PADA SISWA KELAS V MI NURIL HUDA LOSARI
KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
DW I SE TIA N IN G SIH
NIM: 11408212
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
Website: www.stainsalatiga.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi saudari DWI SETIANINGSIH dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408212 yang berjudul “PENINGKATAN KEMAMPUAN MENERJEMAHKAN SURAT-SURAT PENDEK DENGAN METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V MI NURIL HUDA LOSARI KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010”, telah dimunaqosahkan dalam sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Salatiga, Pada hari Sabtu tanggal 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
28 Agustus 2010 Salatiga, _______________
18 Ramadhan 1431
Panitia U jian:
Prof. Dr. II. M. Zuhri, M.A H. Agus Waluyo, M.Ag NIP. 19530326 197803 1 001 NIP. 19750211 200003 1 001
Pembimbing
Siti Rukhayfrti, M.Ag NIP. 1977040 200312 2 003
Website: vvww.stainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@stainsalatiga.ac.id
Nomor : Sti.24/K-1 /PP.00.9/1-1.1.107/2010 17 Mei 2010 Lamp. : Proposal Skripsi
Hal : Nota Pembimbing
Yth. Siti Rukhayati, M. Ag Di - Tempat
Assalamualaikum wr.wb.
Dalam rangka penulisan Skripsi Mahasiswa Program Satjana (S.l). Saudara ditunjuk sebagai Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa:
Nama : Dwi Setianingsih
NIM : 11408212
Jurusan : TARBIYAH Judul Skripsi :
Peningkatan Kemampuan Menerjemahkan Surat-surat Pendek dengan Metode Index Card Match pada Siswa Kelas V M I Nuril Huda Losari Kec. Sumowono Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010
Apabila dipandang Saudara diminta mengoreksi tema Skripsi di atas.
Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan Wassalamualaikum wr.wb.
a.n. Ketua,
Tembusan : Yth. Ketua STAIN Salatiga (sebagai laporan)
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari:
Nama : Dwi Setianingsih
NIM : 11408212
Jurusan / Progdi : S 1 Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul : “ Peningkatan Kemampuan Menerjemahkan
Surat-surat Pendek dengan Metode Index Card Match
Pada Siswa Kelas V MI Nuril Huda Losari
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semaran Tahun
Pelajaran 2009/2010”
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 3o Juli 2010
Pembimbing,
SITIRUKHAYATI. M.Ag NIP. 19770403 200312 2003
lixijlf j^5slip
^
^ 4
-=
i3 LxUjI US'
o
jUUj i
U
j5
o’J 1«
jvSUJ
juJ
t_US\j
I j*J=S=lUxjJ
“ Sebagimana (kami telah menyempurnakan ni’mat kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rosul diantara kamu yang membacakan ayat- ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Al-Hikmah (As-Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”
(QS. Al-Baqarah: 151)
AlaJ)
Uu^jb 4 j Ul)
I
aIC'
(jdiuuL iL jjia dllui
q a“Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan bagi orang itu jalan menuju ke surga “ (H.R. Muslim)
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibu sebagai baktiku yang mendalam;
2. Suamiku tercinta, yang telah memberi semangat dan motivasi
hingga terselesaikannya skripsi ini;
3. Anakku tersayang;
4. Rekan-rekanku, yang telah memberikan dukungan
Bismillaahirrahmaanirrohiim
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan
bahwa Skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis / diterbitkan oleh
orang lain kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan
bahan rujukan.
Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pemikiran
yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan
keaslian skripsi ini dihadapan siding munaqasah.
Demikian pernyataan ini dibuat oleh peneliti untuk dapat
dimaklumi.
Salatiga, 20 Juli 2010
Penulis,
Dwi Setianingsih
Dwi Setianingsih,2010 : Peningkatan Kemampuan Menerjemahkan Surat-
surat Pendek dengan Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas V MI
Nuril Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2009/2010.
Kata K unci: Peningkatan Kemampuan Menerjemahkan Surat-Surat Pendek
dengan Metode Index Card Match.
Pendidikan Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah merupakan
landasan integral dari Pendidikan Agama. Pelajaran Al-Qur’an Hadits
memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan
akhlakul Karimah dalam kehidupan sehari-hari. Mata Pelajaran Al-Qur’an
Hadits adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada
Madrasah Ibtidaiyah yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi,
bimbingan, kemampuan, dan penghayatan terhadap isi yang terkandung
dalam Al-Qur’an dan Hadits sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku
sehari-hari sebagai perwujudan iman dan takwa kepada Allah SWT.
Pemilihan strategi yang tepat dalam pembelajaran merupakan hal yang
harus dipertimbangkan oleh guru agar tujuan pembelajaran dapat mencapai
sasaran. Berdasarkan kenyataan yang dihadapi penulis, bahwa tingkat
kemampuan siswa terhadap materi menerjemahkan surat-surat pendek
siswa kelas V MI Nuril Huda Losari masih dibawah kriteria ketuntasan
minimal (KKM). Salah satu yang menyebabkannya adalah strategi yang
lain bagaimana penerapan metode index card match dapat meningkatkan
kemampuan aktifitas pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap materi tersebut
peneliti melaksanakan PTK (Action Research), yang dilakukan dengan 3
siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Pengambilan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi, dan
test formatif. Alat pengambilan data bempa test dan non test. Test alatnya
berupa lembar soal, non test alatnya bempa lembar observasi, dan presensi
siswa. Sedangkan analisa data menggunakan analisa diskriptif presentase.
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada pra siklus kemampuan
siswa sebesar 21,74 %, pada siklus I sebesar 30,43%, siklus II sebesar
47,83%, dan siklus III sebesar 78,26%. Sedangkan dari segi aktifitas pada
siklus I mencapai 73,91%, siklus II 85,22%, dan siklus III 92,17%. Dari
hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa setelah diterapkannya metode
index card match pada siswa kelas V MI Nuril Huda Losari, maka aktifitas
dan kemampuan siswa menjadi meningkat. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode index card match dalam
pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa.
hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa setelah diterapkannya metode
index card match pada siswa kelas V MI Nuril Huda Losari, maka aktifitas
dan kemampuan siswa menjadi meningkat. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode index card match dalam
pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan, kesempatan, dan kasih sayang yang telah
dicurahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
mengambil judul :”Peningkatan Kemampuan Meneijemahkan Surat-surat
Pendek dengan Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas V MI Nuril
Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2009/2010”.
Skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan, partisipasi, serta
bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga,
2. Bapak Drs. Djoko Sutopo, Selaku Ketua Program Ekstensi STAIN
Salatiga;
3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag, selaku dosen pembimbing;
4. Bapak Syamsul Muhajir, S.Ag, selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah
Nuril Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang, yang
telah memberikan ijin dan membantu penulis dalam melakukan
penelitian;
5. Siswa kelas V MI Nuril Huda Losari Sumowono, selaku objek dalam
penelitian;
6. Teman sejawat selaku pengamat dalam penelitian;
Penulis menyadari sepenuhnya, skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu segala kritik dan saran yang membangun sangan
penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 20 Juli 2010
Penulis
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING iii
HALAMAN MOTTO iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
HALAMAN PERNYATAAN vi
HALAMAN ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Hipotesis Tindakan 6
E. Manfaat Penelitian 6
F. Definisi Istilah 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 18
A. Kemampuan Menerjemahkan Surat-surat Pendek 18
1. PengertianKemampuan Menerjemahkan
Surat-surat Pendek 18
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan
Siswa dalam Menerjemahkan Surat-surat Pendek 23
3. Upaya Guru untuk Meningkatkan Kemampuan
Siswa dalam Menerjemahkan Surat-surat Pendek 25
B. Metode Index Card Match 27
1. Pengertian Metode Pembelajaran 27
2. Pengertian Metode Index Card Match 28
3. Langkah-langkah Dalam Metode Index Card
Match 29
4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Index Card
Match 32
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 34
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 34
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 38
A. Desknpsi Per Siklus 45
1. Keaktifan Siswa Selama Penelitian Tindakan 45
2. Penerapan Metode Index Card Match Untuk
Meningkatkan Kemampuan Siswa 48
B. Pembahasan Per Siklus 51
1. Pembahasan Siklus I 51
2. Pembahasan Siklus II 52
3. Pembahasan Siklus III 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 55
A. Kesimpulan 55
B. Saran 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tabel 1 Tabel Indikator Kemampuan
Tabel 2 Keaktifan Siswa Selama Proses Penelitian
Tabel 3 Persentase Keaktifan Siswa Selama Proses Penelitian
Tabel 4 Kemampuan Siswa Dalam Menerjemahkan Surat-surat Pendek
Setelah Diterapkan Metode Index Card Match
Tabel 5 Persentase Kemampuan Siswa Dalam Menerjemahkan Surat-
Surat Pendek
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan Al-Qur’an -Hadits di Madrasah Ibtidaiyah sebagai landasan integral dari pendidikan Agama, memang bukan
merupakan satu-satunya faktor yang menentukan dalam
pembentukan watak dan kepribadian peserta didik / Tetapi secara
subtansial mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan
ahlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran Al-qur’an-hadits adalah bagian dari mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yang
dimaksudkan untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman,
kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam
Al-Qur’an dan Hadits sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku
sehari-hari sebagai perwujudan iman dan takwa kepada Allah SWT.
Menurut Ahmad Lutfi ( 2009:3), kurikulum Al-Qur’an dan
Hadits Madrasah Ibtidaiyah (MI) dikembangkan dengan pendekatan
1. Lebih menitik beratkan target kompetensi dari penguasaan materi.
2. Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber
daya pendidikan yang tersedia.
3. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana
pendidikan di lapangan untuk mengembangkan dan
melaksanakan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.
Mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits di Madrasah Ibtidaiyah
menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an
dan Hadits dengan benar, menghafal surat-surat pendek dalam Al-
Qur’an dan hadits-hadits pilihan, pengenalan arti atau makna secara
sederhana tentang surat-surat pendek tersebut dan hadits-hadits
pilihan.
Dalam hal ini peneliti akan mengangkat materi
menerjemahkan surat-surat pendek. Hal ini disebabkan karena
begitu rendahnya kemampuan siswa dalam menerjemahkan surat-
surat pendek. Padahal menerjemahkan surat-surat pendek tersebut
sangat penting dalam membantu siswa memahami isi yang
terkandung dalam surat-surat pendek tersebut. Tanpa mengetahui
arti atau terjemahannya siswa akan kesulitan untuk memahami isi
Akan tetapi pembelajaran Al-Qur’an-Hadits oleh madrasah
sejauh ini masih didominasi oleh pembelajaran konvensional
dengan paradigma mengajarnya. Siswa diposisikan sebagai objek,
siswa dianggap tidak tahu dan belum tahu apa-apa, sementara guru
memposisikan diri sebagai pihak yang paling tahu dan bisa sendiri.
Maka sudah saatnya paradigma guru mengajar diganti dengan
paradigma belajar. Dalam paradigma belajar siswa diposisikan
sebagai subjek. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, tetapi
suatu proses yang harus dipraktekkan, dipikirkan, dan
dikonstruksikan siswa, tidak bisa ditransfer kepada siswa yang
hanya menerima dengan pasif.
Salah satu metode pembelajaran yang sesuai dengan
paradigma belajar dimana peserta didik memiliki potensi untuk
belajar dan berkembang sehingga peserta didik dapat berperan aktif
dalam proses pembelajaran adalah dengan diterapkannya strategi
index card match. Dengan demikian, setelah diterapkannya strategi
index card match dalam pembelajaran, maka pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran akan lebih meningkat.
Adapun keberhasilan dalam suatu pembelajaran dapat
ditentukan oleh ketuntasan siswa dalam pembelajaran, sehingga
tercapai apa yang menjadi tujuan pembelajaran. Oleh karena itu,
pembelajaran memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan yang ditetapkan secara optimal. Disamping itu, pembelajaran yang efektif
juga dipengaruhi oleh lingkungan belajar, hubungan sosial
emosional antar siswa dan siswa dengan guru.
Tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran
biasanya ditandai dengan perolehan nilai pada setiap akhir
pembelajaran dengan memperhatikan standar nilai yang telah
ditentukan oleh guru.
Dari hasil pengamatan tentang pembelajaran menerjemahkan
surat-surat pendek pada kelas V semester I tahun pelajaran
2009/2010 MI Nuril Huda Losari Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang, dari 23 siswa hanya terdapat 5 siswa yang
mencapai tingkat pemahaman materi, atau sebesar 21,74% saja. Hal
ini menunjukkan masih rendahnya tingkat pemahaman siswa
terhadap materi tersebut. Untuk itu penulis sebagai pelaku langsung
yang bertiadapan dengan peserta didik mencoba menerapkan
strategi index card match dalam pembelajaran Al-Qur’an-Hadits
khususnya materi menerjemahkan surat-surat pendek guna
meningkatkan kemampuan peserta didik.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap materi
pembelajaran tersebut peneliti melaksanakan pembelajaran melalui
mengangkat judul : “PENINGKATAN KEMAMPUAN DALAM MENERJEMAHKAN SURAT-SURAT PENDEK DENGAN
METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V MI
NURIL HUDA LOSARI KECAMATAN SUMOWONO
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010”
B. RUMUSAN MASALAH
Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penggunaan metode index card match dapat meningkatkan
aktifitas pembelajaran Al-Qur’an Hadits dalam meneijemahkan
surat-surat pendek pada siswa kelas V MI Nuril Huda Losari
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2009/2010?
2. Apakah penggunaan metode index card match dapat meningkatkan
kemampuan dalam meneij emahkan surat-surat pendek pada siswa
kelas V MI Nuril Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah metode index card match dapat
meningkatkan aktifitas pembelajaran Al-Qur’an Hadits dalam
Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010;
2. Untuk mengetahui apakah metode index card match dapat
meningkatkan kemampuan menerjemahkan surat-surat pendek pada
siswa kelas V MI Nuril Huda Losari Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2009 /2010..
D. HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesa tidak lain adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris ( Moh. Nazir,
1993:182).
Adapun hipotesis yang diajukan peneliti yaitu : “ Pembelajaran
dengan strategi index card match dapat meningkatkan kemampuan dan
keaktifan siswa dalam menerjemahkan surat-surat pendek”.
E. MANFAAT PENELITIAN
Setelah melaksanakan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi siswa, guru, dan sekolah.
