• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II MASYARAKAT SIKH DI KOTA MEDAN YANG HETEROGEN - Kirtan pada Ibadah Mingguan Masyarakat Sikh di Gurdwara Tegh Bahadur Polonia Medan : Kajian Struktural Melodi dan Tekstual

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II MASYARAKAT SIKH DI KOTA MEDAN YANG HETEROGEN - Kirtan pada Ibadah Mingguan Masyarakat Sikh di Gurdwara Tegh Bahadur Polonia Medan : Kajian Struktural Melodi dan Tekstual"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

MASYARAKAT SIKH

DI KOTA MEDAN YANG HETEROGEN

2.1.1 Gambaran Umum Kota Medan 2.1.2 Letak Geografis Kota Medan

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.

Secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai, dan lain-lainnya. Sumber alam ini dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan pokok, industri, dan keperluan seharai-harai masyarakatnya. Ada yang juga diekspor ke luar negeri.

2.1.3 Iklim

(2)

Kelembaban (humiditas) udara di wilayah Kota Medan rata-rata berkisar antara 84 – 85 %. Kecepatan angin rata sebesar 0,48 m/detik, sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 104,3 mm. Hari hujan Kota Medan pada tahun 2011 rata-rata per bulan 19 hari dengan rata-rata curah hujan per bulannya 226,0 mm (menurut Stasiun Sampali) dan 299,5 mm pada Stasiun Polonia.

2.1.4 Luas Wilayah

Medan adalah kota berpenduduk 2 juta orang memiliki areal seluas 26.510 hektar yang secara administratif dibagi atas 21 kecamatan yang mencakup 151 kelurahan.

Tabel 2.1:

Luas Wilayah Kota Medan

No. Kecamatan Luas (Km²)

1 Medan Tuntungan 20,68

2 Medan Selayang 12,81

3 Medan Johor 14,58

10 Medan Polonia 9,01

11 Medan Maimun 2,98

12 Medan Sunggal 15,44

13 Medan Helvetia 13,16

14 Medan Barat 6,82

15 Medan Petisah 5,33

16 Medan Timur 7,76

17 Medan Perjuangan 4,09

18 Medan Deli 20,84

19 Medan Labuhan 36,67

20 Medan Marelan 23,82

21 Medan Belawan 26,25

Total 265,1

(3)

2.1.5 Demografi

Jumlah penduduk kota Medan berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 adalah sebanyak 2.109.339 jiwa. Terdiri dari 1.040.680 jiwa laki-laki dan 1.068.659 jiwa perempuan.

Tabel 2.2:

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2010

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Perempuan

1 Medan Tuntungan 39.729 42.245 81.974

2 Medan Selayang 48.587 50.780 99.367

10 Medan Polonia 25.897 26.655 52.552

11 Medan Maimun 19.402 20.517 39.919

12 Medan Sunggal 55.164 57.262 112.426

13 Medan Helvetia 70.880 73.698 144.478

14 Medan Barat 34.596 36.117 70.713

15 Medan Petisah 29.590 32.572 62.162

16 Medan Timur 52.438 55.970 108.408

17 Medan Perjuangan 45.171 48.791 93.962

18 Medan Deli 84.671 82.521 167.192

19 Medan Labuhan 56.795 54.696 111.491

20 Medan Marelan 70.903 68.917 139.820

21 Medan Belawan 48.833 46.751 95.584

TOTAL 1.040.680 1.068.659 2.109.339

(4)

Tabel 2.3:

Jumlah Penduduk Kota Medan Berdasarkan Agama dan Persentasenya

Agama Jumlah Persentase

Islam 1.422.237 67,80 %

Katolik 37.552 1,79%

Protestan 425.253 20,27%

Hindu 9.296 0,44%

Budha 184.807 8,81%

Kong Hu Chu 370 0,01%

Lainnya 339 0,01%

Tidak terjawab 491 0,02% Tidak ditanyakan 17.265 0,82%

Total 2.097.610 100%

Sumber: BPS Kota Medan (2012)

2.2 Kedatangan Ajaran Sikh di Kota Medan

Ajaran Sikh yang datang di Medan dibawa oleh suku bangsa Punjabi yang berasal dari daerah Amritsar dan Jullundur di kawasan Punjab-India Utara sudah ada di Indonesia dan telah menyebar ke berbagai daerah, seperti halnya di Sumatera Utara. Datangnya suku bangsa Punjabi dalam jumlah yang cukup besar, sehingga sekarang menetap dan membentuk suatu komunitas di berbagai wilayah di Sumatera Utara.

