• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENDAHULUAN FEBRIS CA PAYUD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PENDAHULUAN FEBRIS CA PAYUD"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM (Febris)

A. PENGERTIAN

Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal.

Febris/ demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkardian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior (Isselbacher, 1999).

Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau

lebih.Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C.Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 400C disebut demam tinggi (hiperpireksia)(Julia, 2000). Demam adalah kenaikan suhu tubuh karena adanya perubahan pusat

termoregulasi hipotalamus (Berhman, 1999). Seseorang mengalami demam bila suhu tubuhnya diatas 37,8ºC (suhu oral atau aksila) atau suhu rektal (Donna L. Wong, 2003).

Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain : 1. Demam septik

Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

2. Demam remiten

Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.

3. Demam intermiten

Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana. 4. Demam kontinyu

Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

5. Demam siklik

Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

(2)

demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial.

B. ETIOLOGI

Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain. (Julia, 2000).Menurut Guyton (1990) demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang

mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.

Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain:

ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan

laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik.

Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang menyertai demam.

Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien

mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya.

C. PATOFISIOLOGI

Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai peningkatan set point(Julia, 2000).Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan

(3)

infeksi).Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas.Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akanmerangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. (Sinarty, 2003).

Sedangkan sifat-sifat demam dapatberupa menggigil atau krisis/flush. Menggigil.Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.Krisis/flush.Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal.(Guyton, 1999).

D. MANIFESTASI KLINIS

tanda dan gejala demam antara lain :

1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C) 2. Kulit kemerahan

3. Hangat pada sentuhan

4. Peningkatan frekuensi pernapasan 5. Menggigil

6. Dehidrasi

7. Kehilangan nafsu makan

Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia dan somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5 ºC-40ºC, kulit hangat, takichardi, sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul yaitu kulit kemerahan, peningkatan kedalaman pernapasan,

menggigil/merinding perasaan hangat dan dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit kepala verigo), keletihan, kelemahan, dan berkeringat (Isselbacher. 1999, Carpenito. 2000).

F. PENATALAKSANAAN MEDIS 1. Secara Fisik

Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau

(4)

apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.

a. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan

c. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel – sel otak.

d. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknyaMinuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya.

e. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang

f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena justru akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar. Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan). g. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam kuku. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu lingkungan luar yang hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar atau

mengalami vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga akan mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.

2. Obat-obatan Antipiretik

Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi. Petunjuk pemberian antipiretik:

a. Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol

b. Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendokteh sirup parasetamol

c. Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the sirup parasetamol.

(5)

takaran obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya.

Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan demam dan sangat berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis kelainan metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang demam.Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik terdiri dari golongan yang bermacam-macam dan sering berbeda dalam susunan kimianya tetapi mempunyai kesamaan dalam efek

pengobatannya. Tujuannya menurunkan set point hipotalamus melalui pencegahan pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase. Asetaminofen merupakan derivat para -aminofenol yang bekerja menekan pembentukan prostaglandin yang disintesis dalam susunan saraf pusat. Dosis terapeutik antara 10-15 mgr/kgBB/kali tiap 4 jam maksimal 5 kali sehari. Dosis maksimal 90 mgr/kbBB/hari Pada umumnya dosis ini dapat d itoleransi dengan baik.Dosis besar jangka lama dapat menyebabkan intoksikasi dan kerusakkan hepar.Pemberiannya dapat secara per oral maupun

rektal.Turunan asam propionat seperti ibuprofen juga bekerja meneka n pembentukan prostaglandin.Obat ini bersifat antipiretik, analgetik dan antiinflamasi.Efek samping yang timbul berupa mual, perut kembung dan perdarahan, tetapi lebih jarang dibandingkan aspirin.Efek samping hematologis yang berat meliputi agranulositosis dan anemia aplastik.Efek terhadap ginjal berupa gagal ginjal akut (terutama bila dikombinasikan dengan

asetaminopen).Dosis terapeutik yaitu 5-10 mgr/kgBB/kali tiap 6 sampai 8 jam.Metamizole (antalgin) bekerja menekan pembentukkan

