• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peta 6.1 Peta Wilayah Administrasi Subulussalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peta 6.1 Peta Wilayah Administrasi Subulussalam"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Visi : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas Dan Islami”

BAB VI

PROFIL KOTA SUBULUSSALAM

Profil Kota Subulussalam merupakan bagian yang penting dalam penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya, sebagai dasar perencanaan pembangunan infrastruktur pada masa yang akan datang. Bagian profil Kota Subulussalam pada RPI2JM Bidang Cipta Karya menggambarkan kondisi daerah dari berbagai aspek, yaitu gambaran kondisi geografis dan administrasi wilayah, demografi, topografi, geogidrologi, geologi, klimatologi serta kondisi sosial dan ekonomi.

6.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

Gambaran geografis dan administratif wilayah memberikan gambaran umum mengenai wilayah administratif Kota Subulussalam, sebagai dasar mengembangkan kawasan dan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

Secara geografis Kota Subulussalam terletak pada posisi 02 27 30 – 03 00 00 LU/North Latitude dan 0 97 45 00 – 98 10 00 BT/East Latitude. Kota Subulussalam dalam konstelasi regional berada di bagian perbatasan antara Provinsi Aceh dengan Provinsi Sumatera Utara, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: • Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Lawe Alas, Kabupaten Aceh

Tenggara dan Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara;

• Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat, Provinsi Sumatera Utara;

• Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Singkohor dan Kecamatan Suro, Kabupaten Aceh Singkil; dan

• Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Trumon dan Kecamatan Trumon Timur, Kabupaten Aceh Selatan.

Kota Subulussalam memiliki 5 Kecamatan dengan 82 Desa yaitu Kecamatan Simpang Kiri yang terdiri dari 17 Desa, yaitu Kecamatan Penanggalan yang terdiri dari 13 Desa, Kecamatan Rundeng yang terdiri dari 23 Desa, Kecamatan Sultan Daulat yang terdiri dari 19 Desa serta Kecamatan Longkib dengan 10 Desa.

Kota Subulussalam memiliki luas wilayah 1.391 km2 dengan luas

kecamatan yang terbesar adalah Kecamatan Sultan Daulat (±43,3%), sedangkan kecamatan dengan luasan terkecil adalah Kecamatan Penanggalan (±6,7%).

Untuk lebih jelasnya, peta kondisi adminstratif Kota Subulussalam dapat dilihat

pada lampiran.

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

(2)

Visi : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas Dan Islami”

Tabel 6.1 Nama Kecamatan, Luas wilayah dan Jumlah Kelurahan

No

Kecamatan

Jumlah

Kelurahan/Des

a

Luas Wilayah

(Km²)

% thd total

1

Simpang Kiri

17

213

15,3

2

Penanggalan

13

93

6,7

3

Rundeng

23

320

23,0

4

Sultan Daulat

19

602

43,3

5

Longkib

10

163

11,7

Kota Subulussalam

82

1.391

100,0

Sumber : BPS Subulussalamm Dalam Angka 2016.

Peta 6.1 Peta Wilayah Administrasi Subulussalam

(3)

Visi : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas Dan Islami”

Gambaran demografi wilayah Kota Subulussalam diperlukan sebagai dasar proyeksi demand infrastruktur Bidang Cipta Karya dan proyeksi kebutuhan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada masa yang akan datang.

Jumlah penduduk Kota Subulussalam dari tahun ke tahun terus mengalami

peningkatan. Kepadatan penduduk juga bertambah, perkembangan ini dapat

dilihat Pada Tabel 6.2.1

Sebagai landasan perencanaan pembangunan sanitasi di Kota Subulussalam, perlu

dibuat angka proyeksi untuk 5 tahun kedepan, dengan digunakan rumus

perhitungan sebagai berikut :

Pt = Po (1+r )t

Di mana; Pt = Jumlah penduduk tahun ke t

Po = Jumlah Penduduk awal

r = rata – rata pertumbuhan penduduk

t = Waktu (5)

Perhitungan didasarkan pada data hasil sensus tahun 2007, 2008, 2009, 2010

dan 2011, diperoleh nilai rata-rata pertumbuhan jumlah penduduk setiap tahun

sebesar 4,18 % , dengan hasil proyeksi jumlah penduduk mulai tahun 2012

sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 6.2.2

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

(4)

Visi : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas Dan Islami”

