• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA - BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA ,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA - BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA ,"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

1 X(+)

X(-)

Y(+)

Y(-)

BAB I

VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

Pada bab ini, kita akan mempelajari pengaruh gaya-gaya yang bekerja pada suatu partikel. Pemakaian kata “partikel” tidak berarti bahwa kita membatasi pelajaran kita pada benda yang kecil. Yang dimaksud di sini adalah ukuran dan bentuk benda yang ditinjau tidak banyak mempengaruhi penyelesaian masalah.

Gaya termasuk besaran vektor. Sehingga pada materi ini kita akan lebih sering menggunakan istilah vektor sebagai pengganti besaran gaya. Karena gaya merupakan besaran vektor, maka sebuah gaya akan ditentukan oleh besar dan arahnya.

Besarnya suatu gaya ditentukan oleh suatu satuan. Dalam SI, gaya mempunyai satuan Newton(N), sedang sistem satuan Amerika menggunakan satuan pound(lb). Arah gaya ditentukan dengan suatu tanda panah. Perjanjian tanda yang lazim untuk menyatakan arah gaya dapat dilihat pada gambar 1.1.

Gambar 1.1. Perjanjian tanda arah gaya

A. GAYA PADA BIDANG DATAR

(2)

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

2

(a) (b)

30 30

Gambar 1.2. Vektor A dan bentuk negatifnya

(a)

A A A

(b) (c)

P

Q

R P

Q

R

Gambar 1.3. Resultan vektor

Dua buah vektor P dan Q yang bekerja pada sebuah benda A (gambar 1.3(a)) dapat digantikan dengan sebuah vektor tunggal R yang akan memberikan efek yang sama pada benda tersebut (gambar 1.3(c)). Vektor ini disebut vektor resultan dari vektor P dan Q.

(3)

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

3 A

B B

A

R

 

(a) (b)

Gambar 1.6. Hukum Jajaran genjang

Gambar 1.4. Dua vektor yang sama Gambar 1.5. Dua vektor yang berbeda

B. PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN GAYA

Dua buah vektor gaya A dan B bekerja pada satu titik tangkap dan membentuk sudut apit . Resultan atau jumlah kedua vektor tersebut dicari menggunakan hukum jajaran genjang (gambar 1.6(a) dan (b)).

(4)

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

4 A

B

-B

Gambar 1.10. Pengurangan vektor

 

A-B A

B B A

A+B ATAU

A+B

A

B

(a) (b) (c)

Gambar 1.7. Hukum Segitiga

Gambar 1.8. Hukum Segitiga Gambar 1.9. Hukum Segitiga

(5)

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

5

a b

c

 

Besarnya A-B dihitung menggunakan persamaan berikut ini :

A-B = s (2)

Dimana  = 180 -  dan cos (180 - ) = - cos , sehingga persamaan 2 dapat diubah menjadi :

A-B = s (3)

Rumus hukum segitiga yang sering digunakan dalam perhitungan adalah sebagai berikut :

a sin

b

sin sin

Contoh 1.

(6)

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

6

P = 40 N

Q = 60 N

R

20

25

Penyelesaian :

R = P P s

= s = 97.73 N

Contoh 2.

Sebuah tiang pancang ditarik dari tanah dengan memakai dua tali seperti tampak pada gambar.

a. tentukan besar gaya P sehingga gaya resultan yang timbul pada tiang mengarah vertikal.

(7)

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

7 Penyelesaian :

Contoh 3.

Karena resultan kedua gaya pada tiang harus vertikal, maka gambar gaya di samping dapat diubah seperti tampak pada gambar berikut.

a. Dengan menggunakan persamaan hukum

segitiga diperoleh persamaan sebagai

berikut.

(8)

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

(9)

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

9 Contoh 4.

Penyelesaian :

C. KOMPONEN TEGAK LURUS SUATU GAYA

Sebuah vektor gaya dapat diuraikan dalam sebuah bidang Cartesian dalam komponen Fx sepanjang sumbu x dan Fy sepanjang sumbu y seperti tampak pada gambar 1.11.

Sebuah mobil mogok ditarik dengan dua tali seperti tampak pada gambar. Tegangan di AB sebesar 400 lb dan sudut  sebesar 20. Diketahui resultan dari dua gaya tersebut bekerja di A diarahkan sepanjang sumbu mobil. Tentukan dengan trigonometri (a) tegangan pada tali AC, (b) besar resultan kedua gaya yang beraksi di A.

a. Gunakan hukum segitiga :

20

b. Gunakan hukum segitiga :

(10)

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

10 Gambar 1.11. Uraian vektor

Begitu juga sebaliknya, jika diketahui dua komponen gaya Fx dan Fy yang saling tegak lurus, maka dapat dihitung resultan kedua gaya dan arah resultan gaya tersebut menggunakan persamaan berikut :

Fx Fy

tan  (6)

2 2

Fy Fx

F  (7)

D. RESULTAN GAYA DENGAN MENAMBAH KOMPONEN X DAN Y

Tiga buah gaya F1, F2, dan F3 bekerja pada suatu bidang kartesian pada satu titik tangkap seperti ditunjukkan pada gambar 1.12.

Dimana :

Fx = Fcos  (4)

(11)

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

11 Untuk mencari resultan ketiga gaya tersebut, maka harus diuraikan masing-masing gaya terhadap sumbu x dan y sehingga terdapat komponen gaya-gaya :

F1x = F1cos 1

Dari komponen-komponen gaya di atas, dapat dijumlahkan secara aljabar terhadap sumbu x dan y, yaitu :

Fx = F1x - F2x + F3x (8) dan

Fy = F1y + F2y - F3y (9) sehingga resultan ketiga gaya dicari menggunakan persamaan :

X

(12)

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

12 X

45 lb

60 lb

75 lb Y

 2

y 2

x F

F

R (10)

Contoh 5.

