• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Pelaksanaan Haji Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas X Semester 2 Teknik Sepeda Motor SMK N 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Pelaksanaan Haji Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas X Semester 2 Teknik Sepeda Motor SMK N 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 - Test Repository"

Copied!
176
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI PELAKSANAAN HAJI

MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

PADA SISWA KELAS X SEMESTER 2 TEKNIK SEPEDA MOTOR SMK N 3 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

NOVI AD‟HA SADILA NIM : 111-14-086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN(FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN)

SALATIGA

(2)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI PELAKSANAAN HAJI

MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

PADA SISWA KELAS X SEMESTER 2 TEKNIK SEPEDA MOTOR SMK N 3 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

NOVI AD‟HA SADILA NIM : 111-14-086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN(FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN)

SALATIGA

(3)
(4)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI PELAKSANAAN HAJI

MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

PADA SISWA KELAS X SEMESTER 2 TEKNIK SEPEDA MOTOR SMK N 3 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

NOVI AD‟HA SADILA NIM : 111-14-086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN(FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN)

SALATIGA

(5)

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara : Nama : Novi Ad‟ha Sadila

Nim : 111-14-086

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI PELAKSANAAN HAJI MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS X SEMESTER 2 TEKNIK SEPEDA MOTOR SMK N 3 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Telah kami setujui untuk dimunaqasahkan.

Salatiga, 28 Mei 2018 Dosen Pembimbing

(6)
(7)

vi DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi ang dijadikan bahan rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain diluar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi dihadapan sidang munaqasah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Suruh, 28 Mei 2018 Penulis,

Novi Ad‟ha Sadila

(8)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Novi Ad‟ha Sadila Nim : 111-14-086

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupaka hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atas temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Naskah skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository IAIN SALATIGA.

Salatiga, 28 Mei 2018 Yang menyatakan,

Novi Ad‟ha Sadila

(9)

viii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO

“Musuh yang paling berbahaya di dunia adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh” (Andrew

Jackson). PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Orang tuaku yang sangat saya cintai (Bapak Bambang Rusnoto dan Ibu Sukarni) yang telah membesarkan, mendidik dengan penuh kasih sayang dan membiayai serta mendoakan di setiap langkah anaknya untuk menggapai cita-citanya.

2. Untuk adikku tersayang Fitriatun Ni‟mah yang selalu memberi motivasi dan memberikan doa sehingga selesai skripsi ini.

3. Untuk kakek dan nenekku (Kaelan dan Kusnah) yang selalu mendoakan penulis sehingga lancar dalam penulisan skripsi ini.

4. Seluruh keluarga besar Bapak Kaelan yang memberi semangat kepada penulis.

5. Para Dosen dan Guru yang telah memberikan ilmunya yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menempuh pendidikan di IAIN SALATIGA.

6. Keluarga besar PAUD IT AL HIDAYAH yang selalu memberikan bantuan kepada penulis sehingga selesai skripsi ini.

7. Kepada teman-teman angkatan 2014 Pendidikan Agama Islam yang selalu memberikan semangat dan bantuan kepada penulis.

(10)
(11)

x

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji syukur penulis haturkan kepada kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan inayahya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Pengelolaan Haji Menggunakan Metode Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas X Semester 2 Jurusan Teknik Sepeda Motor Smk N 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 ini sebaga tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Salatiga.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang pebuh dengan cahaya sekolah. Suatu kebanggan tersendiri, jika skripsi ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Untuk itu, penulis menyampaiakan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, khususnya kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN SALATIGA. 2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Rukhayati, M.Pd selaku ketua jurusan PAI yang telah memberikan saran yang membangun kepada peneliti.

4. Bapak Dr. Muh. Saerozi., M.Ag yang selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis dengan penuh semaangat.

(12)
(13)

xii ABSTRAK

Sadila, Novi Adha. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Pelaksanaan Haji Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas X Semester 2 Teknik Sepeda Motor SMK N 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Sutrisna, S.Ag., M.Pd.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Pembelajaran Kontekstual.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan metode pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi Pengelolaan haji pada siswa kelas X semester 2 jurusan Teknik Sepeda Motor SMK N 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018. Subyek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran PAI dan siswa kelas X semester 2 jurusan Teknik Sepeda Motor SMK N 3 Salatiga yang terdiri dari 2 siswa perempuan dan 27 siswa laki-laki.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai setiap siklus dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan yaitu ≥ 75 (sesuai KKM yang diberlakukan di SMK N 3 Salatiga) sekaligus dengan ditandai adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Minimal.

(14)
(15)
(16)
(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Nilai siswa Pra Siklus... 56

Tabel 2. Nilai Perolehan Hasil tes Siklus 1... 59

Tabel 3. Lembar Pengamatan Guru Siklus I... 62

Tabel 4. Lembar Pengamatan Aktifitas Belajar Siswa Siklus I... 64

Tabel 5. Nilai Perolehan Hasil Tes Siklus II...67

Tabel 6. Lembar Pengamatan Guru Siklus II...70

Tabel 7. Lembar Pengamatan Aktifitas Belajar Siswa Siklus II...72

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

(19)

xviii

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan pada masa sekarang merupakan hal yang penting. Tanpa adanya pendidikan seorang anak tidak bisa berkembang. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki muatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Negara kita memang berada ditengah-tengah perjalanan masyarakat modern menuju kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga menimbulkan pergeseran dan perubahan masyarakat semakin cepat. Hal ini berarti bahwa pendidikan merupakan suatu proses untuk menjadi manusia lebih baik. Semua pendidikan umum maupun pendidikan agama selalu mengidealkan terciptanya anak didik yang dewasa baik intelektual, emosional maupun spiritual.

Usaha meningkatkan pendidikan tersebut diperlukan kreaktifitas siswa dalam belajar sehingga siswa dapat mengembangkan pemikirannya sesuai kemajuan IPTEK. Namun banyak permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan, terutama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Menurut Abdul Majid, (2014) Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami dan menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman.

(21)

2

menyiapkan segala sesuatu yang nantinya menjadi pengetahuan bagi diri sendiri tidak hanya dalam lingkungan sekolah tetapi juga dalam penerapannya dilingkungan masyarakat. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tidaklah mudah, sebab sering dijumpai berbagai masalah yang sering muncul diantaranya : (1) siswa tidak aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. (2) pembelajaran yang kurang menyenangkan dan membuat kejenuhan dalam kelas. (3) apabila ditanya tidak ada yang menjawab atau pasif. Hal tersebut yang menjadikan nilai siswa dan materi yang ditangkap oleh siswa tidak maksimal.

