• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Pada An.M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di RS. dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan Pada An.M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di RS. dr. Pirngadi Medan"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENGOLAHAN KASUS

A. Konsep dasar asuhan keperawatan pada An.M dengan perioritas masalah kebutuhan dasar Oksigenasi di RS.dr.Pirngadi Medan

1. Konsep dasar

1.1. Defenisi oksigenasi

Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam

sistem (kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak

berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya,

terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang

melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup

bermakna terhadap aktifitas sel. (Wahit Iqbal Mubarak ,2007)

Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dari proses

metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.

Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali

bernapas. Oksigen membutuhkana transportasi dari paru-paru ke jaringan dan

karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah

dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3% oksigen

larut dalam plasma. Setiap sel darah merahmengandung 280 juta molekul HB dan

setiap molekul dari keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan

satu molekul oksigen membentuk oksihemoglobin (HbO2).reaksi pengikatan Hb

dengan O2 adalah Hb + O2 < ‒> HbO2. Afinitas atau ikatan Hb dengan O2

dipengaruhi oleh suhu, pH, konsentrasi 2, 3 difosfogliserat dalam darah merah.

Dengan demikian besarnya Hb dan jumlah eritrosit akan mempengaruhi transpor

gas. (Wartonah Tarwoto, 2006).

Oksigen (O2)merupakan gas yang sangat vital dalam kelangsungan hidup

(2)

tubuh secara terus-menerus. Oksigen diperoleh dari admosfer melalui proses

bernafas. Di atmosfer, gas selain oksigen juga terdapat karbon dioksida (CO2),

nitrogen (N2), dan unsur-unsur lain seperti argon dan helium. (Wartonah tarwoto,

2007)

1.2. Etiologi

A. Faktor Fisiologi

1. Menurunnya kemampuan mengikatO 2 seperti pada anemia

2. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada Obstruksi

saluran pernafasan bagian atas

3. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan

terganggunya oksigen(O2)

4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam luka, dll

5. kondisi yang mempengaruhi pergerakkan dinding dada seperti pada

kehamilan, obesitas, muskulur sekeletal yang abnormal, penyakit kronis seperti

TBC paru. (Wartonah Tarwoto, 2007)

B. Faktor Perilaku

1. Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat

oksigen berkurang.

2. Exercise, exercise akan meningkatkan kebutuhan Oksigen.

3. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer

dan koroner

4. Alkohol dan obat-obatan menyebankan intake nutrisi /Fe

mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pusat

pernafasan.

5. kecemasan ; menyebabkan metabolisme meningkat. (Wartonah

(3)

1.3. Patofisiologi

1.Hiperventilasi

Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru

agar pernafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena

kecemasan, infeksi, keracunan obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti

osidosis metabolik Tanda-tanda hiperventilasi adalah takikardi,nafas pendek,nyeri

dada,menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.

2.Hipoventilasi

Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi

penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya

terjadi pada keadaaan atelektasis (Kolaps Paru). Tanda-tanda dan gejalanya pada

keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran,,disorientasi,

ketidak seimbangan elektrolit.

3.Hipoksia

Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi

O2 yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler.

Hipoksia dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin, kerusakan gangguan

ventilasi, menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok, berkurangnya

konsentrasi O2 jika berada dipuncak gunung. Tanda tanda Hipoksia adalah

kelelahan, kecemasan menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat,

pernafasan cepat dan dalam sianosis, sesak nafas. (Wartonah Tarwoto, 2007)

1.4. Manifestasi klinis

• Suara napas tidak normal.

• Perubahan jumlah pernapasan.

• Batuk disertai dahak.

• Penggunaan otot tambahan pernapasan.

• Dispnea.

• Penurunan haluaran urin.

• Penurunan ekspansi paru.

(4)

1.5. Pemeriksaan diagnostik

Selain melalui pemeriksaan fisik, ada tidaknya gangguan pemenuhan

dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen juga dapat diketahui melalui

pemeriksaan diagnostik. Pemeriksaan diagnostik yang dimaksud antara

lain pemeriksaan gas arteri darah, pemeriksaan laboratorium darah,

mantoux test, dan sputum. (Wahit Iqbal Mubarak , 2007)

1.6. Pengkajian

Pengkajian untuk status oksigenasi meliputi riwayat keperawatan,

pemerisaan fisik.

