• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS ( Renstra ) KECAMATAN CIBINONG TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS ( Renstra ) KECAMATAN CIBINONG TAHUN"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS

( Renstra )

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

TAHUN 2014

KECAMATAN CIBINONG

TAHUN 2013 - 2018

(2)

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Rencana Strategis Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2013– 2018 , sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010.

Renstra SKPD ini memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor, serta berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2009 – 2013 (Revisi Tahun 2011) menindaklanjuti revisi yang dilakukan pula pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di tingkat pusat dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di tingkat Provinsi Jawa Barat, yang diharapkan mampu memberikan kontribusi akseleratif pada proses pembangunan di Kabupaten Bogor melalui Penyelengaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat..

Renstra dilakukan sesuai dengan perkembangan dinamika dan penetapan serta pencapaian indikator sasaran, program dan kegiatan bagi penyelenggaraan penyuluhan, yang dituangkan melalui penyesuaian indikator sasaran dari 12 indikator menjadi 3 indikator kinerja, serta penyesuaian pada beberapa indikator kinerja program dan kegiatan lainnya, yang berimplikasi terhadap perubahan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Penetapan Kinerja (Tapkin) Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2013 – 2018.

Cibinong, 2014

CAMAT CIBINONG

Drs. Bambang Widodo Tawekal, M.si

(3)

Halaman Kata Pengantar ... i Daftar Isi ... ii BAB I. PENDAHULUAN ... 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Landasan Hukum ... 2

1.3. Maksud dan Tujuan ... 3

1.4. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN CIBINONG KABUPATEN BOGOR 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ... 6

2.2. Sumberdaya Kecamatan ... 2.3. Kinerja Pelayanan Kecamaatan ……...16

2.4. Tantangan dan Peluang Kecamatan…………...16

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI .... 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan FungsI………..20

3.2. Telaahan Visi, Miisi dan Program Kepala Dearah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih.………20

3.3. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis……….23

3.4. Penentuan Isu-isu Strategis………...30

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Kecamatan Cibinong...35

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah ...36

4.3. Strategi dan Kebijakan...40

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF ...42

(4)

PADA TUJUAN DAN SASARAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BOGOR

... ... 43 BAB.VII. PENUTUP...45

(5)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Jumlah Pegawai Kecamatan Cibinong

Tabel 2.2. Jumlah pegawai Kecamatan Cibinong yang menduduki Jabatan dan Staf Tahun 2014

Tabel 2.3. Jumlah Pegawai Kecamatan Cibinong berdasarkan pangkat/Golongan tahun 2013

Tabel 2.4. Jumlah pegawai Kecamatan Cibinong berdasarkan Pendidikan tahun 2013 Tabel 2.5. Jumlah Pegawai Kecamatan Cibinong berdasarkan kesarjanaan

Tabel 2.6. Jumlah pegawai Kecamatan Cibinong yang mengikuti Diklat Pim Tabel 2.7. Anggaran dan Realisasi Tahun 2011- 2013

Tabel 2.8. Sarana Kerja Kecamatan

Tabel 2.9 Pencapaian Kinerja Pelayanan pada Kecamatan Cibinong 2014 - 2018 Tabel 2.10. Anggaran dan Realisasi Pendanaan pada Kecamatan Cibinong

Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Kecamatan Cibinong Tabel 5.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran,

dan Pendanaan Indikatif Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor 2014-2018 Tabel 6.1 Indikator Kinerja Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor yang Mengacu

(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Struktur Organisasi Kecamatan Cibinong

DAFTAR LAMPIRAN 1. Tabel Kinerja Pelayanan Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor

2. Tabel Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor 3. Tabel Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor

(7)

Indikatif Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor

6. Tabel Indikator Kinerja Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupatn Bogor

(8)

LAMPIRAN : KEPUTUSAN BUPATI BOGOR

NOMOR :

TANGGAL :

RENCANA STRATEGI KECAMATAN CIBINONG KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013 - 2018

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) merupakan unsure penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dalam upaya mencapai keberhasilanya perlu di dukung dengan perencanaan yang baik sesuai dengan Visi dan Misi organisasi. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui perencanaan strategi yang merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat untuk diimplementasikan oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 mengamanatkan bahwa setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) diwajibkan menyusun rencana strategis yang selanjutnya disebut RENSTRA SKPD. RENSTRA SKPD memuat Visi, Misi, Tujuan , strategi, Kebijakan, Program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya. berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif. Sementara itu undang – undang Nomor 25 Tahun 2014 menyebutkan bahwa Renstra SKPD merupakan dokumen perncanaan SKPD untuk periode 5 ( lima ) tahun.

Dalam ketentuan lainnya yaitu Inpres Nomor. 7/1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah disebutkan bahwa perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional,dan global, dan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan dokumen Rencana strategis setidaknya memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran), yang memuat kebijakan, program dan kegiatan.

(9)

Terkait dengan penyusunan Renstra SKPD, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 telah mengatur bahwa RPJMD yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah harus menjadi pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD. Visi, Misi, Tujuan, Strategi dan kebijakan yang tertuang di dalam Renstra SKPD dirumuskan dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran program yang ditetapkan dalam RPJMD.