prostaglandin.Mempunyai efek antipiretik, analgetik da n antiinflamasi. Efek samping pemberiannya berupa agranulositosis, anemia aplast ik dan perdara han saluran cerna. Dosis terap eutik 10 mgr/kgBB/kali tiap 6 -8 jam dan tidak

dianjurkan unt uk anak kurang dari 6 bulan.Pemberiannya secara per oral, intramuskular atau intravena. Asam mefenamat suatu obat gol ongan

fenamat.Khasiat analgetiknya lebih kuat dibandingkan sebagai antipiretik.Efek sampingnya berupa dispepsia dan anemia hemolitik.Dosis pemberiannya 20 mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis. Pemberiannya secara per oral dan tidak boleh diberikan anak usia kurang dari 6 bulan.

G. KOMPLIKASI

1. Dehidrasi : demam ↑penguapan cairan tubuh

2. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak

(6)

ASUHAN KEPERAWATAN I. Pengkajian

A. Pengumpulan Data 1. Identitas penderita

Meliputi : mana, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat, status

perkawinan, suku bangsa, no register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.

2. Keluhan Utama

Orang yang menderita observasi febris biasanya mengeluh suhu badannya naik (panas), keluar banyak keringat, batuk-batuk dan tidak nafsu makan.

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat penyakit sekarang

Pada umumnya didapatkan peningkatan suhu tubuh di atas 37,50C (N 36,5 –

37,5 C) atau ada masalah psikologis ( rasa takut dan cemas terhadap penyakitnya)

b. Riwayat penyakit dahulu

Umumnya dikaitkan dengan riwayat medis yang berhubungan dengan penyakit febris.

c. Riwayat penyakit keluarga

Dalam susunan keluarga adalah riwayat penyakit febris yang pernah diderita atau penyakit turunan dan menular yang pernag diderita atau anggota keluarga.

4. Pola-Pola Fungsi Kesehatan a. Pola persepsi dan tata laksan hidup sehat

Umumnya pada pola ini penderita penyakit febris mengalami perubahan dalam perawat dirinya yang diakibatkan oleh penyakitnya

b. Pola nutrisi dan metabolisme

Umumnya terjadi penurunan nafsu makan atau tidak. c. Pola eliminasi

Pada pola ini bisa terjadi perubahan karena asupan yang kurang sehingg klien tidak bisa BAB / BAK secara normal.

d. Pola istirahat tidur

Pada pola ini tidur kx biasanya mengalami gangguan karena adanya rasa tidak nyaman dengan meningkatnya suhu

e. Pola aktifitas dan latihan

Aktivitas kx bergantung karena biasanya klien lemah karena kurangnya asupan serta meningkatnya suhu.

f. Pola persepsi dan konsep diri

(7)

g. Pola sensori dan kognitif

Tidak terjadi gangguan pada pola ini dan biasanya hanya sebagian kx yang dapat mengetahuinya.

h. Pola reproduksi dan sexual

Pada pola ini biasanya kx tidak mengalami gangguan. i. Pola hubungan peran

Bisa terjadi hubungan yang baik atau kekeluargaan dan tidak mengalami gangguan.

j. Pola penanggulangan stres

Dukungan keluarga sangat berarti untuk kesembuhan klien. k. Pola tata nilai dan kepercayaan

Adanya perubahan dalam melaksanakan ibadah sebagai dampak dari penyakitnya.

5. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum

Kesadaran (baik, gelisah, apatis / koma), badan lemahm frekuensi pernafasan tinggi, suhu badan meningkat dan nadi meningkat

b. Kepala dan leher

Bentuk, kebersihan, ada bekas trauma atau tidak c. Kulit, rambut, kuku

Turgor kulit (baik-buruk), tidak ada gangguan / kelainan. d. Mata

Umumnya mulai terlihat cowong atau tidak. e. Telingga, hidung, tenggorokan dan mulut

Bentuk, kebersihan, fungsi indranya adanya gangguan atau tidak.

f. Thorak dan abdomen

Tidak didapatkan adanya sesak, abdomen biasanya nyeri dan ada peningkatan bising usus.

g. Sistem respirasi

Umumnya fungsi pernafasan lebih cepat dan dalam. h. Sistem kardiovaskuler

Pada kasus ini biasanya denyut pada nadinya meningkat i. Sistem muskuloskeletal

Terjadi gangguan apa tidak. j. Sistem pernafasan

Pada kasus ini tidak terdapat nafas yang tertinggal / gerakan nafas dan biasanya kesadarannya gelisah, apatis atau koma

(8)

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dikelompokkan meliputi data subyektif dan obyektif untuk menentukan masalah data yang telah

dikelompokkan, ditentukan masalah keperawatannya. Kemudian ditentukan penyebabnya serta dirumuskan ke dalam diagnosa keperawatan (Lismidar, 1990)

II. Diagnosa Keperawatan

1. Peningkatan suhu tubuh b/d proses infeksi.

2. Kurang pengetahuan mengenai penyakitnya b/d kurang informasi. 3. Nutrisi kurang dari kebutuhan.

III. Perencanaan

Diagnosa Keperawatan I

Peningkatan suhu tubuh b/d proses penyakitnya.

Tujuan : kenaikan suhu tubuh dapat teratasi. KH : suhu tubuh dalam batas normal (36,5-37,5 C).

tidak terjadi tanda-tanda hypertensi. Rencana tindakan :

1. Jelaskan pada kx dan keluarga tentang terjadinya peningkatan suhu tubuh akibat-akibat dari suhu tubuh yang tinggi.

2. Berikan kompres kompres dingin pada daerah axila.

3. Anjurkan kx untuk menggunakan baju yang tipis dan longgar serta menyerap keringat.

4. Obs. gejala kordinal tiap 2 jam atau bilamana diperlukan. 5. Anjurkan pada klien minum 2-3 liter/hari.

6. Berikan kesempatan pada kx untuk beristirahat. 7. Ciptakan suasana yang aman dan nyaman.

8. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat. Rasional :

1. Dengan penjelasan maka kx dan keluarga dapat diajak untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah tersebut.

2. Daerah axila banyak terdapat pembuluh darah dan saraf yang dapat mempengaruhi hipotalamus.

3. Pakaian longgar dan tipis menimbulkan proses penguapan panas akan lebih cepat.

4. Dapat diketahui perkembangan kondisi dan adanya kelainan secara dini. 5. Minum air yang cukup dapat mengganti cairan yang hilang akibat penguapan

yang meningkat.

6. Istirahat dapat menurunkan metabolisme tubuh bekerja karena dengan peningkatan metabolisme dapat menimbulkan panas.

(9)

Diagnosa Keperawatan II

Kurang pengetahuan mengenai penyakitnya b/d kurang informasi. Tujuan : rasa cemas berkurang atau hilang.

KH : Kx mampu mengungkapkan tentang proses penyakit dan perawatannya.

Kx mampu mengidentifikasi faktor penyebab penyakit. Rencana tindakan :

1. Jelaskan pada klien tentang penyakit dan gejala-gejala dan perawatan yang akan dilakukan.

2. Bantu kx untuk mengungkapkan perasaannya dan identifikasikan kecemasan. 3. Alihkan perhatian kx dan melakukan aktifitas yang diperbolehkan.

4. Pertahankan lingkungan yang tenang dan aman. Rasional

1. Diharapkan kx dapat mengerti tentang penyakitnya dan juga dapat melakukan perawatan serta bersifat kooperatif.

2. Diharapkan dapat mengurangi beban perasaan dan untuk mengetahui tingkat kecemasan.

3. Dengan melakukan aktivitas dapat melupakan masalah yang dihadapi.

4. Diharapkan dapat memberikan ketenangan perasaan yang dapat mendukung proses kesembuhan.

Diagnosa Keperawatan III

Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d nafsu makan menurun.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi, dapat menstabilkan berat badan secara bertahap.