Tabel 6.2.1

Jumlah dan Kepadatan penduduk tahun terakhir

NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK (000) JUMLAH KK (000) TINGKAT PERTUMBUHAN KEPADATAN PENDUDUK

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015

1 SIMPANG KIRI 25.687 26.316 26.944 27.573 28.108 5.388 5.520 5.652 5.784 5.916 2,1 2,06 1,94 127 129 131

2 PENANGGALAN 10.695 10.956 11.217 11.479 11.879 2.402 2.556 2.310 2.864 2.818 7,58 4,73 3,48 131 123 127

3 RUNDENG 10.242 10.493 10.743 10.994 11.381 2.497 2.350 2.704 2.358 2.412 2,85 17,38 3,52 33 34 36

4 SULTAN DAULAT 12.074 12.369 12.665 12.960 13.132 2.659 2.724 2.789 2.854 2.919 4,07 17 1,33 23 22 22

5 LONGKIB 4.136 4.238 4.339 4.440 4.490 1.018 1.043 1.068 1.093 1.118 5,59 17,35 1,13 32 27 27

KOTA

Sumber : Subulussalam Dalam Angka 2016,

Tabel 6.2.2

Jumlah penduduk dan proyeksi 3 tahun

NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK (000) JUMLAH KK (000) TINGKAT PERTUMBUHAN KEPADATAN PENDUDUK

2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020 201 6

6.048 6.180 6.312 6.443 6.575 2,57 2,18 2,14 2,0 9

2,0 5

135 138 141 144 147

2 PENANGGALAN 12.40

2.472 2.526 2.580 2.633 2.687 1,04 2,18 2,14 2,0 9

2.466 2.519 2.573 2.627 2.681 1,00 2,18 2,14 2,0

8

2.984 3.049 3.114 3.179 3.244 3,19 2,18 2,14 2,0 9

2,0 5

(5)

Visi : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas Dan Islami”

5 LONGKIB 4.642 4.744 4.845 4.946 5.047 1.143 1.168 1.193 1.218 1.243 3,39 2,20 2,13 2,0 8

2,0 4

22 22 23 23 24

KOTA

SUBULUSSALAM

75.18 8

76.05 9

77.59 8

78.13 4

80.67 2

16.11 3

16.44 2

17.77 2

18.10 0

20.43 0

2,2 4

2,1 8

2,1 4

2,0 9

2,0 5

51 52 53 54 55

(6)

Visi : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas Dan Islami”

Kemiskinan

Indeks kedalaman kemiskinan (P1) merupakan ukuran rata rata kesenjangan pengeluaran masing masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di anatara penduduk miskin. Angka P1 Kota Subulussalam turun 0,04 % pada tahun 2015. Sedangkan angka P2 tetap. Hal ini berarti rata rata pengeluaran penduduk Kota Subulussalam semakin mendekati garis kemiskinan. Apabila angka tersebut dapat ditingkat, maka persentase penduduk miskin di Kota Subulussalam akan semakin berkurang.

Secara umum, pengeluaran masyarakat Kota Subulussalam untuk konsumsi barang bukan makanan. Pada tahun 2015, pengeluaran rata rata perkapita sebulan untuk barang makanan sebesar Rp. 278.333 manurun dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp.279.785.

Sementara pengeluaran rata rata perkapita sebulan untuk barang bukan makanan juga mengalami penurunan dari Rp.155.468 pada tahun2011 menjadi Rp.152.651 pada tahun 2015. Jika dilihat menurut kelompok barang makanan, konsumsi penduduk Subulussalam yang terbesar adalah untuk kelompok barang makanan padi padian (25,97%), tembakau (15,75%), dan ikan (14,91%). Sedangkan bila dilihat menurut kelompok barang bukan makanan, maka pengeluaran penduduk yang terbanyak ialah untuk perumahan, bahan bakar, penerangan dan air.

Tabel 6.2.3 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin Kota Subulussalam

tahun 2010-2015

T a h u n

Garis kemiskinan

(Rupiah/Kapita/B

ulan)

Penduduk Miskin

Jumlah (000)

Persentase

(1) (2) (3) (4)

2010

218,906

16,40

24,36

2011

238.423

16,50

23,92

2012

259.680

16,10

22,77

2013

241,189

15,00

20,69

2014

242,054

14,61

19,72

2015

244,628

15,25

20,39

Sumber : Profil Pembangunan Kota Subulussalam 2016.

(7)

Visi : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas Dan Islami”

Kemiskinan (P2)

Kota Subulussalam tahun 2011-2012

T a h u n

Kota Subulussalam

(1) (2)

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

September 2014 2,79

September 2015 3,43

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

September 2014 0,67

September 2015 0,91

Sumber : Profil Pembangunan Kota Subulussalam 2016.

6.3 Gambaran Topografi

Gambaran topografi diperlukan sebagai salah satu dasar pertimbangan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, termasuk keputusan pemilihan inovasi teknologi yang tepat untuk diterapkan.

Berdasarkan karakteristik topografisnya, Kota Subulussalam dikalsifikasikan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:

 Dataran Rendah yang menjadi dominasi karakteristik bentang alam Kota Subulussalam, dengan kemiringan 00 – 20 dengan prosentase luas terhadap

luas kota adalah 45%;

 Daerah/dataran Landai dengan kemiringan 20 – 50 dengan prosentase luas

terhadap luas kota adalah 10,80%; dan

 Dataran tinggi dengan kemiringan 50 – 150 dengan prosentase luas terhadap

luas kota adalah 26,45%.

 Dataran perbukitan dan pegunungan dengan kemiringan 150 – 1000, yaitu:

a. Daerah perbukitan dengan kemiringan 150 – 400 dengan prosentase

luas terhadap luas kota adalah 17%; dan

b. Daerah pegunungan terjal dengan kemiringan melebihi 400 dengan

prosentase luas terhadap luas kota adalah 1,12%.

