• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Aryo Soko Yunanto ST

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Oleh : Aryo Soko Yunanto ST"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KOMPARASI TEKNIK RELAKSASI BENSON DAN GUIDE IMAGERY TERHADAP NYERI POST PARTUM SECTIO CAESAREA PADA IBU

PRIMIPARA DI BANGSAL ANNISA RS PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

NASKAH PUBLIKASI

“ Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan “

Oleh : Aryo Soko Yunanto

ST 171010

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2019

(2)

Studi Komparasi Teknik Relaksasi Benson dan Guide Imagery terhadap Nyeri Post Partum Sectio Caesarea pada Ibu Primipara di Bangsal Annisa

RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

¹ ͗Aryo Soko Yunanto, ² ͗Anita Istiningtyas, ³ ͗Noerma Shovie Rizqiea

¹ ͗ Mahasiswa Prodi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta [email protected]

² ͗ ³ ͗ Dosen Prodi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta [email protected]

Abstrak

Data World Health Organization (WHO) menunjukkan rata-rata sectio caesarea sekitar 5-15% per 1000 kelahiran di dunia. Sectio caesarea merupakan salah satu cara digunakan dibidang kesehatan untuk membantu persalinan ketika ada masalah tak terduga terjadi selama persalinan,seperti faktor dari ibu yaitu panggul yang sempit Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui studi komparasi teknik relaksasi benson dan guide imagery terhadap nyeri post partum sectio caesarea pada ibu primipara di Bangsal Annisa RS PKU Muhammadiyah Karanganyar. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, menggunakan rancangan penelitian Quasi experimental pre dan posrt test.

Populasi dalam penelitian ini seluruh pasien post operasi sectio caesarea primipa yang ada di bangsal Annisa RS PKU Muhammadiyah Karanganyar sebanyak 36 orang.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling sebanyak 34 orang. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil analisis uji mann whitney didapatkan nilai p value 0,000 maka p value< 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara pemberian relaksasi benson dan guide imagery terhadap tingkat Nyeri Post Partum Primipara sectio caesarea di Bangsal Annisa RS PKU Muhammadiyah Karanganyar. Kesimpulan pada penelitian ini adalah ada perbandingan pemberian relaksasi benson dan guide imagery terhadap tingkat Nyeri Post Partum Primipara sectio caesarea di Bangsal Annisa RS PKU Muhammadiyah Karanganyar.

Kata Kunci : Nyeri, Sectio Caesarea, Primipara, Relaksasi Benson, Guide Imag

(3)

Abstract

The data of World Health Organization (WHO) show that the average of C-section interventions was approximately 5-15% per 1,000 births in the world. C-section is one of the measures applied in the health field to help childbirth or delivery when there present unpredictable problems during the labor such as mothers’ narrow pelvis, transverse position of fetus, inadequate space for fetus to pass through birth canal,. The objective of this research is to study the comparative effect between the Benson’s relaxation and the guide imagery on the postpartum C-section pain of the primipara mothers in Annisa Ward of PKU Muhammadiyah Hospital of Karanganyar. This research used the quantitative quasi experimental pre and post tes tresearch method. Its population was all of the post- operative C-section primipara patients as many as 36 mothers in Annisa Ward of PKU Muhammadiyah Hospital of Karanganyar. Purposive sampling technique was used to determine its samples. The samples consisted of 34. The data of the research were analysed by using the Mann-Whitney’s Test. The result of the Mann-Whitney’s Test shows that the p-value was 0.000 which less than 0.05, meaning that H0 was not verified but H1 was verified. Thus, there was a comparison of effect between the administration of Benson’s Relaxation and that of guide imagery on the level of postpartum C-section pain of the primipara mothers in Annisa Ward of PKU Muhammadiyah Hospital of Karanganyar.

Keywords: Pain, C-section, Primipara, Benson’s relaxation, guide imager

I. PENDAHULUAN

Sectio caesarea merupakan salah satu cara yang digunakan dibidang kesehatan untuk membantu persalinan ketika ada masalah tak terduga terjadi selama persalinan, seperti faktor dari ibu yaitu panggul yang sempit, faktor dari janin yang letaknya lintang, tidak cukup ruang bagi janin untuk melalui vagina, dan kelainan pada janin seperti berat badan

janin melebihi 4000 gram (NationalInstitute of Health, 2012).

Data World Health Organization (WHO) menunjukkan rata-rata sectio caesarea sekitar 5-15% per 1000 kelahiran di dunia (WHO, 2015).

Menurut WHO peningkatan persalinan dengan sectio caesarea di seluruh Negara selama tahun 2007 – 2008 yaitu 110.000 per kelahiran di seluruh Asia.

Prevalensi sectio caesarea di Indonesia

(4)

sekitar 19,8 % dari semua total proses persalinan selama setahun. Angka kejadian sectio caesarea di provinsi Jawa Tengah mencapai 8,9% dari seluruh total persalinan (Riskesdas, 2013).

Suatu proses pembedahan setelah operasi atau post operasi sectio caesarea akan menimbulkan respon nyeri. Nyeri yang dirasakan ibu post partum dengan sectio caesarea berasal dari luka yang terdapat dari perut (Kasdu, 2013). Post sectio caesarea akan menimbulkan nyeri hebat dan proses pemulihannya berlangsung lebih lama dibandingkan dengan persalinan normal (Sari, 2014). Pernyataan ini didukung oleh Hestiantoro (2009) persalinan sectio caesarea memiliki nyeri lebih tingi yaitu sekitar 27,3%

dibandingkan dengan persalinan normal yang hanya sekitar 9%. Nyeri adalah sensasi yang tidak menyenangkan dan sangat individual yang tidak dapat dibagi kepada orang lain. Nyeri dapat memenuhi seluruh pikiran seseorang, mengatur aktivitasnya, dan mengubah kehidupan orang tersebut (Hestiantoro, 2009).

Nyeri sectio caesarea yang dirasakan oleh ibu primipara lebih tinggi dibandingkan ibu multipara karena ibu multipara sudah memiliki pengalaman persalinan sebelumnya

sehingga mereka lebih siap dan lebih antisipasi dalam menangani nyeri yang dirasakan. Salah satu faktor yang mempengaruhi nyeri adalah pengalaman sebelumnya sehingga setiap individu belajar dari pengalaman nyeri (Suharti, 2013).Nyeri yang dirasakan oleh ibu post partum sectio caesare primipara berasal dari luka yang terdapat dalam perut (Kasdu, 2013). Post sectio caesarea akan menimbulkan nyeri hebat dan proses pemulihannya berlangsung lama dibandingkan dengan persalinan normal.

Nyeri dapat diatasi dengan penatalaksanaan nyeri yang bertujuan untuk meringankan atau mengurangi rasa nyeri sampai tingkat kenyamanan yang dirasakan oleh klien. Ada dua cara penatalaksanaa nyeri yaitu farmakologis dan non-farmakologis.

Secara farmakologis dapat diatasi dengan menggunakan obat-obatan analgesic Ada beberapa teknik non farmakologis yang dapat diterapkan dalam mengatasi nyeri yaitu teknik pernafasan, aromaterapi, audioanalgesia, akupuntur, kompres dan hipnotis (Gondo, 2011).

Relaksasi adalah sebuah keadaan dimana seseorang terbebas dari tekanan dan kecemasan atau kembalinya keseimbangan (equilibrium) setelah

(5)

terjadinya gangguan. Tujuan dari teknik relaksasi adalah mencapai keadaan relaksasi menyeluruh, mencakup keadaan relaksasi secara fisiologis, secara kognitif, dan secara behavioral.

Secara fisiologis, keadaan relaksasi ditandai dengan penurunan kadar epinefrin dan non epinefrin dalam darah, penurunan frekuensi denyut jantung (sampai mencapai 24 kali per menit), penurunan tekanan darah, penurunan frekuensi nafas (sampai 4-6 kali per menit), penurunan ketegangan otot, metabolisme menurun, vasodilatasi dan peningkatan temperature pada extermitas (Rahmayati, 2010).