 Riwayat keperawatan

Riwayat keperawatan untuk status oksigenasi meliputi pengkajian

tentang masalah pernafasan dulu dan sekarang, gaya hidup, adanya

batuk, sputum, nyeri, medikasi, dan adanya faktor resiko untuk

gangguan status oksigenasi.

 Pemeriksaan fisik

 Mata

• Konjungtiva pucat (karena anemia)

• Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)

 Kulit

• Sianosis perifer (pasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer)

• Sianosis secara umum (hipoksemia)

• Edema

 Jari dan kuku

• Sianosis

 Mulut dan bibir

• Membran mukosa kering

 Hidung

• Pernafasan dengan cuping hidung

 Vena leher

(5)

 Dada

• Retraksi otot bantu pernafasan (karena peningkatan aktivitas pernafasan, dispnea, atau obstruksi jalan

pernafasan).

• Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan .

• Premitus taktil (getaran pada dada karena udara/ suara melewati saluran/ rongga pernafasan.)

• Suara nafas normal (vesikular, bronkopesikular, bronkial).

• Suara nafas tidak normal (ronki, wheezing)

• Bunyi perkusi (resonan, hiperresonan, dullness)

 Pola pernafasan

• Pernapasan normal (eupnea)

• Pernapasan cepat (takipnea)

• Pernapasan lambat (bradipnea). (Wartonah Tarwoto, 2007)

1.7. Masalah keperawatan Pola nafas tidak efektif

Perubahan perfusi jaringan

Nutrisi kurang dari kebutuhan.

(6)

1.8. RENCANA KEPERAWATAN

No.

Dx

Tujuan/kriteria hasil Intervensi Implementasi

1 Perfusi jaringan adekuat/

• Tanda-tanda vital normal

• Membran mukosa merah

• Akral hangat

• Awasi tanda tanda vital ,kaji

pengisian kapiler

,warna kulit atau

membrane

mukosa , dasar

kuku

• Awasi upaya pernafasan

• Selidiki keluhan nyeri dada

• Catat adanya keluhan rasa dingin , pertahankan suhu Tubuh dan lingkungan hangat sesuai indikasi

• Berikan Trasfusi drah sesuai

indikasi

• Berikan Oksogen Tambahan sesuai

indikasi. (Doenges

2002)

• Mengwasi tanda tanda vital ,kaji

pengisian kapiler

,warna kulit atau

membrane mukosa

, dasar kuku

• Mengawas upaya pernafasan

• Selidiki keluhan nyeri dada

• Mencatat adanya keluhan rasa dingin , pertahankan suhu Tubuh dan lingkungan hangat sesuai indikasi • Memberikan Trasfusi drah sesuai indikasi • Memberikan Oksogen Tambahan sesuai indikasi. (Doenges 2002)

2 kebutuhan nutrisi

terpenuhi/

• menunujukkan

• Kaji riwayat

nutrisi, termasuk

makan yang

• Mengkaji riwayat nutrisi

(7)

peningkatan/me mpertahankan berat badan dengan nilai laboratorium normal.

• tidak mengalami tanda mal nutrisi. • Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan mempertahankan

berat badan yang

sesuai. (Doenges

2002)

disukai

• Observasi dan catat masukan

makanan pasien

• Timbang berat badan setiap hari

• Berikan makan sedikit dan

frekuensi sering

• Konsul pada ahli gizi

• Berikan obat sesuai indikasi. (Doenges 2002) makanan yang disukai • Mengobservasi dan catat masukan makanan pasien • Menimbang berat badan setiap hari • Memberikan makan sedikit dan frekuensi sering

• Konsul pada ahli gizi • Memberikan obat sesuai indikasi. (Doenges 2002)

3 pasien mengerti dan

memahami tentang

penyakit, prosedur

diagnostic dan rencana

pengobatan./ • pasien menyatakan pemahamannya • Berikan informasi mengenai anemia secara spesifik

(8)

proses penyakit

dan

penatalaksanaan

penyakit

• mengidentifikasi factor penyebab.

