• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inovasi pada PT Sinar Sosro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Inovasi pada PT Sinar Sosro"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

INOVASI PADA PT SINAR SOSRO Oleh :

Kautsar Aditya Wicaksana

LATAR BELAKANG

Inovasi merupakan bagian yang penting dalam menyusun strategi perusahaan, karena memunculkan sesuatu yang baru dan mempunyai nilai, sehingga dapat menjadi competitive advantage bagi perusahaan. Demikian juga pertumbuhan perusahaan merupakan keinginan banyak perusahaan. Perusahaan tumbuh dengan bertambahnya modal, penjualan, luas usaha atau meningkatnya laba usaha secara terus menerus.

Sebuah organisasi perusahaan akan mengalami stagnansi bahkan kemunduran bila ia tak dapat beradaptasi dengan tuntutan lingkungannya. Persaingan bisnis pada saat ini membuat perusahaan berada dalam tekanan terus menerus untuk berinovasi dalam produk dan layanan (Perry-Smith, 2006).

(2)

dan budaya orang pada waktu itu (1970) tentang cara meminum Teh, hingga tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan besar bahkan berskala internasional hingga seperti yang kita kenal sekarang ini.

Dalam paper ini, penulis berusaha untuk mengupas mengenai inovasi apa yang telah dimunculkan oleh PT Sinar Sosro, bagaimana inovasi yang akan dating tetap dapat terjadi di PT Sinar Sosro, serta sikap kepemimpinan seperti apakah yang selama ini terdapat pada sang founding father dari PT Sinar Sosro, yaitu Sosrodjojo dan para penerusnya hingga mencapai generasi ketiga. Leadership dan Inovasion merupakan dua hal yang saling melekat dan mutlak diperlukan dalam membangun suatu perusahaan hingga menjadi sukses dan besar seperti PT Sinar Sosro.

LITERATURE REVIEW

Apa itu Inovasi? Para ahli banyak mendefinisikan inovasi dengan berbagai macam sudut pandang. West & Farr (1990) mendefinisikan inovasi sebagai berikut :

Teh international introduction and application within a role, group or organization of

ideas, processes, products or procedurs, new to Teh relevant unit of adoption, designed to

significantly benefit Teh individual, Teh group, organization or wider society.

(Pengenalan dan penerapan dengan sengaja gagasan, proses, produk dan prosedur yang baru pada unit yang menerapkannya, yang dirancang untuk memberikan keuntungan bagi individu, kelompok, organisasi dan masyarakat luas.)

Sedangkan Hamel (2000) mengemukakan pandangannya seperti dibawah ini :

“A marked departure from traditional management principle, processes and practices

or a departure from customary organizational forms that significantly alters Teh way work of

management is performed.”

(3)

Dari berbagai definisi yang ada tentang inovasi dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah suatu proses memikirkan dan mengimplementasikan pemikiran tersebut, sehingga menghasilkan suatu output, apakah itu berbentuk produk, jasa, proses bisnis, cara baru, kebijakan dan lain sebagainya (Djamaludin Ancok, 2009)

Jika dilihat dari jenisnya, maka inovasi terbagi menjadi 6 macam, yaitu : 1. Inovasi proses

Peter Drucker (1993) dalam bukunya Innovation and Enterpreneurship mengemukakan beberapa prinsip inovasi yang perlu diikuti agar sebuah kegiatan inovasi berhasil. Berikut ini adalah beberapa prinsip yang disarankan oleh Drucker :

1, Inovasi adalah sebuah usaha sistematik dengan tujuan yang jelas. Usaha yang dilakukan dimulai dengan mengkaji peluang yang ada.

2. Inovasi tidak hanya berdasarkan perceptual (adanya kebutuhan yang nyata ) tetapi juga secara konseptual.

3. Inovasi harus dimulai dengan ide yang sederhana, mudah dan focus pada satu tujuan.

4. Inovasi sebaiknya dimulai dengan inovasi kecil, kalau sudah berhasil baru dimulai dengan inovasi yang lebih besar.

5. Dalam berinovasi jangan merasa diri pintar, karena sifat demikian akan membuat orang menjadi kurang hati-hati di dalam usaha yang dia lakukan.

(4)

ini tidak hanya dalam hal kualitas produk dan pelayanan pada konsumen, tetapi juga dalam kemampuan berorganisasi yang inovatif. Dalam Blue Ocean Strategy perusahaan dituntut untuk dating dengan sebuah inovasi yang belum ada pesaingnya di pasar.

