• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA MATERI TURUNAN DI KELAS XI SMA NEGERI 1 GIRSANG SIPANGAN BOLON T.A 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA MATERI TURUNAN DI KELAS XI SMA NEGERI 1 GIRSANG SIPANGAN BOLON T.A 2014/2015."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh : Fransiska Sitio NIM 4113111033

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

berkat dan anugrah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar

dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Tipe STAD Pada Materi

Turunan Di Kelas XI IPA SMA N 1 Girsang Sipangan Bolon T.A 2014/2015”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada

Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd beserta seluruh

Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc.,

Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Wakil Dekan I, II, dan III di

lingkungan UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan

Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Jurusan

Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan

Matematika. Ucapan terima kasih juga kepada Ibu Dra. Nurliani Manurung, M.Pd

selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan,

arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini, kepada Bapak Drs. Yasifati,

M.Si, Bapak Dr. M. Manurung, M.Pd, Bapak Drs. WL Sihombing, M.Pd selaku

Dosen Penguji yang telah banyak memberikan saran dari perencanaan penelitian

sampai selesainya penyusunan skripsi ini, kepada Bapak Drs. Togi, M.Pd selaku

Dosen Pembimbing Akademik, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta

staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED.

Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Saor Boni Tua Sihotang,

S.Pd selaku Kepala Sekolah, Ibu Purnama Raya Anjelina Situmorang, S.Pd dan

Ibu EC Sitorus, S.Pd dan guru mata pelajaran matematika lainnya serta seluruh

guru, staf, dan pegawai di SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon yang tidak bisa

(4)

iv

Penghargaan ini penulis persembahkan kepada Ayahanda Alm Tumpal

Sitio dan Ibunda Sarmauli Haloho yang selalu mendoakan penulis, memberi

dukungan moril dan spirituil. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada

adek (Monang Pandapotan Sitio, Yulio Sitio dan Forwenly Sitio), yang selalu

memberikan saran, motivasi, dan doa demi keberhasilan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga ucapkan terima kasih kepada sahabat

terbaikku Dian Raesita Sitio yang tiada henti memberi dukungan, doa, semangat,

dan selalu ada dalam suka dan duka serta yang menjadi tempat curahan hati bagi

penulis.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman terbaikku, Edisi

Batik (Esther Putri Octavia Purba, Basaria Rayani Fauziah Sirait, Kartika Purba),

teman seangkatan 2011 yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu,

khususnya buat kelas Dik B 2011. Terima kasih juga buat teman-teman di kost

Sukaria No 59, PPLT 2014 SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon, serta

kakak-kakak senior dan adek-adek junior di Jurusan Matematika yang selalu memberi

doa, mendukung dan menemani penulis dalam suka maupun duka.

Penulis telah berupaya dangan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan, baik isi maupun

tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam

memperkaya ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2015

Penulis,

(5)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA MATERI TURUNAN DI KELAS XI SMA

NEGERI 1 GIRSANG SIPANGAN BOLON T.A 2014/2015

Fransiska Sitio (NIM 4113111033)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar dengan model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD pada materi Turunan di kelas XI SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Tahun Ajaran 2014/2015. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas yang dipilih secara acak (random sampling) yaitu kelas XI IPA 3 yang jumlah siswanya 32 sebagai kelas eksperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw dan kelas XI IPA 4 yang jumlah siswanya 36 sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD.

Instrumen penelitian ini berupa pretes dan postes berbentuk essay test sebanyak 5 soal. Sebelum instrumen diberikan pada siswa terlebih dahulu divalidkan kepada dosen matematika dan guru matematika. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas data. Berdasarkan hasil analisis, pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata pretes 47,81 dan postes 78,22. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata pretes 30,86 dan postes 65,00.

Dari perhitungan data Post-test siswa diperoleh pada dk = 66 dan taraf nyata �= 0,05 dan (1−�) = (1−0,05) = 0,95 diperoleh �� = 1,6684 dan

(6)

v

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah 1

1.2Identifikasi Masalah 7

1.3Batasan Masalah 7

1.4Rumusan Masalah 8

1.5Tujuan Penelitian 8

1.6Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1Kerangka Teoritis 10

2.1.1 Pengertian Belajar 10

2.1.2 Hasil Belajar Matematika 11

2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif 12

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 15

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 19

2.1.6 Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Jigsaw dan Tipe STAD 21

2.2Kajian Materi Turunan Fungsi Aljabar 24

(7)

2.2.2 Turunan Fungsi Identitas 24

2.2.3 Turunan Fungsi Pangkat 24

2.2.4 Turunan Hasil Kali Konstanta dengan Fungsi 25

2.2.5 Turunan Jumlah dan Selisih Fungsi-fungsi 26

2.2.6 Turunan Hasil Kali Fungsi-fungsi 26

2.2.7 Turunan Hasil Bagi Fungsi-fungsi 27

2.2.8 Turunan Fungsi f(x) = {u(x)}n 28

2.2.9 Turunan ke-n dari Suatu Fungsi 28

2.3Kerangka Konseptual 29

2.4Penelitian yang Relevan 30

2.5Hipotesis 31

BAB III METODE PENELITIAN

3.1Tempat dan Waktu Penelitian 32

3.2Populasi dan Sampel Penelitian 32

3.3Jenis Penelitian 33

3.4Variabel dan Instrumen Penelitian 33

3.4.1 Validitas Item Soal 34

3.4.2 Reliabilitas Tes 35

3.4.3 Taraf Kesukaran Soal 36

3.4.4 Daya Pembeda 36

3.5Rancangan/Desain Penelitian 37

3.6Prosedur Penelitian 38

3.7Teknik Analisis Data 41

3.7.1 Uji Normalitas 41

3.7.2 Uji Homogens Varians Kedua Kelas 42

3.7.3 Uji Hipotesis 43

3.7.4 Alternatif Uji t 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 46

(8)

vii

4.1.2 Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 47

4.1.3 Analisis Data Hasil Penelitian 49

4.1.3.1 Uji Normalitas Data 49

4.1.3.2 Uji Homogenitas Data 49

4.1.3.3 Pengujian Hipotesis Hasil Belajar Siswa 50

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 50

4.3 Diskusi Hasil Penelitian 51

4.4 Temuan Penelitian 51

4.5 Kendala Penelitian 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 53

5.2 Saran 53

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1.3 Enam Langkah Utama atau Tahapan dalam

Pembelajaran Kooperatif 13

Tabel 2.1.6 Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw dan Tipe STAD 22

Tabel 2.2.9 Notasi Turunan 29

Tabel 3.4.4 Klasifikasi Daya Pembeda 37

Tabel 3.5 Model Penelitian Eksperimen 38

Tabel 3.7.1 Rumus Uji Normalitas dengan metode Lilliefors 42

Tabel 4.1.1 Data Pre-Test 45

Tabel 4.1.2a Data Post-Test 46

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.3 Ilustrasi Kerangka Konseptual 30

Gambar 3.2 Bagan Populasi dan sampel 33

Gambar 3.6 Skema Prosedur Penelitian 40

(11)

Halaman Lampiran 1 : RPP I (Kelas Eksperimen A) 55

Lampiran 2 : RPP II (Kelas Eksperimen A) 69

Lampiran 3 : RPP I (Kelas Eksperimen B) 80

Lampiran 4 : RPP II (Kelas Eksperimen B) 91

Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa I (LKS I) 100

Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa II (LKS II) 106

Lampiran 7 : Alternatif Penyelesaian LKS I 110

Lampiran 8 : Alternatif Penyelesaian LKS II 112

Lampiran 9 : Kisi-Kisi Tes Kemampuan Awal 114

Lampiran 10 : Tes Kemampuan Awal 115

Lampiran 11 : Alternatif Penyelesaian dan Penskoran

Tes Kemampuan Awal 116

Lampiran 12 : Lembar Validasi Tes Kemampuan Awal 118

Lampiran 13 : Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar 122

Lampiran 14 : Tes Hasil Belajar 123

Lampiran 15 : Alternatif Penyelesaian dan Penskoran

Hasil Belajar 124

Lampiran 16 : Lembar Validasi Tes Hasil Belajar 127

Lampiran 17 : Tabel Skor Hasil Uji Coba Pre-test 131

Lampiran 18 : Perhitungan Validitas Pre-Test 132

Lampiran 19 : Perhitungan Reliabilitas Pre-Test 133

Lampiran 20 : Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Pre-Test 135

Lampiran 21 : Perhitungan Daya Pembeda Soal Pre-Test 137

Lampiran 22 : Tabel Skor Hasil Uji Coba Postest 138

Lampiran 23 : Perhitungan Validitas Postest 139

Lampiran 24 : Perhitungan Reliabilitas Postest 140

Lampiran 25 : Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Postest 142

Lampiran 26 : Perhitungan Daya Pembeda Soal Postest 144

(12)

xi

Baku Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 145

Lampiran 28 : Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Simpangan

Baku Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol 148

Lampiran 29 : Perhitungan Uji Normalitas Data 151

Lampiran 30 : Perhitungan Uji Homogenitas Data 157

Lampiran 31 : Perhitungan Uji Hipotesis 158

Lampiran 32 : Dokumentasi Penelitian 161

Lampiran 33 : Tabel Harga Kritik dari r Product Moment 165

Lampiran 34 : Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 166

Lampiran 35 : Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 167

Lampiran 36 : Tabel Distribusi Nilai F 169

(13)

1 1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sepanjang hidupnya.

Kegiatan inti dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah adalah proses

belajar mengajar. Melalui proses belajar mengajar akan dicapai tujuan pendidikan

dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri siswa. Menjadi

harapan semua pihak agar semua siswa dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya

sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Syaiful Sagala (2013 : 2) menagatakan bahwa : “Pendidikan mengandung

pengertian bimbingan yang diberikan kepada anak yaitu bimbingan tentang suatu mata pelajaran yang diberikan oleh guru pada peserta didik secara formal”

Pendidikan matematika merupakan bimbingan yang diberikan kepada

anak yaitu bimbingan tentang matematika yang diberikan oleh guru pada peserta

didik secara formal.

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang selalu

digunakan dalam segala segi kehidupan, dan juga menopang cabang pengetahuan

yang lain. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan

sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu

ditanamkan kepada setiap peserta didik sejak SD.

Matematika memiliki peranan yang sangat besar yang dapat dirasakan

oleh seluruh lapisan masyarakat pada umumnya. Matematika merupakan salah

satu ilmu dasar yang sangat penting diajarkan kepada siswa. Matematika juga

merupakan sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh siswa untuk

mengembangkan kemampuan logisnya. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK), matematika memegang peranan penting karena dalam

pembelajaran matematika dituntut untuk berpikir kritis dan teliti untuk mengelola

informasi, memecahkan suatu persoalan/permasalahan sehingga berguna baik

dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bahasa atau sebagai pengembangan

(14)

2

1. Sejalan dengan itu Standar Kompetensi Kelulusan oleh Pemerintah dalam

Permen 23 Tahun 2006 adalah: Memahami konsep matematika,

menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau

algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan

masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

matematika serta ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Pendidikan matematika berperan penting bagi setiap individu karena

dengan matematika setiap individu dapat meningkatkan kemampuan bernalar,

berpikir kritis, logis, sistematis dan kreatif. Namun pada kenyataannya sedikit

sekali orang yang menyukai matematika. Banyak orang beranggapan bahwa

matematika adalah mata pelajaran yang sangat sulit dan menakutkan

dibandingkan dengan mata pelajaran lain.

Surya (2012: 2) menyatakan bahwa :

(15)

menciptakan situasi dan kondisi yang membawa siswa tertarik pada matematika.

Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa dipengaruhi

oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan guru. Guru tidak mampu

menciptakan situasi dan kondisi yang membawa siswa tertarik pada matematika.

Oleh karena itu kualitas pendidikan matematika di Indonesia hendaknya

ditingkatkan seiring dengan perkembangan zaman. Karena pada kenyataannya

sampai saat ini kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah jika

dibandingkan dengan negara lain, terutama dalam bidang studi matematika.

Salah satu cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan adalah dengan cara

belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Slameto ( 2010 : 2 ) yakni : “Belajar ialah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau

tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni

mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan

perubahan kelakuan. (Oemar Hamalik, 2013 : 36)

Mengingat pentingnya matematika, maka sangat diharapkan siswa untuk

menguasai pelajaran matematika. Proses belajar mengajar matematika diperlukan

minat dan motivasi siswa yang tinggi guna menunjang keberhasilan pembelajaran

matematika sehingga hasil belajar yang diperoleh tinggi. Namun kenyataannya

dalam pembelajaran matematika siswa cenderung kurang berminat dan belajar

matematika. Hal ini ditandai dengan banyaknya siswa yang absen dan bolos pada

saat mata pelajaran matematika. Siswa menganggap matematika itu sebagai mata

pelajaran yang membosankan dan sebagian besar siswa menjadikan matematika

itu sebagai momok yang menakutkan sehingga menyebabkan hasil belajar yang

(16)

4

Seperti yang dikemukakan oleh (Trianto 2011 : 5) bahwa :

Masalah utama dalam pem belajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya minat belajar siswa. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya.

Rendahnya hasil belajar matematika ini terjadi di berbagai sekolah. Salah

satu sekolah yang hasil belajar matematikanya rendah adalah SMA N 1 Girsang

Sipangan Bolon,Parapat.Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA N 1

Girsang Sipangan Bolon,Parapat pada tanggal 26 Januari 2015, diperoleh bahwa

hasil belajar matematika siswa masih tergolong rendah.Hal ini dibuktikan dari

hasil tes hasil belajar pada materi Turunan yang disebarkan pada siswa kelas XII.

Dari 36 siswa, semua memiliki nilai dibawah 70. Sebanyak 33 orang siswa

memperoleh nilai dibawah 50 dan 3 orang lainnya memperoleh nilai 50, 60 dan

70. Selain itu hasil wawancara kepada guru bidang studi diperoleh bahwa : “Pembelajaran memang masih berpusat kepada Ibu,dan kurangnya variasi pembelajaran yang ibu lakukan, juga karena kurangnya minat dan motivasi siswa

ini dalam belajar khususnya belajar matematika. Mereka menganggap bahwa

pembelajaran matematika itu pembelajaran yang sangat sulit.’’ Hal ini

menunjukkan adanya pertentangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang

terjadi dalam kenyataannya.

(17)

Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas didapat bahwa salah satu

permasalahan yang membuat prestasi belajar rendah adalah model pembelajaran

yang dilakukan oleh guru masih kurang bervariasi. Guru matematika harusnya

mampu memilih dan melakukan model pembelajaran yang bervariasi dalam

proses belajar dan mengajar yang akan dilaksanakan yang mampu memperbaiki

serta meningkatkan prestasi dan hasil belajar matematika siswa.

Rendahnya hasil belajar matematika siswa dipengaruhi oleh beberapa

faktor, salah satunya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Model pembelajaran yang digunakan masih konvensional yaitu suatu model

pembelajaran yang banyak didominasi oleh guru, siswa hanya duduk dan dengan

pasif menerima informasi pengetahuan dan keterampilan. Hal ini merupakan salah

satu penyebab terhambatnya kreatifitas dan kemandirian siswa sehingga

menurunkan prestasi belajarnya. Oleh karena itu, perlu diterapkan suatu sistem

pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peranan siswa

adalah model pembelajaran kooperatif.

Hal tersebut didukung oleh Slavin (dalam Wina Sanjaya 2011 : 242) yang

mengatakan bahwa :

Pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial,menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain,serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua,pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keteramiplan. Dari dua alasan tersebut,maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.

Wina Sanjaya (2011 : 242) juga menyatakan bahwa : “Pembelajaran kooperatif

merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim

kecil,yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang

(18)

6

Model-model pembelajaran kooperatif dibedakan dengan

pendekatan-pendekatan yang berbeda. Beberapa tipe pembelajaran kooperatif antara lain :

STAD (Student Teams Achievement Division), Jigsaw, GI (Group Investigation),

NHT (Number Head Together), TAI (Team Assisted Individualization), dsb.

Dalam hal ini penulis memilih model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dan

Tipe Jigsaw.

Model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin adalah

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah

pembelajaran yang mengedepankan aktivitas serta motivasi antar siswa dalam

menguasai materi dan mengoptimalkan hasil belajar. Setiap siswa harus

memastikan teman satu kelompoknya mengusai materi yang mereka pelajari.

Pembelajaran tipe ini hasilnya sangat baik karena tetap memakai prinsip diskusi

yang heterogen.

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah model pembelajaran

kooperatif yang memaksimalkan proses pembelajaran dengan adanya tim ahli.

Setiap siswa di dalam kelompok memiliki keahlian akan sub materi yang sedang

dipelajari dan memiliki tanggung jawab untuk membagikannya dengan anggota

lain dalam satu kelompok. Setiap siswa dalam satu kelompok tidak memiliki rasa

canggung untuk bertanya karena yang menjadi gurunya adalah temannya sendiri.

Pembelajaran tipe ini dapat meningkatkan hasil belajar, karena meningkatkan

motivasi untuk belajar.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sugianto (2012 : 15)

yang menyatakan bahwa : “Secara keseluruhan siswa yang pembelajarannya

dengan model kooperatif Tipe Jigsaw secara signifikan lebih baik dalam

peningkatan kemampuan penalaran matematis dan komunikasi matematis

dibandingkan dengan siswa yang model pembelajarannya model kooperatif Tipe STAD’’

Pokok bahasan tentang Turunan merupakan salah satu materi matematika

yang sukar bagi peserta didik. Ini terbukti dari hasil observasi yang dilakukan

peneliti yaitu sebanyak 33 siswa dari 36 siswa tidak memiliki nilai di atas 50. Hal

(19)

oleh guru tidak menarik sehingga niat keinginan untuk lebih tahu tidak ada,serta

pembelajaran yang dilakukan juga membosankan.

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik melihat perbedaan hasil belajar

siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Tipe

Jigsaw. Hal ini akan dilihat dengan mengadakan penelitian di dua kelas dengan

kemampuan yang sama yaitu kelas STAD dan Kelas Jigsaw.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Tipe STAD Pada Materi Turunan Di Kelas XI SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon T.A 2014/2015’.”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka beberapa masalah dapat

diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa di SMA N 1 Girsang Sipangan

Bolon

2. Kurangnya minat belajar siswa SMA N 1 Girsang Sipangan Bolon dalam

belajar matematika

3. Matematika dianggab sebagai pelajaran yang sulit

4. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang bervariasi.

5. Kurangnya interaksi siswa dalam belajar matematika

1.3Batasan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian ini sehingga lebih spesifik dan terfokus

serta mengingat luasnya aspek yang dapat diteliti maka masalah dalam penelitian

ini dibatasi pada hasil belajar siswa pada pokok bahasan Turunan di kelas XI

(20)

8

serta pembelajaran matematika dan model pembelajaran yang diterapkan pada

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe Jigsaw

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukan pada latar belakang masalah dan batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif Tipe Jigsaw lebih tinggi daripada model pembelajaran kooperatif Tipe

STAD pada materi Turunan di kelas XI SMA N 1 Girsang Sipangan Bolon Tahun Ajaran 2014/2015?’’

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw

lebih tinggi daripada model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dalam

meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

2. Sebagai bahan masukan bagi guru dan peneliti dalam upaya meningkatkan

hasil belajar siswa, terutama hasil belajar siswa di SMA N 1 Girsang

Sipangan Bolon.

3. Meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya siswa SMA N 1 Girsang

Sipangan Bolon dalam belajar matematika.

1.6Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Siswa, dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif dan menjalin

hubungan yang lebih baik antar siswa, sehingga siswa dapat saling

membantu dalam pembelajaran akademis serta dapat meningkatkan hasil

(21)

2. Bagi Guru dan Calon Guru, bahan masukan bagi guru dan calon guru

untuk memilih model pembelajaran matematika dalam merencanakan

pembelajaran matematika khususnya pada materi turunan.

3. Bagi Sekolah, sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam

meningkatkan hasil belajar siswa dan sebagai informasi tentang model

pembelajaran kooperatif dalam proses belajar mengajar.

4. Bagi peneliti,dapat menjadi bahan masukan yang bermamfaat sebagai

(22)

54

54

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT.Rineka Cipta

Asmin dan Abil Mansyur. (2012). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasik dan Modern. Medan: Larispa Indonesia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. (2012). Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan. Medan : FMIPA UNIMED

Hamalik, Oemar. (2013). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara

Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Konstektual dalam Pembelajaran abad 21. Bogor : Ghalia Indonesia

Istarani. (2012). Kumpulan 39 Metode Pembelajaran. Medan: CV. ISCOM MEDAN

Manurung. (2013). Statistik Pendidikan. Jakarta : Halaman Moeka Publishing

Purba, Eka. (2010). Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Tipe Jigsaw pada Materi Bentuk Pangkat dan Akar . Medan : Universitas Negeri Medan

Sagala, Syaiful. (2013). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk membantu memecahkan Problematika belajar dan Mengajar. Bandung : Alfabeta

Sanjana, Wina. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Siburian, Tiur. (2012). Evaluasi Belajar. Jakarta : Halaman Moeka Publishing

Slameto, (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta

Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Bandung : Tarsito

(23)

Komunikasi Matematis Siswa SMA. Jurnal Didaktik Matematika: Universitas Negeri Medan, Vol 001 No 08, April 2012, ISSN: 2355-4185, hal 1-16

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Surya E. (2012). Upaya Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah dengan Strategi Konflik Kognitif. Jurnal Tematik : Universitas Negeri Medan, Vol 001 No 08, April 2012, ISSN: 1979-0633, hal 3-34

Suryabrata, Sumadi. (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Gambar

Tabel 2.1.3   Enam Langkah Utama atau Tahapan dalam
Gambar 2.3 Ilustrasi Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw lebih tinggi daripada

Apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih tinggi dari strategi pembelajaran konvensional pada mata diklat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terintegrasi pendidikan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar ekonomi yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dibanding hasil

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih efektif dalam mengajarkan pokok bahasan bilangan bulat, dan selanjutnya

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan mata kuliah

Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan prestasi belajar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams