• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA ILMIAH TERAPAN ANALISIS MENURUNNYA PRODUKTIVITAS UDARA PADA KOMPRESOR UDARA DI KAPAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KARYA ILMIAH TERAPAN ANALISIS MENURUNNYA PRODUKTIVITAS UDARA PADA KOMPRESOR UDARA DI KAPAL"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA ILMIAH TERAPAN

ANALISIS MENURUNNYA PRODUKTIVITAS UDARA PADA KOMPRESOR UDARA DI KAPAL

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III Pelayaran

RYCHO FAOLYNA NIT.05.17.021.1.42 / T AHLI TEKNIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA - III

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA TAHUN 2021

(2)

i

ANALISIS MENURUNNYA PRODUKTIVITAS UDARA PADA KOMPRESOR UDARA DI KAPAL

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III Pelayaran

RYCHO FAOLYNA NIT. 05.17.021.1.42 / T AHLI TEKNIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2021

(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : RYCHO FAOLYNA

Nomor Induk Taruna : 05.17.021.1.42 / T Program Diklat : Ahli Teknika Tingkat III

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah Terapan yang saya tulis dengan judul :

ANALISIS MENURUNNYA PRODUKTIVITAS UDARA PADA KOMPRESOR UDARA DI KAPAL

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA,...MARET 2021

RYCHO FAOLYNA

(4)

iii

PERSETUJUAN SEMINAR KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : ANALISIS MENURUNNYA PRODUKTIVITAS UDARA PADA KOMPRESOR UDARA DI KAPAL NamaTaruna : RYCHO FAOLYNA

NIT : 05.17.021.1.42/ T Program Diklat : Diploma III

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk di seminarkan.

SURABAYA……….MARET 2021

Menyetujui:

Mengetahui:

Ketua Jurusan Teknika

Monika Retno Gunarti, S,Si.t,M.Pd Penata (III/c)

NIP.197605282009122002 Pembimbing I

Monika Retno Gunarti,S,Si.t,M.Pd Penata (III/c) NIP.197605282009122002

Pembimbing II

H. Saiful Irfan,S,ST,M.Pd Penata (III/c) NIP.197609052010121001

(5)

iv

ANALISIS MENURUNNYA PRODUKTIVITAS UDARA PADA KOMPRESOR UDARA DI KAPAL

Disusun dan Diajukan Oleh:

RYCHO FAOLYNA 05.17.021.1.42 / T Ahli Teknika Tingkat III

Telah dipresentasikan di depan Panitia Ujian Karya Ilmiah Terapan Pada Tanggal……….2019

Menyetujui

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Muh.Harliman Saleh Penata Tk.I (III/d) NIP.197111021999031001

Drs.Suharto ,M.T Pembina (IV/a) NIP.196612191994031001

Ketua Jurusan Teknika Direktur

POLTEKPEL SURABAYA

Monika Retno Gunarti, M.Pd, M.Mar.E Penata (III/c)

NIP.197605282009122002

Capt. Heru Susanto M.M Pembina (IV/a) NIP.1971066162006041001

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur akan kebesaran Allah SWT tuhan semesta alam, karena atas segala kuasa, berkat dan anugrahnya yang telah Ia berikan seingga penulis dapat menyelesaikan proposal KIT. Adapun proposal penelitian ini di susun guna memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan program Diploma III Pelayaran di Politeknik Pelayaran Surabaya dengan mengambil judul: “ANALISIS MENURUNNYA PRODUKTIVITAS UDARA PADA KOMPRESOR UDARA DI KAPAL”

Penulis sangat menyadari bahwa di dalam proposal Karya Ilmiah Terapan ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam hal penyajian materi maupun teknik penulisannya, oleh karena itu penulis mengharap koreksi dan saran yang nantinya dapat digunakan untuk menyempurnakan proposal Karya Ilmiah Terapan ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih dan rasa bangga kepada:

1. Bapak Capt. Dian Wahdiana, M.M selaku Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya yang telah memberi fasilitas berupa ruang dan waktu atas terselenggaranya Karya Ilmiah Terapan.

2. Ibu Monika Gunarti, M.Pd, M Mar. E selaku ketua jurusan teknika yang telah memberi dukungan pada kami untuk membuat Karya Ilmiah Terapan.

3. Ibu Monika Retno Gunarti, selaku pembimbing I dan Bapak H. Saiful Irfan.

selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing saya sampai selesai.

4. Bapak/ibu Dosen Politeknik Pelayaran Surabaya, khususnya lingkungan program studi teknika Politeknik Pelayaran Surabaya yang telah memberi bekal ilmu sehingga saya dapat menyelesaikan proposal Karya Ilmiah Terapan ini.

5. Orang tua saya yang telah memberi doa restu sehingga saya dapat menyelesaikan proposal Karya Ilmiah Terapan ini.

Akhir kata penulis berharap KIT ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulisnya sendiri. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk dan lindungan dalam melakukan penelitian yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk proposal Karya Ilmiah Terapan.

SURABAYA, ……MARET 2021

PENULIS

(7)

vi ABSTRAK

RYCHO FAOLYNA, Analisis Menurunnya Produktivitas Udara Pada Kompresor Udara di Kapal. Dibimbing oleh ibu Monika Retno Gunarti Selaku Pembimbing I dan bapak H. Saiful Irfan selaku pembimbing II.

Sistem start adalah suatu sistem pelayanan untuk motor induk yang sangat vital di atas kapal yang berfungsi untuk menghidupkan mesin induk. Untuk start mesin diesel dapat dilakukan beberapa cara salah satunya menggunakan udara tekan, dimana dalam proses kerjanya tidak begitu rumit dan dapat juga dioperasikan di ruang kemudi. Adapun komponen utama dalam sistem starting udara tekan meliputi kompresor, botol angin, katup penurun tekanan, pipa udara, katup pnuamatik listrik dan motor pneumatic. Penentuan motor pnuematik yang akan digunakan dapat diketahui dari momen yang dihasillkan harus mampu mengatasi momen. Total yang diperlukan untuk menggerakan mesin induk.

Tujuan penelitian untuk mengetahui factor – factor yang menyebabkan mesin induk tidak berputar saat udara penjalan sudah disupply. Untuk mengetahui factor – factor apa yang memperngaruhi kurangnya udara pada botol angin.

Kesimpulan pembahasan yang telah diuraikan maka penulis menarik kesimpulan yang menyatakan bahwa penyebab terjadinya mesin induk tidak berputar saat udara penjalan atau starting motor air diesel.

Kata kunci : Sistem start, Sistem kerja kompresor, Botol angin.

(8)

vii ABSTRACT

RYCHO FAOLYNA, Analysis of Decreasing Air Productivity in Air Compressors on Ships. Supervised by Mrs. Monika Retno Gunarti as Supervisor I and Mr. H. Saiful Irfan as mentor II.

The starting system is a service system for the main motor which is vital on board the ship which functions to start the main engine. To start a diesel engine, it can be done in several ways, one of which is using compressed air, where the work process is not so complicated and can also be operated in the wheelhouse. The main components in the compressed air starting system include a compressor, a wind bottle, a pressure reducing valve, an air pipe, an electric pnumatic valve and a pneumatic motor. Determination of the pnuematic motor to be used can be seen from the resulting moment must be able to overcome the moment. The total needed to move the main engine.

The aim of this research is to determine the factors that cause the main engine not to rotate when the running air has been supplied. To find out what factors affect the lack of air in the wind bottle.

The conclusion of the discussion that has been described, the authors draw a conclusion stating that the cause of the main engine does not rotate when the air is running or the diesel water motor starts.

Key words: Start system, compressor work system, Air bottle.

(9)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN SEMINAR ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

KATA PENGENTAR ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian... 3

D Manfaat Penelitian ... 3

E. Sistematika Penulisan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Riview Penelitian Sebelumnya ... 4

B. Landasan teori ... 4

1. Bagian – Bagian Utama... 4

2. Prinsip kerjanya ... 5

3. Starting dengan udara bertekanan ... 6

4. Starting dengan listrik ... 6

5. Jalur udara bertekanan ... 7

C. Komponen pendukung utama... 8

1. Kompresor ... 8

2. Separator... 8

3.Botol angin ... 8

4. Main starting valve ... 9

5. Air starting valve ... 9

D. Kapasitas tabung udara ... 9

E. Klasifikasi kompresor ... 10

(10)

ix

F. Pelumasan pada kompresor ... 12

G. Kerangka penelitian ... 13

BAB III METODE PENELITIAN... 14

A. Jenis Penelitian ... 14

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 14

C.Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 15

1. Jenis data ... 15

2. Sumber Data ... 16

D. Teknik Analisis Data ... 17

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 18

A. Hasil Pengumpulan Data & Informasi ... 18

B. Analisa Data & Pembahasan ... 21

BAB V PENUTUP ... 33

A. Kesimpulan... 33

B. Saran-Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 35

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

1.1. Aliran Minyak Pelumas... 7 1.2. Sistem Pelumasan ... 9 2.1. Kerangka Penelitian ... 23

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kompresor udara di kapal merupakan salah satu mesin bantu penting untuk berbagai keperluan dan aktivitas di kapal, seperti untuk menghidupkan mesin induk kapal, membantu pekerjaan yang menggunakan tekanan udara, membangkitkan/menghasilkan udara bertekanan dengan cara menghisap dan memampatkan udara tersebut kemudian disimpan dalam tangki udara kempa untuk disuplai kepada pemakai (sistem pneumatik) dll.

Sehubungan dengan adanya kendala atau hambatan yang dialami pada kompresor udara tersebut, maka perhatian akan perawatan dan perbaikan terhadap kompresor udara sangat diperlakukan agar dapat berdaya guna optimal dan sesuai dengan batas kerjanya, sehingga tidak mengganggu kerja motor induk.

Penggerak kompresor yang sering digunakan biasanya berupa motor listrik dan motor bakar. Kompresor berdaya rendah menggunakan motor listrik dua phase atau motor bensin, sedangkan kompresor berdaya besar memerlukan motor listrik 3 phase atau mesin diesel, direkomendasikan minimal sebesar 0,03201m3/dtk (atau setara dengan 68 Cubic Foot Minute (CFM), 1921 liter/menit, 116 m3/hour).

Tekanan kerja kompresor udara dihitung dengan kerugian tekanan yang terjadi pada jaringan pipa. Dikarenakan kompresor terkecil

(13)

2

sekalipun akan dapat menghasilkan tekanan sebesar minimal 7 BAR tetapi perbedaan yang mencolok antara kompresor 1,5 HP dengan kompresor 15 HP adalah kemampuan memproduksi angin (flow rate) dalam satuan Liter Per Minute (LPM) atau Cubic Foot Minute (CFM) nya, sedangkan persamaannya adalah keduanya dapat menghasilkan tekanan 7 BAR. Sedangkan untuk portable compresor, misalkan Airman PDS390, angka 390 menunjukkan 390 cfm.

Pada saat pelayaran diinginkan terjadi kondisi dimana tekanan kompresor dibawah kapasitas kompresor tersebut. Jika tidak dilakukan perawatan pada kompresor akan terjadi kerusakan terhadap kompresor itu sendiri, maka dari itu untuk melakukan perawatan kita perlu mengetahui komponen dan cara merawat kompresor tersebut.

Sehingga untuk itu penulis tertarik mengambil judul :

“ANALISIS MENURUNNYA PRODUKTIVITAS UDARA PADA KOMPRESOR UDARA DI KAPAL”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan kejadian pada latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Faktor apakah yang menyebabkan produksi udara pada kompresor udara menurun?

2. Bagaimana cara mengatasi menurunnya produksi udara pada kompresor tersebut?

(14)

3

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui faktor yang menyebabkan menurunnya produksi udara pada kompresor udara.

2. Untuk mengetahui cara mengatasi gangguan menurunnya produksi pada kompresor udara.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Untuk memberikan gambaran atau bahan masukan bagi penulis mengenai penanganan dan pemeriksaan pada sistem kompresor, sehingga pada saat bekerja di atas kapal dengan mudah melaksanakan atau menangani masalah jika terjadi gangguan.

2. Sebagai pengetahuan dan membantu penulis dalam meningkatkan pembendaharan ilmu, serta sebagai acuan untuk melakukan tindakan yang berhubungan dengan masalah tersebut.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

1. Mengnalisis menurunnya produktivitas udara pada kompresor udara di kapal.

2. Mengetahui faktor yang menyebabkan menurunnya produktivitas udara pada kompresor udara.

3. Untuk memberikan gambaran atau bahan masukan bagi para pelaut mengenai penanganan dan pemeriksaan pada system kompresor, sehingga pada saat bekerja di atas kapal dengan mudah melaksanakan atau menangani masalah jika terjadi gangguan.

(15)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. RIVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA

Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti – peneliti sebelumnya sebagai berikut :

1. Menurut Haruo Tahara Sularso (2000) Kompresor adalah mesin untuk memampatkan udara atau gas. Secara umum biasanya menghisap udara dari atmosfer, yang secara fisika merupakan campuran beberapa gas dengan susunan 78% Nitrogen, 21%

Oksigen dan 1% Campuran Argon, Carbon Dioksida, Uap air, Minyak dan lainnya.

2. Menurut H. Nurdin (2000) untuk mesin induk di atas kapal, baik diesel 4 tak maupun 2 tak digunakan udara (air reservior).

Tekanan kerja untuk udara start ini dimulai dari tekanan 25-30 bar.

Menurut SOLAS, bahwa untuk mesin digerakan langsung tanpa reduction gear (gear box) harus dapat di start 12 kali tanpa mengisi lagi, sedangkan untuk mesin-mesin dengan gear box dapat distart 6 kali.

B. LANDASAN TEORI

1. Bagian – bagian utama dari penataan udara start dan fungsinya masing – masing :

a. Bejana udara ( air reservoir) berfungsi sebagai tabung pengumpulan data.

(16)

5

b. Main starting valve berfungsi sebagai katup penyalur untuk pembagi ke masing – masing kepala silinder dan penyalur udara untuk start.

c. Distributor valve berfungsi sebagai pembagi pada katup udara start (air starting valve) yang bekerja menggunakan plinyer.

d. Air starting valve berfungsi sebagai katup suplay udara di cylinder head untuk menggerakan piston kebawah pada saat langkah expansi.

2. Prinsip Kerjanya

a. Udara dari bejana udara minimal 17kg/cm2 (17bar) karena bila tekanan udara dibawahnya, maka udara tersebut tidak mampu menekan piston kebawah.

b. Katup tekan di bejana udara dibuka penuh, maka udara akan keluar ke main starting valve. Setelah udara tersebut direduksi tekanannya hingga kurang lebih 10 bar.

c. Bila handle start ditekan kebawah, maka udara keluar dari sistem sebagian masuk dulu ke distributor valve dan sebagian lagi ke cylinder head air starting valve.

d. Distributor valve mengatur plunyer yang bekerja dan udara ini langsung menggerakan piston melalui air starting valve di cylinder head. Udara suplay ini diperoleh dari bejana udara,.

Jadi udara tersebut melaksanakan kerja pararel, disamping mengatur ke distributor valve sekaligus untuk udara start

(17)

6

mendorong piston kebawah tekanan minimal 7 bar sesuai tekanan dalam botol angin.

3. Starting dengan udara bertekanan

Main engine yang distart dengan udara bertekanan dilengkapi dengan paling tidak dua unit kompresor. Satu diantaranya berpenggerak independen dari main engine, dan harus mensuplay 50% dari total kapasitas yang diperlukan.

Kapasitas total udara start dalam tabung harus dapat diisi dari tekanan atmosfir sampai tekanan kerja 30 bar dalam waktu 1 jam.

Tabung udara disediakan dua dengan ukuran yang sama dan dapat digunakan start 12x baik maju atau mundur untuk engine yang reversibel dan tidak kurang dari 6x start kondisi siap start.

Jika sistem udara start digunakan starting auxilary engine, mensuplay peralatan pneumatic, peralatan manoevering, atau tyfon semuanya disuplai dari tabung udara maka harus dipertimbangkan dalam perhitungan kapasitas tabung udara.

4. Starting dengan listrik

Jika Main engine distart dengan listrik maka harus tersedia dua baterai yang independen. Rangkaian baterai ini direncanakan tidak dapat dihubungkan pararel antara satu dengan yang lainnya karena masing – masing baterai harus mampu untuk starting main engine dalam kondisi dingin. Total kapasitas baterai harus cukup untuk operasi selama 30 menit tanpa pengisian. Jika dua atau lebih auxiliary engine di start dengan listrik paling tidak tersedia

(18)

7

baterai yang idnependen. Kapasitas baetrai harus cukup paling tidak 3x operasi start up untuk setiap engine. Jika hanya satu auxiliary engine distart dengan listrik, satu baterai cukup. Baterai start hanya boleh digunakan untuk starting ( pemanas mula jika perlu) dan untuk memonitor peralatan yang ada pada engine.

5. Jalur udara bertekanan

a. Jalur tekanan yang terhubung ke kompresor dipasang dengan non-RV pada outlet kompresor.

b. Jalur udara start tidak boleh digunakan sebagai jalur pengisian untuk tabung udara. Hanya selang/pipa dengan material yang sudah dites yang dapat dipasang pada jalur starting diesel engine tetap terjaga tekanannya.

c. Jalur udara start untuk setiap engine dilengkapi dengan non return valve dan penguras drain.

d. Sebuah safety valve harus dipasang dibelakang pada setiap katup penurun tekanan (reducting valve). Tekanan tangki air dan tangki lainnya yang dihubungkan ke sistem udara bertekanan dipertimbangkan sebagai tabung tekan dan harus sesuai persyaratan standart.

(19)

8

C. KOMPONEN PENDUKUNG UTAMA SISTEM STARTER PADA MOTOR INDUK

1. Kompresor

Menurut Haruo Tahara Sularso (2000) mesin induk adalah instalasi dalam kapal yang dipergunakan untuk menggerakkan, memutar poros baling – baling sehingga kapal dapat bergerak, sedangkan mesin bantu adalah motor yang dipergunakan untuk menggerakan generator listrik sehingga menghasilkan arus listrik yang kemudian digunakan untuk pesawat – pesawat yang memerlukan tenaga tersebut, misalnya kompresor. Kompresor adalah mesin untuk memampatkan udara dan gas. Secara umum biasanya menghisap udara dari atmosfer, yang secara fisika merupakan campuran beberapa gas.

2. Separator

Separator berfungsi untuk memisahkan kandungan air yang turut serta dalam udara lembab (air humidity) kompresi yang diakibatkan yang diakibatkan oleh pengembunan sebelum masuk ke tabung botol angin. Sehingga separator disebabkan steam trap guna menanmpung air tersebut untuk selanjutnya dibuang ke got.

3. Botol angin (Main air reciever)

Main air receiver berfungsi untuk menyimpan udara bertekanan diperlukan tabung udara dengan kemampuan menahan udara bertekanan tinggi hingga 30 bar.

(20)

9

4. Main starting valve

Main starting valve berfungsi sebagai katup penyalur untuk pembagi ke masing – masing cylinder head dan penyalur udara untuk start.

5. Air starting valve

Air starting valve terdiri dari katup utama, piston, bushing, dan spiring yang merupakan komponen utama dari starting valve.

Katup utama akan membuka jika udara kontrol menekan piston sehingga valve terbuka dan udara bertekanan 30 bar masuk ke ruang bakar menekan piston. Hal tersebut berlangsung berurutan sesuai dengan urutan firing order sampai terjadi pembakaran di ruang bakar. Setelah terjadi pembakaran di ruang bakar maka starting air control valve akan berhenti bekerja dan semua starting valve akan menutup.

D. KAPASITAS TABUNG UDARA START

Menurut Budi Hendarto Wijaya (2010), pada prinsipnya adalah udara yang bertekanan pada tabung udara dialirkan ke ruang bakar sehingga mendorong piston ke bawah secara bergantian sesuai dengan firing order. Ketika poros engkol telah digerakan sendiri oleh tenaga mesin diesel dan pneumatic starting berhenti. Starting air reciever harus disediakan manhole dan flage untuk pipe connection.

(21)

10

Starting air receiver memiliki volume untuk irrevisible 12 start sebesar 2 x 1.5 m, dengan tekanan kerja sebesar 30 bar. Kapasitas dari tabung udara harus memenuhi ketentuan dari pihak klasifikasi/rules dan sesuai dengan manual book dari mesin yang digunakan.

E. KLASIFIKASI KOMPRESOR

Menurut Truba Jurong Eng (1990), secara garis besar kompresor dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu positive displacement compresor, dan dynamic compressor. Positive displacement compressor terdiri dari reciprocating dan rotary.

Sedangkan dynamic compressor terdiri dari centrifugal, axial dan ejector.

1. Kompresor torak resiprokal

Kompresor ini dikenal juga dengan kompresor torak, karena dilengkapi dengan torak yang bekerja bolak – balik atau gerak resiprokal.

2. Kompresor dua tingkat sistem pendingin udara

Kompresor udara bertingkat digunakan untuk menghasilkan silinder kedua untuk dikompresi oleh torak kedua sampai pada tekanan yang diinginkan.

3. Kompresor Diafragma

Jenis kompresor ini termasuk dalam kelompok kompresor torak. Namun letak torak dipisahkan melalui sebuah membran

(22)

11

diafragma. Udara yang masuk dan keluar tidak langsung berhubungan dengan bagian – bagian yang bergerak secara resiprokal.

4. Kompresor putar

Kompresor rotari baling – baling luncur secara eksentrik rotor dipasang berputar dalam rumah yang berbentuk silindris, mempunyai lubang – lubang masuk dan keluar.

5. Kompresor sekrup

Kompresor sekrup memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau bertauan, yang satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan lainnya berbentuk cembung, sehingga dapat memindahkan udara secaraaksial ke sisi lainnya.

6. Root blower

Kompresor jenis ini akan menghisap udara luar dari satu sisi ke sisi lain tanpa ada perubahan volume. Torak membuat penguncian pada bagian sisi yang bertekanan.

7. Kompresor aliran

Jenis kompresor ini cocok untuk menhasilkan volume udara yang besar. Kompresor aliran udara ada yang dibuat dengan arah masuknya udara secara aksial dan lebih untuk menghasilkan kecepatan aliran udara yang diperlukan.

(23)

12

8. Kompresor aliran radial

Kecepatan yang ditimbulkan oleh kompresor aliran radial berasal dari ruangan ke ruangan berikutnya secara radial. Pada lubang masuk pertama udara dilemparkan keluar menjauhi sumbu. Bila kompresornya bertingkat, maka dari tingkat pertama udara akan dipantulkan kembali mendekati sumbu.

9. Kompresor aliran aksial

Pada kompresor aliran aksial, udara akan mendapatkan percepatan oleh sudut yang terapat pada rotor dan arah alirannya ke aksial yaitu searah dengan sumbu rotor. Jadi pengisapan dan penekanan udara terjadi rangkaian sudut – sudut pada rotor itu berputar secara cepat.

F. PELUMASAN PADA KOMPRESOR

Menurut Truba Jurong Eng (1990), bagian – bagian kompresor torak yang memerlukan pelumasan adalah bagian – bagian yang saling meluncur seperti silinder, torak, kepala silang, metal – metal bantalan batang penggerak dan bantalan utama. Tujuan pelumasan adalah untuk mecegah keausan, merapatkan cincin torak dan packing, mendinginkan bagian – bagian yang saling bergesek, dan mencegah pengkarat. Pada kompresor kerja tunggal yang biasanya dipergunakan sebagai sebagai kompresor berukuran kecil, pelumasan kotak engkol dan silinder disatukan. Sebaliknya kompresor kerja

(24)

13

ganda yang dibuat untuk ukuran sedang dan besar dimana silinder dipisah dari rangka oleh packing tekan, maka harus dilumasi secara terpisah. Dalam hal pelumasan silinder disebut pelumasan dalam dan pelumasan untuk rangkanya disebut pelumasan luar untuk kompresor kerja tunggal.

G. KERANGKA PENELITIAN

Dalam hal penulisan akan memaparkan kerangka pikir secara bagan alur dalam menjawab atau menyelesaikan pokok permasalahan yang telah di buat adalah sebagai berikut :

MESIN DIHIDUPKAN DENGAN UDARA START

MESIN TIDAK DAPAT DIJALANKAN DIDUGA KARENA KURANGNYA UDARA PADA

BOTOL ANGIN

MAIN ENGINE DAPAT KEMBALI DIOPERASIKAN

KOMPRESOR DIJALANKAN

MAIN ENGINE DAPAT KEMBALI DIOPERASIKAN

(25)

14

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dimana yang dilakukan dengan memulai langkah mengamati objek yang diteliti dan mencatat data – data, kemudian menganalisa objek tersebut untuk dipaparkan secara rinci data yang diperoleh dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai perencanaan terhadap masalah yang timbul berhubungan dengan materi pembahasan Karya Ilmiah Terapan ini.

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

1. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada waktu penulis melaksanakan praktek laut dikapal milik perusahaan pelayaran. Seluruh taruna – taruni poltekpel surabaya, wajib melaksanakan praktek laut (PRALA) kurang lebih satu tahun sebagai syarat dari program pembentukan tingkat III.

2. Tempat penelitian

Tempat penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu dikapal yang akan dibuat saat akan praktek laut, oleh sebab itu penelitian

(26)

15

analisa penyebab mesin tidak berputar ketika udara pejalan telah di suplay.

3. JENIS DAN SUMBER DATA

Sehubungan dengan penelitian ini, maka dibutuhkan sumber dalam menunjang pembahasan ini adalah :

a. Data premier

Merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung antara lain yaitu dengan pengamatan penelitian.

b. Data sekunder

Merupakan data pelengkap untuk data premier yang didapat dari berbagai sumber misalnya kepustakaan, buku – buku bahan kuliah dari internet dan juga data – data yang bisa taruna peroleh dari perusahaan serta semua yang berhubungan dengan penelitian ini.

c. Sumber data

Dalam penulisan karya ilmiah terapan ini penulis menggunakan sumber data subyek penelitian udara start pada mesin kapal.

(27)

16

C. PEMILIHAN INFORMAN

Data dan informasi yang diperlukan untuk penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dikumpulkan melalui :

1. Metode Observasi

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung terhadap objek yang diteliti, data dan informasi dikumpulkan melalui observasi yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang dibahas dalam Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Tinjauan pustaka

Selain penelitian ini maka penulis juga melakukan penelitian dengan cara membaca dan mempelajari buku – buku yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas supaya memperoleh landasan teori dalam membahas masalah yang diteliti.

3. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi, dalam proses ini hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus

(28)

17

informasi. Faktor – faktor tersebut adalah pewancara responden, topik penelitian yang tertuang dalam daftar dan situasi wawancara.

D. TEKNIK ANALISIS DATA

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis destruktif dimana kegiatan yang dilakukan dengan memulai langkah mengamati objek yang diteliti dan mencatat data – data yang menunjang sewaktu melaksanakan praktek laut di atas kapal, kemudian menganalisa objek tersebut untuk dipaparkan secara rinci data yang diperoleh dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai perencanaan terhadap masalah yang timbul berhubungan dengan materi pembahasan Karya Tulis Ilmiah ini.

Referensi

Dokumen terkait

18) “TRAILS”, dapat digunakan untuk mengetahui pergerakan arah kecepatan kapal lain. 19) “ALARM ACK”, berfungsi untuk menghentikan alarm suara yang timbul

Pengaruh pengaturan muatan (stowage) di atas kapal terhadap stabilitas merupakan tugas pokok bagi perwira deck, dimana stabilitas adalah kemampuan sebuah kapal

Teknik observasi digunakan dengan maksud untuk mendapatkan atau mengumpulkan data secara langsung selama melaksanakan praktek laut di atas kapal mengenai kegiatan

Data ini akan penulis gunakan dalam membahas permasalahan yang terjadi sehingga data ini langsung dari sumbernya, dimana dalam metode ini penulis harus melakukan wawancara

Fresh Water, maka perlu dilakukan penanganan terhadap gangguan-gangguan yang timbul pada saat Fresh Water Generator beroperasi dan di dalam operasi ini para ahli mesin kapal

Sebuah sistem pengendali bongkar muat kapal yang dinamakan dengan sistem control(Afrianti,2014). Sistem kontrol di kapal perlu dijaga dan diadakan perawatan untuk menunjang

a) Sebagaimana dibahas di atas, dalam sistem pendinginan utama, semua mesin yang bekerja pada kapal-kapal yang didinginkan dengan menggunakan sirkulasi air

Draft kapal atau dikatakan juga sebagai adalah jarak vertikal antara garis air sampai dengan lunas kapal, semakin banyak muatan kapal semakin dalam kapal