• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Uji Performansi Turbin Vortex Dengan Pengaruh Variasi Dimensi Sudu Dan Analisa Perbandingan Menggunakan Variasi Saluran BuangSyahril

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Uji Performansi Turbin Vortex Dengan Pengaruh Variasi Dimensi Sudu Dan Analisa Perbandingan Menggunakan Variasi Saluran BuangSyahril"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fluida

Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida

mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara

dapat mengalir. Semua zat cairitu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena

sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair,

zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir darisatu tempat ke

tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu

tempat ke tempat lain.

Fluida dibagi menjadi dua bagian yakni fluida statis (fluida diam)dan

fluida dinamis (fluida bergerak). Fluida statis ditinjau ketika fluidayang sedang

diam atau berada dalam keadaan setimbang. Fluidadinamis ditinjau ketika fluida

sedang dalam keadaan bergerak.Fluida statis erat kaitannya dengan hidraustatika

dan tekanan.Hidraustatika merupakan ilmu yang mempelajari tentang

gayamaupun tekanan di dalam zat cair yang diam.Sedangkan tekanan

didefinisikan sebagai gaya normal per satuan luaspermukaan.Setiap fluida selalu

memberikan tekanan pada semua bendayang bersentuhan dengannya. Air yang

dimasukan ke dalam gelasakan memberikan tekanan pada dinding gelas.

Demikian jugaseseorang yang mandi dalam kolam renang atau air laut, air

kolamatau air laut tersebut juga memberikan tekanan pada seluruh tubuhorang

tersebut. Tekanan total air pada kedalaman tertentu, misalnya tekanan airlaut pada

(2)

permukaan air laut dan tekanan terukur padakedalaman 200 meter. Jadi, selain

lapisan bagian atas air menekanlapisan air yang ada di bawahnya, terdapat juga

atmosfer (udara) yangmenekan permukaan air laut tersebut. Tekanan yang

ditimbulkan oleh lapisan fluida yang ada di atasdapat dikatakan sebagai tekanan

dalam karena tekanan itu sendiriberasal dari dalam fluida sedangkan tekanan

atmosfer dapat kitakatakan tekanan luar karena atmosfer terpisah dari fluida.

Tekananatmosfer (dalam kasus ini merupakan tekanan luar) bekerja padaseluruh

permukaan fluida dan tekanan tersebut disalurkan padaseluruh bagian fluida. Oleh

karena itu, tekanan total fluida padakedalaman tertentu selain disebabkan oleh

tekanan lapisan fluida padabagian atas, juga dipengaruhi oleh tekanan luar.

2.2 Klasifikasi Fluida

Menurut Raswari (1986), fluida merupakan suatu zat/bahan yang dalam

keadaan setimbang tak dapat menahan gaya atau tegangan geser (shear force).

Dapatpula didefinisikan sebagai zat yang dapat mengalir bila ada perbedaan

tekanan dan atau tinggi. Suatusifat dasar fluida nyata, yaitu tahanan terhadap

aliran yang diukur sebagai tegangan geser yang terjadi pada bidang geser yang

dikenai tegangan tersebut adalah viskositas atau kekentalan/kerapatan zat fluida

tersebut.

Sehingga fluida terdiri dari cairan dan gas (atau fase uap). Perbedaan antara

keadaan fluida dan solid jelas jika anda membandingkan perilaku fluida dan solid.

Solid berdeformasi ketika tegangan geser diterapkan, tetapi deformasi yang tidak

terus meningkat dengan waktu. Berikut pembagian klasifikasi aliran secara

(3)

2.2.1 Fluida Statis dan Fluida Dinamis

Fluida statis atau sering disebut juga fluida diam,sedangkan fluida dinamis

adalah fluida yang bergerak. Fluida Statis misalnya air didalam wadah,fluida

dinamis misalnya pergerakan angin yang digerakkan kipas angin. Fluida statis

biasanya dipengaruhi oleh hukum kontinuitas yang dipengaruhi oleh luas

penampang dan juga Bernaouli’s law yang dipengaruhi oleh ketinggian dan tekanan dari fluida. Kedua hukum hanya dapat diterapkan di fluida statis yang

sama – sama memeliki kecepatan alir dan massa jenis.

Fluida dinamis itu sendiri dipengaruhi oleh gaya Archimedes,misalnya gaya

angkat pada kapal laut. Hukum Pascal juga berpengaruh dalam fluida dinamis

ini,hukum Pascal secara singkat adalah tekanan terbagi banyak dan diteruskan

kesegala arah,misalnya pompa hidrolik dan dongkrak.

2.2.2 Aliran Viscous dan Inviscid

Aliran viskous atau aliran fluida nyata adalah aliran yang dipengaruhi oleh

viskositas. Adanya viskositas menyebabkan adanya tegangan geser dan

kehilangan energy. Pada aliran ini terjadi gesekan antarai fluida dengan

dasar/dinding saluran atau pipa. Gambar dibawah ini menampilkan percobaan

(4)

Gambar 2.1 Percobaan Viskositas

Aliran invisid atau aliran fluida ideal adalah aliran yang tidak dipengaruhi

viskositas/kekentalan sehingga aliran ini tidak memiliki tegangan geser dan

kehilangan energi. Dalam kenyataannya aliran fluida ideal tidak ada. Konsep ini

digunakan para peneliti terdahulu untuk membentuk persamaan aliran fluida dan

pengaplikasiannya di lapangan ditambahkan faktor penyesuaian sesuai kondisi

nyata.

(5)

2.2.3 Aliran Seperated and Unseperated

Aliran yang tidak terjadi separasi dapat terjadi pada aliran yang sangat

lambat. Penjelasan mengenai fenomena ini ditampilkan melalui sketsa pada

Gambar 2.3, mengilustrasikan sebuah percobaan sejumlah cairan sirup (viskositas

tinggi) dengan suhu rendah yang melampaui flume dengan beda tinggi dasar

tertentu dengan kecepatan sangat rendah. Saat mencapai pojok flume, cairan sirup

tetap megikuti dasar flume, turun vertical dan tetap ‘menempel’ hingga akhir.

Fenomena ini disebabkan momentum yang sangat kecil pada pojok dasar flume

yang diakibatkan kecepatan yang sangat rendah.

Gambar 2.3 Aliran Unseperated

Sedangkan aliran yang terjadi separasi ditampilkan sketsa pada Gambar

Fluida dengan nilai viskositas kecil atau kecepatan tinggi menimbulkan

momentum yang tinggi, sehingga sulit bagi aliran untuk ‘menempel’ pada dasar

(6)

Gambar 2.4 Aliran Seperated

Gambar 2.5 dibawah ini juga mengilustrasikan fenomena aliran pada

klasifikasi ini. Pada bagian Gambar (A) dan Gambar (B) juga mengilustrasikan

fenomena aliran viscous dan non-viskous di penjelasan sebelumnya. Gambar (C)

aliran vortex bebas, gamabr (D) aliran laminar dan gambar (E) aliran turbulen.

(7)

2.2.4 Aliran Laminar dan Aliran Turbulen

Dengan teknologi sekarang,aliran laminar bisa diprediksi lebih baik dan

akurat dengan menggunakan teknologi di laboraturium,tetapi berbeda dengan

aliran turbulen,kecuali pada aliran sederhana sangat sulit menentukan detail dan

permodelan dari aliran ini.

Misalnya pada pipa, pada sisi masuk bisa dikatakan molekul – molekul fluida

masi tersusun rapi dan tidak acak. Tetapi setelah melewati titik kritis,gerakan

fluida mulai acak. Daerah inilah disebut aliran turbulen.

Untuk aliran laminar kecepatan pada suatu titik akan tetap terhadap waktu.

Sedangkan aliran turbulen kecepatannya akan mengindikasikan suatu fluktuasi

yang acak. Dalam aliran turbulen, profil kecepatan pada suatu titik dihasilkan dari

gerak acak partikel fluida berdasarkan waktu dalam jarak dan arah.

Gambar 2.6Perpindahan aliran dari laminar ke turbulen

Dari sudut pandang hidraulik, hal yang paling mudah untuk

membedakannya adalah gerak partikel/distribusi kecepatannya seragam, lurus,

(8)

dari laminer menuju turbulen atau zona transisi terjadi pada jarak tertentu dan

zona transisi akan berakhir hingga terjadi kondisi ‘fully developed turbulence’.

Bilangan Reynold adalah bilangan tanpa dimensi yang dapat digunkan untuk

membedakan aliran laminar dan turbulen yang merupan perbandingan gaya

inersia dan gaya viskositas.

