PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGGUNA TRANSPORTASI ONLINE TERKAIT DENGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN
NOMOR PM 32 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN
ORANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR TIDAK DALAM TRAYEK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh :
NIM : 120200413
DAVID REYNALDA SILITONGA
DEPARTEMEN HUKUM KEPERDATAAN
PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM PERDATA DAGANG
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2017
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGGUNA TRANSPORTASI ONLINE TERKAIT DENGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN
NOMOR PM 32 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN
ORANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR TIDAK DALAM TRAYEK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh :
NIM : 120200413
DAVID REYNALDA SILITONGA
DEPARTEMEN HUKUM KEPERDATAAN PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM PERDATA BW
Disetujui Oleh :
Ketua Departemen Hukum Keperdataan
NIP. 196602021991032002 Dr. Rosnidar Sembiring, SH, M.Hum
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Prof. Dr. Tan Kamello, SH.MS
NIP. 1962044211988031004 NIP. 196801281994032001 Puspa Melati Hsb, SH, M.Hum
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2017
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : DAVID REYNALDA SILITONGA NIM : 120200413
Departemen : Hukum Keperdataan
Judul Skripsi : Perlindungan Hukum Bagi Pengguna Transportasi Online Terkait Dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 32 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Tidak Dalam Trayek
Dengan ini menyatakan :
1. Skripsi yang saya tulis ini adalah benar tidak merupakan jiplakan dari skripsi atau karya ilmiah orang lain.
2. Apabila terbukti di kemudian hari Skripsi tersebut adalah jiplakan, maka segala akibat hukum yang timbul menjadi tanggung jawab saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa paksaan atau tekanan dari pihak manapun.
Medan, Agustus 2017
Nim : 120200413
David Reynalda Silitonga
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang merupakan karya ilmiah dengan judul “Perlindungan Hukum Bagi Pengguna
Transportasi Online Terkait Dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 32 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Tidak Dalam Trayek” yang disusun dan diajukan untuk memenuhi syrarat memperoleh gelar Sarjana Hukum Universitas Sumatera Utara
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa dorongan semangat maupun sumbangan pemikiran.
Oleh sebab itu, penulis dalam kesempatan ini ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang memberikan bantuan, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. OK Saidin, SH., M.Hum selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Puspa, S.H., M.Hum, selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara dan selaku pembimbing II Penulis, yang selalu memberikan
inspirasi beserta dorongan kepada saya dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Jelly, SH., M.Hum selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
5. Ibu Sinta Uli, SH., M.Hum, selaku Ketua Program kekhususan Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
6. Ibu Dr. Rosnidar Sembiring, SH, M.Hum, SH, M.Hum, selaku Ketua Departemen Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
7. Bapak Boy Laksmana, SH., M.Hum sebagai Penasehat Akademik yang telah banyak membantu Penulis selama ini dalam menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
8. Bapak Prof. Dr. Tan Kamello, SH., MS, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan masukan, arahan-arahan serta bimbingan di dalam pelaksanaan penulisan skripsi ini.
9. Seluruh Staf Dosen dan Staf Administrasi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pembelajaran dan membimbing Penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
10. Kepada Ayahanda (Selamat Silitonga) dan Ibunda (Saidah Hutabarat) terimakasih atas segala perhatian, dukungan, doa dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
11. Seluruh Bapak dan Ibu staf pengajar di Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
12. Kepada sahabat terbaik stambuk 2012 selama yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima kasih buat semangat, doa dan dukungannya dalam perkuliahan selama ini.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, atas segala kesalahan dan kekurangan saya mohon maaf. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Medan, Juli 2017 Hormat Penulis
David Reynalda Silitonga
Nim : 120200413
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
ABSTRAK ... vi
Bab I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Permasalahan ... 6
C. Tujuan Penulisan ... 6
D. Manfaat Penulisan ... 7
E. Keaslian Penulisan ... 7
F. Metode Penelitian. ... 8
G. Sistematika Penelitian ... 11
BAB II : PENGATURAN HUKUM MENGENAI TRANSPORTASI BERBASIS ONLINE ... 13
A. ... Pen gertian dan jenis-jenis Transportasi ... 13
B. Dasar Hukum pengangkutan dan Transportasi jalan Online .... 17
C. Kedudukan Hukum Transportasi Jalan Online ... 35
BAB III : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA (PENUMPANG) TRANSPORTASI ONLINE ... 43
A. Perlindungan Konsumen Jasa Transportasi Jalan Online ... 43
B. Perlindungan Konsumen menurut UU No.8 Tahun 1999 ... 49
C. Perlindungan Data Pribadi Pada Pemesanan Transportasi Online ... 53
BAB IV : UPAYA PENGGUNA JASA TRANSPORTASI ONLINE DALAM MENDAPATKAN PERLINDUNGAN HUKUM BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 32 TAHUN 2016 ... 62
A. ... Pen erapan Perizinan perusahaan transportasi jalan online.... ... 62
B. ... Tan ggungjawab hukum para penyedia transportasi Online terhadap kerugian yang dialami konsumen ... 66
C. Upaya Hukum yang dilakukan pengguna transportasi online untuk Mendapatkan Perlindungan Hukum... 75
BAB V : PENUTUP ... 83
A. Kesimpulan ... 83
B. Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
David Reynalda Silitonga*
Tan Kamello **
Puspa Melati Hsb ***
Perusahaan penyedia aplikasi online juga diperbolehkan menetapkan tarif, merekrut pengemudi, dan mendaftarkan kendaraan secara langsung. Pengusaha itu memaklumi bahwa pemerintah wajib menyediakan kerangka aturan untuk sektor transportasi umum demi menjaga kenyamanan dan keselamatan penumpang.
Adapun rumusan masalah dalam skripsi adalah bagaimana pengaturan perizinan perusahaan transportasi jalan online, tanggungjawab hukum para penyedia transportasi online terhadap kerugian yang dialami konsumen dan upaya hukum yang dilakukan pengguna transportasi online untuk mendapatkan perlindungan hukum.
Adapun metode yang digunakan adalah yuridis normatif, data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder serta pengumpulan data yang digunakan studi kepustakaan. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif.
Transportasi berbasis online diatur UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, PP Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 26 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum tidak dalam Trayek dan UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
Perlindungan hukum terhadap pengguna jasa (penumpang) transportasi online telah diatur dalam Pasal 10 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 26 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum tidak dalam Trayek Dengan Kendaraan Umum serta Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Upaya pengguna jasa transportasi online dalam mendapatkan perlindungan hukum berdasarkan peraturan menteri
perhubungan diantaranya secara preventif maupun represif guna menjamin hak- hak dari pengguna jasa dan juga memberi kepastian hukum bagi penyelenggara jasa transportasi umum itu sendiri. Jika konsumen merasakan, kuantitas dan kualitas pelayanan jasa yang sesuai maka konsumen berhak mendapatkan ganti kerugian yang pantas sesuai dengan ketentuan Pasal 19 Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Kata kunci : Perlindungan hukum, Transportasi online,
*) Mahasiswa Fakultas Hukum USU/Penulis
**) Dosen/Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Dosen Pembimbing I
***) Dosen/Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Dosen
Pembimbing II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi dalam sendi-sendi kehidupan juga sangat mempengaruhi sektor pengangkutan dengan hadirnya moda transportasi yang didukung jaringan (online). Moda transportasi online ini berbasis aplikasi yang dikembangkan untuk memudahkan pemakai memperoleh akses kepada layanan transportasi. Sebagai moda penyedia sarana aplikasi transportasi online, moda tranportasi ini digerakkan oleh sebuah penyedia jasa yang melakukan aktivitasnya dalam sebuah aplikasi online yang dapat diunduh di Play Store (untuk handphone android) atau di App Store (untuk handphone berbasis ios seperti Iphone). Cara menikmatinya sangat mudah. Cukup dengan melakukan pengisian biodata yang disediakan dalam aplikasi, dan menyetujui persyaratan dan ketentuan yang telah ditentukan oleh pihak pengembang aplikasi penyedia sarana aplikasi transportasi online maka pemakai aplikasi sudah dapat menikmati layanan yang telah disediakan.
Transportasi diartikan sebagai kegiatan pengangkut dan memindahkan muatan (barang dan orang/manusia) dari suatu tempat (tempat asal) ke tempat lainnya (tempat tujuan).
11 Sakti Adji Adisasmita, Perencanaan Infrastruktur Transportasi Wilayah, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2012, hal 7
Jasa transportasi yang semakin berkualitas (berkecepatan
tinggi) dan berkapasitas (berdaya angkut lebih besar), maka hambatan ruang dan
waktu dalam transportasi global dapat diatasi, dengan transportasi modern dapat dijangkau.
2Eksistensi dari usaha perusahaan penyedia sarana aplikasi transportasi online ini termuat di dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Umum Tidak Dalam Trayek. Pengaturannya sangat terbatas hanya dalam penentuan tarif, akses data dan monitoring, bentuk perusahaan, dan sistem pembayaran yang harus disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dalam Peraturan Menteri Perhubungan ini juga hanya memberikan payung hukum terhadap eksistensi perusahaan penyedia sarana aplikasi transportasi online yang menggunakan moda transportasi roda empat saja. Hal ini didasari kecemasan yang disampaikan oleh Menteri Perhubungan di berbagai media masa baik cetak maupun televisi tentang jaminan keselamatan moda transportasi roda dua. Di dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Pengangkutan yang diselenggarakan oleh perusahaan penyedia sarana aplikasi transportasi online tidak seperti jasa pengangkutan biasanya yang pada dasarnya terdapat dua pihak Para pihak dalam pengangkutan ini terikat oleh suatu perjanjian, yaitu perjanjian pengangkutan elektronik dan perjanjian kerja sama (partnership). Sebagaimana layaknya suatu perjanjian yang merupakan pengejewantahan dari hubungan hukum yang bersifat keperdataan, maka di dalamnya terkandung hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan dan dipenuhi.
2 Rahardjo Adisasmita, Analisis Kebutuhan Transportasi, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2015, hal 11
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan juga mengatur kendaraan roda dua tidak diperbolehkan digunakan sebagai kendaraan umum. Jelas sekali apabila dapat dikatakan perusahaan penyedia sarana aplikasi transportasi online yang menggunakan roda dua sebagai armada pengangkutannya tidak memiliki eksistensi di mata hukum.
Mengingat penting dan strategisnya peran lalu-lintas dan angkutan jalan yang menguasai hajat hidup orang banyak serta sangat penting bagi seluruh masyarakat, maka pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana pengangkutan perlu di tata dan dikembangkan dalam sistem terpadu dan kepentingan masyarakat umum sebagai pengguna jasa transportasi perlu mendapatkan prioritas dan pelayanan yang optimal baik dari pemerintah maupun penyedia jasa transportasi.
3Pada umumnya sebagian besar masyarakat sangat tergantung dengan angkutan umum bagi pemenuhan kebutuhan mobilitasnya, karena sebagian besar masyarakat tingkat ekonominya masih tergolong lemah atau sebagian besar tidak memiliki kendaraan pribadi. Peluang inilah yang dilihat pelaku usaha untuk menyediakan jasa pengangkutan bagi warga yang tidak memiliki kendaraan atau warga yang memerlukan efisiensi waktu dengan menaiki kendaraan umum. Salah satu hasil produk jasa transportasi yang di buat oleh pelaku usaha yang sedang popular saat ini adalah transportasi darat berbasis aplikasi android online, seperti Aplikasi GoJek, Grab Taxi. Keberadaan jasa transportasi online ini sempat
Selain itu perlindungan hukum atas hak-hak masyarakat sebagai konsumen transportasi juga harus mendapatkan kepastian.
3 Suwardjoko Warpani, Pengelolaan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, ITB, Bandung, 1990, hal. 13
menjadi polemik hukum di kalangan penegak hukum, dimana dalam aturan hukum kendaraan roda dua (Aplikasi GoJek) bukanlah termasuk dalam moda pengangkutan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pada dasarnya sepeda motor hanya digunakan untuk angkutan lingkungan, bukan angkutan perkotaan di jalan-jalan utama, di negara-negara maju. Selain itu, angkutan umum wajib melakukan pengujian kendaraan bermotor karena terkait keselamatan untuk mengangkut orang, sementara sepeda motor tidak melalui uji tersebut. umum bagi masyarakat, dimana hal tersebut merujuk pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. Pada dasarnya sepeda motor hanya digunakan untuk angkutan lingkungan, bukan angkutan perkotaan di jalan-jalan utama, di negara-negara maju. Selain itu, angkutan umum wajib melakukan pengujian kendaraan bermotor karena terkait keselamatan untuk mengangkut orang, sementara sepeda motor tidak melalui uji tersebut.
4Dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016, Kementerian Perhubungan mengklasifikasikan taksi online sebagai angkutan sewa. Dengan demikian, setiap taksi online harus memenuhi segala persyaratan yang ditetapkan untuk angkutan sewa. Salah satunya adalah kendaraan yang digunakan merupakan mobil angkutan penumpang umum minimal berkapasitas mesin 1.300 cc. Selain itu, penyelenggaraan angkutan umum haruslah berbadan hukum, bisa berupa perseroan terbatas (PT) atau koperasi. Pasal 23a Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 menyebutkan perusahaan angkutan
4http://kekemateriilmuhukum.blogspot.co.id/2016/10/perlindunganhukumbagipenggun a. html, diakses tanggal 5 Juli 2017
umum wajib memenuhi persyaratan memiliki paling sedikit lima kendaraan dengan dibuktikan melalui Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) atas nama perusahaan dan surat tanda bukti lulus uji berkala kendaraan bermotor (uji kir).
sejumlah kalangan memprotes Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 karena beberapa hal. Pertama, aturan itu memaksakan sopir sebatas menjadi karyawan dan bergabung dengan perusahaan aplikasi penyedia taksi online.
Ketiga, mereka menolak keharusan balik nama Surat Tanda Nomor Kendaraan kendaraan ke perseroan terbatas (PT) maupun koperasi. Sementara itu, seorang pengusaha taksi online berpendapat bahwa kategori angkutan orang dengan tujuan tertentu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 sebaiknya juga memasukkan mitra penyedia aplikasi berbasis teknologi (ehailing). Dalam draf revisi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016, mitra penyedia aplikasi berbasis teknologi dimasukkan ke dalam kategori taksi khusus.
Permenhub 32/2016 menilai pengkategorian ini tidak tepat karena menempatkan
ehailing sebagai taksi, disamping berpotensi menimbulkan ketidakadilan pada
pelaku usaha transportasi umum lainnya. Model bisnis ehailing yang menekankan
pada excess capacity jelas berbeda dengan taksi konvensional. Mengingat
perkembangan teknologi yang semakin pesat dan dampak positif dari kehadiran
ehailing, sudah selayaknya ehailing diatur dalam klasifikasi khusus di luar taksi
atau angkutan sewa. Jenis SIM perusahaan ehailing tidak wajib SIM A Umum
bagi pengemudi paruh waktu. Batas minimal kapasitas mesin kendaraan
sebaiknya 1.000 cc. Sebab, pembatasan kapasitas mesin minimal 1.300 cc seperti
diatur Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 bertentangan
dengan usaha pemerintah mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalanan.