Berdasarkan hasil survei di SMK N 3 Salatiga yang dilakukan peneliti dengan guru Pendidikan Agama Islam yaitu Pak Solikin ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi siswa kurang suka dengan pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu Siswa belum efektif dalam menggunakan waktu, kurangnya konsentrasi dalam belajar, kurangnya dukungan siswa dalam belajar, metode pembelajaran yang kurang tepat dan pembelajaran yang membosankan, guru tidak melibatkan siswa dalam pembelajarannya, penjelasan guru yang kurang maksimal, keterbatasan waktu dan rendahnya minat siswa dalam pembelajaran PAI. Selain itu kurangnya pemahaman siswa dalam materi pengelolaan haji terbukti adanya nilai akhir mata pelajaran PAI sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas (pra siklus) yakni dari jumlah 29 siswa hanya 9 orang siswa yang tuntas KKM dan 20 siswa lainnya tidak tuntas KKM.

(22)

3

Tidak semua kelas mendapat nilai dibawah KKM. Dari seluruh siswa kelas X hanya satu kelas yang mendapat nilai paling rendah yaitu kelas X Jurusan Teknik Sepeda Motor 2 yang memang kebanyakan siswa nya tidak lulus KKM. Jadi, peneliti mengambil sampel pada siswa Teknik Sepeda Motor 2.

Pembelajaran yang menyenangkan dan demokratis inilah yang nantinya akan mengajak siswa kelas X Teknik sepeda motor 2 menciptakan suasana belajar yang nyaman dan siswa akan berpartisipasi aktif dalam mencapai tujuan bersama. Pembelajaran yang menarik haruslah menggunakan metode yang tepat dan sesuai agar tidak rancu dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut Rusadi Ruslan, (2010) Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau obyek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya. Maka digunakan metode kontekstual yang dikaitkan dengan dunia nyata, sehingga siswa akan lebih paham dalam menerapkan di kehidupan sehari-hari karena materi Pelaksanaan Haji cocok diterapkan dengan metode kontekstual. Hakikat Pembelajaran Kontekstual menurut Hamruni, (2011) Pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.

(23)

4

dengan materi pelaksanaan haji tersebut. Oleh sebab itu peneliti menerapkan Pendekatan Kontekstual diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa. Maka dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan kontekstual dapat menggunakan adanya kerja sama antara Guru Pendidikan Agama Islam dengan peneliti.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti berusaha menjadi solusi dari permasalahan diatas yang terjadi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dapat disimpulkan menggunakan metode yang kurang tepat. Dengan ini perlu adanya perubahan dalam penggunaan metode yakni diperlukan pendekatan kontekstual agar pembelajaran Pendidikan Agama Islam lebih efektif dan efisien. Siswa juga dapat memahami dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, berpartisipasi aktif dalam mengikuti pembelajaran serta mampu mengembangkan pemikirannya. Sehingga muncul judul penelitian ini adalah “Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Pelaksanaan Haji Dengan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas X Semester 2 Jurusan Teknik Sepeda Motor SMK N 3 Salatiga Tahun Pelajaran

2017/2018”

B. Rumusan Masalah

(24)

5 C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ditentukan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : untuk mengetahui penggunaan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran PAI materi Pelaksanaan Haji, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X semester 2 Jurusan Teknik Sepda Motor SMK N 3 Salatiga tahun pelajaran 2017/2018.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Pencapaian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian dapat ditentukan hipotesis tindakan sebagai berikut :

1. Hipotesis Tindakan

“Penerapan pendekatan konstektual pada mata pelajaran PAI materi Pelaksanaan Haji dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X semester 2 Jurusan Teknik Sepda Motor SMK N 3 Salatiga tahun pelajaran 2017/2018”.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan pendekatan kontekstual dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dirumuskan peneliti adalah :

a. Individu

Siswa dikatakan berhasil memenuhi kriteria ketuntasan minimal apabila mendapatkan nilai ≥ 75.

b. Klasikal

Apabila jumlah keseluruhan siswa mencapai nilai KKM ≥ 85 %.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Secara teoritis :

(25)

6

b. Menambah dan memperluas pengetahuan, khususnya mengenai metode-metode dalam pembelajaran agar hasil belajar siswa memuaskan.

c. Penelitian ini juga dapat dijadikan sumber bacaan dan bahan kajian lebih lanjut bagi peneliti selanjutnya, khususnya di bidang pendidikan.

2. Manfaat Secara Praktis : a. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tetang pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik anak dan pengaruhnya terhadap kedisilpinan belajar.

b. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya kedisiplinan, terutama kedisiplinan dalam belajar, sehingga diharapkan siswa dapat memperoleh hasil dan prestasi belajar yang optimal.

c. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah masukan bagi guru dalam mengembangkan dan meningkatkan kedisiplinan belajar siswa, sehingga guru dapat lebih terinspirasi untuk menemukan cara efektif dalam mendukung peningkatan kedisiplinan belajar siswa.

d. Bagi Sekolah

(26)

7

e. Bagi Orang Tua

Hasil penelitian in diharapkan dapat menjadi masukan bagi para orang tua agar dapat menerapkan pola asuh yang tepat, sehingga dapat meningkatkan kedisiplinan belajar anaknya.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari dari kekurang jelasan atau pemahaman yang berbeda dengan peneliti mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian, maka peneliti memberikan definisi operasional sebagai berikut :

1. Hasil Belajar

Peningkatan hasil belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia meningkatkan mempunyai arti “(1) menaikkan (derajat, proses, taraf, dsb); mempertinggi, memperhebat (produksi, dsb); (2) mengangat diri.”

Menurut Ahmad Susanto (2013) makna hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif an psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana yang dimaksud hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

(27)

8 2. Pendidikan Agama Islam (PAI)

Menurut Zakiah Daradjat, (2011) bila kita akan melihat pengertian Pendidikan menurut bahasa, maka kita harus melihat kepada kata Arab karena ajaran Islam itu diturunkan dalam bahasa tersebut. Kata “pendidikan” yang umum kita gunakan sekarang, dalam bahasa Arabnya adalah “tarbiyah”, dengan kata kerja “rabba”. Sedangkan “Pendidikan Islam” dalam bahasa Arabnya adalah “Tarbiyah Islamiyah”. Pengertian pendidikan menurut istilah seperti yang lazim dipahami sekarang belum terdapat dizaman nabi. Tetapi usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh Nabi dalam menyampaikan seruan agama dengan berdakwah, menyampaikan ajaran, memberi contoh, melatih keterampilan berbuat, memberi motivasi dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pelaksanaan ide pembentukan pribadi muslim itu, telah mencakup arti pendidikan dalam pengertian sekarang.

(28)

9

dalam bentuk perintah-perintah, larangan-larangan dan petunjuk-petunjuk untuk ebaikan manusia, baik di dunia maupun di akhirat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama dan Pendidikan Agama Islam adalah pembentukkan kepribadian muslim. Dimana Agama mengajarkan aqidah, syariah dan akhlak. Yang mana dari ketiganya menjadikan manusia untuk menjalani kehidupan.