Pemerintahan Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) Tahun 2013 – 2018 yang dituangkan dalam peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013 – 2018. RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013 – 2018 adalah dokumen perncanaan daerah untuk periode 5 ( lima ) tahunan sebagai Visi,Misi dan Program Kepala Daerah.

Berdasarkan uraian diatas, maka Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor sebagai salah satu SKPD dilingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor menyusun dan menetapkan Renstra Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor Tahu 2013 – 2018 dengan berpedoman pada RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013 – 2018. Selanjutnya Renstra Kecamatan Cibinong yang telah ditetapkan harus menjadi pedoman dalam penyusunan Renja Kecamatan Cibinong yang merupakan dokumen perncanaan tahunan dan penjabaran dari perencanaan periode 5 ( lima ) tahunan.

1.2. LANDASAN HUKUM

Landasan hokum penyusunan Renstra Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2013 – 2018 adalah sebagai berikut :

1. Undang- undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah – daerah lingkungan Provinsi Djawa Barat ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 8 ) sebagaimana telah diubah dengan Undang – undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang. 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

(10)

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

5. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2008 Tentang Disiplin Jam Kerja bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Departemen Dalam Negeri

8. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah.

9. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 16 Tahun 2010 tentang Perubahan Perda Nomor 7 Thun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bogor tahun 2008-2013.

10. Peraturan Bupati Bogor Nomor 65 Tahun 2010, Tentang Pendelegasian Kewenangan Penandatanganan Dokumen Administrasi Pelayanan Umum Kepada Kepala Satua Kerja Perangkat Daerah.

11. Peraturan Bupati Bogor Nomor 66 Tahun 2010, Tentang Pelimpahan Kewenangan Penyelenggaraan Sebagian Urusan Pemerintahan Kepada Camat.

12. Peraturan Bupati Bogor Nomor 67 Tahun 2010 tentang Standar Operasional Prosedur Pelayanan Perizinan Pada Kecamatan.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Renstra Kecamatan Cibinong tahun 2013 - 2018 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan jangka menengah yang menjabarkan Perubahan RPJMD Kabupaten Bogor tahun 2008-2013 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan kepada

Kecamatan Cibinong sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Bogor Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah.

Tujuan Renstra Kecamatan Cibinong tahun 2013 - 2018 untuk dijadikan landasan/ pedoman dalam penyusunan Renja Kecamatan

Cibinong , penguatan peran para stakeholders dalam pelaksanaan

(11)

laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan

Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor.

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

Penyusunan Renstra Kecamatan Cibinong dilakukan oleh Tim Penyusun Renstra Kecamatan Cibinong . Dalam proses penyusunan Renstra juga melibatkan seluruh anggota organisasi dalam rapat-rapat internal serta melibatkan Stakeholders Kecamatan Cibinong dalam rapat koordinasi. Keterlibatan beberapa pihak baik internal maupun eksternal ini terutama untuk memberikan masukan-masukan dalam penyusun Renstra.

Sistematika penulisan Renstra Kecamatan Cibinong tahun 2013 - 2018 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, landasan hukum, dan sitematika penulisan.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

Pada bab ini menjelaskan mengenai Struktur Organisasi, Tugas pokok dan fungsi, Sumber Daya

Kecamatan Cibinong , Kinerja Pelayanan Kecamatan

Cibinong dan Tantangan dan Peluang

Pengembangan Pelayanan Kecamatan Cibinong .

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN

FUNGSI

Pada bab ini menjelaskan mengenai Identifikasi permasalahan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan Kecamatan Cibinong , Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L, Telaahan RTRW dan Penentuan Isu-isu Strategis.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN KEBIJAKAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai pernyataan Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah serta Strategi dan Kebijakan

(12)

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Pada bab ini menjelaskan mengenai program dan kegiatan lokalitas SKPD, program lintas SKPD dan program kewilayahan disertai indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif yang ada di Kecamatan Cibinong untuk periode tahun 2013 - 2018

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN

DAN SASARAN RPJMD

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

(13)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN

2.1 TUGAS ,FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI KECAMATAN

Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing sekretaris dan bidang sebagai berikut :

1. SEKRETARIAT

Sekretariat secara umum mempunyai tugas membantu Camat dalam pengelolaan ketatausahaan Kecamatan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud , sekretariat mempunyai fungsi :

a. pengoordinasikan penyusunan program dan pelaporan Kecamatan;

b. pengumpulan, pengolaan dan analisis data Kecamatan;

c. pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Kecamatan;

d. pengelolaan administrasi keuangan Kecamatan;

e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan menyusun pelaporan kinerja Kecamatan.

Sub bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas

membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan penyusunan program dan pelaporan Kecamatan. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, sub bagian program dan pelaporan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. penyiapan bahan pengoordinasian penyusunan program Kecamatan;

b. pengumpulan, pengelolaan dan analisis data Kecamatan; c. pembinaan hubungan hubungan masyarakat;

d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan kinerja Kecamatan.

Sub bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai

tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Kecamatan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, sub bagian mum dan kepegawaian mempunyai fungsi sebagai berikut :

(14)

a. pelaksanaan pengelolaan administrasi umum, urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan dan perjalanan dinas; b. pengadaan, pemeliharaan dan inventarisasi perlengkapan; c. penyiapan materi hukum dan ketatalaksanaan; dan

d. pengelolaan administrasi kepegawaian Kecamatan.