Perusahaan penyedia aplikasi juga diperbolehkan menetapkan tarif, merekrut pengemudi, dan mendaftarkan kendaraan secara langsung. Pengusaha itu memaklumi bahwa pemerintah wajib menyediakan kerangka aturan untuk sektor transportasi umum demi menjaga kenyamanan dan keselamatan penumpang.
Namun, pemerintah seyogianya mendukung tumbuhnya industri transportasi berbasis aplikasi. Hadirnya perusahaan-perusahaan ehailing telah terbukti berkontribusi positif dalam menyediakan layanan transportasi yang aman, nyaman, dan lebih efisien. Kehadirannya juga membantu pemerintah memerangi masalah pengangguran dan meningkatkan kualitas hidup mitranya.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk membuat karya tulis dalam bentuk skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Bagi Pengguna Transportasi Online Terkait Dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 32 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Tidak Dalam Trayek.”
B. Permasalahan
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan perizinan perusahaan transportasi jalan online?
2. Bagaimana tanggungjawab hukum para penyedia transportasi online terhadap kerugian yang dialami konsumen?
3. Bagaimana upaya hukum yang dilakukan pengguna transportasi online untuk
mendapatkan perlindungan hukum?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulis melaksanakan penulisan ini adalah :
a. Untuk mengetahui penerapan perizinan perusahaan transportasi jalan online.
b. Untuk mengetahui tanggungjawab hukum para penyedia transportasi online terhadap kerugian yang dialami konsumen.
c. Untuk mengetahui upaya hukum yang dilakukan pengguna transportasi online untuk mendapatkan perlindungan hukum.
D. Manfaat penulisan
Adapun manfaat teoritis dan manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat Teoretis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi ilmu pengetahuan hukum dalam pengembangan hukum bisnis di bidang perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa transportasi atau angkutan orang, khususnya pemahaman teoretis mengenai pengaturan terhadap perlindungan hukum bagi pengguna transportasi online.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan
solusi konkrit kepada praktisi di bidang hukum bisnis maupun masyarakat pada
umumnya dan khususnya pengguna jasa aplikasi transportasi online. Selain itu
penulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para pembentuk undang-undang terkait dengan perlindungan hukum bagi pengguna transportasi online.
E. Keaslian Penulisan
Penulisan skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum Bagi Pengguna Transportasi Online Terkait Dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 32 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Tidak Dalam Trayek” adalah hasil pemikiran sendiri. Penulisan skripsi ini menurut sepengetahuan, belum pernah ada yang membuat, kalaupun ada seperti beberapa judul penelitian yang diuraikan di bawah ini dapat diyakinkan bahwa substansi pembahasannya berbeda, oleh karena itu keaslian penulisan skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan ilmiah.
F. Metode Penelitian
Penulisan skripsi ini membutuhkan adanya data dan keterangan yang dapat dijadikan bahan analitis untuk dapat membahas masalah. Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data dan keterangan tersebut maka skripsi ini menggunakan metode sebagai berikut:
1. Jenis dan Sifat penelitian
Jenis penelitian hukum yang dilakukan adalah yuridis normatif.
55 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat, Penebit Rajawali Pres, Jakarta, 2013, hal 17
Yang
dimaksud dengan metode penelitian yuridis normatif dipergunakan dalam
penelitian ini untuk melakukan penelusuran trhadap norma-norma hukum
yang terdapat Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Undang- Undang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Umum Tidak Dalam Trayek yang berlaku serta untuk memperoleh data maupun keterangan yang terdapat dalam berbagai literatur di perpustakaan, Jurnal hasil penelitian makalah, situs Internet dan sebagainya.
6Sifat penelitian ini ialah deskriptif yakni penelitian bersifat menggambarkan atau menjelaskan norma-norma dalam hukum positif
72. Sumber data
mengenai pengguna jasa (penumpang) transportasi online.
Materi dalam skripsi ini diambil data sekunder seperti dimaksud dibawah ini : a. Bahan hukum primer
Bahan hukum Primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat. Bahan hukum primer, terdiri dari :
8b. Bahan hukum sekunder
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Umum Tidak Dalam Trayek.
6 Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad ke 20, Penerbit Alumni, Bandung, 1994), hal 139
7 Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004, hal. 50.
8 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Edisi Pertama, Cetakan ke-13, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta, 2012, hal 185
Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai hukum bahan hukum primer,
9c. Bahan hukum tertier
seperti: hasil-hasil penelitian, artikel, hasil-hasil seminar atau pertemuan ilmiah lainnya dari kalangan pakar hukum.
Bahan hukum tersier merupakan bahan hukum penunjang yang mencakup bahan yang memberi petunjuk-petunjuk maupun penjelasan terhadap hukum primer dan sekunder, serta bahan-bahan primer, sekunder tersier (penunjang) di luar bidang hukum, misalnya yang berasal dari: Sosiologi, Ekologi, Teknik, Filsafat, dan lainnya yang dipergunakan untuk melengkapi atau menunjang data penelitian.
103. Teknik pengumpulan data
Untuk meneliti suatu objek dibutuhkan metode dalam mengumpulkan data- data supaya hasil penelitian benar-benar efektif dan bisa dipertanggung jawabkan. Dalam metode pangumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan (Library research) merupakan metode penelitian yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan yang bersumber dari peraturan perundang- undangan, buku-buku, dokumen resmi, publikasi, dan hasil penelitian.
119 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Edisi Pertama, Cetakan ke-7, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta, 2013, hal 118-119
10 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op.Cit, hal 41
11 H. Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 2014, hal.107
Hal
tersebut dilakukan untuk memperluas dan memperdalam pemikiran,
penulisan serta untuk menentukan teori-teori yang mampu mendukung
penelitian skripsi ini.
4. Analisis data
Analisis data dilakukan dengan metode analisis kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode yang bersifat interaktif, yaitu metode yang lebih menekankan pada pencarian makna sesuai dengan realitas. Metode ini akan menghasilkan data berupa pernyataan-pernyataan atau data yang dihasilkan berupa data deskriptif mengenai subjek yang diteliti.
12Analisis data terhadap data dilakukan setelah diadakan terlebih dahulu pengumpulan untuk kemudian diseleksi, dipilah-pilah berdasarkan kualitas dan relevansinya. Selanjutnya diadakan pengelompokan terhadap data sejenis untuk kepentingan analisis dan penulisan evaluasi dilakukan terhadap data dengan kualitatif, secara logis dan sistematis dengan menggunakan metode berfikir deduktif, suatu logika yang berangkat dari kaidah-kaidah umum ke kaidah yang bersifat khusus, sehingga akan menghasilkan uraian yang bersifat deskriptif, yaitu uraian yang menggambarkan permasalahan dan hasil analisis tersebut diharapkan dapat menjawab permasalahan yang diajukan.
13G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab, dan tiap-tiap bab berbagi atas beberapa sub-sub bab, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari skripsi ini yang dapat digambarkan sebagai berikut :
12 Miles and Hubberman, Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber tentang Metode-metode Baru, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1992, hal. 15.
13 Lexi J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Penertbit Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hal. 3.
Bab I mengenai pendahuluan merupakan gambaran umum yang berisi tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penelitian, sistematika penulisan.
Bab II mengenai Pengaturan Hukum Mengenai Transportasi Berbasis Online. Berisikan tentang Pengertian dan jenis-jenis Transportasi, Dasar Hukum pengangkutan dan Transportasi jalan Online dan Kedudukan Hukum Transportasi Jalan Online.
Bab III mengenai perlindungan hukum terhadap pengguna jasa (penumpang) transportasi online. Berisikan tentang Perlindungan Konsumen Jasa Transportasi Jalan Online, Perlindungan Konsumen menurut UU No.8 Tahun 1999 dan Perlindungan Data Pribadi Pada Pemesanan Transportasi Online.
Bab IV mengenai upaya pengguna jasa transportasi online dalam mendapatkan perlindungan hukum berdasarkan peraturan menteri perhubungan nomor PM 32 Tahun 2016. Bab ini berisi tentang Perizinan perusahaan transportasi jalan online, Tanggungjawab hukum para penyedia transportasi Online terhadap kerugian yang dialami konsumen dan Upaya Hukum yang dilakukan pengguna transportasi online untuk Mendapatkan Perlindungan Hukum.
Bab V mengenai Kesimpulan dan Saran merupakan bab penutup dari
seluruh rangkaian bab-bab sebelumnya, yang berisikan kesimpulan yang dibuat
berdasarkan uraian skripsi ini, yang dilengkapi dengan saran-saran.
BAB II
PENGATURAN HUKUM MENGENAI TRANSPORTASI
BERBASIS ONLINE
A. Pengertian dan jenis-jenis Transportasi
Transportasi berasal dari kata latin yaitu transportare, dimana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi, transportasi berarti mengangkut atau membawa (sesuatu) ke sebelah lain atau dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dengan demikian trasportasi dapat diberi definisi sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang dan atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya.
14Transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, di mana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu.
15
Pentingnya sarana transportasi dalam perkembangan dunia multidimensi. Salah satu fungsi dasar transportasi adalah menghubungkan tempat kediaman dengan tempat bekerja atau para pembuat barang dengan pelanggannya.
1614 Rustian Kamaluddin, Ekonomi Transportasi : Karakteristik, Teori, dan Kebijakan, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003, hal 13
15 Fidel Miro, Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencanaan dan Praktisi, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005, hal 4
16 C. Jotin Khisty dan B. Kent Lall, Dasar-dasar Rekayasa Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005, hal 1
Manusia sebagai salah satu unsur dalam kegiatan transportasi
merupakan indicator terhadap terciptanya sistem transportasi yang aman, selamat, tertib, lancar, nyaman dan dengan biaya yang terangkau.
17Ketersediaan jasa transportasi berkorelasi positif dengan kegiatan ekonomi dan pembangunan dalam masyarakat. Jasa transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bukan hanya untuk melancarkan arus barang dan mobilitas manusia, tetapi jasa transportasi juga membantu tercapainya alokasi sumber daya ekonomi secara optimal, berarti kegiatan produksi dilaksanakan secara efektif dan efisien, kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat meningkat, selanjutnya kesenjangan antar daerah dapat ditekan menjadi sekecil mungkin.
18Transportasi memegang peranan penting dalam usaha mencapai tujuan- tujuan pengembangan ekonomi tersebut. Fungsi transportasi adalah untuk mengangkut penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Kebutuhan akan angkutan penumpang fungsi bagi kegunaan seseorang (personal place utility).
19Jasa transportasi yang cepat, murah dan aman adalah sangat penting dan diutamakan dalam kehidupan modern dan usaha penyempurnaan tersebut akan dipengaruhi perkembangan standar kehidupan masyarakat,maka jelaslah kiranya jika dikatakan bahwa transportasi bukan merupakan tujuan akan tetapi merupakan alat untuk mencapai banyak tujuan.
2017 Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dan Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota, Sistem Transportasi Kota, Direktorat BSLLAK, Jakarta, 1998, hal 2
18 Rahardjo Adisasmita, Dasar-dasar Ekonomi Transportasi, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010, hal 3
19 H.A. Abbas Salim, Manajemen Transportasi, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta, 2008, hal 2
20 Rahardjo Adisasmita, Manajemen Pembangunan Transportasi, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2014, hal 5
Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang jasa transportasi, yaitu Bus antar kota-antar propinsi maka memerlukan penanganan yang serius dari pemilik perusahaan dan seluruh staff yang terlibat.
21Awak bus terdiri atas supir, kernet, kondektur danpenumpang.Setiap bus terdapat awak bus yang dalam berkomunikasimenggunakan bahasa.Bahasa yang digunakan biasanya singkat, jelas danpolanya tidak lengkap.Semua kegiatan yang dilakukan harus cepat dankecepatan itulah yang harus diperhitungkan. Tuturan kata para kernet, supirmaupun kondektur berbeda dengan tuturan kata kelompok profesi lain.
Istilahyang sering dipakai oleh supir seperti: ngetem(berhenti untuk menunggu penumpang), ngaso (istirahat), sertaturun mesin (mobil sedang dalamperbaikan).
22Berdasarkan jenis-jenis moda transportasi maka dapat dibedakan beberapa moda transportasi sebagai berikut :
23
1. Transportasi Darat (Land Transport)
Transportasi darat ini terdiri atas transportasi jalan raya (road transport) dan transportasi jalan rel (rail transport).
a. Transportasi jalan raya
Dalam transportasi jalan raya, alat transportasi yang digunakan berupa manusia, binatang, sepeda, sepeda motor, becak, bus, truk, dan kendaraan bermotor lainnya. Jalan yang digunakan berupa jalan setapak, jalan
21Ahmad Sirojuddin, Manajemen Jasa Transportasi, melalui http://perdjoeangansatoe.
blogspot.co.id/2012/11/menejemen-jasa-transportasi.html, diakses tanggal 6 Juli 2017
22 Ida Anom Handayani, Karakteristik Pemakaian Bahasa Para Awak Bus Jurusan Pacitan-Solo (Kajian Sosiolinguistik), Naskah Publikasi, Universitas Muhammadiyah, Surakarta, 2012, hal 1
23 Rustian Kamaluddin, Op.Cit, hal 18-19
tanah, jalan kerikil dan jalan aspal. Tenaga penggerak yang digunakan adalah tenaga manusia, tenaga binatang, tenaga uap, BBM dan diesel.
b. Transportasi jalan rel (kereta api)
Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga
gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan
lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan
alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan
dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau
gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau
gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat
penumpang maupun barang dalam skala besar. Karena sifatnya sebagai
angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya
secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di
dalam kota, antarkota, maupun antarnegara. Jenis-jenis kereta api dilihat
dari segi propulsi (tenaga penggerak) terdiri dari: kereta api uap,kereta
api diesel dan kereta api rel listrik (komuter), dilihat dari segi
penggunaan rel terdiri dari: kereta api rel konvensional dan kereta api
monorel. Sedangkan kereta api jika dilihat dari segi diatas/dibawah
permukaan tanah terdiri dari kereta api permukaan (surface), kereta api
layang (elevated) dan kereta api bawah tanah (subway). Sedangkan
dalam transportasi jalan rel, alat angkut yang digunakan berupa kereta
api. Jalan yang dipergunakan berupa jalan rel baja. Tenaga penggeraknya
adalah berupa tenaga uap, diesel, dan tenga listrik
2. Transportasi Air (Water Transport)
Transportasi melalui air terdiri dari transportasi air di pedalaman (inland transport) dan transportasi laut (ocean transport).
a. Transportasi air pedalaman
Alat angkutan yang digunakan pada transportasi air pedalaman berupa sampan, kano, motor boat dan kapal. Jalan yang dilaluinya adalah sungai, kanal dan danau. Tenaga penggerak yang digunakan adalah pendayung, layar, tenaga uap, BBM, dan diesel.
3. Transportasi laut
Alat angkutan di dalam transportasi laut adalah perahu, kapal api/uap, dan kapal mesin. Jalan yang dilalui adalah laut, samudera, dan teluk. Sedangkan tenaga penggerak yang digunakan antara lain adalah tenaga uap, BBM dan diesel.
