Lampiran 1.Flowchart Penelitian
Mulai
Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar
Pengelasan
Menggerinda permukaan yang kasar Merangkai alat
Pengecatan Merancang bentuk alat
Menggambar dan menentukan dimensi alat
Memilih bahan
Mengukur bahan yang akan digunakan
Lampiran 2. Data Penelitian Kapasitas Efektif Alat
Ulangan Berat Bahan (kg) Waktu Pengolahan (jam) Kapasitas Alat (kg/jam)
1 1 0,027 37,03
Persentase Bahan Tertinggal
Ulangan Berat Awal Bahan (kg)
Rendemen = erat ahan ertinggal
erat ahan aku =
kg
kg 30% Ulangan 2
Rendemen = erat ahan ertinggal
erat ahan aku =
kg
kg 25% Ulangan 3
Rendemen = erat ahan ertinggal
erat ahan aku =
kg
Lampiran 3. Analisis Ekonomi efektif berdasarkan tahun 2015) 2. Perhitungan biaya produksi
a. Biaya tetap (BT)
1. Biaya penyusutan (Dt)
Dt = (P-S) (A/F, i, n) (F/P, i, n-1)
Tabel perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund
Akhir Tahun ke (P-S) (Rp) (A/F, 7.5%, n) (F/P, 7.5%, n-1) Dt
2. Bunga modal (7,5%) dan asuransi (2%) I = iሺPሻ n
n
= ሺ ሻ Rp. . ሺ ሻ
ሺ ሻ
Tabel perhitungan biaya tetap tiap tahun
b. Biaya tidak tetap (BTT)
1. Biaya perbaikan alat (reparasi) Biaya reparasi = P- Upah kerja = Rp.10.000/jam Biaya Operator = Rp.80.000
Total Biaya Tidak Tetap (BTT) = Biaya reparasi + Biaya operator = Rp.2,52+ Rp.10.000
= Rp.10.003/jam c. Biaya pencetakan pelet ikan
Biaya pokok = [ + BTT] C
Tabel perhitungan biaya pokok tiap tahun
Lampiran 4. Break Even Point
Break even point atau analisis titik impas (BEP) umumnya berhubungan
dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol.
Penerimaan setiap produksi (R) = Rp.6.320/kg (harga ini diperoleh dari perkiraan harga di lapangan)
Alat akan mencapai break even point jika alat telah mencetak bahan sebanyak : N =
R-
= Rp. . tahun Rp. . kg - Rp. kg
Lampiran 5. Net Present Value
Pendapatan = Penerimaan x Kapasitas Alat x Jam Kerja Alat 1 tahun (dengan asumsi pengolahan pelet mulai dari awal hingga akhir selama 30 menit atau 0,5jam)
= Rp.6320 x 270 kg/hari x 2352 jam/tahun x 0,5 jam = Rp.2.005.020.000/tahun
Pembiayaan =Biaya Pokok x Kapasitas Alat x Jam Kerja Alat 1 tahun Tabel perhitungan pembiayaan tiap tahun
Tahun Biaya Pokok (Rp/kg) = Rp.2.005.020.000 x 4.0459 = Rp.8.112.110.418
- Nilai akhir = Nilai akhir x (P/F, 7.5%,5) = Rp.55.000 x 0.6966
= Rp.38.313
Cash out Flow 7.5%
Jumlah COF = Investasi + Pembiayaan = Rp.550.000 + Rp.93.731.039 = Rp.94.281.039
NPV 7.5% = CIF – COF
= Rp.8.112.148.731 – Rp.94.281.039 = Rp.8.017.867.692
Lampiran 6. Internal Rate of Return
Dengan menggunakan metode IRR akan mendapat informasi yang berkaitan dengan tingkat kemampuan cash flow dalam mengembalikan investasi yang dijelaskan dalam bentuk % periode waktu. Logika sederhananya menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa besar pula kewajiban yang harus dipenuhi.
Internal rate of return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan
kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan tertentu. Harga IRR dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
IRR = q% + = Rp.2.005.020.000 x 3.8397 = Rp.7.698.675.294
- Nilai akhir = Nilai akhir x (P/F,9.5%,5) = Rp.55.000 x 0.6352 = Rp.34.936
Cash out Flow 7.5%
Jumlah COF = Investasi + Pembiayaan = Rp.550.000 + Rp.88.953.055 = Rp.89.503.055
NPV 9.5% = CIF – COF
= Rp.7.698.710.230 – Rp.89.503.055 = Rp.7.609.207.175
Lampiran 7. Gambar Alat Pencetak Pelet Ikan Manual
Alat pencetak pelet ikan manual
Lampiran 8. Gambar Proses Pencetakan Pelet Ikan
Adonan pelet ikan