6.4 Gambaran Geohidrologi

Gambaran geohidrologi diperlukan untuk mengetahui kondisi sumber air baku, kondisi penggunaan air tanah di Kota Subulussalam sebagai dasar pertimbangan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

(8)

Visi : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas Dan Islami”

Potensi hidrologi cukup penting untuk menunjang pembangunan, baik untuk kepentingan irigasi, air minum (sanitasi), transportasi, maupun untuk kepentingan lainnya. Kota Subulussalam memiliki potensi terkait dengan hal ini. Sumberdaya air di Kota Subulussalam meliputi air permukaan yaitu air sungai dan rawa, serta air tanah yang bersumber dari mata air. Salah satu potensi sumberdaya air adalah Sungai Besar Lae Soraya yang memiliki hulu di Lawe Alas Aceh Tenggara. Selain Lae Soraya, terdapat beberapa sungai lainnya dengan kapasitas yang lebih kecil serta anak-anak sungai yang tersebar di Kota Subulussalam. Secara umum, karakteristik sungai-sungai di Kota Subulussalam berkelok pendek sehingga sering menimbulkan bencana genangan/luapan sungai, namun dengan lebar sungai yang sangat memadai seperti Lae Soraya, beroptensi untuk dijadikan sebagai media transportasi sungai. Sungai-sungai di Kota Subulussalam belum bertanggul, juga sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya bencana genangan akibat luapan sungai.

Dalam hal pengelolaan Wilayah Sungai (WS), Kota Subulussalam termasuk ke dalam WS Alas-Singkil sebagai WS lintas provinsi karena menjadi sumber air bagi Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara. Oleh karenanya, pengelolaan WS yang melintasi Kota Subulussalam ini menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi, yang didasarkan pada Permen PU No.11A/PRT/M/2006.

Terdapat 4 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terkait dengan Kota Subulussalam, yaitu DAS Lawe Alas, DAS Trumon, DAS Simpang Kanan, dan DAS Simpang Kiri. Aliran sungai yang melintasi wilayah Kota Subulussalam adalah:

1. Sungai Lae Soraya yang merupakan sungai besar yang melintasi Kota Subulussalam di batas barat kota, mengalir dari utara ke selatan melalui Kecamatan Sultan Daulat, Kecamatan Rundeng dan Kecamatan Longkip hingga Kabupaten Aceh Singkil.

2. Sungai Lae Kombih yang membentang dari timur ke barat kota, mengalir dari Provinsi Sumatera Utara melintasi Kecamatan Penanggalan, Kecamatan Simpang Kiri dan Kecamatan Rundeng, bermuara pada Sungai Lae Soraya di Kecamatan Rundeng.

3. Sungai Lae Batu-Batu mengalir melintasi Kecamatan Sultan Daulat dan Kecamatan Rundeng, memiliki hulu di Kecamatan Sultan Daulat dan bermuara di Lae Belegen, Menuju Lae Soraya.

(9)

Visi : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas Dan Islami”

5. Sungai Lae Belegen yang mengalir dari Kecamatan Simpang Kiri menuju Kecamatan Rundeng dan bermuara di Sungai Lae Soraya.

6. Sungai Lae Sarkea yang merupakan daerah hulu, mengalir dari Kecamatan Penanggalan menuju Kecamatan Simpang Kiri dan bermuara di Sungai Lae Belegen.

7. Sungai Lae Penuntungan di Kecamatan Penanggalan, bermuara di Sungai Lae Sireprep.

8. Sungai Lae Sireprep yang merupakan daerah hulu di Kecamatan Penanggalan, mengalir menuju Kecamatan Simpang Kiri dan bermuara di Sungai Lae Belegen.

Tabel 6.4 Daerah aliran sungai (DAS) di wilayah Kota Subulussalam

N

o

Nama DAS

Luas (Ha)

1

Sungai Lae Souraya

22,07

2

Sungai Lae Kombih

9,64

3

Sungai Lae Batu-Batu

8,40

4

Sungai Lae Biski

1,24

5

Sungai Lae Belegen

1,68

6

Sungai Lae Sarkea

2,20

7

Sungai Lae Penuntungan

0,97

8

Sungai Lae Sireprep

0,35

Kota Subulussalam

46,54

Sumber : Draft RTRW Kota Subulussalam Tahun 2014

6.5 Gambaran Geologi

Gambaran geologi diperlukan untuk mengetahui kondisi tingkat kerawanan bencana suatu wilayah dan untuk menentukan pilihan geologi yang tepat guna bagi pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

Beberapa jenis tanah yang membentuk struktur tanah di Kota Subulussalam terdiri atas jenis tanah komplek PMK dan litosol, podsolik merah kuning (PMK), organosol dan glei humus, komplek PMK, litosol dan latosol. Jenis tanah PMK mendominasi pada wilayah utara dan timur Kota Subulussalam, sementara jenis tanah Organosol dan Glei Humus mendominasi jenis tanah di wilayah selatan dan barat Kota Subulussalam. Hanya sedikit saja sebaran jenis tanah PMK, Listosol dan

