UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA
BAB 3
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Teori
UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA
3.2 Kerangka Konsep
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko penyakit ginjal kronis pada pasien hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014 dan 2015. Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian adalah:
Variable Dependent Variable Independent
Skema 3.2. Kerangka Konsep
Penyakit Ginjal Kronis pada pasien
hemodialisa Faktor-Faktor Risiko
- Umur - Hipertensi - Obesitas sentral - Perokok
- Jenis kelamin - Diabetes
- Batu saluran kemih - Infeksi saluran kemih - Glomerulonefritis - Penyakit ginjal
UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian potong lintang ataupun yang disebutkan desain cross sectional pendekatan retrospective. Penelitian ini disebut studi deskriptif karena ingin mengetahui prevalensi dan faktor risiko penyakit ginjal kronis pada pasien hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik, Medan. Penelitian ini merupakan desain cross sectional karena subyek diukur atau dikumpulkan secara simultan yaitu pada waktu yang bersamaan dan pendekatan retrospective karena data merupakan rekam medis selama dua tahun sebelumnya di RSUP Haji Adam Malik, Medan. Penelitian dilakukan di Instalasi Rekam Medis, RSUP Haji Adam Malik, Medan.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian terdiri daripada tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian. Tahap persiapan merupakan tahap proses persiapan proposal penelitian termasuk pelaksanaan proses penelitian awal yaitu dari maret hingga Juni 2016. Tahap pelaksanaan merangkumi konsultasi pelaksanaan, pengambilan data daripada rekam medik, menginterpretasi data yang diperoleh dan menyimpulkan hasil penelitian. Data yang diambil dan dikumpul dari rekam medik hanya data pada periode 1 Januari 2014-31 Desember 2015 yang akan dilakukan pada September-Desember 2016. Tahap penyelesaian merupakan tahap yang terakhir yaitu penulisan, ujian, revisi dan penyerahan hasil skripsi.
4.2.2.Tempat Penelitian
UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah pasien hemodialisa yang menderita penyakit ginjal kronis yang dirawat jalandi RSUP Haji Adam Malik, Medan dalam masa waktu 1 Januari 2014-31 Desember 2015.
4.3.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bahagian dari populasi yang mewakili populasi yang akan diambil. Sampel penelitian ini dengan metode total sampling dimana seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian dimana sampel yang digunakan adalah semua populasi yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Adapun kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini adalah:
a. Kriteria Inklusi
Data rekam medik yang mencakup hal berikut:
- Penderita penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisa - Penderita penyakit ginjal kronis yang dirawat jalan
- Penderita penyakit ginjal kronis yang mempunyai rekam medik yang lengkap
b. Kriteria Ekslusi
Data rekam medik yang mencakup hal berikut:
- Penderita penyakit ginjal kronis yang mempunyai rekam medik yang tidak lengkap
4.4. Teknik Pengumpulan Data
UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA
4.5. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data yang terkumpul dianalisi secara deskriptif menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS). Data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Segala penjelasan mengenai data pula disajikan dalam bentuk narasi sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui prevalensi dan faktor risiko penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik, Medan tahun 2014 dan 2015.
4.6. Definisi Operasional
Sesuai dengan masalah, tujuan dan model penelitian, maka yang menjadi variabel dalam penelitian beserta dengan definisi operasionalnya masing-masing sesuai dengan yang dicatat oleh petugas rumah sakit sebagai berikut :
1. Umur adalah umur penderita saat didiagnosa menderita penyakit ginjal kronis yang tercatat dalam rekam medik di RSUP H. Adam Malik periode Januari 2014-Desember 2015.
2. Jenis kelamin adalah perbedaan jenis kelamin secara biologis pada penderita penyakit ginjal kronis yang tercatat dalam rekam medic di RSUP H. Adam Malik periode Januari 2014-Desember 2015.
3. Obesitas sentral adalah penimbunan lemak berlebihan pada batang tubuh, terutama berada pada bagian perut, dan diukur berdasarkan lingkar perut ≥80 cm untuk perempuan dan ≥90 cm untuk laki-laki dengan indeks massa tubuh ≥25 pada penderita penyakit ginjal kronis yang tercatat dalam rekam medik RSUP H. Adam Malik periode Januari 2014-Desember 2015.
UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA 5. Hipertensi menurut JNC8 adalah tekanan darah sistolik ≥140 mmHg
serta diastolic≥90 mmHg pada penderita penyakit ginjal kronis yang tercatat dalam rekam medik RSUP H. Adam Malik periode Januari 2014- Desember 2015.
6. Diabetes Mellitus adalah adanya peningkatan kadar gula dalam darah puasa > 120 mg/dl atau kadar gula dalam darah sewaktu > 200 mg/dl pada penderita penyakit ginjal kronis yang tercatat dalam rekam medik di RSUP H. Adam Malik periode Januari 2014-Desember 2015.
7. Batu saluran kemih adalah adanya riwayat batu saluran kemih dalam saluran kemih pada penderita penyakit ginjal kronis yang tercatat di rekam medik di RSUP H. Adam Malik periode Januari 2014-Desember 2015.
8. Infeksi saluran kemih adalah ditemukannya sel lekosit lebih dari 5 per lapangan pandang besar (LPB) dan kuman lebih dari 100.000 koloni per milliliter urin pada penderita penyakit ginjal kronis yang tercatat dalam rekam medik di RSUP H. Adam Malik periode Januari 2014-Desember 2015.
9. Glomerulonefritis adalah ditandai dengan proteinuria massif (≥3,5g/1,73 m²/hari) pada penderita penyakit ginjal kronis yang tercatat dalam rekam medik di RSUP H. Adam Malik periode Januari 2014-Desember 2015. 10. Penyakit ginjal polikistik adalah penyakit kelainan genetik progresif
yang menyerang ginjal dan ditandai timbulnya kista ginjal yang membesar secara progresif pada penderita penyakit ginjal kronis yang tercatat dalam rekam medik di RSUP H. Adam Malik periode Januari 2014-Desember 2015.
UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.6 Variabel, Alat Ukur, Cara Ukur, Hasil Ukur, dan Skala Ukur
Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Umur Data rekam
medik
Observasi Umur dengan kategori 1. (≤ 60 tahun) 2. (> 60 tahun)
Ordinal
Hipertensi Data rekam medik
Observasi Hipertensi 1. Ada hipertensi 2.Tidak ada hipertensi
Nominal
Jenis Kelamin Data rekam medik
Observasi Jenis Kelamin 1.Laki-laki
Obesitas sentral Data rekam medik
UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau no. 17, kelurahan Kemenangan Tani, kecamatan Medan Tuntungan. Letak RSUP H. Adam Malik ini agak berada di daerah pedalaman yaitu berjarak +- 1 Km dari jalan Djamin Ginting yang merupakan jalan raya menuju ke arah Brastagi. RSUP H. Adam Malik merupakan Rumah Sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VIII/1990. Di samping itu, RSUP H. Adam Malik adalah Rumah Sakit Rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Propinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau. RSUP H. Adam Malik juga ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.502/Menkes/IX/1991 tanggal 6 September 1991 dan secara resmi pusat pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dipindahkan ke RSUP H. Adam Malik pada tanggal 11 Januari 1993. Rumah sakit ini memiliki Unit Hemodialisis yang merupakan lokasi pengambilan data untuk penelitian ini.
5.1.2 Karakteristik Subyek Penelitian
UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA
Tabel 5.1. Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik
Frequency Percent
Laki-laki 38 54.3
Perempuan 32 45.7
Total 70 100.0
Berdasarkan Tabel 5.1. dapat diketahui bahwa dari 70 sampel terdapat 38 orang berjenis kelamin laki-laki (54,3%) dan 32 orang berjenis kelamin perempuan (45,7%).
Secara keseluruhan, rata-rata umur sampel adalah 56 tahun. Responden termuda berumur 13 tahun dan tertua berumur 64 tahun. Dari Tabel 5.2. dapat dilihat bahwa sampel mayoritas berumur 50-69 tahun, yaitu 35 orang (50%) dan jumlah sampel kedua terbanyak berumur 30-49 tahun, yaitu 33 orang (47,1%)dan jumlah sampel paling sedikit berumur 10-29 tahun, yaitu 2 orang (2,9%) .
Tabel 5.3. Distribusi Berdasarkan Riwayat Merokok Pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik
Frequency Percent
Merokok 31 44.3
Tidak Merokok 39 55.7
Total 70 100.0
Berdasarkan table 5.3 menunjukkan bahawa bilangan penderita penyakit ginjal kronis yang tidak mempunyai riwayat merokok adalah paling besar yaitu sebanyak 39 orang (55,7%) dan 31 orang (44,3%) lagi mempunyai riwayat merokok.
Tabel 5.2. Distribusi Berdasarkan Umur Penderita Penyakit Ginjal Kronik
Frequency Percent
10-29 2 2.9
30-49 33 47.1
50-69 35 50.0
UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA
Tabel 5.4. Distribusi Berdasarkan Faktor Resiko Pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik
Frequency Percent
Hipertensi 21 30.0
Diabetes Melitus 14 20.0
Infeksi Saluran Kemih 11 15.7
Batu Saluran Kemih 8 11.4
Glomerulonefritis 7 10.0
Obesitas Sentral 5 7.1
Penyakit Ginjal Polikistik 4 5.7
Total 70 100.0
Dari tabel 5.4, dapat di ketahui bahawa faktor resiko penyakit ginjal kronis terbesar adalah hipertensi dengan jumlah 21 orang (30%). Faktor resiko penyakit ginjal kronis yang paling rendah adalah penyakit ginjal polikistik dengan jumlah 4 orang (5,7%). Jumlah sampel kedua tertinggi adalah diabetes mellitus dengan jumlah pasien sebanyak 14 orang (20%). Seterusnya faktor resiko infeksi saluran kemih dengan jumlah pasien sebanyak 11 orang (15,7%), dan diikuti dengan faktor resiko batu saluran kemih dengan jumlah 8 orang (11,4%). Pasien dengan faktor resiko glomerulonefritis yang menderita PGK adalah sebanyak 7 orang (10%) dan faktor resiko kedua terendah adalah obesitas sentral dengan jumlah pasien sebanyak 5 orang (7,1%).
Tabel 5.5. Distribusi Berdasarkan Faktor Resiko Dan Jenis Kelamin Pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik
Jenis Kelamin Responden Laki Perempuan
Total
n % n % n %
Riwayat Faktor Risiko
Hipertensi 14 36.84 7 21.87 21 30.00
Diabetes Melitus 4 10.53 10 31.25 14 20.00 Infeksi Saluran Kemih 1 2.63 10 31.25 11 15.71
Batu Saluran Kemih 8 21.05 0 0 8 11.43
Glomerulonefritis 5 13.16 2 6.25 7 10.00
Obesitas Sentral 2 5.26 3 9.37 5 7.14
Penyakit Ginjal Polikistik
4 10.53 0 0 4 5.71
UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA Dari tabel 5.5. diatas, didapati pasien hipertensi (30%) yang menderita penyakit ginjal kronis lebih banyak ditemui pada pasien laki-laki sebanyak 14 orang, manakala perempuan sebanyak 7 orang. Pasien diabetes mellitus (20%) yang menderita PGK ditemukan 4 orang pada laki-laki dan 10 orang perempuan. Seterusnya, pasien infeksi saluran kemih (15,7%) yang menderita penyakit ginjal kronis lebih banyak ditemui pada pasien perempuan sebanyak 10 orang dan satu orang laki-laki. Pasien dengan batu saluran kemih (11,4%) ditemukan jumlah 8 orang laki-laki, manakala pasien dengan glomerulonefritis (10%) ditemukan jumlah 5 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Bagi pasien dengan obesitas sentral (7,1%) yang menderita penyakit ginjal kronis menunjukkan jumlah 3 orang prempuan dan 2 orang laki-laki. Faktor resiko terendah, yaitu penyakit ginjal polikistik (5,4%) memperlihatkan jumlah 4 orang laki-laki.
Tabel 5.6. Distribusi Berdasarkan Faktor Resiko Dan Umur Pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik
UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA Dari tabel 5.6. menunjukkan bahawa umur responden yang menderita penyakit ginjal kronis paling tinggi adalah umur antara 50-69 tahun dengan bilangan 35 orang. Seterusnya diikuti dengan usia antara 30-49 tahun dengan jumlah 33 orang dan paling terendah dengan umur antara 10-29 tahun dengan jumlah 2 orang sahaja.
5.2 Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi dan faktor resiko penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa yang dirawat jalan di RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini dilakukan sejak bulan September 2016 dan di dapatkan 70 pasien penderita penyakit ginjal kronik, yang terdiri dari 32 orang perempuan dan 38 orang laki-laki.
Pada tabel 5.4, ditemukan beberapa penyebab penyakit ginjal kronik pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa yang dirawat jalan RSUP H. Adam Malik Medan, yaitu hipertensi, obesitas sentral, penyakit ginjal polikistik, infeksi saluran kemih, batu saluran kemih, glomerulonefritis dan diabetes mellitus.
Dari hasil penelitian ini, didapatkan bahwa penyebab penyakit ginjal kronik terbanyak ialah hipertensi 30%. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya. Menurut hasil penelitian Hsuet (2005) dan Susalit (2003), secara klinik pasien dengan riwayat penyakit faktor risiko hipertensi mempunyai risiko mengalami penyakit ginjal kronik 3,2 kali lebih besar daripada pasien tanpa riwayat penyakit faktor risiko hipertensi. Peningkatan tekanan darah berhubungan dengan kejadian penyakit ginjal kronik. Hipertensi dapat memperberat kerusakan ginjal telah disepakati yaitu melalui peningkatan tekanan intraglomeruler yang menimbulkan gangguan struktural dan gangguan fungsional pada glomerulus. Tekanan intravaskular yang tinggi dialirkan melalui arteri aferen kedalam glomerulus, dimana arteri aferen mengalami konstriksi akibat hipertensi.39, 40
UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA penelitian yang dilakukan oleh Afolabi dkk tahun 2006 di Rumah Sakit Umum Wesley, Nigeria melaporkan terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat diabetes melitus dengan kejadian penyakit ginjal kronik. Penelitian Chanban dkk tahun 2003 di Australia juga melaporkan bahwa prevalensi penurunan laju filtrasi glomerulus <60ml/min/173m2 3 kali lebih tinggi pada orang dengan riwayat diabetes melitus dibandingkan dengan orang tanpa riwayat diabetes melitus. Dari uji statistik didapatkan adanya hubungan yang bermakna secara statistik antarariwayat diabetes melitus dengan penyakit ginjal kronik. Dari uji statistik lain pula didapatkan orang dengan riwayat diabetes melitus 3-4 kali lebih besar kemungkinan untuk menderita penyakit ginjal kronik dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki riwayat penyakit ginjal kronik. Keadaan hiperglikemia yang lama akan berakibat buruk pada ginjal dan dapat menyebabkan terjadinya fibrosis dan inflamasi pada glomerulus dan tubulus. Kondisi ini menyebabkan percepatan kerussakan fungsi ginjal.41, 42, 43
Faktor resiko ketiga tertinggi dalam penelitian ini adalah infeksi saluran kemih yaitu sebanyak 11 orang (15.7%). Berdasarkan penelitian sebelumnya pasien batu saluran kemih yang mempunyai riwayat ISK mempunyai risiko 3 kali lebih besar untuk penyakit ginjal kronik dibandingkan dengan yang tidak mempunyai riwayat ISK Pembentukan batu infeksi disebabkanterdapatnya ammonia oleh karena adanya bakteri pemecah urea yang menyebabkan peningkatan pH urin menjadi basa. Pada pH urin tersebut,ion ammonium merupakan racun bagi sel-sel tubulus ginjal dan dapat mengakibatkan kerusakan jangka panjang (Vupputuriet al., 2004).Penelitian yang dilakukan Saucieret al.tahun 2010 menunjukkan adanya peningkatan risiko yang signifikan untuk penyakit ginjal kronik pada pasien batu struvit atau yang mempunyai riwayat infeksi salurankemih lebih dari 6 kali.44, 45
UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA 171 pasien dengan batu kalsium idiopatik, terdapat 30 orang dengan penurunan GFR (GFR diperkirakan <80 ml/min/1.73m2) mengalami penyakit batu yang parah dan berulang.46
Dari hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa penyebab penyakit ginjal kronik yg paling sedikit penyakit ginjal polikistik yaitu sebanyak 5,7% dan diikuti dengan obesitas sentral dan glomerulonefritis sebanyak 7,1% dan 10%. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Indonesian Society of Nephrology(InaSN) tahun 2000,yaitu diabetes dan hipertensi merupakan penyebab kedua dan ketiga penyakit ginjal kronik di Indonesia setelah glomerulonefritis.47
Dari data tersebut dapat terlihat bahwa penyebab utama penyakit ginjal kronik di Indonesia tidak hanya penyakit infeksi. Penyakit non infeksi seperti diabetes melitus dan hipertensi juga telah menjadi faktor risiko utama. Hal ini dikarenakan perubahan gaya hidup dan pola makan di Indonesia yang telah banyak mengadopsi kebiasaan barat. 6
Berdasarkan table 5.3 menunjukkan bahawa bilangan penderita penyakit ginjal kronis yang tidak mempunyai riwayat merokok adalah paling besar yaitu sebanyak 39 orang (55,7%) dan 31 orang (44,3%) lagi mempunyai riwayat merokok.Menurut Grassi (1994) dan Orth (2000), pasien yang mengalami penyakit ginjal kronis yang merokok mempunyai risiko 2 kali ganda untuk terjadinya gagal ginjal. Hal tersebut karena efek merokok fase akut yaitu meningkatkan pacuan simpatis yang akan berakibat pada peningkatan tekanan darah, takikardi, dan penumpukan katekolamin dalam sirkulasi. Pada fase akut beberapa pembuluh darah juga sering mengalami vasokonstriksi misalnya pada pembuluh darah koroner, sehingga pada perokok akut sering diikuti denganpeningkatan tahanan pembuluh darah ginjal sehingga terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus dan fraksi filter.27,28
UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA (47,1%) dan jumlah sampel paling sedikit berumur 10-29 tahun, yaitu 2 orang (2,9%). Mcclellan dan Flanders (2003) membuktikan bahwa faktor risiko penyakit ginjal salah satunya adalah umur yang lebih tua. Hal ini disebabkan karena semakin bertambah usia, semakin berkurang fungsi ginjal dan berhubungandengan penurunan kecepatan ekskresi glomerulus dan memburuknya fungsi tubulus. Penurunan fungsi ginjal dalam skala kecil merupakan proses normal bagi setiap manusia seiring bertambahnya usia, namun tidak menyebabkan kelainan atau menimbulkan gejala karena masih dalam batas-batas wajar yang dapat ditoleransi ginjal dan tubuh. Namun,akibat ada beberapa faktor risiko dapat menyebabkan kelainan dimana penurunan fungsi ginjal terjadi secara cepat atau progresif sehingga menimbulkan berbagai keluhan dari ringan sampai berat, kondisi ini disebut gagal ginjal kronik (GGK) atau chronic renal failure(CRF).20
UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari 70 sampel ini, diperoleh prevalensi dan faktor resiko penyakit ginjal kronik adalah hipertensi sebanyak 21 orang (30%) dan ini merupakan penyebab yang paling banyak didapati pada penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa dan rawat jalan RSUP.H.Adam Malik Medan dan penyebab yang paling sedikit adalah penyakit ginjal polikistik dengan bilangan 4 orang (5,7%).
6.2 Saran
1. Memberikan informasi tentang prevalensi dan faktor-faktor risiko penyakit ginjal kronis pada pasien hemodialisa di RSUP H. Adam Malik Medan.
2. Merupakan masukan bagi pelaksanaan program pemberantasan penyakit tidak menular, khususnya penyakit ginjal kronis yang mana kejadiannya cenderung meningkat khususnya di daerah Medan,Indonesia
3. Diharapkan dapat memberi informasi tambahan bagi penelitian lanjutan tentang prevalensi dan faktor resiko penyakit ginjal kronis pada pasien hemodialisa di Medan, Indonesia di fokuskan di RSUP H. Adam Malik. 4. Diharapkan dari penelitian yang akan dilakukan dapat menentukan faktor
resiko utama penyakit ginjal kronis dan dapat di fokuskan bagi pembenterasannya.
5. Data dan sumber acuan informasi yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya mengenai penyakit ginjal kronik pada pasien hemodialisis 6. Pengembangan wawasan dan kemampuan peneliti dalam menyelesaikan