1. Manfaat bagi siswa, yaitu:
a. Mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik,
c. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menerjemahkan surat- surat pendek.
2. Manfaat bagi guru, yaitu :
a. Korektif, yaitu memperbaiki cara mengajar khususnya dalam
pembelajaran Al-Qur’an-Hadits,
b. Memahami kekurangan dan kelemahan guru,
c. Menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa,
d. Menggunakan strategi pembelajaran yang tepat,
e. Memperoleh umpan balik untuk kemajuan guru.
3. Manfaat bagi sekolah, yaitu :
a. Mempunyai guru yang professional dan siswa yang aktif dan
kreatif dalam pembelajaran,
b. Memberikan sumbangan yang positif untuk perkembangan
terhadap kemajuan pendidikan disekolah.
F. DEFINISI ISTILAH
Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian, maka peneliti akan
menjelaskan beberapa istilah yang terkandung dalam judul, yaitu :
1. Peningkatan Kemampuan
Peningkatan adalah usaha menaikkan atau mempertinggi
Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan (Hasan
Alwi, 2003:707)
2. Menerjemahkan Surat-Surat Pendek
Merupakan salah satu kompetensi dasar dalam pembelajaran
Al-Qur’an-Hadits di madarasah ibtidaiyah, dimana menerjemahkan
surat-surat pendek sangat diperlukan agar dapat memahami isi
kandungan pada surat-surat tersebut. Sedangkan Al-Qur’an-Hadits
merupakan pedoman hidup bagi orang islam.
3. Strategi Index Card Match
Strategi atau yang sering disebut dengan metode adalah suatu
cara yang sistematis untuk mencapai tujuan tertentu (Ismail SM,
2008:8)
Index card match adalah adalah salah satu strategi yang dapat
dipakai dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara mencari jodoh
kartu yang sesuai (Ismail SM, 2003:81)
Dari beberapa pengertian diatas, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa upaya meningkatkan kemampuan dalam
menerjemahkan surat-surat pendek melalui strategi index card
match adalah suatu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan
surat-surat pendek dengan menggunakan cara mencari jodoh kartu
tentang kosakata dari surat-surat pendek tersebut.
G. METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, rancangan penelitian yang ditetapkan
oleh peniliti adalah penelitian tindakan kelas, hal itu didasarkan
karena masalah-masalah yang diamati muncul dari dalam kelas dan
perlu adanya perbaikan secepat mungkin.
Penelitian tindakan kelas lebih dikenal dengan istilah
Classroom Action Research (CAR). Menurut Zainal Aqib (2006:12),
PTK terbentuk dari tiga kata, yaitu :
a. Penelitian
Yaitu kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan
Yaitu suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian
c. Kelas
Yaitu sekolompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
Berikut dipilihnya PTK sebagai bentuk penelitian, yaitu :
a. Agar guru dapat memperbaiki proses pembelajaran melalui
suatu kajian terhadap apa yang terjadi didalam kelas dan
tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada
masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelas.
b. Karena PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang integrasi
dengan PBM, maka pelaksanaannya PTK tidak mengganggu
tugas pokok seorang guru.
c. Dengan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk
melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan
adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar
yang dipakainya.
2. Subjek Penelitian
Yang dijadikan subyek penelitian adalah kelas V MI Nuril
Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun
pelajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 23 yang terdiri atas 10
3. Langkah-langkah Penelitian
Tahapan-tahapan dalam melaksanakan PTK adalah
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan beberapa hal yang dapat
mendukung proses perbaikan pembelajaran, diantaranya, yaitu :
1) . Menetapkan materi sesuai dengan kurikulum yang dijadikan
bahan penelitian.
2) . Mengidentifikasi masalah yang ada dalam materi.
3) . Membuat perangkat pembelajaran.
4) . Membuat lembar observasi.
5) . Membuat alat evaluasi
b. Pelaksanaan
Tahap ini, peneliti membuat rencana pembelajaran sesuai
dengan skenario pembelajaran.
c. Pengamatan
Dalam tahap ini peneliti melakukan tindakan untuk mengamati
proses belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi.
Demi untuk menjaga keabsahan data yang akan diperoleh.
Dalam melakukan pengamatan peneliti dibantu oleh teman
d. Refleksi
Pada tahap ini data yang diperoleh melalui observasi
dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan prosentase. Dari
observasi tersebut, guru melakukan refleksi diri tentang kegiatan
yang telah dilakukan. Untuk selanjutnya, dari hasil refleksi itu
peneliti akan mengetahui adanya keberhasilan atau kegagalan
dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat
digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya.
Untuk lebih detailnya mengenai tahapan pelaksanaan
penelitian, dapat digambarkan sebagai berikut:
4. Instrumen Penelitian
“Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data “
(Nana Sudjana, 1988:58). Dalam hal ini instrumen yang dipakai
oleh peneliti untuk memperoleh data adalah lembar soal-soal test,
lembar observasi, lembar wawancara, dan presensi siswa.
5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah “prosedur yang sistematik dan
standar untuk memperoleh data yang diperlukan ” (Moh. Nazir,
1983: 211). Dalam penelitian ini cara peneliti mengumpulkan data
yaitu menggunakan metode sebagai berikut:
a. Observasi/Pengamatan
Observasi adalah “suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta sistematis”
(Suharsini Arikunto, 1990:27). Metode ini peneliti gunakan
untuk mengetahui sejauhmana keaktifan siswa dalam
pembelajaran dengan diterapkannya strategi index card match.
b. Interview AVawancara
“Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat
memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang
perlu” (Rochiati wiriaatmadja, 2008:117). Metode ini peneliti
data yang diperlukan terutama berkaitan dengan kemampuan
siswa dalam menerjemahkan surat-surat pendek.
c. Dokumentasi
Adalah untuk mengumpulkan data dengan menggunakan
dokumen yang berupa catatan, transkrip nilai lager, dokumen
hasil kerja siswa, presensi siswa, dan dokumen lain yang
mendukung. Dokumentasi ini peneliti gunakan untuk
mengetahui dan menggali informasi tentang kemampuan siswa
yang implementasinya pada perolehan nilai sebagai dasar
belajar.
d. Tes Formatif
Tes formatif peneliti gunakan berupa tes tertulis berkaitan
dengan materi ajar. Tes ini diberikan pada akhir pembelajaran.
Teknik ini peneliti gunakan untuk mengukur ketuntasan belajar
siswa sekaligus mengetahui tingkat kemampuan siswa terhadap
materi pembelajaran, siswa dikatakan telah mencapai tingkat
penguasaan apabila telah memperoleh minimal 75% dari target
pembelajaran.
6. Analisis Data
Analisis data adalah proses penyusunan, pengaturan,
pengolahan data agar dapat digunakan untuk membenarkan atau
Sudjana, 1991:76). Semua data yang telah kita peroleh dan kita kumpulkan pada dasarnya untuk menguji atau membuktikan
kebenaran hipotesis. Benar tidaknya dugaan itu akan dibuktikan
melalui data yang kita peroleh dari lapangan, oleh sebab itu pada
tahap ini data sebagaimana adanya harus dianalisa, diolah dan
disusun sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk
membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan.
Adapun analisis yang peneliti gunakan untuk menganalisis
data pada penelitian ini adalah analisis diskriptif prosentase.