4. Transportasi Udara (Air Transport)
Transportasi udara merupakan alat angkutan yang mutakhir dan tercepat.
Transportasi udara ini menggunakan pesawat udara (dengan segala jenisnya) sebagai alat transportasi dan udara atau ruang angkasa sebagai jalannya.
Tenaga penggerak yang digunakan adalah BBM dengan berbagai rupa alat
yang digerakkannya.
Transportasi memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan suatu wilayah atau daerah, terutama dalam hal aksesbilitas. Transportasi merupakan hal yang membuat suatu dearah dengan daerah lainnya saling berhubungan. Sehingga transpotasi menjadi penting dan strategis untuk dikembangkan dalam suatu wilayah.
B. Dasar Hukum pengangkutan dan Transportasi jalan Online
Keberadaan transportasi dapat membantu roda pergerakan perekonomian suatu daerah, baik tingkat nasional maupun lokal. Kegunaan transportasi berperan vital dalam membantu penyaluran barang dan jasa jika dilihat dari era modernisasi saat ini, dimana segala sesuatu hal harus cepat dan juga tepat sasaran. Apalagi pada saat ini masyarakat modern sudah mengenal alat komunikasi yang sangat maju dan canggih seperti telepon pintar atau smartphone yang pada saat ini sangat mendukung segala aspek kehidupan. Apalagi ssetelah dikenal internet yaitu jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan sistem global Transmission Control Protocol / Internet Protocol Suite (TCP/IP).
Dengan adanya jaringan internet ini tentunya komunikasi semakin mudah dan cepat. Sehingga memudahkan berjalannya kehidupan masyarakat. Beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami transformasi dalam hal transportasi.
Perkembangan teknologi yang semakin modern telah merambah dunia transportasi di Indonesia. Hal ini terlihat dari bermunculannya model transportasi berbasis online pada kota-kota besar di Indonesia. Pada saat ini, masyarakat Indonesia sangatlah kecewa pada masalah transportasi yang sangat padat dan tidak karuan.
Tingginya tingkat kemacetan dan polusi udara menjadi alasan utama masyarakat
enggan keluar rumah atau kantor. Padahal di sisi lain, mereka harus gesit untuk memenuhi kebutuhan, misalnya untuk makan, mengirim barang, atau membeli barang tertentu. Akibatnya, mereka mencari cara praktis untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan tanpa haruskeluar rumah atau kantor, salah satunya dengan menggunakan jasa transportasi online. Jasa transportasi berbasis online ini disebut juga dengan aplikasi ridesharing yang kemunculannya di Indonesia mulai marak pada tahun 2014. Pada awal kemunculannya dimulai oleh aplikasi Uber yang mengusung UberTaxi sebagai bisnis layanan transportasi berbasis aplikasi online. Kemudian diikuti dengan kemunculan Gojek, GrabBike, GrabTaxi, dan aplikasi berbasis online lainnya. Fenomena jasa transportasi berbasis aplikasionline sebenarnya merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat akan transportasi yang mudah di dapatkan, nyaman, cepat, dan murah. Banyak faktor yang membuat aplikasi berbasis online ini dibutuhkan oleh banyak masyarakat khususnya di kota-kota besar.
Perusahaan jasa transportasi berbasis aplikasi online di Indonesia yaitu :
241. Go-Jek
Pada prinsipnya, aplikasi Go-Jek bekerja dengan mempertemukan permintaan angkutan ojek dari penumpang dengan jasa tukang ojek yang beroperasi di sekitar wilayah penumpang tersebut. Cukup dengan mengunduh aplikasinya dari Google Play Store, maka kita bisa memesan jasa layanan tersebut. Tarif angkutannya disesuaikan dengan jarak tempuh yang akan dicapai. Selain jasa angkutan penumpang, ada juga layanan antar barang (kurir) dan belanja.
24 10 Jasa Transportasi Online yang ada di indonesia dari gojek hingga uber
taksi.http://economy.okezone.com/read/2015/09/23/320/1219859/10-jasa-transportasi-online- diindonesia-dari-go-jek-hingga-uberdiakses pada tanggal 10 Juli 2017
2. Grabbike
Hampir mirip dengan Go Jek, hanya saja layanan Grabbike belum memiliki layanan antar barang atau belanja. Saat ini, Grabbike telah beroperasi di 3 kota di kawasan Asia Tenggara yang mengalami persoalan kemacetan, seperti Ho Chi Min City dan Hanoi di Vietnam, serta di Jakarta.
3. Grabtaxi
Grabtaxi merupakan aplikasi pemesanan taksi dengan induk perusahaan dari Malaysia. Dengan aplikasi ini, masyarakat bisa memesan taksi untuk keperluan antar jemput dengan tarif standar yang ditetapkan sesuai argo.
Layanan antar jemput bisa lebih cepat karena pemesanan dilakukan melalui aplikasi yang sudah diunduh di smartphone.
4. Uber
Uber adalah perusahaan jaringan transportasi dari Amerika yang menggunakan aplikasi di smartphone untuk pemesanan mobil. Bedanya, armada mobil yang digunakan bukan transportasi public plat kuning, melainkan mobil pribadi bernomor polisi hitam dengan logo khusus Uber.
Jika menggunakan jasa ini tidak bisa membayar tunai, tapi secara online atau kartu kredit. Tarif yang ditetapkan adalah Rp 30 ribu sebagai tarif minimal dan selanjutnya dikenakan tarif perjalanan berdasar waktu dan jarak yang ditempuh. Jenis mobil yang digunakan adalah Toyota Innova, Alphard dan Hyundai Sonata.
Seiring dengan semakin berkembangnya smartphone (telepon pintar) yang
memiliki fitur teknologi aplikasi untuk menghubungkan pengguna smartphone ke
internet, mendorong perkembangan teknologi aplikasi hingga akhirnya saat ini dimanfaatkan sebagai media bisnis. Teknologi aplikasi merupakan hasil kreativitas para pelaku usaha yang melihat adanya peluang bisnis dalam wilayah di antara pembeli dan penjual jasa. Wilayah itulah yang dikembangkan para pelaku usaha untuk berbisnis dengan menciptakan teknologi aplikasi yang digunakan untuk menghubungkan antara masyarakat pengguna dan pelaku usaha
Perusahaan yang bergerak dibidang jasa transportasi berbasis aplikasi onlinesebelumnya diatur dalam Surat Pemberitahuan Nomor: UM.3012/1/21/Phb/
2015 tanggal 9 November 2015 yang dikeluarkan oleh Menteri Perhubungan
Republik Indonesia, namun Surat Pemberitahuan tersebut menuai pro maupun pro
kontra yang mengakibatkan terjadinya perdebatan keras maupun bentrokan antar
kepentingan transportasi online dan transportasi konvensional. Maka dari itu
untuk menengahi konflik di kalangan masyarakat terkait kehadiran taksi online,
pemerintah melalui Menteri Perhubungan dan Komisi V DPR RI akhirnya resmi
menerbitkan aturan regulasi terbaru mengenai transportasi umum, yakni melalui
Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No. 32 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraaan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak
Dalam Trayek seperti taksi, angkutan sewa, carter, pariwisata, dan termasuk
didalamnya layanan taksi online. Dalam permenhub tersebut juga mengatur
perusahaan jasa transportasi berbasis aplikasi online wajib memiliki ijin yang
dikenakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan perusahaan jasa tersebut
harus berbadan hukum Indonesia.
Teknologi aplikasi yang digunakan untuk memesan barang dan jasa menggunakan sistem dan jaringan elektronik untuk menghubungkan konsumen.