Sub bagian Keuangan mempunyai tugas membantu

Sekretaris dalam melaksanakan penyusunan dan pengelolaan administrasi keuangan Kecamatan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, sub bagian Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. pengelolaan administrasi keuangan Kecamatan;

b. pengelolaan administrasi penyusunan anggaran Kecamatan; c. pengelolaan pengendalian dan pertanggungjawaban

administrasi keuangan Kecamatan.

2. BIDANG PEMERINTAHAN.

Bidang Pemerintahan dan Pendanaan Pembangunan mempunyai tugas membantu Camat dalam melaksanakan perencanaan bidang pemerintahan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pemerintahan dan Pendanaan Pembangunan mempunyai fungsi :

a. perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan bidang pemerintahan; dan

b. perumusan dan penyiapan bahan perumusan serta pengkoordinasian kebijakan perencanaan bidang pelayanan di Bidang Pemerintahan.

3. BIDANG KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN

Bidang Ketentraman dan Ketertiban mempunyai tugas membantu Camat dalam melaksanakan Ketentraman dan Ketertiban. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Ketentraman dan Ketertiban mempunyai fungsi :

a. Perumusan dan pengkoordinasian kebijakan perencanaan di bidang ketentraman dan ketertiban; dan

(15)

b. Perumusan dan penyiapan bahan perumusan serta pengkoordinasian kebijakan perencanaan bidang ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan,evaluasi dan pelaporan urusan Bidang ketentraman dan Ketertiban .

4. BIDANG PEREKONOMIAN

Bidang Perekonomian merupakan bidang yang membantu tugas Camat dalam melaksanakan perencanaan bidang ekonomi. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Perekonomian mempunyai fungsi :

a. perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan bidang pertanian, dan pariwisata meliputi:

a.1.penyusunan petunjuk teknis perencanaan pembangunan perekonomian di bidang pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan, perikanan, kebudayaan dan pariwisata

a.2. penyiapan bahan perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan di bidang pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan, kebudayaan dan pariwisata.

b. perumusan dan pengkoordinasian kebijakan perencanaan bidang industri dan dunia usaha meliputi:

b.1. penyusunan petunjuk teknis perencanaan pembangunan dibidang perindustrian, koperasi, usaha kecil menengah, perdagangan, energi dan sumber daya mineral, penanaman modal dan dunia usaha lainnya; b.2. penyiapan bahan perumusan dan pengoordinasian

kebijakan perencanaan di bidang perindustrian, koperasi, usaha kecil menengah, perdagangan, energi dan sumber daya mineral, penanaman modal dan dunia usaha lainnya.

5. BiDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN SOSIAL.

Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Sosial mempunyai tugas membantu Camat dalam melaksanakan perencanaan dalam bidang kesejahteraan rakyat dan sosial. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Sosial mempunyai fungsi :

(16)

a. perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan bidang pendidikan dan kesehatan meliputi:

a.1. Penyusunan petunjuk teknis perencanaan pembangunan dibidang pendidikan dan kesehatan; dan a.2. penyiapan bahan perumusan dan pengoordinasian

kebijakan perencanaan dibidang pendidikan dan kesehatan.

b. perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan bidang sosial.

b.1. penyusunan petunjuk tenis perencanaan pembangunan dibidang sosial, tenaga verja dan transmigrasi, pemberdayaan perempuan, keluarga berencana, pemuda dan olah raga; dan

b.2. penyiapan bahan perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan di bidang sosial, tenaga verja dan transmigrasi, pemberdayaan perempuan, keluarga berencana, pemuda dan olah raga.

6. BIDANG PEMBANGUNAN.

Bidang Pembangunan mempunyai tugas membantu Camat dalam melaksanakan perencanaan bidang Pembangunan, Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pembangunan mempunyai fungsi:

a. perumusan dan pengkoordinasian kebijakan perencanaan bidang Pembangunan meliputi :

a.1. penyusunan petunjuk teknis perencanaan pembangunan di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan,, kebinamargaan, pengairan, tata bangunan, perumahan, pemukiman, pemadam kebakaran ,kebersihan, pertamanan dan pemakaman; dan

a.2. penyiapan bahan perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan dibidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, kebinamargaan, pengairan, tata bangunan, perumahan, pemukiman,

(17)

pemadam kebakaran,kebersihan, pertamanan dan pemakaman.

b. perumusan dan pengkoordinasian kebijakan perencanaan bidang penataan ruang dan lingkungan hidup.

b.1. penyusunan petunjuk teknis perencanaan pembangunan dibidang penataan ruang, pertanahan dan lingkungan hidup; dan

b.2. penyiapan bahan perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan dibidang penataan ruang, pertanahan dan lingkungan hidup.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 24 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan, maka dapat dijelaskan Kecamatan Cibinong, menganut pola Maksimal, sehingga terdiri dari Camat, Sekretaris Kecamatan, 3 orang Sub Bagian dan Para Kepala Seksi. Adapun susunan organisasi Kecamatan Cibinong adalah sebagai berikut :

1. Camat

2. Sekretariat, yang membawahkan : a. Sub Bagian Program dan Evaluasi; b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; c. Sub Bagian Keuangan.