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

(10)

Visi : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas Dan Islami”

Latosol. Adapun karakteristik khas jenis tanah di Kota Subulussalam adalah sebagai berikut :

 Podsolik Merah Kuning (PMK) memiliki karakteristik keadaan tekstur tanah liat, porositas jelek dan mudah larut. Kandungan bahan organic pada jenis tanah ini hanya sekitar 10%, serta memiliki kandungna unsur hara yang rendah. Permeabilitas tanah sedang hingga agak lambat, serta memiliki daya menahan air yang kurang baik serta peka terhadap erosi;

 Organosol, tersusun dari bahan organik atau campuran bahan mineral dengan bahan organik. Ketebalan minimum 40 cm dan paling sedikit mengandung 30% bahan organik atau lebih 20% bila berpasir. Warna tanah gelap, pH rendah, drainase terhambat sampai sangat terhambat. Bila hendak digunakan untuk pertanian memerlukan drainase/irigasi;dan

 Latosol, merupakan tanah yang miskin akan zat hara terutama zat Pospat, Kalium dan Nitrogen dan rendah kadar humusnya, bersifat butir, teduh dan mantap, tidak ploistis (lembut) serta tahan terhadap erosi. Jenis tanah ini dapat diolah untuk pertanian sepanjang tahun.

Sifat tanah yang mudah longsor menjadi salah satu kendala dalam pengembangan Kota Subulussalam, begitu pula dengan sifatnya yang menghambat drainase.

Ditinjau dari struktur geologis, Kota Subulussalam memiliki struktur geologi yang terdiri atas arrenite sandstone, boulder-sandstone, conglomerate, sandstone, tuff, volcanic rock. Dari beragamnya struktur geologis tersebut, Kota Subulussalam didominasi oleh struktur geologi conglomerate. Sedangkan struktur geologi yang memiliki komposisi terkecil adalah tuff.

Struktur arrenite sandstone mendominasi di wilayah perbukitan di bagian timur Kota Subulussalam beserta dengan struktur sandstone, yaitu di Kecamatan Penanggalan. Struktur conglomerate yang mendominasi struktur geologi Kota Subulussalam tersebar di seluruh kecamatan, dengan dominasi pada Kecamatan Simpang Kiri. Komposisi tuff dan volcanic rock mendominasi di bagian utara pada areal hutan yakni di Kecamatan Sultan Daulat. Sementara komposisi boulder-sandstone mendominasi areal di samping sungai-sungai yang melintasi Kota Subulussalam, terutama sungai Lae Kombih, Lae Soraya, Lae Belegen, dan Lae Batu-batu.

(11)

Visi : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas Dan Islami”

Gambaran Klimatologi diperlukan sebagai pertimbangan perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, baik dari segi pertimbangan waktu serta pertimbangan penerapan teknologi tepat guna.

Di daerah perencanaan belum ada fasilitas pemantau cuaca yang standar sehingga informasi tentang iklim di daerah Kota Subulussalam masih sangat terbatas dan untuk mendapatkan gambaran tentang iklim di wilayah Kota Subulussalam menggunakan data sekunder. Data Klimatologi daerah berdasarkan pada pengamatan yang tercatat pada stasiun Klimatologi Kampung Mesjid Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2004. Berdasarkan pengamatan yang tercatat, KelativeKre bulanan disetiap bulannya dengan perbedaan tidak begitu menyolok, yaitu berkisar antara 29,6 – 33,2 °C dengan temperature udara maksimum mencapai 33.2 °C. Kelembaban udara Kelative berkisar antara 97 – 100 persen dengan kelembaban maksimum terjadi pada bulan Juli – September dan Nopember – December. Kecepatan bulanan berkisar antara 50,3 Km/hari – 79,1 Km/hari serta penyinaran matahari rata-rata bulanan berkisar antara 3 – 6 jam/hari 36 – 73%.

Keadaan iklim Kota Subulussalam sangat dipengaruhi oleh Kelati musim yang bertiup dengan kecepatan rendah sampai sedang yang Kelati dari arah barat laut dan barat daya, dan biasanya akan dimulai pada bulan Nopember sampai bulan Mei, maka iklim yang ditandai dengan keadaan suhu yang Relative tinggi, kelembaban udara tinggi disertai dengan intensitas hujan yang tinggi pula.

6.7 Kondisi Sosial dan Ekonomi

Menjabarkan kondisi kondisi sosial yang menonjol seperti adat istiadat masyarakat Kota Subulussalam sedangkan gambaran ekonomi menjabarkan data dan informasi kondisi ekonomi daerah. Kondisi perekonomian daerah mencakup kondisi perkembangan PDRB, laju tingkat investasi (ICOR), laju inflasi daerah, dan potensi ekonomi (pertanian, pertambangan, industri, perdagangan dan jasa, pariwisata).

Pada bidang sosial dan budaya, didapatkan data bahwa di Kota Subulussalam

terdapat 79 SD, 5 MI, 19 SLTP, 11 MTs; 8 SMA dan SMK 4.

