KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL A. Produk Domestik Regional Bruto
KAJIAN
FISKAL
REGIONAL
Triwulan I
2021
Penyusun:Penanggung Jawab: Syaiful | Ketua Tim: Iwan Teguh Setiawan | Editor: Thedy Dwi Prasetyo I Haris Yantono | Kontributor : Evelyne Victoria l
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL ... 1
A.
Produk Domestik Regional Bruto ... 1
B.
Inflasi ... 2
C.
Indikator Kesejahteraan ... 4
BAB II
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA NEGARA ... 7
A.
Pendapatan Negara ... 7
B.
Belanja Negara ... 10
C.
Prognosis Realisasi APBN ... 12
BAB III
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DAERAH ... 13
A.
Pendapatan Daerah ... 14
B.
Belanja Daerah ... 17
C.
Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2021 ... 18
BAB IV
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN
KONSOLIDASIAN ... 19
A.
Laporan Pemerintah Konsolidasian ... 19
B.
Pendapatan Konsolidasian ... 19
C.
Belanja Konsolidasian ... 20
D.
Analisis Kontribusi Belanja Pemerintah Terhadap PDRB………22
BAB V
BERITA / ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH ... 23
A.
Persiapan Maluku Sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN) ... 23
B.
Kembangkan UMKM di Maluku ... 24
A. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Perekonomian Maluku pada Triwulan I Tahun 2021 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku mencapai Rp.11,56 triliun dan atas harga konstan 2010 mencapai Rp7,64 triliun. Ekonomi Maluku triwulan I 2021 tumbuh -1,88% (yoy), lebih rendah bila dibandingkan dengan tingkat nasional yang sebesar -0,74% (yoy). Sedangkan secara triwulanan (q to q) Ekonomi Maluku telah menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,2%, lebih tinggi dari nasional yang tumbuh sebesar 0,96%. Berdasarkan lapangan usaha, kontraksi pertumbuhan PDRB terjadi pada sebagian besar lapangan usaha. Kontraksi terbesar terjadi pada sektor Transportasi dan Pergudangan, yakni sebesar -0,81%, diikuti oleh Perdagangan Besar dan
Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yakni sebesar -0,32%. Namun beberapa sektor juga mengalami pertumbuhan, pertumbuhan tertinggi tercatat pada sektor Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 0,22%; diikuti oleh sektor Komunikasi dan Informasi yaitu sebesar 0,10%.
Struktur PDRB Provinsi Maluku
menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2021 tidak menunjukkan perubahan yang berarti.
Ekonomi Provinsi Maluku masih
didominasi oleh Lapangan Usaha
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib.
Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Maluku triwulan I-2021 (y-on-y), sektor Konstruksi memiliki sumber pertumbuhan tertinggi yaitu
sebesar 0,46%; kemudian sektor
Sumber : BPS Provinsi Maluku 6,32 6,09 5,24 4,73 4,01 -0,92 -2,38 -3,42 -1,88 5,07 5,05 5,02 4,97 2,97 -5,32 -3,49 -2,19 -0,74 2019 (TW I) 2019 (TW II) 2019 (TW III) 2019 (TW IV) 2020 (TW I) 2020 (TW II) 2020 (TW III) 2020 (TW IV) 2021 (TW I) Maluku Indonesia
Sumber : BPS Provinsi Maluku
6,32 6,09 5,24 4,73 3,72 -1,09 -2,60 -3,42 -1,88 6,20 6,20 6,20 6,20 6,43 6,43 6,43 6,43 6,32 -4 -2 0 2 4 6 8 TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I 2019 2020 2021 yoy Target
PDRB Maluku dan Indonesia (2018-2020)
Grafik
I.2
Target dan Realisasi PDRB Maluku (2019-2021) (yoy)
Grafik
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar -0,18% dan sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar -0,32%.
Dari sisi pengeluaran, terjadi kontraksi pertumbuhan ekonomi secara tahunan (y-on-y) dan hal ini terjadi pada sebagian komponen pengeluaran, komponen yang mengalami penurunan terbesar secara berturut-turut adalah Net Ekspor Antar Daerah yang turun sebesar 1,17% dan Ekspor Luar Negeri turun sebesar 0,55%. Sedangkan Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yaitu sebesar 2,34 %. dan Impor Luar Negeri sebesar 3,75%.
Struktur PDRB Provinsi Maluku
menurut Pengeluaran atas dasar harga berlaku triwulan I-2021 tidak banyak berubah. Aktivitas permintaan akhir masih
didominasi oleh Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga yang mencakup lebih dari
separuh PDRB Provinsi Maluku.
Komponen lainnya yang memberikan peran besar terhadap PDRB adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
Berdasarkan dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Maluku tahun 2019-2024, Provinsi Maluku mempunyai target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 ini sebesar 6,32%-6,70, sementara realisasi triwulan I 2021 sebesar -1,88%, terpaut sebesar 7,5% dari target di RPJMD. Artinya Pemerintah Provinsi Maluku perlu
melakukan langkah-langkah untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Diantaranya dengan memaksimalkan
program PEN di daerah. B. Inflasi
Inflasi di Provinsi Maluku selama Triwulan I tahun 2021 masih terkendali. Inflasi pada Bulan Maret Tahun 2021 (mtm) sebesar 0,37% lebih tinggi dari Inflasi tingkat nasional sebesar 0,08%. Sampai dengan periode bulan Maret 2021 (ytd) terjadi deflasi sebesar 0,02% di Provinsi Maluku, sementara di tingkat nasional terjadi inflasi sebesar 0,44%. Sedangkan inflasi tahunan di Provinsi
Sumber : BPS Provinsi Maluku
-0,7 -0,09 0,23 0,46 0,04 0,37 -0,19 -0,56 -0,09 -0,080,02 -0,41 0,37 0,76 0,08 0,07 0,18 -0,1 -0,05 -0,05 0,07 0,28 0,45 0,26 0,1 0,08 Maluku Nasional
Inflasi Maluku dan Indonesia Maret 2020 – Maret 2021 (mtm)
Grafik
I.3
Sumber : BPS Provinsi Maluku
0,12 0,03 0,26 0,72 0,76 1,14 0,95 0,38 0,29 0,21 0,02 -0,39 -0,02 0,1 0,84 0,9 1,09 0,98 0,93 0,89 0,95 1,23 1,69 0,26 0,36 0,44 Maluku Nasional
Inflasi Maluku dan Indonesia Maret 2020 – Maret 2021 (ytd)
Grafik
Maluku (yoy) mencapai 0,07% lebih kecil dari inflasi nasional yang sebesar 1,37%.
Inflasi di Provinsi Maluku diwakili oleh
dua kota IHK yaitu Kota Ambon dan Kota Tual. Pada Maret 2021 terjadi inflasi di Kota Ambon sebesar 0,38 % (mtm), terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,09 pada Februari 2021 menjadi 105,49 pada Maret 2021. Deflasi tahun kalender Kota Ambon pada Maret
2021 sebesar 0,03% dan deflasi Tahun ke Tahun (yoy) sebesar 0,07%.
Sedangkan di Kota Tual, pada Maret 2021 (mtm) terjadi inflasi sebesar 0,20%.
Terjadi peningkatan Indeks Harga
Konsumen (IHK) dari 106,55 pada Februari 2021 menjadi 106,76 pada Maret 2021. Inflasi tahun kalender Kota Tual pada Maret 2021 sebesar 0,09% dan inflasi Tahun ke Tahun sebesar 2,33%.
Angka IHK Maret 2021 ini
menempatkan Kota Ambon pada urutan 55 dan Kota Tual pada urutan 23 besarnya IHK dari 90 kota IHK di Indonesia.
Kelompok pengeluaran penyumbang
inflasi terbesar di Provinsi Maluku adalah makanan, minuman, dan tembakau. Komoditas dengan andil terbesar adalah cabai rawit, ikan, dan tahu tempe. Sedangkan sektor penyumbang deflasi adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya, yakni komoditas emas dan perhiasan.
Inflasi Maluku ditahun 2021
diperkirakan akan meningkat bila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, seiring dengan perbaikan ekonomi Salah satu kendala yang menghambat distribusi bahan pokok adalah kondisi cuaca yang tidak menentu. Oleh sebab itu, pemerintah daerah Provinsi Maluku bekerja sama dengan Provinsi Jawa Timur dalam pemenuhan kebutuhan di Provinsi Maluku. C. INDIKATOR KESEJAHTERAAN
Indikator kesejahteraan masyarakat dapat diukur dengan tingkat kemiskinan,
Kelompok Pengeluaran IHK Inflasi Maret 2021
Mar-21 mtm yoy Andil
Umum 105,49 0,38 -0,07 0,3800
Makanan, Minuman, dan
Tembakau 104,61 1,10 0,60 0,3412 Pakaian dan Alas Kaki 112,60 0,00 2,46 0,0000 Perumahan, Air, Listrik, BBRT 101,55 0,00 0,43 0,0000 Perlengkapan, Peralatan dan
Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga
108,56 1,02 5,02 0,0488
Kesehatan 108,47 0,00 4,32 0,0000 Transportasi 99,37 0,00 -8,79 0,0000 Informasi, Komunikasi, dan
Jasa Keuangan 99,98 0,00 -0,85 0,0000 Rekreasi, Olahraga, dan
Budaya 104,06 0,26 2,64 0,0043 Pendidikan 117,34 0,00 2,74 0,0000 Penyediaan Makanan dan
Minuman / Restoran 115,03 0,01 0,61 0,0007 Perawatan Pribadi dan Jasa
Lainnya 110,38 -0,21 3,85 -0,0168
Sumber : BPS Provinsi Maluku
IHK Kota Ambon Maret 2021 Tabel
I.1
Kelompok Pengeluaran Mar-21 IHK mtm Inflasi Maret 2021 yoy Andil
Umum 106,76 0,20 2,33 0,2000 Makanan, Minuman, dan
Tembakau
108,11 0,78 3,67 0,2980
Pakaian dan Alas Kaki 113,81 0,11 1,54 0,0078 Perumahan, Air, Listrik, BBRT 104,52 0,01 1,85 0,0018 Perlengkapan, Peralatan dan
Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga
110,27 -0,19 5,27 -0,0096
Kesehatan 109,49 0,00 6,89 0,0000 Transportasi 102,16 -1,10 -1,49 -0,1274 Informasi, Komunikasi, dan
Jasa Keuangan
98,42 0,03 -1,14 0,0017
Rekreasi, Olahraga, dan Budaya
112,87 3,65 6,02 0,0368
Pendidikan 104,29 0,00 -0,34 0,0000 Penyediaan Makanan dan
Minuman / Restoran
107,27 0,00 0,29 0,0000
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
110,70 -0,32 5,36 -0,0194
Sumber : BPS Provinsi Maluku
IHK Kota Tual Maret 2021 Tabel
tingkat ketimpangan (gini rasio) dan tingkat pengangguran terbuka pada suatu daerah. 1. Tingkat Kemiskinan
Tingkat kemiskinan di Maluku sebesar 17,99% pada akhir tahun 2020, mengalami kenaikan dibanding dengan Maret 2020. Tingkat kemiskinan September tahun 2020
lebih besar dibandingkan dengan
September 2019 (17,65%) dan September 2018 (17,85%). Garis kemiskinan pada tahun 2020 di Provinsi Maluku meningkat sebesar Rp.28.307 bila dibandingkan tahun 2019. Hal ini diperparah dengan penurunan pendapatan per kapita di Provinsi Maluku pada tahun 2020.
Apabila dibedakan menurut
daerahnya, jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan selama periode Maret 2016 s.d. September 2020 turun sebanyak 3,11 ribu jiwa. Sementara di daerah perkotaan, pada periode yang sama, jumlah penduduk miskin menunjukkan penurunan sebanyak 2,21 ribu jiwa. Adapun jika dilihat dari sisi persentase, penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2020 sebesar 27,06%.
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan persentase penduduk miskin di daerah perkotaan yang hanya sebesar 6,36%.
Bila dibandingkan dengan nasional, kemiskinan di Provinsi Maluku masih cukup tinggi. Pada September 2020 tingkat kemiskinan Maluku sebesar 17,99% atau sebanyak 322.400 jiwa, lebih tinggi dari tingkat nasional sebesar 10,19%. Tingkat Kemiskinan Maluku berada pada nomor 4 apabila dibandingkan dengan 34 Provinsi
di Indonesia. Pertambahan tingkat
kemiskinan di Provinsi Maluku
dibandingkan Maret 2020 sebesar 3,15%, lebih kecil dibandingkan nasional yang sebesar 4,19%.
Pemerintah Daerah di Provinsi
Maluku telah mengambil beberapa
kebijakan untuk mengatasi hal tersebut,
diantaranya dengan optimalisasi
pelaksanaan program PEN di Provinsi Maluku, memberikan pinjaman dengan bunga rendah melalui Bank MalukuMalut dengan sasaran utama ASN dan UMKM,
serta dengan pembentukan Tim
Percepatan Pemulihan Ekonomi Maluku.
Periode Jumlah Penduduk Miskin Persen Penduduk Miskin Garis Kemiskinan (Rp/Kap/Bln) Mar '18 320,08 18,12% 456.457 Sep '18 317,84 17,85% 474.173 Mar '19 317,69 17,69% 508.777 Sep '19 319,52 17,65% 545.378 Mar '20 318,19 17,44% 555.197 Sep '20 322,40 17,99% 573.685
Sumber : BPS Provinsi Maluku
Sumber : BPS Provinsi Maluku
19,26 18,45 18,29 18,12 17,85 17,69 17,65 17,44 17,99
10,7 10,64 10,12 9,82 9,66 9,41 9,22 9,78 10,19
MALUKU INDONESIA
Kemiskinan Maluku – Indonesia (Sep 2016 – Sep 2020 Grafik
I.7
Garis Kemiskinan Maluku (Sep 2016 – Sep 2020 Grafik
2. Gini Ratio
Tingkat rasio gini Provinsi Maluku adalah sebesar 0,326, meningkat sebesar 0,008 jika dibandingkan dengan Maret 2020 yang sebesar 0,318. Sedangkan rasio gini untuk nasional sebesar 0,385, meningkat 0,004 dari periode sebelumnya. Gini rasio perkotaan di Provinsi Maluku menurun dari 0,295 pada Maret 2020 menjadi 0,292 pada September 2020. Pada periode yang sama, rasio gini di pedesaan meningkat dari 0,285 menjadi 0,285. Terlihat pada grafik 2.6, Tingkat Rasio Gini di Provinsi Maluku juga meningkat bila dibandingkan dengan September 2019, meningkat sebesar 0,006 dari tingkat 0,320.
Jika kita melihat distribusi
pengeluaran, yang dibagi menjadi 3
kelompok masyarakat, kategori
ketimpangan masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena jumlah pengeluaran pada kelompok 40% terbawah lebih dari 12%, yakni tercatat sebesar 20,63% pada September 2020. Angka ini menurun sebesar 0,26 poin bila dibandingkan dengan angka pada Maret 2020 yang
sebesar 20,89. Sedangkan, jumlah total pengeluaran dari kelompok 20% teratas mencapai 41,82%, dan pada kelompok menengah sebesar 37,55%. Peningkatan
selisih jumlah pengeluaran ini
berkontribusi pada kenaikan angka rasio gini di Provinsi Maluku pada tahun 2020. Pada tahun 2020 pemerintah Provinsi Maluku berusaha menjaga daya beli masyarakat dengan optimalisasi program PEN diantaranya Program Keluarga Harapan Hidup, Kartu Sembako, dan Bantuan Langsung Tunai. Hal ini dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat golongan terbawah dalam memenuhi kebutuhan dasarnya
3. . Ketenagakerjaan
Angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Maluku pada Februari 2021 adalah sebesar 6,73%, turun sebesar 0,84% dari Agustus 2020. Realisasi ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan realisasi angka TPT tingkat nasional periode Februari 2021 adalah sebesar
6,26%, lebih rendah 0,81% bila
dibandingkan dengan Agustus 2020.
Sumber : BPS Provinsi Maluku
0,343
0,321 0,343 0,326 0,324 0,320 0,318 0,393 0,391 0,389 0,384 0,382 0,380 0,381
Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18 Mar-19 Sep-19 Mar-20
Maluku INDONESIA
Rasio Gini Maluku – Indonesia (Maret 2017 – Sep 2020 Grafik
I.8
Sumber : BPS Provinsi Maluku
5,50 5,13 5,3 5,01 5,23 4,99 7,07 6,26 9,29 7,38 6,95 6,91 6,69 7,02 7,57 6,73 Nasional Maluku Ketenagakerjaan Maluku – Indonesia (Agt 2017 – Feb 2021) Grafik
Komposisi angkatan kerja pada Februari 2021 terdiri atas 779.870 orang penduduk yang bekerja dan 56.301 orang
pengangguran. Apabila dibandingkan
Februari 2020, sebelum terjadi pandemic COVID-19, terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja sebanyak 44.677 orang dan peningkatan pengangguran sebanyak 3.224 orang. Sementara itu apabila dibandingkan kondisi Agustus 2020, saat pandemic COVID-19, jumlah angkatan kerja menurun sebanyak 3.019 orang. Penduduk bekerja naik 4.169 orang dan pengangguran turun 7.188 orang.
Dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, TPT di perkotaan cenderung lebih tinggi dibanding TPT di perdesaan. Pada Februari 2021, TPT di perkotaan sebesar 10,07%, sedangkan TPT di perdesaan sebesar 4,22%. Dibanding keadaan Februari 2020, terjadi penurunan tingkat pengangguran di perkotaan sedangkan terjadi peningkatan di daerah perdesaan. Namun jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2020, maka terjadi penurunan tingkat pengangguran baik di daerah perkotaan maupun di daerah perdesaan.
4. Nilai Tukar Petani (NTP)
Nilai Tukar Petani (NTP) Maret Tahun 2021 adalah sebesar 98,99 meningkat 1,37% dibandingkan NTP 2020 pada periode yang sama. Peningkatan NTP pada Maret 2021 disumbangkan oleh peningkatan NTP di semua subsektor,
yaitu subsektor tanaman pangan,
subsektor hortikultura, subsektor tanaman perkebunan rakyat, subsektor peternakan, serta subsektor perikanan. Peningkatan NTP tertinggi dialami oleh subsektor hortikultura sebesar 2,67% diikuti oleh subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,17%. Selain itu subsektor perikanan meningkat sebesar 0,94%, subsektor peternakan meningkat sebesar 0,68%, dan subsektor tanaman pangan meningkat sebesar 0,26%.
Secara umum, peningkatan NTP pada
Maret 2021 disebabkan adanya
peningkatan Indeks Harga Yang Diterima oleh Petani (lt) yang lebih besar, yakni meningkat sebesar 1,09, serta turunannya Indeks Harga Yang Dibayar oleh Petani (lb) sebesar 0,03 bila dibandingkan dengan bulan Februari 2021.
Peningkatan It pada Maret 2021 disebabkan oleh meningkatnya It pada subsektor tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan. Peningkatan It tertinggi pada subsektor hortikultura sebesar 2,63% dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,10%.
Sumber : BPS Provinsi Maluku
105,27 106,81 104,86 107,12 106,01 107,09
98,56 97,89 98,99
Jan Feb Mar
lt lb 2021
Nilai tukar Petani Maluku (Tahun 2021) Grafik
Realisasi Pendapatan APBN di Provinsi Maluku sampai dengan triwulan I tahun 2021, mencapai Rp376,71 miliar atau 20,43% dari estimasi pendapatan 2021. Angka ini tumbuh 2,19% dari triwulan I tahun 2020. Sementara realisasi belanja sebesar Rp3.686,36 miliar atau 18,13% dari pagu yang disediakan. Angka ini tumbuh negatif 5,08% dibanding triwulan I tahun 2020. Sehingga sampai akhir
triwulan I tahun 2021 terjadi defisit sebesar Rp3.309,65 miliar menurun 5,84% dibanding triwulan I tahun 2020.
A. PENDAPATAN NEGARA
Pendapatan Negara di Maluku Naik 2,19% Pendapatan Negara di Provinsi Maluku sampai dengan triwulan I tahun 2021, mencapai Rp376,71 miliar. Sebagian besar pendapatan ini disumbang oleh
Sumber: OMSPAN, Simtrada (diolah)
Pagu 2020 Pagu 2021
A. PENDAPATAN NEGARA 2.560,40 368,64 1.844,03 376,71
I. PENERIMAAN PERPAJAKAN 2.087,43 294,35 1.589,25 305,95 1. Penerimaan Pajak DN 2.087,43 294,35 1.589,25 305,95 2. Pajak Perdagangan Internasional - - - -II. PNBP 472,97 74,29 254,78 70,76 1. PNBP Lainnya 162,53 64,88 96,02 42,61 2. Pendapatan BLU 310,44 9,41 158,76 28,14 III. HIBAH - - -
-B. BELANJA NEGARA 21.815,76 3.883,46 20.331,49 3.686,36
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 8.508,09 1.198,63 8.780,35 1.574,58 1. Belanja Pegawai 3.062,15 598,91 3.178,30 604,50 2. Belanja Barang 2.825,00 350,92 3.058,99 402,54 3. Belanja Modal 2.604,24 248,80 2.529,14 564,89 4. Pembayaran Kewajiban Utang - - - -5. Subsidi - - - -6. Belanja Hibah - - - -7. Belanja Bantuan Sosial 16,70 - 13,92 2,65 8. Belanja Lainnya - - - -II. TRANSFER KE DAERAH 12.148,28 2.662,96 10.392,87 2.054,46 1. Dana Perimbangan 12.000,47 2.662,96 10.232,31 2.054,46 a. Dana Transfer Umum 8.620,94 2.272,42 7.616,12 1.939,64 1) Dana Bagi Hasil 227,27 3,90 228,66 97,05 2) Dana Alokasi Umum 8.393,68 2.268,51 7.387,45 1.842,59 b. Dana Transfer Khusus 3.379,52 390,54 2.616,19 114,82 1) DAK Fisik 2.017,58 - 2.023,15 -2) DAK Non Fisik 1.361,94 390,54 593,05 114,82 2. Dana Insentif Daerah (DID) 147,81 - 160,56 -3. Dana Otonomi Khusus - - - -III. DANA DESA 1.159,39 21,86 1.158,27 57,32
C. SURPLUS/DEFISIT (19.255,36) (3.514,81) (18.487,46) (3.309,65)
Uraian Tahun 2020 Tahun 2021
Pagu dan Realisasi APBN Provinsi Maluku s.d. TW I Tahun 2020 dan Tahun 2021 (dalam milliar rupiah)
Tabel II.1
Penerimaan Perpajakan yang sebesar 81,22% dari total pendapatan negara di triwulan I tahun 2021 ini.
1. Pendapatan Perpajakan
Sampai dengan akhir triwulan I 2021, realisasi pendapatan pajak sebesar Rp305,95 milyar atau 19,25% dari target yang ditetapkan. Angka ini tumbuh 3,94% dibanding triwulan yang sama tahun 2020. Pendapatan pajak sampai triwulan I ini dipengaruhi oleh Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang tumbuh 30,88% dari periode yang sama tahun sebelumnya dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) sebesar Rp121,48 juta atau meningkat 49,38% dari triwulan I 2020.
a) Pajak Penghasilan (PPh)
Realisasi PPh sampai dengan triwulan I tahun 2021 sebesar Rp154,33 miliar menurun 11,61% dari triwulan I tahun 2020. Penerimaan pajak triwulan I tahun 2021 mengalami perlambatan seiring dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian. Penurunan ini disebabkan oleh: (1) sektor-sektor yang terdampak
oleh pandemi Covid-19, dan (2)
pemanfaatan insentif fiskal PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (DTP).
b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Realisasi PPN di Provinsi Maluku pada triwulan I 2021 sebesar Rp142,29 miliar, atau meningkat 30,88% dibanding dengan penerimaan triwulan I tahun 2020. Tren realisasi PPN di Provinsi Maluku tidak mengalami perubahan selama tiga tahun terakhir. Penerimaan terbesar PPN tercatat terealisasi di wilayah Kota Ambon.
Kabupaten Maluku Tengah dan
Kabupaten Maluku Tenggara.
c) Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) 72 116 180 60 114 175 56 102 154
Januari Februari Maret
2019 2020 2021 Grafik II.1 Grafik II.2 51 80 111 54 80 109 55 90 142
Januari Februari Maret
2019 2020 2021
Sumber: spanint.kemenkeu.go.id
Akumulasi Realisasi PPN di Provinsi Maluku 2019-2021 (milliar)
Grafik
II.2
Sumber: spanint.kemenkeu.go.id
Akumulasi Realisasi PPh di Provinsi Maluku 2019-2021 (miliar) Grafik II.1 19 24 56 6 41 81 44 111 121
Januari Februari Maret
2019 2020 2021
Akumulasi Realisasi PPnBM di Provinsi Maluku 2019-2021 (juta)
Grafik
II.3
Realisasi penerimaan PPnBM di Maluku sampai dengan triwulan I tahun 2021 sebesar Rp121,48 juta meningkat 49,38% dibanding penerimaan triwulan I tahun 2020 sebesar Rp81,33 juta.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa konsumsi barang yang termasuk dalam kategori barang mewah di Maluku berfluktuasi dari tahun ke tahun.
d) Penerimaan Cukai
Realisasi penerimaan Cukai di Provinsi Maluku sampai triwulan I 2021 sebesar Rp10 juta atau menurun 77,78% dibanding penerimaan pada triwulan I
tahun 2020 sebesar Rp45 juta.
Penerimaan Cukai selama lima tahun ini hanya berasal dari Kota Ambon sebagai
pintu gerbang utama lalu lintas
perdagangan barang di Provinsi Maluku.
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Sampai dengan akhir triwulan I 2021, realisasi PNBP mencapai Rp70,76 miliar atau mencapai 27,77% dari target yang diharapkan. Angka ini menurun 4,76% dibanding triwulan I tahun 2020.
Menurunnya realisasi PNBP ini
disebabkan menurunnya PNBP Lainnya seperti PNBP Pendapatan Kesehatan, Perlindungan Sosial dan Keagamaan dan PNBP Pendapatan Pendidikan, Budaya,
Riset dan Teknologi. Sementra
Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) menunjukkan tren positif dengan kenaikan sebesar 199,09%.
a) PNBP Pendapatan Kesehatan,
Perlindungan Sosial dan Keagamaan.
Realisasi PNBP Pendapatan
Kesehatan, Perlindungan Sosial dan Keagamaan sampai dengan triwulan I 2021 sebesar Rp5,11 miliar, tumbuh negatif 4,28% dibanding triwulan I tahun 2020 sebesar Rp5,34 miliar. Pendapatan
terbesar berasal dari Pendapatan
Kesehatan terutama dari pendapatan dari Pendapatan Layanan Fasilitas Kesehatan sebesar Rp3,11 miliar.
b) PNBP Pendapatan Pendidikan,
Budaya, Riset dan Teknologi.
5 5 5
-45 45
-
-10
Januari Februari Maret
2019 2020 2021
Akumulasi Realisasi Cukai di Provinsi Maluku 2019-2021 (juta) Grafik II.4 Sumber: spanint.kemenkeu.go.id 3 8 12 1 3 5 1 3 5
Januari Februari Maret 2019 2020 2021
Akumulasi Realisasi PNBP 4253 di Provinsi Maluku 2019-2021 (miliar)
Grafik
II.5
Realisasi PNBP Pendapatan Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi sampai dengan triwulan I 2021 sebesar Rp12,51
miliar terjadi penurunan 11,12%
dibandingkan triwulan I 2020. Hal ini
dipengaruhi oleh menurunnya
pendapatan biaya pendidikan dari
Rp13,99 miliar pada triwulan I 2020 menjadi Rp12,47 miliar pada triwulan I 2021. PNBP Pendapatan Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi sebagian besar disumbang oleh Pendapatan Pendidikan terutamanya dari Kota Ambon dan Kota Tual.
B. BELANJA NEGARA
Realisasi belanja negara di Maluku mencapai 18,13% dari Pagu.
Pagu untuk belanja negara di tahun 2021 sebesar Rp20,33 triliun. Realisasi sampai dengan triwulan I 2021 sebesar Rp3,69 triliun. Realisasi sampai dengan triwulan I 2021 ini tumbuh negatif 5,08% dibanding dengan triwulan yang sama tahun 2020.
1. Belanja Pemerintah Pusat
Belanja pemerintah pusat terealiasasi sebesar Rp1,57 triliun atau 17,93% dari pagu yang disediakan. Meningkat 31,36% dari periode yang sama tahun 2020. Realisasi terbesar oleh belanja pegawai sebesar Rp604,50 miliar atau 19,02% dari pagu. Belanja barang terealisasi 13,16% atau Rp402,54 miliar sementara untuk belanja modal terealisasi 22,34% atau
Rp564,89 miliar dari pagu yang
disediakan. Sedangkan realisasi belanja bantuan sosial sampai akhir triwulan I 2021 dari pagu Rp13,92 miliar realisasi sebesar Rp2,65 miliar.
Presentase belanja negara pada triwulan I diharapkan telah mencapai paling kurang 20% dari jumlah pagu yang disediakan. Hal ini untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan pemerintahan telah terbiayai dengan semestinya. Dengan pelaksanaan anggaran yang terarah diharapkan pencapaian tujuan pembangunan dapat dibiayai dengan Akumulasi Realisasi PNBP 4254 di
Provinsi Maluku 2019-2021 (miliar)
Grafik II.6 Sumber: spanint.kemenkeu.go.id 3 12 14 1 12 14 0 4 13
Januari Februari Maret
2019 2020 2021
Realisasi Belanja Pusat di Provinsi II.7 Sumber: spanint.kemenkeu.go.id 547,10 359,26 23,37 598,91 350,92 248,80 604,50 402,54 564,89 0 100 200 300 400 500 600 700
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal T1 2019 T1 2020 T1 2021
Grafik
dana yang memadai disetiap tahap triwulannya.
Dengan melihat data realisasi belanja negara di Maluku selama tiga tahun sebelumnya, diketahui bahwa realisasi belanja pegawai cenderung mengalami peningkatan, sementara belanja barang
dan belanja modal memiliki
kecenderungan untuk menurun.
Mengingat pertumbuhan ekonomi di Maluku masih sangat tergantung dari pengeluaran APBN, maka rendahnya realisasi belanja modal perlu menjadi perhatian khusus untuk lebih mendorong perekonomian Maluku dimasa yang akan datang.
2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Transfer ke Daerah dan Dana Desa sampai triwulan I 2021 terealisasi Rp2,11 triliun atau 18,28% dari total pagu yang disediakan. Angka ini lebih rendah 21,34% dari triwulan I tahun 2020. Dana Bagi Hasil tersalurkan 42,44% atau Rp97,05 miliar dari pagu Rp228,66 miliar sedangkan realisasi Dana Alokasi Umum mencapai 24,94% atau sebesar Rp1,84 triliun. Untuk Dana Transfer Khusus, penyaluran DAK Fisik sampai dengan
triwulan I 2021 belum ada realisasi, sedangkan DAK Non Fisik mencapai Rp57,32 miliar atau 4,95%. Dana Insentif Daerah (DID) belum ada penyaluran sampai akhir triwulan I 2021, sedangkan Dana Desa telah tersalurkan sebesar Rp57,32 miliar atau 4,95% dari pagu yang tersedia.
Badan Layanan Umum
Pada tahun 2021 terdapat tiga satuan kerja yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum yaitu Universitas Pattimura Ambon, Rumah Sakit Tk II dr. J.A. Latumeten Ambon dan
Rumah Sakit Bayangkara Ambon.
Diharapkan dengan menjadi satker BLU
Meskipun secara realisasi, belanja pemerintah pusat Triwulan I 2021 mengalami peningkatan dari Triwulan I 2020, namun secara persentase masih dibawah target. Untuk itu direkomendasikan kepada satuan kerja untuk dapat meningkatkan realisasi belanja, terutama belanja barang dan belanja modal yang dapat menjadi pendorong pemulihan perekonomian di Maluku. Sumber: spanint.kemenkeu.go.id 0 1.000 2.000 3.000 DBH DAU DAK Fisik DNF DID DD T1 2019 T1 2020 T1 2021
Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa Provinsi Maluku 2019-2021 (miliar)
Grafik
II.8
Sumber: spanint.kemenkeu.go.id
Sumber : BPS Provinsi Maluku
Posisi Keuangan BLU di Provinsi Maluku tahun 2018 - 2020
Tabel
akan dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan lebih baik, lebih bersaing namun tetap memegang prinsip efisiensi dan produktivitas.
Dengan melihat perkembangan
realisasi pendapatan dan belanja tahun
2018-2020 menunjukkan bahwa
penerapan pengelolaan keuangan
sebagai BLU akan memberikan peluang kepada satker-satker tersebut untuk lebih mengembangkan diri dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
3. Manajemen Investasi Pusat
Terdapat 2 pinjaman Pemerintah Provinsi Maluku yang merupakan hasil restrukturisasi telah lunas, sementara 2 pinjaman merupakan induk perjanjian masih dalam proses restrukturisasi. Sedangkan PDAM Kota Ambon memiliki 2 perjanjian dalam proses penghapusan.
C. PROGNOSIS REALISASI APBN
Realisasi APBN di Maluku diperkirakan sesuai target pada akhir triwulan IV tahun 2021.
Jika dalam suatu deret terdapat gerakan naik ataupun turun dalam jangka panjang, maka deret tersebut deret yang
mengandung unsur kecenderungan
(Makridakis, dkk., 1999). Berdasarkan hal tersebut penyusunan prognosis realisasi APBN menggunakan aplikasi Minitab® dengan metode Holt Winter Multiplikative
Exponential Smoothing (hasil sebagaimana dalam lampiran) dengan hasil proyeksi sebagaimana tabel dibawah ini. Hasil proyeksi tersebut sejalan dengan
kondisi penurunan penerimaan
perpajakan 2020 akibat pandemi Covid-19 dan tren selama 6 tahun, mengingat target lebih rendah dari tahun sebelumnya. Sementara dari sisi belanja, adanya realokasi dan refocusing APBD untuk Penanganan COVID-19, diperkirakan belanja negara sampai dengan triwulan IV akan mencapai sekitar 97,16% atau Rp19.75 triliun.
Pemerintah Provinsi Maluku telah menyampaikan surat pengajuan kembali debt swap melalui surat Nomor 900/2646 tanggal 12 Agustus 2019 dan telah disetujui oleh Kementerian Keuangan melalui surat Nomor S-1204/PB/2019 tanggal 7 Oktober 2019
No Debitur Nomor Perjanjian Keterangan 1 Pemprov Maluku RDI-358/DP3/1999
Hak Tagih Pemerintah sebesar Rp59.017.326.533,02 (cut off date restrukturisasi sehingga dari semester sebelumnya hak tagih tetap) 2 Pemprov Maluku PRJ-139/MK.11/1983
Hak Tagih Pemerintah sebesar Rp10.000.030,00 (cut off date
restrukturisasi sehingga dari semester sebelumnya hak tagih tetap) 3 Pemprov Maluku AMA-155/PRJ-139B Hak Tagih Pemerintah sebesar Rp0,00 4 Pemprov Maluku AMA-164/RDI-358/2012 Hak Tagih Pemerintah sebesar Rp0,00 5 PDAM Kota Ambon 12/029/IBRD/PP Hak Tagih Pemerintah sebesar Rp0,00 6 PDAM Kota Ambon 12/029/IBRD/PP Hak Rp589.182.544,00 Tagih Pemerintah sebesar
Tab el
Daftar Penerusan Pinjaman Wilayah Kerja Kanwil DJPb Maluku 2021
Tabel
II.3
Tahun Pendapatan Negara Belanja Negara Surplus/Defisit
2014 1.831 6.950 (5.118,66) 2015 2.030 19.146 (17.116,29) 2016 1.960 18.335 (16.375,37) 2017 1.863 19.071 (17.207,31) 2018 2.033 20.205 (18.172,75) 2019 2.128 20.881 (18.752,77) 2020 1.801 18.761 (16.960,42) 2021 (prognosis) 1.769 19.754 (17.985,59)
Prognosis Realisasi APBN Lingkup Maluku s.d. TW IV 2021
Tabel
II.4
Sumber: Hasil perhitungan Kanwil DJPb Maluku Sumber:slim.kemenkeu.go.id
Realisasi Belanja APBD wilayah Maluku Triwulan I Tahun 2021 belum optimal.
Secara umum realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pemda lingkup Provinsi Maluku mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Hal ini menunjukkan
adanya pandemi COVID-19 telah
berpengaruh terhadap realisasi APBD baik dari sisi pendapatan maupun belanja. Realisasi APBD agregat pemda di wilayah Maluku sampai dengan Triwulan I Tahun 2021, adalah sebagaimana tabel III.1 dibawah ini:
Realisasi pendapatan mengalami penurunan 12,33%.
Pendapatan secara agregat
sampai dengan triwulan I tahun 2021 mencapai Rp2,20 triliun (15,33% dari target), mengalami penurunan sebesar 12,33% dibandingkan triwulan I 2020 yang
sebesar Rp2,51 triliun. Penurunan
realisasi pendapatan ini dipengaruhi oleh penurunan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 8,42% dan pendapatan transfer dari Pemerintah Pusat sebesar 12,28%.
Realisasi APBD Lingkup Provinsi Maluku s.d. Triwulan I TA 2020-2021
(dalam Milliar Rupiah) Tabel
3.1
Realisasi Belanja Daerah mengalami penurunan 18,33%.
Realisasi Belanja Daerah secara agregat sampai dengan akhir Triwulan I tahun 2021 sebesar Rp1,23 triliun (7,89% dari pagu) mengalami penurunan 18,33% dibandingkan triwulan I 2020 yang sebesar Rp1,50 triliun. Penurunan realisasi belanja daerah ini dipengaruhi oleh penurunan realisasi seluruh jenis belanja kecuali Belanja Tak Terduga yang mengalami kenaikan 119,58%. Jenis belanja yang
mengalami penurunan yang cukup
signifikan adalah belanja bantuan
keuangan yang turun sebesar 71,49%, belanja hibah turun sebesar 66,84% dan belanja bantuan sosial turun sebesar 66,08%
A. PENDAPATAN DAERAH
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Sampai dengan akhir triwulan I 2021, realisasi PAD pemda lingkup Maluku adalah sebesar Rp110,52 miliar (8,23% dari target) mengalami penurunan 8,42% dibandingkan Triwulan I Tahun 2020. Dari
total realisasi PAD, porsi terbesar berasal dari pendapatan pajak daerah yaitu sebesar 66,39%, diikuti pendapatan restribusi sebesar 17,26% dan Lain-lain
PAD yang sah sebesar 15,45%.
Sedangkan porsi terkecil adalah PAD yang berasal dari hasil pengelolaan kekayaan daerah dengan porsi sebesar 0,90%.
Jika dilihat realisasi per pemda, realisasi PAD terbesar adalah pada Pemerintah Provinsi Maluku dengan realisasi PAD sebesar Rp44,38 miliar atau 40,15% dari total PAD seluruh pemda lingkup Maluku. Realisasi PAD tersebut jauh lebih tinggi dari Kota Ambon yang sebesar Rp32,68 miliar atau 29,57% dari total PAD seluruh Pemda. Dengan demikian, total realisasi pada 10 pemda yang lain hanya 30,28% dari total PAD. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan yang cukup besar dalam realisasi pendapatan PAD antara Pemprov Maluku dan Kota Ambon dengan pemda-pemda yang lain.
Kemandirian Fiskal Maluku menunjukkan perbaikan
Kemandirian fiskal tercermin dari perbandingan antara PAD dengan total pendapatan. Perbandingan PAD dan Total Pendapatan Agregat Pemda di Maluku pada Triwulan I Tahun 2021 sebesar 5,02% atau naik dari triwulan I 2020 yang sebesar 4,80%. Namun demikian kenaikan
kemandirian fiskal tersebut tidak
dipengaruhi oleh kenaikan PAD namun
Realisasi PAD per Pemda dan Komposisi PAD di Provinsi Maluku TW I 2021 Maluku Grafik
lebih disebabkan oleh turunnya pendapatan transfer pemerintah pusat.
Dengan demikian pemda masih
mempunyai tugas yang berat untuk menggali secara maksimal sumber-sumber PAD. Kekayaan yang melimpah di Maluku tidak menjamin PAD yang diterima menjadi lebih baik. Infrastruktur yang masih kurang, konektivitas antar pulau yang belum baik dan kualitas SDM menjadi salah satu penyebab investor tidak mau
menanamkan modalnya di Maluku
(Kaplale;2012).
a. Penerimaan Pajak Daerah
Realisasi Pajak Daerah Mengalami Penurunan 4,72%
Realisasi pajak daerah pemda lingkup Provinsi Maluku sampai dengan triwulan I 2021 adalah sebesar Rp73,37 miliar
(12,44% dari target), mengalami
penurunan 4,72% dibandingkan realisasi triwulan I 2020 yang tercatat sebesar
Rp77,00 miliar. Jika dilihat per pemda, realisasi terbesar adalah pada Pemerintah Provinsi Maluku sebesar Rp38,12 miliar yang mengalami penurunan 2,58% dibandingkan triwulan I 2020. Secara umum pada semua pemda mengalami penurunan realisasi pendapatan pajak
daerah. Sementara pemda yang
mengalami kenaikan realisasi pajak daerah antara lain Maluku Tengah sebesar 42,93% dan Buru senesar 16,25%. Kenaikan realisasi pendapatan pajak daerah pada Kabupaten Maluku Tengah dipengaruhi oleh kenaikan realisasi pendapatan pajak miniral bukan logam dan batuan serta pajak penerangan jalan.
b. Penerimaan Restribusi Daerah
Realisasi Restribusi Daerah Mengalami Penurunan 21,74%
Realisasi restribusi daerah pemda lingkup Provinsi Maluku sampai dengan triwulan I 2021 adalah sebesar Rp19,08 miliar (7,06% dari target), mengalami penurunan 21,74% dibandingkan realisasi triwulan I 2020. Secara umum pada semua pemda mengalami penurunan
Grafik III.3 Untuk dapat meningkatkan kemandirian fiskal dan
mengatasi kesenjangan PAD antar pemda, Pemda di Maluku harus dapat memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah dengan menarik investor-investor agar dapat menanamkan modalnya, yang diiringi dengan perbaikan infrastruktur dan peningkatan SDM yang ada di Maluku.
Sumber: LRA Pemda (diolah)
Sumber: LRA Pemda (diolah)
5 Pemda dengan Realisasi Pajak Daerah Terbesar TW I 2021 (milliar) Grafik
III.2
5 Pemda dengan Realisasi Retribusi Daerah Terbesar TW I 2021 (milliar) Grafik
realisasi pendapatan retribusi daerah antara lain Kota Ambon yang turun sebesar 10,01%, Maluku Tengah sebesar 23,98%. Penurunan realisasi retribusi daerah pada Kota Ambon dipengaruhi oleh turunnya realisasi retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu. Sementara pemda yang mengalami kenaikan realisasi retribusi daerah adalah Maluku Tenggara yaitu sebesar 235,78%.
c. Lain-Lain PAD yang Sah
Realisasi Lain-Lain PAD Yang Sah Mengalami Penurunan 6,72%
Realisasi Lain-Lain PAD Yang Sah sampai dengan triwulan I 2021 adalah sebesar Rp17,07 miliar, mengalami penurunan 6,72% dibandingkan realisasi triwulan I 2020. Jika dilihat per pemda, realisasi terbesar adalah pada Kabupaten Maluku Barat Daya yaitu sebesar Rp5,63 miliar dan mengalami kenaikan yang sangat signifikan sebesar 223,28% dibandingkan triwulan I 2020. Kenaikan tersebut antara lain dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan denda pajak daerah sebesar Rp2,00 miliar. Sementara itu,
sebagian besar pemda mengalami
penurunan realisasi pendapatan lain-lain PAD yang sah, antara lain Kota Ambon yang turun sebesar 16,04%. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh turunnya realisasi lain-lain PAD yang sah lainnya sebesar Rp307,94 juta.
2. Pendapatan Transfer
Realisasi Pendapatan Transfer Mengalami Penurunan 13,02%
Realisasi pendapatan transfer sampai dengan triwulan I 2021 adalah sebesar Rp2,08 Triliun yang terdiri dari Transfer Pemerintah Pusat sebesar Rp2,07 Triliun dan Transfer Pemerintah Provinsi sebesar Rp5,07 miliar. Transfer pemerintah pusat
mengalami penurunan 12,28%
dibandingkan triwulan I tahun 2020. Dari grafik di atas dapat dilihat, seluruh jenis transfer pemerintah pusat mengalami penurunan kecuali Dana Bagi Hasil (DBH) yang mengalami kenaikan yang sangat signifikan sebesar 2085,57%. Penurunan realisasi DAU, DAK, DID dan Dana Desa dipengaruhi oleh perubahan mekanisme
penyaluran dan kebijakan transfer
pemerintah pusat dalam mendukung penanganan COVID-19 yang diatur dalam
Grafik III.4 Grafik III.5 4,67 6,34 2,26 6,87 5,28 3,76 3,57 2,29 1,88 1,74 -19,40% -43,65% 1,43% -72,63% -66,99% -80,0% -70,0% -60,0% -50,0% -40,0% -30,0% -20,0% -10,0% 0,0% 10,0% 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00
Malra Maluku SBB Ambon MBD
Tw I 2019 Tw I 2020 Perubahan
5 Pemda dengan Realisasi Lain-Lain PAD Yang Sah Terbesar TW I 2021 (milliar) Grafik
III.4
Transfer Pemerintah Pusat TW I Tahun 2020 - 2021 (milliar)
Grafik III.5
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK/07/2021. Penurunan realisasi transfer pemerintah pusat juga dipengaruhi oleh pemda tidak melakukan pencatatan
realisasi penyaluran dana desa.
Sementara itu, sampai dengan triwulan I Tahun 2021, pemda belum melengkapi dokumen pendukung yang dipersyaratkan dalam penyaluran DAK Fisik.
3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Mengalami Kenaikan 24.931,85%
Dari 12 pemda, hanya 1 pemda yang terdapat realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah yaitu Kabupaten Maluku Tenggara dengan realisasi sebesar Rp11,76, yang berasal dari pendapatan lainnya.
B. BELANJA DAERAH
1. Belanja Daerah Berdasarkan Jenis Belanja
Realisasi Belanja Daerah Mengalami Penurunan 18,33%
Secara total realisasi belanja daerah Triwulan I 2021 adalah sebesar Rp1,23 Triliun atau 7,89% dari pagu. Realisasi
tersebut lebih rendah 18,33%
dibandingkan Triwulan I 2020 sebesar Rp1,50 Triliun. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja penyerapan APBD pemda di Maluku belum optimal, mengingat realisasi pada beberapa belanja dibawah target realisasi triwulan I yaitu 15%. Jenis belanja yang mengalami kenaikan adalah belanja tidak terduga sebesar 119,58%, yang menunjukkan bahwa pada TA 2021 pemda masih fokus dalam pencegahan dan penanganan COVID-19 Sementara itu, jenis belanja yang lain mengalami penurunan antara lain belanja pegawai sebesar 3,16%, belanja barang sebesar 42,74%, belanja bansos sebesar 66,08%, belanja hibah sebesar 66,84% dan belanja
modal sebesar 15,18%. Hal ini
menunjukkan realisasi APBD Triwulan I masih dipengaruhi oleh adanya pandemi
COVID-19. Sementara itu proses
rasionalisasi dan refocusing belanja APBD untuk alokasi penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi daerah juga ikut memiliki andil pada turunnya realisasi belanja APBD pada Triwulan I 2021.
Terkait dengan belanja daerah, dapat
direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Segera melakukan rasionalisasi belanja dan penyesuain APBD terkait kebijakan penanganan COVID-19
2. Percepatan proses pengadaan barang dan jasa serta koordinasi dengan LKPP terkait permasalahan pengadaan dengan e-katalog
Realisasi Per Jenis Belanja APBD Lingkup Maluku Triwulan I 2019-2020 (miliar)
Sumber: LRA Pemda (diolah)
Realisasi per Jenis Belanja APBD Lingkup Maluku TW I 2019 - 2020 (milliar) Tabel
2. Belanja Daerah Berdasarkan Fungsi
Realisasi Belanja Fungsi Pendidikan dan Fungsi Ketertiban dan Keamanan mengalami kenaikan, sementara fungsi yang lain mengalami penurunan
Dalam struktur realisasi belanja daerah lingkup Provinsi Maluku, proporsi terbesar jika diuraikan per fungsi adalah Fungsi Pendidikan (32,45%), diikuti Fungsi Pelayanan Umum (31,62%) dan Fungsi Kesehatan (13,00%). Jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, realisasi belanja pada sebagian besar fungsi mengalami penurunan kecuali Fungsi Pendikan dan Fungsi Ketertiban dan Keamanan. Realisasi belanja Fungsi Pendidikan sampai dengan Triwulan I
2021 mencapai Rp398,20 miliar,
mengalami kenaikan 10,16%
dibandingkan Triwulan I 2020. Hal ini menunjukkan meskipun belanja daerah sebagian besar mengalami penurunan akibat adanya COVID-19 namun pemda-pemda di Maluku masih memfokuskan belanja daerah pada pengembangan sumber daya manusia.
C. PROGNOSIS REALISASI APBD
SAMPAI DENGAN AKHIR TAHUN 2020
Realisasi Pendapatan diproyeksikan sebesar 86,22%, sementara Belanja diproyeksikan sebesar 84,00%
Dengan kondisi perekonomian yang masih terdampak akibat pandemi COVID-19, kemungkinan target PAD tidak dapat tercapai. Selain itu adanya pandemi COVID-19 menyebabkan tertundanya proses pengadaan barang dan jasa,
kemungkinan menyebabkan belanja
daerah tidak terserap optimal. Namun dengan adanya program vaksinasi dan tren angka positif COVID-19 di Provinsi Maluku yang terus mengalami penurunan, memberikan dorongan dalam upaya pemulihan ekonomi di Maluku. Hal ini memberikan peluang dalam peningkatan realisasi pendapatan dan belanja APBD TA 2021 jika dibandingkan realisasi TA
2020. Berdasarkan perhitungan
forecasting dengan aplikasi MiniTab®
menggunakan metode Hot Winter
Multiplikatif Exponential Smoothing (hasil
sebagaimana dalam lampiran) adalah sebagaimana tabel dibawah ini.
Grafik III.8
Realisasi Belanja Daerah per Fungsi TW I Tahun 2020 - 2021 (milliar) Grafik
III.6
Proyeksi Realisasi APBD Lingkup Provinsi Maluku s.d. TW IV 2021 (milliar) Tabel III.3 Pagu Rp Rp % Rp % Pendapatan 14.376,50 2.203,35 15,33% 13.369,90 93,00% Belanja 15.558,59 1.226,96 7,89% 13.432,10 86,33% Surplus/Defisit -1.182,08 976,39 -82,60% -62,20 5,26%
Sumber : BPKAD/DPPKAD pemda lingkup Provinsi Maluku, SIKD (diolah)
A. LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KONSOLIDASIAN
Pendapatan Konsolidasian Mengalami
Penurunan 0,42% dan Belanja
Konsolidasian Mengalami Kenaikan 0,32%
Realisasi Pendapatan Pemerintah
Konsolidasian Provinsi Maluku Triwulan I 2021 adalah sebesar Rp487,28 Miliar, turun 0,42% dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang sebesar Rp489,33 miliar.
Sementara itu, realisasi Belanja
Pemerintah Konsolidasian Provinsi Maluku
Triwulan I 2021 adalah sebesar
Rp3.002,73 miliar naik 0,32%
dibandingkan dengan triwulan I tahun 2020 yang sebesar Rp2.993,15 miliar.
Turunnya pendapatan pemerintah
konsolidasian dipengaruhi oleh
pendapatan bukan pajak yang mengalami penurunan sebesar 8,53% meskipun
pendapatan perpajakan tumbuh sebesar 2,14%. Sementara itu kenaikan Belanja Negara Konsolidasian dipengaruhi oleh kenaikan Belanja Pemerintah sebesar 4,96%, meskipun Transfer mengalami penurunan sebesar 32,50%. Kenaikan Belanja Pemerintah dipengaruhi oleh penurunan realisasi Belanja Pemerintah Pusat sebesar 0,38% dan Belanja Daerah sebesar 17,23%.
B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN 1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
Dalam pembentukan pendapatan
pemerintah konsolidasian, proporsi
pendapatan perpajakan pada Triwulan I 2021 adalah sebesar 77,85%, mengalami kenaikan 1,96% dibandingkan proporsi Triwulan I 2020 yang sebesar 75,89%. Sebaliknya, proporsi pendapatan bukan pajak mengalami penurunan sebesar Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Maluku s.d. TW I
Tahun 2021 (milliar)
Tabel
IV.1
1,96% dari Triwulan I 2020 yang sebesar 24,11% menjadi 22,14% pada Triwulan I 2021.
Proporsi pendapatan perpajakan yang mengalami kenaikan, di tengah turunnya
realisasi pendapatan bukan pajak,
mengindikasikan pendapatan
konsolidasian di Provinsi Maluku yang semakin membaik. Hal ini menunjukkan adanya sinyal positif dalam upaya pelaksanaan pemulihan ekonomi di Maluku.
2. Analisis Perubahan
Pendapatan perpajakan pada triwulan I 2021 tercatat sebesar Rp379,32 miliar,
mengalami pertumbuhan sebesar 2,14% dibandingkan triwulan I tahun 2020 yang
tercatat sebesar Rp371,36 miliar.
Pertumbuhan pendapatan perpajakan
konsolidasian dipengaruhi oleh
Pendapatan Perpajakan Pusat yang naik sebesar 3,94%. Sementara itu pendapatan bukan pajak triwulan I 2021 tercatat sebesar Rp107,91 miliar, mengalami penurunan sebesar 8,53% dibandingkan triwulan I 2020 yang sebesar Rp117,97 miliar. Penurunan pendapatan bukan pajak konsolidasian dipengaruhi oleh penurunan pendapatan PNBP pemerintah pusat sebesar 4,76% dan PNBP pemerintah daerah sebesar 14,95% yang disebabkan pencatatan realisasi PNBP Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi sebesar Rp42,6 miliar dimana PNBP mengalami penurunan sebesar 34,32% dibandingkan
triwulan I 2020.
C. BELANJA KONSOLIDASIAN
1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
Proporsi Belanja Konsolidasian Terbesar adalah Belanja Pegawai yaitu sebesar 51,69%
Proporsi belanja konsolidasian triwulan I 2021 terbesar adalah belanja pegawai dengan porsi sebesar 51,69%, diikuti oleh belanja modal sebesar 24,03%, kemudian Proporsi Pendapatan Konsolidasian
Maluku TW I (2020-2021)
Grafik
IV.1
Sumber: LKPK Provinsi Maluku (diolah)
Untuk meningkatkan pendapatan konsolidasian, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Koordinasi yang intensif antara aparat pajak dan pengelola keuangan APBN dan APBD.
2. Mendorong para pengusaha dimanapun domisilinya sepanjang melaksanakan kegiatan sektor riil di Maluku, maka harus memiliki NPWP Maluku. 3. Melakukan ekstensifikasi ke pusat-pusat ekonomi di
luar kota Ambon yang belum tersentuh oleh aparat pajak
Perubahan Pendapatan Konsolidasian Maluku TW I (2020-2021)
Grafik
IV.2
belanja barang dengan porsi sebesar 21,69%. Jenis belanja dengan porsi terkecil adalah belanja pembayaran bunga yaitu sebesar 0,01%. Jika dibandingkan Triwulan I 2020, proporsi belanja pegawai dan belanja modal mengalami penurunan, sedangkan proporsi belanja barang mengalami peningkatan.
Dari grafik di atas dapat dilihat, belanja pegawai terdiri dari 42,76% belanja pemerintah pusat dan 57,24% belanja pemerintah daerah, belanja barang terdiri dari 67,57% belanja pemerintah pusat dan 32,43% belanja pemerintah daerah. Sementara itu, proporsi belanja modal adalah 85,38% belanja pemerintah pusat dan 14,62% belanja pemerintah daerah.
Hal ini menunjukkan belanja pemerintah pusat memiliki kontribusi yang besar dalam
pembentukan belanja modal
konsolidasian. Hal ini disebabkan
pemerintah daerah cenderung lebih lambat dalam merealisasikan belanja modal. Realisasi belanja modal pemerintah pusat sampai dengan Triwulan I 2021 adalah sebesar 22,34%, sedangkan realisasi belanja modal pemerintah daerah adalah sebesar 2,69%.
2. Analisis Perubahan
Belanja Pegawai, Belanja Modal, Belanja Pembayaran Bunga, Belanja Subsidi, dan Belanja Tak Terduga mengalami kenaikan, sementara Belanja Barang, Belanja Bantuan Sosial dan Belanja Hibah mengalami penurunan.
Belanja Pemerintah Konsolidasian
Triwulan I 2021 secara agregat mengalami penurunan 55,25%. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh penurunan belanja pegawai sebesar 43,46%, belanja barang dan jasa sebesar 71,87%, belanja modal sebesar 73,35%, belanja pembayaran bunga sebesar 45,02%, belanja hibah sebesar 66,84% dan belanja bantuan sosial sebesar 66,08%. Sementara belanja subsidi mengalami kenaikan sebesar 72,39% dan belanja tak terduga sebesar 119,58%.
Penurunan realisasi belanja konsolidasian yang cukup signifikan dipengaruhi oleh proses refocusing belanja APBD untuk penanganan pandemi COVID-19 dan program pemulihan ekonomi di daerah.
Penurunan realisasi belanja juga
Proporsi Belanja Konsolidasian Maluku TW I 2021
Grafik
IVf.3
Sumber: LKPK Provinsi Maluku (diolah)
Perbandingan Belanja Konsolidasian Maluku TW I 2020
Grafik
IV.4
dipengaruhi oleh terhambatnya beberapa
kegiatan seperti perjalanan dinas,
sosialisasi, maupun kegiatan monitoring dan evaluasi akibat pandemi COVID-19. Sementara itu, kenaikan realisasi belanja subsidi dan belanja tak terduga yang cukup signifikan dipengaruhi oleh realisasi belanja APBD untuk penanganan dan/atau pencegahan COVID-19 dan penanganan dampak sosial dari COVID-19.
D. ANALISIS KONTRIBUSI BELANJA PEMERINTAH TERHADAP PDRB
Rasio Kontribusi Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB Mengalami Penurunan
Pada triwulan I 2021, rasio belanja pemerintah konsolidasian terhadap PDRB
Maluku adalah sebesar 39,29%,
mengalami kenaikan 0,86% jika
dibandingkan dengan rasio pada triwulan I 2020 yang sebesar 38,42%. Disisi lain PDRB Maluku Triwulan I 2021 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,88%. Hal ini menunjukkan bahwa pada triwulan I
tahun 2021 terdapat komponen
pengeluaran lain yang lebih
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Maluku. Berdasarkan data BPS Maluku, pada Triwulan I 2021 pertumbuhan
tertinggi dicapai oleh komponen
Pengeluaran Net Ekspor Antar Daerah dan Pengeluaran Impor Luar Negeri.
Namun demikian, rasio belanja
konsolidasian terhadap PDRB yang cukup besar menunjukkan ekonomi di Maluku
sebagian besar digerakkan oleh
pengeluaran pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Rasio Belanja Konsolidasi Terhadap PDRB Prov Maluku TW I 2019-2020
(milliar)
Tabel
IV.2
A. PERSIAPAN MALUKU SEBAGAI LUMBUNG IKAN NASIONAL (LIN)
Membangun Maluku sebagai
Lumbung Ikan Nasional berarti menjadikan
Maluku sebagai produsen perikanan terbesar di Indonesia, yang mampu
mensuplai kebutuhan konsumsi
masyarakat dan industri nasional dan menjadi eksportir utama komoditas perikanan Indonesia. Hal ini memberikan peluang untuk perekonomian Maluku dapat tumbuh pesat.
Dari skenario yang telah disusun Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, jika LIN telah diterapkan maka target produksi perikanan mencapai 1.290.000 ton/tahun baik dari perikanan tangkap maupun budidaya. Dari target perikanan tangkap sebesar 950 ribu ton, 380 ribu merupakan kontribusi dari nelayan kecil. Hal ini menujukkan LIN ini tidak hanya untuk memfasilitasi industri besar tapi juga bertujuan meningkatkan kesejahteraan nelayan-nelayan kecil.
Penerapan LIN di Provinsi Maluku menuntut kesiapan dan sinergi dari semua pihak baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, perbankan, maupun masyarakat. Sinkronisasi kebijakan fiskal antara pemerintah pusat dan daerah juga perlu dilakukan untuk memenuhi semua atribut yang dibutuhkan dalam rangka mendukung pelaksanaan LIN. Beberapa sarana dan prasarana yang dibutuhkan antara lain new port, industri pengolahan Sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan merupakan sektor unggulan di Maluku. Sub sektor perikanan merupakan sektor yang mempunyai kontribusi paling
besar dalam pembentukan sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan, dengan porsi sebesar 53,00%. Sektor ini masih mempunyai peluang untuk tumbuh lebih besar lagi karena Maluku menyimpan potensi perikanan yang sangat besar. Bahkan potensinya mencapai 4,6 juta ton atau 36,8% dari total potensi sumber daya ikan nasional sebesar 12,5 juta ton.
Dengan pertimbangan tersebut
pemerintah pusat menetapkan Maluku sebagai sentra Lumbung Ikan Nasional (LIN). Hal ini ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo dalam kunjungan ke Ambon pada bulan Februari 2021. Sebagaimana dimuat pada CNN Indonesia, Presiden menyatakan kebijakan ini akan tertuang dalam Keputusan Menteri atau Keputusan Presiden. “Ini penting karena bisa menjadikan payung hukum bagi program dan kebijakan mengenai Maluku ke depan,” tutur Presiden Joko Widodo, di Ambon, Kamis (9/2).
ikan, kapal ikan, industri galangan kapal, petugas pelabuhan, gudang/cold storage, akses tranportasi pendukung, petugas pelabuhan dan pekerja industri perikanan.
Sumber: KKP
Pemda juga perlu melakukan langkah-langkan persiapan dalam mendukung implementasi LIN di Maluku. Deputi Bidang
Koordinasi Sumber Daya Maritim,
Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Investasi, Safri
Burhanudin dalam webinar yang
diselenggarakan oleh Kanwil DJPb
Provinsi Maluku pada tanggal 30 April
2021 menyampaikan beberapa
rekomendasi kepada pemda, antara sebagai berikut:
a. Provinsi Maluku perlu
mempertimbangkan pembangunan LIN secara regional. Pelabuhan subhub pada sentra-sentra perikanan di sekitar Ambon (Tual, Aru dan Seram) sebagai feeder perlu diintegrasikan dengan Pelabuhan hub di Ambon. Terutama kesiapan dermaga dan pengembangan sarana dan prasarana perikanannya.
b. Selain sebagai LIN, Provinsi Maluku perlu menyiapkan kawasannya sebagai Senrra Perikanan Budidaya Laut, melalui penetapan zonasi budidaya, kajian daya dukung, pembangunan industri pengolahan dan penyiapan SDM serta mekanisme pendanaan dan penguatan UMKM.
c. Seluruh kabupaten/kota harus
berpartisipasii dalam mendukung LIN sesuai dengan keunggulan komparatif masing-masing daerah.
B. KEMBANGKAN UMKM DI MALUKU UMKM memberikan peranan yang luar biasa bagi perekonomian dan oleh karena itu peranannya harus terus ditingkatkan produktivitasnya, juga daya kompetisinya. Kementerian Koperasi dan UKM RI melaporkan secara jumlah unit, UMKM memiliki pangsa sekitar 99,99% (62.9 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia.
Daya serap tenaga kerja UMKM sebanyak 97% (117 juta pekerja) dari daya
serap tenaga kerja dunia usaha.
Sementara itu kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional (PDB) sebesar 61,1%.
Berdasarkan data di atas, Indonesia
mempunyai potensi basis ekonomi
nasional yang kuat karena jumlah UMKM terutama usaha mikro yang sangat banyak dan daya serap tenaga kerja sangat besar.
Adanya pandemi covid-19 sangat
memukul perekonomian Indonesia
Kebutuhan Sarana dan Prasarana Lumbung Ikan Nasional (LIN)
Grafik
termasuk sektor UMKM. Untuk itu perlu dukungan dari pemerintah baik pusat maupun daerah dalam mengembangkan sektor UMKM ini.
“Perdagangan digital harus
mendorong pengembangan UMKM kita. Kekuatan digital harus dimanfaatkan untuk merangkai antara suplai dari UMKM di seluruh Indonesia dengan pasar nasional dan pasar global. Perdagangan digital harus memberdayakan UMKM kita”. pesan Presiden Jokowi dalam Rapat Kerja
Nasional Kementerian Perdagangan
Tahun 2021 (setkab.go.id; 4 Maret 2021).
Pemerintah Daerah juga perlu
didorong untuk membantu
mengembangkan produk UKM unggulan dari wilayahnya masing-masing agar bisa bersaing dengan produk luar negeri dan memenuhi standar global. Pesan Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten
Masduki dalam kunjungannya ke
Pontianak 29 Maret 2021
(www.kemekopukm.go.id).
Di Maluku, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) sebagai salah satu
lembaga penyalur pembiayaan
memberikan pengetahuan dasar
bagaimana berwirausaha secara cerdas dan tangkas pada 2021, dengan memberikan modal intelektual berupa
motivasi berwirausaha dan
pengembangan usaha bagi calon nasabah serta menjalin komunikasi dan hubungan baik antarcalon nasabah dengan PT PNM.
Pimpinan PT PNM Cabang Ambon, Ridul Akbar mengatakan PT PNM
melakukan pengembangan kapasitas
usaha di Maluku sebagai bagian dari program persiapan pencairan dana
nasabah PNM Mekaar.
(www.terasmaluku.com).
Berdasarkan data SIKP dan SIKP UMi sampai dengan triwulan I 2021, tercatat jumlah debitur sebanyak 7.834 dengan total penyaluran Rp233,95 miliar untuk program KUR. Sedangkan untuk program UMi, tercatat baru 2 debitur dengan
penyaluran Rp17 juta. Perubahan
kebijakan terkait subsidi bunga,
penambahan plafond, penciptaan KUR Supermikro dan kemudahan persyaratan
administrasi diharapkan dapat
meningkatkan jumlah debitur di Maluku.
Sumber : www.terasmaluku.com
Pendampingan dan Pelatihan PKU Kepada Pelaku UMKM oleh PT PNM
Gambar
.
Method
Model typeMultiplicative Method Data Belanja Negara
Length 7 Smoothing Constants α (level) 0,8 γ (trend) 0,4 δ (seasonal) 0,2 Accuracy Measures MAPE 26 MAD 4786 MSD 35044545 Forecasts
Period Forecast Lower Upper 8 19754,4 8028,1 31480,8
Method
Model typeMultiplicative Method Data Pendapatan Negara
Length 7 Smoothing Constants α (level) 0,8 γ (trend) 0,4 δ (seasonal) 0,2 Accuracy Measures MAPE 5,1 MAD 98,7 MSD 10689 Forecasts
Period Forecast Lower Upper 8 1768,81 1526,93 2010,69