3. Pelaksanaan Haji

Definisi Haji menurut Retno Widyani dan Mansyur Pribadi, (2010) ulama fiqh mendefinisikan haji dengan “menyengaja

mendatangi Ka‟bah untuk menunaikan amalan-amalan tertentu

untuk melakukan amalan-amalan tertentu”. Jadi, pengertian haji adalah menyengaja mengunjungi Baitullah untuk beribadah kepada Allah dengan syarat atau rukun tertentu, serta pada waktu tertentu pula. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama berhaji meliputi amalan-amalan yang dikelompokkan dan rukun, wajib dan sunnah haji.

4. Pendekatan Kontekstual

(29)

10

hafalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar.

Jadi pendekatan kontektual adalah siswa mampu menangkap materi yang diajarkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

5. Media Diorama

Kata Diorama menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah pemandangan dalam ukuran kecil yang dilengkapi dengan patung dan perincian lingkungan seperti aslinya serta dipadukan dengan latar aslinya, pola atau corak tiga dimensi suatu adegan atau pemandangan yang dihasilkan dengan menempatkan obyek dan tokoh didepan latar belakang dengan perspektif yang sebenarnya sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

Diorama adalah sejenis benda miniatur tiga dimensi untuk menggambarkan suatu kejadian secara nyata. Asal usul diorama adalah dekorasi teater di Eropa dan Amerika. Pecinta miniatur sering membuat diorama untuk memamerkan model kendaraan militer, figur politik dan lain-lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa Diorama adalah karya tiga dimensi untuk menyatakan bentuk seperti asli namun dalam bentuk kecil untuk menampilkan seperti kenyataannya.

G. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas dan dapat dipertanggung jawabkan dalam penelitian ini maka dijelaskan sebagai berikut :

1. Rancangan Penelitian

(30)

11

pembelajaran sehingga siswa jenuh dan pasif. Siswa hanya mencatat dan mendengarkan yang menimbulkan kebosanan sehingga tidak efektif dalam pembelajaran dan materi yang disampaikan tidak ditangkap siswa secara maksimal. Pembelajaran seperti ini menyebabkan peserta didik kurang mendapatkan makna dari apa yang dipelajari karena guru juga tidak mengaitkan antara kehidupan shari-hari dengan materi yang diajarkan. Supaya proses pembelajaran lebih bermakna maka penggunaan metode kontekstual akan mampu mengarahkan peserta didik untuk memecahkan masalah dan secara bebas untu menumpahkan segalam pemikirannya.

Pembelajarannya akan lebih bermakna dan menyenangkan terhadap siswa. Dari uraian diatas bahwa menggunakan metode kontekstual dalam pembelajaran PAI materi Haji dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik sisa kelas X jurusan Teknik Sepeda Motor semester Genap tahun pelajaran 2017/2018.

(31)

12

Kondisi awal Guru menerapkan metode kontekstual

Keaktifan dan minat siswa terhadap mata pelajaran PAI

rendah

Tindakan Penerapan metode

kontekstual

Siklus 1 Menerapkan

metode kontekstual

Siklus II Menerapkan

metode kontekstual

Kondisi akhir

Dalam penerapan metode kontekstual diduga dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI materi Haji, Zakat dan Wakaf pada siswa kelas X Semester 2 jurusan Teknik Sepeda Motor SMK N

(32)

13 2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

a.Lokasi Penelitian

Tempat dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini penulis mengambil lokasi di Kel. Kalibening, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Kabupaten Semarang pada tahun pelajaran 2017/2018. Sekolah ini dipimpin oleh Suripan, S.Pd. selaku kepala Sekolah SMK N 3 SALATIGA. Penelitian ini dilaksanakan diruang kelas X Teknik Sepeda Motor.

b.Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini pada hari Kamis tanggal 15 Maret 2018 untuk observasi kegiatan Pra Siklus. Kemudian hari Kamis tanggal 16 April 2018 sebagai penelitian Siklus 1 dan penelitian Siklus II pada tanggal 23 April 2018. Waktu dari perencanaan penulisan hasil penelitian ini pada semester 2 tahun pelajaran 2017/2018. Setelah kegiatan selesai peeliti mendiskusikan dan mengidentifikasi masalah-masalah dalam pembelajaran dengan Guru penilai. Namun sebelum melaksanakan kegiatan Siklus I peneliti terlebih dahulu mengkonfirmasi perihal RPP pada tanggal 12 April 2018. Pada hari Kamis tanggal 16 April 2018 dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Kontekstual. Dan Guru penilai memberikan masukan setelah selesai pembelajaran.

(33)

14

Dalam pelaksanaan penelitian perbaikan ini peneliti membutuhkan bantuan dari berbagai pihak. Peneliti dibantu oleh Guru Pendidikan Agama Islam di SMK N 3 SALATIGA yang mengajar dikelas X jurusan Teknik Sepeda Motor untuk kelancaran peneliti dalam melakukan penelitian. Dan selain itu rekan-rekan di SMK N 3 SALATIGA yang turut membantu demi terlaksananya penelitian ini.

Pada Tahun 2017/2018 kelas X jurusan Teknik Sepeda Motor terdapat 2 kelas yakni Teknik Sepeda Motor 1 berjumlah 34 siswa dan Teknik Sepeda Motor 2 berjumlah 34 siswa namun 5 diantaranya nasrani. Jadi, tidak termasuk dalam subjek penelitian peneliti. Sedangkan Teknik Sepeda Motor 3 berjumlah 34 siswa.

c. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester 2 jurusan Teknik Sepeda Motor SMK N 3 Salatiga tahun pelajaran 2017/2018 yang mengalami permasalahan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jumlah siswa 29 orang. Terdiri dari 2 orang perempuan dan 27 orang laki-laki. Selain siswa, Guru juga menjadi subjek penelitian terkait perilaku Guru dalam mengajar.

3. Langkah-langkah Penelitian

(34)

15 a. Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti menyiapkan beberapa hal yakni membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung saat proses pembelajaran berlangsung, mempersiapkan lembar observasi guru dalam melakukan proses pembelajaran, menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa berupa tes serta evaluasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini guru mengadakan proses pembelajaran dengan menerapkan kolaborasi antara media dengan penerapan kehidupan sehari-hari, guru menciptakan suasana belajar yyang menyenangkan dan tidak membosankan sehingga bisa berkolaorasi dengan baik. Peneliti sebagai guru menyiapkan alat pendukung, sarana dan prasarana lainnya.

c. Pengamatan (observasi)

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan siswa seperti tanggapa siswa saat pembelajaran yang dilakukan guru dan keefektifan siswa dan melaksanakan pengamatan guru untuk mengetahui keterampila guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dan untuk menghasilkan perubahan yang diharapkan serta melihat kesesuaian pelaksanaan dengan rencana tindakan yang telah diterapkan.

d. Refleksi

(35)

16

dilaksanakan. Merefkeksi hasil evaluasi analisis data penelitian siklus I tentang spek atau indikator maka dapat direfleksikan dalam bentuk rekomendasi ke siklus selanjutnya. Memperbaiki rancangan pembelajaran dikelas namun dengan metode yang tetap. Jadi, tahap ini bagian terpenting sebagai perenungan mengenai keberhasilan atau kegagalan baik dalam pembelajarannya, medianya, pelakunya dan lain-lain.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang kualitas pembelajaran, motivasi belajar siswa dan hasil belajar pada mata pelajaran PAI materi Haji adalah sebagai berikut :

a. Tes

(36)

17

Jadi dapat disimpulkan bahwa tes adalah alat pengukur dalam menentukan kemampuan sseeorang baik melalui tes objektif atau tes subjektif.

b. Lembar Observasi untuk mengamati guru terhadap penerapan pendekatan Kontekstual dengan media Diorama.