Akses ke pasar yang secara mudah dan cepat, menjadi nilai jual dari teknologi aplikasi. Karenanya, penggunaan teknologi juga tidak lepas dari unsur-unsur seperti penggunaan uang elektronik, penyimpanan data elektronik, dan unsurunsur lain yang merupakan bagian dari perdagangan elektronik atau e-commerce. Saat ini bermunculan berbagai perusahaan jasa berbasis teknologi aplikasi yang berfungsi untuk mempertemukan masyarakat sebagai pembeli dan penjual secara cepat dan praktis. Sehingga masyarakat lebih mudah memilih transportasi berbasis aplikasi online sesuai kehendak dan kebutuhannya.
Jasa transportasi berbasis online ini disebut juga dengan aplikasi ridesharing yang kemunculannya di Indonesia mulai marak pada tahun 2014. Pada awal kemunculannya dimulai oleh aplikasi Uber yang mengusung UberTaxi sebagai bisnis layanan transportasi berbasis aplikasi online. Kemudian diikuti dengan kemunculan Gojek, GrabBike, GrabTaxi, dan aplikasi berbasis online lainnya
Istilah angkutan artinya hasil dari perbuatan mengangkut atau menyatakan apa yang diangkut (muatan). Konsep pengangkutan meliputi tiga aspek yaitu pengangkutan sebagai usaha (business), pengangkutan sebagai perjanjian (agreement) dan pengangkutan sebagai proses penerapan (applying process)
25Pengangkutan merupakan bagian dari masyarakat. Bagi dunia usaha, pengangkutan berperan penting dalam mendukung proses produksi, dan distribusi
25 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga, Pt Citra Aditya Bakti, Bandung, 2013, hal 1
barang dan/atau jasa. Bagi masyarakat yang merupakan konsumen, pengangkutan menjadi bagian dari kegiatan konsumsi mereka. Dengan demikian, pengangkutan berfungsi penting dalam perkembangan masyarakat.
26Definisi pengagkutan menurut Purwosutjipto adalah perjanjian timbal balik antara pengangkutan dengan pengirim, dimana pengangkutan mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang/dan atau orang dari suatu tempat ke tempat tertentu dengan selamat.
27Pada saat Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3480)
Pengangkutan di Indonesia diatur dalam KUH Perdata pada Buku Ketiga tentang perikatan, kemudian dalam KUH Dagang pada Buku II titel ke V yaitu mengenai definisi-definisi mengenai perjanjian-perjanjian pemuatan menurut waktu (tijdbervrachting) dan menurut perjalanan (reis-bevrachting). Selain itu pemerintah telah mengeluarkan kebijakan di bidang transportasi darat yaitu dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai Pengganti UU No. 14 Tahun 1992, serta Peraturan Pemerintah No.
41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan yang masih tetap berlaku meskipun PP No. 41 Tahun 1993 merupakan peraturan pelaksanaan dari UU No. 14 tahun 1992 dikarenakan disebutkan dalam Pasal 324 UU No. 22 Tahun 2009 bahwa :
26 Andika Wijaya, Aspek Hukum Bisnis Transportasi jalan Online, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 2016, hal 169
27 H.M.N., Purwosutjipto, Pengertian Pokok-pokok Dagang Indonesia : Hukum Pengangkutan, Jakarta : Penerbit Djambatan, 1997, hal 1
dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan Undang-Undang ini.
Pemahaman terhadap karakteristik transportasi jalan online tidak bisa dilepaskan dari pemahaman atas pengertian pengangkutan jalan. Kata transportasi da;a, Black Law Dictionary tersebut pada hakiakatnya memiliki kesamaan dengan pengertian kata “pengangkutan” dalam kamus bahasa Indonesia, yakni pengangkutan barang dan orang oleh berbagai jenis kendaraan sesuai dengan kemajuan teknologi.
28Kata selanjutnya adalah kata online yang dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan sebagai “ dalam jaringan” atau yang lebih dikenal dalam singkatan
“daring”. Pengertian online adalah keadaan konputer yang terkoneksi atau terhubung ke jaringan internet, jika komputer online maka dapat mengakses internet atau browsing mencari informasi-informasi di internet.
2928 Andika Wijaya, Op.Cit, hal 9
29 Ibid, hal 9
Ditinjau dari
segi jenis kendaraan yang digunakan, pengangkutan orang dan/atau barang terbagi
menjadi dua, yakni pertama, pengangkutan orang dan/atau barang dengan
menggunakan kendaraan bermotor dan kedua, pengangkutan orang dan/atau
barang dengan menggunakan kendaraan tidak bermotor. Posisi perusahaan
pengangkutan umum online semacam Uber Taxi, Go-jek, Go-Box, Greb Bike,
Grab Car, Blu-Jek, Lady-Jek dan sebagainya yang menggunakan kendaraan
bermotor sebagai alat pengangkut termasuk pada jenis pengangkutan orang
dan/atau barang yang pertama.
Inovasi terbaru dalam bidang transportasi darat di Indonesia adalah Go- Jek. Mengacu pada website resmi Go-Jek, kata Go-Jek didefinisikan sebagai perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi industri transportasi ojek.
Penggunaan menggunakan jasa Go-Jek melalui aplikasi yang bersifat online, dimana android dapat diakses via go-jek. Inovasi transportasi yang demikian merupakan terobosan baru yang bersifat multikreatif, yang tidak hanya menjadi sumbangan bagi perkembangan transportasi nasional, tetapi juga sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat signifikan bagi masyarakat Indonesia.
30Keberadaan Go-Jek atau moda transportasi lain yang berintegrasi dengan sistem teknologi dan informasi merupakan fenomena baru dalam masyarakat.
Apabila saat ini moda transportasi berintegrasi dengan sistem teknologi dan informasi diterapkan dalam bentuk kendaraan bermotor berjenis sepeda motor (Go-Jek dan lain-lain) tidak menutup kemungkinan di suatu hari nanti akan muncul pula moda transportasi online yang tidak hanya berlaku di darat, tetapi juga berlaku di air dan udara. Perkembangan demikian juga tidak menutup kemungkinan terjadi konversi yang bahkan berujung kembali pada bentrokan fisik telah terjadi dalam kasus para pelaku bisnis transportasi jalan konvensional melawan para pelaku bisnis transportasi jalan online.
31Hak dan kewajiban yang muncul dari perjanjian jasa transportasi jalan online merupakan objek hukum. Subjek hukumnya ada 2 (dua) yakni perusahaan pengangkutan jalan online di satu sisi dan pelanggan (customer) di sisi lain. Baik
30 Ibid, hal 1
31 Ibid, hal 6-7
perusahaan transportasi jalan online di satu sisi dan pelanggan (customer) disisi lain masing-masing berkedudukan sebagai pembawa hak.
Adapun dasar hukum pengangkutan diantaranya:
1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kendaraan, Pengemudi, Pengguna Jalan, serta pengelolaannya.
32Lalu Lintas adalah gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan.
33Angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan Kendaraan di Ruang Lalu Lintas Jalan.
34Kendaraan Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di atas rel.
35Landasan Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Bermotor dalam keadaan lengkap yang telah lulus uji tipe diberi sertifikat lulus uji tipe. Rumah-rumah, bak muatan, kereta gandengan, kereta tempelan, dan modifikasi tipe Kendaraan Bermotor yang telah lulus uji tipe diterbitkan surat keputusan pengesahan rancang bangun dan rekayasa. Penanggung jawab pembuatan, perakitan, pengimporan landasan Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Bermotor dalam keadaan lengkap, rumah-rumah, bak muatan, kereta
32 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 1 angka 1
33 Ibid., Pasal 1 angka 2
34 Ibid., Pasal 1 angka 3
35 Ibid., Pasal 1 angka 8
gandengan dan kereta tempelan, serta Kendaraan Bermotor yang dimodifikasi harus meregistrasikan tipe produksinya. Sebagai bukti telah dilakukan registrasi tipe produksi, diberikan tanda bukti sertifikat registrasi uji tipe.