• Melakukan tiindakan yang

perlu/perubahan

pola hidup.

(Doenges 2002).

perawatan

• Intruksikan pasien atau orang

terdekat tentang

pemberian obat.

(Doenges 2002)

mengenai

program

perawatan

• Mengintruksik an pasien atau

orang terdekat

tentang

pemberian

obat. (Doenges

(9)

B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : An. M

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 6 tahun

Status Perkawinan : Belum menikah

Agama : Islam

Pendidikan : Taman kanak-kanak

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Jl. Denai gg jati No.38

Tanggal Masuk RS : 18 Juni 2013

No. Register : 00. 88.71. 30

Ruangan / Kamar : Ruang III anak

Golongan Darah : O

Tanggal Pengkajian : 19 Juni 2013

Tanggal Operasi : -

Diagnosa Medis : Anemia

II. KELUHAN UTAMA :

Pucat, kelemahan otot, mudah lelah, sesak nafas (+), pasien akan

semakin sesak nafas jika pasien tidur terlentang dan pasien akan

sedikit dapat terbantu jika posisi tidur pasien ½ duduk ( semi fawler )

dan memakai 02 1 l/i. Sesak nafas timbul 1 minggu yang lalu dan

pasien pun semakin pucat pasien langsung dibawa oleh orang tuanya

(10)

III.RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative / palliative

1. Apa penyebabnya :

Ibu pasien mengatakan tidak tau apa penyebab anaknya sesak

dan pucat.

2. Hal – hal yang memperbaiki keadaan :

Ibu pasien membawa anaknya ke klinik dekat rumahnya.

B. Quantity / Quality

1. Bagaimana dirasakan :

Pasien merasa sesak nafas, Dan terkadang nyeri dada

dirasakan oleh pasien.

2. Bagaimana dilihat :

Pasien sesak nafas ketika tidur terlentang atau posisi kepala

sama dengan badan dan juga ketika duduk.

C. Region

1. Dimana lokasinya : Pada bagian dada

2. Apakah menyebar : Pasien mengatakan

tidak ada rasa nyeri dimanapun kecuali di bagian dada saja.

D. Severity :

Pasien mengatakan ia akan merasa nyaman apabila posisi tidurnya

denga ½ duduk ( semi fawler ) dan memakai O2.

E. Time :

Pasien mengatakan ia sesak nafas dan dengan bantuan O2 pasien

dapat sedikit terbantu.

IV.RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami :

Ibu pasien mengatakan pasien pernah menderita demam

(11)

B. Pengobatan yang dilakukan :

Ibu pasien mengatakan pasien dibawa ke klinik dekat rumahnya

C. Pernah dirawat / dioperasi :

Ibu pasien mengatakan pasien belum pernah dirawat dirumah sakit

ataupun di operasi.

D. Lama dirawat :

Ibu pasien mengatakan tidak dirawat

E. Alergi :

Ibu pasien mengatakan pasien tidak ada alergi pada apapun baik

makanan, minuman, obat, dll.

F. Imunisasi :

Ibu pasien mengatakan imunisasi pasien tidak lengkap. pasien di

imunisasi 2x tetapi ibu pasien mengatakan sudah lupa imunisasi

apa yang diberikan.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua :

Orang tua pasien tidak pernah menderita sakit parah

B. Saudara kandung :

Ibu pasien mengatakan kakak pasien pernah menderita DBD dan

dirawat di RSUP

C. Penyakit keturunan yang ada :

Ibu pasien mengatakan mereka tidak memiliki penyakit keturunan

apapun.

D. Anggota keluarga yang meninggal :

Ibu pasien mengatakan belum ada kelurga mereka yang meninggal.

(12)

VI.HUBUNGAN SOSIAL

A. Orang yang berarti :

Pasien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah

keluarganya terutama ibunya yang sangat dekat dengannya dan

ibunyalah yang selalu ada untuknya.

B. Hubungan dengan keluarga :

Ibu pasien mengatakan hubungan dengan keluarganya sangat baik

terutama dengan sepupunya

C. Hubungan dengan orang lain :

Ibu pasien mengatakan hubungan dengan temannya baik dan tidak

ada masalah apapu.

D. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :

Ibu pasien mengatakan tidak ada hambatan saat berteman, bermain

dan bercengkrama dengan orang lain, semua baik – baik saja.

VII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum

GCS pasien 15

E : 4 V : 5 M : 6

Kesadaran : compos mentis

B. Tanda – Tanda Vital

• Suhu Tubuh : 36,7 oC

• Tekanan Darah : -

• Nadi : 100 x / menit

• Pernapasan : 32 x / menit

• Skala Nyeri : Ringan

• TB : 100 cm

• BB : 17 kg

• BB Ideal : 20 kg

(13)

C. Pemeriksaan Head to toe

Kepala Dan Rambut

- Lingkar kepala : 52 cm

- Bentuk : oval

- Ubun – Ubun : baik dan normal,tidak ada cekungan

- Kulit Kepala : bersih

Rambut

- Penyebaran Dan Keadaan Rambut : Merata

- Bau : tidak ada bau, bersih

- Warna rambut : hitam

Wajah

- Warna Kulit : sawo matang / pucat

- Struktur Wajah : oval

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap dan simetris kiri

dan kanan

- Palpebra : tidak ada perdarahan

- Konjungtiva Dan Sklera : pucat dan putih

- Pupil : isokor (mengecil saat diberi

respon cahaya)

- Cornea Dan Iris : pucat dan hitam

- Visus : mata berfungsi dengan baik

ketika pasien di tes melihat gambar

- Tekanan Bola Mata : lemah saat diberi tekanan

Hidung

- Tulang Hidung Dan Posisi Sputum Nasi : normal, tidak ada

kelainan

- Lubang Hidung : lengkap dan simetris

(14)

Telinga

- Bentuk Telinga : letak telinga kanan kiri

simetris.

- Ukuran Telinga : normal (tidak ada kelainan

sesuai postur tubuh )

- Lubang Telinga : ada dalam batas normal

- Ketajaman Pendengaran : baik, anak menoleh ketika

dipanggil

Mulut Dan Faring

- Keadaan Bibir : pucat

- Keadaan Gusi dan Gigi : baik, tidak ada perdarahan

- Keadaan Lidah : baik

- Orofaring :orofaring tidak ada kelainan

- Jumlah gigi : 32 buah, giginya bersih dan

tidak ada karang gigi.

Leher

- Posisi Trachea : posisi trakhea anatomis

berada pada posisi medial

- Thyroid : tidak ada pembesaran pada

kelenjar tyroid

- Suara : suara pasien normal

- Kelenjar Limfe : kelenjar limfe tidak ada

penonjolan

- Vena Jugularis : tidak ada peningkatan

- Denyut Nadi Karotis : ada dan teraba

Pemeriksaan Integrumen

- Kebersihan : bersih

- Kehangatan : hangat

(15)

- Turgor : kembali cepat

- Kelembaban : lembab

- Kelainan Pada Kulit : tidak ada kelainan pada kulit

Pemeriksaan Payudara Dan Ketiak

- Ukuran Dan Bentuk : simetris kiri dan kanan

- Warna Payudara Dan Aerola : sawo matang,dan hitam

- Kondisi Payudara Dan Puting : payudara belum menonjol

trdapat puting susu, kiri kanan simetris.

- Produksi ASI :tidak ada

- Aksila Dan Clavikula : aksila bersih, clavikula tidak

ada kelainan

Pemeriksaan Thoraks / Dada

- Inspeksi Thoraks : simetris kiri dan kanan

- Pernapasan : 32 x/i

- Tanda Kesulitan Bernafas : memakai selang O2 1 l/i

Pemeriksaan Paru

- Palpasi Getaran Suara : getaran suara simetris kiri

dan kanan

- Perkusi : terdengar suara resonan

- Auskultasi : wheezing

Pemeriksaan Jantung

- Inspeksi : tidak ada pembengkakan

jantung,tidak ada pulsasi.

- Palpasi : bunyi jantung normal SI/SII

- Perkusi : dullnes

(16)

Pemeriksaan Abdomen

- Inspeksi : bentuk simetris, soepel,

terlihat pulsasi aorta abdominalis.