𝑅𝑒 =

𝜌𝑈𝐿

𝜇

Dimana: Re = Bilangan Reynold

U = Kecepatan Rata-Rata dari Fluida (m/s)

L= Jari jari penampung air ( m )

ρ = Massa Jenis ( kg/m3)

μ= Viskositas dinamik (kg/m.s)

Pada plat datar bilangan reynold nya adalahRe = 5 x 105 pada plat datar dan Re =

2 x 105 pada bola.

2.2.5 Aliran Vortex

Pusaran (Vortex) bentuk dalam cairan bergerak, termasuk cairan, gas, dan

plasma. Beberapa contoh umum adalah asap cincin, whirlpool yang sering terlihat

di bangun perahu, dayung, dan angin angin topan, Tornado dan badai debu.

Pusaran membentuk di bangun dari pesawat dan yang menonjol fitur atmosfer

(9)

Dalam aliran fluida,aliran inibisa berarti menunjukkan putaran ataupun

alur yang melingkar. Dalam defenisinya, aliran ratationalkecepatan vektornyaV

0, jika irratational kecepatan vektornya V= 0. Aliran vortex ini sendiri termasuk

dalam perpaduan aliran irrotational.

Gambar 2.7Aliran vortex 2D

Untuk membedakan aliran ratational dan irratational,kecepatan aliran

sama disemua tempat,dan makin meningkat secara teratur jika mendekati pusat.

Gambar 2.8Aliran rotational

(10)

Sedangkan aliran irratational,kecepatan total sama dengan nol,karena

tiap aliran kecepatannya berbeda -beda.Dalam pusaran irrotational, cairan

bergerak dengan kecepatan yang berbeda di berdekatan arus, jadi ada gesekan dan

karena itu kehilangan energi seluruh vortex, terutama di dekat inti.Untuk alasan

itu, irrotational pusaran juga disebut pusaran gratis.

Gambar 2.9Aliran irratational

Aliran vortex ini adalah aliran turbulen. Dikatakan aliran turbulen karena

alirannya tidak teratur dan membentuk pusaran. Vorticity(kecepatan aliran vortex)

sangat tinggi di daerah inti disekitar sumbu dan tekanan menukik tajam ke bawah

(11)

Gambar 2.10 Aliran vortex kecepatan tinggi

Aliran vortex bisa terjadi secara alami ataupun secara paksa.Aliran vortex

terjadi walaupun tidak adanya gaya yang dilakukan pada fluida

tersebut.Karateristik dari vortex bebas adalah kecepatan tangensial dari partikel

fluida yang berputar pada jarak tertentu dari pusatvortex. Hubungan kecepatan

partikel fluida v terhadap jaraknya dari pusat putaran r dapat dilihat pada

persamaan ini:

𝑉 =

2𝜋𝑟

𝜏

Dimana:

V = kecepatantangensialfluida (m s-1)

r = jari-jariputaranpartikelfluidadarititikpusat (m)

(12)

Dalam vortex bebas, tidak ada perubahan energi melintas pada aliran

lurus, jadi persamaan di atassama dengan nol.Apabila suatu gaya diberikan pada

suatu fluida dengan maksud membuat aliran fluida berputar. Hubungan kecepatan

partikel fluida v terhadap jaraknya dari pusat putaran x dapat dilihat pada

Dimana : Fc = gaya sentrifugal pada aliran vortex

W = berat partikel vortex

V = kecepatan tangensial

2.3Turbin Air

Tenaga air mulai digunakan oleh manusia sudah sekitar 2000 tahun yang lalu

yaitu ketika bangsa Yunani dan Romawi sudah mengenal kincir air, yang mana

mereka meletakkan kincir air itu secara horizontal( arah poros kincir horizontal )

di aliran sungai yang panjang.Kincir air ini digunakan tenaganya untuk

menggiling jagung dengan menggunakan roda gigi. Tenaga air yang ditimbulkan

oleh adanya energi potensial dan energi kinetik yang dimiliki oleh arus sungai

(13)

beroperasi penggilingan.Penggilingan menjadi tugas yang utama dilakukan

dengan tenaga air kemudian, dan pada perkembangannya kincir ini kemudian

dikembangkan oleh bangsa-bangsa di Asia dan Eropa Timur pada masa setelah itu

yaitu sekitar abad ke 4.

Gambar 2.11Kincir Air

Karena kincir air sudah terkenal di berbagai tempat di dunia pada

waktu itu, makamanusia mulai memikirkan tentang bagaimanacara meningkatkan

kegunaan dari tenaga air tersebut.Manusia mulai mengubah bentuk kincir air dari

keadaan yang sebelumnya, hal ini merupakan suatu langkah yang penting bagi

perkembangan teknologi kinci air pada waktu itu.Bentuk kincirpun mulai

bervariasi ada yang dipasang secara horisontal dengan arah putaran roda dari kiri

ke kanan. Pada awalnya, kincir air dipasang sedemikian sehingga pusat dari kincir

tersebut berada di atas permukaan air dan arus air akan menggerakkan bagian

bawah dari kincir tersebut sehingga kincir air dapat berputar. Kemudian,

merekaakan mencelupkan kincir di bawah permukaan air yang melebihi dari

orientasi yang sebelumnya.Pada abad ke 18, John Smeaton menguji kedua-duanya

(14)

efisiensi yang lebih tinggi. Pada abad sesudahnya para insinyur telah dapat

menyempurnakan kincir air menemukan dua peningkatan, diantaranya adalah

sudu dari kincir air yang dibengkokkan dapat bekerja lebih baik ,dan yang kedua

adalah dapat diketahui posisi yang lebih tepat dari roda sehingga dihasilkan kincir

air yang efisien.Pengembangan ini membantu orang-orang dalam penggunaan dari

kincir air yang sudah mempunyai tenaga yang lebih dari sebelumnya.Tenaga yang

lebih tersebut tidak hanya untuk menggiling hasil panen seperti jagung dan

gandum, tetapi juga dapat digunakan sebagai tenaga untuk menggerakkan

konveyor, sehingga masalah pengangkutan di dalam suatu pengilingan dapat

diatasi dengan penggunaan tenaga kincir air.Pada abad ke 19, turbin air telah

ditemukan, dan lambat laun mulai menggeser penggunaan dari kincir air.Manusia

mulai meninggalkan kincir air karena melihat bahwa turbin air jauh lebih efisien

dibanding dengan kincir air.Bagaimanapun, kincir air masih tersisa di seluruh

dunia sampai hari ini.

Di negara-negara berkembang, kebutuhan serta kemungkinan untuk

membuat turbin setempat kian meningkat.Peralatan, mesin-mesin, bahan dan

tenaga terlatih maupun staf teknis yang diperlukan telah tersedia, yang belum ada

hanyalah informasi dan know-hownya.Salah satu kategori mesin yang digunakan

untuk memanfaatkan tenaga air yang bisa dibuat setempat adalah turbin air.

Banyak dijumpai adanya tradisi maju di beberapa negara dalam memproduksi,

memasang dan mengoperasikan penggilingan bertenaga air kecil.Di negara Nepal

pada awal tahun 1970-antelah dibangun dan dipasang beberapa Turbin Aliran

Silang (TAS) pertama. Beberapa selang kemudian dalam dekade yang sama

(15)

bertenaga air.Turbin Aliran Silang (TAS) adalah model yang paling sederhana,

sementara TAS memerlukan kisaran tinggi terjunnya rendah dan debit air yang

dibutuhkan sangat besar.Air yang mengalir mempunyai energi yang dapat

digunakan untuk memutar roda turbin, karena itu pusat-pusat tenaga air dibangun

di sungai-sungai dan di pegunungan-pegunungan.Pusat tenaga air tersebut dapat

dibedakan dalam dua golongan, yaitu pusat tenaga air tekanan tinggi dan pusat

tenaga air tekanan rendah.

2.4 KlasifikasiTurbin Air

Turbin air dapat dikelompokkan dengan berbagai cara.Menurut H. Grengg,

jenis turbin dapat digolongkan menjadi tiga sesuai dengan range dari head-nya,

yaitu :

1. Turbin dengan head rendah.

2. Turbin dengan head medium.

3. Turbin dengan head tinggi.

Sedangkan menurut cara kerjanya, maka terdapat dua jenis turbin yaitu :

1. Turbin Impuls (aksi).

(16)
(17)

(d)

Gambar 2.12 Klasifikasi Turbin Air.(a) Turbi Francis (b) Turbin Kaplan (c) Turbin Pelton

(d) Turbin Crossflow

2.4.1 Turbin Impuls

Turbin impuls adalah turbin air yang carakerjanya dengan merubah seluruh

energi air (yang teridiri dari energi potensial-tekanan-kecepatan) yang tersedia

menjadi energi kinetik untuk memutar turbin, sehingga menghasilkan energi

mekanik dalam bentuk putaran poros. Atau dengan kata lain, energi potensial air

diubah menjadi energi kinetik.

Pada turbin impuls energi potensial air dirubah menjadi energi kinetik pada

nosel. Air keluar nosel yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin.

Setelah membentur sudu turbin arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi

perubahan momentum (impuls). Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin

impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nosel

(18)

Beberapa contoh dari turbin impuls adalah:

 Turbin Pelton

Gambar 2.13 Turbin Pelton

Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu jalan yang diputar oleh pancaran air

yang disemprotkan dari satu atau lebih alat yang disebut nosel. Turbin Pelton

adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien. Turbin Pelton adalah

turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi.

(19)

Turbin Crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 liter / det hingga 10m3 /

det dan head antara 1 s/d 200m. Turbin Crossflow menggunakan nosel persegi

panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan

mengenai sudu sehingga terjadi konversi energi kinetis menjadi energi mekanis.

Air mengalir keluar membentur sudu dan memberikan energinya ( lebih rendah

dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat dari

beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel.

2.4.2 Turbin Reaksi

Pada turbin reaksi, energi yang tersedia pada saluran masuk hanya sebagian saja

yang dirubah menjadi energi kinetik sedangkan sisanya tetap dalam bentuk energi

tekan. Ketika air mengalir melalui roda gerak / runner terjadi perubahan energi

tekan menjadi energi kinetik secara berangsur-angsur. Tekanan pada sisi masuk

roda gerak lebih tinggi dibandingkan tekanan pada sisi keluar roda gerak turbin,

dimana tekanan tersebut bervariasi terhadap laju aliran fluida yang melalui turbin.

Selanjutnya agar perubahan tekanan ini dapat terjadi, maka roda gerak / runner

dalam hal ini harus tertutup dari udara luar dan seluruhnya terisi air selama turbin

beroperasi.

Beberapa contoh dari Turbin Reaksi adalah:

 Turbin Francis

Bagian – bagian utama dari turbin francis adalah

 Rumah spiral yang menerima air dari pipa pesat dan mengarahkan air

(20)

 Bagian turbin yang berputar (runner).

 Pipa pelepas air (draft-tube) yang meneruskan air dari turbin ke

saluran pembuangan.

Gambar 2.15 Turbin Francis

Turbin ini dipasang diantara sumber tekanan air tinggi di bagian masuk dan

air bertekanan rendah di bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu

pengarah. Sudu pengarah mengarahkan air masuk secara tangensial. Sudu

pengarah pada turbin Francis dapat merupakan suatu sudu pengarah yang tetap

ataupun sudu pengarah yang dapat diatur sudutnya.

(21)

Turbin Kaplan dan Propeller merupakan turbin reaksi aliran aksial. Turbin ini

terususun dari propeller seperti pada perahu. Propeller tersebut biasanya

mempunyai tiga hingga enam sudu.

 Turbin Vortex

Gambar 2.17 Turbin Vortex

Turbin pusaran air (vortex) merupakan turbin yang memanfaatkan pusaran

air sebagai media perantara energi terhadap sumbu vertikal sehingga terjadi

perbedaan tekanan antara bagian sumbu dan sekelilingnya. Turbin pusaran air

(vortex) ini dioperasikan pada daerah yang memiliki head yang rendah dan

memanfaatkan pusaran gravitasi air sehingga akan menimbulkan perbedaan

tekanan air dengan bagian sumbu.

Turbin pusaran air (vortex) merupakan salah satu turbin yang sangat

spesial, karena dapat beroperasi pada daerah yang memiliki head yang sangat

rendah. Turbin pusaran air (vortex) bekerja pada head rendah dengan ketinggian

(22)

2.4.3 PerbandinganKarakteristikTurbin Air

Kecepatan spesifik dari sebuah turbin juga dapat diartikan sebagai

kecepatan ideal, persamaan geometris turbin, yang menghasilkan satu satuan daya

tiap satu satuan head.Kecepatan spesifik tubin diberikan oleh perusahaan (dengan

penilaian yang lainnya) dan dan selalu dapat diartikan sebagai titik efisiensi

maksimum. Perhitungan tepat ini menghasilkan performa turbin dalam jangkauan

head dan debit tertentu.

