• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENERJEMAHKAN SURAT-SURAT PENDEK DENGAN METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V MI NURIL HUDA LOSARI KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENERJEMAHKAN SURAT-SURAT PENDEK DENGAN METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V MI NURIL HUDA LOSARI KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PADA SISWA KELAS V MI NURIL HUDA LOSARI

KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

DW I SE TIA N IN G SIH

NIM: 11408212

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

Website: www.stainsalatiga.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi saudari DWI SETIANINGSIH dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408212 yang berjudul “PENINGKATAN KEMAMPUAN MENERJEMAHKAN SURAT-SURAT PENDEK DENGAN METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V MI NURIL HUDA LOSARI KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010”, telah dimunaqosahkan dalam sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Salatiga, Pada hari Sabtu tanggal 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

28 Agustus 2010 Salatiga, _______________

18 Ramadhan 1431

Panitia U jian:

Prof. Dr. II. M. Zuhri, M.A H. Agus Waluyo, M.Ag NIP. 19530326 197803 1 001 NIP. 19750211 200003 1 001

Pembimbing

Siti Rukhayfrti, M.Ag NIP. 1977040 200312 2 003

(3)

Website: vvww.stainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@stainsalatiga.ac.id

Nomor : Sti.24/K-1 /PP.00.9/1-1.1.107/2010 17 Mei 2010 Lamp. : Proposal Skripsi

Hal : Nota Pembimbing

Yth. Siti Rukhayati, M. Ag Di - Tempat

Assalamualaikum wr.wb.

Dalam rangka penulisan Skripsi Mahasiswa Program Satjana (S.l). Saudara ditunjuk sebagai Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa:

Nama : Dwi Setianingsih

NIM : 11408212

Jurusan : TARBIYAH Judul Skripsi :

Peningkatan Kemampuan Menerjemahkan Surat-surat Pendek dengan Metode Index Card Match pada Siswa Kelas V M I Nuril Huda Losari Kec. Sumowono Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010

Apabila dipandang Saudara diminta mengoreksi tema Skripsi di atas.

Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan Wassalamualaikum wr.wb.

a.n. Ketua,

Tembusan : Yth. Ketua STAIN Salatiga (sebagai laporan)

(4)

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari:

Nama : Dwi Setianingsih

NIM : 11408212

Jurusan / Progdi : S 1 Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : “ Peningkatan Kemampuan Menerjemahkan

Surat-surat Pendek dengan Metode Index Card Match

Pada Siswa Kelas V MI Nuril Huda Losari

Kecamatan Sumowono Kabupaten Semaran Tahun

Pelajaran 2009/2010”

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 3o Juli 2010

Pembimbing,

SITIRUKHAYATI. M.Ag NIP. 19770403 200312 2003

(5)

lixijlf j^5slip

^

^ 4

-=

i

3 LxUjI US'

o

jUUj i

U

j

5

o

’J 1«

jv

SUJ

ju

J

t_US\j

I j*J=S=lUxjJ

“ Sebagimana (kami telah menyempurnakan ni’mat kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rosul diantara kamu yang membacakan ayat- ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Al-Hikmah (As-Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”

(QS. Al-Baqarah: 151)

AlaJ)

Uu^jb 4 j Ul)

I

a

IC'

(jdiuuL iL jjia dllui

q a

“Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan bagi orang itu jalan menuju ke surga “ (H.R. Muslim)

(6)

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibu sebagai baktiku yang mendalam;

2. Suamiku tercinta, yang telah memberi semangat dan motivasi

hingga terselesaikannya skripsi ini;

3. Anakku tersayang;

4. Rekan-rekanku, yang telah memberikan dukungan

(7)

Bismillaahirrahmaanirrohiim

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan

bahwa Skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis / diterbitkan oleh

orang lain kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan

bahan rujukan.

Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pemikiran

yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan

keaslian skripsi ini dihadapan siding munaqasah.

Demikian pernyataan ini dibuat oleh peneliti untuk dapat

dimaklumi.

Salatiga, 20 Juli 2010

Penulis,

Dwi Setianingsih

(8)

Dwi Setianingsih,2010 : Peningkatan Kemampuan Menerjemahkan Surat-

surat Pendek dengan Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas V MI

Nuril Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2009/2010.

Kata K unci: Peningkatan Kemampuan Menerjemahkan Surat-Surat Pendek

dengan Metode Index Card Match.

Pendidikan Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah merupakan

landasan integral dari Pendidikan Agama. Pelajaran Al-Qur’an Hadits

memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik

untuk mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan

akhlakul Karimah dalam kehidupan sehari-hari. Mata Pelajaran Al-Qur’an

Hadits adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada

Madrasah Ibtidaiyah yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi,

bimbingan, kemampuan, dan penghayatan terhadap isi yang terkandung

dalam Al-Qur’an dan Hadits sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku

sehari-hari sebagai perwujudan iman dan takwa kepada Allah SWT.

Pemilihan strategi yang tepat dalam pembelajaran merupakan hal yang

harus dipertimbangkan oleh guru agar tujuan pembelajaran dapat mencapai

sasaran. Berdasarkan kenyataan yang dihadapi penulis, bahwa tingkat

kemampuan siswa terhadap materi menerjemahkan surat-surat pendek

siswa kelas V MI Nuril Huda Losari masih dibawah kriteria ketuntasan

minimal (KKM). Salah satu yang menyebabkannya adalah strategi yang

(9)

lain bagaimana penerapan metode index card match dapat meningkatkan

kemampuan aktifitas pembelajaran Al-Qur’an Hadits.

Untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap materi tersebut

peneliti melaksanakan PTK (Action Research), yang dilakukan dengan 3

siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi. Pengambilan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi, dan

test formatif. Alat pengambilan data bempa test dan non test. Test alatnya

berupa lembar soal, non test alatnya bempa lembar observasi, dan presensi

siswa. Sedangkan analisa data menggunakan analisa diskriptif presentase.

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada pra siklus kemampuan

siswa sebesar 21,74 %, pada siklus I sebesar 30,43%, siklus II sebesar

47,83%, dan siklus III sebesar 78,26%. Sedangkan dari segi aktifitas pada

siklus I mencapai 73,91%, siklus II 85,22%, dan siklus III 92,17%. Dari

hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa setelah diterapkannya metode

index card match pada siswa kelas V MI Nuril Huda Losari, maka aktifitas

dan kemampuan siswa menjadi meningkat. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa penerapan metode index card match dalam

pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa.

(10)

hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa setelah diterapkannya metode

index card match pada siswa kelas V MI Nuril Huda Losari, maka aktifitas

dan kemampuan siswa menjadi meningkat. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa penerapan metode index card match dalam

pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa.

(11)

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kekuatan, kesempatan, dan kasih sayang yang telah

dicurahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

mengambil judul :”Peningkatan Kemampuan Meneijemahkan Surat-surat

Pendek dengan Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas V MI Nuril

Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2009/2010”.

Skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan, partisipasi, serta

bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan

terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga,

2. Bapak Drs. Djoko Sutopo, Selaku Ketua Program Ekstensi STAIN

Salatiga;

3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag, selaku dosen pembimbing;

4. Bapak Syamsul Muhajir, S.Ag, selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah

Nuril Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang, yang

telah memberikan ijin dan membantu penulis dalam melakukan

penelitian;

5. Siswa kelas V MI Nuril Huda Losari Sumowono, selaku objek dalam

penelitian;

6. Teman sejawat selaku pengamat dalam penelitian;

(12)

Penulis menyadari sepenuhnya, skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu segala kritik dan saran yang membangun sangan

penulis harapkan.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Salatiga, 20 Juli 2010

Penulis

(13)

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING iii

HALAMAN MOTTO iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

HALAMAN PERNYATAAN vi

HALAMAN ABSTRAK vii

KATA PENGANTAR x

DAFTAR ISI xii

DAFTAR TABEL xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian 5

D. Hipotesis Tindakan 6

E. Manfaat Penelitian 6

F. Definisi Istilah 7

(14)

BAB II KAJIAN PUSTAKA 18

A. Kemampuan Menerjemahkan Surat-surat Pendek 18

1. PengertianKemampuan Menerjemahkan

Surat-surat Pendek 18

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan

Siswa dalam Menerjemahkan Surat-surat Pendek 23

3. Upaya Guru untuk Meningkatkan Kemampuan

Siswa dalam Menerjemahkan Surat-surat Pendek 25

B. Metode Index Card Match 27

1. Pengertian Metode Pembelajaran 27

2. Pengertian Metode Index Card Match 28

3. Langkah-langkah Dalam Metode Index Card

Match 29

4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Index Card

Match 32

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 34

A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 34

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 38

(15)

A. Desknpsi Per Siklus 45

1. Keaktifan Siswa Selama Penelitian Tindakan 45

2. Penerapan Metode Index Card Match Untuk

Meningkatkan Kemampuan Siswa 48

B. Pembahasan Per Siklus 51

1. Pembahasan Siklus I 51

2. Pembahasan Siklus II 52

3. Pembahasan Siklus III 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 55

A. Kesimpulan 55

B. Saran 56

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(16)

Tabel 1 Tabel Indikator Kemampuan

Tabel 2 Keaktifan Siswa Selama Proses Penelitian

Tabel 3 Persentase Keaktifan Siswa Selama Proses Penelitian

Tabel 4 Kemampuan Siswa Dalam Menerjemahkan Surat-surat Pendek

Setelah Diterapkan Metode Index Card Match

Tabel 5 Persentase Kemampuan Siswa Dalam Menerjemahkan Surat-

Surat Pendek

(17)

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan Al-Qur’an -Hadits di Madrasah Ibtidaiyah sebagai landasan integral dari pendidikan Agama, memang bukan

merupakan satu-satunya faktor yang menentukan dalam

pembentukan watak dan kepribadian peserta didik / Tetapi secara

subtansial mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits memiliki kontribusi

dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk

mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan

ahlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari.

Mata pelajaran Al-qur’an-hadits adalah bagian dari mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yang

dimaksudkan untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman,

kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam

Al-Qur’an dan Hadits sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku

sehari-hari sebagai perwujudan iman dan takwa kepada Allah SWT.

Menurut Ahmad Lutfi ( 2009:3), kurikulum Al-Qur’an dan

Hadits Madrasah Ibtidaiyah (MI) dikembangkan dengan pendekatan

(18)

1. Lebih menitik beratkan target kompetensi dari penguasaan materi.

2. Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber

daya pendidikan yang tersedia.

3. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana

pendidikan di lapangan untuk mengembangkan dan

melaksanakan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.

Mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits di Madrasah Ibtidaiyah

menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an

dan Hadits dengan benar, menghafal surat-surat pendek dalam Al-

Qur’an dan hadits-hadits pilihan, pengenalan arti atau makna secara

sederhana tentang surat-surat pendek tersebut dan hadits-hadits

pilihan.

Dalam hal ini peneliti akan mengangkat materi

menerjemahkan surat-surat pendek. Hal ini disebabkan karena

begitu rendahnya kemampuan siswa dalam menerjemahkan surat-

surat pendek. Padahal menerjemahkan surat-surat pendek tersebut

sangat penting dalam membantu siswa memahami isi yang

terkandung dalam surat-surat pendek tersebut. Tanpa mengetahui

arti atau terjemahannya siswa akan kesulitan untuk memahami isi

(19)

Akan tetapi pembelajaran Al-Qur’an-Hadits oleh madrasah

sejauh ini masih didominasi oleh pembelajaran konvensional

dengan paradigma mengajarnya. Siswa diposisikan sebagai objek,

siswa dianggap tidak tahu dan belum tahu apa-apa, sementara guru

memposisikan diri sebagai pihak yang paling tahu dan bisa sendiri.

Maka sudah saatnya paradigma guru mengajar diganti dengan

paradigma belajar. Dalam paradigma belajar siswa diposisikan

sebagai subjek. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, tetapi

suatu proses yang harus dipraktekkan, dipikirkan, dan

dikonstruksikan siswa, tidak bisa ditransfer kepada siswa yang

hanya menerima dengan pasif.

Salah satu metode pembelajaran yang sesuai dengan

paradigma belajar dimana peserta didik memiliki potensi untuk

belajar dan berkembang sehingga peserta didik dapat berperan aktif

dalam proses pembelajaran adalah dengan diterapkannya strategi

index card match. Dengan demikian, setelah diterapkannya strategi

index card match dalam pembelajaran, maka pemahaman siswa

terhadap materi pembelajaran akan lebih meningkat.

Adapun keberhasilan dalam suatu pembelajaran dapat

ditentukan oleh ketuntasan siswa dalam pembelajaran, sehingga

tercapai apa yang menjadi tujuan pembelajaran. Oleh karena itu,

(20)

pembelajaran memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan yang ditetapkan secara optimal. Disamping itu, pembelajaran yang efektif

juga dipengaruhi oleh lingkungan belajar, hubungan sosial

emosional antar siswa dan siswa dengan guru.

Tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran

biasanya ditandai dengan perolehan nilai pada setiap akhir

pembelajaran dengan memperhatikan standar nilai yang telah

ditentukan oleh guru.

Dari hasil pengamatan tentang pembelajaran menerjemahkan

surat-surat pendek pada kelas V semester I tahun pelajaran

2009/2010 MI Nuril Huda Losari Kecamatan Sumowono

Kabupaten Semarang, dari 23 siswa hanya terdapat 5 siswa yang

mencapai tingkat pemahaman materi, atau sebesar 21,74% saja. Hal

ini menunjukkan masih rendahnya tingkat pemahaman siswa

terhadap materi tersebut. Untuk itu penulis sebagai pelaku langsung

yang bertiadapan dengan peserta didik mencoba menerapkan

strategi index card match dalam pembelajaran Al-Qur’an-Hadits

khususnya materi menerjemahkan surat-surat pendek guna

meningkatkan kemampuan peserta didik.

Untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap materi

pembelajaran tersebut peneliti melaksanakan pembelajaran melalui

(21)

mengangkat judul : “PENINGKATAN KEMAMPUAN DALAM MENERJEMAHKAN SURAT-SURAT PENDEK DENGAN

METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V MI

NURIL HUDA LOSARI KECAMATAN SUMOWONO

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010”

B. RUMUSAN MASALAH

Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah penggunaan metode index card match dapat meningkatkan

aktifitas pembelajaran Al-Qur’an Hadits dalam meneijemahkan

surat-surat pendek pada siswa kelas V MI Nuril Huda Losari

Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2009/2010?

2. Apakah penggunaan metode index card match dapat meningkatkan

kemampuan dalam meneij emahkan surat-surat pendek pada siswa

kelas V MI Nuril Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah metode index card match dapat

meningkatkan aktifitas pembelajaran Al-Qur’an Hadits dalam

(22)

Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010;

2. Untuk mengetahui apakah metode index card match dapat

meningkatkan kemampuan menerjemahkan surat-surat pendek pada

siswa kelas V MI Nuril Huda Losari Kecamatan Sumowono

Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2009 /2010..

D. HIPOTESIS TINDAKAN

Hipotesa tidak lain adalah jawaban sementara terhadap masalah

penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris ( Moh. Nazir,

1993:182).

Adapun hipotesis yang diajukan peneliti yaitu : “ Pembelajaran

dengan strategi index card match dapat meningkatkan kemampuan dan

keaktifan siswa dalam menerjemahkan surat-surat pendek”.

