PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER V
TAHUN 2017/2018
MATA KULIAH METODE PENELITIAN HUKUM
Disusun oleh
MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN
NPM. 151000126
KELAS D
Muh_Nur_JamalD070AF70
08122395673816jamal
muh.jamal08
muh.nurjamaluddin UNIVERSITYKADER HmI KOMHUK
UNPAS-BANDUNG
Silakan follow ya
[email protected] muhnurjamaluddin.blogspot.co.id mnurjamaluddin.blogspot.co.id creativityjamal.blogspot.co.id [email protected] SAAT INIJalan PH. Hasan Mustapa Nomor 28, Gang Senang Raharja, RT 02, RW 15, Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul,
Kode POS 40124, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia ASAL
Kampung Pasir Galuma, RT 02, RW 06, Desa Neglasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut,
Provinsi Jawa Barat, Indonesia
Renungan
Ya Tuhan, saya lupa
Saya benar-benat lupa, padahal sudah belajar dan menghafalnya Ingat:
Ingatlah Aku, maka akan Ku ingatkan pula semua yang kamu lupa? Ya Tuhan, karena saya lupa
Izinkan saya untuk melihat pekerjaan temanku
Izinkan pula saya untuk menyontek melalui Hand Phone Atau melalui buku yang sudah saya bawa ini
Atau melalui catatan kecil yang sudah saya siapkan ini Ingat:
Bukankah Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui? Bukankah Aku lebih dapat melihat apa yang kamu sembunyikan itu? Ya Tuhan, karena saya ingin mendapat nilai terbaik
Supaya dapat membanggakan diriku, kelurgaku dan juga yang lainnya
Izinkan saya mengahalalkan semua cara ini Ingat:
Bukankah yang memberikan nilai terbaik itu Aku? Dosen hanyalah sebagai perantara saja dariku? Jikalau kamu ingin mendapatkan kebahagian di dunia
Dan juga kebahagiaan di akhirat
Jangan pernah menghalalkan semua yang telah Aku haramkan Ingat:
Kebahagian di dunia itu hanya bersifat sementara bagimu Aku akan siapkan 99% lagi kebahagiaan untukmu kelak di akhirat
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG FAKULTAS HUKUM
Jalan Lengkong Besar Nomor 68 Bandung 40261 UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2017/2018
MATA KULIAH : METODE PENELITIAN HUKUM
HARI, TANGGAL : RABU, 8 NOVEMBER 2017 KELAS/SEMESTER : A-B-C-D-E-F-G / V
WAKTU : 60 MENIT
DOSEN : TIM DOSEN
SIFAT UJIAN : CLOSE BOOK
Soal:
1. Soalnya, yaitu:
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Metode Penelitian Hukum!
Jawaban:
Menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya yang berjudul Pengantar Penelitian Hukum bahwa metode penelitian hukum ialah suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada
metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang mempunyai tujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya.
b. Jelaskan manfaat belajar Metode Penelitian Hukum bagi Saudara!
Jawaban:
Menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya yang berjudul Pengantar Penelitian Hukum bahwa manfaat metode penelitian hukum, yaitu:
1) Mendapatkan pengetahuan tentang suatu gejala, sehingga dapat merumuskan
masalah.
2) Memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang sutua gejala, sehingga dapat
merumuskan hipotesa.
3) Mendapatkan keterangan tentang frekuensi peristiwa.
Adapun menurut Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) bahwa manfaat belajar Metode Penelitian Hukum, yaitu:
1) Secara teoritis dapat memberikan pemahaman mengenai penyelesaian kasus dalam
bidang hukum dengan menggunakan metode yang telah ditentukan.
2) Secara praktis dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan
pokok bahasan yang telah diteliti.
c. Mengapa manusia melakukan Penelitian Hukum?
Jawaban:
Menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya yang berjudul Pengantar Penelitian Hukum bahwa alasan manusia melakukan Penelitian Hukum, yaitu:
1) Penelitian hukum didasarkan atas kesadaran keterbatasan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan. Manusia tinggal di lingkungan masyarakat yang sangat
luas. Dalam kehidupan yang sangat luas tersebut banyak hal yang kita tidak ketahui, tidak jelas, tidak paham sehingga menimbulkan kebingungan, karena pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia yang sangat terbatas, dibandingkan dengan lingkungannya yang begitu luas. Bahkan ketidaktahuan, ketidakpahaman, dan ketidakjelasan terhadap sesuatu dalam kehidupannya, seringkali menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan rasa terancam. Kesadaran atas keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan atau kemampuan manusia dalam kehidupannya perlu diatasi agar manusia dapat menyesuaikan diri di lingkungan masyarakat.
