Agni Destiani Ambarwati, 2012
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN………... I
ABSTRAK………..………… Ii
KATA PENGANTAR………...………. Iii
DAFTAR ISI………..……. Vii
DAFTAR TABEL………..…… X
DAFTAR GAMBAR……….. Xii
DAFTAR LAMPIRAN……….. Xiii
BAB I PENDAHULUAN………... 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH………...………... 1
B. RUMUSAN MASALAH ………. 4
C. TUJUAN PENELITIAN………... 5
D. MANFAAT PENELITIAN………...…………..…. 6
E. HIPOTESIS PENELITIAN……….. 6
F. DEFINISI OPERASIONAL ……… 7
G. BATASAN MASALAH ……….. 9
H. PENELITIAN YANG RELEVAN ……….. 10
BAB II MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN INQUIRY………. 14
A. PEMBELAJARAN KOOPERATIF………. 14
Agni Destiani Ambarwati, 2012
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (Tps) Dengan Pendekatan Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Konsep Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PEMBELAJARAN KOOPERATIF………. 15
C. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) ……….……… 17
D. PENGUASAAN KONSEP………... 20
E. PENDEKATAN INQUIRY……….………….. 21
F. KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS ……… 27
G. KONSEP TEKANAN ………...……... 32
H. MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN TERBIMBING……….. 39
BAB III METODE PENELITIAN………...…… 42
A. METODE PENELITIAN………...…... 42
B. DESAIN PENELITIAN……….... 42
C. SUBYEK PENELITIAN……….. 43
D. INSTRUMEN PENELITIAN…………..………. 44
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA……….... 48
F. TEKNIK PENGOLAHAN DATA………..………. 48
G. ALUR PENELITIAN………... 57
H. REKAPITULASI HASIL UJI COBA INSTRUMEN………….. 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 61
A. HASIL PENELITIAN……….……….. 61
Agni Destiani Ambarwati, 2012
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 99
A. KESIMPULAN………...….. 100
B. SARAN………... 101
DAFTAR PUSTAKA………. 102
Agni Destiani Ambarwati, 2012
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (Tps) Dengan Pendekatan Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Konsep Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
TABEL
2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ………... 17
2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share ……….. 19
2.3 Langkah-langkah Penyelenggaraan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share Dengan Pendekatan inquiry ………. 25
2.4 Keterampilan Berpikir Kritis ………. 27
2.5 Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Yang Diamati ……….. 30
2.6 Langkah-langkah Penyelenggaraan Model Pembelajaran Langsung Dengan Metode Eksperimen Terbimbing………... 40
3.1 Desain Penelitian ………... 43
3.2 Pengkategorian Presentse Tanggapan Siswa Dan Guru …………. 48
3.3 Teknik Pengumpulan Data ……… 48
3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ……….. 49
3.5 Kriteria Daya Pembeda ……….. 50
3.6 Kriteria Validitas Butir Soal ………..………… 51
3.7 Kriteria Reliabilitas ……… 53
Agni Destiani Ambarwati, 2012
4.1 Deskripsi Penguasaan Konsep Tekanan Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ……….. 66
4.2 Hasil Uji Normalitas Skor Rata-rata N-Gain Penguasaan Konsep
Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ………. 71 4.3 Hasil Uji Homogenitas Varians Skor Rata-rata N-Gain Penguasaan
Konsep Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……… 73 4.4 Hasil Uji Hipotesis Perbedaan Skor Rata-rata N-Gain Penguasaan
Konsep Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……… 74 4.5 Deskripsi Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ……….. 75
4.6 Hasil Uji Normalitas Skor Rata-rata N-Gain Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ……… 81 4.7 Hasil Uji Homogenitas Varians Skor Rata-rata N-Gain
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ………... 82
4.8 Hasil Uji Hipotesis Perbedaan Skor Rata-rata N-Gain Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………. 83 4.9 Hasil Analisis Dan Interpetasi Angket Tanggapan Siswa
Perindikator dan Terhadap Seluruh Pertanyaan ………. 85 4.10 Hasil Analisis Dan Interpetasi Angket Tanggapan Observer
Agni Destiani Ambarwati, 2012
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (Tps) Dengan Pendekatan Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Konsep Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
2.1 Aliran Air Pada Ember Yang Dilubangi Pada Bagian Pinggirnya ……. 34 2.2 Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik ……… 36 2.3 Pipa U Yang Berisi Dua Jenis Zat Cair ……….. 38
