• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II METODE PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II METODE PERANCANGAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas

Meja tracing atau trace box sudah tidak asing lagi dikalangan pembuat komik dan animasi, pada umumnya meja tracing atau trace box digunakan untuk mempermudah seorang komikus atau animator dalam membuat karya. Drawing atau menggambar merupakan tahap awal dari proses produksi animasi.1 Alat ini dibutuhkan untuk untuk menghasilkan gambar yang lebih bersih karena dengan alat ini kemungkinan menghapus dengan menggunakan penghapus sangat minim karena keakuratan dari men-tracing cukup baik. Oleh sebab itu penulis memutuskan untuk merancang sebuah trace box tetapi dengan pertimbangan fungsi tambahan agar memiliki daya minat beli yang tinggi.

Pada umumnya dalam menggambar menggunakan meja tracing atau trace box membutuhkan peralatan gambar seperti kertas, pensil, pulpen, dan lain lain. Oleh karena itu muncul-lah ide untuk menambahkan fungsi lain dari trace box ini yaitu berupa penyimpanan alat gambar dalam bentuk laci agar para pengguna tidak perlu bingung untuk menyimpan peralatan gambarnya dengan nyaman karena menjadi satu dengan trace box. Laci ini akan dibuat berada dibawah kotak lampu dan akan dirancang untuk menyimpan alat tulis atau alat gambar serta kertas berukuran A4 jadi segala keperluan gambar ada di dalam satu benda. Selain penyimpanan alat gambar, trace box ini juga akan menggunakan material kaca pada kotak lampu agar selain untuk menggambar, kotak lampu tersebut bisa digunakan sebagai alas untuk memotong kertas. Karena dalam desain grafis terkadang para desainer

1 Purnasiwi R. G, Kurniawan M. P, “Perancangan Dan Pembuatan Animasi 2d “Kerusakan Lingkungan” Dengan Teknik Masking”, (Desember, 2013), hal.57.

(2)

memerlukan alas potong untuk memotong hasil cetakan yang memiliki ukuran lebih agar cetakan sesuai dengan ukuran yang diinginkan oleh desainer. Kaca ini akan dirancang berukuran A3+ agar dapat memotong kertas yang ber ukuran A3.

Dengan adanya konsep rancangan tersebut, produk trace box ini memiliki tiga fungsi, yaitu untuk men-tracing, untuk menympan alat tulis atau alat gambar, dan juga sebagai alas potong kertas. Dengan tiga fungsi tersebut maka daya minat beli dari pengguna trace box akan bertambah.

B. Kelompok Pengguna Produk

Pengguna dari trace box ini ditujukan kepada pengguna dengan kisaran umur 15 sampai 40 tahun, karena pada awal umur 15 tahun biasanya remaja mulai mencoba untuk menemukan hobi yang di gemari, jadi trace box ini bisa membantu pengguna dengan kisaran umur 15 tahun untuk merealisasikan hobi dari remaja yang memiliki hobi menggambar. Selain untuk remaja, trace box ini juga di perlukan di kalangan dewasa yang bekerja di industri kreatif dan berhubungan dengan menggambar khususnya untuk keperluan menggambar animasi secara manual maupun keperluan menggambar komik. Kelompok wilayah yang di tuju yaitu pada wilayah urban yang mana terdapat beberapa industri kreatif yang berhubungan dengan industri animasi dan juga komik. Jadi trace box ini bisa membantu dalam proses kerja pada industri-industri tersebut. Daya beli dari produk ini tidak begitu tinggi di karenakan produk ini adalah jenis produk yang hanya ditujukan kepada pengguna khusus yang ber kecimpung di industri kreatif khususnya oleh animator maupun komikus.

(3)

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Tujuan dari perancangan produk ini ialah untuk mempermudah para animator maupun komikus untuk membuat gambar yang bersih dan baik. Selain itu juga dengan adanya dua fungsi tambahan yaitu sebagai tempat penyimpanan alat tulis atau alat gambar serta sebagai alas pemotong kertas berukuran A3+ para pengguna dapat menggunakan produk ini secara maksimal sesuai dengan fungsinya masing-masing.

2. Manfaat

Manfaat dari hasil perancangan produk ini ialah untuk mengetahui serta mempelajari bagaimana tahapan dalam perancangan trace box baik secara teoritis maupun secara praktis. Selain itu juga dengan adanya hasil dari perancangan produk ini akan menambah minat pakai pengguna dan khalayak umum untuk emnggunakan kotak tracing sebagai alat bantu dalam proses pembuatan sketsa animasi maupun komik pada industri kreatif.

D. Relevansi dan Konsekuensi Studi

1. Logika Dasar Perancangan

Logika dasar dalam perancangan produk ini meliputi bentuk dari trace box yang dirancangn dengan bentuk persegi, trace box ini dirancang berbentuk persegi karena menyesuaikan kebutuhan kertas yang akan digambar. Untuk fungsi dari trace box tersebut sebagaimana trace box pada umumnya yaitu untuk mentracing gambar dalam keperluan animasi ataupun komik dengan memanfaatkan pencahayaan lampu yang terletak dibawah kaca bening untuk mendapatkan garis sketsa yang akan di tracing. Karena alas gambar dari trace box tersebut terbuat dari material kaca, jadi penulis memutuskan untuk memanfaatkan material kaca tersebut sebagai

(4)

alas untuk memotong kertas agar memiliki fungsi tambahan. Dalam menggambar pastinya membutuhkan alat gambar seperti kertas, pensil, danlain lain, oleh karena itu pada trace box ini akan dirancang sebuah tempat untuk menyimpan perlatan gambar tersebut agar pengguna tidak perlu meletakan peralatan gambarnya jauh dari trace box. Tempat penyimpanan ini berbentuk laci yang bisa di buka kesamping dan menjadi satu dengan trace box.

2. Teknologi Yang dibutuhkan

Dalam perancangan trace box ini perancangan hanyak membutuhkan teknologi berupa listrik dan lampu untuk membuat pencayahaan pada trace box tersebut, karena dalam menggunakan trace box ini cahaya dari lampu sangat berperan penting dalam proses tracing gambar.

Gambar 1. Trace Box Sumber: juallightbox.blogspot.co.id

(5)

3. Material yang digunakan

Material yang digunakan dalam perancangan produk trace box ini ialah diantaranya:

- Kayu

Kayu yang dipilih dalam perancangan ini yaitu kayu jenis jati belanda atau pine wood atau yang lebih akrab disebut kayu peti kemas / pallet kayu. Kayu jati belanda ini adalah salah satu material yang sejak dulu sampai sekarang tetap diminati sebagai bahan dasar furnitur. Daya tariknya yang utama ada pada harganya yang relatif murah karena kayu ini adalah kayu bekas peti-peti pengemas barang impor yang sebagian besar diangkut kapal laut. Daya tarik lain dari kayu yang berwarna kuning muda ini adalah terletak pada alur urat dan mata kayunya. Disamping itu, Kayu Jati Belanda memiliki keunggulan yaitu warna lebih putih/cerah dan bersih, dan memiliki serat kayu yang halus, dan lebih ringan.

Gambar 2. Kayu Jati Belanda Sumber: www.jualjatibelanda.com

(6)

Gambar 3. Tekstur kayu jati belanda Sumber: www.sukaseni.com

- Kaca

Dalam perancangan trace box ini material kaca yang akan digunakan merupakan kaca bening dengan ketebalan 5 mm. Kaca ini juga sering disebut dengan kaca polos atau dalam istilah teknisnya adalah float glass.

Kaca ini tidak berwarna, memiliki permukaan yang sangat bersih, rata dan bebas distorsi. Karena sifat kacanya yang tidak berwarna, jenis kaca ini memberikan tingkat transmisi yang tinggi (lebih dari 90%) serta memberikan bayangan yang sempurna.

(7)

Gambar 4. Kaca Bening

Sumber: www.archipidi.net, Oktober 2014

4. Biaya Perancangan dan Produksi

Biaya dalam perancangan dan produksi dalam merancang kotak tracing ini

Kayu Jati Belanda 30 x 60 cm = 25.000 x 3 = 75.000 Papan Triplex 60 x 60 cm = 25.000 x 3 = 75.000 Papan Triplex 0.3 mm = 15.000 Lampu etalase = 25.000 x 4 = 100.000 Kabel = 3000 Colokan = 6000 Pegangan = 15.000 x 2 = 30.000 Kaca Bening 52 x 48 cm = 70.000 Alumunium Foil = 10.000/m Biaya Produksi = 300.000

(8)

E. Skema Proses Kerja

Berikut Proses Kerja dari perancangan Trace Box

Gambar 5. Proses Kerja Sumber: Dokumen Pribadi

(9)

Pada bagan proses kerja diatas dijelaskan langkah-langkah langkah dari proses kerja perancangan trace box.

1. Mind Mapping

Mind mapping ini bertujuan untuk menggali ide sebanyak-banyaknya untuk menentukan produk apa yang akan di rancang sehingga dapat mengembangkan hasil yang didapat dari mind mapping tersebut. Dengan melakukan mind mapping juga dapat mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam membuat produk yang akan dirancang.