(5)

menikah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan bekerja di perkebunan milik Belanda.

Sistem yang diterapkan oleh perkebunan Belanda adalah sistem kontrak, sistem kontrak yang dimaksud yaitu pihak pengusaha perkebunan mengambil atau mendatangkan tenaga kerja buruh yang mau bekerja kepada mereka dan mereka diharuskan bekerja selama beberapa tahun sesuai dengan isi kontrak. Para buruh juga harus mematuhi semua peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak perkebunan. Hal ini disebabkan, karena sistem yang digunakan adalah sistem kontrak. Setelah masa kontrak mereka habis, para buruh dapat menentukan hidup mereka sendiri dan ada juga membuat pilihan untuk tetap tinggal di Sumatera Utara atau kembali ke negara asal mereka. Banyak di antara mereka kembali ke negara asalnya dan menikah dengan wanita satu sukunya. Banyak juga di antara mereka yang merasa betah tinggal di Indonesia, sehingga dari antara mereka kembali lagi ke Indonesia dengan membawa keluarga dari negara asalnya.

(6)

2.2.1 Populasi Masyarakat Penganut Agama Sikh

Tommy Santokh Singh yang merupakan seorang pemerhati kebebasan beragama dari kelompok Sikh mengatakan bahwa jumlah penganut agama Sikh yang ada di Indonesia kurang lebih mencapai 1 juta orang dengan penganut terbanyak berada di Sumatera Utara. Namun, menurut Tommy, mungkin saja jumlah penganut agama Sikh lebih dari 1 juta orang. Hal ini tidak dapat diketahui secara pasti karena agama Sikh masih belum diakui sebagai agama resmi sehingga dalam penulisan Kartu Tanda Penduduk (KTP), masyarakat Sikh masih dianggap sebagai Hindu.15 Namun, menurut Master Tjung Teck yang menulis tentang agama Sikh mengatakan bahwa umat Sikh mencapai 80.000 jiwa di Indonesia, kebanyakan di Medan, Jakarta, Pematang Siantar, Tebing Tinggi, Binjai, Palembang. Jumlah terbesar dari pengikut Sikh yang ada di Indonesia berada di Sumatera Utara dengan jumlah sekitar 10.000 jiwa. Hal ini dapat ditandai dengan adanya 7 rumah ibadah umat Sikh yang tersebar di Sumatera Utara, antara lain di Pematang Siantar, Binjai, Tebing Tinggi, dan 4 lainnya terdapat di Medan, yang masing-masing berada di Kecamatan Medan Barat Kelurahan Petisah Tengah, serta di Kecamatan Medan Polonia terdapat 3 rumah ibadah yang terletak di dua kelurahan, yaitu 2 buah di Kelurahan Polonia dan 1 buah di Kelurahan Sari Rejo.

15

(7)

2.2.2 Sistem Kekerabatan

Masyarakat Punjabi yang beragama Sikh menganut sistem kekerabatan patrilineal, yang artinya garis keturunan ditentukan melalui seorang laki-laki atau seorang ayah. Misalnya seorang laki-laki bermarga Aulakh menikah seorang perempuan bermarga Bajwa, maka anaknya laki-laki atau perempuan akan memiliki marga ayahnya yaitu Aulakh. Untuk lebih jelasnya, lihat skema berikut:

Bagan 2.1: Sistem Kekerabatan

Patrilineal Suku Punjabi Beragama Sikh

♂ ♀

(A. Aulakh)

(B. Bajwa)

(C. Aulakh) (D. Aulakh) (E. Aulakh)

