BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Turbin
Banyak sumber yang menerangkan tentang sejarah di temukanya turbin
salah satunya yaitu bermula dari ditemukanya kincir air yang sudah sejak lama
digunakan untuk tenaga industri. Pada mulanya yang dipertimbangkan adalah
ukuran kincirnya, yang membatasi debit dan head yang dapat dimanfaatkan.]3[
Perkembangan kincir air menjadi turbin modern membutuhkan jangka
waktu yang cukup lama. Perkembangan yang dilakukan dalam waktu revolusi
industri menggunakan metode dan prinsip ilmiah. Mereka juga mengembangkan
teknologi material dan metode produksi baru pada saat itu.[3]
Kata turbine ditemukan oleh seorang insinyur Perancis yang bernama Claude Bourdin pada awal abad 19, yang diambil dari terjemahan bahasa Latin
dari kata whirling (putaran) atau "vortex" (pusaran air). Perbedaan dasar antara turbin air awal dengan kincir air adalah komponen putaran air yang memberikan
energi pada poros yang berputar. Komponen tambahan ini memungkinkan turbin
dapat memberikan daya yang lebih besar dengan komponen yang lebih kecil.
Turbin dapat memanfaatkan air dengan putaran lebih cepat dan dapat
memanfaatkan head yang lebih tinggi. (Untuk selanjutnya dikembangkan turbin
impulse yang tidak membutuhkan putaran air).[3]
Pada tahun 1844, Uriah A. Boyden mengembangkan turbin aliran keluar
yang meningkatkan performa dari turbin Fourneyon. Bentuk sudunya mirip
dengan turbin Francis.[3]
Pada tahun 1826, Benoit Fourneyon mengembangkan turbin aliran keluar.
Turbin ini sangan efisien (~80%) yang mengalirkan air melalui saluran dengan
sudu lengkung satu dimensi. Saluran keluaran juga mempunyai lengkungan
pengarah.[3]
Pada tahun 1820, Jean-Victor Poncelet mengembangkan turbin aliran
Adapun runtutan sejarahnya adalah sebagai berikut. Ján Andrej Segner
mengembangkan turbin air reaksi pada pertenagahan tahun 1700. turbin ini
mempunyai sumbu horizontal dan merupakan awal mula dari turbin air modern.
Turbin ini merupakan mesin yang simpel yang masih diproduksi saat ini untuk
pembangkit tenaga listrik skala kecil. Segner bekerja dengan Euler dalam
membuat teori matematis awal untuk desain turbin.[3]
Pada tahun 1849, James B. Francis meningkatkan efisiensi turbin reaksi
aliran kedalam hingga lebih dari 90%. Dia memberikan test yang memuaskan dan
mengembangkan metode engineering untuk desain turbin air. Turbin Francis
dinamakan sesuai dengan namanya, yang merupakan turbin air modern pertama.
Turbin ini masih digunakan secara luas di dunia saat ini.[3]
Turbin air aliran kedalam mempunyai susunan mekanis yang lebih baik
dan semua turbin reaksi modern menggunakan desain ini. Putaran massa air
berputar hingga putaran yang semakin cepat, air berusaha menambah kecepatan
untuk membangkitkan energi. Energi tadi dibangkitkan pada sudu dengan
memanfaatkan berat jatuh air dan pusarannya. Tekanan air berkurang sampai nol
sampai air keluar melalui sirip turbin dan memberikan energi.[3]
Sekitar tahun 1890, bantalan fluida modern ditemukan, sekarang
umumnya digunakan untuk mendukung pusaran turbin air yang berat. Hingga
tahun 2002, bantalan fluida terlihat mempunyai arti selama lebih dari 1300 tahun.
Sekitar tahun 1913, Victor Kaplan membuat turbin Kaplan, sebuah tipe
mesin baling-baling. Ini merupakan evolusi dari turbin Francis tetapi
dikembangkan dengan kemampuan sumber air yang mempunyai head kecil.[3]
2. 2 Jenis Jenis Turbin
Ada banyak jenis turbin pada saat ini di antaranya yaitu
a. Turbin uap
b. Turbin De Lava
c. Turbin Curtis
d. Turbin Zoelly
e. Turbin Parson
g. Turbin Air
2.3 Turbin Air
Tenaga air mulai digunakan oleh manusia sudah sekitar 2000 tahun yang
lalu yaitu ketika bangsa Yunani dan Romawi sudah mengenal kincir air, yang
mana mereka meletakkan kincir air itu secara horizontal ( arah poros kincir
horizontal ) di aliran sungai yang panjang. Kincir air ini digunakan tenaganya
untuk menggiling jagung dengan menggunakan roda gigi. Tenaga air yang
ditimbulkan oleh adanya energi potensial dan energi kinetik yang dimiliki oleh
arus sungai yang mengalir tersebut yang akan memutar kincir air itu, oleh karena
itu beroperasi penggilingan. Penggilingan menjadi tugas yang utama dilakukan
dengan tenaga air kemudian, dan pada perkembangannya kincir ini kemudian
dikembangkan oleh bangsa-bangsa di Asia dan Eropa Timur pada masa setelah itu
yaitu sekitar abad ke 4.[4]
Gambar 2.1 Kincir Air
Karena kincir air sudah terkenal di berbagai tempat di dunia pada waktu
itu, maka manusia mulai memikirkan tentang bagaimana cara meningkatkan
kegunaan dari tenaga air tersebut. Manusia mulai mengubah bentuk kincir air dari
keadaan yang sebelumnya, hal ini merupakan suatu langkah yang penting bagi
perkembangan teknologi kinci air pada waktu itu. Bentuk kincir pun mulai
bervariasi ada yang dipasang secara horisontal dengan arah putaran roda dari kiri
tersebut berada di atas permukaan air dan arus air akan menggerakkan bagian
bawah dari kincir tersebut sehingga kincir air dapat berputar. Kemudian, mereka
akan mencelupkan kincir di bawah permukaan air yang melebihi dari orientasi
yang sebelumnya. Pada abad ke 18, John Smeaton menguji kedua-duanya orientasi di atas dan menemukan bahwa kincir yang bekerja mendapatkan
efisiensi yang lebih tinggi. Pada abad sesudahnya para insinyur telah dapat
menyempurnakan kincir air menemukan dua peningkatan, diantaranya adalah
sudu dari kincir air yang dibengkokkan dapat bekerja lebih baik ,dan yang kedua
adalah dapat diketahui posisi yang lebih tepat dari roda sehingga dihasilkan kincir
air yang efisien. Pengembangan ini membantu orang-orang dalam penggunaan
dari kincir air yang sudah mempunyai tenaga yang lebih dari sebelumnya. Tenaga
yang lebih tersebut tidak hanya untuk menggiling hasil panen seperti jagung dan
gandum, tetapi juga dapat digunakan sebagai tenaga untuk menggerakkan
konveyor, sehingga masalah pengangkutan di dalam suatu pengilingan dapat
diatasi dengan penggunaan tenaga kincir air. Pada abad ke 19, turbin air telah
ditemukan, dan lambat laun mulai menggeser penggunaan dari kincir air. Manusia
mulai meninggalkan kincir air karena melihat bahwa turbin air jauh lebih efisien
dibanding dengan kincir air. Bagaimanapun, kincir air masih tersisa di seluruh
dunia sampai hari ini.[4]
Di negara-negara berkembang, kebutuhan serta kemungkinan untuk
membuat turbin setempat kian meningkat. Peralatan, mesin-mesin, bahan dan
tenaga terlatih maupun staf teknis yang diperlukan telah tersedia, yang belum ada
hanyalah informasi dan know-hownya. Salah satu kategori mesin yang digunakan untuk memanfaatkan tenaga air yang bisa dibuat setempat adalah turbin air.
Banyak dijumpai adanya tradisi maju di beberapa negara dalam memproduksi,
memasang dan mengoperasikan penggilingan bertenaga air kecil. Di negara Nepal
pada awal tahun 1970-an telah dibangun dan dipasang beberapa Turbin Aliran
Silang (TAS) pertama. Beberapa selang kemudian dalam dekade yang sama
sampai pada tahun 1990-an, TAS mulai menyebar lebih dari 600 penggilingan
bertenaga air. Turbin Aliran Silang (TAS) adalah model yang paling sederhana,
sementara TAS memerlukan kisaran tinggi terjunnya rendah dan debit air yang
digunakan untuk memutar roda turbin, karena itu pusat-pusat tenaga air dibangun
di sungai-sungai dan di pegunungan-pegunungan. Pusat tenaga air tersebut dapat
dibedakan dalam dua golongan, yaitu pusat tenaga air tekanan tinggi dan pusat
tenaga air tekanan rendah. [4]
2.3.1 Klasifikasi Turbin Air
Turbin air dapat dikelompokkan dengan berbagai cara. Menurut H. Grengg, jenis turbin dapat digolongkan menjadi tiga sesuai dengan range dari head-nya, yaitu :
1. Turbin dengan head rendah.
2. Turbin dengan head medium.
3. Turbin dengan head tinggi.
Sedangkan menurut cara kerjanya, maka terdapat dua jenis turbin yaitu :
1. Turbin Impuls (aksi).
2. Turbin Reaksi.
Table 2.1 Pengelompokan Turbin[4]
High
Head
Medium
Head
Low
Head
Impulse
Turbine
Pelton
Turgo
Cross
Flow
Multi-Jet
Pelton
Turgo
Cross
Flow
Reaction
Turbine
Francis Propeller
Kaplan
(a) (b) (c)
Gambar 2.2 Klasifikasi Turbin Air. (a) turbi francis (b) turbin kaplan (c) turbn pelton[4]
1. Turbin impuls
Yang dimaksud dengan turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya
dengan merubah seluruh energi air (yang teridiri dari energi
potensial-tekanan-kecepatan) yang tersedia menjadi energi kinetik untuk memutar turbin, sehingga
menghasilkan energi puntir dalam bentuk putaran poros. Atau dengan kata lain,
energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nosel. Contoh turbin
impuls adalah turbin Pelton. Turbin Pelton dipakai untuk tinggi air jatuh yang
besar.[4]
Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran air yang ke luar
nosel tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfer di sekitarnya. Semua
energi tinggi tempat, dan tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin diubah
menjadi energi kecepatan (Gambar 2.3). [4]
Gambar 2.3 Skema Turbin Pancar (Turbin Pelton), jalannya tekanan di dalam
2. Turbin Reaksi
Turbin reaksi adalah turbin air yang cara bekerjanya dengan merubah seluruh
energi air yang tersedia menjadi energi puntir dalam bentuk putaran. Sudu pada
turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya penurunan
tekanan air selama melalui sudu. [5]
Turbin ini terdiri dari sudu pengarah dan sudu jalan dan kedua sudu
tersebut semuanya terendam di dalam air. Air dialirkan ke dalam sebuah terusan
atau dilewatkan ke dalam sebuah cincin yang berbentuk spiral (rumah keong). Perubahan energi seluruhnya terjadi di dalam sudu gerak.[5]
Turbin air yang paling banyak digunakan adalah turbin reaksi. Turbin
reaksi digunakan untuk aplikasi turbin dengan head rendah dan medium. Pada
turbin reaksi, letak turbin harus diperhatikan agar tidak terjadi bahaya kavitasi
yang terjadi akibat adanya tekanan absolut yang lebih kecil dari tekanan uap air.