5. Metode Pengumpulan Data

Menurut Eko Putro Widoyoko, (2012) metode pengumpulan data merupakan suatu hal yang penting dalam penelitian karena metode ini merupakan strategi yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitiannya. Dalam penelitian ini metode yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

a) Tes tertulis

Tes tertulis digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa. Seberapa jauh siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Kemudian hasil tes tertulis inilah yang menentukan keberhasilan siswa pada mata pelajaran terkait.

b) Observasi

(37)

18

Jadi dapat disimpulkan obervasi adalah kegiatan pengamatan yang nampak dan dapat dilakukan dengan partisipan atau nonpartisipan.

c) Dokumentasi

Menurut Riduwan, (2010) dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter dan data yang elevan penelitian.jadi dokumentasi sebagaibukti dalam melakukan penelitian.

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari sampul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan lampiran.

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematikan penulisan. Metode penelitian mencakup rancangan penelitian, lokasi, waktu dan subyek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB II Kajian Pustaka

Dalam bab ini berisi kajian tentang definisi peningkata hasil belajar, pembelajaran PAI, metode kontekstual.

(38)

19

Dalam bab ini berisi tentang deskripsi pelaksanaan tindakan Pra Siklus, siklus I dan Siklus II. Meliputi Perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data dan Refleksi.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini berisi tentang deskripsi pra siklus, Siklus I dan Siklus II yang membahas mengenai data dari hasil pengamatan atau wawancara, refleksi keberhasilan ataupun kegagalan dan berisi pembahasan.

BAB V Penutup

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran. Daftar Pustaka

(39)

20 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hasil mempunyai arti “(1) sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan dan sebagainya.)”. Dan belajar mempunyai arti “(1) berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (2) berlatih.”

Jadi hasil belajar yang dimaksud peneliti adalah segala usaha atau upaya yang dilakukan untuk menambah, memperbaiki baik secara kualitas maupun kuantitas agar menjadi lebih baik dalam mencapai suatu tujuan ataupun dalam memecahkan masalah.

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Syaifurrahman dan Tri Ujiati, (2017) mendefinisikan teori belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Untuk menangkap isi dan pesan belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar merupakan aktivitas/usaha perubahan tingkah laku yang terjadi pada dirinya atau individu. Perubahan tingkah laku tersebut merupakan pengalaman-pengalaman baru. Dengan belajar individu mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Perubahan dalam kepribadian yang menyatakan sebagai suatu pola baru pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap kebiasaan, kepandaian. Menurut Lefudin, (2014) secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahaan perilaku, akibat interaksi antara individu dengan lingkngannya.

(40)

21

Hasil belajar ini pengaruh dari siswa saat menangkap materi ketika disampaikan saat pembelajaran.

2. Modalitas Belajar

Menurut Syaifurrahman dan Tri Ujiati, (2017) dalam menyikapi berbagai macam mengenai gaya belajar, tentlah harus ditambah dengan logika dan kebudayaan cara kerja kita dan yang paling penting dari semua diatas adalah suatu cara kerja otak kita yang mana dalam hal ini kita sebut dengan modalitas belajar. Secara singkat modalitas belajar adalah suatu cara bagaimana otak menyerap informasi yang masuk melalu ppanca indera secara optimal.

Jadi, modalitas belajar adalah cara atau gaya dalam belajar yang dilakukan siswa agar dapat menyerap materi pembelajaran yang diajarkan.

3. Ciri-ciri Belajar

Menurut Muhammad Fathuurohman, (2017) Belajar mempunyai ciri-ciri khusus. Ciri-ciri tersebut dikemukakan supaya pembca mengenali pa yang dinamakan belajar. Dari pendapat beberapa ahli tentang definisi belajar. Bahruddin dan Esa Wahyuni menyimpulkan ada beberapa ciri-ciri belajar, yaitu :

a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil.

b. Perubahan perilaku relatif permanen.. ini berarti bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah.

(41)

22

d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman. e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Segala

sesuatu yang memperkuat itu akan dapat memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.

Menurut E.Kosasih, (2013) ciri-ciri belajar sekurang-kurangnya ditandai dengan dua ciri yakni adanya perubahan tingkah laku dan melalui suatu pengalaman atau adanya interaksi dengan sumber belajar. Berdasarkan iri-ciri tersebut, seseorang yang membaca ataupun mengikuti ceramah, tanpa disertai dengan perubahan tingkah laku, bukanlah belajar. Begitu sebaliknya, seorang yang mengalami perubahan tingkah laku secara tiba-tiba tanpa dilatar belakangi oleh suatu pengalaman tertentu, juga bukan belajar. Dengan demikian, seorang dapat dikatakan belajar apabila mengalami perubahan tingkah laku yang berdasar pengalaman atau interaksi dengan sumber belajar.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar ditandai dengan tingkah laku. Dan tingkah lau tersebut tidak bisa dilihat secara langsung dalam pembelajaran. Melainkan dengan latihan dan pengalaman yang dapat menguatkan.

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar

(42)

23

sekolah, lingkungan keluarga dan bentuk kehidupan atau lingkungan dimasyarakat.

Menurut Ahmad Susanto, (2013) faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Sedankan faktor eksternal adalah berasal dari luar peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar bisa datang dari diri sendiri atau dari lingkungan luar. Dan tentu saja dari dukungan keluarga dan masyarakat.

5. Macam-macam Hasil belajar

Menurut Ahmad Susanto, (2013) macam-macam hasil belajar meliputi pemahaman konsep(aspek kognitif), keterampilan proses(aspek psikomotorik, dan sikap siswa(aspek afektif). (1) Pemahaman konsep.diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. (2) Keterampilan proses diartikan bahwa keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam dari individu. (3) Sikap. Sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melaina mencakup pula aspk respon fisik, jadi sikap ini harus ada kekompakanantara mental dan fisik secara serempak.

Dapat disimpulkan macam-macam hasil belajar ada tiga yakni aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Yang ketiganya saling berkesinambungan satu sama lain.

6. Prinsip-Prinsip Belajar

(43)

24

tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual.

a. Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.

b. Keaktifan

Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifa itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih, keterampilan-keterampilan dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaab dan kegiatan psikis yang lain.

c. Keterlibatan langsung/berpengalaman

(44)

25 d. Pengulangan

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barangkali yang paling tua adalah yang dikemukakan oleh teori psikologi daya. Menurut teori belajar ini melatih daya-daya yang ada pada manuia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir dan sebagainya.

e. Tantangan

Teori Medan Field Theory dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan =b1elajar telah dicapai maka ia akan masuk dalam medan baru dan tjuan baru, demikian seterusnya.

f. Balikan dan Penguatan

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F. Skinner. Kunci teori belajar ini adalah law of effect-nya Thorndike. Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahuidan mendapatkan hasil yang baik. Hasi yang baik akan mendapat baika yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. Namun dorongan belajar itu tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif dan negatif dapat emperkuat belajar.

g. Perbedaan Individual

(45)

26

dilakukan disekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan individual. Umumnya pelaksanaan pembelajaran dikelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang ebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya.

Dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip belajar sangat penting bagi dunia pendidikan. Karena akan membantu siswa maupun guru untuk mempermudah dalam proses pembelajaran. Terutama pembelajaran yang menyenangkan.

B. Pendidikan Agama Islam 1. Hakikat Pendidikan

Menurut Syaifurrahman dan Tri Ujiati, (2017) dalam Mudyahardjo (2001: 91) menegaskan bahwa sebuah teori berisi konsep-konsep ada yang berfungsi sebagai asumsi atau konsep-konsep yang menjadi dasar/ titik tolak pemikiran sebuah teori, sebagai definisi konotatif atau denotatif attau konsep-konsep yang menyatakan makna dari istilah-istilah yang dipergunakan dalam menyusun teori. Sedangkan menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 Tentang Sitem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

(46)

27

2. Pendidikan Agama dan Pendidikan Agama Islam

Menurut Zakiah Daradjat, (2011) bila kita akan melihat pengertian Pendidikan menurut bahasa, maka kita harus melihat kepada kata Arab karena ajaran Islam itu diturunkan dalam bahasa tersebut. Kata “pendidikan” yang umum kita gunakan sekarang, dalam bahasa Arabnya adalah “tarbiyah”, dengan kata kerja “rabba”. Sedangkan “Pendidikan Islam” dalam bahasa Arabnya adalah “Tarbiyah Islamiyah”. Pengertian pendidikan menurut istilah seperti yang lazim dipahami sekarang belum terdapat dizaman nabi. Tetapi usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh Nabi dalam menyampaikan seruan agama dengan berdakwah, menyampaikan ajaran, memberi contoh, melatih keterampilan berbuat, memberi motivasi dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pelaksanaan ide pembentukan pribadi muslim itu, telah mencakup arti pendidikan dalam pengertian sekarang.

(47)

28

Menurut Abdul Majid, (2014) Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terncana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami dan menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama dan Pendidikan Agama Islam adalah pembentukkan kepribadian muslim. Dimana Agama mengajarkan aqidah, syariah dan akhlak. Yang mana dari ketiganya menjadikan manusia untuk menjalani kehidupan. Usaha yang dilakukan untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami kandungan ajaran Islam secara menyeluruh.

3. Tujuan Pendidikan Islam

(48)

29

Islam yaitu tujuan umum, tujuan akhir, tujuan sementara dan tujuan operasional. Tujuan umum adalah tujuan yang ingin dicapai dengan semua kegiatan pendidikan baik pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan umum pendidikan islam harus dikaitkan dengan tujuan pendidikan nasional negara tempat pendidikan Islam itu dilaksanakan dan harus dikaitkan dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu. Tujuan akhir adalah terdapat pada waktu hidup didunia ini telah berakhir. Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah sebagai muslim yang merupakan ujung dari taqwa sebagai akhir dari proses hidup. Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegitan pendidikan tertentu. Kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu yan disebut tujuan operasional.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia secara lahir dan batin baik jasmani maupun rohani dalam menjalankan kehidupan di dunia yang pasti dipertanggungjawabkan diakhirat. Sehingga manusia sudah mempunyai keluarga maupun lingkungan masyarakat.

4. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Menurut Abdul Majid, (2014) Pendidikan Agama Islam untuk sekolah/madrasah berfungsi sebagai berikut :

a. Pengembangan. Yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT, yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.

(49)

30

c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungsn fisik maupun lingkungan sosial dan dapatt mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam. d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan peserta didik dalam keyyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari. e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dalam

lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia seutuhnya.

C. Materi Pelaksanaan Haji 1. Definisi Haji

Menurut Retno Widyani dan Mansyur Pribadi, (2010) ulama fiqh mendefinisikan haji dengan “menyengaja mendatangi Ka‟bah untuk menunaikan amalan-amalan tertentu untuk melakukan amalan-amalan tertentu”. Jadi, pengertian haji adalah menyengaja mengunjungi Baitullah untuk beribadah kepada Allah dengan syarat atau rukun tertentu, serta pada waktu tertentu pula. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama berhaji meliputi amalan-amalan yang dikelompokkan dan rukun, wajib dan sunnah haji. Amalan-amalan haji ulama fiqh menetapkan bahwa amalan yang harus dikerjakan oleh seorang haji ada sebelas macam, sebagaimana yang diriwayatkan oleh penyusun Kitab As-Sittah (Kitab Hadist yang enam). Syarat ibadah haji ada yang

(50)

31

keutamaan haji, haji yang mabrur merupakan amal yang paling utama karena dipenuhi dengan kebajikan yang ditandai dengan lemah lembut dalam ucapan dan suka menyumbang makanan. Ciri haji yang mabrur ditandai dengan sifat an eadaan setelah haji lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. “Haji merupakan jihad bagi laki-laki yang tua, lemah dan wanita”(Hadist riwayat Nasai dan Bukhori Muslim). Amalan-amalan haji yang harus dikerjakan saat haji disebut rukun haji. Rukun Haji terdiri atas Ihram (niat haji), wukuf, tawaf haji, tahalul haji, tertib. Sedangkan wajib haji meliputi; Ihram dari miqat,meninggalkan larangan ihram, bermalam di muzdalifah, melempar jumrah aqobah,

bermalam di mina, melempar tige jumrah (Ula, wustha, aqabah).

Untuk Sunnah Haji terdiri dari Membaca Talbiyah, mandi junub ketika hendak ihram, melakukan haji ifrad, yaknihaji dulu baru umrah,

membaca dzikir ketika hendak tawaf, masuk ke Baitullah, sholat dua

rekaat sesudah tawaf.