Tabel 6.7.1 Fasilitas Pendidikan di Kota Subulussalam

NO SEKOLAH SD MI SMP MTs SMA SMK

1

Simpang Kiri

20

3

7

3

6

1

2

Penanggalan

12

1

6

4

2

1

3

Sultan Daulat

15

1

3

1

1

1

4

Rundeng

22

-

3

3

1

1

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

(12)

Visi : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas Dan Islami”

5

Longkib

10

-

2

-

1

-Jumlah

79

5

19

11

8

4

Sumber : Profil Pembangunan Kota Subulussalam 2016.

Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan data makro yang disusun untuk mengetahui kondisi dan perilaku ekonomi suatu wilayah. Dilihat dari sisi lapangan usaha PDRB merupakan jumlah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam suatu wilayah tertentu. Dari sisi penggunaan, merupakan seluruh nilai barang dan jasa produk domestik yang dikonsumsi akhir oleh masyarakat yang terdiri dari unit ekonomi rumah tangga, luar negeri, pemerintah dan sektor usaha. Dari sisi pendapatan merupakan besaran pendapatan yang diterima oleh faktor faktor produksi sebagai balas jasa atas keterlibatannya dalam kegiatan ekonomi disuatu wilayah.

PDRB Kota Subulussalam atas dasar harga berlaku (PDRB ADHB) mengalami peningkatan dari tahun 2014 ke 2015 dari sebesar 397.655,10 juta rupiah menjadi 443.583,10 juta rupiah. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan volume perdagangan barang dan jasa serta kenaikan harga dari tahun 2014 hingga 2015. PDRB Kota Subulussalam atas dasar harga konstan (PDRB ADHK) pada periode yang sama juga mengalami peningkatan dari sebesar 276.339,6 juta rupiah pada tahun 2014 menjadi senilai 292.964,8 juta rupiah pada tahun 2015. Peningkatan PDRB atas dasar harga konstan ini menunjukkan peningkatan volume produksi barang dan jasa secara riil, karena sudah terbebas dari pengaruh kenaikan harga. Struktur lapangan usaha masyarakat Kota Subulussalam dapat dilihat dari besaran kontribusi masing masing lapangan usaha terhadap pembentukan PDRB Kota Subulussalam. Pada tahun 2014 - 2015 atas dasar harga berlaku peningkatan sebesar 1.114.933 juta rupiah menjadi 1.291.585,7 juta rupiah. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan volume perdagangan barang dan jasa, peningkatan sektor keuangan serta kenaikan harga dari Tahun 2014 hingga 2015.

PDRB Kota Subulussalam atas dasar harga Konstan (PDRB ADHK) pada Periode yang sama juga mengalami peningkatan dari sebesar 1.033.527,9 juta rupiah pada Tahun 2014 menjadi senilai 1.142.556,5 juta rupiah pada Tahun 2015.

Peningkatan PDRB atas dasar harga konstan ini menunjukkan peningkatan volume produksi barang dan jasa secara rill, karena sudah terbebas dari pengaruh kenaikan harga.

(13)

Visi : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas Dan Islami”

Subulussalam.

Pada Tahun 2015 sektor Pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar dari PDRB dengan kontribusi sebesar 22,96%, kemudian sektor perdagangan besar dan eceran dan sektor konstruksi masing-masing menyumbang 16,46% dan 14,42% hotel.

Laju pertumbuhan PDRB tertinggi terdapat pada sektor Jasa keungan dan asuransi sebesar 13,49% disusul oleh sektor penyediaan Akomodasi dan makan minum konstruksi sebesar masing-masing 9,36% dan 8,96%. Sedangkan laju pertumbuhan yang paling rendah terdapat pada sektor administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan sosial wajib sebesar 1,36%.

Tabel 6.7.2 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku menurut

lapangan usaha Di Kota Subulussalam, tahun 2012-2015 (jutaan rupiah)

Lapangan Usaha

2012

2013

2014

2015

(1) (2) (3) (4) (5)

Pertanian

256,759.1

271,639.1

285,500.3

296,491.8

Perdagangan

&

Penggalian

99,480.2

84,160.2

74,883.6

72,297.4

Industri pengolahan

130,658.6

148,153.8

163,956.0

178,822.4

Pengadaan

Listrik

Konstruksi

124,073.2 146,021.7 167,106.4 186,301.9

Perdagangan Besar,

Real Estate

34,434.9 37,043.2 41,526.3 46,295.6

Jasa Perusahaan

3,118.0 3,366.7 3,588.4 3,945.5

Administrasi

Pemerintahan,

Pertahanan, Sosial

67,404.7 73,211,9 79,621.6 78,979.1

Jasa Pendidikan

21,243.9 22,951.4 25,007.4 27,621.1 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

(14)

Visi : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas Dan Islami”

Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial

20,717.1 22,506.2 25,138.8 28.21.9

Jasa Lainnya

5,748.2 6,150.6 6,603.8 7,446.1

Jumlah

1,035,824.3 1,114,933.