Sebagai jaminan kesesuaian spesifikasi teknik serta produksinya terhadap sertifikat uji tipe, dilakukan uji sampel oleh unit pelaksana uji tipe Pemerintah. Ketentuan lebih lanjut mengenai modifikasi dan uji tipe diatur dengan peraturan pemerintah.
36Modifikasi Kendaraan Bermotor dapat berupa modifikasi dimensi, mesin, dan kemampuan daya angkut. Modifikasi Kendaraan Bermotor tidak boleh membahayakan keselamatan berlalu lintas, mengganggu arus lalu lintas, serta merusak lapis perkerasan/daya dukung jalan yang dilalui. Setiap Kendaraan Bermotor yang dimodifikasi sehingga mengubah persyaratan konstruksi dan material wajib dilakukan uji tipe ulang. Bagi Kendaraan Bermotor yang telah diuji tipe ulang harus dilakukan registrasi dan identifikasi ulang.
37Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di Jalan wajib dilengkapi dengan perlengkapan Kendaraan Bermotor. Perlengkapan bagi Sepeda Motor berupa helm standar nasional Indonesia. Perlengkapan bagi Kendaraan Bermotor beroda empat atau lebih sekurang-kurangnya terdiri atas sabuk keselamatan, ban cadangan, segitiga pengaman, dongkrak, pembuka roda, helm dan rompi pemantul cahaya bagi Pengemudi Kendaraan Bermotor beroda empat atau lebih yang tidak memiliki rumah-rumah; dan peralatan pertolongan pertama pada Kecelakaan Lalu Lintas. Ketentuan lebih lanjut
36 Ibid., Pasal 51 ayat (1), (2), (3), (4), (5) dan (6)
37 Ibid., Pasal 52 ayat (1), (2), (3) dan (4)
mengenai perlengkapan Kendaraan Bermotor diatur dengan peraturan pemerintah.
38Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di Jalan dilarang memasang perlengkapan yang dapat mengganggu keselamatan berlalu lintas.
39Untuk kepentingan tertentu, Kendaraan Bermotor dapat dilengkapi dengan lampu isyarat dan/atau sirene. Lampu isyarat terdiri atas warna diantaranya merah, biru; dan kuning. Lampu isyarat warna merah atau biru serta sirene berfungsi sebagai tanda Kendaraan Bermotor yang memiliki hak utama. Lampu isyarat warna kuning sebagaimana berfungsi sebagai tanda peringatan kepada Pengguna Jalan lain. Penggunaan lampu isyarat dan sirene sebagai berikut lampu isyarat warna biru dan sirene digunakan untuk Kendaraan Bermotor petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia, lampu isyarat warna merah dan sirene digunakan untuk Kendaraan Bermotor tahanan, pengawalan Tentara Nasional Indonesia, pemadam kebakaran, ambulans, palang merah, rescue, dan jenazah; dan lampu isyarat warna kuning tanpa sirene digunakan untuk Kendaraan Bermotor patroli jalan tol, pengawasan sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, perawatan dan pembersihan fasilitas umum, menderek Kendaraan, dan angkutan barang khusus. Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, prosedur, dan tata cara pemasangan lampu isyarat dan sirene diatur dengan peraturan pemerintah.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penggunaan lampu isyarat dan sirene diatur dengan peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.
4038 Ibid., Pasal 57 ayat (1), (2), dan (3)
39 Ibid., Pasal 58
40 Ibid., Pasal 59 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6) dan (7)
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan jenis Kendaraan Bermotor yang dikemudikan. Surat Izin Mengemudi terdiri atas 2 (dua) jenis diantaranya Surat Izin Mengemudi Kendaraan Bermotor perseorangan dan Surat Izin Mengemudi Kendaraan Bermotor Umum. Untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi, calon Pengemudi harus memiliki kompetensi mengemudi yang dapat diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan atau belajar sendiri. Untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi Kendaraan Bermotor Umum, calon Pengemudi wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan Pengemudi angkutan umum. Pendidikan dan pelatihan hanya diikuti oleh orang yang telah memiliki Surat Izin Mengemudi untuk Kendaraan Bermotor perseorangan.
41Setiap Perusahaan Angkutan Umum wajib mematuhi dan memberlakukan ketentuan mengenai waktu kerja, waktu istirahat, dan pergantian Pengemudi Kendaraan Bermotor Umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Waktu kerja bagi Pengemudi Kendaraan Bermotor Umum paling lama 8 (delapan) jam sehari. Pengemudi Kendaraan Bermotor Umum setelah mengemudikan Kendaraan selama 4 (empat) jam berturut-turut wajib beristirahat paling singkat setengah jam. Dalam hal tertentu Pengemudi dapat dipekerjakan paling lama 12 (dua belas) jam sehari termasuk waktu istirahat selama 1 (satu) jam.
4241 Ibid., Pasal 77 ayat (1), (2), (3), (4) dan (5)
42 Ibid., Pasal 90 ayat (1), (2), (3) dan (4)
Pengemudi Kendaraan Bermotor Umum untuk angkutan orang dalam trayek wajib mengangkut Penumpang yang membayar sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan,memindahkan penumpang dalam perjalanan ke Kendaraan lain yang sejenis dalam trayek yang sama tanpa dipungut biaya tambahan jika Kendaraan mogok, rusak, kecelakaan, atau atas perintah petugas, menggunakan lajur Jalan yang telah ditentukan atau menggunakan lajur paling kiri, kecuali saat akan mendahului atau mengubah arah, memberhentikan kendaraan selama menaikkan dan/atau menurunkan Penumpang, menutup pintu selama Kendaraan berjalan dan mematuhi batas kecepatan paling tinggi untuk angkutan umum. Pengemudi Kendaraan Bermotor Umum untuk angkutan orang dalam trayek dengan tarif ekonomi wajib mengangkut anak sekolah.
43Pengemudi Kendaraan Bermotor angkutan barang wajib menggunakan jaringan jalan sesuai dengan kelas jalan yang ditentukan.
44Pengemudi Kendaraan Bermotor Umum angkutan orang dilarang memberhentikan Kendaraan selain di tempat yang telah ditentukan, mengetem selain di tempat yang telah ditentukan, menurunkan Penumpang selain di tempat pemberhentian dan / atau di tempat tujuan tanpa alasan yang patut dan mendesak dan/atau melewati jaringan jalan selain yang ditentukan dalam izin trayek.
45Angkutan orang dan/atau barang dapat menggunakan Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor. Angkutan orang yang menggunakan Kendaraan Bermotor berupa Sepeda Motor, Mobil penumpang, atau bus.
43 Ibid., Pasal 12 ayat (1) dan (2)
44 Ibid., Pasal 13
45 Ibid., Pasal 126
Angkutan barang dengan Kendaraan Bermotor wajib menggunakan mobil barang. Mobil barang dilarang digunakan untuk angkutan orang, kecuali rasio Kendaraan Bermotor untuk angkutan orang, kondisi geografis, dan prasarana jalan di provinsi/kabupaten/kota belum memadai, untuk pengerahan atau pelatihan Tentara Nasional Indonesia dan/atau Kepolisian Negara Republik Indonesia; atau kepentingan lain berdasarkan pertimbangan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau Pemerintah Daerah. Ketentuan lebih lanjut mengenai mobil barang yang digunakan untuk angkutan orang) diatur dengan peraturan pemerintah.
46Kendaraan pribadi/plat hitam (sepeda motor, mobil penumpang, mobil barang) dengan aplikasi internet bukanlah termasuk angkutan umum sebagaimana yangg diatur dalam UndangUndang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pelanggaran lain yang dilakukan oleh transportasi online antara lain adalah terhadap Pasal 139 ayat (4) penyediaan jasa angkutan umum dilaksanakan oleh badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, dan/atau badan hukum lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan; dan Pasal 173 ayat (1) tentang angkutan jalan menyatakan perusahaan angkutan umum yang menyelenggarakan angkutan dan atau barang wajib memiliki izin penyelenggaran angkutan. Sementara untuk ojek atau angkutan darat beroda dua sudah diklasifikasikan dan diakui sebagai lapangan usaha berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 57 Tahun 2009 dalam lampiran Nomor 49424 yang mengatur perihal Angkutan Ojek Motor.
46 Ibid., Pasal 137 ayat (1), (2), (3), (4) dan (5)
Untuk mengantisipasi kemajuan teknologi yang cepat serta inovasi-inovasi terkait transportasi yang murah, mudah dan nyaman maka UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan perlu disempurnakan karena beberapa hal penting harus menjadi jelas misalnya persoalan Badan Hukum Asing dan kepemilikan sahamnya termasuk perizinan dan perjanjian kerja sama antara para pihak (perusahaan jasa, penyedia angkutan dan/atau pengemudi, konsumen) dan beberapa aspek hukum lain seperti persoalan perlindungan pengguna jasa tersebut. Pemerintah harus segera merumuskan formulasi regulasi yang tepat dan tidak memihak salah satu pihak, mengingat bahwa angkutan umum berbasis aplikasi maupun yang konvensional juga memiliki hak yang sama untuk menjalankan usahanya dan mencari nafkah demi kehidupan mereka, sebagaimana diamanatkan dalam UUD NRI 1945 bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Menutup salah satu atau membiarkan salah satu tetap tidak memberikan solusi dan malah membuat persoalan dan polemik berkepanjangan, untuk itu diperlukan langkah hukum yang efektif dan tepat sasaran dalam menyelesaikan permasalahan transportasi di Indonesia saat ini.
47Transportasi diatur dalam UndangUndang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dalam UU tersebut diatur antara lain pembinaan Lalu Lintas Angkutan Jalan, penyelenggaraan Lalu Lintas Angkutan Jalan, kewajiban menyediakan angkutan umum, pengusahaan angkutan, dll. Jika kita melihat pengertian ataupun batasan yang dimaksud
47 Endang Wahyusetyawati, Dilema Pengaturan Transportasi Online, Jurnal Rechtsving Media Pembinaan Hukum Nasional, 2017, hal 2
dengan angkutan umum dalam Pasal 138 ayat (3) dinyatakan bahwa angkutan umum orang dan/atau barang hanya dilakukan dengan kendaraan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan
Angkutan orang dan/atau barang dapat menggunakan Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor. Kendaraan Bermotor dikelompokkan dalam sepeda motor, Mobil Penumpang, Mobil Bus dan Mobil Barang. Kendaraan Tidak Bermotor meliputi Kendaraan yang digerakan oleh tenaga orang dan Kendaraan yang ditarik oleh tenaga hewan.
48Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor dilarang menggunakan Mobil Barang, kecuali dalam hal rasio Kendaraan Bermotor untuk Angkutan orang, kondisi wilayah secara geografis, dan prasarana jalan di provinsi atau kabupaten/kota belum memadai, untuk pengerahan atau pelatihan Tentara Nasional Indonesia dan/atau Kepolisian Negara Republik Indonesia; atau kepentingan lain berdasarkan pertimbangan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau Pemerintah Daerah.
49Angkutan barang dengan Kendaraan Bermotor Umum terdiri atas Angkutan barang umum dan Angkutan barang khusus.
50Angkutan barang umum merupakan Angkutan barang pada umumnya yang tidak berbahaya dan tidak memerlukan sarana khusus.
5148 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan, Pasal 3 ayat (1), (2) dan (3)
49 Ibid, Pasal 4 ayat (2)
50 Ibid., Pasal 51
51 Ibid., Pasal 52
Perusahaan Angkutan Umum yang mengangkut
barang wajib membuat surat muatan barang sebagai bagian dokumen
perjalanan. Perusahaan Angkutan Umum yang mengangkut barang wajib membuat surat perjanjian pengangkutan barang.
523. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 26 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum tidak dalam Trayek
Angkutan antar jemput merupakan angkutan orang antarkota dengan asal tujuan perjalanan tetap dengan lintasan tidak tetap dan sifat pelayanannya dari pintu ke pintu.
53Pelayanan angkutan orang dengan tujuan tertentu merupakan angkutan yang melayani angkutan antar jemput, angkutan permukiman, angkutan karyawan, angkutan carter dan angkutan sewa.
54Angkutan permukiman merupakan pelayanan angkutan tidak dalam trayek yang melayani dari kawasan permukiman ke beberapa titik tujuan pusat kegiatan.
55Angkutan carter merupakan pelayanan angkutan yang digunakan untuk keperluan tertentu dengan cara borongan berdasarkan jangka waktu.
56Angkutan orang di kawasan tertentu merupakan pelayanan angkutan yang disediakan untuk melayani kawasan tertentu yang berada di jaringan jalan lokal dan jalan lingkungan.
5752 Ibid., Pasal 58 ayat (1) dan (2)
53 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 26 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum tidak dalam Trayek, Pasal 11
54 Ibid., Pasal 12 ayat (1)
55 Ibid., Pasal 14 ayat (1)
56 Ibid., Pasal 16 ayat (1)
57 Ibid., Pasal 24 ayat (1)
Angkutan orang di kawasan tertentu
dilaksanakan menggunakan mobil penumpang umum dengan wilayah operasi
terbatas pada kawasan atau kawasan tertentu lainnya. Untuk
menyelenggarakan angkutan orang tidak dalam trayek dengan kendaraan
bermotor umum perusahaan angkutan umum wajib memiliki izin penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek.
58Transportasi diartikan sebagai kegiatan melakukan pengangkutan muatan (manusia dan barang) dari tempat asal (origin) ke tempat tujuan (destination).
Tempat asal tersebar di berbagai wilayah yang luas, demikian pula tempat tujuan tersebut di berbagai wilayah yang luas. Jelaslah bahwa transportasi adalah menghubungkan antara wilayah ke dan tempat-tempat yang tersebar di berbagai wilayah oleh karena itu disebut transportasi wilayah.
59Untuk meningkatkan kemudahan pemesanan pelayanan jasa angkutan orang tidak dalam trayek, perusahaan angkutan umum dapat menggunakan aplikasi berbasis teknologi informasi. Penggunna aplikasi berbasis teknologi informasi dapat dilakukan secara mandiri atau bekerjasama dengan perusahaan penyedia aplikasi berbasis teknologi informasi. Perusahaan penyedia aplikasi berbasis teknologi informasi wajib berbadan hukum Indonesia dengan kriteria paling sedikit yakni melakukan kontrak, penjualan dan/atau penyerahan jasa dan penagihan, memiliki rekening bank yang menjadi sarana penampungan hasil penjualan atau penyerahan jasa pada bank yang ada di Indonesia, mempunyai/menguasai server atau pusat data (data centre) yang berdomisili di Indonesia, melakukan pemasaran, promosi dan kegiatan asistensi lainnya dan menyediakan layanan dan penyelesaian pengaduan konsumen. Tata cara penggunaan aplikasi berbasis teknologi informasi wajib mengikuti ketentuan di bidang informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan
58 Ibid., Pasal 25 ayat (1)
59 Sakti Adji Adisasmita, Op.Cit, hal 37