KH : - Kx dapat menghabiskan porsi yang disediakan. - BB meningkat.

Rencana tindakan :

1. Jelaskan pada kx tentang pentingnya nutrisi dan akibat bila kekurangan nutrisi.

2. Sajikan makanan dalam porsi kecil dan sering.

3. Anjurkan pada kx untuk mengkonsumsi makanan tambahan tetapi yang tidak bertentangan dengan diet.

4. Obs. Intake dan output dalam 24 jam. 5. Hidangkan menu dalam keadaan hangat. 6. Kolaborasi dengan tim dokter.

Rasional :

1. Diharapkan kx dapat mengerti dan mau bekerja sama dalam pemberian askep.

(10)

4. Mengatur makanan yang dimakan oleh kx dalam sehari, sehingga mempermudah dideteksi dini pemasukan yang adekuat.

5. Diharapkan mampu merangsang nafsu makan kx.

6. Dapat memberikan diet yang sesuai dengan penyakit dan kondisi kx.

IV. Implementasi

Pelaksanaan m,erupakan pengelolaan dari perwujudan rencna tindakan yang meliputi beberapa kegiatan yaitu velidasai rencana keperawatan,

mendokumentasikan rencana tindak keperawatan, memberikan asuhan keperawatan dan mengumpulkan data. (Lismidar, 1990 : 60).

V. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap atau langkah dalam proses keperawatan yang dilaksanakan dengan sengaja dan terus menerus yang dilakukan oleh perawat dan anggota tim kesehatan lainnya dengan tujuan untuk memenuhi apakah tujuan dan rencana keperawatan terapi atau tidak serta untuk melakukan pengkajian ulang.

Sehingga dapat penilaian sebagai berikut :

1. tujuan tercapai : Kx mampu melakukan / menunjukkan prilaku pada waktu yang telah ditentukan sesuai dengan pernyataan tujuan yang telah ditentukan. 2. tujuan tercapai sebagian : Kx mampu menunjukkan prilaku tetapi hanya

sebagian dari tujuan yang diharapkan.

(11)

DAFTAR PPUSTAKA

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC : Jakarta

Sumijati M.E, dkk. 2000. Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit Yang Lazim Terjadi Pada Anak.PERKANI : Surabaya

Wahidiyat Iskandar. 1995. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2. Info Medika : Jakarta Doenges, M.E, Marry F. MandAlice, C.G, 2000, Rencana Asuhan

Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

Wong, Dona L, dkk,. 2003. Maternal child nursing care 2nd edition. Santa Luis: Mosby Inc.

Lynda juall, Carpenito, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan / Lynda juall Carpenito, Editor Edisi Bahasa Indonesia, Monica Ester (Edisi 8), Jakarta: EGC. Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Medika Aesculapius.

Referensi

Dokumen terkait

Demam yang terjadi pada masa ini disebut demam intermiten (suhu yang tinggi, naik turun dan turunnya dapat mencapai normal) Disamping peningkatan suhu tubuh

Salah satu klinus yang satu klinus yang palin umum dan di palin umum dan dijumpai dengan peningkatan suhu t jumpai dengan peningkatan suhu tubuh ubuh diatas normal yang

Berbeda dengan demam, shivering , vasokonstriksi kulit dan respon yang berhubungan dengan perilaku meningkatkan temperatur inti untuk menjangkau peningkatan set poin

DBD umumnya dimulai dengan peningkatan suhu tubuh secara tiba-tiba yang disertai dengan kemerahan pada wajah.. serta gejala spesifik nonspesifik lain. DBD biasanya

Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih.Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C.Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 400C disebut

Lingkungan bayi baru lahir harus dipertahankan pada suhu yang tidak menyebabkan peningkatan laju metabolik yang terlalu besar untuk mempertahankan

eorang eorang pasien pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab

Demam merupakan peningkatan pada titik set dimana suhu tubuh diatur pada tingkat yang lebih tinggi, dapat di definisikan sebagai suhu diatas 38˚C (Wong, 2004).. Demam