- Auskultasi : bunyi peristaltik usus 7

x/menit, tidak ada bunyi bruit pada aorta abdominalis.

- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada

daerah suprapubik, tidak ada benjolan/ tidak teraba massa

abnormal, tidak ada asites, permukaan hepar regular, dengan

pinggir tajam,dan ukuran normal.

- Perkusi : tymphani

Pemeriksaan Kelamin Dan Sekitarnya

- Genitalia : ada lubang uretra tidak ada

kelainan saat BAK, nyeri tidak ada

- Anus Dan Perineum : ada lubang anus

Pemeriksaan Muskuloskeletal / Ekstremitas :

- Kesimstrisan otot : simetris antara kiri dan kanan.

- Edema : tidak edema

- Kekuatan otot : gerakan penuh yang normal melawan

gravitasi dan menahan tahanan minimal

- Kelainan pada ekstremitas dan kuku : tidak ada kelainan.

Pemeriksaan Neurologi

- N I : penciuman pasien masih normal

ditandai dengan tes penciuman minyak kayu putih.

- N II : penglihatan pasien masih normal

ditandai dengan pasien masih bisa melihat dengan jarak 1m

- N III, IV,VI : pupil isokor bila diberi cahaya bola

mata mengecil, gerakan bola mata normal ketika pasien

(17)

- N V : motorik dan sensorik tidak dijumpai

kelainan karena pasien masih bisa mebedakan panas dan

dingin.

- N VII : sudut mulut simetris

- N VIII : pendengaran baik pasien langsung

melihat ketika namanya di panggil

- N IX, X : platum lunak sedikit terangkat dan

letak uvula relatif di tengah

- N XI : mengangkat kedua bahu simetris

- N XII : lidah baik dan jalur medial.

Fungsi Motorik :

Fungsi motorik pasien masih normal di uji dengan pasien disuruh menggerakkan bagian ekstermitas atau badannya dan pemeriksa menahan gerakan ini pasien masih bisa melawan atau menahannya.

Fungsi Sensorik :

Fungsi sensorik pasien masih normal ketika di uji dengan Rasa raba. Rasa

raba dapat dirangsang dengan menggunakan sepotong kapas, kertas atau

kain dan ujungnya diusahakan sekecil mungkin. Pasien masih bisa

merasakannya.

Refleks :

Bisep (stimulus : ketokan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada

tendon M. biseps brachii, posisi lengan setengah ditekuk pada sendi siku.

(18)

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI – HARI

A. Pola Makan Dan Minum

- Frekuensi makan / hari : 3x / hari

- Nafsu / selera makan : kurang baik(tidak selera

makan)

- Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri ulu hati

- Alergi : pasien tidak ada riwayat

alergi

- Mual dan muntah : tidak ada mual muntah

- Waktu pemberian makan : pagi 08.00 wib, siang 12.00

wib, malam 20.00 wib.

- Jumlah dan jenis makanan : 180 kalori dan MB

- Waktu pemberian cairan / minum : pada saat selesai makan dan

ketika os haus

- Masalah makan dan minum : tidak ada masalah

B. Perawatan Diri / Personal Hygiene

- Kebersihan tubuh : bersih tiap hari di bersihkan

- Kebersihan gigi dan mulut : gigi dan mulut kelihatan

bersih

- Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku kaki dan tangan bersih

C. Pola Kegiatan / Aktivitas

- os mandi 2x sehari, makan 3 x/hari, BAB 2 x/hari, BAK 5-7

x/hari, os menggati pakaian dibantu oleh orang tuanya.

- os tidak pernah beribadah selama dirumah sakit

D. Pola Eliminasi

1. BAB

- Pola BAB : 2x/hari

- Karakter feses : lembek

- Riwayat perdarahan : tidak ada pendarahan

- BAB terakhir : 1 hari yang lalu

(19)

- Penggunaan laktasif : tidak ada penggunaan

laktatif

2. BAK

- Pola BAK : 5-7 x/hari

- Volume : ± 300 cc

- Karakter urine : cair dan berwarna kuning

- Nyeri / rasa terbakar / kesulitan BAK : tidak ada nyeri

- Riwayat penyakit ginjal / kandung kemih :tidak ada riwayat

penyakit ginjal

- Penggunaa diuretik : tidak ada penggunaan

diuretik

Upaya mengatasi masalah : tidak ada

IX.Tumbuh kembang anak

Motorik : ibu pasien mengatakan kalau pasien sering pergi bermain

sama teman-teman didekat rumahnya, dan pasien sering bermain sepeda

bersama temannya.