Teknik relaksasi nafas dalam akan lebih efektif bila dikombinasikan dengan beberapa teknik lainnya, seperti guided imagery. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Patasik, Tangka dan Rottie (2014) bahwa relaksasi nafas dalam dan guided imagery dapat menurunkan nyeri post operasi sectio caesarea, peneliti mengatakan responden menjadi rileks dan tenang saat mengambil oksigen di udara melalui hidung, oksigen masuk kedalam tubuh sehingga aliran darah menjadi lancar.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan angka kejadian sectio caesarea dalam bulan Februari sampai

April di Bangsal Annisa Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar sejumlah 176 kasus dan sebanyak 136 kasus sectio caesarea primipara. Pada kasus post sectio caesarea di rumah sakit menunjukkan 90% pasien mengeluhkan nyeri seperti ditusuk dan panas pada daerah operasi sehingga pasien mendapatkan obat anelgesik untuk mengurangi rasa nyeri. Dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Studi Komparasi Teknik Relaksasi Benson dan Guide Imagery Terhadap Nyeri Post Partum Sectio Caesareapada Ibu Primipara di Bangsal Annisa RS PKU Muhammadiyah Karanganyar”.

Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan Teknik Relaksasi Benson dan Guide Imagery terhadap Nyeri Post Partum Sectio Caesarea pada Ibu Primipara di Bangsal Annisa PKU Muhammadiyah Karanganyar

II. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, menggunakan rancangan penelitian Quasi experimental pre and post test without control pada tanggal 24 september sampai 24 oktober 2019 di RS. Pku Muhammadiyah karanganyar Populasi dalam penelitian ini adalah

(6)

seluruh pasien post operasi sectio caesarea primipa yang ada di bangsal Annisa RS PKU Muhammadiyah Karanganyar sebanyak 36 orang.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling sebanyak 34 orang. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji wilcoxon dan Mann-Whitney.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Distribusi tingkat nyeri pasien post partum sectio caesarea sebelum diberikan Relaksasi Benson

Tabel 3.1 Distribusi tingkat nyeri pasien post partum sectio caesarea sebelum diberikan Relaksasi Benson (n:17)

Tingkat Nyeri f %

Ringan 0 0

Sedang 17 100

Total 17 100

Distribusi tingkat nyeri post partum sectio caesarea sebelum pemberian Relaksasi Benson menunjukkan yang paling besara dalah nyeri sedang sebanyak 17 orang (100%). Nyeri yang diarasakan responden adalah salah satu stress fisiologis (respon neuroendokrin) yang diakibatkan oleh pembedahan (Bardero &

Siswadi, 2009). Nyeri merupakan efek samping yang dialami pasien setelah menjalani suatu operasi.

Nyeri yang dirasakan oleh pasien

diakibatkan oleh terputusnya kontinuitas jaringan karena insisi.

Nyeri dengan skala sedang terasa seperti tertusuk-tusuk serta adanya rasa sedikit panas didaerah nyeri (Patasik, Tangka & Rottie, 2016).

Pada kelompok relaksasi benson mayoritas mengalami nyeri sedang karena efek anestesi yang mulai hilang serta adanya luka pada daerah operasi yang menimbulkan rasa nyeri sedang.

2. Distribusi tingkat nyeri pasien post partum sectio caesarea setelah diberikan Relaksasi Benson (n:17) Tabel 3.2 Distribusi tingkat nyeri pasien post partum sectio caesarea setelah diberikan Relaksasi Benson (n:17)

Tingkat Nyeri f %

Ringan 17 100

Sedang 0 0

Total 17 100

Distribusi tingkat nyeri post partum sectio caesarea sebelum pemberian Guide Imagery menunjukkan yang paling besar adalah nyeri sedang sebanyak 17 orang (94,1%). Nyeri merupakan efek samping yang dialami pasien setelah menjalani suatu operasi.

Nyeriyang dirasakan oleh pasien diakibatkan oleh terputusnya kontinuitas jaringan karena insisi.

Respon nyeri yang dirasakan

(7)

olehsetiap pasien berbeda-beda sehingga perlu dilakukan eksplorasi untuk menentukan nilai nyeri tersebut (Patasik, Tangka & Rottie, 2013).

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rata – rata nyeri pada pasien post partum SC adalah nyeri sedang dengan karakteritik nyeri terasa tertusuk- tusuk, nyeri menetap lebih dari 5 menit dan terasa tidak nyaman.

Nyeri yang di rasakan pasien adalah akibat dari efek anestesi yang sudah menghilang serta adanya luka insisi setelah operasi.

3. Distribusi tingkat nyeri pasien post partum sectio caesarea sebelum diberikan Guide Imagery (n:17) Tabel 3.3 Distribusi tingkat nyeri pasien post partum sectio caesarea sebelum diberikan Guide Imagery (n:17)

Tingkat Nyeri F %

Ringan 1 5,9

Sedang 16 94,1

Total 17 100

Distribusi tingkat nyeri post partum sectio caesarea setelah pemberian Relaksasi Benson menunjukkan yang paling besar adalah nyeri ringan sehingga ada penurunan tingkat nyeri dari nyeri sedang ke nyeri ringan dengan nilai NRS : 1-3 yaitu sebanyak 17 orang

(100%). Teknik relaksasi nafas dalam ini dapat merangsang tubuh menghasilkan endorphin dan enfikelin. Hormon endorphin dan enfikelin ini adalah zat kimiawi endogen yang berstruktur seperti opioid, yang mana endorphin dan enfikelin dapat menghambat imfuls nyeri dengan memblok transmisi impuls didalam otak dan medulla spinalis (Smaltzer and Bare, 2002).

Tingkat nyeri akan menurun setelah melakukan relaksasi benson.

Kebanyakan responden akan mengalami nyeri ringan dengan karakteristik nyeri hilang timbul dan masih bisa ditahan (Yusliana, Misrawati &Safri, 2015). Menurut Patasik, Tangka, Rottie (2013) jika pasien mengalihkan perhatiannya pada nyeri ke hal-hal yang membuatnya senang dan bahagia maka pasien dapat melupakan nyeri yang sedang dialaminya sehingga setelah relaksasi benson mayoritas nyeri yang dirasakan pada skala nyeri ringan.

Tingkat nyeri setelah relaksasi benson mayoritas nyeri ringan dengan karakteristik hilang timbul dan dapat ditahan.

4. Distribusi tingkat nyeri pasien post partum sectio caesarea

(8)

setelah diberikan Guide Imagery (n:17)

Tabel 3.4 Distribusi tingkat nyeri pasien post partum sectio caesarea setelah diberikan Guide Imagery (n:17)

Tingkat Nyeri F %

Ringan 5 29,4

Sedang 12 70,6

Total 17 100

Distribusi tingkat nyeri post partum SC setelah pemberian Guide Imagery menunjukkan yang paling besar adalah nyeri sedang dengan nilai NRS : 4-6 yaitu sebanyak 12 orang (70,06%).

Guided imagery merupakan teknik yang menggunakan imajinasi seseorang untuk mencapai efek positif tertentu (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2010).Teknik ini dimulai dengan proses relaksasi pada umumnya yaitu meminta kepada klien untuk perlahan-lahan menutup matanya dan fokus pada nafas mereka, klien didorong untuk relaksasi mengosongkan pikiran dan memenuhi pikiran dengan bayangan untuk membuat damai dan tenang (Rahmayati, 2010).

Skala nyeri responden berkurang setelah pemberian guide imagery dengan nyeri yang di rasakan berkurang ketika pasien memejamkan mata dan mulai.

berimajinasi hal ini dikarenakan pasien berfikir positif

5. Pengaruh pemberian relaksasi benson terhadap tingkat Nyeri Post Partum Primipara sectio caesarea di Bangsal Annisa RS PKU Muhammadiyah Karanganyar (n:17)

Tabel 3,5 Pengaruh pemberian relaksasi benson terhadap tingkat Nyeri Post Partum Primipara sectio caesarea di Bangsal Annisa RS PKU Muhammadiyah Karanganyar (n:17)

Tingkat Nyeri Pre Post P value

Ringan 0 17 0,000

Sedang 17 0

Hasil analisa uji wilcoxon didapatkan nilai p value 0,000 maka p value< 0,05 sehingga ada pengaruh pemberian relaksasi benson terhadap tingkat Nyeri Post Partum Primipara SC di Bangsal Annisa RS PKU Muhammadiyah Karanganyar. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya bahwa relaksasi bensonefektif untuk mengurangi rasa nyeri pasca bedah. Seperti yang dilakukan oleh Datak (2008) mengenai efektifitas relaksasi benson terhadap nyeri pasca bedah pasien TUR prostat juga membuktikan bahwa relaksasi benson efektif mengatasi nyeri dibandingkan hanya menggunakan

(9)

terapi analgetik saja dengan pvalue 0,019 <α(0,05). Relaksasi benson menghambat aktifitas saraf simpatik yang megakibatkan penurunan terhadap konsumsi oksigen oleh tubuh dan selanjutnya otot-otot tubuh menjadi rileks sehingga menimbulkan perasaan tenang dan nyaman.Tehnik ini merupakan upaya untuk memusatkan perhatian pada suatu fokus dengan menyebut berulang-ulang kalimat ritual dan menghilangkan berbagai pikiran yang mengganggu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa relaksasi benson dapat menurunkan rasa nyeri yang dialami oleh responden karena relaksasi benson dapat membuat responden menjadi rileks dan tenang sehingga suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan yang luka dapat optimal dan rasa nyeri yang dirasakan bisa berkurang.

6. Pengaruh pemberian guide imagery terhadap tingkat Nyeri Post Partum Primiparasectio caesarea di Bangsal Annisa RS PKU Muhammadiyah Karanganyar (n:17) Tabel 3,6 Pengaruh pemberian guide imagery terhadap tingkat Nyeri Post Partum Primipara sectio caesarea di Bangsal Annisa RS PKU

Muhammadiyah Karanganyar (n:17)

Tingkat Nyeri

Pre Post P value

Ringan 1 5 0,004

Sedang 16 12

Hasil analisa uji wilcoxon didapatkan nilai p value 0,004 maka p value< 0,05 05 H0 ditolak dan H1

diterima yang berarti ada pengaruh pemberian guide imagery terhadap tingkat Nyeri Post Partum Primipara sectio caesarea di Bangsal Annisa RS PKU Muhammadiyah Karanganyar. Efek relaksasi nafas dalam dan guided imagery membuat responden merasarileks dan tenang. Responden menjadi rileksdan tenang saat mengambil oksigen di udara melalui hidung, oksigen masuk kedalam tubuh sehingga aliran darah menjadi lancar serta dikombinasikan dengan guided imagery menyebabkan pasien mengalihkan perhatiannya pada nyeri ke hal-hal yang membuatnya senang dan bahagia sehingga melupakan nyeri yang sedang dialaminya. Inilah yang menyebabkan intensitas nyeri yang dirasakan pasien post operasi sectio caesarea berkurang setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam dan guided imagery (Patasik, Tangka & Rottie, 2013).

Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang

(10)

dilakukan oleh Nikita (2012) yang meneliti tentang pengaruh teknik relaksasi guide imagery terhadap perubahan intensitas nyeri pada pasien post operasi apendektomi, dengan hasil yaitu ada pengaruh yang signifikan pada intensitas nyeri pasien post operasi apendektomi sesudah dilakukan teknik relaksasi, dari 4orang yang mengalami nyeri hebat (40,0%) sesudah dilakukan teknik relaksasi menjadi 2 orang (20,0%), nyeri sedang 5 orang(50,0%) menjadi 2 orang (20,0%), dan tidak nyeri yang semula 1 orang (10,0%) menjadi 6 orang (60,0%).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guide imagery mampu menurunkan rasa nyeri karena responden teralihkan perhatiannya pada hal-hal yang membuatnya senang dan bahagia sehingga melupakan nyeri yang sedang dialaminya.

7. Analisis uji beda pemberian Relaksasi Benson dan Guide Imagery Terhadap Nyeri Post Partum Primipara sectio caesarea di Bangsal Annisa RS PKU Muhammadiyah Karanganyar (n:17) Tabel 3,7 Analisis uji beda pemberian Relaksasi Benson dan

Guide Imagery Terhadap Nyeri Post Partum Primipara sectio caesarea di Bangsal Annisa RS PKU Muhammadiyah Karanganyar (n:17)

Kelompok Mean Rank

P value Relaksasi

Benson

25,47 0,000

Guide Imagery 9,53

Hasil analisa uji mann whitney didapatkan nilai p value 0,000 maka p value< 0,05 sehingga ada perbedaan yang signifikan antara pemberian relaksasi benson dan guide imagery terhadap tingkat Nyeri Post Partum Primipara sectio caesarea di Bangsal Annisa RS PKU Muhammadiyah Karanganyar.

Hasil dari uji wilcoxon dan mean rank menunjukkan bahwa pemberian relaksasi benson lebih efektif menurunkan tingkat nyeri pasien Post Partum Primipara sectio caesarea dibandingkan pemberian guide imagery.

Efek relaksasi benson dan guided imagery membuat responden merasa rileks dan tenang.

Responden menjadi rileks dan tenang saat mengambil oksigen di udara melalui hidung, oksigen masuk kedalam tubuh sehingga aliran darah menjadi lancar serta dikombinasikan dengan guided imagery menyebabkan pasien mengalihkan perhatiannya pada

(11)

nyeri ke hal-hal yang membuatnya senang dan bahagia sehingga melupakan nyeri yang sedang dialaminya.Inilah yang menyebabkan intensitas nyeri yang dirasakan pasien post operasi sectio caesarea berkurang setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam dan guided imagery (Patasik, Tangka &Rottie, 2013).

Relaksasi benson efektif untuk mengurangi rasa nyeri pasca bedah (2008). Relaksasi benson menghambat aktifitas saraf simpatik yang megakibatkan penurunan terhadap konsumsi oksigen oleh tubuh dan selanjutnya otot-otot tubuh menjadi rileks sehingga menimbulkan perasaan tenang dan nyaman,selain itu responden pada penelitian adalah lanjut usia sehingga Datak mengasumsikan responden memiliki kematangan spiritual yang baik (Novitasari & Aryana, 2013).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efek relaksasi benson lebih baik dibandingkan guide imagery karena relaksasi benson dapat mengatur pernafasan dan kinerja otak sehingga memberikan efek tenang yang dapat meredam rasa nyeri yang dirasakan sedangkan guide imagery

tergantung pada klien apakah bisa berimajinasi yang positif dan berfikiran positif

IV. SIMPULAN

1. Tingkat nyeri post partum sectio caesareasebelum pemberian Relaksasi Benson di Bangsal Annisa RS PKU Muhammadiyah Karanganyar mayoritas mengalami nyeri sedang sebanyak 17 orang (100%).

2. Tingkat nyeri post partum sectio caesarea sebelum pemberian Guide Imagery di Bangsal Annisa

RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar mayoritas nyeri sedang sebanyak 17 orang (94,01%).

3. Tingkat nyeri post partum sectio caesarea setelah pemberian Relaksasi Benson di Bangsal Annisa RS PKU Muhammadiyah Karanganyar mayoritas nyeri ringan sebanyak 17 orang (100%).

4. Distribusi tingkat nyeri post partum sectio caesarea setelah pemberian Guide Imagery di Bangsal Annisa RS PKU Muhammadiyah mayoritas nyeri sedang sebanyak 12 orang (70,06%).

5. Ada perbedaan yang signifikan antara pemberian relaksasi benson dan guide imagery

(12)

terhadap tingkat Nyeri Post Partum Primipara sectio caesarea di Bangsal Annisa RS PKU Muhammadiyah Karanganyar dengan p value 0,000.

SARAN

1. Bagi perawat bangsal Annisa Hasil penelitian ini dapat menambah intervensi keperawatan dalam mengurangi nyeri post operasi sectio caesarea dengan relaksasi benson dan guide imagery.dan bagi rumah sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan intervensi dan SOP baru dalam menangani nyeri post operasi sectio caesarea.

2. Manfaat bagi institusi pendidikan Hasil penelitian ini dapat menambah referensi modul dalam manajemen nyeri menggunakan relaksasi benson dan guide imagery.

3. Hasil penelitian ini dapat dikembangkan oleh penelitian lain dengan pemberian relaksasi benson menggunakan aroma terapi lavender terhadap nyeri post section caesarea.

DAFTAR PUSTAKA

 Baradero, D., & Siswadi.2009.

Keperawatan perioperative: prinsip dan praktik. Jakarta: EGC

 Datak, G.2008. Efektifitas relaksasi Benson terhadap nyeri pasca bedah pada pasien TUR Prostat di Ruma Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta. Jakarta:

Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan.

 Gondo HK (2011). Penangana perdarahan postpartum (Haemorhagi post partum, HPP).

Surabaya : Universitas Wijaya Kusuma

 Hestiantoro, andon. 2009. “Haid Tidak Teratur, Kehamilan Sulit di dapat. (Online). (http ://-

www.cyberforums. us

/showpost.php?p:300370 dan postcount)

 Kasdu, Dini. 2013. Operasi caesar masalah dan solusinya. Jakarta : Puspa Suara

 National Institute for Clinical Excellence. 2012. Caesarean

Section. http ://

www.nice.org.uk/nicemedia/pdf/C G01 3publicinfoenglish.

 Nikita, Mayumi. 2012. Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Apendektomi.

 Novitasari, D & Aryana, K. O.

2013. Pengaruh Tehnik Relaksasi

(13)

Benson Terhadap Penurunan Tingkat Stres Lansia di Unit Rehabilitas Sosial Wening Wardoyo Ungaran. J. Keperawatan Jiwa, 1(2): 186-295.

 Patasik, Rottie & tangka. 2013.

Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas dalam dan Guided Imagery terhadap Penurunan Nyeri pad pasien post operasi sectio caesarea di Irina D BLU RSUP Prof. Dr.

R.D Kandou Manado. Diaskes dari :http://www.google.co.id/url?q=htt p://ejournal.unsrat.ac/id/index.php

 Ramayanti, Yeni Nur. 2010.

Pengaruh Guided Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Skizoafektif di RSJD SURAKARTA.

http://etd.eprints.ums.ac.id/9482/1/

J21/0060060.pdf

 Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013). Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian RI tahun 2013. http ://www.depkes.go.id/resources/do wnload/general/hasil%20Riskesdas

%202013.pdf

 Sari, Agnesia Berlian Nirwana.

2014. Perbandingan Model Regresi Cox Menggunakan Time- Dependent Variable dan Stratified Proportional Hazard untuk Mengatasi Nonproportional Hazard. Jurnal Statistik FMIPA Universitas Brawijaya 2 (1) : 69-7

 Smeltzer, Suzanne. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.

Alih bahasa Agung Waluyo. Edisi 2. Jakarta : EGC

 Suharti 2013 Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

TK II Pelamonia Makasar. Diaskes

dari :

https://www.box.com/s/d306231b8 d03f80cf358

Referensi

Dokumen terkait

Menulis ayat untuk menyatakan maklumat yang diolah daripada pelbagai bahan dan pendapat, membuat ramalan seterusnya menghasilkan penulisan yang lengkap serta menganalisis

Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui Program Gerbang Emas Serasi berkomitmen untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan melalui pembinaan kelompok- kelompok

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, berkat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul Studi Penggunaan Bisoprolol pada Pasien Gagal

70/M- DAG/PER/12/2013 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, bahwa pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan

Berdasarkan Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, secara ringkas tujuan pembelajaran matematika pada jenjang SMP adalah agar peserta didik memiliki

Information society atau masyarakat informasi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah masyarakat dan sebuah ekonomi yang dapat membuat kemungkinan

Srengenge Cipta Imagi, terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) dan dapat

-nteraksi antara faktor pe'amu (endogen) dan faktor risiko dari luar (eksogen) akan menyebabkan kolonisasi faktor pe'amu (endogen) dan faktor risiko dari luar (eksogen) akan