Sehingga dengan analisa tersebut peneliti dapat mengetahui
seberapa besar tingkat kemampuan siswa terhadap materi
menerjemahkan surat-surat pendek melalui strategi index card
match.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan PTK ini akan peneliti susun sebagai berikut:
1. Bagian muka, pada bagian ini memuat antara lain: judul, abstrak,
nota pembimbing, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata
2. Bagian isi, meliputi materi yang memuat 5 bab, yaitu :
Bab I Pendahuluan meliputi : Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Manfaat
Penelitian, Definisi Istilah, Metode Penelitian, dan Sistematika
Penulisan.
Bab II Kajian Pustaka meliputi:
A. Kemampuan Menerjemahkan Surat-Surat Pendek,
yaitu : Pengertian Kemampuan Menerjemahkan
Surat-Surat Pendek ; Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kemampuan Siswa dalam
Meneijemahkan Surat-Surat Pendek ; Upaya Guru
untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam
Meneijemahkan Surat-Surat Pendek
B. Metode Index Card Match, yaitu : Pengertian
Metode Pembelajaran ; Pengertian Metode Index
Card Match ; Langkah-langkah Metode Index Card
M atch; Kelebihan Metode Index Card Match.
Bab III Pelaksanaan Penelitian, meliputi Deskripsi
Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi Pelaksanaan Siklus II, Deskripsi
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi : Deskripsi persiklus dan Pembahasan
A. KEMAMPUAN MENERJEMAHKAN SURAT-SURAT PENDEK
1. Pengertian Kemampuan Menerjemahkan Surat-Surat Pendek
Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan (Hasan
Alwi, 2003:707). Kemampuan merupakan tenaga (daya kekuatan)
untuk melakukan suatu perbuatan, kesanggupan bawaan sejak lahir,
atau hasil latihan (http/:digilib.petra.ac.id)
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu
keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil
latihan atau praktek dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang
diwujudkan melalui tindakannya.
Kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu :
a. Kemampuan intelektual (intelektual ability)
Merupakan kemampuan melakukan aktifi tas secara mental.
b. Kemampuan fisik (physical ability)
Merupakan kemampuan melakukan aktifitas berdasarkan stamina
Dari penjelasan diatas, penulis dapat memaparkan beberapa
indikator kemampuan yang diamati selama proses penelitian, yaitu :
a. Kemampuan siswa dalam mencari pasangan
b. Kemampuan siswa dalam pembentukan kelompok
c. Keaktifan siswa dalam diskusi
d. Respon siswa dalam mengemukakan pertanyaan
e. Respon siswa dalam menjawab pertanyaan
Meneijemahkan didefinisikan sebagai pemindahalihan suatu
amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima atau sasaran
(Ahmad Lutfi, 2009:196)
Terjemah adalah usaha memindahkan pesan dari teks
berbahasa arab (teks sumber ) dengan padanannya ke dalam bahasa
Indonesia (bahasa sasaran) (Ibnu Burdah, 2004:9)
Tafsir bermakna suatu ilmu yang dapat mengantarkan
seseorang kepada pemahaman isi kitab Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad, dan mengeluarkan hukum, serta
hikmahnya (Aibdi Rahmat, 2007:2)
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
menerjemahkan adalah usaha memindahkan amanat atau pesan dari
bahasa sumber (bahasa arab) dengan padanannyake dalam bahasa
sasaran (bahasa Indonesia) untuk dapat memahami isinya serta
Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia masing-masing memiliki tipe dan aturan gramatika yang berbeda. Setiap bahasa mempunyai
adatnya sendiri-sendiri dan itulah salah satu hal yang menyebabkan
pekerjaan menerjemahkan tidak semudah yang diperkirakan orang
(http/:www.arief.arb.staff.ugm.ac.id.). Anggapan orang
menerjemahkan suatu bahasa ke bahasa lain seperti memadankan
kata asal dengan kata penerimanya. Padahal menerjemahkan tidak
harus sama dengan bahasa aslinya. Dalam menerjemahkan suatu
bahasa ke bahasa lainya haruslah diketahui teknik menerjemahkan
yang baik. Sebagaimana dikatakan Nida, “there is little agreement
on -what constitutes legimate translating and how the science o f
linguistics, or even the knowledge o f language structures, can and
should be applied (http/:www.arief.arb.staff.ugm.ac.id.)
Pada dasarnya proses menerjemahkan melalui tiga tahap,
yaitu:
a. Tahap pertama penerjemah berusaha memahami isi wacana
secara keseluruhan. Pada tahap ini diperlukan modal
kemampuan bahasa sumber yang memadai baik dari segi
gramatika maupun penguasaan kosakata.
b. Tahap kedua penerjemah mulai memusatkan sasaran
c. Tahap ketiga penerjemah harus mengetahui materi yang akan diterjemahkan.
Sarana yang dapat digunakan untuk memudahkan pekerjaan
menerjemahkan yaitu alat kebahasaan dan alat berfikir. Alat
kebahasaan meliputi kamus, takarir, dan istilah
(http/:www.arief.arb.staff.ugm.ac.id.). Sedangkan alat berfikir
adalah pengeluaran bahasa yang terlibat dalam proses terjemahan
tersebut.
Kendala yang sering dialami oleh penerjemah antara lain :
a. Tidak memahami hubungan unsur-unsur pembentuk teks
b. Penguasaan terhadap struktur dan ejaan bahasa Indonesia masih
kurang.
Surat-surat pendek yang menjadi kompetensi dasar dalam
pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah merupakan
bagian dari Al-Qur’an. Jadi dapat dikatakan bahwa menerjemahkan
surat-surat pendek sama artinya dengan menerjemahkan Al-Qur’an.
Penerjemahan Al-Qur’an adalah mengalihkan pesan Al-Qur’an ke
bahasa asing selain Arab, dan terjemahan tersebut dicetak dengan
tujuan agar dapat dikaji oleh mereka yang tidak menguasai Bahasa
Arab sehingga dapat mengerti maksud dari Firman Allah tersebut
Seorang peneijemah Al-Qur’an harus memenuhi syarat-syarat berikut:
a. Peneijemah haruslah orang muslim
b. Peneijemah haruslah seorang yang adil dan tsiqoh
c. Menguasai bahasa sasaran dengan teknik penyusunan kata
d. Berpegang teguh pada prinsip-prinsip penafsiran Al-Qur’an dan
memenuhi kriteria sebagai musafir.
Menurut Moch. Syarif Hidayatullah (2010), pada saat
melakukan kerja penerjemahan Al-Qur’an, seseorang harus
memenuhi syarat-syarat berikut:
a. Seorang peneijemah harus berpedoman pada syarat-syarat
penafsiran rasional
b. Peneijemah harus memperhatikan ketepatan teijemah dengan
melihat tingkat peneijemah.
c. Harus berkonsentrasi pada redaksi dan makna Al-Qur’ an.
d. Meneijemahkan makna Al-Qur’an dengan metode terjemah
yang benar.
e. Menjadikan tafsir sebagai rujukan dalam penerjemahan.
f. Harus memberikan keterangan pendahuluan bahwa teijemah
Qur’an tersebut bukanlah Qur’an, melainkan tafsir
Teknik umum yang harus diketahui seorang yang hendak
menerjemahkan Al-Qur’an, seperti berikut:
a. Penerjemahan ayat sebaiknya ditulis miring.
b. Penerjemahan informasi ayat ditulis dengan kelaziman yang
dipakai.
c. Penerjemahan ayat sebaiknya diapit oleh tanda petik ganda.
d. Penerjemahan harus mengacu pada penerjemahan lain yang
telah disepakati keakuratannya oleh banyak kalangan.
e. Menerjemahkan Al-Qur’an di dalam teks lain, biasanya
didahului dengan klausa “Allah SWT berfirman"
Dalam hal ini, kemampuan menerjemahkan surat-surat pendek
berarti kecakapan yang dimiliki siswa dalam memindahkan suatu
amanat atau pesan dari bahasa sumber (bahasa Arab) dengan
padanannya ke dalam bahasa sasaran (bahasa Indonesia) untuk
mengetahui isi dan hikmah yang terkandung di dalam surat-surat
pendek yang menjadi kompetensi dasar dalam pembelajaran Al-
Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Siswa Dalam Menerjemahkan Surat-Surat Pendek
Kemampuan siswa dalam menerima atau memahami setiap
lain. Hal itu disebabkan adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Secara garis besar faktor yang mempengaruhi tingkat
kemampuan siswa terhadap materi ajar ada dua, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal (Depag RI, 2001:64)
a. Faktor Internal yaitu faktor yang berasal dari dalam siswa itu
sendiri.
b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar atau faktor
lingkungan.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi kemampuan siswa dalam menerjemahkan surat-surat
pendek ada dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal, antara lain :
1) . Minat belajar
2) . Perhatian siswa dalam pembelajaran
3) . Kebiasaan dan ketekunan belajar siswa
4) . Kondisi fisik dan psikis siswa
5) . Kemampuan dasar siswa dalam berbahasa Arab
b. Faktor Eksternal, antara lain:
1). Perencanaan yang dilakukan guru dalam proses
2) . Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran 3) . Media yang digunakan guru dalam pembelajaran
3. Upaya Guru Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menerjemahkan Surat-Surat Pendek
Menurut E. Mulyasa (2007:21), guru yang efektif dan
kompeten secara profesional memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif
b. Kemampuan mengembangkan strategi dan menejemen
pembelajaran.
c. Kemampuan memberikan umpan balik dan penguatan.
d. Dan kemampuan untuk mengembangkan diri.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa upaya
yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam menerjemahkan surat-surat pendek adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan iklim belajar yang kondusif, antara lain :
1) . Melibatkan peserta didik dalam mengorganisasikan dan
merencanakan pembelajaran;
2) . Menunjukkan empati dan penghargaan kepada peserta didik;
3) . Menunjukkan minat dan antusias yang tinggi dalam
mengajar;
5) . Menerima dan memperhatikan peserta didik dengan tulus; 6) . Dan menghargai peserta didik ketika berbicara.
b. Mengembangkan strategi dan manajemen pembelajaran, antara
lain:
1) . Melakukan perencanaan sebelum proses belajar
berlangsung;
2) . Pemilihan metode yang tepat untuk materi menerjemahkan
surat-surat pendek;
3) . Penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan materi
menerjemahkan surat-surat pendek.
c. Memberikan umpan balik dan penguatan, antara lain:
1) . Memberikan umpan balik yang positif terhadap respon
peserta didik;
2) . Memberikan respon yang bersifat membantu terhadap
peserta didik yang lamban belajar;
3) . Memberikan tindak lanjut terhadap jawaban peserta didik
yang kurang memuaskan.
d. Kemampuan untuk mengembangkan diri, antara lain:
1) . Menambah pengetahuan dalam menerjemahkan surat-surat
pendek;
3). Menambah perbendaharaan kosakata dari surat-surat pendek.
B. METODE INDEX CARD MATCH 1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “methodos” yang
terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui atau
melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode
memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan (Ismail
SM, 2008:7). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi,
2003:740), metode adalah cara keija yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
yang ditentukan.
Pembelajaran merupakan perubahan istilah yang sebelumnya
dikenal dengan istilah proses belajar mengajar (PBM) atau
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) (Ismail SM, 2008:9). Proses
pembelajaran yakni hubungan guru dengan peserta didik disemua
tingkatan identik dengan watak bercerita (E. Mulyasa, 2007:76)
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang sistematis untuk
memudahkan suatu proses pembelajaran dalam mencapai tujuan
2. Pengertian Metode Index Card Match
Indeks adalah daftar kata atau istilah penting tersusun menurut abjad yang memberikan informasi mengenai halaman tempat kata
atau istilah tersebut (Hasan Alwi, 2003:429)
Card artinya kartu yaitu kertas berbentuk persegi panjang yang
digunakan untuk berbagai keperluan (Hasan Alwi, 2003:510)
Match artinya menjodohkan adalah menjadikan dua hal
sebagai pasangan (Hasan Alwi, 2003: 475)
Index card match adalah salah satu strategi yang dapat dipakai
dalam proses pembelajaran yaitu dengan mencari jodoh kartu yang
sesuai (Ismail SM, 2003:81)
Metode Index Card Match merupakan kegiatan kolaborasi
atau kerjasama yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep,
karakteristik, klasifikasi, fakta tentang objek atau mereview
informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam metode ini dapat
membantu mendinamiskan kelas yang jenuh dan bosan.
Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa yang mengalami hal
negatif yang disebut jenuh belajar atau dalam istilah psikolog
learning plateau. Kejenuhan dalam belajar merupakan rentang
waktu tertentu yang digunakan untuk belajar tetapi hasilnya tidak
merasa seakan-akan pengetahuan dan percakapan yang diperoleh
dari belajar tidak ada kemajuan.
Dari uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa metode
index card match adalah rencana yang cermat untuk mencapai
sasaran didalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan
mengutamakan gerakan fisik yang membuat para siswa tidak jenuh
dan bosan dalam proses KBM, sehingga pada kondisi tersebut
proses pembelajaran terasa lebih menyenangkan .
3. Langkah-langkah Dalam Metode Index Card Match
Adapun langkah-langkah metode index card match menurut
Ismail SM (2008:81) adalah sebagai berikut:
1. Buatlah potongan-potamgan kertas sejumlah peserta didik
dalam kertas tersebut dibagi menjadi dua kelompok.
2. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan
sebelumnya pada potongan kertas yang telah disiapkan. Setiap
kertas satu pertanyaan.
3. Pada potongan kertas yang lain, tulislah jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.
4. Kocoklah semua kertas tersebut sehingga akan tercampur antara
5. Bagikan setiap peserta satu kertas. Jelaskan bahwa ini aktifitas yang dilakukan berpasangan. Sebagian peserta akan mendapat
soal dan sebagian mendapat jawaban.
6. Mintalah peserta untuk mencari pasangannya. Jika sudah ada
yang menemukan pasangannya, mintalah mereka untuk saling
duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberikan
materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
7. Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk
berdekatan, mintalah setiap pasangan membacakan soal yang
diperoleh dengan suara yang keras kepada teman-teman yang
lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya.
8. Akhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak
lanjut.