E. MANFAAT PENELITIAN

Setelah melaksanakan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi siswa, guru, dan sekolah.

1. Manfaat bagi siswa, yaitu:

a. Mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik,

(23)

c. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menerjemahkan surat- surat pendek.

2. Manfaat bagi guru, yaitu :

a. Korektif, yaitu memperbaiki cara mengajar khususnya dalam

pembelajaran Al-Qur’an-Hadits,

b. Memahami kekurangan dan kelemahan guru,

c. Menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa,

d. Menggunakan strategi pembelajaran yang tepat,

e. Memperoleh umpan balik untuk kemajuan guru.

3. Manfaat bagi sekolah, yaitu :

a. Mempunyai guru yang professional dan siswa yang aktif dan

kreatif dalam pembelajaran,

b. Memberikan sumbangan yang positif untuk perkembangan

terhadap kemajuan pendidikan disekolah.

F. DEFINISI ISTILAH

Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian, maka peneliti akan

menjelaskan beberapa istilah yang terkandung dalam judul, yaitu :

1. Peningkatan Kemampuan

Peningkatan adalah usaha menaikkan atau mempertinggi

(24)

Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan (Hasan

Alwi, 2003:707)

2. Menerjemahkan Surat-Surat Pendek

Merupakan salah satu kompetensi dasar dalam pembelajaran

Al-Qur’an-Hadits di madarasah ibtidaiyah, dimana menerjemahkan

surat-surat pendek sangat diperlukan agar dapat memahami isi

kandungan pada surat-surat tersebut. Sedangkan Al-Qur’an-Hadits

merupakan pedoman hidup bagi orang islam.

3. Strategi Index Card Match

Strategi atau yang sering disebut dengan metode adalah suatu

cara yang sistematis untuk mencapai tujuan tertentu (Ismail SM,

2008:8)

Index card match adalah adalah salah satu strategi yang dapat

dipakai dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara mencari jodoh

kartu yang sesuai (Ismail SM, 2003:81)

Dari beberapa pengertian diatas, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa upaya meningkatkan kemampuan dalam

menerjemahkan surat-surat pendek melalui strategi index card

match adalah suatu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan

(25)

surat-surat pendek dengan menggunakan cara mencari jodoh kartu

tentang kosakata dari surat-surat pendek tersebut.

G. METODE PENELITIAN

1. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini, rancangan penelitian yang ditetapkan

oleh peniliti adalah penelitian tindakan kelas, hal itu didasarkan

karena masalah-masalah yang diamati muncul dari dalam kelas dan

perlu adanya perbaikan secepat mungkin.

Penelitian tindakan kelas lebih dikenal dengan istilah

Classroom Action Research (CAR). Menurut Zainal Aqib (2006:12),

PTK terbentuk dari tiga kata, yaitu :

a. Penelitian

Yaitu kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang

bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan

Yaitu suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan

tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian

(26)

c. Kelas

Yaitu sekolompok siswa yang dalam waktu yang sama

menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

Berikut dipilihnya PTK sebagai bentuk penelitian, yaitu :

a. Agar guru dapat memperbaiki proses pembelajaran melalui

suatu kajian terhadap apa yang terjadi didalam kelas dan

tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada

masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelas.

b. Karena PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang integrasi

dengan PBM, maka pelaksanaannya PTK tidak mengganggu

tugas pokok seorang guru.

c. Dengan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk

melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan

adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar

yang dipakainya.

2. Subjek Penelitian

Yang dijadikan subyek penelitian adalah kelas V MI Nuril

Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun

pelajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 23 yang terdiri atas 10

(27)

3. Langkah-langkah Penelitian

Tahapan-tahapan dalam melaksanakan PTK adalah

Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyiapkan beberapa hal yang dapat

mendukung proses perbaikan pembelajaran, diantaranya, yaitu :

1) . Menetapkan materi sesuai dengan kurikulum yang dijadikan

bahan penelitian.

2) . Mengidentifikasi masalah yang ada dalam materi.

3) . Membuat perangkat pembelajaran.

4) . Membuat lembar observasi.

5) . Membuat alat evaluasi

b. Pelaksanaan

Tahap ini, peneliti membuat rencana pembelajaran sesuai

dengan skenario pembelajaran.

c. Pengamatan

Dalam tahap ini peneliti melakukan tindakan untuk mengamati

proses belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi.

Demi untuk menjaga keabsahan data yang akan diperoleh.

Dalam melakukan pengamatan peneliti dibantu oleh teman

(28)

d. Refleksi

Pada tahap ini data yang diperoleh melalui observasi

dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan prosentase. Dari

observasi tersebut, guru melakukan refleksi diri tentang kegiatan

yang telah dilakukan. Untuk selanjutnya, dari hasil refleksi itu

peneliti akan mengetahui adanya keberhasilan atau kegagalan

dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat

digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya.

Untuk lebih detailnya mengenai tahapan pelaksanaan

penelitian, dapat digambarkan sebagai berikut:

(29)

4. Instrumen Penelitian

“Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data “

(Nana Sudjana, 1988:58). Dalam hal ini instrumen yang dipakai

oleh peneliti untuk memperoleh data adalah lembar soal-soal test,

lembar observasi, lembar wawancara, dan presensi siswa.

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah “prosedur yang sistematik dan

standar untuk memperoleh data yang diperlukan ” (Moh. Nazir,

1983: 211). Dalam penelitian ini cara peneliti mengumpulkan data

yaitu menggunakan metode sebagai berikut:

a. Observasi/Pengamatan

Observasi adalah “suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti serta sistematis”

(Suharsini Arikunto, 1990:27). Metode ini peneliti gunakan

untuk mengetahui sejauhmana keaktifan siswa dalam

pembelajaran dengan diterapkannya strategi index card match.

b. Interview AVawancara

“Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat

memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang

perlu” (Rochiati wiriaatmadja, 2008:117). Metode ini peneliti

(30)

data yang diperlukan terutama berkaitan dengan kemampuan

siswa dalam menerjemahkan surat-surat pendek.

c. Dokumentasi

Adalah untuk mengumpulkan data dengan menggunakan

dokumen yang berupa catatan, transkrip nilai lager, dokumen

hasil kerja siswa, presensi siswa, dan dokumen lain yang

mendukung. Dokumentasi ini peneliti gunakan untuk

mengetahui dan menggali informasi tentang kemampuan siswa

yang implementasinya pada perolehan nilai sebagai dasar

belajar.

d. Tes Formatif

Tes formatif peneliti gunakan berupa tes tertulis berkaitan

dengan materi ajar. Tes ini diberikan pada akhir pembelajaran.

Teknik ini peneliti gunakan untuk mengukur ketuntasan belajar

siswa sekaligus mengetahui tingkat kemampuan siswa terhadap

materi pembelajaran, siswa dikatakan telah mencapai tingkat

penguasaan apabila telah memperoleh minimal 75% dari target

pembelajaran.

6. Analisis Data

Analisis data adalah proses penyusunan, pengaturan,

pengolahan data agar dapat digunakan untuk membenarkan atau

(31)

Sudjana, 1991:76). Semua data yang telah kita peroleh dan kita kumpulkan pada dasarnya untuk menguji atau membuktikan

kebenaran hipotesis. Benar tidaknya dugaan itu akan dibuktikan

melalui data yang kita peroleh dari lapangan, oleh sebab itu pada

tahap ini data sebagaimana adanya harus dianalisa, diolah dan

disusun sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk

membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan.

Adapun analisis yang peneliti gunakan untuk menganalisis

data pada penelitian ini adalah analisis diskriptif prosentase.

Sehingga dengan analisa tersebut peneliti dapat mengetahui

seberapa besar tingkat kemampuan siswa terhadap materi

menerjemahkan surat-surat pendek melalui strategi index card

match.

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan PTK ini akan peneliti susun sebagai berikut:

1. Bagian muka, pada bagian ini memuat antara lain: judul, abstrak,

nota pembimbing, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata

(32)

2. Bagian isi, meliputi materi yang memuat 5 bab, yaitu :

Bab I Pendahuluan meliputi : Latar Belakang, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Manfaat

Penelitian, Definisi Istilah, Metode Penelitian, dan Sistematika

Penulisan.

Bab II Kajian Pustaka meliputi:

A. Kemampuan Menerjemahkan Surat-Surat Pendek,

yaitu : Pengertian Kemampuan Menerjemahkan

Surat-Surat Pendek ; Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Kemampuan Siswa dalam

Meneijemahkan Surat-Surat Pendek ; Upaya Guru

untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam

Meneijemahkan Surat-Surat Pendek

B. Metode Index Card Match, yaitu : Pengertian

Metode Pembelajaran ; Pengertian Metode Index

Card Match ; Langkah-langkah Metode Index Card

M atch; Kelebihan Metode Index Card Match.

Bab III Pelaksanaan Penelitian, meliputi Deskripsi

Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi Pelaksanaan Siklus II, Deskripsi

(33)

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi : Deskripsi persiklus dan Pembahasan

(34)

A. KEMAMPUAN MENERJEMAHKAN SURAT-SURAT PENDEK

1. Pengertian Kemampuan Menerjemahkan Surat-Surat Pendek

Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan (Hasan

Alwi, 2003:707). Kemampuan merupakan tenaga (daya kekuatan)

untuk melakukan suatu perbuatan, kesanggupan bawaan sejak lahir,

atau hasil latihan (http/:digilib.petra.ac.id)

Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kemampuan adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu

keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil

latihan atau praktek dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang

diwujudkan melalui tindakannya.

Kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu :

a. Kemampuan intelektual (intelektual ability)

Merupakan kemampuan melakukan aktifi tas secara mental.

b. Kemampuan fisik (physical ability)

Merupakan kemampuan melakukan aktifitas berdasarkan stamina

(35)

Dari penjelasan diatas, penulis dapat memaparkan beberapa

indikator kemampuan yang diamati selama proses penelitian, yaitu :

a. Kemampuan siswa dalam mencari pasangan

b. Kemampuan siswa dalam pembentukan kelompok

c. Keaktifan siswa dalam diskusi

d. Respon siswa dalam mengemukakan pertanyaan

e. Respon siswa dalam menjawab pertanyaan

Meneijemahkan didefinisikan sebagai pemindahalihan suatu

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima atau sasaran

(Ahmad Lutfi, 2009:196)

Terjemah adalah usaha memindahkan pesan dari teks

berbahasa arab (teks sumber ) dengan padanannya ke dalam bahasa

Indonesia (bahasa sasaran) (Ibnu Burdah, 2004:9)

Tafsir bermakna suatu ilmu yang dapat mengantarkan

seseorang kepada pemahaman isi kitab Allah yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad, dan mengeluarkan hukum, serta

hikmahnya (Aibdi Rahmat, 2007:2)

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

menerjemahkan adalah usaha memindahkan amanat atau pesan dari

bahasa sumber (bahasa arab) dengan padanannyake dalam bahasa

sasaran (bahasa Indonesia) untuk dapat memahami isinya serta

(36)

Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia masing-masing memiliki tipe dan aturan gramatika yang berbeda. Setiap bahasa mempunyai

adatnya sendiri-sendiri dan itulah salah satu hal yang menyebabkan

pekerjaan menerjemahkan tidak semudah yang diperkirakan orang

(http/:www.arief.arb.staff.ugm.ac.id.). Anggapan orang

menerjemahkan suatu bahasa ke bahasa lain seperti memadankan

kata asal dengan kata penerimanya. Padahal menerjemahkan tidak

harus sama dengan bahasa aslinya. Dalam menerjemahkan suatu

bahasa ke bahasa lainya haruslah diketahui teknik menerjemahkan

yang baik. Sebagaimana dikatakan Nida, “there is little agreement

on -what constitutes legimate translating and how the science o f

linguistics, or even the knowledge o f language structures, can and

should be applied (http/:www.arief.arb.staff.ugm.ac.id.)

Pada dasarnya proses menerjemahkan melalui tiga tahap,

yaitu:

a. Tahap pertama penerjemah berusaha memahami isi wacana

secara keseluruhan. Pada tahap ini diperlukan modal

kemampuan bahasa sumber yang memadai baik dari segi

gramatika maupun penguasaan kosakata.

b. Tahap kedua penerjemah mulai memusatkan sasaran

(37)

c. Tahap ketiga penerjemah harus mengetahui materi yang akan diterjemahkan.

Sarana yang dapat digunakan untuk memudahkan pekerjaan

menerjemahkan yaitu alat kebahasaan dan alat berfikir. Alat

kebahasaan meliputi kamus, takarir, dan istilah

(http/:www.arief.arb.staff.ugm.ac.id.). Sedangkan alat berfikir

adalah pengeluaran bahasa yang terlibat dalam proses terjemahan

tersebut.

Kendala yang sering dialami oleh penerjemah antara lain :

a. Tidak memahami hubungan unsur-unsur pembentuk teks

b. Penguasaan terhadap struktur dan ejaan bahasa Indonesia masih

kurang.

Surat-surat pendek yang menjadi kompetensi dasar dalam

pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah merupakan

bagian dari Al-Qur’an. Jadi dapat dikatakan bahwa menerjemahkan

surat-surat pendek sama artinya dengan menerjemahkan Al-Qur’an.

Penerjemahan Al-Qur’an adalah mengalihkan pesan Al-Qur’an ke

bahasa asing selain Arab, dan terjemahan tersebut dicetak dengan

tujuan agar dapat dikaji oleh mereka yang tidak menguasai Bahasa

Arab sehingga dapat mengerti maksud dari Firman Allah tersebut

(38)

Seorang peneijemah Al-Qur’an harus memenuhi syarat-syarat berikut:

a. Peneijemah haruslah orang muslim

b. Peneijemah haruslah seorang yang adil dan tsiqoh

c. Menguasai bahasa sasaran dengan teknik penyusunan kata

d. Berpegang teguh pada prinsip-prinsip penafsiran Al-Qur’an dan

memenuhi kriteria sebagai musafir.

Menurut Moch. Syarif Hidayatullah (2010), pada saat

melakukan kerja penerjemahan Al-Qur’an, seseorang harus

memenuhi syarat-syarat berikut:

a. Seorang peneijemah harus berpedoman pada syarat-syarat

penafsiran rasional

b. Peneijemah harus memperhatikan ketepatan teijemah dengan

melihat tingkat peneijemah.

c. Harus berkonsentrasi pada redaksi dan makna Al-Qur’ an.

d. Meneijemahkan makna Al-Qur’an dengan metode terjemah

yang benar.

e. Menjadikan tafsir sebagai rujukan dalam penerjemahan.

f. Harus memberikan keterangan pendahuluan bahwa teijemah

Qur’an tersebut bukanlah Qur’an, melainkan tafsir

(39)

Teknik umum yang harus diketahui seorang yang hendak

menerjemahkan Al-Qur’an, seperti berikut:

a. Penerjemahan ayat sebaiknya ditulis miring.

b. Penerjemahan informasi ayat ditulis dengan kelaziman yang

dipakai.

c. Penerjemahan ayat sebaiknya diapit oleh tanda petik ganda.

d. Penerjemahan harus mengacu pada penerjemahan lain yang

telah disepakati keakuratannya oleh banyak kalangan.

e. Menerjemahkan Al-Qur’an di dalam teks lain, biasanya

didahului dengan klausa “Allah SWT berfirman"

Dalam hal ini, kemampuan menerjemahkan surat-surat pendek

berarti kecakapan yang dimiliki siswa dalam memindahkan suatu

amanat atau pesan dari bahasa sumber (bahasa Arab) dengan

padanannya ke dalam bahasa sasaran (bahasa Indonesia) untuk

mengetahui isi dan hikmah yang terkandung di dalam surat-surat

pendek yang menjadi kompetensi dasar dalam pembelajaran Al-

Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Siswa Dalam Menerjemahkan Surat-Surat Pendek

Kemampuan siswa dalam menerima atau memahami setiap

(40)

lain. Hal itu disebabkan adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya.