Masyarakat Sikh dapat dikenali dari ciri khas namanya. Setiap laki-laki, diberi gelar ‘Singh’16 di belakang namanya, contoh: X. Singh Aulakh. Dan untuk perempuan diberi gelar ‘Kaur’17

16

Singh artinya singa jantan menandakan setiap laki-laki Sikh haruslah seorang yang pemberani.

di belakang namanya, contoh: X. Kaur Bajwa. Ada sekitar 3.000 marga dari masyarakat Sikh, dimana 42 diantaranya dianggap sebagai marga yang berada pada golongan paling tinggi yang disebut Jatt. Marga-marga yang termasuk golongan tinggi tersebut adalah Atwal, Aulakh, Bains, Bajwa, Bal, Baath, Bhullar, Brar, Buttar, Chahal, Chima, Chung, Deol, Dhaliwal, Dhillon, Dhindsa, Garewal, Ghuman, Gill, Goraya, Her, Hinjra, Hundal, Kahlon, Kang,

17Kaur

(8)

Khaira, Khosa, Mahal, Malhi, Man, Mangat, Pannu, Randhawa, Sohi, Sahota, Sandhu, Sara, Sekhon, Sidhu, Sohal, Varaich, Virk.18

2.2.3 Sistem Mata Pencaharian

Pekerjaan yang ditekuni masyarakat Sikh di Kota Medan yaitu beternak sapi perah, membuka toko sport (olah raga) dan kursus bahasa Inggris, yang sekalian juga menjadi guru privat les bahasa Inggris. Ketiga jenis mata pencaharian ini merupakan pekerjaan yang ditekuni secara turun-temurun dan merupakan keahlian mereka. Meskipun banyak juga di antara suku mereka yang menggeluti profesi lain seperti dokter, dosen, akuntan, dan lain sebagainya (Lubis 2005:146).

Beternak sapi perah merupakan sistem mata pencaharian yang pertama ditekuni oleh masyarakat Sikh, setelah mereka tidak bekerja lagi sebagai buruh di perkebunan milik Belanda. Pekerjaan ini ditekuni mereka sebagaimana kebiasaan di daerah asalnya dan untuk memenuhi kebutuhan hidup akan susu dan minyak sapi. Peternak sapi perah ini menjual susu sapi tersebut ke rumah sakit negri, swasta, pabrik, dan setiap orang yang membutuhkan dan minyak sapi tersebut berguna untuk campuran dalam makanan yang dibuat dalam Gurdwara dan untuk minyak membakar jenazah masyarakat Sikh yang meninggal dunia.

Veneta (1998:26) menjelaskan bahwa dalam beternak sapi, masyarakat Sikh mempunyai masalah yaitu sulitnya memperoleh surat izin usaha dari pemerintah agar ternak diperbolehkan keluar dari tanah peternak untuk merumput di hutan, resiko ternak mati, dicuri, sakit dan biaya pengobatan, jumlah susu berkurang karena kurangnya rumput. Dengan hal ini, masyarakat Sikh tidak banyak lagi yang menekuni jenis usaha ini karena lahan untuk beternak sapi sudah sangat sedikit dan

18

(9)

juga disebabkan oleh banyaknya resiko-resiko. Lokasi-lokasi masyarakat Sikh yang masih bekerja memelihara ternak sapi antara lain ada di kawasan Percut Sei Tuan, di kawasan Sari Rejo. Pada masa sekarang ini, banyak masyarakat Sikh tidak lagi langsung memelihara sapi. Hal ini disebabkan, sulitnya mereka mendapat surat izin dari pemerintah sehingga para pemilik sapi perah ada yang menjual sapinya dan ada juga yang menitip kepada orang lain.

(10)

Tabel 2.4:

Toko Sports milik masyarakat Sikh di Kota Medan

No. Nama

India Punjabi Kesawan 2 Hari Bros Harry 1948 India Bamen Kesawan

1991 Punjabi Kesawan

14 Ajit Sports Ajit

(11)

Inggris yang dibuka oleh masyarakat Sikh ini sangat maju, karena mereka diakui dan dipercayai oleh masyarakat untuk mengajar bahasa Inggris dengan baik (Fachria, 2002:54). Usaha ini sangat menguntungkan bagi mereka, dapat dilihat dari jumlah siswa-siswinya yang belajar di kursus tersebut seperti kursus bahasa Inggris yang dibuka di jalan serdang yang bernama Standart English Course dan di jalan Iskandar Muda yang bernama Tropica.

Selain ketiga bidang usaha tersebut, masyarakat Sikh juga menekuni pekerjaan dalam bidang seperti pegawai swasta, satpam, dokter, dan tukang jahit dan lain sebagainya. Masyarakat Sikh sering melibatkan anggota keluarganya dalam usahanya, karena mempunyai beberapa usaha sekaligus. Hal ini membuat, di antara sesama masyarakat Sikh terjalin hubungan kerja sama dengan syarat dapat menguntungkan kedua belah pihak.

2.2.4 Bahasa

(12)

Punjabi. Seorang Sikh diharapkan membuat suatu usaha mempelajari tulisan

Gurmukhi dan mengajarkannya kepada anak-anak mereka supaya dapat membaca Sri Guru Granth Sahib Ji dalam bentuk asli penulisannya.

Masyarakat Sikh ini sangat menjaga kelestarian budaya mereka, termasuk bahasa yang mereka pakai. Mereka terbiasa memakai bahasa Punjabi dalam kehidupan sehari-hari ketika berkomunikasi dengan sesama mereka. Hal ini menggambarkan ‘kekuatan dan kesatuan’ masyarakat Sikh walaupun mereka berada jauh dari negara asal dan budaya asli mereka. Hal ini juga didukung oleh kegiatan keagamaan yang dilakukan di Gurdwara, yaitu keseluruhan upacaranya selalu menggunakan bahasa Punjabi dan tulisan Gurmukhi. Hasil dari ketaatan mereka menjalankan semua perintah Guru ini adalah kebudayaan dan kegiatan keagamaan yang terpelihara dengan baik

2.3 Masyarakat Sikh di Gurdwara Tegh Bahadur 2.3.1 Defenisi Sikh

(13)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis, Sikh adalah agama yang menjunjung kesetaraan, baik pria dan wanita memiliki kesamaan posisi dalam beribadah dan kehidupan.

2.3.2 Pokok Ajaran Sikh

Guru pertama ajaran sikh adalah Guru Nanak, dan Guru Nanak ini telah membuat tiga prinsip utama dalam ajaran sikh yaitu: (1) Naam Japna, artinya mengingat Tuhan dan meditasi. (2) Vand Kae Chhakna, artinya berbagi dengan yang lain sebelum memikirkan diri sendiri, adalah prinsip hidup untuk menjadi inspirasi kepada orang lain dan mendukung masyarakat, contohnya seperti ikut dalam aksi penggalangan dana amal. (3) Kirat Karni, mencari pendapatan yang jujur melalui kerja keras.

Guru terakhir Sikh yaitu Guru Gobind Singh, mendirikan persaudaraan kaum yang disebut Khalsa19

(1) Keshas, adalah rambut yang tak dicukur, pemeliharaan rambut diartikan sebagai keselarasan dalam mengikuti kehendak Tuhan, rambut terbungkus dalam

Turban

atau sering disebut baptisan. Bagi mereka yang sudah dibaptis harus mengikuti aturan atau 5 identitas keimanan Sikh sebagai berikut:

20

(2) Kirpan, adalah pedang yang disarungkan, yang menunjukkan martabat dan perjuangan Sikh melawan ketidakadilan.

, menunjukkan martabat dan harga diri,

(3) Kachhehra, adalah celana dalam pendek, yang menunjukkan komitmen

Sikh kepada monogami dan pengekangan seksual.

19

Khalsa artinya murni adalah baptisan yang diberikan kepada seorang Sikh yang mengambil keputusan untuk memberikan dedikasi total dan siap melakukan 5 identitas keimanan Sikh.