3.1 Alur Penelitian ……… 58
4.1 Presentase Perbandingan Skor Rata-rata pre-test, post-test, dan gain Yang Dinormalisasi Penguasaan Konsep Siswa Pada Kedua Kelas ….. 68 4.2 Grafik Perbandingan Skor Rata-rata N-gain untuk Tiap Jenis Aspek
Penguasaan Konsep ……… 70
4.3 Presentase Perbandingan Skor Rata-rata pre-test, post-test, dan gain Yang Dinormalisasi Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Kedua
Kelas ………... 77
Agni Destiani Ambarwati, 2012
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A.1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen Lampiran A.2 : Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen
Lampiran A.3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Lampiran A.4 : Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontrol
Lampiran B. 1 : Analisis Uji Coba Intrumen Penguasaan Konsep
Lampiran B. 2 : Analisis Uji Coba Intrumen Keterampilan Berpikir Kritis Lampiran C. 1 : Format Observasi Aktivitas Guru dalam Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think-Pair-Share dengan Pendekatan inquiry Lampiran C. 2 : Format Observasi Aktivitas Siswa dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share dengan Pendekatan inquiry Lampiran C. 3 : Kisi-kisi Soal Penguasaan Konsep
Lampiran C. 4 : Kisi-kisi Soal Keterampilan Berpikir Kritis Lampiran C. 5 : Lembar Judgement
Agni Destiani Ambarwati, 2012
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (Tps) Dengan Pendekatan Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Konsep Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Lampiran C. 8 : Tes Keterampilan Berpikir Kritis Lampiran C. 9 : Tes Penguasaan Konsep
Lampiran C.10: Angket Tanggapan Siswa Lampiran C.11: Angket Tanggapan Guru
Lampiran D. 1 : Distribusi Skor Pretes dan Postes Penguasaan Konsep Lampiran D. 2 : Analisis Tiap Aspek Penguasaan Konsep Siswa
Lampiran D. 3 : Distribusi Skor Pretes dan Postes Keterampilan Berpikir Kritis Lampiran D. 4 : Analisis Tiap Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
Lampiran D. 5 : Analisis Hasil Angket Tanggapan Guru Lampiran D. 6 : Analisis Hasil Angket Tanggapan Siswa
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi experiment), yaitu penelitian yang secara khas meneliti mengenai keadaan praktis yang di dalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan (Sugiyono, 2006:114). Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan penguasaan konsep tekanan dan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan Inquiry dan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan Model pembelajaran langsung dengan metode eksperimen terbimbing.
B. Desain Penelitian
43
Agni Destiani Ambarwati, 2012
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (Tps) Dengan Pendekatan Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Konsep Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu TABEL 3.1. DESAIN PENELITIAN
Kelompok Eksperimen O1 dan O2 X1 O1 dan O2
Kelompok Kontrol O1 dan O2 X2 O1 dan O2
Keterangan:
O1 : Pretest-posttest untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa
O2 : Pretest-posttest untuk mengukur penguasaan konsep siswa
X1 : Perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif think-pair-share
(TPS) dengan pendekatan Inquiry
X2 : Perlakuan berupa pembelajaran langsung dengan metode eksperimen
terbimbing
C. Subyek Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas siswa kelas 8 di salah satu SMP di kecamatan Cikajang. Teknik pengambilan sampel adalah dengan cara Cluster random sampling. Sebagai sampel penelitian dipilih dua kelas secara acak
dari empat kelas yang memiliki kemampuan yang setara tanpa mengacak siswa tiap kelasnya. Berdasarkan hal tersebut maka sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 8b dan 8c. Pengelompokkan sampel terdiri dari satu kelompok
eksperimen yaitu kelas 8C dan satu kelompok kontrol yaitu kelas 8b. Penentuan
kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan cara cluster random
sampling terhadap kelas 8b dan 8C. Jumlah siswa untuk masing-masing kelas
44
tersebut adalah 32 orang kelas 8b dan 8C sebanyak 33 orang, sehingga jumlah
siswa seluruhnya yang dilibatkan dalam penelitian berjumlah 65 siswa.