Secara garis besar faktor yang mempengaruhi tingkat

kemampuan siswa terhadap materi ajar ada dua, yaitu faktor internal

dan faktor eksternal (Depag RI, 2001:64)

a. Faktor Internal yaitu faktor yang berasal dari dalam siswa itu

sendiri.

b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar atau faktor

lingkungan.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi kemampuan siswa dalam menerjemahkan surat-surat

pendek ada dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal, antara lain :

1) . Minat belajar

2) . Perhatian siswa dalam pembelajaran

3) . Kebiasaan dan ketekunan belajar siswa

4) . Kondisi fisik dan psikis siswa

5) . Kemampuan dasar siswa dalam berbahasa Arab

b. Faktor Eksternal, antara lain:

1). Perencanaan yang dilakukan guru dalam proses

(41)

2) . Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran 3) . Media yang digunakan guru dalam pembelajaran

3. Upaya Guru Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menerjemahkan Surat-Surat Pendek

Menurut E. Mulyasa (2007:21), guru yang efektif dan

kompeten secara profesional memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif

b. Kemampuan mengembangkan strategi dan menejemen

pembelajaran.

c. Kemampuan memberikan umpan balik dan penguatan.

d. Dan kemampuan untuk mengembangkan diri.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa upaya

yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam menerjemahkan surat-surat pendek adalah sebagai berikut:

a. Menciptakan iklim belajar yang kondusif, antara lain :

1) . Melibatkan peserta didik dalam mengorganisasikan dan

merencanakan pembelajaran;

2) . Menunjukkan empati dan penghargaan kepada peserta didik;

3) . Menunjukkan minat dan antusias yang tinggi dalam

mengajar;

(42)

5) . Menerima dan memperhatikan peserta didik dengan tulus; 6) . Dan menghargai peserta didik ketika berbicara.

b. Mengembangkan strategi dan manajemen pembelajaran, antara

lain:

1) . Melakukan perencanaan sebelum proses belajar

berlangsung;

2) . Pemilihan metode yang tepat untuk materi menerjemahkan

surat-surat pendek;

3) . Penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan materi

menerjemahkan surat-surat pendek.

c. Memberikan umpan balik dan penguatan, antara lain:

1) . Memberikan umpan balik yang positif terhadap respon

peserta didik;

2) . Memberikan respon yang bersifat membantu terhadap

peserta didik yang lamban belajar;

3) . Memberikan tindak lanjut terhadap jawaban peserta didik

yang kurang memuaskan.

d. Kemampuan untuk mengembangkan diri, antara lain:

1) . Menambah pengetahuan dalam menerjemahkan surat-surat

pendek;

(43)

3). Menambah perbendaharaan kosakata dari surat-surat pendek.

B. METODE INDEX CARD MATCH 1. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “methodos” yang

terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui atau

melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode

memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan (Ismail

SM, 2008:7). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi,

2003:740), metode adalah cara keija yang bersistem untuk

memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan

yang ditentukan.

Pembelajaran merupakan perubahan istilah yang sebelumnya

dikenal dengan istilah proses belajar mengajar (PBM) atau

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) (Ismail SM, 2008:9). Proses

pembelajaran yakni hubungan guru dengan peserta didik disemua

tingkatan identik dengan watak bercerita (E. Mulyasa, 2007:76)

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang sistematis untuk

memudahkan suatu proses pembelajaran dalam mencapai tujuan

(44)

2. Pengertian Metode Index Card Match

Indeks adalah daftar kata atau istilah penting tersusun menurut abjad yang memberikan informasi mengenai halaman tempat kata

atau istilah tersebut (Hasan Alwi, 2003:429)

Card artinya kartu yaitu kertas berbentuk persegi panjang yang

digunakan untuk berbagai keperluan (Hasan Alwi, 2003:510)

Match artinya menjodohkan adalah menjadikan dua hal

sebagai pasangan (Hasan Alwi, 2003: 475)

Index card match adalah salah satu strategi yang dapat dipakai

dalam proses pembelajaran yaitu dengan mencari jodoh kartu yang

sesuai (Ismail SM, 2003:81)

Metode Index Card Match merupakan kegiatan kolaborasi

atau kerjasama yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep,

karakteristik, klasifikasi, fakta tentang objek atau mereview

informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam metode ini dapat

membantu mendinamiskan kelas yang jenuh dan bosan.

Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa yang mengalami hal

negatif yang disebut jenuh belajar atau dalam istilah psikolog

learning plateau. Kejenuhan dalam belajar merupakan rentang

waktu tertentu yang digunakan untuk belajar tetapi hasilnya tidak

(45)

merasa seakan-akan pengetahuan dan percakapan yang diperoleh

dari belajar tidak ada kemajuan.

Dari uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa metode

index card match adalah rencana yang cermat untuk mencapai

sasaran didalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan

mengutamakan gerakan fisik yang membuat para siswa tidak jenuh

dan bosan dalam proses KBM, sehingga pada kondisi tersebut

proses pembelajaran terasa lebih menyenangkan .

3. Langkah-langkah Dalam Metode Index Card Match

Adapun langkah-langkah metode index card match menurut

Ismail SM (2008:81) adalah sebagai berikut:

1. Buatlah potongan-potamgan kertas sejumlah peserta didik

dalam kertas tersebut dibagi menjadi dua kelompok.

2. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan

sebelumnya pada potongan kertas yang telah disiapkan. Setiap

kertas satu pertanyaan.

3. Pada potongan kertas yang lain, tulislah jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.

4. Kocoklah semua kertas tersebut sehingga akan tercampur antara

(46)

5. Bagikan setiap peserta satu kertas. Jelaskan bahwa ini aktifitas yang dilakukan berpasangan. Sebagian peserta akan mendapat

soal dan sebagian mendapat jawaban.

6. Mintalah peserta untuk mencari pasangannya. Jika sudah ada

yang menemukan pasangannya, mintalah mereka untuk saling

duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberikan

materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.

7. Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk

berdekatan, mintalah setiap pasangan membacakan soal yang

diperoleh dengan suara yang keras kepada teman-teman yang

lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya.

8. Akhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak

lanjut.

Dalam penerapan pembelajaran dengan metode index card

match dapat dimodifikasi oleh guru itu sendiri sesuai dengan

kebutuhan. Dalam penelitian ini model dan langkah-langkah

pembelajaran yang digunakan oleh peneliti tentang menerjemahkan

surat-surat pendek dengan menggunakan metode index card match

adalah sebagai berikut:

1. Guru membuat potongan-potongan kertas sesuai jumlah siswa.

2. Tulis kosakata tentang surat pendek yang menjadi materi pada

(47)

3. Kocok semua kertas tersebut sehingga tercampur antara kosakata dan arti.

4. Bagikan kepada setiap siswa satu kertas. Sebagian mendapat

kosakata dan sebagian lagi mendapat arti. Jelaskan bahwa ini

aktifitas berpasangan.

5. Mintalah siswa untuk mencari pasangannya, kemudian mereka

duduk berdekatan.

6. Setelah semua siswa menemukan pasangannya, mintalah semua

pasangan untuk membacakan kosakata dan artinya secara

bergantian.

7. Setelah semua pasangan selesai membaca, semua siswa diminta

untuk melafalkan surat pendek yang menjadi materi mulai dari

ayat pertama sampai terakhir.

8. Pasangan kosakata dan arti yang sesuai dengan ayat pertama

berkumpul secara berurutan dan begitu seterusnya.

9. Setelah ayat pertama sampai terakhir berkumpul sesuai ayat

masing-masing, mintalah siswa untuk menuliskan arti atau

teijemahannya secara keseluruhan dari masing-masing ayat

tersebut.

10. Setelah selesai masing-masing kelompok mempresentasikan

(48)

11. Guru melakukan koreksi pada saat setiap kelompok melakukan presentasi.

12. Guru melakukan kesimpulan dan tindal lanjut.

4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Index Card Match

Tujuan penerapan metode index card match adalah untuk

melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat

pemahamannya terhadap suatu materi pokok (Ismail SM, 2008:82)

Berdasarkan tujuan penerapan metode index card match oleh

Ismail SM (2008:82) tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

metode index card match tersebut mempunyai kelebihan sebagai

berikut:

a. Melatih siswa agar cermat dan teliti dalam melakukan suatu

tindakan;

b. Siswa tidak merasa bosan karena proses pembelajaran terasa

menyenangkan;

c. Pemahaman siswa terhadap materi akan cepat tercapai;

d. Melatih siswa untuk bekeijasama;

e. Siswa lebih mudah terespon dan menerima pelajaran yang

(49)

Selain terdapat kelebihan, metode index card match juga mempunyai beberapa kelemahan atau kekurangan diantaranya :

a. Pembelajaran membutuhkan waktu yang lama;

b. Suasana kelas menjadi ramai, sehingga dapat mengganggu

(50)

A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Siklus I pada penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 mei

2010, dengan tahapan-tahapan pelaksanaan, yaitu perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun pelaksanaanya adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Dalam tahapan perencanaan ini, peneliti akan melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung proses perbaikan

pembelajaran, yaitu:

a. Melaksanakan refleksi awal yang berupa perenungan terhadap

hasil belajar siswa;

b. Penentuan fokus permasalahan dan pengkajian teori untuk

memilih solusi terhadap permasalahan;

c. Mendiskusikan dengan teman sejawat untuk menentukan strategi index card match dalam pembelajaran;

d. Merancang rencana pembelajaran;

e. Merancanng lembar observasi;

f. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan sebagai media

(51)

g. Menyusun test formatif.

2. Pelaksanaan

Aktivitas yang dilakukan oleh peneliti pada tahap pelaksanaan

perbaikan pembelajaran pada siklus I meliputi kegiatan-kegiatan

yang disusun secara runtut sesuai dengan langkah kegiatan pada

rencana perbaikan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

a. Guru melakukan pre test;

b. Guru menjelaskan tentang pentingnya menerjemahkan surat-

surat pendek;

c. Guru menjelaskan aturan-aturan yang harus dilakukan siswa

dalam pembelajaran;

d. Guru memberikan contoh cara-cara menerjemahkan surat-surat

pendek dengan mencari pasangan antara kosakata dan artinya;

e. Guru membagikan potongan kartu pada masing-masing siswa

secara acak;

f. Siswa mencari pasangan antara kosakata dan artinya yang

sesuai;

g. Setiap pasangan membacakan kosakata dan artinya secara

bergantian;

(52)

i. Siswa membentuk kelompok sesuai dengan ayat pada surat

pendek tersebut;

j. Masing-masing kelompok menuliskan arti yang sesuai dengan

ayat yang mereka dapatkan;

k. Guru mengamati aktivitas siswa secara keseluruhan;

l. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya;

m. Guru melakukan evaluasi.

3. Pengamatan

Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu difokuskan pada

kemampuan dalam menerjemahkan surat-surat pendek, maka dalam

observasi ini peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat untuk

mengamati aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran.

Adapun hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut:

a. Aktivitas guru, meliputi:

1) . Penyampaian appresepsi;

2) . Penyampaian materi ajar;

3) . Penggunaan metode;

4) . Pemberian evaluasi;

5) . Pendekatan terhadap siswa;

(53)

b. Aktivitas siswa, meliputi:

1) . Keaktifan dalam mencari pasangan kartu;

2) . Keaktifan dalam diskusi;

3) . Perhatian siswa terhadap penjelasan guru;

4) . Keaktifan dalam mengemukkan pertanyaan;

5) . Keaktifan dalam menjawab pertanyaan.

4. Refleksi

Setelah kegiatan pengamatan selesai, peneliti melaksanakan

refleksi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

Berdasarkan hasil pengamatan dari proses pembelajaran tersebut,

peneliti menemukan beberapa kelemahan sebagai berikut:

a. Siswa yang pemahamannya kurang cenderung pasif dan tidak

berani mengemukakan pertanyaan;

b. Siswa yang kurang aktif dalam diskusi kelompok cenderung

bermain sendiri;

c. Siswa kurang teliti dalam menyusun kosakata, sehingga hasil

belajarnya masih kurang.

Berdasarkan masalah tersebut, ada beberapa hal yang perlu

direfleksikan, yaitu;

a. Aktivitas guru dalam menyampaikan materi harus lebih

(54)

b. Mengaktifkan diskusi kelompok dengan cara mengangkat tutor sebaya;

c. Pemberian waktu yang lebih lama pada saat evaluasi.

Meskipun dalam pelaksanaan siklus I masih ditemukannya

kelemahan, namun pembelajaran ini telah menunjukkan adanya

peningkatan dalam h a l:

a. Rasa semangat belajar siswa masih besar;

b. Siswa termotivasi untuk bersaing dengan kelompok lain;

c. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Setelah melalui tahap refleksi dan menemukan adanya beberapa

kelemahan pada siklus I ini, maka peneliti merasa masih perlu

adanya perbaikan pembelajaran, sehingga diputuskan untuk

melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II.

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Siklus II dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 mei

2010. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap

perencanaan ini adalah sebagai berikut:

a. Merancang rencana perbaikan pembelajaran;

(55)

c. Memotivasi siswa agar lebih berani mengemukakan pertanyaan;

d. Membuat lembar observasi untuk mencatat hasil pengamatan;

e. Menyiapkan media pembalajam, yaitu berupa kartu dan lembar

keija;

f. Menyusun test formatif.

2. Pelaksanaan

Karena hasil yang diperoleh pada siklus I belum maksimal,

maka untuk pembelajaran pada siklus II ini peneliti menyiapkan

skenario pembelajaran yang lebih efesien. Namun tidak

meninggalkan prosedur yang ada pada pada pembelajaran siklus I,

yaitu:

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran;

b. Guru melakukan pre test;

c. Guru menjelaskan tentang pentingnya meneijemahkan surat-

surat pendek;

d. Guru membagikan kartu kepada setiap siswa;

e. Siswa mencari pasangan masing-masing;

f. Setiap pasangan membacakan kosakata dan artinya;

(56)

h. Siswa membentuk kelompok sesuai dengan ayat masing- masing;

i. Masing-masing kelompok berdiskusi dan menuliskan hasil

diskusinya pada lembar kerja;

j. Guru mengamati aktifitas siswa secara keseluruhan;

k. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya;

l. Siswa mengerjakan tugas secara mandiri.

3. Pengamatan

Pada saat guru dan siswa melakukan aktifitas pembelajaran,

observator melakukan pengamatan. Adapun hal-hal yang diamati

selama pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut:

a. Aktivitas guru, meliputi:

1) . Penyampaian appresepsi;

2) . Penyampaian materi ajar;

3) . Penggunaan metode index card match;

4) . Pemberian evaluasi;

5) . Pendekatan terhadap siswa;

6) . Interaksi guru dengan siswa.

b. Aktivitas siswa, meliputi:

1) . Keaktifan dalam mencari pasangan;

(57)

3) . Keaktifan dalam mengemukakan pertanyaan; 4) . Perhatian siswa terhadap penjelasan guru;

5) . Keaktifan dalam menjawab pertanyaan.

4. Refleksi

Setelah melaksanakan pembelajaran siklus II, peneliti

melakukan refleksi dan menemukan adanya beberapa kelemahan

yang teijadi pada siklus II ini, yaitu terdapat empat orang siswa

yang hasil belajarnya menurun dibanding dengan pembelajaran

siklus I. setelah peneliti mencari sumber penyebab masalah tersebut,

dapat diketahui bahwa masalah tersebut disebabkan oleh hal-hal

sebagai berikut:

a. Adanya masalah keluarga sebelum anak berangkat sekolah;

b. Kondisi kesehatan anak yang kurang baik;

c. Kesiapan anak dalam mengikuti pembelajaran kurang

maksimal;

Namun meskipun demikian, secara keseluruhan hasil belajar

pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan. Akan tetapi

peneliti merasa bahwa hasil belajar pada siklus II belum optimal,

(58)

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

Siklus III dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26

mei 2010. Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini

adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan materi pembelajaran;

b. Merancang pelaksanaan pembelajaran;

c. Menyiapkan lembar observasi;

d. Menyiapkan media pembelajaran, berupa kartu dan lembar

keija siswa;

e. Menyusun test formatif.

2. Pelaksanaan

Kemampuan siswa terhadap materi yang dibuktikan dengan

hasil belajar pada siklus II belum begitu maksimal, untuk itu peneliti

menyusun rencana pembelajaran pada siklus III, yaitu sebagai

berikut:

a. Menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran;

b. Melakukan pre test;

c. Menjelaskan aturan-aturan yang harus dilalaikan siswa dalam

(59)

d. Membagikan kartu kepada setiap siswa secara acak; e. Siswa mencari pasangannya masing-masing;

f. Setiap pasangan membacakan kosakata dan artinya secara

bergantian;

g. Siswa melafalkan surat pendek yang menjadi materi

pembelajaran;

h. Siswa membentuk kelompok sesuai dengan ayat-ayat masing-

masing;

i. Masing-masing kelompok berdiskusi dan menulis hasil

diskusinya pada lembar kerja;

j. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya;

k. Guru mengamati kegiatan presentasi tiap kelompok;

l. Membuat kesimpulan.

3. Pengamatan

Pada siklus III ini, meliputi menfokuskan observasi pada

tingkat kemampuan siswa, yang ditandai dengan meningkatnya

hasil belajar. Akan tetapi pembelajaran pada siklus III ini tidak

meninggalkan aspek-aspek yang diamati pada menerjemahkan

surat-surat pendek ini, dilakukan dengan cara mengadakan test

(60)

4. Refleksi

Pada tahap refleksi siklus III ini, peneliti dapat menilai tingkat

keberhasilan dari segi proses dan hasil. Dari segi proses yaitu

meningkatnya keaktifan siswa dalam mencari pasangan,

pembentukan kelompok, berdiskusi dan mempresentasikan hasil

keija. Sedangkan dari segi hasil, ditandai dengan meningkatnya

kemampuan siswa dalam menerjemahkan surat-surat pendek,

sehingga hasil yang diperoleh siswa mengalami peningkatan.

Meskipun materi menerjemahkan surat-surat pendek pada mata

pelajaran Al-Qur’an Hadits ini dianggap sulit, karena menuntut

kemampuan siswa dalam menghafal, tetapi pada pembelajaran

tersebut siswa merasa senang dan bersemangat untuk belajar.

Berikut adalah tabel indikator kemampuan yang diamati oleh

peniliti selama proses pembelajaran:

Tabel 3.1 Tabel Indikator Kemampuan

No Aspek yang diamati Siklus I (%)

Siklus II (%)

Siklus III

(%)

1. Mencari pasangan 100 100 100

2. Pembentukan kelompok 100 100 100

3. Keaktifan berdiskusi 61 83 91

4. Respon mengemukakan pertanyaan 43 65 74

(61)

A. Deskripsi Per Siklus

Setelah melaksanakan penelitian perbaikan pembelajaran

melalui tiga siklus perbaikan, berikut adalah data yang peneliti peroleh

sebagai hasil penelitian, yaitu:

1. Keaktifan Siswa Selama Penelitian Tindakan

Diantara salah satu tujuan dalam penelitian ini adalah

meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an

Hadits dengan materi menerjemahkan surat-surat pendek. Adapun

metode pembelajaran yang dipakai oleh peneliti untuk

meningkatkan keaktifan siswa yaitu dengan menggunakan metode

index card match (mencari jodoh kartu). Untuk mengumpulkan

data mengenai keaktifan siswa, peneliti menggunakan lembar

observasi. Adapun hasil pengamatan pada tiap-tiap siklus disajikan

(62)
(63)

Dari tabel tersebut, apabila dinyatakan dalam bentuk prosentase

maka keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung

menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I sampai siklus III.

Hal ini disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.2 Presentase keaktifan siswa selama proses penelitian

No

Siklus

Kemunculan Keaktifan siswa

Frekuensi Persentase (%)

1. Pertama 85 79,91

2. Kedua 98 85,22

3. Ketiga 106 92,17

Berdasarkan tebel diatas, maka hipotesis yang peneliti

ajukan adalah “ Pembelajaran dengan metode index card match

dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam menerjemahkan surat-

surat pendek “ dapat diterima kebenarannya.

Adanya peningkatan terhadap keaktifan siswa selama

pembelajaran dari siklus I sampai siklus III, tidak terlepas dari

upaya guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan metode secara tepat. Sebagaimana dikemukakan

oleh Ismail SM, “metode pembelajaran merupakan suatu cara /

(64)

suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang

efektif dan efesien sesuai yang diharapkan” (Ismail SM, 2008:8)

2. Penerapan Metode Index Card Match Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa

Dalam penelitian ini tujuan kedua yang ingin dicapai oleh

peneliti adalah untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan

siswa dalam meneijemahkan surat-surat pendek dengan

diterapkannya metode index card match. Adapun untuk

mengetahui tingkat kemampuan siswa terhadap materi tersebut

peneliti mengadakan evaluasi berupa test tertulis yang

dilaksanakan pada akhir proses pembelajaran. Berikut adalah tabel

hasil test formatif pada proses perbaikan pembelajaran dari siklus I

sampai siklus III.

Tabel 4.3 Kemampuan siswa dalam menerjemahkan surat-surat

pendek setelah diterapkan metode index card match

No Nama

NILAI POST TEST

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

1. M. Hafid Alwi 40 60 70

2. A. Fatakul Anwar 50 70 70

(65)

4. Khoiml Umam 50 60 80

5. Tri Setya K 30 50 60

6. Mela Oktiviana 60 50 70

7. Tri Maelani Kh 40 60 60

8. Atiqotuz Zulfa 70 80 90

9. Affifudin 50 50 60

10. Syahrul Ma’arif 70 80 90

11. Fajar ferdiawan 70 60 80

12. Nur Afia Nuzulia 60 60 60

13. Lia Mar’atus S 30 50 70

14. Dwi Jian S. 80 70 90

15. Candra Prayogo 60 70 80

16. Raka Priambudi 60 70 80

17. Cindy Widya P. 70 80 90

18. Alvin Khoirunisa 80 70 80

19. Ayu Kumia R 60 70 70

20. Nova Sara Sinta 40 50 60

21. Wardianingsih 60 60 80

22. Teguh Santoso 50 60 80

23. Tafiika Nuril I. 80 80 90

JUMLAH NILAI 1.320 1.480 1.730

(66)

Dari tabel diatas, apabila dinyatakan dalam bentuk

presentase maka kemampuan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung yang ditunjukkan dengan hasil post test menunjukkan

adanya peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Hal ini

disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.4 Presentase kemampuan siswa dalam menerjemahkan

surat-surat pendek

No Rentang Nilai

Siklus I Siklus II Siklus III

F Tuntas Belum F Tuntas Belum F Tuntas Belum

1. 90-100 - - - 5 5

-2. 7 0 -8 0 7 7 - 11 11 - 13 13

-3. 5 0 -6 0 11 - 11 12 - 12 5 - 5

4. 3 0 -4 0 5 - 5 - - -

-5. 1 0 -2 0 - - -

-Jumlah 23 7 16 23 11 12 23 18 5

Presentase 30.34% 47,83% 78,26 %

Berdasarkan tabel diatas, maka hipotesis yang diajukan

peneliti adalah “Pembelajaran dengan metode index card match

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menerjemahkan

(67)

kemampuan siswa terhadap materi ditandai dengan perolehan nilai

sebagai hasil belajar.

B. Pembahasan per Siklus 1. Pembahasan Siklus I

Berdasarkan tabel 4.1 tentang keaktifan siswa, maka dapat

peneliti simpulkan bahwa keaktifan siswa pada siklus I ini belum

begitu menonjol. Kebanyakan mereka hanya aktif dalam mencari

pasangan dan pembentukan kelompok, sedangkan keaktifan diskusi,

mengemukakan pertanyaan dan menjawab pertanyaan masih

rendah. Sesuai dengan tabel 3.1 bahwa sifat aktif dalam mencari

pasangan dan pembentukan kelompok sebesar 100 % sedangkan

keaktifan berdiskusi sebesar 61 %, mengemukakan pertanyaan 43 %

dan menjawab pertanyaan sebesar 65 %.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan observer, bagi siswa

yang sudah paham terhadap materi pembelajaran mereka akan lebih

cepat menemukan pasangannya dan pembentukan kelompok.

Sedangkan bagi siswa yang belum begitu paham dengan materi

pembelajaran, mereka sedikit bingung dan membutuhkan waktu

yang lama dalam mencari kelompoknya.

Dengan kondisi yang demikian maka memungkinkan

(68)

kelompok yang sudah selesai terlebih dahulu, sehingga hal ini akan mengganggu konsentrasi kelompok lain. Tetapi dari segi positifnya

adalah bahwa masing-masing kelompok akan bersaing dengan

kelompok lain untuk lebih cepat menerjemahkan masing-masing

ayatnya. Oleh karena itu, siswa akan belajar dengan penuh

semangat.

Berkaitan dengan keaktifan siswa pada siklus I ini bila

dinyatakan dengan bentuk persentase yaitu sebesar 73,91 %

menunjukkan bahwa adanya peningkatan keaktifan siswa dalam

PBM dibandingkan dengan sebelum diterapkan metode index card

match. Sedangkan dari segi kemampuan dapat dikatakan masih

rendah. Pada siklus I ini hanya terdapat 7 siswa yang nilainya

berada diatas batas tuntas, atau bila dinyatakan dengan persentase

hanya sebesar 30,43 %. Tetapi hasil tersebut ternyata masih baik

bila dibandingkan sebelum perbaikan.

2. Pembahasan Siklus II

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer,

keaktifan siswa yang tampak menonjol pada aspek mencari

pasangan, pembentukan kelompok, dan keaktifan berdiskusi,

sedangkan aspek mengemukakan pertanyaan dan menjawab

(69)

Dalam mencari pasangan sebesar 100 %, pembentukan

kelompok 100 %, aktif berdiskusi 83 %, mengemukakan pertanyaan

65 % dan menjawab pertanyaan 78 %. Tetapi secara keseluruhan

terdapat adanya peningkatan keaktifan dibandingkan dengan siklus

sebelumnya, yaitu 73,91 % pada siklus I menjadi 85,22 % pada

siklus II.

Dari segi kemampuan juga terdapat adanya peningkatan dari

siklus sebelumnya, yaitu pada siklus I hanya terdapat 7 siswa yang

tuntas sedang pada siklus II terdapat 11 siswa yang telah tuntas.

Atau bila dinyatakan dalam persentase dari 30,43 % menjadi

47,83%.

3. Pembahasan Siklus III

Sesuai dengan tabel pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti dan dibantu oleh teman sejawat selaku observer, maka pada

siklus III ini dapat disimpulkan bahwa teijadi sebuah peningkatan

yang signifikan terhadap proses pembelajaran baik dari segi

keaktifan maupun kemampuan siswa. Dimana pada siklus III ini

terdapat 92,17 % tingkat keaktifan siswa.

Dilihat dari segi kemampuan juga mengalami peningkatan

bila dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Pada siklus II terdapat

(70)

yang tuntas. Bila dinyatakan dalam persentase mengalami

peningkatan dari 47,83 % menjadi 78,26 % siswa yang tuntas dalam

(71)

A. Kesimpulan

Setelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V MI Nuril Huda Losari Tahun Pelajaran 2009/2010, yang dilakukan

dengan tiga tahapan siklus yaitu siklus I, siklus II, siklus III, maka dapat

peneliti sajikan kesimpulannya.

Kesimpulan ini merupakan gambaran singkat mengenai

“Peningkatan kemampuan dalam menerjemahkan surat-surat pendek

dengan metode index card match pada siswa kelas V MI Nuril Huda

Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2009/2010.”

Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian,

maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Penerapan metode index card match dapat meningkatkan keaktifan

siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan materi

menerjemahkan surat-surat pendek. Hal ini dapat dibuktikan dengan

semakin meningkatnya kaktifan siswa dari tiap siklusnya. Pada

siklus I persentase keaktifan siswa sebesar 73,91 %, siklus II

sebesar 85,22 % sedang pada siklus III terjadi peningkatan hingga

Gambar

Tabel 1 Tabel Indikator Kemampuan
Gambar 1.1 Empat langkah dalam PTK
Tabel 3.1 Tabel Indikator Kemampuan
Tabel 4.2 Presentase keaktifan siswa selama proses penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dari data yang diperoleh, maka dapat diketahui bahwa kemampuan berkomunikasi siswa dikelas eksperimen dan kemampuan berkomunikasi siswa dikelas kontrol berbeda, dimana

jawab dan tujuan yang jelas bagi setiap lembaga atau badan yang melaksanakan pengawasan bank. Masing-masing badan yang terlibat dalam pengawasan perbankan harus

Pada penelitian disimpulkan bahwa pelatihan APN memberikan perbedaan yang signifikan dalam pengetahuan(p= 0,000) dan keterampilan bidan desa ((p=0,001) di Kota

Catat senua data pada tiap iterasi, yakni data L2, L3 dan nilai fungsinya (digunakan pada langkah 6 untuk menunjukkan jalannya optimisasi dari tebakan awal hingga tercapai

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan rendahnya tanggung jawab dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Sidabowa Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas pada

Penelitian ini dilatar belakangi dengan rendahnya nilai rasa tanggung jawab dan prestasi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan rasa tanggung

Rambat, dan satu instrumen Tingklik tujuh nada dalam dua oktaf yang terdiri dari lima belas bilah, mempergunakan alat pemukul Tingklik .Karya ini disajikan dalam

Resistor merupakan suatu benda yang dibuat sebagai penghambat atau penahan arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian listrik, dengan tujuan untuk mengatur arus