dan pengembangan obyek dan daya tarik wisata, peningkatan sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan dan peningkatan kualitas SDM kepariwisataan untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan serta peningkatan promosi wisata.

4. Industri

Pembangunan bidang industri diarahkan untuk pengolahan hasil pertanian dan produk unggulan daerah lainnya sehingga meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan produk unggulan daerah melalui penguasaan dan pemanfaatan iptek industri, peningkatan kualitas SDM industri serta peningkatan akses permodalan bagi industri kecil menengah. Pembangunan industri juga diarahkan untuk peningkatan penyerapan tenaga kerja lokal dalam rangka mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran.

5. Perdagangan

Pembangunan bidang perdagangan diarahkan untuk penguatan pasar lokal dan ekspansi pasar regional maupun nasional bagi produk pertanian, hasil industri dan produk unggulan daerah lainnya serta untuk menjamin kelancaran disribusi barang guna memperkecil tekanan inflasi.

6. Kesehatan

Pembangunan bidang kesehatan dititikberatkan pada pendekatan preventif, tidak hanya kuratif melalui upaya peningkatan kualitas kesehatan

(35)

35 masyarakat dan lingkungan, diantaranya penyediaan air bersih dan penataan lingkungan kumuh, jaminan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin serta upaya pencapaian sasaran Millenium Development Goals (MDGs) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan.

7. Infrastruktur

Pembangunan bidang infrastruktur diarahkan untuk pembangunan dan pemeliharaan sarana transportasi dan angkutan, pengairan serta jaringan teknologi komunikasi untuk menjangkau sentra-sentra produksi pertanian dan produk unggulan daerah lainnya, peningkatan fasilitas umum lain seperti tempat ibadah, sarana olah raga dan prasarana pemerintah daerah.

8. Pengentasan kemiskinan

Program pengentasan kemiskinan dititikberatkan pada pemberdayaan masyarakat miskin dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) melalui bimbingan ketrampilan dan kewirausahaan. Selain itu pengentasan kemiskinan juga dilaksanakan melalui program perlindungan sosial berbasis keluarga seperti bantuan pangan, jaminan sosial bidang kesehatan dan bea siswa bagi keluarga miskin.

BAB III

URUSAN DESENTRALISASI A. Ringkasan Urusan Desentralisasi

Gambar

TABEL III.2
TABEL III.8
TABEL III.10
TABEL III.13
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut distribusi usaha per kabupaten/kota; ternyata Kabupaten Sleman menduduki peringkat pertama dengan jumlah perusahaan/usaha sebanyak 110,55 ribu (27,41 persen) diikuti

Meskipun usaha kain tenun baik tenun songket maupun tenun ikat menyumbang penyerapan tenaga kerja yang lebih banyak dibanding usaha kecil/mikro lainnya,

Kajian dasar mengenai kesan jerebu dalam mengatasi pencemaran udara dijalankan dengan memilih kawasan Kucing sebagai kawasan kajian memandangkan kawasan ini

• Transfusi darah atau komponen darah yang cukup dalam jangka waktu < 24 jam untuk mengganti. seluruh

Kelemahan dari segi sosial ekonomi antara lain: (1) Terbatasnya tenaga kerja yang berminat di bidang pertanian, khisusnya dalam membangun sistem agroforestry; (2) Terjadinya

Apendisitis akut pada dasarnya adalah obstruksi lumen yang selanjutnya akan diikuti oleh proses infeksi dari apendiks.. Penyebab obstruksi dapat

Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah.. Rekapitulasi Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan Satuan

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkatrahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Asimetri Informasi, Locus of Control,