Amabile (1998) dan Mumford & Gustafon (1998) menemukan bahwa kepemimpinan adalah salah satu factor utama pengungkit inovasi. Sehingga secara garis besar ada tiga komponen modal organisasi yang mendukung inovasi, yaitu :

1. Modal manusia (Human Capital)

Terdapat tujuh aspek modal manusia yang mendukung inovasi, yaitu : modal kreativitas, modal intelektual, modal emosional, modal social, modal keuletan (adversity), modal moral dan integritas, dan yang terakhir adalah modal kesehatan (Djamaludin Ancok, 2009)

2. Modal kepemimpinan (Leadership Capital)

Pemimpin yang bias memacu tumbuhnya inovasi dalam perusahaan adalah pemimpin yang memiliki ciri visioner, sinergistik dan transformasional

3. Modal Struktural (Structural Capital)

(5)

yang bernama PT Gunung Slamat, pabrik pengolahan Teh yang memproduksi beberapa merek Teh antara lain Teh Cap Botol, Teh Cap Poci dan Teh Celup Sosro. Pada tahun 1965, Teh Cap Botol mulai diperkenalkan di Jakarta dengan strategi promosi cicip rasa (sampling). Lalu pada tahun 1969, baru muncul ide/gagasan menjual Teh dalam kemasan botol dengan merek Teh Botol Sosro, dan pada tahun 1970 Teh Botol Sosro pertama kali diproduksi dengan merek Teh Cap Botol.

PT Sinar Sosro sendiri baru didirikan pada tahun 1974, di kawasan Ujung Menteng, yang merupakan pabrik Teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan di dunia, desain botol berubah dan desain tersebut digunakan hingga saat ini. Tahun 1978 didirikanlah pabrik Teh Botol Sosro kedua berlokasi di Gresik, kemudia tahun 1981 didirikan pabrik ketiga di Tambun, Bekasi. Dan pabrik keempat di Tanjung Morawa Medan. Lalu diluncurkanlah Teh Botol Sosro kemasan kotak.

Pabrik kelima, keenam, ketujuh dan kedelapan didirikan berturut-turut pada tahun 1991, 1996, 2000 dan 2002. Tidak hanya bergerak dalam industry minuman, PT Sinar Sosro juga mengembangkan portofolio bisnis dengan mengakuisisi seluruh saham Hotel Mercure, Hayam Wuruk pada tahun 1998. Pada tahun yang sama, PT Sinar Sosro meluncurkan produk Fruit Tea dengan segmen pasar anak muda. Tahun 1999 aktivitas cobranding Teh Botol Sosro bekerjasama dengan sejumlah restoran dan food court, pada tahun yang sama S-Tee sebagai fighting brand diluncurkan untuk menghadapi Tekita di segment produk ekonomis. Diversifikasi usaha juga dilakukan pada tahun 2004, yaitu dengan mendirikan PT Puri Tirta Kencana yang menekuni bidang perawatan tubuh, bekerjasama dengan Martha Tilaar.

INOVASI PT SINAR SOSRO

(6)

seperti sekarang. Pada tahun tersebut masyarakat menanggapi inovasi yang dilakukan oleh Sosrodjojo dengan sorot mata bertanya-tanya. Aneh saja, mosok Teh dimasukkan botol. Terlebih buat sekelompok orang yang masih meritualkan acara atau momen minum Teh.

Seperti dikutip dari majalah SWA edisi XXI tahun 2005, pakar ataupun praktisi pemasaran manapun pasti setuju, bukan pekerjaan mudah memperkenalkan kategori produk baru kepada khalayak konsumen. Apalagi, kalau kategori itu “memaksa” orang untuk meninggalkan tradisi atau kebiasaan masyarakat yang telah berlangsung berabad-abad (yakni, minum Teh dari gelas atau cangkir). Sungguh sulit mengubah kebiasaan lama.

Namun karena Sosrodjojo memiliki modal manusia yang merupakan pendukung terjadinya inovasi, khususnya modal kreativitas, modal intelektual, modal emosional, modal social dan modal keuletan (adversity). Hal ini dibuktikan dengan kesabaran dan kegigihan perusahaan keluarga ini dan juga kemauan untuk terus belajar dan mengembangkan berbagai macam cara untuk memasarkan produk tersebut untuk mendapatkan tempat di hati masyarakat. Mulai dari edukasi pasar sederhana melalui strategi cicip rasa di kawasan Senen, Jakarta Pusat, hingga membombardir pasar lewat iklan di berbagai media cetak ataupun elektronik. Dahulu mereka memilih pasar sasaran para sopir atau orang-orang yang lalu lalang disekitar Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat dan Pasar Senen, Jakarta Pusat.