Kavitasi dapat menyebabkan sudu-sudu turbin menjadi berlubang-lubang kecil,
sehingga mengurangi efisiensi turbin yang akhirnya dapat pula merusak sudu
turbin. Jika turbin diletakkan lebih tinggi dari tinggi tekanan isap, maka kavitasi
akan terjadi, sehingga letak turbin harus selalu di bawah tinggi tekanan isap
(Hs).[5]
2.3.2 Perbandingan Karakteristik Turbin Air
Kecepatan spesifik dari sebuah turbin juga dapat diartikan sebagai
kecepatan ideal, persamaan geometris turbin, yang menghasilkan satu satuan daya
tiap satu satuan head. Kecepatan spesifik tubin diberikan oleh perusahaan (dengan
penilaian yang lainnya) dan dan selalu dapat diartikan sebagai titik efisiensi
maksimum. Perhitungan tepat ini menghasilkan performa turbin dalam jangkauan
head dan debit tertentu. [5]
Kecepatan spesifik setiap turbin mempunyai kisaran (range) tertentu berdasarkan data eksperimen. Kisaran kecepatan spesifik beberapa turbin air
Ke
dapat dies
Tabel 2.2 K
n jenis turbin
engan meng
n jenis turbi
stimasi (dipe
Ga
ri desain y
n spesifik
n yang tepat
getahui kec
n kriteria
an karakteri
k dari turbi
an desain tu
gan perform
turbin baru
ma yang s
ng menunju
r air.[5]
perencanaan
ensi dasar t
Gambar 2.5 karakteristik turbin vortex[12]
Pada gambar terlihat turbin pelton adalah turbin yang beroperasi pada head
yang menengah hingga tinggi dengan kapasitas aliran air yang menengah, atau
bahkan beroperasi pada kapasitas yang sangat rendah. [5]
.
Gambar 2.6 Daerah penggunaan dari beberapa jenis konstruksi turbin yang
berbeda[5]
Dalam pembuatan roda turbin, kebanyakan pertama sekali membuat
modelnya, setelah model tersebut diselidiki, diuji dan diubah-ubah sehingga
2.4. Fluida dan klasifikasinya
Menurut Raswari (1986), fluida merupakan suatu zat/bahan yang dalam
keadaan setimbang tak dapat menahan gaya atau tegangan geser (shear force). Dapat pula didefinisikan sebagai zat yang dapat mengalir bila ada perbedaan
tekanan dan atau tinggi. Suatu sifat dasar fluida nyata, yaitu tahanan terhadap
aliran yang diukur sebagai tegangan geser yang terjadi pada bidang geser yang
dikenai tegangan tersebut adalah viskositas atau kekentalan/kerapatan zat fluida
tersebut. Sehingga fluida terdiri dari cairan dan gas (atau fase uap). Perbedaan
antara keadaan fluida dan solid jelas jika anda membandingkan perilaku fluida
dan solid. Solid berdeformasi ketika tegangan geser diterapkan, tetapi deformasi
yang tidak terus meningkat dengan waktu. [6]
2.4.1 Fluida Statis dan Fluida Dinamis
Fluida statis atau sering disebut juga fluida diam,sedangkan fluida dinamis
adalah fluida yang bergerak. Fluida Statis misalnya air didalam wadah,fluida
dinamis misalnya pergerakan angin yang digerakkan kipas angin. Fluida statis
biasanya dipengaruhi oleh hukum kontinuitas yang dipengaruhi oleh luas
penampang dan juga Bernaouli’s law yang dipengaruhi oleh ketinggian dan tekanan dari fluida. Kedua hukum hanya dapat diterapkan di fluida statis yang
sama – sama memeliki kecepatan alir dan massa jenis.[6]
Fluida dinamis itu sendiri dipengaruhi oleh gaya Archimedes,misalnya
gaya angkat pada kapal laut. Hukum Pascal juga berpengaruh dalam fluida
dinamis ini,hukum Pascal secara singkat adalah tekanan terbagi banyak dan
diteruskan kesegala arah,misalnya pompa hidrolik dan dongkrak.[6]
2.4.2 Aliran Laminar dan Aliran Turbulen
Dengan teknologi sekarang,aliran laminar bisa diprediksi lebih baik dan
akurat dengan menggunakan teknologi di laboraturium,tetapi berbeda dengan
aliran turbulen,kecuali pada aliran sederhana sangat sulit menentukan detail dan
permodelan dari aliran ini.[9]
Misalnya pada pipa, pada sisi masuk bisa dikatakan molekul – molekul
fluida masi tersusun rapi dan tidak acak. Tetapi setelah melewati titik
Da
ar untuk alir
ner menuju
sisi akan ber
langan Rey
mbedakan a
n gaya visko
datar bilang
liran Vortex
ex adalah
alah gerak
ran laminer
turbulen a
rakhir hingg
ahan aliran
hidraulik,
partikel/dis
r dan sebali
atau zona tr
ga terjadi ko
ah bilangan
nar dan turb
a : Re = Bila
ecepatan Ra
L = Jari ja
ρ = M
μ = Visko
d nya adalah
2 x 105 pad
ondisi ‘fully
n tanpa dim
ulen yang m
angan Reyn
ata-Rata dar
ari penampu
Massa Jenis (
ositas dinam
ar ke turbul
ng paling
cepatannya
k aliran turb
adi pada ja
y developed
mensi yang
merupan per
old
ri Fluida (m/
alamiah fluida yang diakibatkan oleh parameter kecepatan dan
tekanan. Vortex sebagai pusaran yang merupakan efek dari putaran rotasional dimana viskositas berpengaruh di dalamnya.
Gambar 2.8 Pusaran air[13]
Sifat-sifat dari pusaran air:
1. Tekanan air di dalam pusaran yang paling kecil adalah di pusat pusaran,
dan semakin meningkat seiring dengan semakin besarnya jarak pusaran
dari pusat. Hal ini sesuai dengan prinsip Bernoulli, dimana tekanan
berbanding terbalik dengan kecepatan.
2. Pusat dari setiap pusaran dapat dianggap mengandung garis pusaran,
dan setiap partikel air dalam pusaran dapat dianggap berotasi di sekitar
garis pusaran.
3. Dua atau lebih pusaran yang kira-kira sejajar dan berotasi/berputar
dalam arah yang sama akan bergabung untuk membentuk sebuah
pusaran tunggal.
4. Gerakan rotasi pada pusaran menimbulkan energi yang cukup
besar.Apabila suatu benda diletakkan di sekitar pusaran, maka pusaran
air seolah-olah menyedot benda tersebut, berputar-putar menuju inti.
1.
tersebut. K
fluida yan
partikel f
persamaan
asarkan kla
ri maka alira
5.1 Aliran
an vortex te Karateristik
ng berputar
fluida v ter
n ini:
murni atau tr
ni atau trans
au deformas
si murni, ba
terjadi ap
liran berpu
apat dibedak
bas
upun tidak a
x bebas ada k tertentu d
aknya dari
otasional
onal
ik angular a
pabila ele
ut netto
la elemen fl
tegorikan
bagai alira
sehingg
n sekelilingn
arus untuk seb
utar yang
buah vortex
terjadi da
i tiga bagian
a yang dilaku
atan tangens
ortex. Hubu taran r dap
ier
kukan pada f
sial dari pa
ungan kece
Dimana:
= kecepatan
= jari-jari puta
= Periode
Gambar
iran vortex b
dP ran bebas m
r 2.10 Geraka
bebas, deng
l fluida dari t
an elemen flui
gan mengan
ui energi kes
...
Didefeniskan
...
...
titik pusat (m
da dari A ke B
nggap sebua g elemen ai an elemen a an tangensi ri ketebalan
an yang seb
al air.
ah elemen ai r
air al
elemen air banding den
ngan aksi ga
Dalam v
Ap
aliran flui
dari pusat
Dimana:
putaran r d
...
= kecepatan
= jari-jari pu
Gambar
u gaya diber
ar. Hubunga
dapat dilihat
...
n sudut
utaran (m)
r 2.11 Geraka
bung diput
Aliran Vorte
rikan pada
an kecepata
t pada persa
...
an elemen fluid
tar dengan
an partikel
amaan berik
...
ntas pada al
n nol
a dengan m
fluida v te
kut:
aliran lurus,
3. Gaya reaksi zat cair yang mendesak partikel (R)
Bekerjanya gaya selain gaya gravitasi pada air dalam tabung
menghasilkan gaya vortex yang dikenal sebagai aliran vortex paksa. Pada putaran silinder, N dan kecepatan sudut ψ , partikel P mempunyai sudut tangen ψ , berat partikel W dan gaya sentrifugal Fc.
Gaya sentrifugal didefenisikan sebagai berikut (Ridwan dan
Siswantara,2002):
... 2.8
Dimana:
ω = kecepatan sudut (rad/s) W = berat partikel (kg) g = gaya gravitasi (m/s2)
X = jarak dari sumbu (m)
2.5.3 Aliran Vortex kombinasi
Aliran Vortex Kombinasi adalah vortex dengan vortex paksa pada inti pusatnya dan distribusi kecepatan yang sesuai dengan vortex bebas pada luar intinya. Jadi untuk sebuah votex kombinasi dapat dilihat pada persamaan berikut
(Munson,2003).
dan
dimana K dan adalah konstanta dan adalah jari-jari inti pusat.
Sebuah konsep matematika yang biasanya berhubungan dengan gerakan
vortex adalah sirkulasi. Sirkulasi didefenisikan sebagai sebuah integral garis dari
komponen tangensial kecepatan yang diambil dari sekeliling kurva tertutup di
medan aliran. Konsep sirkulasi sering digunakan untuk mengevaluasi gaya-gaya
Tu
rtex) sebaga melingkar m
dari tempat
hingga Tur
enggerak. A
r enterprise
un 2004. Pe
k yang dih
2.5 x adalah tur
ai penggerak rbin yang m
k utama dar
t,dengan me
i ke tempat
[11].
2.12 skema a
ar 2.13 Alira x itu adalah
enggunaan v
afendorf in
turbin vorte
dengan gen
n Vortex menggunaka
ri sudu. Alir
enggunakan
yang renda
aliran vortex
an vortex[1 h turbin yan
vortex ini
Lower Au
ex ini send
nerator seh
n aliran vor
ran vortex in
sifat fisika
ah maka aka
[13]
3]
ng menggu
sendiri dike
ustria yang
diri adalah
hingga dapa
rtex (gravita
ni sendiri ad
a dari air yan
an didapat v
Gambar 2.14 Generator yang dipasang pada sudu penggerak[13]
Beberapa kelebihan dari turbin ini dibandingkan dengan beberapa tubin lain diantaranya,
Biaya pemasangan relatif murah dan menggunakan konsep yang sederhana.
Pada penggunaan di alirannya aman bagi ikan,mikroba dan lain – lain,karena menggunakan tekanan yang rendah.
Baik dikembangkan di aliran air yang menggunakan debit yang besar tetapi head yang rendah seperti sungai. Indonesia sendiri memiliki sumber daya berupa sungai besar.
Efisiensi dari hasil pengujian dari Zotlöterer enterprise lebih baik dibandingkan beberapa jenis turbin yang lain.
Gravitation Water Vortex Power Plan (GWVPP) ini sendiri untuk head yang rendah antara 0.7 m sampai dengan 2m. Flow rate atau debitnya antar 0,05
sampai 20 m/s3, dan tenaga digunakan antara 0.5 sampai 160kW [11].
Gambar 2.15 gravik perbandingan antara head vs flow rate.
Penyederhaan konsep ini adalah masuknya energi potensial air menuju
tank-vortex berupa energi kinetik. Energi kinetik ini sendiri memfokuskan sebagai
energi putaran yang mengerucut di pusat aliran vortex. Kemudian Turbin vortex
mengubah energi putaran yang disambungkan melalui sudu ke generator.
Beberapa jenis dari turbin vortex :
(a) (b)
Gambar 2.16 turbin vortexZotlöterer
a.sudu 5, pengembangan pertama Zotlöterer enterprise tahun 2005 b.sudu banyak tahun 2009[13]
SUDU 5 SUDU BANYAK (>5)
Head: 1,5m Flow rate: 0,9m³/s
Efficiency of the old turbine design: 54%
Electrical power: 6,1kW (max. 7,5kW) Annual working capacity: 44.000kWh
Head: 1,5m
Flow rate: 0,9m³/s
Efficiency of the Zotlöterer turbine
design: 80%
Electrical power: 8,3kW (max. 10kW)
Annual working capacity: 60.000kWh
Dari perbandingan turbin diatas,dapat disimpulakn bahwa semakin
banyak sudu dengan debit yang kurang-lebih sama,maka daya yang dihasilkan
(c) (d)
Gambar 2.17 turbin vortexZotlöterer
c. turbin vortex di sungai kecil di austria tahun 2011
d. turbin vortex di nantes france 2012
[13]
Head: 0,9m Head: 1m
Flow rate: 2x 0,7m³/s Flow rate: 0,3m³/s
Electrical power: 2x 3,5kW Electrical power 1,7kW
Annual working capacity:25.000kWh Annual working capacity: 8.500kWh
2.5.4.1 Performansi dan Efisiensi Turbin
Performansi pada turbin merupakan daya mekanik yang dihasilkan dari
sebuah turbin.Untuk mendapatkan nilai tersebut maka data yang diperlukan
adalah kecepatan sudut ( ) dan torsi (τ)[8].
.
... 2.9Dimana :
P = Daya turbin ( Watt )
T = Torsi ( Nm )
Kecepatan sudut rpm
Untuk menghitung Torsi ( T ) adalah :
τ
F.
... 2.10F = m . g
... 2.9Dimana :
m = massa/beban ( kg ) g = gravitasi
Untuk menghitung kecepatan sudut adalah :
ω
= 2
... 2.11 Dimana :ω = kecepatan sudut (rad/s)
n = putaran turbin (rpm )
Untuk efisiensi turbin dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
ɳ
=
x 100%
... 2.12Dimana :
= Daya turbin ( Watt ) = Daya air ( Watt )
2.6 Perhitungan Dinamika Fluida (Computational Fluid Dynamics)
Dinamika fluida adalah cabang dari ilmu mekanika fluida yang mempelajari
tentang pergerakan fluida. Dinamika fluida dipelajari melalui tiga cara yaitu:
- Dinamika fluida eksperimental
- Dinamika fluida secara teori, dan
- Dinamika fluida secara numerik (CFD)
Computational Fluid Dynamics (CFD) merupakan suatu ilmu untuk memprediksi
aliran fluida, perpindahan panas, perpindahan massa, reaksi kimia, dan fenomena
yang berhubungan, dengan menyelesaikannya menggunakan
persamaan-persamaan matematika secara numerik.[1]
2.6.1 Persamaan Pembentuk Aliran
Dinamika fluida terdiri dari tiga dasar yaitu konservasi massa, momentum dan
energi. Pembahasan tentang hokum konservasi ketiga hal di atas merupakan dasar
persamaan pembentukan aliran yang akan dijelaskan di bawah ini.
Mi
maan di ata
biasa disebu
rsamaan (2
nuitas tiga d
pertama p
tas (massa
a keluar dar
uah elemen
ut juga deng
2.10) adala
dimensi pad
ada sisi seb
per satuan
ri elemen m
n fluida dala
unjukkan pa
h bahwa jum
ngan jumlah
Konservasi
0
...
r divergen d
...
an bentuk u
gan persam
ah unsteady
da sebuah t
belah kiri k
n volume).
melintasi bou
am kasus ti
ada gambar
mlah pertam
h aliran ma
massa pada
dy, kekekala titik dalam
kelajuan pe
Suku kedu
udarinya dan
ga dimensi
r. Konsep d
mbahan mas
ssa yang m
a elemen flu
...
n disebut su
dengan dim
dasar dari hu
ssa pada vo
masuk dan k
uida[1]
ida kompre
alam waktu
skan neto a
Pada persamaan inkompresibel, dimana kerapatan spasial dan temporal
diabaikan, persamaan ini dapat disederhanakan dengan menghilangkan /
dari persamaan.[1]
2. Hukum konservasi momentum
Hukum ini dikenal juga dengan hokum Newton II tentang gerak. Tingkat
kenaikan momentum partikel fluida sama dengan jumlah gaya gaya pada
partikel atau resultan gaya yang bekerja pada suatu objek sama dengan
percepatan dikalikan dengan massa objek tersebut. Suatu elemen kecil
fluida dengan dimensi dx, dy dan dz ditunjukkan pada gambar. Pada gambar tersebut hanya gaya searah x yang ditampilkan. Sebagai catatan, untuk kasus ini, terdapat enam gaya normal dan geser yang bekerja pada
permukaan. [1]
a) Gaya-gaya permukaan:
- Gaya tekanan
- Gaya viskos
b) Gaya-gaya badan:
- Gaya gravitasi
- Gaya sentrifugal
- Gaya coriolis
- Gaya elektromagnetik
Dalam menyoroti kontribusi yang disebabkan gaya-gaya permukaan
sebagai bagian tersendiri dalam persamaan momentum dan memasukkan
gaya-gaya badan sebagai suku source.[1]
Keadaan tegangan dari sebuah elemen fluida didefinisikan dalam
suku - suku tekanan dan sembilan komponen tegangan viskos ditunjukkan
dalam Gambar 2.12 Tekanan, sebuah tekanan normal, di tandai oleh .
Tegangan-tegangan viskos ditandai oleh . Notasi akhiran yang biasa
menandakan bahwa komponen tegangan bekerja dalam arah j pada sebuah permukaan normal kearah.[1]
Dengan mengacu kepada elemen fluida tersebut, maka persamaan
konservasi momentum dapat dituliskan sebagai:
Gambar 2.19 Konservasi momentum pada elemen fluida[1]
2
... 2.15
2
... 2.16
... 2.17
Dimana i, j, k = 1, 2, 3 yang menyatakan x, y, z.
Persamaan di atas berlaku untuk kondisi steadi. Untuk kondisi tidak steadi,
maka persamaan dalam hubungannya terhadap waktu, / ,
dihilangkan.
3. Hukum konservasi energi
Hukum konservasi energy mengatakan bahwa laju perubahan energy dalam
dan E pada suatu elemen sama dengan jumlah fluks panas yang masuk ke
elemen itu dan laju kerja yang bekerja pada elemen oleh gaya yang ada pada
bodi dan permukaannya. Hukum ini dapat dituliskan sebagai
... 2.18
Hukum ini juga dikenal sebagai hokum pertama termodinamika. Gaya yang
bekerja adalah gaya karena medan tekanan, karena gaya normal dan gaya
geser; dan juga karena gaya bodi.
Gambar 2.20 Konservasi energi pada elemen fluida[1]
Penyelesaian dari kesetimbangan energi pada gambar adalah suatu
. ... 2.19
Atau dapat dituliskan dalam tensor sebagai
... 2.20
Dimana i, j, k = 1, 2, 3 yang merupakan sumbu x, y, z
Jika beberapa asumsi dinyatakan, beberapa bagian dari persamaan energi
dapat dihilangkan. Sebagai contoh, jika kerapatan massa konstan atau fluida
inkompresibel, maka persamaan / menjadi nol. Selanjutnya, jika
disipasi kekentalan diabaikan, maka dapat dihilangkandari persamaan. Dan
juga jika energi dalam yang timbul pada elemen sama dengan nol, dapat juga
dihilangkan dari persamaan.[1]
Meskipun persamaan pembentuk aliran di atas terlihat sangat rumit,
namun persamaan tersebut berasal dari hokum konservasi yang sangat
sedarhana yaitu konservasi massa, momentum dan energi. Pada kasus tiga
dimensi , humum ini menjadi lima persamaan yang berbeda. Mereka
merupakan system yang disatukan dari persamaan diferensial parsial
nonlinear. Sampai saat ini belum ada solusi analitik dari persamaan-persamaan
tersebut. Dalam hal ini, persamaan ini bukan tidak memiliki solusi namun
sampai saat ini belum ditemukan. Metode yang lain yang digunakan untuk
menyelesakan persamaan tersebut adalah dengan metode numerik yang
dikenal dengan Computational Fluid Dynamics (CFD). Dengan metode ini, persamaan ini akan diselesaikan dengan iterasi untuk menemukan solusi yang
2.7 Metode CFD Menggunakan Perangkat Lunak Fluent
CFD memungkinkan penyelesaian persamaan pembentuk aliran dengan
menggunaka suatu perhitungan numerik yang disebut dengan metode volume
hingga (finite volume methods). Untuk memudahkan perhitungan numerik,
telah tersedia banyak perangkat lunak computer. Salah satu perangkat lunak
yang terkenal dalam perhitungan dan simulasi CFD adalah Ansys Fluent.
2.7.1 FLUENT
FLUENT adalah program komputer yang memodelkan aliran fluida dan
perpindahan panas dalam geometri yang kompleks. FLUENT merupakan
salah satu jenis program CFD (Computational Fluid Dynamics) yang menggunakan metode diskritisasi volume hingga. FLUENT memiliki
fleksibilitas mesh, sehingga kasus-kasus aliran fluida yang memiliki mesh
tidak terstruktur akibat geometri benda yang rumit dapat diselesikan dengan
mudah. Selain itu, FLUENT memungkinkan untuk penggenerasian mesh lebih halus atau lebih besar dari mesh yang sudah ada berdasarkan pemilihan solusi
aliran.[2]
Fluent menggunakan teknik control volume untuk mengubah persamaan pembentuk aliran menjadi persamaan algebra sehingga dapat diselesaikan
secara numeric. Teknik control volume ini mengandung pengintegralan setiap persamaan pembentuk aliran pada tiap-tiap kontol volume, menghasislkan
persamaan-persamaan diskrit yang mengkonservasikan tiap jumlah yang ada
pada control volume.[2]
Secara lengkap langkah-langkah FLUENT dalam menyelesaikan suatu simulasi
adalah sebagai berikut :
1. Membuat geometri dan mesh pada model.
2. Memilih solver yang tepat untuk model tersebut (2D atau 3D). 3. Mengimpor mesh model (grid).
4. Melakukan pemeriksaan pada mesh model. 5. Memilih formulasi solver.
7. Menentukan sifat material yang akan dipakai.
8. Menentukan kondisi batas.
9. Mengatur parameter kontrol solusi.
10. Initialize the flow field.
11. Melakukan perhitungan/iterasi.
12. Menyimpan hasil iterasi.
13. Jika diperlukan, memperhalus grid kemudian melakukan iterasi ulang.
2.7.2 Skema Numerik
FLUENT memberikan dua pilihan metode numerik, yaitu metode segregated
dan coupled. Kedua metode tersebut dapat digunakan untuk memecahkan persamaan integral kekekalan momentum, massa, dan energy (governing integral equation), serta besaran skalar lainnya seperti turbulensi. Dalam proses pemecahan masalah, baik metode segregated dan coupled memiliki persamaan yaitu menggunakan teknik kontrol volume. Teknik kontrol volume sendiri terdiri
dari:
1. Pembagian daerah asal (domain) ke dalam kontrol volume diskrit dengan menggunakan grid komputasi.
2. Integrasi persamaan umum kontrol volume untuk membuat persamaan
aljabar dari variabel tak-bebas yang berlainan (discrete dependent variables) seperti kecepatan , tekanan, suhu, dan sebagainya
3. Linearisasi persamaan dan solusi diskritisasi dari resultan sistem
persamaan linear untuk menghasilkan nilai taksiran variabel tak-bebas.
Pada dasarnya metode segregated dan coupled memiliki persamaan dalam proses diskritisasi yaitu volume berhingga (finite volume), tetapi memiliki perbedaan pada cara pendekatan yang digunakan untuk melinearisasi dan
memecahkan suatu permasalahan.[2]
2.7.2.1 Metode Solusi Segregated
Metode ini menyelesaikan persamaan kekekalan massa, momentum, dan
massa, momentum, dan energi merupakan persamaan non-linear, beberapa iterasi
harus dilakukan secara berulang-ulang sebelum solusi yang konvergen diperoleh.
Dalam iterasi terdiri dari beberapa langkah, yaitu:[2]
1. Sifat-sifat fluida diperbarui berdasarkan solusi yang telah dilakukan.
Untuk perhitungan awal, sifat-sifat fluida diperbaharui berdasarkan solusi
awal (initialized solution).
2. Persamaan momentum u, v, dan w dipecahkan dengan menggunakan nilai-nilai tekanan dan fluks massa permukaan, supaya medan kecepatan
diperbaharui.
3. Karena kecepatan yang diperoleh dalam tahap yang pertama tidak
mungkin memenuhi persamaan kontinuitas secara lokal, persamaan
“Poisson-type” untuk koreksi tekanan diturunkan dari persamaan
kontinuitas dan persamaan momentum linear. Persamaan koreksi tekanan
ini kemudian dipecahkan untuk memperoleh koreksi yang dibutuhkan
untuk medan tekanan dan kecepatan serta fluks massa permukaan sampai
kontinuitas dipenuhi.
4. Menyelesaikan persamaan-persamaan untuk besaran skalar seperti
turbulensi, energi, radiasi dengan menggunakan nilai-nilai variabel lain
yang telah diperbaharui.
