• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Genetika dan Biologi M (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Genetika dan Biologi M (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

GEN ET I K A DAN BI OLOGI M OLEK U LER

(KEANEKARAGAMAN MAHLUK HIDUP)

Disusun oleh:

NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034

KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : V (Lima)

LABORATORIUM BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Genetika dan Biologi Molekuler dengan judul

“Keanekaragaman Mahluk Hidup” yang disusun oleh:

Nama : Lasinrang Aditia

Nim : 60300112034

Kelas : Biologi A

Kelmpok : V (lima)

Telah diperiksa oleh Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.

Samata-Gowa, Oktober 2014

Kordinator Asisten Asisten

(Muhammad Alamsyah) (Usman)

603001100 60300111066

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab

(3)

A. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut ini:

1. Untuk mengetahui adanya variasi pada tumbuhan.

2. Untuk mengetahui variasi sifat pada manusia khususnya sifat-sifat fisik.

3. Untuk mengetahui penyebaran sifat-sifat dan melihat persamaan sifat yang

terbanyak dalam populasi kelas.

B. Dasar Teori

Keanekaragaman merupakan dasar ciri–ciri makhluk hidup. Adanya

keanekaragaman genetik merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesies terhadap

lingkungannya. Keanekaragaman tidak hanya terjadi pada tumbuhan dan hewan

saja tetapi juga manusia. Namun pada manusia, keanekaragaman yang terjadi

hanya pada tingkat gen dan berkaitan dengan pewarisan sifat. Manusia

memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan mudah

melalui fenotip atau sifat yang tampak (Cummings, 2011).

Keanekaragaman tersebut memunculkan variasi. Dan sifat individu

ditentukan oleh gen. Faktor genotif yang berinteraksi dengan faktor lingkungan

memunculkan sifat yang tampak atau fenotif. Karena lingkungan yang berbeda,

sifat yang muncul pada tanaman dapat berbeda meskipun genotifnya sama. Jadi,

gen yang sama menampakkan sifat yang berbeda karena lingkungannya yang

berbeda (Sudjadi, 2005).

Menurut Syamsuri (2004), Penyebab timbulnya keanekaragaman variasi

adalah sebagai berikut:

1. Variasi genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh faktor keturunan (gen) yang

bersifat kekal dan diwariskan secara turun temurun dari satu sel kesel lainnya.

2. Variasi non genetik atau variasi lingkungan yaitu yang ditentukan oleh faktor

lingkungan seperti intensitas cahaya, kelembaban, pH, temperatur, kesuburan

tanah. Variasi lingkungan tidak diwariskan ke keturunannya.

Fenotip dapat dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat

(4)

mata, seperti warna kulit atau tekstur rambut. Fenotip dapat juga diuji untuk

identifikasinya, seperti pada penentuan angka respiratoris atau uji serologi tipe

darah. Fenotip merupakan hasil produk-produk gen yang diekspresikan di dalam

lingkungan tertentu. Namun, gen memiliki batasan-batasan di dalamnya sehingga

lingkungan dapat memodifikasi fenotip (Stansfield, 1983).

Genotip ialah seluruh gen yang dimiliki suatu individu. Genotip yang

terekpresikan menampakan fenotip pada suatu individu. Genotip yang melibatkan

alel-alel pada suatu lokus tunggal dapat menghasilkan genotip yang homozigot.

Keturunan homozigot dapat dihasilkan dari galur murni. Perpaduan heterozigot

dihasilkan dari alel yang berbeda (Starr, 2010).

Keragaman ditemui pada hampir semua karakter dari yang paling

gampang sampai yang paling sulit seperti tinggi, lebar, besar, berat, volume,

ukuran, bentuk. Menurut tolok ukurnya variasi dapat dibagi variasi yang bersifat

kuantitatif seperti tinggi, berat dan sebagainya. Ingat tinggi seseorang bervariasi

dengan selisih milimeter, sejak dari orang yang paling tinggi sampai dengan yang

paling rendah. Karena itu sifat kuantitatif bersifat ”kontinum”. Variasi yang

bersifat kualitatif seperti golongan darah, warna kulit, warna bunga, bentuk

permukaan biji dan sebagainya. Ingat antara antara golongan darah dan warna

tidak terdapat selisih antaranya yang dapat diukur, karena itu sifat kualitatif

disebut juga ”diskontinum” (Kimball, 1994).

C. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai

berikut:

Hari/tanggal : Senin/20 Oktober 2014

Waktu : 08.00-10.00 WITA

Tempat : Laboratorium Genetika dan Molekuler Lantai II

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

(5)

D. Alat dan Bahan a. Alat

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu mistar dan

meteran.

b. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu bunga

boungenvile (Boungainvillea sp), bunga mawar (Rosa sp), bunga asoka

(Saraca asoca), daun puring (Codiaeum variegatum), bunga pukul empat

(Mirabilis jalapa).

E. Cara Kerja

Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu:

1. Keanekaragaman pada tumbuhan

2. Keanekaragaman pada manusia

Menentukan bahan yang akan diamati

Mengamati sifat dan variasi tiap bahan

Mencatat hasil pengamatan

Mengamati sifat yang tampak dari tiap praktikan

Mengamati sifat dominan resesif dari tiap praktikan

(6)

F. Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

I. Keaneragaman pada tumbuhan

No Jenis Tanaman Variasi Jumlah Keterangan

(7)
(8)

Keterangan:

Jenis kelamin : XX (perempuan) – XY (laki-laki)

Tinggi Badan : TT (tinggi) – tt (pendek)

Bentuk Rambut : KK (lurus) – kk (keriting)

Lidah : RR (melipat) – rr (tidak melipat)

Ibu Jari tangan : BB (melipat) – bb (tidak melipat)

Telinga : BB (menggantung) – bb (menempel)

Golongan Darah : ABO, AB

G. Pembahasan

Keanekaragaman merupakan dasar ciri–ciri makhluk hidup. Adanya

keanekaragaman genetik merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesies terhadap

lingkungannya. Keanekaragaman tidak hanya terjadi pada tumbuhan dan hewan

saja tetapi juga manusia. Namun pada manusia, keanekaragaman yang terjadi

hanya pada tingkat gen dan berkaitan dengan pewarisan sifat. Manusia

memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan mudah

melalui fenotip atau sifat yang tampak.

Pada praktikum kali ini ialah tentang mengenal tipe keragaman pada

tumbuhan dan manusia. Pada keanekaragaman tumbuhan bahan yang digunakan

ialah bunga boungenvile, bunga mawar, bunga asoka, daun puring, bunga pukul

empat dari semua bahan ini akan diamati variasi bentuk, warna dan ukurannya.

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka didapatkan suatu ciri yang

berbeda pada suatu masing-masing jenis tanaman. Pada setiap jenis tanaman, kita

menemukan perbedaan dan setiap perbedaan itu kami dapatkan baik dari segi

bentuk bunga, warna bunga dan ukuran bunga namun ada juga beberapa

persamaan variasi yang didapatkan. Untuk bahan yang pertaman, dari tiga jenis

bunga boungenvile terdapat perbedaan dari variasi warna dan ukuran yaitu pada

bunga boungenvile A warnanya pink dan ukurannya 3 cm, bunga boungenvile B

warnanya orange dan ukurannya 2,5 cm dan bunga boungenvile warnanya putih

(9)

yaitu dari variasi bentuknya yaitu segitiga. Untuk bahan yang kedua, dari empat

jenis bunga asoka terdapat perbedaan dari variasi warna dan ukuran yaitu pada

bunga asoka A warnanya merah dan ukurannya 6 cm, bunga asoka B warnanya

kuning dan ukurannya 5 cm, bunga asoka warnanya pink dan ukurannya 6 cm,

dan bunga asoka warnanya orange dan ukurannya 5 cm. Sedangkan persamaan

dari empat jenis bunga boungenvile ini yaitu dari variasi bentuknya yaitu segitiga.

Untuk bahan ketiga, dari tiga jenis daun puring terdapat perbedaan dari variasi

warna dan ukuran yaitu pada daun puring A warnanya kuning dan ukurannya 2

cm, daun puring B warnanya merah dan ukurannya 1,5 cm dan daun puring

warnanya hijau dan ukurannya 7 cm. Sedangkan persamaan dari tiga jenis daun

puring ini yaitu dari variasi bentuknya yaitu memanjang. Untuk bahan terakhir

bunga pukul empat dan bunga mawar tidak bisa dicari variasinya karena bahannya

cuman satu jenis, namun pada bunga pukul empat mempunyai bentuk tabung,

warna ungu, dan ukuran 1,5 cm. Pada bunga mawar mempunyai bentuk bulat,

warna merah, dan ukuran 4 cm. Faktor yang menyebabkan adanya viarisi pada

tumbuhan ini adalah variasi genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh faktor

keturunan (gen) yang bersifat kekal dan diwariskan secara turun temurun dari satu

sel kesel lainnya dan variasi non genetik atau variasi lingkungan yaitu yang

ditentukan oleh faktor lingkungan seperti: intensitas cahaya, kelembaban, pH,

temperatur, kesuburan tanah. Variasi lingkungan tidak diwariskan ke

keturunannya.

Pada keanekaragaman pada manusia kita mengamati beberapa ciri atau

sifat pada manusia, caranya dengan melakukan pengamatan pada semua anggota

kelompok dan ciri yang diamati yaitu jenis kelamin, tinggi badan, bentuk rambut,

lidah, ibu jari tangan, telinga, dan golongan darah.

Untuk Andi Nurul Islamiah dengan jenis kelamin (XX) memiliki tinggi

badan (Tt), bentuk rambut (KK), lidah (RR), ibu jari tangan (BB), telinga (BB),

dan golongan darah (AB). Untuk Hariani dengan jenis kelamin (XX) memiliki

(10)

(BB), dan golongan darah (B). Untuk Lasinrang Aditia dengan jenis kelamin

(XY) memiliki tinggi badan (TT), bentuk rambut (Kk), lidah (RR), ibu jari tangan

(BB), telinga (BB), dan golongan darah (O). Untuk Nur Azizah Pratiwi dengan

jenis kelamin (XX) memiliki tinggi badan (Tt), bentuk rambut (Kk), lidah (Rr),

ibu jari tangan (BB), telinga (BB), dan golongan darah (O). Untuk Muh Alif

dengan jenis kelamin (XY) memiliki tinggi badan (TT), bentuk rambut (KK),

lidah (RR), ibu jari tangan (bb), telinga (bb), dan golongan darah (O). Jadi yang

paling dekat persamaanya yaitu antara Andi Nurul Islamiyah dengan Hariani yaitu

pada jenis kelamin sama-sama perempuan (XX), tinggi badan sama-sama pendek

(Tt), bentuk rambut yaitu sama-sama lurus (KK), lidah sama-sama bisa melipat,

ibu jari tangan sama bisa membentuk sudut begitupun dengan telinga

sama-sama menempel (BB). Hal ini terjadi disebabkan oleh ada beberapa faktor seperti

variasi genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh faktor keturunan (gen) yang

bersifat kekal dan diwariskan secara turun temurun dari satu sel kesel lainnya dan

variasi non genetik atau variasi lingkungan yaitu yang ditentukan oleh faktor

lingkungan seperti: intensitas cahaya, kelembaban, pH, temperatur, kesuburan

tanah. Variasi lingkungan tidak diwariskan ke keturunannya.

H. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada percobaan ini adalah Keanekaragaman

merupakan dasar ciri–ciri makhluk hidup. Adanya keanekaragaman genetik

merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesies terhadap lingkungannya.

Keanekaragaman tidak hanya terjadi pada tumbuhan dan hewan saja tetapi juga

manusia. Namun pada manusia, keanekaragaman yang terjadi hanya pada tingkat

gen dan berkaitan dengan pewarisan sifat. Manusia memperlihatkan variasi pada

beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip atau sifat yang

tampak. Dari hasil pengamatan pada keanekaragam tumbuhan ada beberapa

variasi bentuk, warna, dan ukuran yang berbeda dari satu jenis tumbuhan begitu

(11)

berbeda antara orang yang satu dengan yang lain seperti jenis kelamin, tinggi

badan, bentuk rambut, lidah, ibu jari tangan, telinga, dan golongan darah.

DAFTAR PUSTAKA

Cummings, Michael R. Human Heredity : Principles and Issues, Nineth Edition. New York: Brooks/Cole Cengage Learning, 2011.

Kimball, John W. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga, 1994.

Stansfield, William D. Genetika, Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga, 1983.

Starr, Cecie and Beverly McMillan. Human Biology, Eighth Edition. New York: Brooks/Cole Cengage Learning, 2010.

Sudjadi, Bagod. 2005. Biologi. Surabaya: Yudhistira.

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan deterjen dalam isolasi DNA dapat dilakukan karena deterjen dapat menyebabkan rusaknya membran sel, melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik deterjen dengan

Adapun kesimpulan pada percobaan ini bahwa elektroforesis merupakan metode analisis fisika berdasarkan kecepatan migrasi partikel bermuatan yang terlarut atau

Sifat, ciri dan tingkat kesuburan (produktivitas) nya, tanah sangat dipengaruhi oleh sifat kimia,fisika dan biologi tanah. Biologi tanah adalah ilmu yang mempelajari

Batang jati muda memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut: bentuk batang bersegi empat, permukaan batang memiliki bulu-bulu halus, warna kulit batang hijau, kulit batang

Hal ini sudah relevan dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan, karakteristik dan ciri khas utama dari euglena yaitu adanya flagel pada ujung sel sebagai alat gerak.. Sel

Walaupun demikian semua sel tumbuhan memiliki persamaan dalam beberapa segi sehingga dapat dibanyangkan suatu hipotesis sebuah sel yang segi-segi dasarnya ada dalam bentuk yang

Kedua jenis varietas kelapa tersebut memiliki perbedaan dari ciri-ciri morfologi dan ciri- ciri lain yang sangat menonjol mulai dari warna kelapa, tinggi pohon, ukuran serabut,

Selanjutnya hasil pengamatan secara morfologi yang telah dilakukan pada ikan guppy dengan ciri-ciri morfologi ikan guppy jantan dapat diidentifikasi berupa memiliki tubuh yang lebih