UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI ESTAFET MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA
KELAS X SMA YAPIM BATANG KUIS TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Syarat-syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
LAMRO SIHOTANG
NIM. 609112042
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
LAMRO SIHOTANG. NIM. 609112042. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lari Estafet Melalui Pendekatan Bermain Pada Siswa Kelas X-2 SMA YAPIM Batang Kuis Tahun Ajaran X-2014/X-2015.
(Pembimbing : HADY SUYONO).
Skripsi : Fakultas Ilmu Keolahragaan Unimed 2014
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar lari estafet melalui pendekatan bermain pada siswa kelas X-2 SMA YAPIM Batang Kuis Tahun Ajaran 2014/2015.
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA YAPIM Batang Kuis Tahun Ajaran 2014/2015, waktu penelitian pada bulan Agustus 2014. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-2 SMA YAPIM Batang Kuis Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 32 orang dan terdiri dari 8 orang siswa putra dan 24 orang siswa putri. Sedangkan Objek dalam penelitian ini adalah pendekatan bermain seperti: permainan lari estafet dan permainan Lari sprin menerobos ban. Jenis dalam penelitian adalah menggunakan pendekatan PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar portofolio penilaian hasil belajar Lari Estafet.
Hasil penelitian dari 32 orang siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini, ternyata hanya 20 orang siswa (62,5%) yang sudah memiliki ketuntasan belajar, sedangkan selebihnya yaitu 12 orang siswa (37,5%) belum memiliki ketuntasan belajar. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh hanya mencapai 71,87 (Tidak Tuntas). Hasil tes siklus I, dari 32 orang siswa telah ada 24 orang siswa (75%) sudah memiliki ketuntasan belajar, selebihnya 8 orang siswa (25%) yang belum memiliki ketuntasan belajar. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 74,37 (Tidak Tuntas). Hasil tes siklus II, dari 32 orang siswa telah ada 28 orang siswa (87,5%) yang sudah memiliki ketuntasan belajar, hanya 4 orang siswa (12,5%) yang belum memiliki ketuntasan belajar. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh telah mencapai 78,75 (Tuntas).
DAFTAR ISI
5. Hakikat Pendekatan Bermain ... 24
6. Fungsi Permainan ... 26
B. Kerangka Berpikir ... 31
C. Hipotesis Penelitian ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34
A. Jenis Penelitian ... 34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 34
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 35
D. Desain Penelitian ... 36
F. Tehnik Analisis Data ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
A. Deskripsi Data Penelitian ... 46
B. Pembahasan Hasil penelitian... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62
A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 62
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah kelas siswa sebagai subjek ... 35
2. Lembar Observasi Proses Pembelajaran Untuk Siswa ... 38
3. Lembar Observasi untuk Guru ... 39
4. Tabel Rubrik penilaian Hasil Belajar Lari Estafet ... 42
5. Indikator dan Deskriptor Penelitian ... 44
6. Deskripsi Pre-Test Hasil Penelitian ... 46
7. Deskripsi Data Evaluasi proses pembelajaran sebelum perlakuan test .... 48
8. Hasil Evaluasi Proses Pembelajaran Lari etafet Siklus I ... 50
9. Hasil Evaluasi Proses Pembelajaran Lari Estafet Siklus I ... 52
10. Hasil Evaluasi Proses Pembelajaran Lari etafet Siklus II ... 55
11. Hasil Evaluasi Proses Pembelajaran Lari Estafet Siklus II ... 57
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Tongkat Estafet ... 14
2. Teknik Start dalam lari Estafet ... 16
3. Teknik pemberian dan penerimaan tongkat estafet dari bawah ... 19
4. Teknik pemberian dan penerimaan tongkat estafet dari atas ... 20
5. Permainan Estafet ... 28
6. Permainan Lari Sprint Menerobos Ban ... 30
7. Desain Siklus PTK ... 36
8. Evaluasi Pembelajaran Lari Estafet Pre-Test ... 49
9. Evaluasi Pembelajaran Lari Estafet Siklus I ... 53
10. Evaluasi pembelajaran Lari Estafet Siklus II... 58
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu langkah awal bagi seseorang menuju arah
kemajuan dan kebaikan yang diharapkan dimasa yang akan datang. Pendidikan
merupakan usaha dasar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan,
bimbingan, dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.
Suatu permasalahan dalam proses belajar mengajar yang sering ditemui
dalam kehidupan sehari-hari adalah rendanya daya serap peserta didik yang
berdampak pada rendahnya efektifitas belajar siswa,kejenuhan siswa dalam
belajar, suasana belajar yang pasif dan situasi belajar yang berpusat pada guru
( http://fassaad:wordpress.com/2011/11/05/cara-mengajar-yang-efektif/).
Pendidikan jasmani adalah pelajaran yang menuntut siswa lebih banyak
berbuat dalam arti melakukan gerak, mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,
tindakan moral, pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui
aktifitas jasmani,olahraga dan kesehatan.
Nadisah (1992:15) mengatakan bahwa :”pendidikan jasmani adalah bagian dari pendidikan (secara umum) yang berlangsung melalui aktifitas dan melibatkan
mekanisme gerak tubuh manusia dan menghasilkan pola-pola perilaku pada
individu yang bersangkutan”.
Salah satu aktifitas fisik dalam program pendidikan jasmani olahraga dan
sambung atau lari estafet adalah salah satu nomor lomba lari dari perlombaan
atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau berantai. Dari satu regu ada
empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada lari
estafet ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor lari yang lain, yaitu
memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari kesatu kepada pelari
berikutnya.
Dari observasi dan pengamatan peneliti konsultasi pada guru Pendidikan
Jasmani di SMA YAPIM mengatakan bahwa minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran atletik sangat rendah khususnya pada materi lari estafet, hal ini
berbanding terbalik dengan materi Pendidikan Jasmani olahraga permainan seperti
bola kaki mini, bola voli dan bola kasti.
Hal tersebut mengakibatkan nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas X-2
SMA YAPIM yang jumlah siswanya 32 orang pada mata pelajaran Pendidikan
Jasmani lari estafet rendah. Dari nilai rata-rata kelas menunjukkan 37.5 % belum
mencapai ketuntasan belajar lari estafet. Besar nilai rata-rata siswa yang mendapat
nilai dibawah 75 menjadi bukti konkrit bahwa hasil belajar kelas X SMA YAPIM
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 75.
Bahagia dan Suherman (1999:21) mengatakan untuk menciptakan suatu
perubahan kita perlu melakukan modifikasi dalam pengajaran. Pendekatan adalah
suatu proses penyampaian pengajaran dalam bentuk bermain tanpa mengabaikan
materi lain.
Untuk pengembangan lari estafet tersebut, guru disekolah harus dapat
perkembangan karakteristik anak, sehubungan dengan itu kelemahan lari sambung
dalam sekolah hendaknya teratasi, disamping itu pemilihan dan pengembangan
materi juga harus disesuaikan dengan keadaan siswa, tetapi yang terjadi tidak
demikian kelemahan dalam lari sambung lebih banyak pada pengembangan model
pembelajaran tidak sesuai dengan keadaan siswa Sekolah Menengah Tingkat
Atas.
Kenyataan yang dijumpai dilapangan, pada SMA YAPIM Batang Kuis
tidak terlaksana dengan baik bahkan lari estafet masih dibawah target yang ingin
dicapai. Dimana proses pembelajaran kurang memenuhi persyaratan untuk
seorang anak mendapatkan kemampuan dan keterampilan secara menyeluruh baik
fisik, mental maupun intelektual. Hal itu disebkan karena, guru menggunakan
gaya pembelajaran dengan cara formal. Ditambah lagi dengan minimnya
kreatifitas guru untuk menerapkan pola pendekatan bermain pada materi lari
estafet.
Banyak hal yang menyebabkan kurangnya minat anak-anak terhadap
olahraga atletik, diantaranya kurang menariknya penyajian aktivitas cabang
olahraga ini oleh para pendidik atau pengajar disekolah untuk menyampaikan
materi tentang kemampuan atletik terutama cabang lari estafet.
Seiring dengan perkembangan zaman, sarana untuk bermain pun
mengalami perkembangan. SMA mulai menggunakan pendekatan bermain, pada
pendekatan ini anak tidak hanya belajar dan duduk mendengarkan guru memberi
materi, tetapi siswa terlibat langsung dalam berbagai pelajaran yang membawa
disekitarnya dioptimalkan sehingga anak benar-benar menikmati suasana belajar
yang menyenangkan dan gembira sehingga tingkat keterlibatan dan intensitas
gerak anak dapat dioptimalkan.
Aktivitas bermain ini akan dibuat sedemikian rupa sehingga cocok
dimainkan oleh anak SMA YAPIM kelas X dan diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan gerak dasarnya.
Disamping itu pendekatan bermain dirasa dapat menjadi alternatif
pembelajaran lari sambung tersebut, karena tidak memerlukan biaya yang mahal
dan tempat yang luas, permainan lari estafet, permainan sprint menerobos ban ini
mewakili unsur-unsur gerak dasar anak yang identik dengan bermain.
Bertitik tolak dari pemikiran tersebut, penulis tertarik membuat judul
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lari Estafet Melalui Pendekatan Bermain Pada siswa Kelas X SMA YAPIM Batang Kuis Tahun Ajaran 2014/2015”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka masalah-masalah yang
timbul dalam penelitian ini adalah :
1. Rendahnya minat belajar siswa kelas X SMA YAPIM Batang Kuis
Medan
2. Metode pembelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah kurang efisien
3. Terbatasnya sarana prasarana
5. Rendahnya nilai hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan
Jasmani tentang lari estafet.
C. Pembatasan Masalah
Dari beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, peneliti membatasi
pada upaya meningkatkan hasil belajar lari sambung melalui pendekatan bermain
dengan permainan estafet dan permainan sprint menerobos ban pada siswa kelas
X SMA YAPIM Batang Kuis Tahun ajaran 2014/2015.
D. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah diatas, adapun yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah melalui pendekatan bermain dapat
meningkatkan hasil belajar lari estafet pada siswa kelas X SMA YAPIM Batang
Kuis tahun ajaran 2014/2015.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
lari estafet melalui pendekatan bermain pada siswa kelas X SMA YAPIM Batang
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :
1. Peneliti sendiri agar dapat mengembangkan ilmu dan keterampilan lebih
baik lagi terutama dalam hal bentuk pendekatan bermain.
2. Sebagai bahan masukan bagi para guru pendidikan jasmani sekolah agar
dapat menjadikan permainan lari estafet dan permainan lari sprint
menerobos ban
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan hasil penelitian data dapat disimpulkan bahwa “Melalui
Pendekatan Bermain Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Lari Estafet Pada Siswa
Kelas X-2 SMA YAPIM Batang Kuis Tahun Ajaran 2014/2015.”
B. Saran
Sebagai saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Disarankan kepada guru pendidikan jasmani SMA YAPIM Batang Kuis untuk
mempertimbangkan penggunaan variasi pembelajaran yaitu pendekatan
bermain dengan materi yang disesuaikan karena hal ini dapat membangkitkan
semangat siswa.
2. Dari hasil penelitian ditemukan kebanyakan siswa tidak berani mengajukan
pendapat ataupun pertanyaan tentang hal-hal yang belum dimengerti, banyak
siswa yang bosan dalam pembelajaran akibat monotonnya cara mengajar guru,
kurangnya variasi pembelajaran oleh guru, maka disarankan adanya variasi
pembelajaran yaitu pendekatan bermain yang diharapkan dapat mengatasi
masalah di atas.
3. Kepada teman-teman mahasiswa FIK UNIMED untuk dapat melakukan
model penelitian tindakan kelas ( PTK ) dengan menggunakan strategi atau
4. Kepada para pembaca yang mungkin akan melakukan penelitian
menggunakan variasi pembelajaran kiranya dapat mencoba dengan materi
lainnya dan bentuk variasi lainnya yang lebih baik lagi.
5. Dengan dijadikan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya dengan tema
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Arma. 1997. Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan kebudayaan
Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Bahagia, Yoyo. 2000. Olahraga Atletik. Jakarta: Depdikbud.
Broto, Suryo. 1997. Ketuntasan Belajar Klasikal. Jakarta: Yudhistira
Carr, Gerry A. Atletik Untuk Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Dikdik Zafar Sidiq. 2010. Mengajar dan Melatih Atletik. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
Ghafur, Abdul. 1994. Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Guthrie M. 2008. Sukses Melatih Atletik. Yokyakarta : Pustaka Insan Madani.
Harald Muller and Wolfgang Ritzdorf. 2000. RUN – JUMP – THROW: The Official IAAF Guide to Teaching Athelics LEVEL I. International Association of Atheletics Federation: Coaches Education and Certification System (CESC).
http//berachunk-amrank.blogspot.com/2012/08/18.30/teknik-start-estafet/ Hurlock, E.B. 1997. Permainan. Yogyakarta: PIM.
Irwansyah, 2006. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Grafindo Media Pratama. Bandung.
Santoso,dkk. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Yudistira. Jakarta
Soejoedie, Imam. 1979. Permainan dan Metodik Buku II. Untuk S.G.O.
Sujiono. 2004. Kecerdasan Fisik. Jakarta: Yudhistira.
Sukintaka. 1983. Teori Bermain untuk D-II PGSD Penjaskes.Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan.
Widya Djumidar Mochammad A. 2004. Belajar Berlatih Gerak-Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain. Jakarta. Raja Grafindo Persada
www. Moccasport.co.cc/2009/02/lari-sambung
www. Pjkr.unnes.com/8/2010
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. RPP Siklus I ... 66
2. RPP Siklus II ... 76
3. Lembar Hasil Portofolio Siswa Siklus I Lari Estafet... 86
4. Lembar Hasil Portofolio Siswa Siklus II Lari Estafet ... 87
5. Penilaian Proses hasil Belajar Lari Estafet (Pre-Test) ... 88
6. Penilaian Proses hasil Belajar Lari Estafet Siklus I ... 90
7. Penilaian Proses hasil Belajar Lari Estafet Siklus II ... 92
8. Tingkat Ketuntasan Belajar Tindakan Awal... 94
9. Tingkat ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I... 95
10. Tingkat ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II ... 96
11. Total Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 97
12. Format Penilaian Hasil Belajar Lari Estafet ... 98
13. Susunan Kepanitiaan Pengambilan Data ... 108
14. Lembar Observasi Proses Pembelajaran Siswa dilapangan Siklus I ... 109
15. Lembar Observasi Proses Pembelajaran untuk Guru Penjas Siklus I ... 110
16. Lembar Observasi Proses Pembelajaran Siswa dilapangan Siklus II ... 111
17. Lembar Observasi Proses Pembelajaran untuk Guru Penjas Siklus II ... 112