20

(14)

(4) Kanga, adalah sisir kecil yang dikenakan di rambut penganut Sikh, yang mengartikan pentingnya disiplin dan digunakan juga untuk menjaga kebersihan rambut.

(5) Kara, adalah gelang baja yang biasanya dikenakan di tangan kanan, artinya suatu pengingat simbolis tentang komitmen dari penganut Sikh kepada Tuhan.

2.3.3 Ciri-Ciri Penampilan Pengikut Agama Sikh

Setiap masyarakat Sikh dapat dikenali dengan Turban yang dipakai di kepala mereka, 99 % orang yang memakai Turban di seluruh dunia dapat dipastikan adalah seorang yang beragama Sikh. Kebanyakan wanita Sikh memakai Turban yang lebih kecil dan mempunyai rambut yang panjang.

Gambar 2.1 Pria dan Wanita Sikh

(15)

2.3.4 Hari-hari Besar Sikh

Menurut Bhai Dalip Singh, hari besar agama Sikh adalah setiap hari lahir dan meninggalnya semua Guru, tahun baru Sikh dan juga hari Vaisakhi atau hari jadi agama Sikh (1699).

Peringatan hari besar agama Sikh ini berdasarkan pada penanggalan kalender

Sikh. Kalender ini berdasarkan pada tahun matahari tropis, sebagai pengganti perputaran bulan, yang berarti bahwa tanggal tidak akan berubah dari tahun ke tahun seperti yang sebelumnya dilakukan berdasarkan kalender bulan lama.

Tabel 2.5.

Hari-hari Besar Agama Sikh

No Peristiwa / Nama Guru Tanggal Peringatan Kelahiran Kematian 1

Tahun Baru Sikh Tanggal 1 Bulan Cet atau 14 Maret 2

Vaisakhi 13 April 3

Guru Nanak Dev 15 April 1469 22 September 1539 4

Guru Angad Dev 31 Maret 1504 29 Maret 1552 5

Guru Amar Das 5 Mei 1479 1 September 1574

6

Guru Ram Das 24 September 1534 1 September 1581 7

Guru Arjan Dev 15 April 1563 30 Mei 1606 8

Guru Har Gobind 19 Juni 1595 3 Maret 1644 9

Guru Har Rai 26 Februari 1630 6 Oktober 1661 10

Guru Har Krishan 7 Juli 1656 30 Maret 1664 11

Guru Tegh Bahadur 1 April 1621 11 November 1675 12

Guru Gobind Singh 22 Desember 1666

(16)

2.4 Gurdwara Tegh Bahadur

2.4.1 Riwayat Singkat Guru Tegh Bahadur

Guru Tegh Bahadur Sahib (1 April 1621 - 11 November 1675) menjadi Guru Sikh yang ke-9 pada tanggal 20 Maret 1665, mengikuti jejak dari keponakannya, Guru Har Krishan. Guru Tegh Bahadur dieksekusi atas perintah Kaisar Mughal Aurangzeb di Delhi.

Tegh Bahadur adalah anak bungsu dari lima putra guru Sikh keenam, Guru Hargobind, dan ibunya adalah Nanaki. Sebelumnya dia bernama Tyaga Mal , dia lahir di Amritsar tanggal 1 April 1621. Nama Tegh Bahadur (Pedang yang Perkasa), diberikan kepadanya oleh Hargobind setelah ia menunjukkan keberaniannya dalam pertempuran melawan Mughal.

Tegh Bahadur dibesarkan dalam budaya Sikh. Ia dididik dengan seni bela diri, memanah dan menunggang kuda, dan juga diajarkan ajaran-ajaran kuno. Tegh Bahadur menikah dengan Gujri pada tanggal 3 Februari 1631.

Tegh Bahadur dipilih menjadi Guru ke-9 Sikh setelah wafatnya Har Krishan, keponakannyan yang merupakan Guru ke-8 Sikh karena mengidap penyakit cacar. Guru Tegh Bahadur dikenal karena keberaniannya dalam mempertahankan pengajaran Sikh di masa pemerintahan tirani Mughal, ia dipenggal karena menolak untuk mengganti kepercayaannya.