Kecepatan spesifik setiap turbin mempunyai kisaran (range) tertentu

berdasarkan data eksperimen. Kisaran kecepatan spesifik beberapa turbin air

adalah sebagai berikut:

Turbin Pelton 12 < ns< 25

Turbin Francis 60 < ns< 300

Turbin Crossflow 40 < ns< 200

Turbin Propeller 250 < ns< 1000

Tabel 2.2 KecepatanSpesifikTurbin

Kecepatan spesifik (ns), menunjukkan bentuk dari turbin itu dan tidak

berhubungan dengan ukurannya. Hal ini menyebabkan desain turbin baru yang

diubah skalanya dari desain yang sudah ada dengan performa yang sudah

diketahui. Kecepatan spesifik merupakan kriteria utama yang menunjukkan

(23)

Dengan mengetahui kecepatan spesifik turbin, maka perencanaan dan

pemilihan jenis turbin akan menjadi lebih mudah, bahkan dimensi dasar turbin

dapat diestimasi (diperkirakan).

a) Berdasarkan Arah Aliran

Jenis Turbin Arah Aliran

Francis Radial atau Gabungan

Pelton Tangensial

Kaplan Aksial

Deriaz Diagonal

Tabel 2.3Jenis Turbin berdasarkan Arah Aliran

b) Berdasarkan Tenaga yang Dihasilkan

Besar tenaga kuda (P) yang dihasilkan oleh sebuah turbin dapat dinyatakan

sebagai berikut:

𝑃 =𝑤𝑄ℎ75 𝜂0

dimana:

𝜂0 = daya guna / efisiensi menyeluruh dari turbin

(24)

= tinggi tekan efektif

𝑤 = satuan berat dari air, dimana dalam keadaan normal diambil 1000 kg/m3

c) Berdasarkan Kecepatan Spesifik

Kecepatan Spesifik Jenis Turbin

10 – 35 Pelton dengan 1 nosel

35 – 60 Pelton dengan 2 atau beberapa nosel

60 – 300 Francis

300 – 100 Kaplan

Tabel 2.4Jenis Turbin Berdasarkan Kecepatan Spesifik

2.4.4 Performansi dan Efisiensi Turbin

Performansi pada turbin merupakan daya mekanik yang dihasilkan dari sebuah turbin. Untuk mendapatkan nilai tersebut maka data yang diperlukan adalah kecepatan sudut (𝜔 ) dan torsi (T).

𝑃 = 𝑇. 𝜔

( Sumber : W. Paryatmo, 2007 )

Dimana :

P = Daya turbin ( Watt ) T = Torsi ( Nm )

(25)

Untuk menghitung Torsi ( T ) adalah :

Untuk menghitung kecepatan sudut adalah : ω = 2𝜋𝑛

Untuk efisiensi turbin dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Gambar

Gambar 2.1 Percobaan Viskositas
Gambar 2.3 Aliran Unseperated
Gambar 2.4 Aliran Seperated
Gambar 2.6Perpindahan aliran dari laminar ke turbulen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tinjauan pustaka yang kedua yaitu berdasarkan laporan tugas akhir yang pernah dilakukan oleh Masruhin (2012) melakukan penelitian tentang Perancangan Dan Pembuatan

Peningkatan diameter daerah penghambatan pertumbuhan pada penelitian ini lebih tinggi, karena saat diberikan perlakuan pada konsentrasi 12,5 ppm ekstrak kulit buah

Berdasarkan tabel-tabel tersebut dapat dilihahat bahwa ternyata faktor penyebab belajar kesulitan belajar matematika yang dialami peserta didik yaitu berdasarkan

RESPON INDUKSI GIBERELIN (GA3) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) DI MEDIA TANAH ULTISOL BANGKA!. SUKIMAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan efek protektif glutamin terhadap terjadinya apoptosis sel epitel tubulus proksimal ginjal pada pemberian cisplatin pada

Jurnal web/internet (weblog, blog atau online journal) menjelma jadi tempat bagi siapa saja menulis apa saja. Livejournal, Blogger, serta Wordpress adalah yang terpopuler.

TI NJ AUAH

juga berasal dari wisatawan lokal maupun luar negeri yang sedang berliburan di. pulau Bangka untuk menyempatkan diri untuk mampir di restoran