Sumber : Profil Pembangunan Kota Subulussalam 2016.

Tabel 6.7.3 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 menurut

lapangan usaha di Kota Subulussalam, tahun 2012-2015 (juta rupiah)

Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5)

Pertanian 245,756.9 252,407.8 259,854.6 266,888.7 Perdagangan & Penggalian 100,660.3 97,948.3 97,722.2 98,686.8 Industri pengolahan 120,841.4 129,894.0 138,731.4 147,429.3 Pengadaan Listrik dan Gas 1,095.6 1,157.7 1,205.4 1,280.7 Pengadaan Air, Pengolahan

Sampah, Limbah

147.5 157.1 165.9 175.5

Konstruksi 115,617.8 129,627.8 142,416.8 155,176.8

Perdagangan

Besar,

Informasi dan Komunikasi 33,759.9 34,969.5 37,854.8 41,259.1 Jasa Keuangan dan Asuransi 10,592.5 12,867.9 14,156.8 16,066.6 Real Estate 32,849.6 34,352.3 36,889.9 40,054.4 Jasa Perusahaan 2,946.9 3,093.6 3,228.3 3,425.0 Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan, Sosial

65,240.0 66,772.5 69,931.3 68,976.7 Jasa Pendidikan 20,936.8 21,774.3 22,753.3 24,562.3 Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial

19,955.9 22,280.2 22,792.9 24,762.7 Jasa Lainnya 5,382.6 5,670.5 5,974.9 6,511.4 J u m l a h 948,713.3 1,033,527

Sumber : Profil Pembangunan Kota Subulussalam 2016.

Tabel 6.7.4 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

Konstan 2010 Menurut lapangan usaha di Kota Subulussalam Tahun 2012-2015

Lapangan Usaha

2012

2013

2014

2015

(1) (2) (3) (4) (5)

Pertanian 2.38 2.71 2.95 2.71

Perdagangan & Penggalian -7.41 -2.69 -0,23 0,99

(15)

Visi : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas Dan Islami”

Pengadaan Listrik dan Gas 7.95 5.66 4.12 6.25 Pengadaan Air, Pengolahan

Sampah, Limbah

6.62 6.52 5.59 5.79

Konstruksi 14.15 12.12 9.87 8.96

Perdagangan Besar, Eceran,

Informasi dan Komunikasi 7.55 3.58 8.25 8.99 Jasa Keuangan dan Asuransi 4.15 21.48 10.02 13.49

Real Estate 4.69 4.57 7.39 8.55

Jasa Perusahaan 5.00 4.98 4.35 6.09

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, Sosial

2.61 2.35 6.68 -1,36

Jasa Pendidikan 4.00 4.00 4.50 7.95

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

8.55 6.64 7.10 8.65

Jasa Lainnya 5.35 5.37 5.37 8.98

J u m l a h 4.68 4.96 5.26 5.03

Sumber : Profil Pembangunan Kota Subulussalam 2016.

6.8 Potensi Ekonomi Kota Subulussalam

Perekonomian Kota Subulussalam semakin meningkat setiap tahunnnya. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang menunjukan peningkatan. Namun pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu di nikmati oleh masyarakat Kota Subulussalam apabila surplus usaha masih dibelanjakan di luar Kota Subulussalam.

Nilai Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 296,491.8 juta sedangkan harga konstan sebesar Rp. 266,888.7 juta. Sementara itu kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB atas dasar harga masih didominasi oleh sektor pertanian yang mencapai 2.71 persen, dan kontribusi terkecil adalah sektor Administrasi Pemerintahan, pertahanan, sosial -1,36, Perdagangan dan Penggalian yang hanya mencapai 0,99 persen.

Pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Kota Subulussalam mencapai 5,03 persen menurun dari tahun sebelumnya yaitu 5,26 persen. Pertumbuhan sub sektor listrik mencapai 6,25 persen. Hal ini dapat kita lihat bahwa pemerataan listrik sudah mencapai desa desa yang sulit. Sedangkan pertumbuhan pada sektor pertanian yaitu 2,71 persen. Dapat dilihat pada tabel 6.7.4.

6.9 Potensi Pertanian dan Palawija Subulussalam

Subulussalam yang memiliki potensi pertanian yang cukup baik. Luas panen Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

(16)

Visi : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas Dan Islami”

lahan sawah mencapai 4.084 Ha dengan total produksi mencapai 7.468 ton, Untuk keterangan lebih luas dapat dilihat pada tabel 6.9.1

Tabel 6.9.1 Luas Panen,Produksi dan Produktivitas padi (Padi sawah)

4.173 4,2 668 2.564 3,4

2014 80

7

347,01 0,043 770 292,60 0,38

2013 86

6

3.982 4,598 322 1.366 4,24

Sumber : Profil Pembangunan Kota Subulussalam 2016.

Adapun selain potensi pertanian, Subulussalam memiliki potensi palawija yang baik. Komoditi Jagung dan Kacang kedelai. Luas lahan panen jagung mencapai 870 Ha dengan total produksi mencapai 4.904 ton, sedangkan kacang kedelai dengan luas lahan panen mencapai 42 Ha dengan total produksi mencapai 42 ton. Untuk keterangan lebih luas dapat dilihat pada tabel 6.9.2

Tabel 6.9.2 Luas Penen, Produksi, dan Produktivitas Jagung dan Kedelai menurut kecamatan di Kota Subulussalam Tahun 2015

(17)

Visi : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas Dan Islami”

L o n g k i b 56 165 3 36 36 1

2015 870 4.904 4,6 42 42 3

2014 249 104,5

8

0,42 46 6,9 1,50

2013 439 1.870 4,25 24 35 1,45

Sumber : Profil Pembangunan Kota Subulussalam 2016.

6.10 Potensi Perkebunan Kota Subulussalam

Potensi Subulussalam yang paling menonjol adalah perkebunan kelapa sawit dan Karet. Pada saat ini luas areal tanam kelapa sawit milik rakyat mencapai 17.257 Ha dimana yang luas tanaman menghasilkan sebesar 9.452 Ha atau 54,07%. Sementara itu total produksi 31.490 ton/tahun. Jika dilihat dari produktivitas perkebunan rakyat pada tahun 2015 mencapai 2,89 ton/Ha. Untuk keterangan lebih luas dapat dilihat pada tabel 6.10.1

Tabel 6.10.1 5Luas, Produksi dan Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat

Tahun 2015

Kecamatan Luas tanam (Ha) Produksi (ton) Produktivitas

(ton/Ha)

Simpang Kiri 4.800 9.452 2,90

Penanggalan 2.242 4.930 2,92

Rundeng 4.267 7.072 2,82

Sultan Daulat 2.986 3.893 2,82

Longkib 2.962 6.143 2,97

Tahun 2015 17.257 31.490 2,89

Tahun 2014 10.768 31.435 2,91

Tahun 2013 16.593 126.829

-Sumber : Profil Pembangunan Kota Subulussalam 2016.

Selain potensi kelapa sawit Subulussalam juga masih memiliki potensi perkebunan lainnya, seperti karet, kakao dan kelapa dalam. Pada tahun 2015 luas areal tanaman karet mencapai 4.061 Ha dengan luas tanaman yang sudah menghasilkan mencapai 2.100 ton.

Kecamatan Simpang Kiri memiliki luas perkebunan karet paling besar yang mencapai 1.050 Ha. Sedangkan kecamatan Rundeng memiliki luas terkecil perkebunan karet yang hanya mencapai 441 Ha. Perkebunan karet di Subulussalam masih dikelola oleh masyarakat belum ada perusahaan yang Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

(18)

Visi : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas Dan Islami”

memiliki perkebunan karet di daerah ini.

Kecamatan Sultan Daulat yang memiliki luas tanam 853 Ha namun produksinya mencapai 525 ton sehingga produktivitasnya mencapai 0,8 ton/Ha. Berkurangnya luas areal karet disebabkan oleh berpindahnya petani ke perkebunan kelapa sawit, serta berkurangnya intensifnya pemeliharaan dan penyuluhan perkebunan karet sehingga produksi rendah. . Untuk keterangan lebih luas dapat dilihat pada tabel 6.10.2

Tabel 6.10.2 Luas tanam, Produksi dan produksivitas Perkebunan Karet Rakyat

Subulussalam Tahun 2015

Kecamatan Luas tanam (Ha) Produksi (ton) Produktivitas

(ton/Ha)

Simpang Kiri 1.050 642 0,755

Penanggalan 496 217 0,748

Rundeng 441 135 0,730

Sultan Daulat 853 525 0,750

Longkib 1.221 581 0,724

Tahun 2015 4.061 2.100 0,743

Sumber : Profil Pembangunan Kota Subulussalam 2016.

6.11 Potensi Jasa dan Perdagangan

Kota Subulussalam merupakan daerah yang strategis, dimana para pengguna jalan yang akan menuju Aceh maupun Medan akan melewati Kota Subulussalam, sehingga sektor perdagangan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Pada saat ini sarana perdagangan yang memiliki izin usaha di Kota Subulussalam antara lain toko berjumlah 165 unit, kios 388 unit, warung 280 unit dan rumah makan/restoran berjumlah 53 unit dan swalayan 3 unit.

Jika dilihat persebaran sarana perdagangan paling banyak tersebar di Kecamatan Simpang Kiri yang berjumlah 98 unit. Hal ini dikarenakan pusat Pemerintahan dan pusat Kota terletak di Kecamatan Simpang Kiri sehingga arus perdagangan cukup tinggi. Untuk keterangan lebih luas dapat dilihat tabel dibawah ini.

(19)

Visi : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas Dan Islami” mengundang investor sektor transportasi membuka cabang di Kota Subulussalam. Tercatat 3 (tiga) dealer motor yang beroperasi, yaitu : CV.Suzuki Kembar, PT. Alpha Scorp dan CV. Agung Honda. Selain itu juga banyak jasa penjualan motor bekas, diantaranya Ikhwan Motor dan Jasa Abang Motor.

Sementara itu potensi yang menjanjikan di Kota Subulussalam juga memunculkan potensi Asuransi. Tercatat 4 (empat) Perusahaan Asuransi yang beroperasi yaitu : PT. Asuransi Bumi Putera, PT. Adira Finance, PT. SMS Finance, PT. Jasa Arta Finance. Selain itu Bank Bank juga sudah banyak di Kota Subulussalam, antara lain : PT. Bank Aceh 1 unit, PT. Bank BRI 3 unit, PT. Bank Mandiri Syariah 1 unit. Untuk keterangan lebih luas dapat dilihat tabel dibawah ini.

Tabel 6.11.2 Statistik Perbankkan Kota Subulussalam Tahun 2015 (Keadaan Dana Perbankkan)

N

O

Nama Bank

Keadaan Dana Perbankkan (Rp.000)

Tabungan G i r o Deposito

1 Bank BRI Kantor Cabang Pembantu Sumber : Profil Pembangunan Kota Subulussalam 2016.

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

(20)

Visi : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas Dan Islami”

Tabel 6.11.2 Statistik Perbankkan Kota Subulussalam Tahun 2015 (Keadaan Jumlah Nasabah)

N O

Nama Bank Keadaan Dana Perbankkan (Rp.000)

Tabungan G i r o Deposito

1 Bank BRI Kantor Cabang Pembantu

7.148 235 26

2 Bank BRI Unit

Subulussalam

10.954 30 9

3 Bank BRI Unit Siaga 5.645 21 20

4 Bank Aceh Cabang

Sumber : Profil Pembangunan Kota Subulussalam 2016.

6.12 Potensi Pertambangan

Kota Subulussalam ternyata tidak hanya memiliki potensi di sektor Perkebunan namun juga memiliki potensi sektor pertambangan. Saat ini tercatat 5 (lima) perusahaan pertambangan yang beroperasi di Subulussalam, walaupun hanya 1 (satu) perusahaan yang melakukan izin produksi, sedangkan perusahaan lainnya masih izin eksploitasi.

Perusahaan pertambangan yang beroperasi di Kota Subulussalam masih mengeksplorasi jenis galian bijih besi DMP, Batubara dan Galena DMP yang tersebar di Kecamatan Penanggalan, Kecamatan Longkib dan Kecamatan Sultan Daulat. Eksplorasi batubara dilakukan oleh PT. Olaga Prima dengan lokasi eksplorasi di Kecamatan Longkib. Sedangkan PT. Densuko Naniko melakukan eksplorasi galena DMP yang berlokasi di Kecamatan Sultan Daulat.

Sementara itu eksplorasi bijih besi DMP dilakukan sebanyak 4 (empat) perusahaaan yang semua izin operasi di Kecamatan Penanggalan. Pada saat ini PT. Estamo Mandiri sudah melakukan izin produksi bijih besi DMP yang berlokasi Kecamatan Penanggalan dengan luas areal produksi 600 Ha. Untuk keterangan lebih luas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 6.12.1 Perusahaan Pertambangan di Kota Subulussalam tahun 2015

Nama Perusahaan

Jenis Galian

L o k a s i

(21)

Visi : “Subulussalam Sejahtera, Berkualitas Dan Islami”

PT. Estamo Mandiri

Bijih besi

Penanggalan

PT. Tuah Ranub Lampuan

Bijih besi

Penanggalan

PT. Pilar Emas Indah

Bijih besi

Penanggalan

Sumber : Profil Pembangunan Kota Subulussalam 2016.

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Gambar

Tabel 6.1 Nama Kecamatan, Luas wilayah dan Jumlah Kelurahan
Tabel 6.2.1
Tabel 6.2.3 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin Kota Subulussalam
Tabel 6.7.1 Fasilitas Pendidikan di Kota Subulussalam
+7

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin guru dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Simpang Kiri

melalui sistem pengadaan secara elektronik LPSE KOTA SUBULUSSALAM untuk paket pekerjaan " Pembangunan Jalan Usaha Tani Desa Lae Oram Kecamatan Simpang Kiri

Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat merupakan ibukota Kabupaten dan terdiri dari 6 (enam) desa yaitu : desa Boangmanalu, desa Kuta Tinggi, desa Penanggalan Binanga Boang,

Kondisi kebun Desa Kampung Baru Kecamatan Simpang Empat yang bersih dari pohon lain. Kondisi kebun Desa Silomlom Kecamatan Simpang Empat yang tdak dijumpai

Dalam hal ini capaian tujuan yang ingin diperoleh yaitu pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah pusat melalui program bantuan PKH di Kecamatan Simpang Kiri Kota

Dalam pengembangan kawasan pariwisata berupa kawasan cagar budaya ini direncanakan di Kecamatan Berastagi (Desa Sempajaya), Kecamatan Simpang Empat (Desa Lingga), dan Kecamatan

1. Bahwa pada pemilihan umum Tanggal 9 April di TPS 2 dan 3 Desa Subulussalam, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam Provinsi Aceh.. terdapat pemilih

14 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data peneltian, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat kinerja guru Penjasorkes MTsN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam