• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Value At Risk PT Telkom TBK dengan Statistika Deskriptif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Value At Risk PT Telkom TBK dengan Statistika Deskriptif"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Risiko adalah kerugian karena kejadian yang tidak diharapkan terjadi. Misalnya, kejadian sakit

mengakibatkan kerugian sebesar biaya berobat dan upah yang hilang karena tidak dapat bekerja

selama sakit. Risiko ini disebut risiko sakit.

Proses manajemen risiko terdiri atas tiga tahap. Petama, identifikasi risiko, misalnya A

mengiidentifikasi risiko sakit. Kedua, mengukur risiko, misalnya kerugian A apabila sakit adalah

100. Ketiga, manajemen risiko, misalnya menyediakan cadangan sebesar 100, dan menjalankan

pola hidup sehat. Hal yang perlu ditekankan dalam manajemen risiko adalah bahwa manajemen

risiko bukan sekedar mengidentifikasi, mengukur, dan menyediakan cadangan, namun aktivitas

keseharian harus mencerminkan semangat manajemen risiko tersebut. Pola hidup sehat adalah

salah satu implementasi manajemen risiko.

Ukuran risiko adalah VAR (Value At Risk), yang merupakan pengukuran kemungkinan

kerugian terburuk dalam kondisi pasar yang normal pada kurun waktu t dengan tingkat kepercayaan tertentu α. Secara sederhana VaR ingin menjawab pertanyaan, seberapa besar (dalam persen atau sejumlah uang tertentu) perusahaan dapat merugi selama waktu investasi t dengan tingkat kepercayaan sebesar α. Oleh karena itu, akan dihitung nilai VaR dengan kesalahan normal dan nilai VaR dengan kesalahan skewness dan kurtosis.

Perusahaan Telekomunikasi yang dianggap sebagai pemimpin pasar di Indonesia yang

tercatat diberbagai sumber yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia (TELKOM). Fluktuasi harga

saham PT. TELKOM Tbk selama 5 bulan terakhir, yaitu pada bulan Agustus (4.090 – 4.550),

bulan September (4.050 – 4.310), bulan Oktober (4.140 – 4.380), bulan November (3.780 –

4.280), dan bulan Desember (3.690 – 3.980). PT TELKOM juga mencatat kenaikan

pertumbuhan laba bersih disetiap tahunnya. Hal ini menjadi pembahasan yang menarik terutama

bagi calon investor yang akan menyalurkan dananya terhadap perusahaan tersebut. Namun,

(2)

keuntungan bagi investor. Dengan demikian penulis mengambil judul ”PENENTUAN VALUE

AT RISK PT TELKOM TBK DENGAN STATISTIKA DESKRIPTIF”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Menentukan nilai risiko (value at risk) pada keadaan saham PT Telkom Tbk dengan

menggunakan statistika deskriptif.

1.3 BATASAN MASALAH

Dalam penelitian ini, pengambilan sampel akan didasarkan pada batasan-batasan sebagai berikut:

1. Data yang digunakan merupakan data yang secara resmi dipublikasikan oleh Bursa efek

Indonesia dan Bank Indonesia.

2. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% dan potensi

terjadinya kerugian maksimum (VaR), dihitung selama 30 hari.

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui seberapa besar keuntungan saham PT. Telkom Tbk.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:

1. Para analis dan investor di pasar saham Indonesia akan dapat memperoleh gambaran

yang jelas mengenai model yang tepat dari Value at Risk untuk mengukur salah satu

risiko pasar yaitu menggunakan statistika distribusi return dari saham PT Telkom Tbk,

sehingga dalam pengambilan keputusan investasinya dapat memperhitungkan apakah

risiko yang ditanggung sesuai dengan return yang diharapkan.

2. Perusahaan yang sahamnya tergabung dalam PT Telkom Tbk dapat mengevaluasi

performa saham perusahaan tersebut dengan mengetahui VaR dari sekumpulan keadaan

(3)

3. Para akademisi dapat mengambil manfaat penelitian ini sebagai kasus nyata yang dapat

digunakan dalam penelitian manajemen keuangan dan dapat menjadi pelengkap penilitian

yang lain serta dapat mengembangkan penelitian-penelitian selanjutnya.

1.6 TINJAUAN PUSTAKA

Sudjana (2002) dan Supangat, Andi (2007), memaparkan bahwa distribusi normal atau sering

pula disebut distribusi Gauss yang variabel acaknya bersifat kontinu. Distribusi ini merupakan

salah satu yang paling penting dan banyak digunakan.

Ada sejumlah konsep statistik dan ukuran yang perlu diketahui ketika menganalisa distribusi

menggunakan statistik. Statistika deskriptif adalah salah satu ukuran statistik yang akan dibahas

dalam menghitung pengukuran risiko.

Uji Normalitas

Melakukan uji normalitas data terhadap setiap variabel bebas. Uji normalitas terhadap data

dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang diambil berdistribusi normal atau tidak. Uji

yang digunakan adalah uji Liliefours yang dikemukaan oleh Sudjana (2005:466) dengan

langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

1. Mengurutkan setiap data pada variabel bebas dari data terendah sampai data terbesar.

2. Mengolah data menjadi bahan baku Z dengan menggunakan rumus:

̅

̅

̅

Di mana:

Zi = nilai Distribusi Normal

s = simpangan Baku

� = rata-rata

Xi = data setiap variabel

(4)

3. Dengan menggunakan distribusi normal baku, dihitung peluang dari F(Zi) = P(Z ≤ Zi).

Untuk nilai F(Zi) dilihat dengan tabel Z.

4. Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2, …, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi, dengan

menggunakan rumus:

Di mana:

S(Zi) = banyaknya nilai F(Zi) yang sama.

n = banyak data

5. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi). Kemudian ditentukan harga mutlaknya dan harga mutlak

terbesar dinyatakan dengan L0 .

6. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol dibandingkan antara L0 dengan nilai kritis L

pada uji liliefours.

Ambil harga L0 dengan kritis L ( Ltabelpada taraf nyata α = 0,05 yang dipilih).

Kriteria pengujiannya :

Jika L0≤ Ltabel berarti data berdistribusi normal.

Jika L0≥ Ltabel berarti data tidak berdistribusi normal.

1. Nilai rata-rata (Mean)

̅

Di mana:

� = data setiap variabel

(5)

2. Modus

Modus adalah nilai yang muncul dengan frekuensi terbesar.

( )

Di mana:

b = batas bawah kelas modal ialah kelas interval dengan frekuensi terbanyak

p = panjang kelas modal

1 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang

lebih kecil sebelum tanda kelas modal

2 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang

lebih besar sesudah tanda kelas modal

3. Median

Median adalah nilai tengah dari sebuah kelompok angka tertentu yang diperingkat

berdasarkan besarnya nilai angka tersebut.

Di mana:

b = batas bawah kelas median

p = panjang kelas median

n = banyak data

F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median

f = Frekuensi kelas median

4. Standart deviasi

Standart deviasi adalah ukuran simpangan nilai tertentu dari nilai rata-ratanya. Dalam hal

ini standart deviasi akan mengukur simpangan kerugian dari suatu risiko terhadap

(6)

̅

Di mana:

� = standar deviasi = data ke i

̅ = rata-rata n = banyak data

5. Skewness

Skewness atau kemiringan adalah tingkat ketidaksimetrian atau kejauhan simetri dari

sebuah distribusi. Sebuah distribusi yang tidak simetri akan memiliki rata-rata, median

dan modus yang tidak sama besarnya, sehingga distribusi akan terkonsentrasi pada salah

satu sisi dan kurvanya akan miring. Untuk mengetahui bahwa konsentrasi distribusi

miring ke kanan atau miring ke kiri, dapat digunakan koefisien kemiringan pearson tipe

kedua, dengan rumus:

̅

Di mana:

Sk = koefisien kemiringan

̅ = rata-rata Me = median

σ = simpangan baku

6. Kurtosis

Kurtosis (keruncingan) adalah tingkat kepuncakan dari sebuah distribusi yang biasanya

diambil secara relatif terhadap suatu distribusi normal. Berdasarkan keruncingannya,

kurva distribusi dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu:

a. Leptokurtik merupakan distribusi yang memiliki puncak relatif tinggi.

(7)

c. Mesokurtik merupakan distribusi yang memiliki puncak tidak tinggi dan tidak

mendatar.

Untuk mengetahui keruncingan suatu distribusi dan menyelidiki apakah distribusi normal

atau tidak, salah satu ukuran yang sering digunakan adalah koefisien keruncingan atau

koefisien kurtosis persentil dengan rumus:

Di mana:

SK = simpangan kuartil

K1 = kuartil satu

K3 = kuartil tiga

P10 = persentil sepuluh

P90 = persentil 90

Situngkir, Hokky dan Surya, Yohanes (2006) memaparkan bahwa untuk menghitung nilai VaR dengan kesalahan normal disimbolkan dengan Ψnormal, dinyatakan sebagai:

Ψnormal = mean –aσ

Di mana:

Mean = nilai rata-rata

(8)

Perhitungan VaR dengan kesalahan skewness dan kurtosis disimbolkan dengan ΨSk

dinyatakan sebagai:

( )

Di mana:

a’ = nilai kesalahan skewness dan kurtosis

Sk = nilai skewness

k = nilai kurtosis

Sehingga rumusnya dapat diperoleh:

ΨSk = mean – a׳σ

Di mana:

Mean = nilai rata-rata

a׳ = nilai kesalahan skewness kurtosis. σ = standar deviasi

1.7 METODE PENELITIAN

Langkah-langkah yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pengumpulan data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang bersumber dari

internet (www.finance.yahoo.com)

2. Mengolah data dengan menghitung rata-rata, modus, median, standar deviasi, skewness

dan kurtosis.

3. Menghitung nilai VaR dengan kesalahan normal Ψnormal = mean – aσ dan menghitung VaR dengan kesalahan skewness dan kurtosis ΨSk = mean – a׳σ

Referensi

Dokumen terkait

financial dapat dilakukan secara akurat yang meliputi risiko harga. pasar/sekuritas ( price

timbul dari perubahan tingkat bunga, timbul sebagai akibat dari traded market risk yaitu risiko kerugian nilai investasi yang terkait dengan kegiatan pembelian dan

Risiko pasar adalah risiko kerugian yang timbul akibat pergerakan harga pasar yaitu timbul dari perubahan tingkat bunga, timbul sebagai akibat dari traded market risk yaitu

Berdasarkan figure 12, dapat dilihat bahwa return VaR (garis hitam) dengan tingkat kepercayaan 99% dengan Copula Clayton dapat mengantisipasi nilai risiko

harga saham dimasa yang lalu.Salah satu aspek yang penting dalam analisis resiko keuangan adalah perhitungan Value At Risk (VaR), yang merupakan pengukuruan kemungkinan

VaR relatif dan VaR absolut dengan pendekatan Transformasi Johnson dan Simulasi Historis pada tingkat kepercayaan 95% boleh digunakan untuk menduga risiko pada

(2) Mencari tingkat kerugian yang mungkin akan diderita investor dalam investasi menggunakan Value at Risk (VaR) pada portofolio dengan simulasi Monte Carlo

Tingkat suku bunga yang tinggi, inflasi, tingkat produktivitas nasional, politik dan lain sebagainya dapat memiliki dampak penting pada potensi keuntungan perusahaan hingga