5. Mengecek konvergensi persamaan.
2.7.2.2 Metode Solusi Coupled
Metode ini menyelesaikan persamaan kekekalan massa, momentum, dan
energi secara serempak atau bersamaan (simultaneously). Karena persamaan kekekalan massa, momentum, dan energi merupakan persamaan non-linear,
beberapa iterasi harus dilakukan secara berulang-ulang sebelum solusi yang
konvergen diperoleh. Dalam iterasi terdiri dari beberapa langkah, yaitu:
1. Sifat-sifat fluida diperbaharui berdasarkan solusi yang telah dilakukan.
Untuk perhitungan awal, sifat-sifat fluida diperbaharui berdasarkan solusi
awal (initialized solution).
2. Persamaan kontinuitas, momentum, dan energi jika ada serta
3. Jika ada, persamaan-persamaan skalar seperti turbulensi dan radiasi
dipecahkan dengan menggunakan nilai yang diperbaharui sebelumnya
berdasarkan variable yang lain.
4. Mengecek konvergensi persamaan.
2.7.3 Diskritisasi (Discretization)
FLUENT menggunakan suatu teknik berbasis volume kendali untuk
mengubah bentuk persamaan umum (governing equation) ke bentuk persamaan aljabar (algebraic equation) agar dapat dipecahkan secara numerik. Teknik kontrol volume ini intinya adalah pengintegralan persamaan diferensial umum
untuk setiap volume kendali, sehingga menghasilkan suatu persamaan diskrit yang
menetapkan setiap besaran pada suatu basis volume kendali. Diskritisasi
persamaan umum dapat diilustrasikan dengan menyatakan persamaan kekekalan
kondisi-steady untuk transport suatu besaran skalar. Hal ini ditunjukkan dengan
Persamaan 3.1 yang ditulis dalam bentuk integral untuk volume kendali
sembarang. Persamaan di atas diterapkan untuk tiap volume kendali atau sel
dalam daerah asal komputasi (domain). sebagai berikut :[2]
∮ ∅ . ∮ ∅ ∅. ∅ ... 2.21
Dimana
= rapat massa
= vector kecepatan (=ui + vj +wk dalam 3D) A = vector area permukaan
∅= koefisien difusi untuk ∅
∅= gradient ∅ (=( ∅/ ∅/ ∅/ dalam 3D)
∅= sumber tiap satuan volume
Persamaan di atas diterapkan untuk tiap volume kendali atau sel dalam
daerah asal komputasi (domain). Diskretisasi persamaan di atas pada sel tertentu diberikan pada persamaan berikut :
∑ ∅ ∑ ∅ ∅ ... 2.22
= jumlah sisi
diskr
mbar 2.21Vo
Untuk pengg
2.16 y
mbar 2.22 Vo ersamaan T
fluks massa
sisi f, | |
akan suatu
dali Diguna kalar pada
lai-nilai dis
ambar 2.17
yang melal
tegak lurus
ume sel model sel 2
skrit skalar p
). Meskipu ui sisi
terhadap f
teknik volu
.15
ai Ilustrasi D [1]
ditunjukka
ume kendali
ai Ilustrasi D 2D quadrila
pada
pusat-un demikian
ume kendal
Diskretisasi
an pada Gam
i.
Diskretisasi ateral.[1]
-pusat sel (c
diperlukan untuk suku konveksi dalam Persamaan 2.22 dan harus diinterpolasi
dari nilai-nilai pusat sel. Hal ini diselesaikan dengan menggunakan skema
upwind.Upwinding berarti bahwa nilai sisi diturunkan dari besaran-besaran hulu atau “upwind”, relatif terhadap arah kecepatan tegak lurus , dalam Persamaan. Terdapat beberapa metode dalam menyelesaikan persamaan-persamaan
pembentuk aliran. Berikut ini beberapa metode yang digunakan dalam
FLUENT.[2]
2.7.3.1 First-Order Upwind
Ketika menginginkan keakuratan (accuracy) orde-pertama, besaran-besaran sisi sel ditentukan dengan cara mengasumsikan bahwa nilai-nilai pusat-sel
pada beberapa variabel medan menggambarkan nilai rata-rata-sel dan berlaku
untuk seluruh sel; besaran-besaran sisi identik dengan besaran-besaran sel. Oleh
karena itu, ketika first-order upwind dipilih, nilai sisi diatur sama dengan nilai-pusat pada sel upstream.[2]
2.7.3.2 Second-Order Upwind Scheme
Ketika menginginkan keakuratan (accuracy) orde-kedua, besaran-besaran pada sisi sel ditentukan dengan menggunakan suatu pendekatan rekontruksi linear
multidimensi. Dalam pendekatan ini, keakuratan orde yang lebih tinggi diperoleh
pada sisi-sisi sel melalui ekspansi deret Taylor berdasarkan solusi pusat sel di
sekitar sentroid sel. Oleh karena itu, saat second-order upwinding dipilih, nilai sisi dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :[2]
∑ ∅ ∑ ∅ ∅ ... 2.23
Dimana ∅ dan ∅ merupakan nilai pusat-sel dan gradiennya dalam sel
upstream dan ∆ adalah vektor perpindahan dari sentroid sel upstream ke sentroid sisi. Formulasi ini membutuhkan penentuan gradient ∅ di setiap sel. Gradien ini
dihitung dengan menggunakan teorima divergensi,dan dalam bentuk diskret
ditulis sebagai:
∅ ∑ ∅ ... 2.24
Oleh karena itu nilai face ∅ dihitung dengan merata-ratakan ∅ dari dua sel yang
berdekatan dengan sisi (face) .[2]
2.7.4 Bentuk Linearisasi Persamaan Diskrit
Persamaan transport skalar terdiskretisasi (Persamaan 3.2) mengandung
variabel skalar yang tidak diketahui pada pusat sel sebagaimana nilai-nilai yang
tidak diketahui dalam sel-sel tetangga yang ada disekelilingnya. Persamaan ini
pada umumnya akan menjadi tidak linear akibat adanya variabel-variabel ini.