Kini semua usaha tersebut telah terbayar, Teh Botol Sosro telah menjelma menjadi raja bagi produk Teh dalam kemasan botol. Pangsa pasarnya diperkirakan sekitar 90%. Dan omsetnya di tahun 2004 ditaksir bernilai lebih dari Rp 2 triliun. Bahkan dari segi volume, Teh Botol Sosro telah mampu menyalip multinasional Coca-Cola yang didistribusikan di Indonesia sejak tahun 1930.

(7)

Strategi distribusi botol dua jalur yang rapat diciptakan oleh Sosro. Dalam strategi ini PT Sinar Sosro menyiapkan pasukan dan armada distribusi yang sigap menyerbu bukan saja daerah pemasaran baru tetapi juga mengambil botol-botol kosong yang siap untuk diantar kembali ke pabrik. Sosro berinvastasi sangat panyak pada produksi botol-botolnya, bahkan sebanyak empat hingga lima kali dari jumlah produksi Teh Botolnya. Sampai saat ini belum ada pesaing yang mampu menandingi kesigapan Sosro.

Distribusi yang kuat terbilang penting, karena di industry Teh botol, faktor preferensi belum sedominan di industry rokok. Direktur pengelola Strategic Management Services, Vincent Wenas mengatakan bahwa “Yang paling penting memang availability.” Orang kadang tidak peduli kalau di warung ada Te Kita, sementara Teh Botol Sosro belum disuplai, mereka pasti akan minum yang ada saja. Berbeda dengan rokok, apabila konsumen biasa menghisap Dji Sam Soe, jika tidak ada di warung, maka konsumen akan mencar di tempat lain. Dji Sam Soe sudah masuk ke tingkatan brand preferensi, minuman belum sampai tingkatan itu. Sosro belum jadi preferensi sehari-hari.

Tidak hanya itu, inovasi strategi untuk menghemat biaya distribusi juga dilakukan, yaitu dengan membangun pabrik-pabrik di berbagai kota penting di Indonesia untuk medekati wilayah-wilayah pemasarannya. Terhitung sudah delapan pabrik yang dimiliki oleh PT Sinar Sosro, yang terletak di Bekasi, Gresik, Ungaran, Medan, Pandeglang, Gianyar dan Cibitung.

(8)

tersebut. Upaya itu tampaknya berhasil, karena konsumen cenderung mempersepsikan keempat merek tersebut –Frestea, Fruit Tea,Tekita dan S-Tea - berada dalam kelas atau kategori yang sejenis. Pada saat bersamaan Teh Botol Sosro terus melenggang sendiri tanpa pesaing yang berarti.

Modal kepemimpinan Sosrodjojo yang visioner, sinergistik dan transformasional juga ikut andil dalam membawa PT Sinar Sosro menuju kejayaannya. Hal ini terlihat dengan masih solidnya keluarga Sosrodjojo hingga generasi ketiga ini dalam memimpin PT Sinar Sosro. Sebagai perusahaan keluarga, PT Sinar Sosro memiliki resiko yang besar, karena jika terjadi perpecahan keluarga, maka perusahaan juga dapat ikut pecah dan hancur.

Modal struktural ternyata juga berperan pada PT Sinar Sosro. Birokrasi yang ramping dalam menjalankan proses bisnisnya merupakan tipikal perusahaan keluarga, yang jarang dimiliki perusahaan asing. Mantan Direktur Pengelola PT Pepsi-Cola Indobeverage mengatakan kepada majalah SWA, bahwa “Sosro selalu cepat tanggap. Begitu kami (Coca-Cola) mau bereaksi, mereka langsung aksi. Kadang kami bingung. Baru kami hubungi satu dealer, langsung program dari Sosro menumpuk. Mereka tanggap sekali karena tidak terlalu banyak birokrasi. Sangat fleksibel. Jika di Coca-Cola kami harus melapor dulu kepada head office.”

(9)

Berjaya di pasaran. Hal ini cukup membuktikan bahwa inovasi merupakan jawaban dari segala tantangan yang ada dalam mempertahankan keberlangsungan suatu produk.