2. Penentuan Produk

Setelah melakukan mind mapping, barulah melakukan penentuan produk yang akan dirancang. Produk yang telah di tentukan untuk di rancang dari hasil mind mapping ialah trace box, karena trace box masih berhubungan dengan alat yang biasa digunakan dalam industri kreatif khususnya dalam membuat sketsa atau gambar.

3. Pembuatan konsep

Pada tahap penentuan konsep ini, akan ditentukan konsep apa yang akan digunakan dalam perancangan produk trace box. Hal ini akan menentukan apa ide utama dari desain yang akan dirancang yang tentunya memiliki inovasi tersendiri agar produk trace box yang akan di rancang ini memiliki nilai tambah tersendiri.

4. Sketsa manual

Sketsa manual perlu dilakukan untuk merealisasikan konsep yang telah ditentukan agar bisa mendapatkan bayangan dari produk yang akan dirancang.

5. Pembuatan gambar kerja

Pada tahap ini penulis membuat gmabar kerja agar dapat menentukan ukuran dari desain produk yang akan dirancang dan sesuai dengan konsep yang telah dibuat.

(10)

6. Ilustrasi desain tiga dimensi

Ilustrasi desain tiga dimensi dilakukan untuk memastikan bahwa ukuran yang telah didapat dari gambar kerja tidak meleset dan dapat presisi. Tahap ini juga dilakukan agar dapat menemukan gambaran dan ukuran yang akurat untuk di eksekusi.

Gambar 6. Ilustrasi Tiga Dimensi Sumber : Dokumen Pribadi

7. Penentuan bahan

Pada tahap ini penulis menentukan bahan yang akan di pilih dalam merancang produk trace box. Dalam penentuan bahan ini penting dilakukan agar produk yang akan dirancang sesuai dengan konsep yang telah ditentukan. Dalam menentukan bahan ada beberapa pertimbangan yang perlu dipikirkan seperti harga bahan/material, tekstur bahan, serta fungsi dari bahan tersebut.

(11)

8. Mencari bahan yang telah di tentukan

Setelah bahan di tentukan, selanjutnya mencari bahan yang akan digunakan dalam perancangan produk trace box. Pencarian bahan ini dilakukan agar bisa mendapatkan bahan yang sesuai dengan yang di inginkan.

Gambar 7. Kayu Jati belanda Sumber : Dokumen Pribadi

9. Proses produksi

Setelah bahan di dapat sesuai dengan yang di inginkan, selanjutnya melakukan proses produksi. Pada proses ini dilakukan eksekusi yang sesuai dengan ukuran dan konsep yang telah dibuat agar hasil akhir yang didapat sesuai dengan konsep yang telah dibuat.

Gambar 8. Proses produksi Sumber: Dokumen Pribadi

(12)

Gambar 9. Hasil Akhir Produk Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar

Gambar 1. Trace Box  Sumber: juallightbox.blogspot.co.id
Gambar 2. Kayu Jati Belanda  Sumber: www.jualjatibelanda.com
Gambar 3. Tekstur kayu jati belanda  Sumber: www.sukaseni.com
Gambar 4. Kaca Bening
+5

Referensi

Dokumen terkait

Material kulit dipilih karena material ini bisa bertahan lama dan tidak mudah rusak, dompet yang dibuat juga menggunakan detail jahitan profesional (mesin), penggunaan warna

Karya ini dibuat untuk memberikan inovasi terhadap box-set dengan tujuan memecah kekakuan yang selama ini melekat pada konsep desain box-set album tanpa mengurangi nilai

“Fatin meminta maaf kepada Iwan karena menghilangkan penghapusnya”. Setiap kelompok diberi misteri kotak box yang didalamnya berisi soal gambar dan kartu kata yang

Suatu ketika ada sebuah robot wanita yang membersihkan kotak kaca tempat One tersimpan dari luar.. Tiba-tiba robot wanita tersebut tersenyum

Karena keterbatasan bahan pada pembuatan rel yang halus dan lancar saat digunakan, maka timbulah ide untuk membuat rel yang menggunakan perpaduan antara

Ilustrasi yang diaplikasikan pada liontin, dilakukan dengan gambar tangan menggunakan pensil warna atau cat akrilik dan teknologi printing digunakan untuk

Kemudian dari data hasil pengujian gesek tersebut diambil nilai rata- ratanya sebagai nilai optimal dari kekuatan gesek material-material tersebut dan setelah didapat

Dalam perancangan sepeda anak berbahan dasar bambu, material yang digunakan adalah bambu dengan jenis bambu tali, sebenarnya dalam pembuatan sepeda bambu ini bisa