Bentuk linear Persamaan 3.2 dapat ditulis sebagai berikut :
∅ ∑ ∅ ... 2.25 dimana subkrip nb menunjukkan sel tetangga, dan ap dan anb adalah koefisien-koefisien linear untuk ∅ dan ∅ .
Ketidaklinearan persamaan yang dipecahkan oleh FLUENT dapat
mengakibatkan perubahan ∅ yang dihasilkan pada tiap iterasi menjadi tidak
teratur. Tipikal dari adanya under-relaxation adalah mengurangi perubahan ∅ yang dihasilkan dari setiap iterasi. Dalam bentuk yang sederhana, nilai variable ∅
yang baru dalam sebual sel tergantung kepada nilai ∅ sebelumnya, ∅ .
Perubahan ∆∅ yang dihitung, dan faktor under relaxation, , dirumuskan sebaqai berikut:[2]
2.8 Diskritisasi Coupled Solver
Formulasi coupled solver pada FLUENT memecahkan persamaan kontinuitas, momentum, energi (jika diperlukan) dan persamaan species transport
secara bersamaan sebagai sebuah set, atau vektor, dari persamaan-persamaan
tersebut. Persamaan-persamaan untuk besaran-besaran tambahan akan
diselesaikan secara bertahap (yaitu segregated dari satu yang lain dan dari set
coupled).[2]
2.9 Model Turbulen (Turbulence Modeling)
Aliran turbulen adalah suatu karakteristik yang terjadi karena adanya
peningkatan kecepatan aliran. Peningkatan ini mengakibatkan perubahan
momentum, energi, dan massa tentunya. Karena terlalu mahalnya untuk
melakukan analisa secara langsung dari aliran turbulen yang memiliki skala kecil
dengan frekuensi yang tinggi, maka diperlukan suatu manipulasi agar menjadi
lebih mudah dan murah. Salah satunya adalah dengan permodelan turbulen
(turbulence model). Meskipun demikian, modifikasi persamaan yang meliputi penambahan variabel yang tidak diketahui, dan permodelan turbulen perlu untuk
menentukan variabel yang diketahui. FLUENT sendiri menyediakan beberapa
permodelan, diantaranya adalah k-εdan k-ω.[2]
2.9.1 Permodelan k-epsilon (k-ε)
2.9.1.1 Standard
Model ini merupakan model turbulensi semi empiris yang lengkap.
Walaupun masih sederhana, memungkinkan untuk dua persamaan yaitu kecepatan
turbulen (turbulent velocity) dan skala panjang (length scale) ditentukan secara bebas independent). Model ini dikembangkan oleh Jones dan Launder. Kestabilan, ekonomis (dari segi komputansi), dan akurasi yang cukup memadai membuat
model ini sering digunakan dalam simulasi fluida dan perpindahan panas.[2]
2.9.1.2 RNG
Model ini diturunkan dengan menggunakan metode statistik yang teliti (teori
standard, jadi bentuk persamaan yang digunakan sama. Perbaikan yang dimaksud meliputi:[2]
- Model RNG memiliki besaran tambahan pada persamaan laju disipasi
(epsilon), sehingga mampu meningkatkan akurasi untuk aliran yang terhalang secara tiba-tiba.
- Efek putaran pada turbulensi juga telah disediakan, sehingga
meningkatkan akurasi untuk jenis aliran yang berputar (swirl flow).
Menyediakan formulasi analitis untuk bilangan Prandtl turbulen, sementara
model k-epsilon standard menggunakan nilai bilangan Prandtl yang ditentukan pengguna (kostan). Model RNG menyediakan formulasi untuk bilangan Reynold
rendah, sedang model standard merupakan model untuk Reynold tinggi .[2]
2.9.1.3 Realizable
Merupakan model pengembangan yang relatif baru dan berbeda dengan model
k-epsilon standar dalam dua hal, yaitu: [2]
- Terdapat formulasi baru untuk memodelkan viskositas turbulen.
- Sebuah persamaan untuk dissipasi, ε, telah diturunkan dari persamaan
yang digunakan untuk menghitung fluktuasi vortisitas rata-rata.
Istilah realizable memiliki arti bahwa model tersebut memenuhi beberapa batasan matematis pada bilangan Reynold, konsisten dengan bentuk fisik aliran
turbulen. Kelebihannya adalah lebih akurat untuk memprediksi laju penyebaran
fluida dari pancaran jet/nosel. Model ini memberikan performa yang bagus untuk
aliran yang melibatkan putaran, lapisan batas yang memiliki gradien tekanan yang
besar, separasi, dan resirkulasi. Salah satu keterbatasan model realizable k-epsilon
adalah terbentuknya viskositas turbulen non-fisik pada kasus dimana domain
perhitungan mengandung zona fluida yang diam dan berputar ( multiple reference frame, sliding mesh ). Oleh karena itu, penggunaan model ini pada kasus multiple reference frame dan sliding mesh harus lebih hati-hati.[2]
2.9.2.1 Standard
Model yang terdapat dalam FLUENT merupakan model berdasarkan
Wilcox k-omega yang memasukkan beberapa modifikasi untuk menghitung efek aliran pada bilangan Rynold rendah, kompresibilitas, dan penyebaran aliran geser
(shear flow). Selain itu, model ini juga mampu diaplikasikan untuk aliran dalam saluran maupun aliran bebas geseran (free shear flow). [2]
2.9.2.2 SST
Model ini dikembangkan oleh Menter untuk memadukan formulasi model k-omega standard yang stabil dan akurat pada daerah dekat ke dinding dengan model k-epsilon yang memiliki kelebihan pada aliran free stream. Model ini mirip dengan k-omega standard dengan memiliki beberapa perbaikan, yaitu: [2]
- Model k-omega standard dan k-epsilon yang telah diubah dikalikan dengan suatu fungsi pencampuran dan kedua model digunakan
bersama-sama, sehingga lebih akurat untuk daerah dekat dinding maupun untuk
aliran yang jauh dari dinding dan free stream flow.
- Definisi viskositas turbulen dimodifikasi untuk menghitung perubahan
tegangan geser turbulen.
- Konstanta model berbeda dengan model k-omega standar.
- Melibatkan sebuah besaran dari penurunan damped cross diffusion pada persamaan omega