(17)

2.4.2 Riwayat Singkat Gurdwara Tegh Bahadur

Gurdwara Tegh Bahadur diresmikan pada 6 November 1994 oleh Raja Inal Siregar dengan nama Balai Pengobatan dan tempat ibadah Sikh Tegh Bahadur. Bukan hanya sebagai tempat ibadah, Gurdwara Tegh Bahadur juga digunakan sebagai tempat pengobatan yang dikelola oleh dr. Bhar Bir, balai pengobatan tersebut hanya dibuka saat acara perayaan Guru-Guru Sikh.

2.4.2 Komponen dan Denah Bangunan Gurdwara Tegh Bahadur

Dalam setiap Gurdwara di seluruh dunia terdapat komponen penting yang disebut The Guru Throne (Mahkota Guru) dan sebuah ruang makan besar untuk tempat makan setiap orang yang datang ke Gurdwara. The Guru Throne terdiri dari

chanani, manji sahib, palki sahib,rumalla dan bantal kecil, chaur sahib, golak dan

nishan sahib.

Gambar 2.2

Gurdwara Tegh Bahadur Polonia

(18)

Gambar 2.3 The Guru Throne

sumber: dokumentasi Winka Silaban (2012) Gambar 2.4:

Chanani Sahib

(19)

1. Chanani adalah kanopi dengan dekorasi megah yang menutupi Kitab selama digunakan yang ditandai dengan rasa hormat. Chanai terbuat dari kain mahal dan yang terpasang dari atas Kitab

2. Manji Sahib adalah tempat tidur kecil dan sahib berarti untuk menunjukkan rasa hormat untuk benda yang digambarkan dalam kata. Jadi manji sahib

adalah tempat tidur kecil untuk meletakkan Kitab.

3. Rumalla adalah kain persegi panjang yang terbuat dari sutera atau bahan lainnya untuk menutupi Kitab di dalam Gurdwara saat tidak dibaca.

Gambar 2.5 Rumalla

Dokumentasi Winka Silaban (2012)

(20)

Gambar 2.6 Palki Sahib

Dokumentasi Winka Silaban (2012)

5. Nishan sahib adalah bendera Sikh berwarna kuning yang dikibarkan siang dan malam di Gurdwara.

Gambar 2.7 Nishan Sahib

(21)

6. Golak adalah sistem manajemen keuangan yang ada di setiap Gurdwara

untuk membantu pengeluaran, memberikan sumbangan dana dan lain-lain.

7. Chaur sahib adalah alat yang digunakan untuk mengipasi Guru Granth Sahib sebagai tanda penghormatan dan penghargaan terhadap tulisan suci serta menjaga agar jangan ada lalat atau nyamuk yang hinggap ketika sedang dibuka Guru Granth Sahib.

Gambar 2.8 Chaur Sahib

Dokumentasi Winka Silaban (2012)

(22)

Gambar 2.9

Langar atau tempat makan di Gurdwara

Dokumentasi Winka Silaban (2012) Gambar 2.10

Makanan dan minuman di Langar

(23)

Lokasi Gurdwara Tegh Bahadur berada di jalan Polonia no. 172 Polonia Medan, tepat di depan Sekolah TK/SD/SMP/SMA Angkasa 2 Medan.

Gambar 2.11:

Gambar

Tabel 2.1:
Gambar 2.1 Pria dan Wanita Sikh
Tabel 2.5.
Gambar 2.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni Pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera

Beberapa teori yang digunakan dalam penulisan adalah strukturalisme, teori upacara, teori ethnosciense , teori weighted scale , teori analisis melodi, teori

Untuk di ruangan dalam Gurdwara terdiri dari The Guru's Throne (Mahkota Guru) yang terdiri dari: chanani, manji sahib, palki sahib, rumalla dan bantal kecil, chaur sahib,

Guru Nanak merupakan salah wsatu guru yang banyak memberi ajaran yang di masukkan ke dalam kitab suci agama Sikh, yang dimana dalam kesehariannya mereka