Sosial emosi : ibu pasien mengatakan setelah pulang sekolah

pasien sering pergi dari rumah hanya untuk bermain dengan temannya.

Pertumbuhan fisik : ibu pasien mengatakan berat badan pasien 20

kg dan tinggi badan pasien 100 cm sebelum menderita anemia.dan

(20)

X.Hasil laboratorium (19 Juli 2013)

Hasil Normal

• Leukosit :8900 µl

• Eritrosit : 1,51 µl

• Hb : 4,7 gr/dl

• Trombosit : 14,6 %

• MCV : 46,7 FL

• MCH : 31,1 pg

• MCHC : 32.2 dl

• PLT 37.000

• 4000 – 10.000 µl

• 4 – 5 µl

• 12 – 14 gr/dl

• 36,0 ‒ 42,0 %

• 80,0 ‒ 97,0 FL

• 27,0 ‒ 33,7 pg

• 31,5 ‒ 35,0 dl

• 150.000 ‒ 440.000 µl

Riwayat transfusi darah.

Selama lima hari pasien dirawat di RS dr.Pirngadi Medan pasien

melakukan transfusi darah dengan golongan darah O dan menghabiskan 2

kantong darah. Pertama transfusi dilakukan pada hari rabu tanggal 19 juni 2013

pukul 00.45 – 03.00. tranfusi kedua dilakukan pada hari kamis tanggal 20 juni

(21)

ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah Keperawatan

1 DS : -

DO :

- RR = 36 x/i - HR = 120 x/i - Suhu = 38,3oc

(demam)

- Pernafasan cuping hidung ( +)

- Bunyi nafas wheezing (+) - Hb = 4,7 gr/dl - Terpasang O2 2 L/i

- Pasien terpasang transfuse darah (golongan darah O, no.bag

5-594P401D, 50 cc)

Anemia

tingkat Hb menurun

Suplai O2 ke sel darah menurun

Pernafasan cuping hidung

Bunyi nafas wheezing

Pola nafas tidak efektif

(22)

2

DS: -

DO :

- TB = 100 cm - BB = 17 kg - BBI = 20 kg - IMT = 17 (kurus) - CRT = < 3 detik - Pasien hanya

menghabiskan ½ porsi nasi (MB)

Anemia

Hb menurun

Defisiensi zat besi

Nafsu makan menurun

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Nutrisi kurang dari kebutuhan

MASALAH KEPERAWATAN Pola nafas tidak efektif

(23)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Pola nafas tidak efektif berhubungan denga kurangnya suplay oksigen ke sel darah

• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan absrpsi Nutrien yang di perlukan oleh tubuh

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari / tanggal

No. Dx

Perencanaan keperawatan

Rabu/ 19 juni 2013

1 Tujuan : pola nafas pasien kembali normal

kriteria hasil : mempertahankan pola pernafasan normal, bebas dispnea, sianosis

Rencana tindakan Rasional

Kaji / awasi frekuensi pernafasan, kedalaman, irama.perhatikan laporan dispnea atau penggunaan otot bantu. Pernafasan cuping hidung, gangguan

pengembangan dada.

Tempatkan pasien pada posisi nyaman, biasanya dengan kepala tempat tidur tinggi atau duduk tegak ke depan (beban berat pada tangan) kaki digantung.

Perubahan (seperti takipnea, dispnea,

penggunaan otot aksesori) dapat mengindikasikan berlanjutnya keterlibatan / pengaruh pernafasan yang membutuhkan upaya intervensi

Memaksimalkan ekspansi paru, menurunnya kerja pernafasan, dan

(24)

Anjurkan / bantu dengan teknis nafas dalam atau pernafasan bibir

Kaji respons pernafasan terhadap aktivitas

Berikan lingkungan yang tenang

Meningkatkan difusi gas dan ekspansi jalan nafas kecil

Penurunan oksigenasi selular menurunkan toleransi aktivitas

(25)

Perencanaan keperawatan dan rasional Hari/tanggal No.