2) Penelitian hukum dilakukan karena didorong oleh pemenuhan kebutuhan rasa ingin
tahu. Manusia memiliki dorongan atau naluri ingin mengetahui tentang sesuatu di luar
dirinya. Pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu, menimbulkan rasa ingin tahu baru yang lebih luas, lebih tinggi, dan lebih menyeluruh. Dorongan ingin tahu disalurkan
untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman. Contohnya,
manusia selalu bertanya, apa itu, bagaimana itu, mengapa begitu, dan sebagainya yang terjadi pada hukum dalam kehidupan sehari-harinya. Bagi kebanyakan orang, jawaban-jawaban sepintas dan sederhana mungkin sudah memberikan kepuasan, tetapi bagi orang-orang tertentu, para ilmuwan, peneliti, dan mungkin juga para pemimpin, dibutuhkan jawaban yang lebih mendalam, lebih rinci dan lebih komprehensif.
3) Penelitian hukum dilakukan untuk pemecahan masalah. Manusia di dalam kehidupannya selalu dihadapkan kepada masalah, tantangan, ancaman, dan bahkan kesulitan, baik di dalam dirinya, keluarganya, masyarakat sekitarnya serta di lingkungan kerjanya. Pemecahan masalah melalui penelitian hukum dilakukan secara objektif,
sistematis, menggunakan metode dan mengikuti prosedur, serta berpegang pada prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah pengumpulan, pengolahan data, dan pembuktian secara ilmiah.
4) Pemenuhan pengembangan diri. Manusia merasa tidak puas dengan sesuatu yang telah dicapai, dikuasai, dan dimilikinya. Manusia selalu ingin yang lebih baik, lebih sempurna, lebih memberikan kemudahan, selalu ingin menambah dan meningkatkan “kekayaan” dan fasilitas hidupnya. Keinginan manusia yang selalu ingin lebih baik itu, ada yang dicapai dalam waktu relatif singkat dengan ruang lingkup yang lebih sempit maupun membutuhkan waktu yang cukup lama dengan ruang lingkup yang lebih luas dan komplek melalui penelitian. Dengan demikian pencapaian yang diinginkan manusia melalui
penelitian hukum sangat tergantung ruang lingkup penelitian yang dirancang, baik yang dirancang dan dilaksanakan sendiri, maupun melibatkan banyak orang.
d. Jelaskan apa yang dimaksud dengan masalah, dan bagaimana syaratnya agar dalam suatu judul tugas akhir Saudara, hal itu muncul?
Jawaban:
Menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya yang berjudul Pengantar Penelitian Hukum bahwa masalah adalah ketidaksesuaian yang terjadi antara keharusan (das sollen) dengan
kenyataan (das sein). Tentunya yang menjadi syarat dalam suatu judul tugas akhir yaitu ada
permasalahan yang terjadi antara peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan praktiknya, sehingga ditemukan siapa pelakunya, siapa korbannya dan melanggar peraturan yang mana dan ada pertistiwa hukum yang dapat dikaji.
e. Jelaskan bagaimana langkah-langkah Saudara dalam melakukan penelitian hukum dirinci dengan jelas!
Jawaban:
Menurut Soerjono Soekanto sebagaimana telah disampaikan pula oleh C.M. Mercado
dalam bukunya yang berjudul Pengantar Penelitian Hukum bahwa langkah-langkah
2) Penyusunan pengantar permalasahan. 3) Perumusan permasalahan.
4) Penegasan maksud dan tujuan.
5) Penyusunan kerangka teoritis yang bersifat tentantif.
6) Penyusunan kerangka konsepsionil dan definisi-definisi operasionil. 7) Perumusan hipotesa.
8) Pemilihan/penetapan metodelogi. 9) Penyajian hasil-hasil penelitian. 10) Analsisa data yang telah dihimpun.
11) Penyusunan suatu ikhitsar hasil-hasil penelitian. 12) Perumusan kesimpulan.
13) Menyusun saran-saran untuk penelitian-penelitian mendatang.
2. Soalnya, yaitu:
a. Jelaskan bahan-bahan hukum apa saja yang Saudara kaji dalam penelitian kepustakaan sehingga dihasilkan data apa?
Jawaban:
Menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya yang berjudul Pengantar Penelitian Hukum bahwa bahan-bahan hukum yang dikaji dalam penelitian kepustakaan, yaitu:
1) Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif berupa
peraturan perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan yang digunakan
adalah peraturan perundang-undangan yang memiliki kaitan dengan penelitian
yang dilakukan.
2) Bahan hukum sekunder biasanya berupa pendapat hukum / doktrin/ teori-teori yang
diperoleh dari literatur hukum, hasil penelitian, artikel ilmiah, maupun website yang terkait dengan penelitian. Bahan hukum sekunder pada dasarnya digunakan untuk memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer. Dengan adanya bahan hukum
sekunder maka peneliti akan terbantu untuk memahami/menganalisis bahan hukum primer. Termasuk pula dalam bahan hukum sekunder adalah wawancara dengan
narasumber. Pada penelitian hukum normatif, wawancara dengan narasumber dapat
dilakukan dan digunakan sebagai salah satu data sekunder yang termasuk sebagai bahan hukum sekunder. Hal tersebut karena wawancara dengan narasumber digunakan sebagai pendukung untuk memperjelas bahan hukum primer.
3) Bahan hukum tersier merupakan bahan hukum yang memberikan penjelasan dan petunjuk terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Biasanya bahan hukum tersier diperoleh dari kamus hukum, kamus bahasa Indonesia, kamus bahasa
Inggris, dan sebagainya.
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penelitian hukum normatif dengan pendekatan yuridis normatif!
Jawaban:
Menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya yang berjudul Pengantar Penelitian Hukum bahwa penelitian hukum normatif dengan pendekatan yuridis normatif disebut sebagai
penelitian hukum doktriner atau penelitian kepustakaan. Dinamakan penelitian hukum
doktriner dikarenakan penelitian ini hanya ditujukan pada peraturan-peraturan tertulis sehingga penelitian ini sangat erat hubungannya pada pada perpustakaan karena akan membutuhkan data-data yang bersifat sekunder pada perpustakaan. Dalam penelitian hukum normatif hukum yang tertulis dikaji dari berbagai aspek seperti aspek teori, filosofi,
perbandingan, struktur/ komposisi, konsistensi, penjelasan umum dan penjelasan pada tiap pasal, formalitas dan kekuatan mengikat suatu undang-undang serta bahasa yang digunakan adalah bahasa hukum. Sehingga dapat kita simpulkan pada penelitian hukum normatif mempunyai cakupan yang luas.
c. Jelaskan bagaimana ciri-ciri dari penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empirik, yang sudah Saudara pelajari!
Jawaban:
Menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya yang berjudul Pengantar Penelitian Hukum bahwa penelitian hukum normatif adalah metode penelitian hukum yang mengkaji
hukum tertulis dengan berbagai aspek seperti teori, sejarah, filosofi, perbandingan, struktur dan komposisi, lingkup dan materi, konsistensi, penjelasan umum dan penjelasan pada tiap pasal, formalitas dan kekuatan mengikat seuatu perundangan.
Adapun ciri-ciri dari penelitian hukum normatif, yaitu:
1) Penggunaan kerangka teori intern tentang hukum seperti undang-undang atau
peraturan pemerintah.
2) Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan. 3) Biasanya menggunakan bentuk analisis kualitatif dengan menarik kesimpulan yang
Kemudian penelitian hukum empiris merupakan sebuah metode penelitian hukum yang
berupaya untuk melihat hukum dalam artian yang nyata dan untuk meneliti bagaimana hukum bekerja di masyarakat. Dikarenakan hukum penelitian ini erat hubungannya dengan
masyarakat maka tidak jarang penelitian hukum empiris disebut juga sebagai penelitian
hukum sosiologis. Dapat dikatakan juga penelitian hukum empiris sebagai penelitian yang
dilakukan dengan cara meneliti data primer, yaitu data yang diperoleh peneliti dari
masyarakat sebagai responden. Adapun ciri-cirinya, yaitu:
1) Terdapat kerangka teori, yakni menggunakan teori sosial mengenai hukum atau teori
hukum sosiologis.
2) Terdapat penggunaan data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari kehidupan masyarakat, misalnya melalui wawancara, observasi atau
penggunaan kuesioner.
3) Biasanya menggunakan bentuk analisis kuantitatif yang mana kesimpulannya
dituangkan dalam bentuk angka.
3. Soalnya, yaitu:
a. Jelaskan perbedaan pemecahan masalah melalui cara-cara tradisional dan melalui penelitian!
Jawaban:
Pemecahan masalah melalui cara-cara tradisional dilakukan dengan tradisi atau kebiasaan
tanpa melalui prosedur atau dilakukan secara instan sehingga hasilnya memungkinkan berdasarkan asumsi-asumsi yang bersifat spekulatif, sedangkan pemecahan masalah
melalui penelitian dilakukan secara sistematis, terstruktur dengan menggunakan metode
sehingga hasilnya lebih cenderung tepat dan akurat.
b. Jelaskan jenis-jenis kebenaran dalam penelitian!
Jawaban:
Menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya yang berjudul Pengantar Penelitian Hukum bahwa jenis-jenis kebenaran dalam penelitian, yaitu:
1) Kebenaran pragmatis, kebenaran yang menurut teori ini sesuatu dianggap benar bila
terbukti sesuatu itu mendatangkan manfaat. Konsep kebenaran ini nampaknya kurang
cocok untuk mengukur kebenaran sejarah, apalagi kalau pragmatis itu dilihat dari segi manfaat langsung. Tetapi kalau manfaat itu berkait dengan kegunaan tidak langsung dan bersifat tidak imateriil, bisa saja dengan kriteria kebenaran ini.
2) Kebenaran empiris, kebenaran yang umumnya menunjuk kepada yang dianggap benar
bila sesuai dengan pengalaman inderawi atau dapat diamati oleh indra. Menurut
pandangan ini, suatu pernyataan dianggap benar bila didukung oleh fakta empiris. Artinya penyajian atau pembuktian secara empirislah yang dianggap lebih mensahkan pernyataan kebenaran itu bisa diterima atau tidak. Dengan prinsip bahwa suatu pernyataan sejauh itu dianggap benar kalau ada kenyataan empris, maka teori kebenaran ini bisa saja digunakan untuk studi sejarah, asal para sejarawan benar-benar memiliki perhatian dan sungguh-sungguh dalam melakukan pengamatan dan melakukan interpretasi tanpa ditumpangi kepentingan, kecuali untuk kepentingan ilmiah.
3) Kebenaran berdasarkan teori korespondensi, sesuatu dinyatakan benar apabila
terdapat kesesuaian antara pernyataan atau materi pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan itu berkorespondensi/berhubungan/sesuai dengan objek yang dimaksud dalam pernyataan. Dalam hal ada pengertian bahwa fakta yang merupakan
pernyataan dari suatu peristiwa sesuai atau dapat dibuktikan berdasarkan realitas. 4) Kebenaran menurut teori koherensi, sesuatu atau pernyataan itu dianggap benar,
apabila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya. F. H. Bradley menyatakan bahwa kebenaran sebagai suatu
pernyataan dianggap benar bila itu dalam keadaan saling berhubungan, relevan dengan lain yang benar. Kebenaran sejarah merupakan rumusan dari suatu jaringan antar fakta yang saling berkaitan. Kebenaran sejarah ditentukan oleh suatu kecermatan penelitian, pengusutan terhadap koherensi (konsitenitas) dan hubungan antar fakta yang berhubungan dalam suatu jaringan (historis) tersebut.
c. Buat makalah judulnya kekinian yang menggambarkan persoalan hukum yang terjadi di masyarakat!
Jawaban:
“KEWENANGAN POLISI DALAM MELAKUKAN SIDANG TILANG LANGSUNG DI JALAN DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN”
“KEWENANGAN MPR DALAM MEMBERIKAN TAFSIR KONSTITUSIONAL PADA JUDICIAL REVIEW DI MAHKAMAH KONSTITUSI DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MD3”
Bandung, 8 November 2017 Penulis,
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ)