• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN FISKAL REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN FISKAL REGIONAL"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL A. Produk Domestik Regional Bruto

KAJIAN

FISKAL

REGIONAL

Triwulan I

2021

Penyusun:

Penanggung Jawab: Syaiful | Ketua Tim: Iwan Teguh Setiawan | Editor: Thedy Dwi Prasetyo I Haris Yantono | Kontributor : Evelyne Victoria l

(2)
(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL ... 1

A.

Produk Domestik Regional Bruto ... 1

B.

Inflasi ... 2

C.

Indikator Kesejahteraan ... 4

BAB II

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN

BELANJA NEGARA ... 7

A.

Pendapatan Negara ... 7

B.

Belanja Negara ... 10

C.

Prognosis Realisasi APBN ... 12

BAB III

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN

BELANJA DAERAH ... 13

A.

Pendapatan Daerah ... 14

B.

Belanja Daerah ... 17

C.

Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2021 ... 18

BAB IV

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN

KONSOLIDASIAN ... 19

A.

Laporan Pemerintah Konsolidasian ... 19

B.

Pendapatan Konsolidasian ... 19

C.

Belanja Konsolidasian ... 20

D.

Analisis Kontribusi Belanja Pemerintah Terhadap PDRB………22

BAB V

BERITA / ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH ... 23

A.

Persiapan Maluku Sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN) ... 23

B.

Kembangkan UMKM di Maluku ... 24

(4)

A. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Perekonomian Maluku pada Triwulan I Tahun 2021 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku mencapai Rp.11,56 triliun dan atas harga konstan 2010 mencapai Rp7,64 triliun. Ekonomi Maluku triwulan I 2021 tumbuh -1,88% (yoy), lebih rendah bila dibandingkan dengan tingkat nasional yang sebesar -0,74% (yoy). Sedangkan secara triwulanan (q to q) Ekonomi Maluku telah menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,2%, lebih tinggi dari nasional yang tumbuh sebesar 0,96%. Berdasarkan lapangan usaha, kontraksi pertumbuhan PDRB terjadi pada sebagian besar lapangan usaha. Kontraksi terbesar terjadi pada sektor Transportasi dan Pergudangan, yakni sebesar -0,81%, diikuti oleh Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yakni sebesar -0,32%. Namun beberapa sektor juga mengalami pertumbuhan, pertumbuhan tertinggi tercatat pada sektor Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 0,22%; diikuti oleh sektor Komunikasi dan Informasi yaitu sebesar 0,10%.

Struktur PDRB Provinsi Maluku

menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2021 tidak menunjukkan perubahan yang berarti.

Ekonomi Provinsi Maluku masih

didominasi oleh Lapangan Usaha

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib.

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Maluku triwulan I-2021 (y-on-y), sektor Konstruksi memiliki sumber pertumbuhan tertinggi yaitu

sebesar 0,46%; kemudian sektor

Sumber : BPS Provinsi Maluku 6,32 6,09 5,24 4,73 4,01 -0,92 -2,38 -3,42 -1,88 5,07 5,05 5,02 4,97 2,97 -5,32 -3,49 -2,19 -0,74 2019 (TW I) 2019 (TW II) 2019 (TW III) 2019 (TW IV) 2020 (TW I) 2020 (TW II) 2020 (TW III) 2020 (TW IV) 2021 (TW I) Maluku Indonesia

Sumber : BPS Provinsi Maluku

6,32 6,09 5,24 4,73 3,72 -1,09 -2,60 -3,42 -1,88 6,20 6,20 6,20 6,20 6,43 6,43 6,43 6,43 6,32 -4 -2 0 2 4 6 8 TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I 2019 2020 2021 yoy Target

PDRB Maluku dan Indonesia (2018-2020)

Grafik

I.2

Target dan Realisasi PDRB Maluku (2019-2021) (yoy)

Grafik

(5)

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar -0,18% dan sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar -0,32%.

Dari sisi pengeluaran, terjadi kontraksi pertumbuhan ekonomi secara tahunan (y-on-y) dan hal ini terjadi pada sebagian komponen pengeluaran, komponen yang mengalami penurunan terbesar secara berturut-turut adalah Net Ekspor Antar Daerah yang turun sebesar 1,17% dan Ekspor Luar Negeri turun sebesar 0,55%. Sedangkan Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yaitu sebesar 2,34 %. dan Impor Luar Negeri sebesar 3,75%.

Struktur PDRB Provinsi Maluku

menurut Pengeluaran atas dasar harga berlaku triwulan I-2021 tidak banyak berubah. Aktivitas permintaan akhir masih

didominasi oleh Pengeluaran Konsumsi

Rumah Tangga yang mencakup lebih dari

separuh PDRB Provinsi Maluku.

Komponen lainnya yang memberikan peran besar terhadap PDRB adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

Berdasarkan dokumen Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Maluku tahun 2019-2024, Provinsi Maluku mempunyai target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 ini sebesar 6,32%-6,70, sementara realisasi triwulan I 2021 sebesar -1,88%, terpaut sebesar 7,5% dari target di RPJMD. Artinya Pemerintah Provinsi Maluku perlu

melakukan langkah-langkah untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Diantaranya dengan memaksimalkan

program PEN di daerah. B. Inflasi

Inflasi di Provinsi Maluku selama Triwulan I tahun 2021 masih terkendali. Inflasi pada Bulan Maret Tahun 2021 (mtm) sebesar 0,37% lebih tinggi dari Inflasi tingkat nasional sebesar 0,08%. Sampai dengan periode bulan Maret 2021 (ytd) terjadi deflasi sebesar 0,02% di Provinsi Maluku, sementara di tingkat nasional terjadi inflasi sebesar 0,44%. Sedangkan inflasi tahunan di Provinsi

Sumber : BPS Provinsi Maluku

-0,7 -0,09 0,23 0,46 0,04 0,37 -0,19 -0,56 -0,09 -0,080,02 -0,41 0,37 0,76 0,08 0,07 0,18 -0,1 -0,05 -0,05 0,07 0,28 0,45 0,26 0,1 0,08 Maluku Nasional

Inflasi Maluku dan Indonesia Maret 2020 – Maret 2021 (mtm)

Grafik

I.3

Sumber : BPS Provinsi Maluku

0,12 0,03 0,26 0,72 0,76 1,14 0,95 0,38 0,29 0,21 0,02 -0,39 -0,02 0,1 0,84 0,9 1,09 0,98 0,93 0,89 0,95 1,23 1,69 0,26 0,36 0,44 Maluku Nasional

Inflasi Maluku dan Indonesia Maret 2020 – Maret 2021 (ytd)

Grafik

(6)

Maluku (yoy) mencapai 0,07% lebih kecil dari inflasi nasional yang sebesar 1,37%.

Inflasi di Provinsi Maluku diwakili oleh

dua kota IHK yaitu Kota Ambon dan Kota Tual. Pada Maret 2021 terjadi inflasi di Kota Ambon sebesar 0,38 % (mtm), terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,09 pada Februari 2021 menjadi 105,49 pada Maret 2021. Deflasi tahun kalender Kota Ambon pada Maret

2021 sebesar 0,03% dan deflasi Tahun ke Tahun (yoy) sebesar 0,07%.

Sedangkan di Kota Tual, pada Maret 2021 (mtm) terjadi inflasi sebesar 0,20%.

Terjadi peningkatan Indeks Harga

Konsumen (IHK) dari 106,55 pada Februari 2021 menjadi 106,76 pada Maret 2021. Inflasi tahun kalender Kota Tual pada Maret 2021 sebesar 0,09% dan inflasi Tahun ke Tahun sebesar 2,33%.

Angka IHK Maret 2021 ini

menempatkan Kota Ambon pada urutan 55 dan Kota Tual pada urutan 23 besarnya IHK dari 90 kota IHK di Indonesia.

Kelompok pengeluaran penyumbang

inflasi terbesar di Provinsi Maluku adalah makanan, minuman, dan tembakau. Komoditas dengan andil terbesar adalah cabai rawit, ikan, dan tahu tempe. Sedangkan sektor penyumbang deflasi adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya, yakni komoditas emas dan perhiasan.

Inflasi Maluku ditahun 2021

diperkirakan akan meningkat bila

dibandingkan dengan tahun sebelumnya, seiring dengan perbaikan ekonomi Salah satu kendala yang menghambat distribusi bahan pokok adalah kondisi cuaca yang tidak menentu. Oleh sebab itu, pemerintah daerah Provinsi Maluku bekerja sama dengan Provinsi Jawa Timur dalam pemenuhan kebutuhan di Provinsi Maluku. C. INDIKATOR KESEJAHTERAAN

Indikator kesejahteraan masyarakat dapat diukur dengan tingkat kemiskinan,

Kelompok Pengeluaran IHK Inflasi Maret 2021

Mar-21 mtm yoy Andil

Umum 105,49 0,38 -0,07 0,3800

Makanan, Minuman, dan

Tembakau 104,61 1,10 0,60 0,3412 Pakaian dan Alas Kaki 112,60 0,00 2,46 0,0000 Perumahan, Air, Listrik, BBRT 101,55 0,00 0,43 0,0000 Perlengkapan, Peralatan dan

Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga

108,56 1,02 5,02 0,0488

Kesehatan 108,47 0,00 4,32 0,0000 Transportasi 99,37 0,00 -8,79 0,0000 Informasi, Komunikasi, dan

Jasa Keuangan 99,98 0,00 -0,85 0,0000 Rekreasi, Olahraga, dan

Budaya 104,06 0,26 2,64 0,0043 Pendidikan 117,34 0,00 2,74 0,0000 Penyediaan Makanan dan

Minuman / Restoran 115,03 0,01 0,61 0,0007 Perawatan Pribadi dan Jasa

Lainnya 110,38 -0,21 3,85 -0,0168

Sumber : BPS Provinsi Maluku

IHK Kota Ambon Maret 2021 Tabel

I.1

Kelompok Pengeluaran Mar-21 IHK mtm Inflasi Maret 2021 yoy Andil

Umum 106,76 0,20 2,33 0,2000 Makanan, Minuman, dan

Tembakau

108,11 0,78 3,67 0,2980

Pakaian dan Alas Kaki 113,81 0,11 1,54 0,0078 Perumahan, Air, Listrik, BBRT 104,52 0,01 1,85 0,0018 Perlengkapan, Peralatan dan

Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga

110,27 -0,19 5,27 -0,0096

Kesehatan 109,49 0,00 6,89 0,0000 Transportasi 102,16 -1,10 -1,49 -0,1274 Informasi, Komunikasi, dan

Jasa Keuangan

98,42 0,03 -1,14 0,0017

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya

112,87 3,65 6,02 0,0368

Pendidikan 104,29 0,00 -0,34 0,0000 Penyediaan Makanan dan

Minuman / Restoran

107,27 0,00 0,29 0,0000

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya

110,70 -0,32 5,36 -0,0194

Sumber : BPS Provinsi Maluku

IHK Kota Tual Maret 2021 Tabel

(7)

tingkat ketimpangan (gini rasio) dan tingkat pengangguran terbuka pada suatu daerah. 1. Tingkat Kemiskinan

Tingkat kemiskinan di Maluku sebesar 17,99% pada akhir tahun 2020, mengalami kenaikan dibanding dengan Maret 2020. Tingkat kemiskinan September tahun 2020

lebih besar dibandingkan dengan

September 2019 (17,65%) dan September 2018 (17,85%). Garis kemiskinan pada tahun 2020 di Provinsi Maluku meningkat sebesar Rp.28.307 bila dibandingkan tahun 2019. Hal ini diperparah dengan penurunan pendapatan per kapita di Provinsi Maluku pada tahun 2020.

Apabila dibedakan menurut

daerahnya, jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan selama periode Maret 2016 s.d. September 2020 turun sebanyak 3,11 ribu jiwa. Sementara di daerah perkotaan, pada periode yang sama, jumlah penduduk miskin menunjukkan penurunan sebanyak 2,21 ribu jiwa. Adapun jika dilihat dari sisi persentase, penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2020 sebesar 27,06%.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan persentase penduduk miskin di daerah perkotaan yang hanya sebesar 6,36%.

Bila dibandingkan dengan nasional, kemiskinan di Provinsi Maluku masih cukup tinggi. Pada September 2020 tingkat kemiskinan Maluku sebesar 17,99% atau sebanyak 322.400 jiwa, lebih tinggi dari tingkat nasional sebesar 10,19%. Tingkat Kemiskinan Maluku berada pada nomor 4 apabila dibandingkan dengan 34 Provinsi

di Indonesia. Pertambahan tingkat

kemiskinan di Provinsi Maluku

dibandingkan Maret 2020 sebesar 3,15%, lebih kecil dibandingkan nasional yang sebesar 4,19%.

Pemerintah Daerah di Provinsi

Maluku telah mengambil beberapa

kebijakan untuk mengatasi hal tersebut,

diantaranya dengan optimalisasi

pelaksanaan program PEN di Provinsi Maluku, memberikan pinjaman dengan bunga rendah melalui Bank MalukuMalut dengan sasaran utama ASN dan UMKM,

serta dengan pembentukan Tim

Percepatan Pemulihan Ekonomi Maluku.

Periode Jumlah Penduduk Miskin Persen Penduduk Miskin Garis Kemiskinan (Rp/Kap/Bln) Mar '18 320,08 18,12% 456.457 Sep '18 317,84 17,85% 474.173 Mar '19 317,69 17,69% 508.777 Sep '19 319,52 17,65% 545.378 Mar '20 318,19 17,44% 555.197 Sep '20 322,40 17,99% 573.685

Sumber : BPS Provinsi Maluku

Sumber : BPS Provinsi Maluku

19,26 18,45 18,29 18,12 17,85 17,69 17,65 17,44 17,99

10,7 10,64 10,12 9,82 9,66 9,41 9,22 9,78 10,19

MALUKU INDONESIA

Kemiskinan Maluku – Indonesia (Sep 2016 – Sep 2020 Grafik

I.7

Garis Kemiskinan Maluku (Sep 2016 – Sep 2020 Grafik

(8)

2. Gini Ratio

Tingkat rasio gini Provinsi Maluku adalah sebesar 0,326, meningkat sebesar 0,008 jika dibandingkan dengan Maret 2020 yang sebesar 0,318. Sedangkan rasio gini untuk nasional sebesar 0,385, meningkat 0,004 dari periode sebelumnya. Gini rasio perkotaan di Provinsi Maluku menurun dari 0,295 pada Maret 2020 menjadi 0,292 pada September 2020. Pada periode yang sama, rasio gini di pedesaan meningkat dari 0,285 menjadi 0,285. Terlihat pada grafik 2.6, Tingkat Rasio Gini di Provinsi Maluku juga meningkat bila dibandingkan dengan September 2019, meningkat sebesar 0,006 dari tingkat 0,320.

Jika kita melihat distribusi

pengeluaran, yang dibagi menjadi 3

kelompok masyarakat, kategori

ketimpangan masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena jumlah pengeluaran pada kelompok 40% terbawah lebih dari 12%, yakni tercatat sebesar 20,63% pada September 2020. Angka ini menurun sebesar 0,26 poin bila dibandingkan dengan angka pada Maret 2020 yang

sebesar 20,89. Sedangkan, jumlah total pengeluaran dari kelompok 20% teratas mencapai 41,82%, dan pada kelompok menengah sebesar 37,55%. Peningkatan

selisih jumlah pengeluaran ini

berkontribusi pada kenaikan angka rasio gini di Provinsi Maluku pada tahun 2020. Pada tahun 2020 pemerintah Provinsi Maluku berusaha menjaga daya beli masyarakat dengan optimalisasi program PEN diantaranya Program Keluarga Harapan Hidup, Kartu Sembako, dan Bantuan Langsung Tunai. Hal ini dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat golongan terbawah dalam memenuhi kebutuhan dasarnya

3. . Ketenagakerjaan

Angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Maluku pada Februari 2021 adalah sebesar 6,73%, turun sebesar 0,84% dari Agustus 2020. Realisasi ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan realisasi angka TPT tingkat nasional periode Februari 2021 adalah sebesar

6,26%, lebih rendah 0,81% bila

dibandingkan dengan Agustus 2020.

Sumber : BPS Provinsi Maluku

0,343

0,321 0,343 0,326 0,324 0,320 0,318 0,393 0,391 0,389 0,384 0,382 0,380 0,381

Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18 Mar-19 Sep-19 Mar-20

Maluku INDONESIA

Rasio Gini Maluku – Indonesia (Maret 2017 – Sep 2020 Grafik

I.8

Sumber : BPS Provinsi Maluku

5,50 5,13 5,3 5,01 5,23 4,99 7,07 6,26 9,29 7,38 6,95 6,91 6,69 7,02 7,57 6,73 Nasional Maluku Ketenagakerjaan Maluku – Indonesia (Agt 2017 – Feb 2021) Grafik

(9)

Komposisi angkatan kerja pada Februari 2021 terdiri atas 779.870 orang penduduk yang bekerja dan 56.301 orang

pengangguran. Apabila dibandingkan

Februari 2020, sebelum terjadi pandemic COVID-19, terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja sebanyak 44.677 orang dan peningkatan pengangguran sebanyak 3.224 orang. Sementara itu apabila dibandingkan kondisi Agustus 2020, saat pandemic COVID-19, jumlah angkatan kerja menurun sebanyak 3.019 orang. Penduduk bekerja naik 4.169 orang dan pengangguran turun 7.188 orang.

Dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, TPT di perkotaan cenderung lebih tinggi dibanding TPT di perdesaan. Pada Februari 2021, TPT di perkotaan sebesar 10,07%, sedangkan TPT di perdesaan sebesar 4,22%. Dibanding keadaan Februari 2020, terjadi penurunan tingkat pengangguran di perkotaan sedangkan terjadi peningkatan di daerah perdesaan. Namun jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2020, maka terjadi penurunan tingkat pengangguran baik di daerah perkotaan maupun di daerah perdesaan.

4. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) Maret Tahun 2021 adalah sebesar 98,99 meningkat 1,37% dibandingkan NTP 2020 pada periode yang sama. Peningkatan NTP pada Maret 2021 disumbangkan oleh peningkatan NTP di semua subsektor,

yaitu subsektor tanaman pangan,

subsektor hortikultura, subsektor tanaman perkebunan rakyat, subsektor peternakan, serta subsektor perikanan. Peningkatan NTP tertinggi dialami oleh subsektor hortikultura sebesar 2,67% diikuti oleh subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,17%. Selain itu subsektor perikanan meningkat sebesar 0,94%, subsektor peternakan meningkat sebesar 0,68%, dan subsektor tanaman pangan meningkat sebesar 0,26%.

Secara umum, peningkatan NTP pada

Maret 2021 disebabkan adanya

peningkatan Indeks Harga Yang Diterima oleh Petani (lt) yang lebih besar, yakni meningkat sebesar 1,09, serta turunannya Indeks Harga Yang Dibayar oleh Petani (lb) sebesar 0,03 bila dibandingkan dengan bulan Februari 2021.

Peningkatan It pada Maret 2021 disebabkan oleh meningkatnya It pada subsektor tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan. Peningkatan It tertinggi pada subsektor hortikultura sebesar 2,63% dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,10%.

Sumber : BPS Provinsi Maluku

105,27 106,81 104,86 107,12 106,01 107,09

98,56 97,89 98,99

Jan Feb Mar

lt lb 2021

Nilai tukar Petani Maluku (Tahun 2021) Grafik

(10)

Realisasi Pendapatan APBN di Provinsi Maluku sampai dengan triwulan I tahun 2021, mencapai Rp376,71 miliar atau 20,43% dari estimasi pendapatan 2021. Angka ini tumbuh 2,19% dari triwulan I tahun 2020. Sementara realisasi belanja sebesar Rp3.686,36 miliar atau 18,13% dari pagu yang disediakan. Angka ini tumbuh negatif 5,08% dibanding triwulan I tahun 2020. Sehingga sampai akhir

triwulan I tahun 2021 terjadi defisit sebesar Rp3.309,65 miliar menurun 5,84% dibanding triwulan I tahun 2020.

A. PENDAPATAN NEGARA

Pendapatan Negara di Maluku Naik 2,19% Pendapatan Negara di Provinsi Maluku sampai dengan triwulan I tahun 2021, mencapai Rp376,71 miliar. Sebagian besar pendapatan ini disumbang oleh

Sumber: OMSPAN, Simtrada (diolah)

Pagu 2020 Pagu 2021

A. PENDAPATAN NEGARA 2.560,40 368,64 1.844,03 376,71

I. PENERIMAAN PERPAJAKAN 2.087,43 294,35 1.589,25 305,95 1. Penerimaan Pajak DN 2.087,43 294,35 1.589,25 305,95 2. Pajak Perdagangan Internasional - - - -II. PNBP 472,97 74,29 254,78 70,76 1. PNBP Lainnya 162,53 64,88 96,02 42,61 2. Pendapatan BLU 310,44 9,41 158,76 28,14 III. HIBAH - - -

-B. BELANJA NEGARA 21.815,76 3.883,46 20.331,49 3.686,36

I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 8.508,09 1.198,63 8.780,35 1.574,58 1. Belanja Pegawai 3.062,15 598,91 3.178,30 604,50 2. Belanja Barang 2.825,00 350,92 3.058,99 402,54 3. Belanja Modal 2.604,24 248,80 2.529,14 564,89 4. Pembayaran Kewajiban Utang - - - -5. Subsidi - - - -6. Belanja Hibah - - - -7. Belanja Bantuan Sosial 16,70 - 13,92 2,65 8. Belanja Lainnya - - - -II. TRANSFER KE DAERAH 12.148,28 2.662,96 10.392,87 2.054,46 1. Dana Perimbangan 12.000,47 2.662,96 10.232,31 2.054,46 a. Dana Transfer Umum 8.620,94 2.272,42 7.616,12 1.939,64 1) Dana Bagi Hasil 227,27 3,90 228,66 97,05 2) Dana Alokasi Umum 8.393,68 2.268,51 7.387,45 1.842,59 b. Dana Transfer Khusus 3.379,52 390,54 2.616,19 114,82 1) DAK Fisik 2.017,58 - 2.023,15 -2) DAK Non Fisik 1.361,94 390,54 593,05 114,82 2. Dana Insentif Daerah (DID) 147,81 - 160,56 -3. Dana Otonomi Khusus - - - -III. DANA DESA 1.159,39 21,86 1.158,27 57,32

C. SURPLUS/DEFISIT (19.255,36) (3.514,81) (18.487,46) (3.309,65)

Uraian Tahun 2020 Tahun 2021

Pagu dan Realisasi APBN Provinsi Maluku s.d. TW I Tahun 2020 dan Tahun 2021 (dalam milliar rupiah)

Tabel II.1

(11)

Penerimaan Perpajakan yang sebesar 81,22% dari total pendapatan negara di triwulan I tahun 2021 ini.

1. Pendapatan Perpajakan

Sampai dengan akhir triwulan I 2021, realisasi pendapatan pajak sebesar Rp305,95 milyar atau 19,25% dari target yang ditetapkan. Angka ini tumbuh 3,94% dibanding triwulan yang sama tahun 2020. Pendapatan pajak sampai triwulan I ini dipengaruhi oleh Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang tumbuh 30,88% dari periode yang sama tahun sebelumnya dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) sebesar Rp121,48 juta atau meningkat 49,38% dari triwulan I 2020.

a) Pajak Penghasilan (PPh)

Realisasi PPh sampai dengan triwulan I tahun 2021 sebesar Rp154,33 miliar menurun 11,61% dari triwulan I tahun 2020. Penerimaan pajak triwulan I tahun 2021 mengalami perlambatan seiring dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian. Penurunan ini disebabkan oleh: (1) sektor-sektor yang terdampak

oleh pandemi Covid-19, dan (2)

pemanfaatan insentif fiskal PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (DTP).

b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Realisasi PPN di Provinsi Maluku pada triwulan I 2021 sebesar Rp142,29 miliar, atau meningkat 30,88% dibanding dengan penerimaan triwulan I tahun 2020. Tren realisasi PPN di Provinsi Maluku tidak mengalami perubahan selama tiga tahun terakhir. Penerimaan terbesar PPN tercatat terealisasi di wilayah Kota Ambon.

Kabupaten Maluku Tengah dan

Kabupaten Maluku Tenggara.

c) Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) 72 116 180 60 114 175 56 102 154

Januari Februari Maret

2019 2020 2021 Grafik II.1 Grafik II.2 51 80 111 54 80 109 55 90 142

Januari Februari Maret

2019 2020 2021

Sumber: spanint.kemenkeu.go.id

Akumulasi Realisasi PPN di Provinsi Maluku 2019-2021 (milliar)

Grafik

II.2

Sumber: spanint.kemenkeu.go.id

Akumulasi Realisasi PPh di Provinsi Maluku 2019-2021 (miliar) Grafik II.1 19 24 56 6 41 81 44 111 121

Januari Februari Maret

2019 2020 2021

Akumulasi Realisasi PPnBM di Provinsi Maluku 2019-2021 (juta)

Grafik

II.3

(12)

Realisasi penerimaan PPnBM di Maluku sampai dengan triwulan I tahun 2021 sebesar Rp121,48 juta meningkat 49,38% dibanding penerimaan triwulan I tahun 2020 sebesar Rp81,33 juta.

Kondisi ini mengindikasikan bahwa konsumsi barang yang termasuk dalam kategori barang mewah di Maluku berfluktuasi dari tahun ke tahun.

d) Penerimaan Cukai

Realisasi penerimaan Cukai di Provinsi Maluku sampai triwulan I 2021 sebesar Rp10 juta atau menurun 77,78% dibanding penerimaan pada triwulan I

tahun 2020 sebesar Rp45 juta.

Penerimaan Cukai selama lima tahun ini hanya berasal dari Kota Ambon sebagai

pintu gerbang utama lalu lintas

perdagangan barang di Provinsi Maluku.

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Sampai dengan akhir triwulan I 2021, realisasi PNBP mencapai Rp70,76 miliar atau mencapai 27,77% dari target yang diharapkan. Angka ini menurun 4,76% dibanding triwulan I tahun 2020.

Menurunnya realisasi PNBP ini

disebabkan menurunnya PNBP Lainnya seperti PNBP Pendapatan Kesehatan, Perlindungan Sosial dan Keagamaan dan PNBP Pendapatan Pendidikan, Budaya,

Riset dan Teknologi. Sementra

Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) menunjukkan tren positif dengan kenaikan sebesar 199,09%.

a) PNBP Pendapatan Kesehatan,

Perlindungan Sosial dan Keagamaan.

Realisasi PNBP Pendapatan

Kesehatan, Perlindungan Sosial dan Keagamaan sampai dengan triwulan I 2021 sebesar Rp5,11 miliar, tumbuh negatif 4,28% dibanding triwulan I tahun 2020 sebesar Rp5,34 miliar. Pendapatan

terbesar berasal dari Pendapatan

Kesehatan terutama dari pendapatan dari Pendapatan Layanan Fasilitas Kesehatan sebesar Rp3,11 miliar.

b) PNBP Pendapatan Pendidikan,

Budaya, Riset dan Teknologi.

5 5 5

-45 45

-

-10

Januari Februari Maret

2019 2020 2021

Akumulasi Realisasi Cukai di Provinsi Maluku 2019-2021 (juta) Grafik II.4 Sumber: spanint.kemenkeu.go.id 3 8 12 1 3 5 1 3 5

Januari Februari Maret 2019 2020 2021

Akumulasi Realisasi PNBP 4253 di Provinsi Maluku 2019-2021 (miliar)

Grafik

II.5

(13)

Realisasi PNBP Pendapatan Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi sampai dengan triwulan I 2021 sebesar Rp12,51

miliar terjadi penurunan 11,12%

dibandingkan triwulan I 2020. Hal ini

dipengaruhi oleh menurunnya

pendapatan biaya pendidikan dari

Rp13,99 miliar pada triwulan I 2020 menjadi Rp12,47 miliar pada triwulan I 2021. PNBP Pendapatan Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi sebagian besar disumbang oleh Pendapatan Pendidikan terutamanya dari Kota Ambon dan Kota Tual.

B. BELANJA NEGARA

Realisasi belanja negara di Maluku mencapai 18,13% dari Pagu.

Pagu untuk belanja negara di tahun 2021 sebesar Rp20,33 triliun. Realisasi sampai dengan triwulan I 2021 sebesar Rp3,69 triliun. Realisasi sampai dengan triwulan I 2021 ini tumbuh negatif 5,08% dibanding dengan triwulan yang sama tahun 2020.

1. Belanja Pemerintah Pusat

Belanja pemerintah pusat terealiasasi sebesar Rp1,57 triliun atau 17,93% dari pagu yang disediakan. Meningkat 31,36% dari periode yang sama tahun 2020. Realisasi terbesar oleh belanja pegawai sebesar Rp604,50 miliar atau 19,02% dari pagu. Belanja barang terealisasi 13,16% atau Rp402,54 miliar sementara untuk belanja modal terealisasi 22,34% atau

Rp564,89 miliar dari pagu yang

disediakan. Sedangkan realisasi belanja bantuan sosial sampai akhir triwulan I 2021 dari pagu Rp13,92 miliar realisasi sebesar Rp2,65 miliar.

Presentase belanja negara pada triwulan I diharapkan telah mencapai paling kurang 20% dari jumlah pagu yang disediakan. Hal ini untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan pemerintahan telah terbiayai dengan semestinya. Dengan pelaksanaan anggaran yang terarah diharapkan pencapaian tujuan pembangunan dapat dibiayai dengan Akumulasi Realisasi PNBP 4254 di

Provinsi Maluku 2019-2021 (miliar)

Grafik II.6 Sumber: spanint.kemenkeu.go.id 3 12 14 1 12 14 0 4 13

Januari Februari Maret

2019 2020 2021

Realisasi Belanja Pusat di Provinsi II.7 Sumber: spanint.kemenkeu.go.id 547,10 359,26 23,37 598,91 350,92 248,80 604,50 402,54 564,89 0 100 200 300 400 500 600 700

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal T1 2019 T1 2020 T1 2021

Grafik

(14)

dana yang memadai disetiap tahap triwulannya.

Dengan melihat data realisasi belanja negara di Maluku selama tiga tahun sebelumnya, diketahui bahwa realisasi belanja pegawai cenderung mengalami peningkatan, sementara belanja barang

dan belanja modal memiliki

kecenderungan untuk menurun.

Mengingat pertumbuhan ekonomi di Maluku masih sangat tergantung dari pengeluaran APBN, maka rendahnya realisasi belanja modal perlu menjadi perhatian khusus untuk lebih mendorong perekonomian Maluku dimasa yang akan datang.

2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Transfer ke Daerah dan Dana Desa sampai triwulan I 2021 terealisasi Rp2,11 triliun atau 18,28% dari total pagu yang disediakan. Angka ini lebih rendah 21,34% dari triwulan I tahun 2020. Dana Bagi Hasil tersalurkan 42,44% atau Rp97,05 miliar dari pagu Rp228,66 miliar sedangkan realisasi Dana Alokasi Umum mencapai 24,94% atau sebesar Rp1,84 triliun. Untuk Dana Transfer Khusus, penyaluran DAK Fisik sampai dengan

triwulan I 2021 belum ada realisasi, sedangkan DAK Non Fisik mencapai Rp57,32 miliar atau 4,95%. Dana Insentif Daerah (DID) belum ada penyaluran sampai akhir triwulan I 2021, sedangkan Dana Desa telah tersalurkan sebesar Rp57,32 miliar atau 4,95% dari pagu yang tersedia.

Badan Layanan Umum

Pada tahun 2021 terdapat tiga satuan kerja yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum yaitu Universitas Pattimura Ambon, Rumah Sakit Tk II dr. J.A. Latumeten Ambon dan

Rumah Sakit Bayangkara Ambon.

Diharapkan dengan menjadi satker BLU

Meskipun secara realisasi, belanja pemerintah pusat Triwulan I 2021 mengalami peningkatan dari Triwulan I 2020, namun secara persentase masih dibawah target. Untuk itu direkomendasikan kepada satuan kerja untuk dapat meningkatkan realisasi belanja, terutama belanja barang dan belanja modal yang dapat menjadi pendorong pemulihan perekonomian di Maluku. Sumber: spanint.kemenkeu.go.id 0 1.000 2.000 3.000 DBH DAU DAK Fisik DNF DID DD T1 2019 T1 2020 T1 2021

Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa Provinsi Maluku 2019-2021 (miliar)

Grafik

II.8

Sumber: spanint.kemenkeu.go.id

Sumber : BPS Provinsi Maluku

Posisi Keuangan BLU di Provinsi Maluku tahun 2018 - 2020

Tabel

(15)

akan dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan lebih baik, lebih bersaing namun tetap memegang prinsip efisiensi dan produktivitas.

Dengan melihat perkembangan

realisasi pendapatan dan belanja tahun

2018-2020 menunjukkan bahwa

penerapan pengelolaan keuangan

sebagai BLU akan memberikan peluang kepada satker-satker tersebut untuk lebih mengembangkan diri dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

3. Manajemen Investasi Pusat

Terdapat 2 pinjaman Pemerintah Provinsi Maluku yang merupakan hasil restrukturisasi telah lunas, sementara 2 pinjaman merupakan induk perjanjian masih dalam proses restrukturisasi. Sedangkan PDAM Kota Ambon memiliki 2 perjanjian dalam proses penghapusan.

C. PROGNOSIS REALISASI APBN

Realisasi APBN di Maluku diperkirakan sesuai target pada akhir triwulan IV tahun 2021.

Jika dalam suatu deret terdapat gerakan naik ataupun turun dalam jangka panjang, maka deret tersebut deret yang

mengandung unsur kecenderungan

(Makridakis, dkk., 1999). Berdasarkan hal tersebut penyusunan prognosis realisasi APBN menggunakan aplikasi Minitab® dengan metode Holt Winter Multiplikative

Exponential Smoothing (hasil sebagaimana dalam lampiran) dengan hasil proyeksi sebagaimana tabel dibawah ini. Hasil proyeksi tersebut sejalan dengan

kondisi penurunan penerimaan

perpajakan 2020 akibat pandemi Covid-19 dan tren selama 6 tahun, mengingat target lebih rendah dari tahun sebelumnya. Sementara dari sisi belanja, adanya realokasi dan refocusing APBD untuk Penanganan COVID-19, diperkirakan belanja negara sampai dengan triwulan IV akan mencapai sekitar 97,16% atau Rp19.75 triliun.

Pemerintah Provinsi Maluku telah menyampaikan surat pengajuan kembali debt swap melalui surat Nomor 900/2646 tanggal 12 Agustus 2019 dan telah disetujui oleh Kementerian Keuangan melalui surat Nomor S-1204/PB/2019 tanggal 7 Oktober 2019

No Debitur Nomor Perjanjian Keterangan 1 Pemprov Maluku RDI-358/DP3/1999

Hak Tagih Pemerintah sebesar Rp59.017.326.533,02 (cut off date restrukturisasi sehingga dari semester sebelumnya hak tagih tetap) 2 Pemprov Maluku PRJ-139/MK.11/1983

Hak Tagih Pemerintah sebesar Rp10.000.030,00 (cut off date

restrukturisasi sehingga dari semester sebelumnya hak tagih tetap) 3 Pemprov Maluku AMA-155/PRJ-139B Hak Tagih Pemerintah sebesar Rp0,00 4 Pemprov Maluku AMA-164/RDI-358/2012 Hak Tagih Pemerintah sebesar Rp0,00 5 PDAM Kota Ambon 12/029/IBRD/PP Hak Tagih Pemerintah sebesar Rp0,00 6 PDAM Kota Ambon 12/029/IBRD/PP Hak Rp589.182.544,00 Tagih Pemerintah sebesar

Tab el

Daftar Penerusan Pinjaman Wilayah Kerja Kanwil DJPb Maluku 2021

Tabel

II.3

Tahun Pendapatan Negara Belanja Negara Surplus/Defisit

2014 1.831 6.950 (5.118,66) 2015 2.030 19.146 (17.116,29) 2016 1.960 18.335 (16.375,37) 2017 1.863 19.071 (17.207,31) 2018 2.033 20.205 (18.172,75) 2019 2.128 20.881 (18.752,77) 2020 1.801 18.761 (16.960,42) 2021 (prognosis) 1.769 19.754 (17.985,59)

Prognosis Realisasi APBN Lingkup Maluku s.d. TW IV 2021

Tabel

II.4

Sumber: Hasil perhitungan Kanwil DJPb Maluku Sumber:slim.kemenkeu.go.id

(16)

Realisasi Belanja APBD wilayah Maluku Triwulan I Tahun 2021 belum optimal.

Secara umum realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pemda lingkup Provinsi Maluku mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Hal ini menunjukkan

adanya pandemi COVID-19 telah

berpengaruh terhadap realisasi APBD baik dari sisi pendapatan maupun belanja. Realisasi APBD agregat pemda di wilayah Maluku sampai dengan Triwulan I Tahun 2021, adalah sebagaimana tabel III.1 dibawah ini:

Realisasi pendapatan mengalami penurunan 12,33%.

Pendapatan secara agregat

sampai dengan triwulan I tahun 2021 mencapai Rp2,20 triliun (15,33% dari target), mengalami penurunan sebesar 12,33% dibandingkan triwulan I 2020 yang

sebesar Rp2,51 triliun. Penurunan

realisasi pendapatan ini dipengaruhi oleh penurunan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 8,42% dan pendapatan transfer dari Pemerintah Pusat sebesar 12,28%.

Realisasi APBD Lingkup Provinsi Maluku s.d. Triwulan I TA 2020-2021

(dalam Milliar Rupiah) Tabel

3.1

(17)

Realisasi Belanja Daerah mengalami penurunan 18,33%.

Realisasi Belanja Daerah secara agregat sampai dengan akhir Triwulan I tahun 2021 sebesar Rp1,23 triliun (7,89% dari pagu) mengalami penurunan 18,33% dibandingkan triwulan I 2020 yang sebesar Rp1,50 triliun. Penurunan realisasi belanja daerah ini dipengaruhi oleh penurunan realisasi seluruh jenis belanja kecuali Belanja Tak Terduga yang mengalami kenaikan 119,58%. Jenis belanja yang

mengalami penurunan yang cukup

signifikan adalah belanja bantuan

keuangan yang turun sebesar 71,49%, belanja hibah turun sebesar 66,84% dan belanja bantuan sosial turun sebesar 66,08%

A. PENDAPATAN DAERAH

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Sampai dengan akhir triwulan I 2021, realisasi PAD pemda lingkup Maluku adalah sebesar Rp110,52 miliar (8,23% dari target) mengalami penurunan 8,42% dibandingkan Triwulan I Tahun 2020. Dari

total realisasi PAD, porsi terbesar berasal dari pendapatan pajak daerah yaitu sebesar 66,39%, diikuti pendapatan restribusi sebesar 17,26% dan Lain-lain

PAD yang sah sebesar 15,45%.

Sedangkan porsi terkecil adalah PAD yang berasal dari hasil pengelolaan kekayaan daerah dengan porsi sebesar 0,90%.

Jika dilihat realisasi per pemda, realisasi PAD terbesar adalah pada Pemerintah Provinsi Maluku dengan realisasi PAD sebesar Rp44,38 miliar atau 40,15% dari total PAD seluruh pemda lingkup Maluku. Realisasi PAD tersebut jauh lebih tinggi dari Kota Ambon yang sebesar Rp32,68 miliar atau 29,57% dari total PAD seluruh Pemda. Dengan demikian, total realisasi pada 10 pemda yang lain hanya 30,28% dari total PAD. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan yang cukup besar dalam realisasi pendapatan PAD antara Pemprov Maluku dan Kota Ambon dengan pemda-pemda yang lain.

Kemandirian Fiskal Maluku menunjukkan perbaikan

Kemandirian fiskal tercermin dari perbandingan antara PAD dengan total pendapatan. Perbandingan PAD dan Total Pendapatan Agregat Pemda di Maluku pada Triwulan I Tahun 2021 sebesar 5,02% atau naik dari triwulan I 2020 yang sebesar 4,80%. Namun demikian kenaikan

kemandirian fiskal tersebut tidak

dipengaruhi oleh kenaikan PAD namun

Realisasi PAD per Pemda dan Komposisi PAD di Provinsi Maluku TW I 2021 Maluku Grafik

(18)

lebih disebabkan oleh turunnya pendapatan transfer pemerintah pusat.

Dengan demikian pemda masih

mempunyai tugas yang berat untuk menggali secara maksimal sumber-sumber PAD. Kekayaan yang melimpah di Maluku tidak menjamin PAD yang diterima menjadi lebih baik. Infrastruktur yang masih kurang, konektivitas antar pulau yang belum baik dan kualitas SDM menjadi salah satu penyebab investor tidak mau

menanamkan modalnya di Maluku

(Kaplale;2012).

a. Penerimaan Pajak Daerah

Realisasi Pajak Daerah Mengalami Penurunan 4,72%

Realisasi pajak daerah pemda lingkup Provinsi Maluku sampai dengan triwulan I 2021 adalah sebesar Rp73,37 miliar

(12,44% dari target), mengalami

penurunan 4,72% dibandingkan realisasi triwulan I 2020 yang tercatat sebesar

Rp77,00 miliar. Jika dilihat per pemda, realisasi terbesar adalah pada Pemerintah Provinsi Maluku sebesar Rp38,12 miliar yang mengalami penurunan 2,58% dibandingkan triwulan I 2020. Secara umum pada semua pemda mengalami penurunan realisasi pendapatan pajak

daerah. Sementara pemda yang

mengalami kenaikan realisasi pajak daerah antara lain Maluku Tengah sebesar 42,93% dan Buru senesar 16,25%. Kenaikan realisasi pendapatan pajak daerah pada Kabupaten Maluku Tengah dipengaruhi oleh kenaikan realisasi pendapatan pajak miniral bukan logam dan batuan serta pajak penerangan jalan.

b. Penerimaan Restribusi Daerah

Realisasi Restribusi Daerah Mengalami Penurunan 21,74%

Realisasi restribusi daerah pemda lingkup Provinsi Maluku sampai dengan triwulan I 2021 adalah sebesar Rp19,08 miliar (7,06% dari target), mengalami penurunan 21,74% dibandingkan realisasi triwulan I 2020. Secara umum pada semua pemda mengalami penurunan

Grafik III.3 Untuk dapat meningkatkan kemandirian fiskal dan

mengatasi kesenjangan PAD antar pemda, Pemda di Maluku harus dapat memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah dengan menarik investor-investor agar dapat menanamkan modalnya, yang diiringi dengan perbaikan infrastruktur dan peningkatan SDM yang ada di Maluku.

Sumber: LRA Pemda (diolah)

Sumber: LRA Pemda (diolah)

5 Pemda dengan Realisasi Pajak Daerah Terbesar TW I 2021 (milliar) Grafik

III.2

5 Pemda dengan Realisasi Retribusi Daerah Terbesar TW I 2021 (milliar) Grafik

(19)

realisasi pendapatan retribusi daerah antara lain Kota Ambon yang turun sebesar 10,01%, Maluku Tengah sebesar 23,98%. Penurunan realisasi retribusi daerah pada Kota Ambon dipengaruhi oleh turunnya realisasi retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu. Sementara pemda yang mengalami kenaikan realisasi retribusi daerah adalah Maluku Tenggara yaitu sebesar 235,78%.

c. Lain-Lain PAD yang Sah

Realisasi Lain-Lain PAD Yang Sah Mengalami Penurunan 6,72%

Realisasi Lain-Lain PAD Yang Sah sampai dengan triwulan I 2021 adalah sebesar Rp17,07 miliar, mengalami penurunan 6,72% dibandingkan realisasi triwulan I 2020. Jika dilihat per pemda, realisasi terbesar adalah pada Kabupaten Maluku Barat Daya yaitu sebesar Rp5,63 miliar dan mengalami kenaikan yang sangat signifikan sebesar 223,28% dibandingkan triwulan I 2020. Kenaikan tersebut antara lain dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan denda pajak daerah sebesar Rp2,00 miliar. Sementara itu,

sebagian besar pemda mengalami

penurunan realisasi pendapatan lain-lain PAD yang sah, antara lain Kota Ambon yang turun sebesar 16,04%. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh turunnya realisasi lain-lain PAD yang sah lainnya sebesar Rp307,94 juta.

2. Pendapatan Transfer

Realisasi Pendapatan Transfer Mengalami Penurunan 13,02%

Realisasi pendapatan transfer sampai dengan triwulan I 2021 adalah sebesar Rp2,08 Triliun yang terdiri dari Transfer Pemerintah Pusat sebesar Rp2,07 Triliun dan Transfer Pemerintah Provinsi sebesar Rp5,07 miliar. Transfer pemerintah pusat

mengalami penurunan 12,28%

dibandingkan triwulan I tahun 2020. Dari grafik di atas dapat dilihat, seluruh jenis transfer pemerintah pusat mengalami penurunan kecuali Dana Bagi Hasil (DBH) yang mengalami kenaikan yang sangat signifikan sebesar 2085,57%. Penurunan realisasi DAU, DAK, DID dan Dana Desa dipengaruhi oleh perubahan mekanisme

penyaluran dan kebijakan transfer

pemerintah pusat dalam mendukung penanganan COVID-19 yang diatur dalam

Grafik III.4 Grafik III.5 4,67 6,34 2,26 6,87 5,28 3,76 3,57 2,29 1,88 1,74 -19,40% -43,65% 1,43% -72,63% -66,99% -80,0% -70,0% -60,0% -50,0% -40,0% -30,0% -20,0% -10,0% 0,0% 10,0% 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00

Malra Maluku SBB Ambon MBD

Tw I 2019 Tw I 2020 Perubahan

5 Pemda dengan Realisasi Lain-Lain PAD Yang Sah Terbesar TW I 2021 (milliar) Grafik

III.4

Transfer Pemerintah Pusat TW I Tahun 2020 - 2021 (milliar)

Grafik III.5

(20)

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK/07/2021. Penurunan realisasi transfer pemerintah pusat juga dipengaruhi oleh pemda tidak melakukan pencatatan

realisasi penyaluran dana desa.

Sementara itu, sampai dengan triwulan I Tahun 2021, pemda belum melengkapi dokumen pendukung yang dipersyaratkan dalam penyaluran DAK Fisik.

3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Mengalami Kenaikan 24.931,85%

Dari 12 pemda, hanya 1 pemda yang terdapat realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah yaitu Kabupaten Maluku Tenggara dengan realisasi sebesar Rp11,76, yang berasal dari pendapatan lainnya.

B. BELANJA DAERAH

1. Belanja Daerah Berdasarkan Jenis Belanja

Realisasi Belanja Daerah Mengalami Penurunan 18,33%

Secara total realisasi belanja daerah Triwulan I 2021 adalah sebesar Rp1,23 Triliun atau 7,89% dari pagu. Realisasi

tersebut lebih rendah 18,33%

dibandingkan Triwulan I 2020 sebesar Rp1,50 Triliun. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja penyerapan APBD pemda di Maluku belum optimal, mengingat realisasi pada beberapa belanja dibawah target realisasi triwulan I yaitu 15%. Jenis belanja yang mengalami kenaikan adalah belanja tidak terduga sebesar 119,58%, yang menunjukkan bahwa pada TA 2021 pemda masih fokus dalam pencegahan dan penanganan COVID-19 Sementara itu, jenis belanja yang lain mengalami penurunan antara lain belanja pegawai sebesar 3,16%, belanja barang sebesar 42,74%, belanja bansos sebesar 66,08%, belanja hibah sebesar 66,84% dan belanja

modal sebesar 15,18%. Hal ini

menunjukkan realisasi APBD Triwulan I masih dipengaruhi oleh adanya pandemi

COVID-19. Sementara itu proses

rasionalisasi dan refocusing belanja APBD untuk alokasi penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi daerah juga ikut memiliki andil pada turunnya realisasi belanja APBD pada Triwulan I 2021.

Terkait dengan belanja daerah, dapat

direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Segera melakukan rasionalisasi belanja dan penyesuain APBD terkait kebijakan penanganan COVID-19

2. Percepatan proses pengadaan barang dan jasa serta koordinasi dengan LKPP terkait permasalahan pengadaan dengan e-katalog

Realisasi Per Jenis Belanja APBD Lingkup Maluku Triwulan I 2019-2020 (miliar)

Sumber: LRA Pemda (diolah)

Realisasi per Jenis Belanja APBD Lingkup Maluku TW I 2019 - 2020 (milliar) Tabel

(21)

2. Belanja Daerah Berdasarkan Fungsi

Realisasi Belanja Fungsi Pendidikan dan Fungsi Ketertiban dan Keamanan mengalami kenaikan, sementara fungsi yang lain mengalami penurunan

Dalam struktur realisasi belanja daerah lingkup Provinsi Maluku, proporsi terbesar jika diuraikan per fungsi adalah Fungsi Pendidikan (32,45%), diikuti Fungsi Pelayanan Umum (31,62%) dan Fungsi Kesehatan (13,00%). Jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, realisasi belanja pada sebagian besar fungsi mengalami penurunan kecuali Fungsi Pendikan dan Fungsi Ketertiban dan Keamanan. Realisasi belanja Fungsi Pendidikan sampai dengan Triwulan I

2021 mencapai Rp398,20 miliar,

mengalami kenaikan 10,16%

dibandingkan Triwulan I 2020. Hal ini menunjukkan meskipun belanja daerah sebagian besar mengalami penurunan akibat adanya COVID-19 namun pemda-pemda di Maluku masih memfokuskan belanja daerah pada pengembangan sumber daya manusia.

C. PROGNOSIS REALISASI APBD

SAMPAI DENGAN AKHIR TAHUN 2020

Realisasi Pendapatan diproyeksikan sebesar 86,22%, sementara Belanja diproyeksikan sebesar 84,00%

Dengan kondisi perekonomian yang masih terdampak akibat pandemi COVID-19, kemungkinan target PAD tidak dapat tercapai. Selain itu adanya pandemi COVID-19 menyebabkan tertundanya proses pengadaan barang dan jasa,

kemungkinan menyebabkan belanja

daerah tidak terserap optimal. Namun dengan adanya program vaksinasi dan tren angka positif COVID-19 di Provinsi Maluku yang terus mengalami penurunan, memberikan dorongan dalam upaya pemulihan ekonomi di Maluku. Hal ini memberikan peluang dalam peningkatan realisasi pendapatan dan belanja APBD TA 2021 jika dibandingkan realisasi TA

2020. Berdasarkan perhitungan

forecasting dengan aplikasi MiniTab®

menggunakan metode Hot Winter

Multiplikatif Exponential Smoothing (hasil

sebagaimana dalam lampiran) adalah sebagaimana tabel dibawah ini.

Grafik III.8

Realisasi Belanja Daerah per Fungsi TW I Tahun 2020 - 2021 (milliar) Grafik

III.6

Proyeksi Realisasi APBD Lingkup Provinsi Maluku s.d. TW IV 2021 (milliar) Tabel III.3 Pagu Rp Rp % Rp % Pendapatan 14.376,50 2.203,35 15,33% 13.369,90 93,00% Belanja 15.558,59 1.226,96 7,89% 13.432,10 86,33% Surplus/Defisit -1.182,08 976,39 -82,60% -62,20 5,26%

Sumber : BPKAD/DPPKAD pemda lingkup Provinsi Maluku, SIKD (diolah)

(22)

A. LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KONSOLIDASIAN

Pendapatan Konsolidasian Mengalami

Penurunan 0,42% dan Belanja

Konsolidasian Mengalami Kenaikan 0,32%

Realisasi Pendapatan Pemerintah

Konsolidasian Provinsi Maluku Triwulan I 2021 adalah sebesar Rp487,28 Miliar, turun 0,42% dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang sebesar Rp489,33 miliar.

Sementara itu, realisasi Belanja

Pemerintah Konsolidasian Provinsi Maluku

Triwulan I 2021 adalah sebesar

Rp3.002,73 miliar naik 0,32%

dibandingkan dengan triwulan I tahun 2020 yang sebesar Rp2.993,15 miliar.

Turunnya pendapatan pemerintah

konsolidasian dipengaruhi oleh

pendapatan bukan pajak yang mengalami penurunan sebesar 8,53% meskipun

pendapatan perpajakan tumbuh sebesar 2,14%. Sementara itu kenaikan Belanja Negara Konsolidasian dipengaruhi oleh kenaikan Belanja Pemerintah sebesar 4,96%, meskipun Transfer mengalami penurunan sebesar 32,50%. Kenaikan Belanja Pemerintah dipengaruhi oleh penurunan realisasi Belanja Pemerintah Pusat sebesar 0,38% dan Belanja Daerah sebesar 17,23%.

B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN 1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Dalam pembentukan pendapatan

pemerintah konsolidasian, proporsi

pendapatan perpajakan pada Triwulan I 2021 adalah sebesar 77,85%, mengalami kenaikan 1,96% dibandingkan proporsi Triwulan I 2020 yang sebesar 75,89%. Sebaliknya, proporsi pendapatan bukan pajak mengalami penurunan sebesar Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Maluku s.d. TW I

Tahun 2021 (milliar)

Tabel

IV.1

(23)

1,96% dari Triwulan I 2020 yang sebesar 24,11% menjadi 22,14% pada Triwulan I 2021.

Proporsi pendapatan perpajakan yang mengalami kenaikan, di tengah turunnya

realisasi pendapatan bukan pajak,

mengindikasikan pendapatan

konsolidasian di Provinsi Maluku yang semakin membaik. Hal ini menunjukkan adanya sinyal positif dalam upaya pelaksanaan pemulihan ekonomi di Maluku.

2. Analisis Perubahan

Pendapatan perpajakan pada triwulan I 2021 tercatat sebesar Rp379,32 miliar,

mengalami pertumbuhan sebesar 2,14% dibandingkan triwulan I tahun 2020 yang

tercatat sebesar Rp371,36 miliar.

Pertumbuhan pendapatan perpajakan

konsolidasian dipengaruhi oleh

Pendapatan Perpajakan Pusat yang naik sebesar 3,94%. Sementara itu pendapatan bukan pajak triwulan I 2021 tercatat sebesar Rp107,91 miliar, mengalami penurunan sebesar 8,53% dibandingkan triwulan I 2020 yang sebesar Rp117,97 miliar. Penurunan pendapatan bukan pajak konsolidasian dipengaruhi oleh penurunan pendapatan PNBP pemerintah pusat sebesar 4,76% dan PNBP pemerintah daerah sebesar 14,95% yang disebabkan pencatatan realisasi PNBP Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi sebesar Rp42,6 miliar dimana PNBP mengalami penurunan sebesar 34,32% dibandingkan

triwulan I 2020.

C. BELANJA KONSOLIDASIAN

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Proporsi Belanja Konsolidasian Terbesar adalah Belanja Pegawai yaitu sebesar 51,69%

Proporsi belanja konsolidasian triwulan I 2021 terbesar adalah belanja pegawai dengan porsi sebesar 51,69%, diikuti oleh belanja modal sebesar 24,03%, kemudian Proporsi Pendapatan Konsolidasian

Maluku TW I (2020-2021)

Grafik

IV.1

Sumber: LKPK Provinsi Maluku (diolah)

Untuk meningkatkan pendapatan konsolidasian, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Koordinasi yang intensif antara aparat pajak dan pengelola keuangan APBN dan APBD.

2. Mendorong para pengusaha dimanapun domisilinya sepanjang melaksanakan kegiatan sektor riil di Maluku, maka harus memiliki NPWP Maluku. 3. Melakukan ekstensifikasi ke pusat-pusat ekonomi di

luar kota Ambon yang belum tersentuh oleh aparat pajak

Perubahan Pendapatan Konsolidasian Maluku TW I (2020-2021)

Grafik

IV.2

(24)

belanja barang dengan porsi sebesar 21,69%. Jenis belanja dengan porsi terkecil adalah belanja pembayaran bunga yaitu sebesar 0,01%. Jika dibandingkan Triwulan I 2020, proporsi belanja pegawai dan belanja modal mengalami penurunan, sedangkan proporsi belanja barang mengalami peningkatan.

Dari grafik di atas dapat dilihat, belanja pegawai terdiri dari 42,76% belanja pemerintah pusat dan 57,24% belanja pemerintah daerah, belanja barang terdiri dari 67,57% belanja pemerintah pusat dan 32,43% belanja pemerintah daerah. Sementara itu, proporsi belanja modal adalah 85,38% belanja pemerintah pusat dan 14,62% belanja pemerintah daerah.

Hal ini menunjukkan belanja pemerintah pusat memiliki kontribusi yang besar dalam

pembentukan belanja modal

konsolidasian. Hal ini disebabkan

pemerintah daerah cenderung lebih lambat dalam merealisasikan belanja modal. Realisasi belanja modal pemerintah pusat sampai dengan Triwulan I 2021 adalah sebesar 22,34%, sedangkan realisasi belanja modal pemerintah daerah adalah sebesar 2,69%.

2. Analisis Perubahan

Belanja Pegawai, Belanja Modal, Belanja Pembayaran Bunga, Belanja Subsidi, dan Belanja Tak Terduga mengalami kenaikan, sementara Belanja Barang, Belanja Bantuan Sosial dan Belanja Hibah mengalami penurunan.

Belanja Pemerintah Konsolidasian

Triwulan I 2021 secara agregat mengalami penurunan 55,25%. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh penurunan belanja pegawai sebesar 43,46%, belanja barang dan jasa sebesar 71,87%, belanja modal sebesar 73,35%, belanja pembayaran bunga sebesar 45,02%, belanja hibah sebesar 66,84% dan belanja bantuan sosial sebesar 66,08%. Sementara belanja subsidi mengalami kenaikan sebesar 72,39% dan belanja tak terduga sebesar 119,58%.

Penurunan realisasi belanja konsolidasian yang cukup signifikan dipengaruhi oleh proses refocusing belanja APBD untuk penanganan pandemi COVID-19 dan program pemulihan ekonomi di daerah.

Penurunan realisasi belanja juga

Proporsi Belanja Konsolidasian Maluku TW I 2021

Grafik

IVf.3

Sumber: LKPK Provinsi Maluku (diolah)

Perbandingan Belanja Konsolidasian Maluku TW I 2020

Grafik

IV.4

(25)

dipengaruhi oleh terhambatnya beberapa

kegiatan seperti perjalanan dinas,

sosialisasi, maupun kegiatan monitoring dan evaluasi akibat pandemi COVID-19. Sementara itu, kenaikan realisasi belanja subsidi dan belanja tak terduga yang cukup signifikan dipengaruhi oleh realisasi belanja APBD untuk penanganan dan/atau pencegahan COVID-19 dan penanganan dampak sosial dari COVID-19.

D. ANALISIS KONTRIBUSI BELANJA PEMERINTAH TERHADAP PDRB

Rasio Kontribusi Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB Mengalami Penurunan

Pada triwulan I 2021, rasio belanja pemerintah konsolidasian terhadap PDRB

Maluku adalah sebesar 39,29%,

mengalami kenaikan 0,86% jika

dibandingkan dengan rasio pada triwulan I 2020 yang sebesar 38,42%. Disisi lain PDRB Maluku Triwulan I 2021 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,88%. Hal ini menunjukkan bahwa pada triwulan I

tahun 2021 terdapat komponen

pengeluaran lain yang lebih

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Maluku. Berdasarkan data BPS Maluku, pada Triwulan I 2021 pertumbuhan

tertinggi dicapai oleh komponen

Pengeluaran Net Ekspor Antar Daerah dan Pengeluaran Impor Luar Negeri.

Namun demikian, rasio belanja

konsolidasian terhadap PDRB yang cukup besar menunjukkan ekonomi di Maluku

sebagian besar digerakkan oleh

pengeluaran pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Rasio Belanja Konsolidasi Terhadap PDRB Prov Maluku TW I 2019-2020

(milliar)

Tabel

IV.2

(26)

A. PERSIAPAN MALUKU SEBAGAI LUMBUNG IKAN NASIONAL (LIN)

Membangun Maluku sebagai

Lumbung Ikan Nasional berarti menjadikan

Maluku sebagai produsen perikanan terbesar di Indonesia, yang mampu

mensuplai kebutuhan konsumsi

masyarakat dan industri nasional dan menjadi eksportir utama komoditas perikanan Indonesia. Hal ini memberikan peluang untuk perekonomian Maluku dapat tumbuh pesat.

Dari skenario yang telah disusun Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, jika LIN telah diterapkan maka target produksi perikanan mencapai 1.290.000 ton/tahun baik dari perikanan tangkap maupun budidaya. Dari target perikanan tangkap sebesar 950 ribu ton, 380 ribu merupakan kontribusi dari nelayan kecil. Hal ini menujukkan LIN ini tidak hanya untuk memfasilitasi industri besar tapi juga bertujuan meningkatkan kesejahteraan nelayan-nelayan kecil.

Penerapan LIN di Provinsi Maluku menuntut kesiapan dan sinergi dari semua pihak baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, perbankan, maupun masyarakat. Sinkronisasi kebijakan fiskal antara pemerintah pusat dan daerah juga perlu dilakukan untuk memenuhi semua atribut yang dibutuhkan dalam rangka mendukung pelaksanaan LIN. Beberapa sarana dan prasarana yang dibutuhkan antara lain new port, industri pengolahan Sektor pertanian, kehutanan dan

perikanan merupakan sektor unggulan di Maluku. Sub sektor perikanan merupakan sektor yang mempunyai kontribusi paling

besar dalam pembentukan sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan, dengan porsi sebesar 53,00%. Sektor ini masih mempunyai peluang untuk tumbuh lebih besar lagi karena Maluku menyimpan potensi perikanan yang sangat besar. Bahkan potensinya mencapai 4,6 juta ton atau 36,8% dari total potensi sumber daya ikan nasional sebesar 12,5 juta ton.

Dengan pertimbangan tersebut

pemerintah pusat menetapkan Maluku sebagai sentra Lumbung Ikan Nasional (LIN). Hal ini ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo dalam kunjungan ke Ambon pada bulan Februari 2021. Sebagaimana dimuat pada CNN Indonesia, Presiden menyatakan kebijakan ini akan tertuang dalam Keputusan Menteri atau Keputusan Presiden. “Ini penting karena bisa menjadikan payung hukum bagi program dan kebijakan mengenai Maluku ke depan,” tutur Presiden Joko Widodo, di Ambon, Kamis (9/2).

(27)

ikan, kapal ikan, industri galangan kapal, petugas pelabuhan, gudang/cold storage, akses tranportasi pendukung, petugas pelabuhan dan pekerja industri perikanan.

Sumber: KKP

Pemda juga perlu melakukan langkah-langkan persiapan dalam mendukung implementasi LIN di Maluku. Deputi Bidang

Koordinasi Sumber Daya Maritim,

Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman dan Investasi, Safri

Burhanudin dalam webinar yang

diselenggarakan oleh Kanwil DJPb

Provinsi Maluku pada tanggal 30 April

2021 menyampaikan beberapa

rekomendasi kepada pemda, antara sebagai berikut:

a. Provinsi Maluku perlu

mempertimbangkan pembangunan LIN secara regional. Pelabuhan subhub pada sentra-sentra perikanan di sekitar Ambon (Tual, Aru dan Seram) sebagai feeder perlu diintegrasikan dengan Pelabuhan hub di Ambon. Terutama kesiapan dermaga dan pengembangan sarana dan prasarana perikanannya.

b. Selain sebagai LIN, Provinsi Maluku perlu menyiapkan kawasannya sebagai Senrra Perikanan Budidaya Laut, melalui penetapan zonasi budidaya, kajian daya dukung, pembangunan industri pengolahan dan penyiapan SDM serta mekanisme pendanaan dan penguatan UMKM.

c. Seluruh kabupaten/kota harus

berpartisipasii dalam mendukung LIN sesuai dengan keunggulan komparatif masing-masing daerah.

B. KEMBANGKAN UMKM DI MALUKU UMKM memberikan peranan yang luar biasa bagi perekonomian dan oleh karena itu peranannya harus terus ditingkatkan produktivitasnya, juga daya kompetisinya. Kementerian Koperasi dan UKM RI melaporkan secara jumlah unit, UMKM memiliki pangsa sekitar 99,99% (62.9 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia.

Daya serap tenaga kerja UMKM sebanyak 97% (117 juta pekerja) dari daya

serap tenaga kerja dunia usaha.

Sementara itu kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional (PDB) sebesar 61,1%.

Berdasarkan data di atas, Indonesia

mempunyai potensi basis ekonomi

nasional yang kuat karena jumlah UMKM terutama usaha mikro yang sangat banyak dan daya serap tenaga kerja sangat besar.

Adanya pandemi covid-19 sangat

memukul perekonomian Indonesia

Kebutuhan Sarana dan Prasarana Lumbung Ikan Nasional (LIN)

Grafik

(28)

termasuk sektor UMKM. Untuk itu perlu dukungan dari pemerintah baik pusat maupun daerah dalam mengembangkan sektor UMKM ini.

“Perdagangan digital harus

mendorong pengembangan UMKM kita. Kekuatan digital harus dimanfaatkan untuk merangkai antara suplai dari UMKM di seluruh Indonesia dengan pasar nasional dan pasar global. Perdagangan digital harus memberdayakan UMKM kita”. pesan Presiden Jokowi dalam Rapat Kerja

Nasional Kementerian Perdagangan

Tahun 2021 (setkab.go.id; 4 Maret 2021).

Pemerintah Daerah juga perlu

didorong untuk membantu

mengembangkan produk UKM unggulan dari wilayahnya masing-masing agar bisa bersaing dengan produk luar negeri dan memenuhi standar global. Pesan Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten

Masduki dalam kunjungannya ke

Pontianak 29 Maret 2021

(www.kemekopukm.go.id).

Di Maluku, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) sebagai salah satu

lembaga penyalur pembiayaan

memberikan pengetahuan dasar

bagaimana berwirausaha secara cerdas dan tangkas pada 2021, dengan memberikan modal intelektual berupa

motivasi berwirausaha dan

pengembangan usaha bagi calon nasabah serta menjalin komunikasi dan hubungan baik antarcalon nasabah dengan PT PNM.

Pimpinan PT PNM Cabang Ambon, Ridul Akbar mengatakan PT PNM

melakukan pengembangan kapasitas

usaha di Maluku sebagai bagian dari program persiapan pencairan dana

nasabah PNM Mekaar.

(www.terasmaluku.com).

Berdasarkan data SIKP dan SIKP UMi sampai dengan triwulan I 2021, tercatat jumlah debitur sebanyak 7.834 dengan total penyaluran Rp233,95 miliar untuk program KUR. Sedangkan untuk program UMi, tercatat baru 2 debitur dengan

penyaluran Rp17 juta. Perubahan

kebijakan terkait subsidi bunga,

penambahan plafond, penciptaan KUR Supermikro dan kemudahan persyaratan

administrasi diharapkan dapat

meningkatkan jumlah debitur di Maluku.

Sumber : www.terasmaluku.com

Pendampingan dan Pelatihan PKU Kepada Pelaku UMKM oleh PT PNM

Gambar

(29)

.

(30)

Method

Model typeMultiplicative Method Data Belanja Negara

Length 7 Smoothing Constants α (level) 0,8 γ (trend) 0,4 δ (seasonal) 0,2 Accuracy Measures MAPE 26 MAD 4786 MSD 35044545 Forecasts

Period Forecast Lower Upper 8 19754,4 8028,1 31480,8

(31)

Method

Model typeMultiplicative Method Data Pendapatan Negara

Length 7 Smoothing Constants α (level) 0,8 γ (trend) 0,4 δ (seasonal) 0,2 Accuracy Measures MAPE 5,1 MAD 98,7 MSD 10689 Forecasts

Period Forecast Lower Upper 8 1768,81 1526,93 2010,69

(32)

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI MALUKU

Jalan Pitu Ina Nomor 7, Karang Panjang, Kota Ambon, Provinsi Maluku

Gambar

Tabel  II .1
Grafik  II.2
Grafik  II.5
Grafik  II.6  Sumber: spanint.kemenkeu.go.id 3 12  14 1 12  14 0 4 13
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu, sampai dengan triwulan I TA 2018, total realisasi penerimaan retribusi daerah seluruh pemerintah daerah di Provinsi Papua Barat mencapai Rp8 miliar atau

Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah sampai dengan triwulan II 2019 yaitu sebesar Rp35,78 miliar, menurun jika dibandingkan triwulan II 2018. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara

Tabel 2.1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Maluku Utara Periode Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018 (dalam miliar rupiah).. Belanja Barang yang teralisasi sebesar

Realisasi PAD agregat seluruh Pemda di Provinsi Sulawesi Tengah sampai dengan triwulan III-2019 sebesar Rp1,48 triliun atau 61,62 persen dari target PAD tahun 2019

Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, realisasi di seluruh Pemerintah Daerah se Kalimantan Timur baru mencapai Rp70,58 miliar atau sebesar 30,77 persen dari target. Sebagian

Sampai dengan triwulan I tahun 2019 total penerimaan Lain-lain PAD yang Sah seluruh pemerintah daerah di Papua Barat sebesar Rp263 miliar atau mencapai 75 persen

Secara agregat Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan pemda di Maluku sampai dengan akhir triwulan I tahun 2018 masih belum terealisasi atau mengalami penurunan 100% dari

Realisasi belanja daerahsampai dengan triwulan I tahun 2018 juga mengalami kenaikan, yaitu Rp 13,09 triliun, bila dibandingkan dengan belanja daerah pada triwulan I tahun