2. Prosedur Pelaksanaan Ibadah Haji di Indonesia

(51)

32

kapasitas 325-455 orang. Selanjutnya tiap koter diberi tugas TPHI (Tim Pemandu Haji Indonesia sebagai ketua kloter), TPIHI (Tim Pembimbing Ibadah Haji seagai pembimbing Ibadah), TKHI (Tim Kesehatan Haji Indonesia sebagai pelayanan kesehatan terdiri dari 1 dokter dan 2 paramedis), Ketua Rombongan (Karo) dan Ketua Regu (Karu). Selanjutnya ada bimbingan haji. Calon jamaah haji akan m emperoleh buku paket bimbingan manasik haji, panduan perjalanan haji, tanya jawab ibadah haji, doa dan dzikir ibadah haji. (2) Pemberangkatan, persiapan pemberangkatan berupa mental dan spiritual. Di Asrama Haji Embarkasi calon jamaah haji menyerahkan surat panggilan masuk asraa, menerima kartu makan dan akomodasi, memeriksa kesehatan dan mesnimbang barang bawaan. Setelh masuk asrama calon jamaah mengikuti pem binaan m anasik haji dll. Naik pesawat dan m engikuti instruksi selanjutnya. (3) Kegiatan di Arab Saudi Mulai turun dari pesawat di Bandar Udara King Abdul Aziz Jeddah, kegiatan haji seluruhnya diatur oleh pemerintah Indonesia bekerja sama dengan pemerintah Arab Saudi. (4) Pemulangan. Setelah ibadah haji selesai dilaksanakan, jamaah secara berangsur-angsur akan pulang ketanah air. Pemerintah mengatur kegiatan di Madinatul Hujjaj, di Debarkasi sampai ke kampung halaman masing-masing.

3. Dasar Hukum Haji dan Umrah

Menurut Retno Widyani dan Mansyur Pribadi, (2010) Para Ulama fiqh sepakat bahwa ibadah haji dan umrah adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim yang mempunyai kemampuan biaya, fisik dan waktu. Sesuai dengan nash Al-Qur‟an :

َليبَس ِهيلِا َع اطَتسا هم ِتيبلا ُّجِح ِس اَّنلا ٌىَلَع ِ ِلِلَو

Artinya: “dan Allah mewajibkan atas manusia haji ke baitullah bagi

(52)

33

Dasar hukum haji dan umrah ialah Al-Qur‟an Surah Ali „Imran,3: 97, Al-Baqarah, 2: 196-197, dan Al-Hajj, 22: 27-28. Dalam Surah Ali „Imran, 2: 97 Allah SWT Berfirman:

َِّ ِلِلَو

Artinya: „Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak membutuhkan sesuatu) dari semesta alam.” (Q.S. Ali „Imran, 3: 97)

4. Azas, tujuan dan penyelenggaraan haji di Indonesia

Undang-undang yang mengatur penyelenggaraan haji di Indonesia adalah Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 1999 yang telah mendapat persetujuan dewan DPR RI dan disahkan di Jakarta pada tanggal 3 mei 1999 oleh presiden republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habiebie (mantan ketua umum Ikatan Cendikiawan muslim Indonesia).

Penyelengaraan haji berdasarkan azas keadilan memperoleh kesempatan, perlindungan, dan kepastian hukum sesuai dengan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Penyelegaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-sebaiknya melalui sistem dan menejemen penyelenggaraan yang baik agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar, dan nyaman sesuai dengan tuntunan agama serta jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji secara mamdiri, sehingga diperoleh haji mabrur.

D. Pendekatan Contextual Teaching and Learning 1. Pengertian Metode

(53)

34

merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) utuk memahami suatu subjek atau obyek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya. Menurut Soerjono Soekanto, (1986) penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten. Menarik kesimpulan dari pembahasan tersebut, bahwa sistem dan metode yang dipergunakan utuk memperoleh informasi atau bahan materi suatu pengetahuan ilmiah yang disebut dengan Metodologi Ilmiah. Pada sisi lain dalam kegiatan untuk mencari

informasi tersebut dengan tujuan untuk menemukan hal-hal baru merupakan suatu prinsip-prinsip tertentu atau solusi (pemecahan masalah) tersebut disebut dengan “penelitian”.

Pelaksanaan dan metode riset secara umum berkaitan dengan kegiatan melalui suatu sistem. Secara praktisi bahwa metode penelitian tersebut dapat dikonkretisasi melalui pola pertanyaan ari unsur-unsur utama dalam penelitian dengan bagan 5W+1H (who, what, why, where and how). Menurut Sietel, (1992) bahwa riset atau penelitian secara

garis besar terbagi menjadi dua model. Pertama, penelitian dasar dan kedua, penelitian terapan atau praktikal.

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan suatu pemecahan masalah. Dan proses pemecahan masalah itu dapat dipertanggungjawabkan keotentikannya.

2. Pendekatan Kontekstual

(54)

35

kehidupan sehari-hari, peserta didik akan merasakan pentingnya belajar dan memperoleh makna yang mendalam terhadap apa yang dipelajari. Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual adalah memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yyang berupa hafalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar. Lingkungan yang kondusif sangat penting dan menunjang pembelajaran kontekstual dan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan. Pembelajaran kontekstual menghendaki pola hubungan yang interaktif. Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis dan didaktis secara bersamaan.

Menurut Ngalimun, (2012) pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa sehingga akan terasa manfaat dari materi yang disajikan, motivasi belajar muncul, dnia pikiran siswa menjadi konkret dan suasana menjadi kodusif nyaman dan menyenangkan.

(55)

36

perkembangan siswa terjadi secara utuh, tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga spek psikomotorik dan afektif. Belajar melalui CTL diharapkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang dipelajarinya.

(56)

37

(57)

38

3. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual

Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual menurut Trianto, (2009) secara garis besar langkah-langkah nya adalah (1) kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan lainnya. (2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik. (3) mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. (4) ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok). (6) Melakukan refleksi diakhir pertemuan. (7) Melakukan penilaian yang sebenarnya.

4. Kelebihan Pendekatan Kontekstual

Menurut M Hosnan, (2016.) Ada beberapa kelebihan dengan menggunakan metode kontekstual antara lain pembelajaran menjadi lebih bermakna dan rii. Artinya, siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi sisa materi itu akan berfungsi secara fungsional akan tetapi materi yang dipelajarinya aka tertanam erat dalam memori siswa sehingga tidak akan dilupakan.

5. Kelemahan Pendekatan Kontekstual

(58)

39

menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar.

6. Prinsip Pembelajaran Kontekstual

Menurut M. Hosnan, (2016) prinsip pada pembelajaran kontekstual dimaksudkan agar siswa dapat mengembangkan cara belajarnya sendiri dan selalu mengaitkan dengan apa yang telah diketahui dan apa yang ada dimasyarakat, yaitu aplikasi dan konsep yang dipelajari. Pembelajaran kontekstual membantu siswa menguasai tigal hal yakni yang pertama pengetahuan, yakni apa yang dipikirkannya membentuk konsep, definisi, teori dan fakta. Kedua, kompetensi atau keterampilan, yakni kemampuan yang dimiliki untuk bertindak. Ketiga, pemahaman kontekstual, yakni mengetahui waktu dan cara bagaimana menggunakan pengetahuan dan keahliann dalam situasi kehidupa nyata. Dalam pembelajaran kontekstual minimal ada tiga prinsip utama yang sering digunakan yakni sebagai berikut :

a. Prinsip saling ketergantungan

Menurut kajian para ilmuwan segala yang ada didunia ini adalah saling berhubungan dan ketergantungan. Begitu pula dalam pendidikan dan pembelajaran. Prinsip ini membuat hubungan yang bermakna antara proses pembelajaran dan konteks kehidupan nyata sehingga peserta didik berkeyakinan bahwa belajar merupakan aspek yang esensial bagi kehidupan dimasa datang.

b. Prinsip perbedaan

(59)

40 c. Pengorganisasian diri

Prinsip pengorganisasian diri menyatakan bahwa proses pembelajaran diatur, dipertahankan dan disadari oleh peserta didik sendiri dalam rangka merealisasikan seluruh potensinya. Prinsip ini menuntut para pendidik agar mendorong tiap siswa untuk memahami dan merealisasikan semua potensi yang dimiliki seoptimal mungkin.

7. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan dalam Pembelajaran Kontekstual

Menurut M. Hosnan, (2016) siswa dalam pembelajaran dipadang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimiliki. Siswa memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal baru dan penuh tantangan. Belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan atau keterhubungan antara hal-hal yang baru dengan hal-hal yang sudah diketahui. Belajar bagi anak adalah proses penyempurnaan skema yang telah ada atau proses pembentukan skema ratu atau akomodasi, dengan demikian tugas guru adalah memfasilitasi agar anak mampu melakukan proses asimilas dan proses akomodasi.

8. Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran

(60)

41

Sisa dibawah ini disajikan contoh penerapannya dalam contoh tersebut dipaparkan bagaimana guru menerapkan pembelajaran dengan pola konvensional dan pola CTL. Misalnya, pada suatu hari guru akan membelajarkan anak tentang fungsi haji. Kompetensi yang harus dicapai adalah kemampuan anak untuk memahami fungsi dan macam-macam haji. Jadi, indikator hasil belajar adalah siswa dapat menjelaskan pengertian haji, macam-macam haji, tata cara pelaksanaan haji, siswa dapat menyimpulkan tentang fungsi haji dan membuat karangan tentan haji. Pola pembelajaran konvensional guru menerapkan strategi pembelajaran dengan cara menyuruh siswa membaca tentang haji, menyampaikan materi pelajaran, memberi kesempatan pada siswa untuk berdiskusi, guru mengulas pokok-pokokmateri, guru melakukan evaluasi, guru menugaskan kepada siswa untuk membuat karangan. Dari pembelajaran diatas dapat disimpulkan bahwa guru memegang kendali sepenuhnya. Siswa tidak diberi kesempatan untuk mengekplorasi. Sedangkan pola pembelajaran CTL dengan indikator yang sama, guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai, manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran. Kemudian guru menjelaskan prosedur pembelajaran kontekstual dengan cara siswa dibagi ke beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa. Menugaskan siswa untuk mewawancarai pengrus masjid dan mencatat hasil wawancaranya, guru melakukan taya jawab seputar tugas yang diberikan. Kemudian setelah melakukan wawancara siswa berdisukusi didalam kelas dngan pantauan guru. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya dan guru meenyimpulkan hasil nya serta menugaskan kepada siswa untuk membuat karangan tentang materi “haji”.

(61)

42 a. Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.

b. Menemukan

Komponen kedua dalam kontekstual adalah menemukan atau inquiry. Artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian

dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Secara umum proses inquiry dapat dilakukan melalui beberapa langkah yaitu merumuskan masalah, mengajukan hipotesa, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan membuat kesimpulan.

c. Bertanya

Ada 6 keterampilan bertanya dalam kegiatan yakni pertanyaan yang jelas dan singkat, memberi acuan, memusatkan perhatian, memberi giliran dan menyebarkan pertanyaan, pemberian kesempatan berfikir dan pemberian tuntutan.

d. Masyarakat Belajar

Didasarkan pada pendapat Vygotsky, bahwa pengetahuan dan pemahaman anak banyak dibentuk oleh komunikasi dengan orang lain. Permasalahan tidak mungkin dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan bantuan oran lain. Konsep masyarakat belajar dalam kontekstual adalah hasil pembelajaran diperoleh melalui keja sama dengan orang lain, kelompok, teman dan bukan hanya sekedar guru.

e. Pemodelan

(62)

43

kontekstual. Sebab siswa terhindar dari embelajaran yang abstrak yang memungkinkan terjadinya verbalisme.

f. Refleksi

Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Dalam proses pembelajaran dengan kontekstual setiap berakhir proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk merenung atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. g. Penilaian nyata

Menilai sikap pengetahuan dan keterampilan, berlangsung selama proses secara terintegrasi, dilakukan melalui berbagai cara dan alternatif bentuk kinerja, observasi, ortofolio dan jurnal.

9. Media Diorama

Kata Diorama menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah pemandangan dalam ukuran kecil yang dilengkapi dengan patung dan perincian lingkungan seperti aslinya serta dipadukan dengan latar aslinya, pola atau corak tiga dimensi suatu adegan atau pemandangan yang dihasilkan dengan menempatkan obyek dan tokoh didepan latar belakang dengan perspektif yang sebenarnya sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

(63)

44

karena diorama dapat dibawa kemanapun dan lebih menarik. Untuk kekurangannya diorama ini harus mempunyai ketelitian dalam membuatnya.

Pengaruh media diorama dipandang mampu untuk meningkatkan belajar minat siswa. Artinya, materi yang disampaikan oleh guru dengan bantuan media diorama akan dapat diterima oleh peserta didik. Oleh karena itu penggunaan media diorama tidak hanya dapat mempermudah dan mengefektifkan pembelajaran, akan tetapi pembelajaran lebih menyenangkan dan kreatif sehingga minat peserta didik meningkat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Diorama adalah karya tiga dimensi untuk menyatakan bentuk seperti asli namun dalam bentuk kecil untuk menampilkan seperti kenyataannya. Agar mampu mengajak peserta didik untuk mudah dalam memahami materi dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

E. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merrupakan langkah penelitian yang menjelaskan tentang kajian kepustakaan yaitu dengan mengkaji skripsi atau penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

(64)

45

penggunaan metode kontekstual pada penelitian ini belum terfokus pada satu materi yang akan dibahas, oleh karena itu peneliti menggunakan metode Kontekstual dengan fokus pada satu materi Pengelolaan Haji.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Endah Ilmiati (2010) yang berjudul “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching ang Learning (CTL) dalam Meningkatkan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) di SMP Islam Ngoro Jombang”. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Thesis tersebut menjelaskan bahwa Pendidikan agama Islam lebih banyak menyentuh pada aspek kognitif saja belum sampai pada aspek psikomotorik dan afektif. Maka dari itu ternyata penerapan pendekatan metode Kontekstual pada PAI berjalan dengan baik yaitu dapat dilihat pada komponen atau aspek pembelajaran kontekstual yakni kontrukstivisme, inquiry, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian auntentik. Proses pengumpulan datanya menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari penelitian tersebut menggunakan metode kontekstual namun belum spesifikasi pada satu materi dan tidak menggunakan instrumen tes. Oleh sebab itu, penelitian yang penulis lakukan menggunakan metode kontekstual dengan instrumen tes, bservasi dan dokumentasi.

(65)

46

Namun dalam penelitian ini hanya sebatas pada hasil belajar siswa tanpa melakukan pengamatan pada siswa. Oleh karena itu dalam penelitian yang penulis lakukan, penulis juga mengamati aspek minat siswa.

(66)

47 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SMK N 3 Salatiga

1. Letak Geografis SMK N 3 Salatiga

SMK Negeri 3 Salatiga beralamatkan di Jalan Jafar Sodiq Raya No. 7a Jl. Ja‟far Shodiq Kel. Kalibening, Kec. Tingkir Kota Salatiga. SMK Negeri 3 Salatiga dapat dibilang sekolah alam karena terletak di daerah pedesaan dan masih dekat dengan persawahan. Kondisi yang jauh dari pusat kota Salatiga membuat SMK Negeri 3 Salatiga memilki udara yang sejuk dan masih asri pemandangannya. SMK Negeri 3 Salatiga terdiri dari beberapa bangunan yang saling menyebar. Adapun ruangan – ruangan yang dimiliki oleh SMK Negeri 3 Salatiga yaitu ruang loby, ruang tamu, ruang kepala sekolah, ruang guru normatif, ruang tata usaha, ruang koperasi sekolah, ruang perpustakaan, ruang osis, ruang uks, ruang pramuka, ruang BK, ruang guru di masing – masing jurusan, laboratorium fisika, mushola, laboratorium Komputer, bengkel mekatronika, bengkel welding, bengkel ototronik, bengkel Teknik sepeda motor, ruang alat dimasing masing jurusan, gudang, kantin, mushola, kamar mandi/wc serta ruang – ruang kelas.

Selain fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar terdapat pula asilitas lainnya seperti lapangan upacara, lapangan bola, dan lapangan volley. Terdapat pula tempat parkir guru/tamu yang terletak didepan sedangkan tempat parkir untuk siswa terletak di belakang. Di dekat gerbang masuk terdapat pos satpam untuk menjaga dan mengawasi sekolah.

2. Identitas Sekolah

a. Nama Sekolah : SMK N 3 Salatiga b. Status Sekolah : Negeri

(67)

48

d. Maskot : 3 lilin berjajar e. Nama Kepala Sekolah : Suripan, S.Pd

f. Nama Ketua Komite SMK : Drs. Sri Hartati, M.Pd g. Kurikulum : Kurikulum 2013

h. Progam/Jurusan/Peminatan : Mekatronika, Welding, Teknik Mesin, Agribisnis Tanaman Pangan Dan Holtikultura serta Geomatika i. Lokasi : Jalan Ja‟far Shodiq, Tingkir 50741

Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia j. Pembelajaran : Pukul 07.00-16.00 Wib

3. Keadaan Gedung SMK N 3 Salatiga

Keadaan gedung dalam SMK N 3 Salatiga sudah layak dan memadai sebagai salah satu sarana pendidikan serta sudah mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran. Adapun jumlah Gedung dalam SMK 3 Salatiga adalah sebagai berikut :

a. Ruang Kepala Sekolah. Ruang kepala sekolah terletak satu gedung dengan ruang tamu, Wakil Kepala Sekolah, Ruang Tata Usaha dan Ruang guru yang masing-masing kondisi keseluruhan baik.

b. Ruang BK yang terletak bersebelahan dengan ruang komputer c. Ruang Kelas terdiri dari :

1) Mekatronika : 3 ruang kelas 2) Welding : 3 ruang kelas 3) Geomatika : 2 ruang kelas 4) Teknik Sepeda Motor : 3 ruang kelas 5) Ototronik : 3 ruang kelas 6) Agribisnis : 4 ruang kelas 7) Ruang kelas umum : 6 kelas d. Laboratotium :

(68)

49 3) Laboratorium Bahasa 1 buah 4) Laboratorium Komputer 2 buah e. Fasilitas KM/WC :

1) KM/WC Guru 2 buah 2) KM/WC Murid 12 buah

3) Ruang Bengkel Praktik berjumlah 4 f. Perpustakaan berjumlah 1

g. Tempat Ibadah berjumlah 1 yang menampung jamaah sekitar ± 50 jamaah. Untuk perlengkapan masjid sudah baik dan dapat dibilang lengkap.

h. Koperasi berjumlah 1 i. Lain-lain :

1) Ruang Pramuka 1 buah 2) Ruang Osis 1 buah 3) Ruang UKS 1 buah

4) Ruang Unit Produksi 1 buah j. Lapangan terdiri dari :

1) Lapangan Upacara 2) Lapangan Olah raga

k. Tempat Parkir Guru, Karyawan dan Siswa

4. Keadaan Guru SMK N 3 Salatiga

(69)

50

Tabel. 1 Data Guru PNS Tahun Pelajaran 2017/2018

NO Nama N I P L/P Tempat, tanggal 5. Dra. Ngizatun 197011

(70)

51

12. Fitri Nurhayati Sih W., S.Pt.

November 1965

Gambar

Tabel 2. Data Guru Non PNS Tahun Pelajaran 2017/2018
Tabel 3. Data Karyawan PNS dan Pegawai Tidak Tetap Tahun Pelajaran 2017/2018
Tabel 4. Data Siswa SMK N 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018
Tabel 5. Data Siswa sebagai Objek Penelitian tahun peljaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Rasio Keuangan untuk Mengukur Keberhasilan Kinerja Perusahaan .... Hubungan antara Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, dan

ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO.43/PUU-XIII/2015 TENTANG PROSES REKRUTMEN HAKIM TINGKAT PERTAMA.. TANPA MELIBATKAN

Keanekaragaman spesies bactrocera dan parasitoidnya yang Menyerang berbagai jenis buah di pasar bandungan.

writer would like to write about “ the effectiveness of using mind mapping technique on students ’ reading of narrative text (a quasi-experimental study at the

Segala Puji Syukur dipanjatkan untuk kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga atas Rahmat dan Karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu

Multi Rezekitama yang terletak di Cipadung, Bandung, merupakan suatu studi kasus pada perusahaan yang bergerak di bidang industri cat yang bertujuan untuk

Dengan adanya hasil yang telah dianalisis oleh penulis sehubungan dengan data yang diperoleh pada saat penelitian, nampaknya investasi pengembangan proyek yang dilakukan oleh

[r]