Dx

Perencanaan keperawatan

19 juni 2013 2 Tujuan: kebutuhan nutrisi

terpenuhi

Kriteria hasil : • menunujukkan

peningkatan/mempertaha

nkan berat badan dengan

nilai laboratorium normal.

• tidak mengalami tanda malnutrisi.

• Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup

untuk meningkatkan dan

mempertahankan berat

badan yang sesuai

Rencana tindakan Rasional

Kaji riwayat nutrisi termasuk

makanan yang disukai

Observasi dan catat masukan

makanan pasien

Timbang berat badan setiap hari

Berikan makan sedikit dan

Mengidentifikasi

defisiensi menduga

kemungkinan

intervensi

Mengawasi masukan

kadar kalori atau

kualitas konsumsi

makanan

(26)

frekuensi sering

Konsul pada ahli gizi

Berikan obat sesuai indikasi.

penurunan berat

badan

Makan sedikit dapat

menurunkan

kelemahan dapat

meningkatkan

pemasukan

Membantu dalam

membuat rencana diet

untuk memenuhi

kebutuhan individual

Menurunkan resiko

(27)

PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari/tanggal No. Dx

Pukul Implementasi keperawatan

Evaluasi (SOAP)

Pukul : 13.00 WIB

Rabu, 19 juni 2013

1 09.00

10.00

10.30

11.30

12.00

Mengawasi

tanda-tanda vital T : 37,5℃,

HR : 110x/i,

RR : 32xit.Mukosa

bibir kering

Mengkaji frekuensi pernafasan dan . Pernafasan cuping hidung

RR = 32 x/i

Pernafasan cuping hidung (+)

Memantau cairan

infus RL 30 tts

mikro/menit, tetesan

infus lancar.

Menempatkan posisi pasien posisi semi fowler

Mengajarkan pasien teknik nafas dalam

S :-

O:

- RR = 32 x/i - Pernafasan cuping

hidung (+) - Terpasang O2

A : masalah sebagian teratasi

P: intervensi dilanjutkan

- Kaji TTV - Pemberian O2

(28)

Kamis, 20 juni 2013

2 09.30

10.00

12.00

13.00

Menimbang berat badan pasien

BB=17 kg

memberikan makan

sedikit dan frekuensi

sering seperti diet

yang di terimanya

(MB)

Mengobservasi dan

catat respon

terhadap pemberian

makanan

Jenis makanan MB,

dan di bantu dengan

cairan infus RL 30 tts

mikro/menit. Pasien

hanya menghabiskan

½ porsi

Memberikan obat

sesuai indikasi.

(cefotaxim 350 mg)

S : -

O:

- BB= 17 kg - Makan hanya ½

porsi nasi (MB)

A : masalah teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

- Timbang BB - Memberikan

Referensi

Dokumen terkait

4. Kaji respon pasien terhadap aktifitas. Dorong periode istirahat/batasi aktifitas sesuai toleransi pasien. Kaji tanda vital pasien berkala. Kolaborasi pemberian oksigen

dilakukan intervensi sesuai dengan kebutuhan dasar pasien, pada diagnosa pertama. penulis melakukan pemantauan terhadap pola pernapasan, dari hasil

Pengkajian yang dilakukan terhadap anak M pada tanggal 19 juni 2013 ditemukan perioritas masalah dengan kebutuhan dasar oksigenai berhubungan dengan penurunan komponen seluler

keperawatan pada pasien dengan masalah pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi...

Hubungan pasien baik dengan orang lain yang disekitarnya , pasien tidak pernah3. bermusuhan dengan

Keadaan umum pasien terlihat baik, namun terkadang pasien mengalami sesak bila diajak bebicara terlalu lama, nyeri yang dialami pasien masih dirasakan walaupun tidak terlalu

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan

Posisi semi fowler paling efektif bagi klien karena saat terjadi sesak nafas biasanya klien tidak dapat tidur dalam posisi berbaring, melainkan harus dalam