Dalam penerapan pembelajaran dengan metode index card
match dapat dimodifikasi oleh guru itu sendiri sesuai dengan
kebutuhan. Dalam penelitian ini model dan langkah-langkah
pembelajaran yang digunakan oleh peneliti tentang menerjemahkan
surat-surat pendek dengan menggunakan metode index card match
adalah sebagai berikut:
1. Guru membuat potongan-potongan kertas sesuai jumlah siswa.
2. Tulis kosakata tentang surat pendek yang menjadi materi pada
3. Kocok semua kertas tersebut sehingga tercampur antara kosakata dan arti.
4. Bagikan kepada setiap siswa satu kertas. Sebagian mendapat
kosakata dan sebagian lagi mendapat arti. Jelaskan bahwa ini
aktifitas berpasangan.
5. Mintalah siswa untuk mencari pasangannya, kemudian mereka
duduk berdekatan.
6. Setelah semua siswa menemukan pasangannya, mintalah semua
pasangan untuk membacakan kosakata dan artinya secara
bergantian.
7. Setelah semua pasangan selesai membaca, semua siswa diminta
untuk melafalkan surat pendek yang menjadi materi mulai dari
ayat pertama sampai terakhir.
8. Pasangan kosakata dan arti yang sesuai dengan ayat pertama
berkumpul secara berurutan dan begitu seterusnya.
9. Setelah ayat pertama sampai terakhir berkumpul sesuai ayat
masing-masing, mintalah siswa untuk menuliskan arti atau
teijemahannya secara keseluruhan dari masing-masing ayat
tersebut.
10. Setelah selesai masing-masing kelompok mempresentasikan
11. Guru melakukan koreksi pada saat setiap kelompok melakukan presentasi.
12. Guru melakukan kesimpulan dan tindal lanjut.
4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Index Card Match
Tujuan penerapan metode index card match adalah untuk
melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat
pemahamannya terhadap suatu materi pokok (Ismail SM, 2008:82)
Berdasarkan tujuan penerapan metode index card match oleh
Ismail SM (2008:82) tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
metode index card match tersebut mempunyai kelebihan sebagai
berikut:
a. Melatih siswa agar cermat dan teliti dalam melakukan suatu
tindakan;
b. Siswa tidak merasa bosan karena proses pembelajaran terasa
menyenangkan;
c. Pemahaman siswa terhadap materi akan cepat tercapai;
d. Melatih siswa untuk bekeijasama;
e. Siswa lebih mudah terespon dan menerima pelajaran yang
Selain terdapat kelebihan, metode index card match juga mempunyai beberapa kelemahan atau kekurangan diantaranya :
a. Pembelajaran membutuhkan waktu yang lama;
b. Suasana kelas menjadi ramai, sehingga dapat mengganggu
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Siklus I pada penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 mei
2010, dengan tahapan-tahapan pelaksanaan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun pelaksanaanya adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Dalam tahapan perencanaan ini, peneliti akan melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung proses perbaikan
pembelajaran, yaitu:
a. Melaksanakan refleksi awal yang berupa perenungan terhadap
hasil belajar siswa;
b. Penentuan fokus permasalahan dan pengkajian teori untuk
memilih solusi terhadap permasalahan;
c. Mendiskusikan dengan teman sejawat untuk menentukan strategi index card match dalam pembelajaran;
d. Merancang rencana pembelajaran;
e. Merancanng lembar observasi;
f. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan sebagai media
g. Menyusun test formatif.
2. Pelaksanaan
Aktivitas yang dilakukan oleh peneliti pada tahap pelaksanaan
perbaikan pembelajaran pada siklus I meliputi kegiatan-kegiatan
yang disusun secara runtut sesuai dengan langkah kegiatan pada
rencana perbaikan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
a. Guru melakukan pre test;
b. Guru menjelaskan tentang pentingnya menerjemahkan surat-
surat pendek;
c. Guru menjelaskan aturan-aturan yang harus dilakukan siswa
dalam pembelajaran;
d. Guru memberikan contoh cara-cara menerjemahkan surat-surat
pendek dengan mencari pasangan antara kosakata dan artinya;
e. Guru membagikan potongan kartu pada masing-masing siswa
secara acak;
f. Siswa mencari pasangan antara kosakata dan artinya yang
sesuai;
g. Setiap pasangan membacakan kosakata dan artinya secara
bergantian;
i. Siswa membentuk kelompok sesuai dengan ayat pada surat
pendek tersebut;
j. Masing-masing kelompok menuliskan arti yang sesuai dengan
ayat yang mereka dapatkan;
k. Guru mengamati aktivitas siswa secara keseluruhan;
l. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya;
m. Guru melakukan evaluasi.
3. Pengamatan
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu difokuskan pada
kemampuan dalam menerjemahkan surat-surat pendek, maka dalam
observasi ini peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat untuk
mengamati aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran.
Adapun hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut:
a. Aktivitas guru, meliputi:
1) . Penyampaian appresepsi;
2) . Penyampaian materi ajar;
3) . Penggunaan metode;
4) . Pemberian evaluasi;
5) . Pendekatan terhadap siswa;
b. Aktivitas siswa, meliputi:
1) . Keaktifan dalam mencari pasangan kartu;
2) . Keaktifan dalam diskusi;
3) . Perhatian siswa terhadap penjelasan guru;
4) . Keaktifan dalam mengemukkan pertanyaan;
5) . Keaktifan dalam menjawab pertanyaan.
4. Refleksi
Setelah kegiatan pengamatan selesai, peneliti melaksanakan
refleksi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
Berdasarkan hasil pengamatan dari proses pembelajaran tersebut,
peneliti menemukan beberapa kelemahan sebagai berikut:
a. Siswa yang pemahamannya kurang cenderung pasif dan tidak
berani mengemukakan pertanyaan;
b. Siswa yang kurang aktif dalam diskusi kelompok cenderung
bermain sendiri;
c. Siswa kurang teliti dalam menyusun kosakata, sehingga hasil
belajarnya masih kurang.
Berdasarkan masalah tersebut, ada beberapa hal yang perlu
direfleksikan, yaitu;
a. Aktivitas guru dalam menyampaikan materi harus lebih
b. Mengaktifkan diskusi kelompok dengan cara mengangkat tutor sebaya;
c. Pemberian waktu yang lebih lama pada saat evaluasi.
Meskipun dalam pelaksanaan siklus I masih ditemukannya
kelemahan, namun pembelajaran ini telah menunjukkan adanya
peningkatan dalam h a l:
a. Rasa semangat belajar siswa masih besar;
b. Siswa termotivasi untuk bersaing dengan kelompok lain;
c. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Setelah melalui tahap refleksi dan menemukan adanya beberapa
kelemahan pada siklus I ini, maka peneliti merasa masih perlu
adanya perbaikan pembelajaran, sehingga diputuskan untuk
melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Siklus II dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 mei
2010. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap
perencanaan ini adalah sebagai berikut:
a. Merancang rencana perbaikan pembelajaran;
c. Memotivasi siswa agar lebih berani mengemukakan pertanyaan;
d. Membuat lembar observasi untuk mencatat hasil pengamatan;
e. Menyiapkan media pembalajam, yaitu berupa kartu dan lembar
keija;
f. Menyusun test formatif.
2. Pelaksanaan
Karena hasil yang diperoleh pada siklus I belum maksimal,
maka untuk pembelajaran pada siklus II ini peneliti menyiapkan
skenario pembelajaran yang lebih efesien. Namun tidak
meninggalkan prosedur yang ada pada pada pembelajaran siklus I,
yaitu:
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran;
b. Guru melakukan pre test;
c. Guru menjelaskan tentang pentingnya meneijemahkan surat-
surat pendek;
d. Guru membagikan kartu kepada setiap siswa;
e. Siswa mencari pasangan masing-masing;
f. Setiap pasangan membacakan kosakata dan artinya;
h. Siswa membentuk kelompok sesuai dengan ayat masing- masing;
i. Masing-masing kelompok berdiskusi dan menuliskan hasil
diskusinya pada lembar kerja;
j. Guru mengamati aktifitas siswa secara keseluruhan;
k. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya;
l. Siswa mengerjakan tugas secara mandiri.
3. Pengamatan
Pada saat guru dan siswa melakukan aktifitas pembelajaran,
observator melakukan pengamatan. Adapun hal-hal yang diamati
selama pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut:
a. Aktivitas guru, meliputi:
1) . Penyampaian appresepsi;
2) . Penyampaian materi ajar;
3) . Penggunaan metode index card match;
4) . Pemberian evaluasi;
5) . Pendekatan terhadap siswa;
6) . Interaksi guru dengan siswa.
b. Aktivitas siswa, meliputi:
1) . Keaktifan dalam mencari pasangan;
3) . Keaktifan dalam mengemukakan pertanyaan; 4) . Perhatian siswa terhadap penjelasan guru;
5) . Keaktifan dalam menjawab pertanyaan.
4. Refleksi
Setelah melaksanakan pembelajaran siklus II, peneliti
melakukan refleksi dan menemukan adanya beberapa kelemahan
yang teijadi pada siklus II ini, yaitu terdapat empat orang siswa
yang hasil belajarnya menurun dibanding dengan pembelajaran
siklus I. setelah peneliti mencari sumber penyebab masalah tersebut,
dapat diketahui bahwa masalah tersebut disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut:
a. Adanya masalah keluarga sebelum anak berangkat sekolah;
b. Kondisi kesehatan anak yang kurang baik;
c. Kesiapan anak dalam mengikuti pembelajaran kurang
maksimal;
Namun meskipun demikian, secara keseluruhan hasil belajar
pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan. Akan tetapi
peneliti merasa bahwa hasil belajar pada siklus II belum optimal,
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
Siklus III dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26
mei 2010. Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini
adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan materi pembelajaran;
b. Merancang pelaksanaan pembelajaran;
c. Menyiapkan lembar observasi;
d. Menyiapkan media pembelajaran, berupa kartu dan lembar
keija siswa;
e. Menyusun test formatif.
2. Pelaksanaan
Kemampuan siswa terhadap materi yang dibuktikan dengan
hasil belajar pada siklus II belum begitu maksimal, untuk itu peneliti
menyusun rencana pembelajaran pada siklus III, yaitu sebagai
berikut:
a. Menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran;
b. Melakukan pre test;
c. Menjelaskan aturan-aturan yang harus dilalaikan siswa dalam
d. Membagikan kartu kepada setiap siswa secara acak; e. Siswa mencari pasangannya masing-masing;
f. Setiap pasangan membacakan kosakata dan artinya secara
bergantian;
g. Siswa melafalkan surat pendek yang menjadi materi
pembelajaran;
h. Siswa membentuk kelompok sesuai dengan ayat-ayat masing-
masing;
i. Masing-masing kelompok berdiskusi dan menulis hasil
diskusinya pada lembar kerja;
j. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya;
k. Guru mengamati kegiatan presentasi tiap kelompok;
l. Membuat kesimpulan.
3. Pengamatan
Pada siklus III ini, meliputi menfokuskan observasi pada
tingkat kemampuan siswa, yang ditandai dengan meningkatnya
hasil belajar. Akan tetapi pembelajaran pada siklus III ini tidak
meninggalkan aspek-aspek yang diamati pada menerjemahkan
surat-surat pendek ini, dilakukan dengan cara mengadakan test
4. Refleksi
Pada tahap refleksi siklus III ini, peneliti dapat menilai tingkat
keberhasilan dari segi proses dan hasil. Dari segi proses yaitu
meningkatnya keaktifan siswa dalam mencari pasangan,
pembentukan kelompok, berdiskusi dan mempresentasikan hasil
keija. Sedangkan dari segi hasil, ditandai dengan meningkatnya
kemampuan siswa dalam menerjemahkan surat-surat pendek,
sehingga hasil yang diperoleh siswa mengalami peningkatan.
Meskipun materi menerjemahkan surat-surat pendek pada mata
pelajaran Al-Qur’an Hadits ini dianggap sulit, karena menuntut
kemampuan siswa dalam menghafal, tetapi pada pembelajaran
tersebut siswa merasa senang dan bersemangat untuk belajar.
Berikut adalah tabel indikator kemampuan yang diamati oleh
peniliti selama proses pembelajaran:
Tabel 3.1 Tabel Indikator Kemampuan
No Aspek yang diamati Siklus I (%)
Siklus II (%)
Siklus III
(%)
1. Mencari pasangan 100 100 100
2. Pembentukan kelompok 100 100 100
3. Keaktifan berdiskusi 61 83 91
4. Respon mengemukakan pertanyaan 43 65 74
A. Deskripsi Per Siklus
Setelah melaksanakan penelitian perbaikan pembelajaran
melalui tiga siklus perbaikan, berikut adalah data yang peneliti peroleh
sebagai hasil penelitian, yaitu:
1. Keaktifan Siswa Selama Penelitian Tindakan
Diantara salah satu tujuan dalam penelitian ini adalah
meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an
Hadits dengan materi menerjemahkan surat-surat pendek. Adapun
metode pembelajaran yang dipakai oleh peneliti untuk
meningkatkan keaktifan siswa yaitu dengan menggunakan metode
index card match (mencari jodoh kartu). Untuk mengumpulkan
data mengenai keaktifan siswa, peneliti menggunakan lembar
observasi. Adapun hasil pengamatan pada tiap-tiap siklus disajikan
Dari tabel tersebut, apabila dinyatakan dalam bentuk prosentase
maka keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung
menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I sampai siklus III.
Hal ini disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.2 Presentase keaktifan siswa selama proses penelitian
No
Siklus
Kemunculan Keaktifan siswa
Frekuensi Persentase (%)
1. Pertama 85 79,91
2. Kedua 98 85,22
3. Ketiga 106 92,17
Berdasarkan tebel diatas, maka hipotesis yang peneliti
ajukan adalah “ Pembelajaran dengan metode index card match
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam menerjemahkan surat-
surat pendek “ dapat diterima kebenarannya.
Adanya peningkatan terhadap keaktifan siswa selama
pembelajaran dari siklus I sampai siklus III, tidak terlepas dari
upaya guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan metode secara tepat. Sebagaimana dikemukakan
oleh Ismail SM, “metode pembelajaran merupakan suatu cara /
suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang
efektif dan efesien sesuai yang diharapkan” (Ismail SM, 2008:8)
2. Penerapan Metode Index Card Match Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa
Dalam penelitian ini tujuan kedua yang ingin dicapai oleh
peneliti adalah untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan
siswa dalam meneijemahkan surat-surat pendek dengan
diterapkannya metode index card match. Adapun untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa terhadap materi tersebut
peneliti mengadakan evaluasi berupa test tertulis yang
dilaksanakan pada akhir proses pembelajaran. Berikut adalah tabel
hasil test formatif pada proses perbaikan pembelajaran dari siklus I
sampai siklus III.
Tabel 4.3 Kemampuan siswa dalam menerjemahkan surat-surat
pendek setelah diterapkan metode index card match
No Nama
NILAI POST TEST
SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III
1. M. Hafid Alwi 40 60 70
2. A. Fatakul Anwar 50 70 70
4. Khoiml Umam 50 60 80
5. Tri Setya K 30 50 60
6. Mela Oktiviana 60 50 70
7. Tri Maelani Kh 40 60 60
8. Atiqotuz Zulfa 70 80 90
9. Affifudin 50 50 60
10. Syahrul Ma’arif 70 80 90
11. Fajar ferdiawan 70 60 80
12. Nur Afia Nuzulia 60 60 60
13. Lia Mar’atus S 30 50 70
14. Dwi Jian S. 80 70 90
15. Candra Prayogo 60 70 80
16. Raka Priambudi 60 70 80
17. Cindy Widya P. 70 80 90
18. Alvin Khoirunisa 80 70 80
19. Ayu Kumia R 60 70 70
20. Nova Sara Sinta 40 50 60
21. Wardianingsih 60 60 80
22. Teguh Santoso 50 60 80
23. Tafiika Nuril I. 80 80 90
JUMLAH NILAI 1.320 1.480 1.730
Dari tabel diatas, apabila dinyatakan dalam bentuk
presentase maka kemampuan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung yang ditunjukkan dengan hasil post test menunjukkan
adanya peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Hal ini
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.4 Presentase kemampuan siswa dalam menerjemahkan
surat-surat pendek
No Rentang Nilai
Siklus I Siklus II Siklus III
F Tuntas Belum F Tuntas Belum F Tuntas Belum
1. 90-100 - - - 5 5
-2. 7 0 -8 0 7 7 - 11 11 - 13 13
-3. 5 0 -6 0 11 - 11 12 - 12 5 - 5
4. 3 0 -4 0 5 - 5 - - -
-5. 1 0 -2 0 - - -
-Jumlah 23 7 16 23 11 12 23 18 5
Presentase 30.34% 47,83% 78,26 %
Berdasarkan tabel diatas, maka hipotesis yang diajukan
peneliti adalah “Pembelajaran dengan metode index card match
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menerjemahkan
kemampuan siswa terhadap materi ditandai dengan perolehan nilai
sebagai hasil belajar.
B. Pembahasan per Siklus 1. Pembahasan Siklus I
Berdasarkan tabel 4.1 tentang keaktifan siswa, maka dapat
peneliti simpulkan bahwa keaktifan siswa pada siklus I ini belum
begitu menonjol. Kebanyakan mereka hanya aktif dalam mencari
pasangan dan pembentukan kelompok, sedangkan keaktifan diskusi,
mengemukakan pertanyaan dan menjawab pertanyaan masih
rendah. Sesuai dengan tabel 3.1 bahwa sifat aktif dalam mencari
pasangan dan pembentukan kelompok sebesar 100 % sedangkan
keaktifan berdiskusi sebesar 61 %, mengemukakan pertanyaan 43 %
dan menjawab pertanyaan sebesar 65 %.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan observer, bagi siswa
yang sudah paham terhadap materi pembelajaran mereka akan lebih
cepat menemukan pasangannya dan pembentukan kelompok.
Sedangkan bagi siswa yang belum begitu paham dengan materi
pembelajaran, mereka sedikit bingung dan membutuhkan waktu
yang lama dalam mencari kelompoknya.
Dengan kondisi yang demikian maka memungkinkan
kelompok yang sudah selesai terlebih dahulu, sehingga hal ini akan mengganggu konsentrasi kelompok lain. Tetapi dari segi positifnya
adalah bahwa masing-masing kelompok akan bersaing dengan
kelompok lain untuk lebih cepat menerjemahkan masing-masing
ayatnya. Oleh karena itu, siswa akan belajar dengan penuh
semangat.
Berkaitan dengan keaktifan siswa pada siklus I ini bila
dinyatakan dengan bentuk persentase yaitu sebesar 73,91 %
menunjukkan bahwa adanya peningkatan keaktifan siswa dalam
PBM dibandingkan dengan sebelum diterapkan metode index card
match. Sedangkan dari segi kemampuan dapat dikatakan masih
rendah. Pada siklus I ini hanya terdapat 7 siswa yang nilainya
berada diatas batas tuntas, atau bila dinyatakan dengan persentase
hanya sebesar 30,43 %. Tetapi hasil tersebut ternyata masih baik
bila dibandingkan sebelum perbaikan.
2. Pembahasan Siklus II
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer,
keaktifan siswa yang tampak menonjol pada aspek mencari
pasangan, pembentukan kelompok, dan keaktifan berdiskusi,
sedangkan aspek mengemukakan pertanyaan dan menjawab
Dalam mencari pasangan sebesar 100 %, pembentukan
kelompok 100 %, aktif berdiskusi 83 %, mengemukakan pertanyaan
65 % dan menjawab pertanyaan 78 %. Tetapi secara keseluruhan
terdapat adanya peningkatan keaktifan dibandingkan dengan siklus
sebelumnya, yaitu 73,91 % pada siklus I menjadi 85,22 % pada
siklus II.
Dari segi kemampuan juga terdapat adanya peningkatan dari
siklus sebelumnya, yaitu pada siklus I hanya terdapat 7 siswa yang
tuntas sedang pada siklus II terdapat 11 siswa yang telah tuntas.
Atau bila dinyatakan dalam persentase dari 30,43 % menjadi
47,83%.
3. Pembahasan Siklus III
Sesuai dengan tabel pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti dan dibantu oleh teman sejawat selaku observer, maka pada
siklus III ini dapat disimpulkan bahwa teijadi sebuah peningkatan
yang signifikan terhadap proses pembelajaran baik dari segi
keaktifan maupun kemampuan siswa. Dimana pada siklus III ini
terdapat 92,17 % tingkat keaktifan siswa.
Dilihat dari segi kemampuan juga mengalami peningkatan
bila dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Pada siklus II terdapat
yang tuntas. Bila dinyatakan dalam persentase mengalami
peningkatan dari 47,83 % menjadi 78,26 % siswa yang tuntas dalam
A. Kesimpulan
Setelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V MI Nuril Huda Losari Tahun Pelajaran 2009/2010, yang dilakukan
dengan tiga tahapan siklus yaitu siklus I, siklus II, siklus III, maka dapat
peneliti sajikan kesimpulannya.
Kesimpulan ini merupakan gambaran singkat mengenai
“Peningkatan kemampuan dalam menerjemahkan surat-surat pendek
dengan metode index card match pada siswa kelas V MI Nuril Huda
Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2009/2010.”
Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian,
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Penerapan metode index card match dapat meningkatkan keaktifan
siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan materi
menerjemahkan surat-surat pendek. Hal ini dapat dibuktikan dengan
semakin meningkatnya kaktifan siswa dari tiap siklusnya. Pada
siklus I persentase keaktifan siswa sebesar 73,91 %, siklus II
sebesar 85,22 % sedang pada siklus III terjadi peningkatan hingga