• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pusat Perbelanjaan di Simpang Kayu Besar, Kualanamu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pusat Perbelanjaan di Simpang Kayu Besar, Kualanamu"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini berada di Lubuk Pakam. Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 33 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan. Selain memiliki sumber daya alam yang besar, Deli Serdang juga memiliki keanekaragaman budaya, yang disemarakan oleh hampir semua suku-suku yang ada di nusantara. Adapun suku-suku asli penghuni Deli Serdang adalah Suku Karo, Melayu, dan Simalungun; serta beberapa suku pendatang yang dominan seperti dari suku Jawa, Batak, Minang, Banjar, dan lain-lain.

PT Angkasa Pura II (Persero) akan mengembangkan Bandara Internasional Kualanamu menjadi kawasan Aerotropolis. Kawasan ini nantinya akan terintegrasi dengan pelabuhan Belawan Medan dan Kuala Tanjung di Kabupaten Batu bara, Sumatera Utara. Konsep tentang aerotropolis tersebut akhirnya disosialisasikan kepada masyarakat dalam acara seminar “membangun daya saing sumatera utara melalui pengembangan aerotropolis Kualanamu” yang di gelar di Grand Ballroom Hotel JW Marriot Medan. Kualanamu nantinya diharapkan dapat menjadi motor penggerak roda perekonomian di wilayah Sumatera Utara khususnya Kota Medan, Deli Serdang dan kawasan di sekitar Bandara tersebut.

(2)

Internasional Kualanamu yang strategis dekat dengan kawasan Asia Tenggara, Australia dan timur Tengah dan juga merupakan satu satunya Bandara yang saat ini terintegrasi langsung dengan kereta api.

Menurut Dewan Bandara Internasional (Airport Council International/ACI, 2010), Aerotropolis berkembang secara organik dan dimulai dari bandara itu sendiri. Di mana bandara tak hanya sebatas sebagai penyokong kegiatan aviasi. Lebih dari itu, ada berbagai jenis kegiatan bisnis lainnya, sehingga bandara dan wilayah sekitarnya merupakan kawasan komersial yang terintegrasi. Semisal, perkantoran, perbelanjaan, pusat konvensi, hotel, hingga pusat hiburan. Menurut Dirut PT Angkasa Pura II, Tri Sunoko di Medan (2010), Aerotropolis yang merupakan konsep di mana suatu bandara akan menjadi pusat kegiatan yang dikelilingi oleh berbagai fasilitas pendukung seperti perkantoran, area komersial, area hiburan, layanan kesehatan berkelas, hingga dunia akademis, dan industri.

Menurut RDTR kawasan kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, lokasi site di simpang Kayu Besar tidak termasuk di wilayah pengembangan. Namun, dengan adanya perubahan konsep kualanamu, maka, lokasi site tersebut menjadi bagian dari wilayah pengembangan. Tapak perancangan merupakan asumsi. Lokasi tapak perancangan berada pada kawasan simpang Kayu Besar, dimana Kayu Besar merupakan gerbang menuju kualanamu.

Dalam konsep Aerotropolis suatu bandara akan menjadi pusat kegiatan yang dikelilingi oleh berbagai fasilitas pendukung yang terletak di dalam pagar bandara maupun di luar pagar bandara. Fasilitas tersebut dapat berupa perkantoran, gudang logistik, arena permainan, hotel, perumahan, pusat industri, rumah sakit, pusat pendidikan, mall maupun sarana pendukung lainnya.

(3)

menginginkan tempat yang menawarkan kenyamanan dan keamanan untuk memudahkan kegiatan perbelanjaan.

Dari masalah tersebut, beberapa investor baik dari dalam negeri maupun asing melihat kesempatan besar untuk meraup keuntungan. Maka dengan ide membangun suatu tempat dengan skala besar untuk menampung ratusan bahkan ribuan masyarakat yang dapat berbelanja, tempat tersebut dinamakan pusat perbelanjaan (shopping center). Pusat perbelanjaan ini sendiri menyediakan kebutuhan mulai dari sandang pangan, pakaian, alat elektronik hingga kebutuhan berupa jasa.

Konsep perencanaan pusat perbelanjaan ini kemudian dikembangkan lagi fungsinya, dimana kegiatan pada pusat perbelanjaan ini tidak hanya sekedar untuk berbelanja, akan tetapi juga bisa untuk tempat rekreasi, hiburan, bermain, dan melakukan kegiatan lainnya. Adapun tema yang diambil dalam perancangan ini adalah Arsitektur Metafora. Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya.

Dalam perancangan Pusat Perbelanjaan ini menggunakan gaya arsitektur metafora yang bersifat Combined dengan adanya kombinasi wujud nyata benda yang berkaitan dengan penerbangan, di ikuti oleh wujud abstrak yang mengikuti benda yang dipakai sebagai bentuk dasar perancangan. Design bangunan menginterpretasikan konsep dari bandara Kualanamu, Tema metafora diangkat menjadi tema dari Pusat Perbelanjaan dengan pendekatan segala sesuatu yang berhubungan dengan penerbangan.

1.2. Maksud dan Tujuan

(4)

1. Menyediakan pusat perbelanjaan berskala besar bagi kawasan kualanamu.

2. Sebagai tempat masyarakat kualanamu dan sekitarnya yang menghabiskan waktu transit di Medan dapat berbelanja.

3. Sebagai tempat berbelanja dan merupakan tempat rekreasi bagi warga bersama keluarga.

1.3. Masalah Perancangan

Dari penelaahan Latar Belakang dan penelusuran maksud dan tujuan dari proyek ini, adapun permasalahan-permasalahan dari berbagai aspek yang menyangkut proyek ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana memilih kategori pusat perbelanjaan yang tepat.

2. Bagaimana menciptakan hubungan yang harmonis antara bangunan

Shopping Center dengan bangunan di sekitarnya yang sama-sama

memiliki fungsi pendukung dari kawasan tersebut.

3. Bagaimana pengolahan ruang dalam yang saling berintegrasi antar berbagai fungsi kegiatan yang berbeda.

1.4. Pendekatan

Pendekatan yang ada dalam perancangan ini menggunakan beberapa metoda sebagai berikut:

1. Studi literatur berkaitan dengan judul dan tema untuk mendapatkan informasi dan bahan berupa literatur yang sesuai dengan materi laporan, untuk memperkuat fakta secara ilmiah dan untuk dengan mempelajari permasalahan yang ada serta pemecahan masalah berdasarkan referensi-referensi yang mendukung dalam proses perancangan seperti buku panduan, standar bangunan maupun standar keselamatan pada bangunan sesuai dengan fungsi proyek.

(5)

dalam judul proyek ini yang diambil dari berbagai sumber seperti buku, internet, dan sebagainya.

3. Survey lapangan mengenai kondisi sekitar site/lokasi perancangan dengan menganalisa potensi-potensi yang ada pada lingkungan sekitar untuk mendapatkan data-data.

4. Menggali informasi dari instansi dan narasumber terkait untuk memperoleh datayang dibutuhkan untuk mendukung kelayakan studi proyek.

1.5. Lingkup / Batasan

Lingkup kajian dalam studi kasus adalah perencanaan Shopping Center. Sedangkan pembahasan akan dibatasi dari berbagai aspek berikut :

1. Fungsi

Batasan fungsi adalah kegiatan yang akan dilangsungkan dalam bangunan shopping center yaitu kegiatan berbelanja, kegiatan rekreasi atau hiburan, dan kegiatan pengelola bangunan.

2. Arsitektural

Batasan arsitektural yaitu batasan nilai-nilai arsitektur yang akan dibahas nantinya dalam perancangan Shopping Center ini antara lain : a. Bentuk dan ruang, bagaimana gubahan massa, penataan ruang luar

(6)

1.6. Kerangka Berfikir

(7)

1.7. Sistematika Penulisan Laporan

Adapun sistematika penyusunan laporan ini,yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, masalah perancangan, pendekatan, lingkup / batasan, kerangka berfikir, dan sistematika laporan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi terminologi judul, alternatif lokasi, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan, keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis dan elaborasi tema.

BAB III METODOLOGI

Berisi mengenai penjelasan kerangka pendekatan, metode, dan teknik diagnosis/analisis yang akan digunakan untuk menghasilkan desain/perancangan bangunan.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi terhadap lokasi tapak perancangan, masalah, potensi, prospek dan kondisi lingkungan, pemakai dan aktivitasnya. Juga berisi tentang dasar-dasar pemograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhah ruang, besaran dan persyaratan ruang, dan hubungan antar ruang.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisi tentang konsep gubahan massa, konsep struktur, penzoningan baik luar maupun dalam, serta konsep utilitas bangunan.

BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR

Berisi gambar hasil perancangan berupa foto maket maupun gambar kerja. DAFTAR PUSAKA

Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literature selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek.

LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini mengindikasikan adanya kandungan oksida besi yang mengakibatkan penambahan ion besi yang cukup signifikan, sedangkan untuk kedalaman 3 meter mengalami

Sehingga tidak selalu paritas merupakan penyebab dari terjadinya ruptur perineum spontan pada primigravida, karena ruptur perineum spontan bisa terjadi juga oleh faktor

Terdapat dua klasifikasi yang diperdagangkan pada perdagangan internasional, yaitu gambir mentah dan gambir olahan. Pengembangan ekspor gambir Indonesia, baik

Pada intinya tidak setiap hal baik yang telah dicapai oleh negara maju dapat dikembangkan oleh negara berkembang seperti Indonesia, ada hal-hal yang perlu diperhatikan yang

Good Laboratory Practice (GLP) adalah praktik laboratorium yang benar dimana suatau pelayanan yang ada dalam laboratorium harus memenuhi GLP agar mutu laboratorium klinik

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi produksi asam asetat dari substrat etanol hasil fermentasi alkohol menggunakan kultur batch dan fed-batch dengan dan

According to the problems that have been described above, the purpose of this research is to develop students' creativity through the application of problem based learning model

Hasil proses dan pembuatan serta implementasi aplikasi ini akan sangat membantu pengguna untuk mendapatkan informasi yang lebih luas akan Obyek Wisata Domestik dan