D. Instrumen Penelitian
1. Tes Keterampilan Berpikir Kritis
Tes, yaitu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, Suharsimi, 2008:53). Instrumen tes keterampilan berpikir kritis digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa digunakan untuk menentukan keterampilan berpikir kritis sebelum (pre-test) dan setelah (post-test) diberikan pembelajaran baik pada siswa kelompok eksperimen dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan inquiry maupun pada siswa kelompok kontrol dengan pembelajaran langsung dengan metode eksperimen terbimbing terhadap konsep tekanan. Item soal keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan berbentuk tes uraian. Indikator tes untuk melihat keterampilan berpikir kritis siswa dibatasi pada indikator ketreampilan berpikir kritis: mengidentifikasi alasan yang dinyatakan, menerapkan konsep (prinsip-prinsip, dan asas), berhipotesis atau menyimpulkan, bertanya dan menjawab pertanyaan mengapa, dan bagaimana mengaplikasikan kasus tersebut (Ennis,2011). Konsultasi dengan pembimbing dan beberapa orang ahli dilakukan untuk mendapatkan validitas isi. Aspek yang ditelaah meliputi kesesuaian indikator KBKr dengan butir soal, aspek bahasa, dan aspek materi.
45
Agni Destiani Ambarwati, 2012
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (Tps) Dengan Pendekatan Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Konsep Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kualitas instrumen terhadap perubahan pengetahuan dan pemahaman yang terjadi. Sebelum digunakan instrumen tersebut dilakukan tes uji coba untuk mengetahui tingkat validitas, reabilitas, tingkat kemudahan soal, dan daya pembeda tes tersebut. Hasil jawaban siswa yang menjawab salah akan diberi skor 0 sedangkan jawaban yang benar akan diberi skor maksimum yang dapat dilihat pada rubrik penilaian pada Lampiran C.4.
2. Tes Penguasaan konsep tekanan
Instrumen tes penguasaan konsep digunakan untuk menentukan penguasaan konsep siswa sebelum (pre-test) dan setelah (post-test) diberikan pembelajaran baik pada siswa kelompok eksperimen dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan inquiry maupun pada siswa kelompok kontrol dengan pembelajaran langsung dengan metode eksperimen terbimbing. Instrumen tes penguasaan konsep yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda yang penyusunannya berdasarkan indikator pembelajaran yang hendak dicapai pada KTSP.
Perancangan butir soal tes penguasaan konsep berpedoman pada taksonomi Bloom yang telah direvisi (Anderson et al, 2010:99) mengenai penguasaan konsep, yaitu C1 (mengingat), C2 (memahami), dan C3 (menerapkan). Konsultasi dengan pembimbing dan beberapa orang ahli dilakukan untuk mendapatkan validitas isi. Aspek yang ditelaah meliputi kesesuaian indikator penguasaan konsep dengan butir soal, aspek bahasa, dan aspek materi.
46
kualitas instrumen terhadap perubahan pengetahuan dan pemahaman yang terjadi. Sebelum digunakan instrumen tersebut dilakukan tes uji coba untuk mengetahui tingkat validitas, reabilitas, tingkat kemudahan soal, dan daya pembeda tes tersebut. Hasil jawaban siswa yang menjawab salah akan diberi skor 0 (nol) sedangkan jawaban yang benar akan mendapat skor 1 (satu).
3. Angket Siswa
Angket ini bertujuan untuk mengungkap respon siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan Inquiry. Angket ini menggunakan skala Likert, setiap siswa diminta untuk menjawab suatu pertanyaan dengan pilihan jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk pertanyaan positif maka dikaitkan dengan nilai SS = 4, S= 3, TS = 2 dan STS = 1, dan sebaliknya (Sugiyono, 2006:135). Angket ni diberikan pada siswa pada kelas eksperimen setelah seluruh kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
a. Penskoran angket
Hasil jawaban angket tanggapan siswa dan guru yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) dikonversi ke dalam bentuk angka, masing-masing yaitu untuk pertanyaan positif dikaitkan dengan nilai SS = 4, S = 3, TS = 2 dan STS = 1 dan sebaliknya untuk pertanyaan negatif maka dikaitkan dengan nilai SS = 1, S = 2, TS = 3 dan STS = 4.
47
Agni Destiani Ambarwati, 2012
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (Tps) Dengan Pendekatan Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Konsep Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Untuk menentukan tingkat persetujuan siswa dan guru terhadap model pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah digunakan rumus sebagai berikut:
% d. Menginterpretasi tanggapan siswa dan guru
Menginterpretasi hasil tanggapan siswa dan guru menggunakan skala likert yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) terhadap penerapan model pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah dalam pembelajaran tema energi. Angket tanggapan siswa dan guru terdiri dari dua pernyataan yaitu pernyataan positif dan negatif. Hasil tanggapan siswa terhadap pernyataan positif akan diinterpretasikan positif (yaitu setuju dengan pernyataan yang diberikan) dan sebaliknya hasil tanggapan siswa terhadap pernyataan negatif akan diinterpretasikan negatif (yaitu tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan).
e. Mengkategorikan persentase tanggapan siswa dan guru dengan pengkategorian sebagai berikut:
Menentukan rentang (R)
R = persentase maksimum – persentase minimum R = 100% – 25% = 75%
Menentukan banyaknya kategori (K) yaitu 4 kategori sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
Menentukan panjang kelas (P)
48
Maka, pengkategorian persentase tanggapan siswa dan guru observer (% tanggapan) dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut
TABEL 3.2
PENGKATEGORIAN PERSENTASE TANGGAPAN SISWA DAN GURU
Batasan Persentase Kategori
25,00 % < % tanggapan ≤ 43,75% Sangat Tidak Setuju (sangat negatif) 43,75% < % tanggapan ≤ 62,50% Tidak Setuju (negatif)
62,50 % < % tanggapan ≤ 81,25% Setuju (positif)
81,25 % < % tanggapan ≤ 100% Sangat Setuju (sangat positif)
E. Teknik Pengumpulan Data
TABEL 3.3.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA No Sumber
Data
Jenis Data Teknik Pengumpulan Instrumen 1. Siswa Keterampilan berpikir
kritis siswa sebelum dan sesudah mendapat perlakuan.
Pretest dan Posttest Butir soal pilihan ganda
yang memuat keterampilan keterampilan berpikir kritis siswa.
2. Siswa Penguasaan konsep siswa sebelum dan sesudah mendapat perlakuan
Pretest dan Posttest Butir soal pilihan ganda
yang memuat penguasaan konsep siswa.
3. Siswa Angket siswa Kuesioner Angket yang memuat
49
Agni Destiani Ambarwati, 2012
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (Tps) Dengan Pendekatan Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Konsep Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Uji Coba Instrumen
a. Tingkat kesukaran soal penguasaan konsep tekanan dan tingkat kesukaran soal keterampilan berpikir kritis.
b. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index), indeks kesukaran ini diberi simbol P. untuk menentukan indeks kesukaran soal penguasaan konsep tekanan dan tingkat kesukaran soal keterampilan berpikir kritis digunakan rumus berikut :
=�� (3.3) (Arikunto, 2007 : 208) Dengan : P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut: TABEL 3.4.
KRITERIA TINGKAT KESUKARAN SOAL
Indeks kesukaran (P) Kriteria kesukaran
0,00 < P ≤ 0,30 Sukar
0,30 < P ≤ 0,70 Sedang
0,70 < P ≤ 1,00 Mudah
50
Daya pembeda soal adalah keterampilan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berketerampilan tinggi dengan siswa yang berketerampilan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, D. untuk menentukan daya pembeda ini terlebih dahulu seluruh pengikut tes dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok atas (upper group) dan kelompok bawah (lower group). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah
=
� −� = − (3.4) (Arikunto, 2007 : 213) Dengan : J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar
BB= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
PA = � = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = � = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab
benar
Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut : TABEL 3.5.
51
Agni Destiani Ambarwati, 2012
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (Tps) Dengan Pendekatan Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Konsep Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Daya Pembeda (D) Kriteria Daya Pembeda
≤ 0,00 Tidak baik (sebaiknya dibuang)
0,00 < D ≤ 0,20 Jelek
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriteria. Teknik yang digunakan dalam mengukur validitas butir soal adalah teknik korelasi product moment yaitu :
=
−2 –( )2 2 –( )2
(3.5)
(Arikunto, 2002 :72) Dengan :
rXY = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = skor item Y = skor total
Untuk mengetahui interpretasi mengenai besarnya validitas butir soal, maka digunakan rentang kriteria berikut :
TABEL 3.6.
KRITERIA VALIDITAS BUTIR SOAL
Tingkat validitas Kriteria
52
0,40 < rxy 0,60 Cukup 0,20 < rxy 0,40 Rendah 0,00 < rxy 0,20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2007 : 75) e. Reliabilitas Tes
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, (Suharsimi, 2007 : 86). Untuk mengetahui reliabilitas tes bentuk pilihan ganda, digunakan metode K-R 20 dengan rumus :
11
=
� �−1�2−
�2 (3.6)
(Arikunto, 2007 : 100) Dengan :
r11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
p = proporsi subjek yang menjawab benar
q = proporsi subjek yang menjawab salah(q = 1 - p ) Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes keterampilan berpikir kritis dan tes penguasaan konsep tekanan
Untuk mengetahui reliabilitas tes bentuk uraian, digunakan rumus Alpha yaitu:
11
=
��−1
1
−
��2
53
Agni Destiani Ambarwati, 2012
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (Tps) Dengan Pendekatan Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Konsep Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(Arikunto, 2007:109) Dengan:
11= reliabilitas yang dicari
��2= jumlah varians skor tiap-tiap item ��2= varians total
Untuk mengetahui interpretasi mengenai besarnya validitas butir soal, maka digunakan rentang kriteria berikut:
TABEL 3.7.
KRITERIA RELIABILITAS
Tingkat validitas Kriteria
0,80 < r11≤ 1,00 Sangat baik
0,60 < r11≤ 0,80 Baik
0,40 < r11≤ 0,60 Sedang
0,20 < r11≤ 0,40 Kurang
≤ 0,20 Sangat kurang
(Arikunto, 2009) 2. Pengolahan data penelitian
a. Penskoran
Skor yang diberikan untuk jawaban benar adalah 1, sedangkan untuk jawaban salah adalah 0. Skor total dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban.
b. Menghitung rata-rata (mean) skor pretest dan posttest
54
= ΣX (3.8) Dengan : = nilai rata-rata skor pretest maupun posttest
X = skor tes yang diperoleh setiap siswa
N = banyaknya data
c. Menghitung Gain skor pretest dan posttest
Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan gain yang dinormalisasi dengan rumus (Meltzer, 2002):
pre
KATEGORI TINGKAT GAIN YANG DINORMALISASI
55
Agni Destiani Ambarwati, 2012
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (Tps) Dengan Pendekatan Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Konsep Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran distribusi data yang diperoleh. Hal ini berkaitan dengan sampel yang diambil. Melalui Uji Normalitas peneliti bisa mengetahui apakah sampel yang diambil mewakili populasi ataukah tidak. Untuk mengetahui distribusi skor pretest-posttest terdistibusi normal atau tidak dapat diketahui dengan
menggunakan rumus chi kuadrat (χ2
), langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
(1) Menentukan rentang (r), dengan rumus:
r = skor maksimum – skor minimum (3.10) (2) Menentukan banyaknya kelas interval (k) :
k = 1 + 3,3 log N (3.11) (3) Menentukan panjang kelas interval (p):
= � � ( )
� �� � ( ) (3.12)
(4) Menentukan tabel distribusi frekuensi.
(5) Menentukan batas kelas interval untuk menghitung luas di bawah kurva normal.
(6) Menghitung rata-rata hitung.
(7) Menentukan standar deviasi, dengan menggunakan rumus:
� = Σ �( �− )2
−1 (3.13)
56
(10) Menentukan frekuensi yang diharapkan (Ei), dengan Ei = N x l
(11) Membuat daftar frekuensi pengamatan (Oi)
(12) Menghitung nilai chi kuadrat (�2, dengan �2 =( �− �)
� (13) Bandingkanlah nilai �2hitung dengan �2tabel pada derajat
kebebasan, dan taraf kepercayaan 95% Apabila �2 hitung < �2 tabel, maka skor pretest dan posttest terdistribusi normal.
(Panggabean Luhut P, 2001 : 132-133) Setelah dilakukan uji normalitas, jika diketahui datanya berdistribusi normal maka kita gunakan uji statistik parametrik. Untuk menggunakan uji statistik parametrik yang tepat untuk digunakan kita memerlukan satu uji lagi yaitu uji homogenitas.
Uji homogenitas
Digunakan untuk menguji homogenitas variansi populasi sampe, dengan. signifikansi pada taraf kepercayaan 95%, dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: F = �
2
�2 Dengan Sb2 adalah nilai yang variansinya lebih besar dan Sk2 adalah
nilai yang variansinya lebih kecil.
Apabila Fhitung < Ftabel, maka dapat dikatakan variansi homogen Apabila
Fhitung > Ftabel, maka variansi tidak homogen.
(Panggabean Luhut P, 2001 : 137)
57
Agni Destiani Ambarwati, 2012
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (Tps) Dengan Pendekatan Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Konsep Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setelah diperoleh bahwa data berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen, maka untuk menguji hipotesis dapat digunakan uji perbedaan dua rata-rata atau statistik uji-t (uji satu pihak yaitu uji pihak kanan) sebagai berikut. (Sudjana, 1996)
thit =
X = rata-rata N-gain siswa kelompok eksperimen
2
X = rata-rata N-gain siswa kelompok kontrol
n1 = jumlah siswa kelompok eksperimen
n2 = jumlah siswa kelompok kontrol
Sgab = standar deviasi gabungan yang ditentukan dengan rumus:
58
Langkah-langkah dalam penelitian ini meliputi beberapa tahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan pengolahan data. Secara garis besar, langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan alur berikut:
Tes Awal keterampilan berpikir kritis dan tes awal penguasaan konsep siswa Validasi, Uji Coba, Revisi
1. Penyusunan Instrumen
2. Tes penguasaan konsep tekanan tekanan 3. Tes keterampilan berpikir kritis
4. Angket Siswa dan Guru 5. Pedoman Observasi
Studi Pendahuluan
Studi Literatur: Model pembelajaran think pair share, pendekatan inquiry, model pembelajaran langsung, eksperimen terbimbing, penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa
Penyusunan Rencana Pembelajaran Model pembelajaran think pair share dengan pendekatan inquiry materi Tekanan
59
Agni Destiani Ambarwati, 2012
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (Tps) Dengan Pendekatan Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Konsep Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Gambar 3.1. Alur Penelitian
H. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 instrumen. Instrumen tersebut merupakan instrumen tes ppenguasaan konsep yang di dalamnya terdapat indikator dari aspek penguasaan konsep. Aspek-aspek dalam penguasaan konsep itu meliputi aspek C1 (mengingat), C2 (memahami), dan C3 (menerapkan). Instrumen yang kedua adalah instrument keterampilan berpikir kritis yang terdiri dari lima indikator yaitu indikator mengidentifikasi alasan yang dinyatakan, menerapkan konsep (prinsip-prinsip, hukum, dan asas), berhipotesis atau menyimpulkan, bertanya dan menjawab pertanyaan mengapa, serta bagaimana mengaplikasikan kasus tersebut. Sebelum instrumen digunakan di lapangan, kedua instrumen tes yang telah di susun itu di judgment terlebih
Tes Akhir:
1.Tes keterampilan berpikir kritis 2.Tes penguasaan konsep tekanan
(Posttest)
Pembelajaran think pair share dengan pendekatan inquiry pada kelas
eksperimen
Angket Tanggapan Siswa dan Guru
60
dahulu, setelah itu dilakukan revisi untuk memperbaiki soal yang kurang sesuai. Kemudian soal-soal tersebut di ujicobakan kepada siswa. Data hasil ujicoba instrumen tes kemudian di analisis untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen tes di pakai dalam penelitian. Adapun analisis tes yang dilakukan antara lain: analisis validitas butir soal, analisis tingkat kesukaran butir soal, analisis daya pembeda butir soal dan analisis reliabilitas tes penguasaan konsep.
Data hasil ujicoba instrumen tes penguasaan konsep yang telah dianalisis validitas, tingkat kesukaran, dan daya pembedanya dapat dilihat pada tabel 3.9 (Lampiran B1).
Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat 5 soal dinyatakan valid kategori rendah, 1 soal dinyatakan kategori sangat rendah, 5 soal dinyatakan valid kategori tinggi, dan 20 soal dinyatakan valid kategori cukup. Berdasarkan daya pembeda terdapat 5 soal dengan kategori jelek, 6 soal kategori baik, dan 20 soal kategori cukup. Berdasarkan tingkat kesukaran terdapat 7 soal kategori mudah, 23 soal kategori sedang, dan 1 soal kategori sukar.
Berdasarkan data tersebut, maka sebanyak 25 instrumen tes penguasaan konsep dapat digunakan sebagai instrumen penelitian, dan 6 instrumen tes penguasaan konsep dibuang karena tidak valid serta daya pembeda jelek. Untuk analisis reliabilitas tes, setelah dilakukan analisis dengan menggunakan KR. 20 ternyata didapatkan bahwa reliabilitas instrumen tes yang diujicobakan termasuk kategori tinggi dengan indeks reliabilitas sebesar 0,88.
61
Agni Destiani Ambarwati, 2012
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (Tps) Dengan Pendekatan Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Konsep Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
terdapat 2 soal dinyatakan valid kategori tinggi dan 6 soal kategori cukup. Berdasarkan daya pembeda terdapat 8 soal kategori cukup. Berdasarkan tingkat kesukaran terdapat 8 soal kategori sedang.
99
Agni Destiani Ambarwati, 2012
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan: 1. Adanya perbedaan yang cukup signifikan antara penguasaan konsep siswa
pada konsep tekanan pada kelas eksperiman dengan penguasaan konsep kelas kontrol. Hal ini dapat terlihat dari nilai N-gain (gain yang dinormalisasi) kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol, yaitu pada kelas eksperimen sebesar 0,53 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0,34.
2. Adanya perbedaan yang cukup signifikan antara keterampilan berpikir kritis siswa pada konsep tekanan pada kelas eksperiman dengan keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol. Hal ini dapat terlihat dari nilai N-gain (gain yang dinormalisasi) kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol, yaitu pada kelas eksperimen sebesar 0,48 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0,42.
100
Agni Destiani Ambarwati, 2012
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (Tps) Dengan Pendekatan Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Konsep Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sehingga di awal pertemuan siswa masih sering bertanya bagiamana melaksanakan percobaan tersebut.
4. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan inquiry termasuk pada kategori positif. Hal dapat dilihat dari angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan inquiry secara keseluruhan memiliki rata-rata 3,19 atau sekitar 80%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Pada saat awal pembelajaran diperlukan banyak waktu untuk pembagian kelompok berpasangan dan kelompok percobaan sehingga waktu untuk berdiskusi menjadi lebih sedikit. Oleh karena itu, dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share (TPS) dengan pendekatan inquiry guru harus pandai dalam mengatur waktu agar waktu untuk diskusi kelas menjadi lebih panjang.
101
Agni Destiani Ambarwati, 2012
102
Agni Destiani Ambarwati, 2012
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (Tps) Dengan Pendekatan Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Konsep Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Anderson,L.W, dkk. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ari, Sabilulungan. 2006. Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Think-Pair-Share (TPS) UntukMeningkatkan Keterampilan Penalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa SMP. Tesis PPS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik) Edisis Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Ariswono, Djoko, dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas VIII SMP. Bandung:Grafindo Media Pratama.
Atin, Supartini. 2008. Kajian Keterampilan Berpikir Rasional Siswa SMP Terbuka Dalam Pembelajaran Fisika Setelah Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-share (TPS). Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga.
David. A, Jacobsen, dkk. 2009. Metods For Teaching Metode-metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK – SMA Edisi 8. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
David. L. Haury. 1993. Teaching Science through Inquiry. ERIC Clearinghouse for Science Mathematics and Environmental Education
Columbus OH. [Online]. Tersedia:
103
Agni Destiani Ambarwati, 2012
Depdiknas. 2006. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Uskur Balitbang
Ennis, Robert. H. 2011. The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical Thinking Dispositions and Abilitie. University of Illinois
Fisher, Alec. 2009. Berfikir Kritis (sebuah pengantar). Jakarta: Erlangga
Fraenkel, Jack R. – Wallen, Norman E. (2007). How To Design And Evaluate Research In Education. Singapura: McGraw-Hill Incorporation.
Karen I. Adsit, Ed. 2002. Teaching Critical Thinking Skill. [Online]. Tersedia: http://www.criticalthinking.org/pages/defining-critical-thinking/766 [6 Juni 2012]
Kaswan. 2005. Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Kegiatan Laboratorium Berbasis Inquiry Pada Pokok Bahasan Rangkaian Listrik Arus Searah. Tesis PPS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan
Lie, Anita. (2007). Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas) . Jakarta: Grasindo.
Mahmudin. (2007). Membentuk Karakter Kreatif dan Produktif melalui Siklus
Belajar. [Online]. Tersedia:
http://mahmuddin.wordpress.com/2007/11/09/membentuk-karakter-kreatif-dan-produktif-melalui-siklus-belajar/ [5 desember 2011].
Mahmuddin. 2009. Pendekatan Inquiry dalam pembelajaran. [online]. Tersedia: http://mahmuddin.wordpress.com/tag/pendekatan-inquiry/[30 Autumn 2009. [online] Tersedia: www.phy.ilstu.edu/jpteo [Februari 2011]
Mazzrawul. 2010. Pengertian Metode Inkuiri dan Metode Demonstrasi dalam
Pembelajaran Sekolah [Online]. Tersedia:
104
Agni Destiani Ambarwati, 2012
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (Tps) Dengan Pendekatan Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Konsep Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
inkuiri-dan-metode-demonstrasi-dalam-pembelajaran-sekolah/[30 Januari 2010].
Meltzer, 2002. The relationship between mathematics preparation and
conceptual learning gain in physics: a possible “hidden variable” in
diagnostic pretest scores. American Journal Physics
Nihlatun, Azizah.2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa. Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan
Odja, Abdul, Haris. 2010. Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe Numbered Head Together Dengan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Cahaya Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP. Tesis PPS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Panggabean, Luhut. 1996. Penelitian Pendidikan. Bandung : Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.
Panggabean, Luhut. 2001. Statistika Dasar. Bandung : Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.
Slavin, R.E.(2008). Cooperative Learning; Teori riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2006. Metode penelitian pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta
Suparno, P. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Santa Dharma.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka
To, Karno dan Yudi Wibisono. 2004. Anates Uraian Versi 4.0.5.
Wasis & Sugeng. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VIII. Departermen Pendidikan Nasional.
105
Agni Destiani Ambarwati, 2012
_____________. Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VIII. Departermen Pendidikan Nasional. [Online] Tersedia: http://www.scribd.com/doc/53609483/36/A-Tekanan-pada-Zat-Padat [ 29 januari 2012]