Dalam rangka memacu penjualan, PT Sinar Sosro berani berinvestasi dalam pemberian mesin pendingin kepada para pengecer. Di Jawa Timur, PT Sinar Sosro dikenal sangat royal dalam member mesin pendingin. Tak peduli berapa banyak pejualan yang bias dicetak sebuah gerai, PT Sinar Sosro akan berani memberi mesin pendingin. PT Sinar Sosro juga sangat cerdik, tidak hanya rumah makan atau tempat keramaian yang dibidik, namun juga masuk ke sekolah dan kampus. Dengan dalih bahwa minuman Teh lebih seha daripada minuman carbonated soft drink, PT Sinar Sosro bisa mendapatkan hak eksklusif untuk memasarkan produknya di sekolah atau di kampus. Sebagai kompensasi bagi pihak sekolah atau kampus, PT Sinar Sosro melengkapi fasilitas di institusi pendidikan itu, misalnya dengan membuat lapangan basket atau yang lainnya. Inilah yang dinamakan modal social yang dapat mendukung terjadinya inovasi bagi PT Sinar Sosro.

Bila di level pengecer diberikan mesin pendingin, maka di level dister/agen/Subdistributor/Wholesaler PT Sinar Sosro membuat suatu program pengembangan armada. Caranya adalah dengan member pinjaman modal untuk membeli kendaraan. Dengan demikian terlihat adanya kebersamaan antara Sosro dengan jaringan distribusinya. Tipe kepemimpinan yang sinergistik sangat terlihat dalam hal ini, dan tipe kepemimpinan yang seperti inilah yang mendukung terjadinya inovasi.

(10)

Hari-Hari Teh botol berhasil diubah dengan mulus menjadi Hari-Hari Teh Sosro. Untuk meraih pasar anak muda, jingle Teh botol yang sudah diterima khalayak luas itu, diubah lebih manis. Modal kreativitas tersebut ternyata berhasil, permintaan Teh Botol Sosro meledak, dan awareness iklannya sangat tinggi. Kemudian pada tahun 2002 hingga sekarang tag line Teh Botol Sosro dirubah menjadi “Apa pun Makanannya, Minumnya Teh Botol Sosro”. Hal ini dilakukan karena pada tahun tersebut produk PT Sinar Sosro yang khusus menggarap pangsa pasar anak muda telah diluncurkan, yaitu dengan produk Fruit Tea. Sehingga dengan adanya tag line tersebut, dapat menjadi kampanye baru yang terlihat berbeda dan menggeser objek target pasar, bukan lagi remaja tetapi keluarga.

KESIMPULAN DAN SARAN

Inovasi yang ada disesuaikan dengan perkembangan zaman dan situasi pasar, yang pasti PT Sinar Sosro selalu sigap untuk mengantisipasi hal-hal tersebut, dan memang itulah yang dibutuhkan oleh setiap perusahaan, khususnya perusahaan yang sudah besar sekalipun. Mereka harus selalu sigap menghadapi perubahan dengan selalu berinovasi. PT Sinar Sosro dapat menjadi contoh perusahaan yang bagus dalam menerapkan hal tersebut, terbukti dengan setiap usaha yang dilakukannya, PT Sinar Sosro tidak terlena dengan zona nyamannya, namun dia tetap berusaha untuk terus menerus melakukan inovasi.

(11)
(12)

DAFTAR PUSTAKA

Ancok, Djamaludin (2009). Leadership & Innovation. Materi ajar mata kuliah LI MM UGM batch 51, Yogyakarta.

Krishnan M.S. & C.K. Prahalad (2008). The new age of innovation. McGraw Hill.

Referensi

Dokumen terkait

Siklus PDCA atau Siklus ‘rencanakan, kerjakan, cek, tindak lanjuti’ adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah yang umum digunakan dalam pengendalian

Permasalahan dari penelitian ini yaitu : manakah yang lebih efektif antara pengajaran remedi yang menggunakan metode cera mah-. diskusi dengan metode diskusi-ceramah

Kata kunci : membaca, minat baca, hasil belajar.. pentingnya membaca dan berbicara dalam pembelajaran bahasa Inggris selain menulis dan menyimak. Bagi siswa SMU seharusnya

Dari hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa kinerja pelayanan setiap dimensi detail unsur-unsur pelayanan masing-masing obyek wisata (Pasar Pancingan dan

Member activity dan viraly merupakan salah satu dari dimensi media sosial yang meliputi tentang interaksi pengikut dalam menanggapi konten yang dibuat oleh perusahaan.

Wilayah yang mereka tinggali sangat unik.Dataran coklat lembek yang tertutup oleh jaring laba-laba sungai.Wilayah yang ditinggali Suku Asmat ini telah menjadi Kabupaten sendiri

Berdasarkan uraian di atas, kesimpulannya adalah bahwa faktor yang mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak ( tax compliance ) dalam penyetoran SPT masa Wajib Pajak

jukkan variabel kompensasi, ling- kungan kerja, komitmen organisasi dan keyakinan diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap ke- puasan kerja pegawai Sekretariat