Penyelesaian :

Tentukan komponen x dan y setiap gaya pada gambar di samping.

Besar(lb) Sumbu X(lb) Sumbu Y(lb)

60 60cos 35 = 49,15 60sin 35 = 34,41

45 45cos 55 = 25,81 45sin 55 = 36,86

(13)

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

(14)

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

14 Contoh 7.

Penyelesaian :

Tegangan pada kabel penguat tiang telepon sebesar 370 lb. Tentukan komponen horizontal dan vertikal gaya yang ditimbulkan pada penambat di C.

R = 62 17,52 18,5ft

Tx = - Tcos 

= - 370 x 18,5

6

= - 120 lb

= 120 lb (ke kiri)

Ty = Tsin 

= 370 x 18,5 17,5

(15)

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

15

E. KESETIMBANGAN SUATU PARTIKEL

Bila resultan semua gaya yang bekerja pada suatu partikel adalah nol, maka partikel tersebut dalam keadaan setimbang. Syarat untuk mencapai keadaan setimbang secara matematis dapat ditulis sebagai berikut ini :

Fx = 0 dan Fy = 0 (11)

(16)

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

16

A

30 60

W = 20 N

A

30 60

W = 20 N

T3

T1 T2

TBC = 0,74 TAC (a) Fy = 0

TAC Sin 50 + TBC Sin 30 – 400 = 0

0,77 TAC + 0,5 TBC = 400 (b) Substitusikan (a) ke dalam (b) :

0,77 TAC + 0,5 (0,74 TAC) = 400 1,14 TAC = 400

TAC = 350,88 lb Masukkan TAC ke dalam (a) :

TBC = 0,74 x 350,88 = 259,65 lb

Contoh 9 :

Hitung tegangan tali T1, T2, dan T3 pada gambar berikut ini jika titik A setimbang. W adalah berat benda.

Penyelesaian :

(17)

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

Benda ini berada pada keadaan setimbang sehingga : T3 = W = 20 N

Tinjau titik A :

Karena titik ini setimbang, maka berlaku syarat kesetimbangan.

Substitusikan persamaan (1) ke persamaan (2), kita peroleh :

(18)

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

Subtitusikan nilai T1 ke persamaan (1) untuk mendapatkan nilai T2 T1 = 20 N

Contoh 10.

Penyelesaian :

Suatu kotak yang dapat digerakkan berikut isinya mempunyai 960 lb. Tentukan panjang rantai terpendek ACB yang dapat digunakan untuk mengangkat beban kotak tersebut bila tegangan pada rantai tidak melebihi 730 lb.

Karena berbentuk simetris, maka TAC = TBC

= T.

maka panjang rantai minimum

(19)

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

19

LATIHAN

1. Determine the magnitude of the

resultant force FR = F1 + F3 and its direction, measured counterclockwise from the positive x-axis.

2. Determine the magnitude of the

resultant force FR = F1 + F2 and its direction, measured counterclockwise from the positive x-axis

3. Resolve the force F1 into components acting the u and v axes and determine the magnitudes

(20)

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

20 4. The plate is subjected to the two forces at A and B as shown. If  = 60, determine the magnitude of the resultant of these forces and its direction measured from the horizontal

5. Determine the magnitudes of F1 and F2 so that

the particle P is in equilibrium

(21)

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

21

7. The device shown is used to straighten the

frames of wrecked autos. Determine the tension of each segment of the chain, i.e., AB and BC if the force which hydraulic cylinder DB exerts on point B is 3,50 kN, as shown

8. Determine the force in cables AB and

AC necessary to support the 12 kg traffic light

9. Coeds AB and AC can each sustain a

(22)

BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

Gambar

Gambar 1.1. Perjanjian tanda arah gaya
Gambar 1.2. Vektor A dan bentuk negatifnya
Gambar  1.5. Dua vektor yang berbeda
Gambar 1.7. Hukum Segitiga
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dua buah vektor dikatakan segaris (kolinier) jika kedua vektor itu sejajar atau terletak pada satu garis yang

Sebuah vektor dengan arah berlawanan terhadap vektor ̅ tetapi memiliki besar atau panjang yang sama dinyatakan sebagai - ̅. Definisi ini sama dengan hukum jajargenjang

Jika resultan dari dua vektor yang mana saja adalah sama besar dan berlawanan arah dengan vektor yang lain, tentukan sudut antara vektor a dan

(k suatu skalar).. Dua vektor ini menentukan tepat sebuah bidang. Dari titik ujung vektor r dilukis garis-garis lurus yang sejajar dengan vektor-vektor a dan b, sehingga

Misalkan W adalah suatu garis yang melewati titik asal R. Secara geometris tampak 3 bahwa jumlah dua vektor pada W juga akan terletak pada garis tersebut dan perkalian skalar

Tentukanlah vektor yang diwakili oleh ruas garis berarah ⃗⃗⃗⃗⃗1. Tentukanlah vektor yang diwakili oleh ruas garis berarah

Untuk π/2 < θ ≤ π, kita mendefinisikan w sebagai vektor pada garis yang ditentukan oleh v, tetapi dengan mengarah pada arah yang berlawanan dengan v.. Hasilnya bisa positif,

Vektor adalah suatu besaran yang memiliki besar dan arah.. Vektor yang memiliki panjang dan arah yang sama