3. Seksi Pemerintahan;

4. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum; 5. Seksi Kesejahteraan rakyat;

6. Seksi Perekonomian; 7. Seksi Pembangunan; dan 8. Kelompok Jabatan Fungsional.

Secara lengkap Struktur Organisasi Kecamatan Cibinong, disajikan dalam Gambar 1 berikut ini;

(18)

CAMAT

KASI

PEMBANGUNAN KASI PEREKONOMIAN KASI KESRA KASI TRANTIB KASI

PEMERINTAHAN

SEKCAM

KSB

KEUANGAN KSB UMUM & KEPEG KSB PROGRAM

& EVALUASI

KASI LURAH

Gambar 1 Struktur Organisasi Kecamatan Cibinong

2.2 SUMBER DAYA PADA KECAMATAN

1. Kondisi Umum Pegawai

Jumlah pegawai keseluruhan yang ada di Kecamatan Cibinong sebanyak 34 orang yang terdiri dari PNS, CPNS, dan Tenaga honorer. Untuk selengkapnya dapat dilihat tabel berikut :

TABEL 2.1. JUMLAH PEGAWAI KECAMATAN CIBINONG

No PEGAWAI JUMLAH ( ORANG) % 1. PNS 30 74,3 2. CPNS - - 3. KONTRAK/HONORER 4 11,4 JUMLAH 34 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa pegawai Kecamatan Cibinong masih ada yang belum diangkat menjadi pegawai negeri yaitu tenaga honorer. Sehingga penulisan tentang kondisi pegawai dibawah ini difokuskan hanya pada PNS dan CPNS.sebanyak 31 orang.

a. Jumlah Pegawai yang menduduki Jabatan dan Staf

Sesuai dengan Perda nomor 12 tahun 2008 tentang pembentukan lemtekda Kabupaten Bogor, maka pengisian

(19)

formasi jabatan struktural di Kecamatan Cibinong terdiri dari eselon III dan IV yaitu sebanyak 10 orang.. Selengkapnya dapat dilihat tabel dibawah ini.

Tabel 2.2. Jumlah pegawai Kecamatan Cibinong yang menduduki Jabatan dan Staf Tahun 2013

N0 Jabatan/Staf Jumlah (orang

) % 1. Eselon III 2 3 2. Eselon IV 8 18 3. Fungsional - 4 Staf 24 70 Jumlah 34 100

b. Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan/ Pangkat

Dari 34 jumlah Pegawai yang ada di Kecamatan Cibinong terdapat 42 % pegawai yang berstatus golongan II dan 35 % pegawai yang berstatus golongan III sedangkan golongan IV sebanyak 6,5 %. Namun masih ada pegawai yang bersatatus golongan I yaitu 16 %. Selengkapnya dapat dilihat tabel berikut

Tabel 2.3. Jumlah pegawai Kecamatan Cibinong berdasarkan pangkat/Golongan tahun 2013

N0 Golongan Jumlah (orang

) % 1. IV 2 6,5 2. III 10 35,5 3. II 13 42 4 I 4 16 Jumlah 29 100

c. Jumlah Pegawai berdasarkan Pendidikan

Apabilan dilihat dari tingkat Pendidikan pegawai Kecamatan Cibinong yang ada, maka status pendidikan dengan SLTA lebih mendominasi yaitu sebesar 45,16 %, sedangkan yang

(20)

paling rendah yaitu tingkat SD, SLTP masing-masing sebesar 6,45 %. Selengkapnya dapat dilihat tabel dibawah ini.

Tabel 2.4. Jumlah pegawai Kecamatan Cibinong berdasarkan Pendidikan tahun 2013.

N0 Pendidikan Jumlah (orang

) % 1. Strata-2 ( S2 ) 2 6,45 2. Strata-1 ( S1 ) 5 32,26 3. Sarjana Muda/ D3 1 3,23 4 SLTA/SMK 18 45,16 5 SLTP 1 6,45 6 SD 3 6,45 Jumlah 34 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa tenaga di Kecamatan Cibinong 45,16 % tenaga dengan klasifikasi sarmud, sarjana dan magister. Hal ini sebenarnya sudah merupakan hal yang baik bahwa sumber daya manusia yang ada di Kecamatan umumnya tingkat perguruan tinggi, sehingga produk perencanaan pembangunan yang dihasilkan menjadi lebih baik.

d. Jumlah Pegawai berdasarkan jenis kesarjanaan

Apabila dilihat dari jenis kesarjanaan/disiplin ilmu, terdapat 6,45 % pegawai dengan tingkat strata-2 dengan 1 jenis disiplin ilmu, dan strata-1 sebesar 22,58 % yang terdiri dari 4 jenis disiplin ilmu, Sedangkan 67,74 % dengan latar belakang sekolah umum dan 3.22 % untuk sarjana muda. Selengkapnya dapat dilihat tabel berikut.

Tabel 2.5. Jumlah Pegawai Kecamatan Cibinong berdasarkan kesarjanaan

N0 KESARJANAAN/DISIPLIN ILMU JUMLAH

(orang )

A. DOKTOR B. MAGISTER

(21)

2. Adm. Pemerintahan Daerah 1 3. Manajemen 2 C. SARJANA 1. Ilmu Pemerintahan 2 2. Adm. Negara 11 3. Administrasi Publik - 4. Sosial 2 5. Pendidikan 1 6. Ekonomi 13 7.Hukum 5 C. SARJANA MUDA 1. Ekonomi 2 2.Adm.Negara 3 3.Keuangan 2 4.Pemerintahan 2 5.Hukum 1 6.Tata busana 1 D. KEJURUAN E UMUM 114 Jumlah 164

Tabel diatas menunjukkan bahwa klasifikasi kedisipilnan ilmu pegawai yang ada di Kecamatan Cibinong menunjukkan hal yang bervariasi, hal ini sangat dibutuhkan dalam perumusan perencanaan pembangunan di Kecamatan Cibinong. Dengan demikian diharapkan kopetensi kedisiplinan ilmu yang ada menjadikan perencanaan pembangunan di Kabupaten Bogor semakin berkualitas.

e. Jumlah Pegawai yang mengikuti diklat penjenjangan

Disamping tingkat pendidikan formal, pegawai yang ada di Kecamatan Cibinong juga mendapat pelatihan penjenjangan maupun non penjenjangan. Dari 31 pegawai Kecamatan Cibinong terdapat 33,3 % yang telah mengikuti penjenjangan Diklat PIM III atau sejenisnya, sedangakan jenis penjenjangan PIM IV atau sejenisnya sebesar 66,7 %. Selengkapnya dapat dilihat tabel II.6.

(22)

Tabel 2.6. Jumlah pegawai Kecamatan Cibinong yang mengikuti Diklat Pim

N0 Jabatan/Staf Jumlah (orang ) %

1. Spama/Diklat PIM III 3 33.3

2. Adum/Adumla/Diklat

PIM IV 6 66.7

Jumlah 9 100

2.Kondisi Umum Anggaran

Anggaran Belanja Daerah Kecamatan Cibinong tahun 2013 - 2018 telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor, dan dituangkan lebih lanjut dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Besarnya anggaran belanja yang telah ditetapkan setiap tahunnya mengalami peningkatan, semula pada tahun 2012 sebesar Rp. 13.166.913.000.00 dan pada tahun 2013, menjadi Rp. 11.650.403.000.00 atau turun sebesar 90,18%. Demikian pula bila dilihat dari realisasi belanja, pada tahun 2012 sebesar Rp. 1.532.849.000.00 kemudian menjadi Rp. 11.650.403.000.00 pada tahun 2013, atau naik sebesar 90,18 %. Perkembangan anggaran dan realisasi belanja daerah menurut kelompok belanja dari tahun 2013 - 2018, sebagai bagai berikut :

TABEL 2.7. ANGGARAN DAN REALISASI TAHUN 2013 - 2018

TAHUN ANGGARAN ( RP .) REALISASI

2013 11.502.228.000 11.650.403.000

2014 13.356.488.000 ‘-

2015 14.283.4000.000

3. Kondisi Umum Sarana Kerja

Sarana kerja yang ada di Kecamatan Cibinong tergolong cukup memadai ini bisa terlihat dalam tabel di bawah ini

(23)

TABEL.2.8. SARANA KERJA KECAMATAN CIBINONG

NO URAIAN BANYAKNY

A SATUAN

1 TANAH 3000 M2

2 GEDUNG 800 UNIT (2 LANTAI)

M2

3 LISTRIK 1 JARINGAN

4 AIR 1 JARINGAN

5 TELPON 1 LINE (1 FAX)

6 AREA PARKIR 1 AREA

7 RUANG RAPAT 1 RUANG

8 RUANG ARSIP 1 RUANG

9 TAMAN LUAR 1 AREA

10 KANTIN 1 BUAH

11 MUSOLLA 1 BUAH

12 KENDARAAN RODA 4 3 UNIT

13 KENDARAAN RODA 2 4 UNIT

14 MEJA RAPAT 4 SET

15 AC 7 UNIT

16 KOMPUTER PC 5 UNIT

17 KOMPUTER

NOTEBOOK 3 UNIT

18 MEJA KERJA 15 UNIT

19 KURSI KERJA 5 UNIT

20 FILLING KABINET 6 UNIT

21 RAK ARSIP 2 UNIT

22 INFOKUS 1 UNIT

23 JARINGAN INTERNET 1 JARINGAN

24 LEMARI ARSIP 1 UNIT

Dari table 2.8 dapat dilihat bahwa perbandingan antara luas gedung dan jumlah pegawai di Kecamatan Cibinong sebesar 25,8 M2 : 1, hal ini mengidikasikan bahwa setiap satu orang pegawai memiliki ruang sebanyak 25,8 M2.

(24)

2.3 KINERJA PELAYANAN KECAMATAN

Indikator Kinerja pelayanan Kecamatan Cibinong sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

Tabel 2.9 Pencapaian Kinerja Pelayanan pada Kecamatan

Cibinong 2013 - 2018 (terlampir)

bila dilihat tabel 2.9 di atas, maka dapat dilihat bahwa

Pencapaian kinerja tersebut ditunjang oleh anggaran dan realisasi pendanaan pada Kecamatan Cibinong sebagai berikut :

Tabel 2.10. Anggaran dan Realisasi Pendanaan pada Kecamatan

Cibinong ( tabel terlampir )

2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN

PADA KECAMATAN CIBINONG

Kecamatan Cibinong dalam menjalankan tugas dan fungsinya permasalahan yang dihadapi baik internal maupun eksternal, akan tetapi permasalahan-permasalahan yang dihadapi tersebut harus dipandang sebagai suatu tantangan dan peluang dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan pelayanan pada Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor. Tantangan yang paling nyata dihadapi kedepan terkait dengan perencanaan adalah bahwa dinamika pembangunan daerah harus bergerak cepat yang diakibatkan oleh adanya perkembangan global diberbagai sektor kehidupan masyarakat yang tidak dapat dihindari, seiring dengan perkembangan global tersebut, telah diantisipasi dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan pemerintah provinsi, hal ini tentu berimplikasi pula terhadap kebijakan yang harus dikeluarkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bogor agar adanya sinergi dan keseuaian dalam menjalankan berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan.

Berdasarkan analisis terhadap permasalahan internal maupun eksternal, dalam hal ini dengan menggunakan metode SWOT Analisis. Dalam analisis SWOT Lingkungan internal meliputi Strength (Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan ). Sedangkan Lingkungan eksternal meliputi Oppurtunity (Peluang) dan Ancaman Threaths (ancaman). Adapun Masing-masing kondisi lingkungan internal dan eksternal antara lain sebagai berikut :

(25)

1. Lingkungan Internal KEKUATAN (S):

1) Letak Strategis Kecamatan Cibinong yang berdekatan dengan akses jalan tol.

2) Merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Bogor. 3) Memiliki keanekaragaman potensi yang tinggi

4) Ketersediaan infrastruktur jalan akses keluar masuk wilayah Cibinong

5) Status kelembagaan organisasi pemerintahan di bawah Kecamatan yang kesemuanya merupakan Perangkat Daerah (Kelurahan)

6) Sudah mempunyai Tata Ruang yang jelas 7) Jumlah aparatur yang cukup

8) Tugas Pokok, fungsi dan kewenangan yang sudah jelas

KELEMAHAN (W):

1) Sarana dan prasarana pemerintahan masih kurang memadai,

2) Masih banyak ruas jalan lingkungan yang rusak,

3) Masih tidak akuratnya data potensi seluruh kelurahan 4) Banyaknya jumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada

di trotoar jalan raya protokol dan lahan milik pemda/negara,

5) Masih rendah pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam mematuhi peraturan daerah,

6) Masih tingginya kemacetan lalu lintas pada titik-titik tertentu,

7) Masih kurangnya koordinasi pelaksanaan pembangunan dalam bentuk bottom up planing dengan top down planning.

8) Masih rendahnya profesionalisme dan kualitas aparat yang dimiliki.

9) Belum adanya ketersediaan anggaran Belanja Publik yang dikelola oleh Kecamatan.

10) Belum optimalnya pendayagunaan potensi karena keterbatasan kewenangan.

(26)

2. Lingkungan Eksternal PELUANG (O):

1). Masih banyaknya potensi wilayah untuk peluang pengembangan wilayah yang belum tergali sehingga cukup menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di Kecamatan Cibinong.

2). Adanya perencanaan percepatan pembangunan Cibinong Raya.

3). Adanya perencanaan pembangunan akses jalan tol Desari dan jalan Bojonggede Kemang

4). Budaya politik masyarakat yang bersifat partisipatif cukup berperan mempengaruhi semakin tingginya tuntutan masyarakat untuk mengembangkan wilayah.

5). Tatanan sistematika pasar yang cukup menjanjikan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

6). Adanya hubungan kemasyarakatan yang terjalin cukup baik, mempengaruhi situasi yang kondusif.

ANCAMAN (T):

1) Pembangunan kawasan-kawasan industri dapat meningkatkan polusi baik polusi udara, air, maupun suara. Hal ini dapat mengurangi kualitas kesehatan masyarakat di sekitar kawasan industri.

2) Mutu pelayanan publik masih belum optimal.

3) Mobilitas masyarakat yang tinggi mengakibatkan kesulitan dalam administrasi kependudukan.

4) Menurunnya daya beli masyarakat yang berakibat kepada menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat.

5) Terjadinya pelanggaran terhadap Perijinan yang telah diberikan.

6) Tidak terkendalinya sarana transportasi mengakibatkan kemacetan semakin parah dan meluas.

7) Pembangunan industri yang tidak dirasakan langsung pengaruhnya kpada masyarakat,

(27)
(28)
(29)
(30)
(31)

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN

FUNGSI

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Kecamatan Cibinong tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi, pernasalahan tersebut antara lain :

1. Sarana dan prasarana pemerintahan, pembangunan dan pendidikan masih kurang memadai;

2. Sumber data yang tidak Up to date dalam proses pengambilan keputusan dan kebijakan oleh pimpinan ;

3. Masih lemahnya koordinasi dengan lintas skpd lain, instansi vertikal dan pemangku kepentingan lainnya seperti LSM, Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian, Ormas, dll

4. Keberadaan Pedagang Kaki Lima yang masih tidak teratur. 5. Masih rendahnya pemberdayaan masyarakat terutama dalam

pemanfaatan potensi wilayah yang dapat dikembangkan untuk peningkatan kesejahteraan masyaraka;

3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN

WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH

Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan produktif. Visi dapat membantu organisasi untuk mendefinisikan kemana organisasi akan dibawa dan membantu mendefinisikan bagaimana pelayanan harus dilaksanakan. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Visi adalah

(32)

rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.

Sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2009 sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Daerah Nomor 16 tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013, bahwa Visi Kabupaten Bogor adalah

TERWUJUDNYA KABUPATEN BOGOR TERMAJU

SE-INDONESIA

1. Pernyataan Misi

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan (stakeholders) dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan. Misi suatu instansi harus jelas dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Misi juga terkait dengan kewenangan yang dimiliki oleh instansi pemerintah. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

Pernyataan misi sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2009 sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013, Misi Kabupaten Bogor adalah:

(33)

 Misi Pertama :

Meningkatkan Pemerataan Pelayanan Pendidikan Dan Kesehatan

 Misi Kedua :

Meningkatkan Pemukiman , Perdagangan Dan Jasa Yang Berdaya Saing

 Misi Ketiga :

Meningkatkan Ketersediaan Infrastruktur Wilayah Secara Berkelanjuan

 Misi Keempat :

Meningkatkan Kesolehan Sosial Dalam Kehidupan Masyarakat

 Misi Kelima :

Meningkatkan Kualitas, Kapasitas Dan Akuntabilitas Aparatur Menuju Good Governance.

Untuk mendukung pencapaian visi dan misi tersebut, Kecamatan Cibinong mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan kehidupan kemasyarakatan serta melaksanakan sebagian kewenangan Bupati berdasarkan pelimpahan kewenangan, Kecamatan mempunyai fungsi, sebagai berikut : 1. Penyelenggarakan ketatusahaan kecamatan;

2. Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan umum kecamatan; 3. Pembinaan pemrintahan desa dan kelurahan;

4. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; 5. Penyelenggaraan perekonomian;

6. Pengkoordinasian penyelenggaraan sosial kemasyarakatan dan kesejahteraan rakyat;

7. Penyelenggaraan pembangunan;

(34)

9. Pelaksanaan upaya pemberdayaan, menumbuhkan prakarsa, kreativitas dan meningkatkan partisipasi masyarakat.

.

3.3. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG DAN KAJIAN LINGKUNGAN

HIDUP STRATEGIS

Dalam Peraturan Daerah Nomor 19 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor tahun 2005-2025, disebutkan bahwa tujuan penataan ruang adalah untuk mewujudkan : (a) terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang selektif, efektif dan efisien, melalui pemberian Building Coverage Ratio (BCR) yang rendah pada kawasan yang memiliki nilai konservasi;(b) meningkatkan kualitas lingkungan pada kawasan lindung sebagai kawasan konservasi air dan tanah, melalui program rehabilitasi lahan, dengan kegiatan vegetatif dan sipil teknis serta kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak dapat mengganggu fungsi kawasan; (c) tercapainya pembangunan infrastruktur yang dapat mendorong perkembangan wilayah dan perekonomian masyarakat khususnya pada daerah-daerah tertinggal dan terisolasi guna menekan migrasi dari desa ke kota dengan pengembangan desa–desa potensial; (d) pembangunan dan pengembangan perkotaan berhirarkis yang dibentuk oleh sistem jaringan antara kegiatan perdesaan dan perkotaan internal daerah dan eksternal Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur (Jabodetabekpunjur); dan (e) terwujudnya rencana tata ruang yang lebih rinci sebagai arahan pengendalian, pengawasan, dan pelaksanaan pembangunan dalam mewujudkan sistem kota-kota.

Selanjutnya dalam RT / RW juga telah ditetapkan kebijakan pengembangan struktur ruang ; dan kebijakan pengembangan

(35)

pola ruang.Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi : (a) peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhirarki; dan; (b) peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah Daerah. Selanjutnya kebijakan pengembangan pola ruang meliputi : (a) kebijakan pengembangan kawasan lindung, dalam rangka pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup; (b) kebijakan pengembangan kawasan budi daya, dalam rangka perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budi daya; dan pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan; (c) kebijakan pengembangan kawasan strategis, yang meliputi : pengembangan kawasan strategis Puncak sebagai kawasan strategis lingkungan hidup yang berperan sebagai kawasan andalan pariwisata melalui pembatasan pemanfaatan ruang yang lebih selektif dan efisien; pengembangan kawasan strategis industri sebagai kawasan strategis sosial ekonomi melalui penataan dan pemanfaatan ruang serta pembangunan jaringan infrastruktur yang mendorong perkembangan kawasan; pengembangan kawasan strategis pertambangan sebagai kawasan strategis lingkungan hidup yang berperan sebagai kawasan andalan sumber daya alam melalui konservasi bahan galian; dan pengembangan kawasan strategis lintas administrasi kabupaten sebagai kawasan strategis sosial ekonomi melalui sinkronisasi sistem jaringan.

Lebih lanjut dikemukakan strategi untuk mewujudkan kebijakan penataan ruang wilayah meliputi : (a) strategi

(36)

pengembangan struktur ruang wilayah; (b) strategi pengembangan kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan; (c) strategi pengembangan sistem pusat permukiman perdesaan dan perkotaan; (d) strategi pengembangan sistem prasarana wilayah; (e) strategi pengembangan pola ruang wilayah; (f) strategi penatagunaan tanah, penatagunaan air, penatagunaan udara, dan penatagunaan sumberdaya alam lainnya.

Selanjutnya dijelaskan Rencana struktur ruang wilayah, meliputi : (a) sistem pusat permukiman perdesaan; (b) sistem pusat permukiman perkotaan; dan (3) sistem prasarana wilayah.

Sistem pusat permukiman perdesaan dilakukan dengan membentuk pusat pelayanan desa secara hirarkis, dikembangkan berdasarkan pelayanan perdesaan melalui pembangunan Desa Pusat Pertumbuhan (DPP). Desa Pusat Pertumbuhan telah ditetapkan meliputi :

a. Desa Tenjo, Desa Batok, dan Desa Tapos Kecamatan Tenjo; b. Desa Sukamulih Kecamatan Sukajaya;

c. Desa Banyuasih, Desa Cintamanik, dan Desa Bangunjaya Kecamatan Cigudeg;

d. Desa Cikuda Kecamatan Parungpanjang; e. Desa Cijujung Kecamatan Cibungbulang;

f. Desa Pabangbon dan Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang; g. Desa Ciasmara dan Desa Gunung Picung Kecamatan

Pamijahan;

h. Desa Ciampea Udik dan Desa Ciampea Kecamatan Ciampea; i. Desa Ciomas Rahayu Kecamatan Ciomas;

j. Desa Sirnagalih Kecamatan Tamansari; k. Desa Cidokom Kecamatan Rumpin;

l. Desa Cibitung Tengah dan Desa Gunung Malang Kecamatan Tenjolaya;

m. Desa Parakanmuncang dan Desa Cisarua Kecamatan Nanggung;

(37)

n. Desa Parigimekar Kecamatan Ciseeng; o. Desa Warujaya Kecamatan Parung; p. Desa Pondok Udik Kecamatan Kemang; q. Desa Pasir Gaok Kecamatan Rancabungur; r. Desa Susukan Kecamatan Bojonggede; s. Desa Hambalang Kecamatan Citeureup;

t. Desa Tengah dan Desa Cirimekar Kecamatan Cibinong ;

u. Desa Setu, Desa Koleang, dan Desa Pangradin Kecamatan Jasinga;

v. Desa Tajurhalang Kecamatan Tajurhalang; w. Desa Cisalada Kecamatan Cigombong; x. Desa Cipelang Kecamatan Cijeruk;

y. Desa Ciderum dan Desa Lemah Duhur Kecamatan Caringin; z. Desa Cibedug Kecamatan Ciawi;

aa. Desa Cipayung Girang dan Desa Sukamaju Kecamatan Megamendung;

bb. Kelurahan Cisarua Kecamatan Cisarua;

cc. Desa Cijayanti dan Desa Babakan Madang Kecamatan Babakan Madang;

dd. Desa Gununggeulis dan Desa Cijujung Kecamatan Sukaraja; ee. Desa Sirnajaya dan Desa Sukadamai Kecamatan

Sukamakmur;

ff. Desa Sirnagalih, Desa Singasari, dan Desa Jonggol Kecamatan Jonggol;

gg. Desa Limusnunggal, Desa Mekarsari, dan Desa Gandoang Kecamatan Cileungsi;

hh. Desa Wanaherang Kecamatan Gunung Putri; ii. Desa Cariu dan Desa Cikutamahi Kecamatan Cariu;

jj. Desa Buana Jaya, Desa Selawangi, Desa Tanjungrasa, Desa Sirnarasa, dan Desa Pasirtanjung Kecamatan Tanjungsari; dan

kk. Desa Cikahuripan dan Desa Nambo Kecamatan Klapanunggal.

(38)

Sistem pusat permukiman perkotaan juga telah ditetapkan meliputi : (a) Orde I, yaitu Kecamatan Cibinong yang memiliki aksesibilitas tinggi terhadap Pusat Kegiatan Nasional (PKN), antara lain wilayah JABODETABOKPUNJUR; (b) Orde II, yaitu Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Leuwiliang yang memiliki aksesibilitas tinggi terhadap Kecamatan Cibinong ; dan (c) Orde III, yaitu Kecamatan Jasinga, Kecamatan Parung Panjang, Kecamatan Parung, Kecamatan Ciawi, Kecamatan Cigombong, dan Kecamatan Cariu.

Sistem prasarana wilayah yang telah direncanakan meliputi : (a) sistem prasarana transportasi meliputi sistem transportasi jalan, sistem transportasi perkeretaapian, dan sistem transportasi udara; (b) sistem prasarana telekomunikasi; (c) sistem prasarana sumberdaya energi; (d) sistem prasarana sumberdaya air; (e) sistem prasarana gas; dan (f) sistem prasarana lingkungan.

Rencana Tata Ruang Wilayah ini diharapkan menjadi pedoman bagi semua pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor/bidang, serta mengakomodasikan pembagian peran dengan kabupaten/kota dan bersifat saling melengkapi serta selaras serta sebagai matra spasial bagi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta rencana pembangunan lainnya.

Jika ditelaah rencananya, maka terlihat adanya keseimbangan rencana struktur ruang antar wilayah baik dalam pengembangan sistem pusat permukiman perdesaan; sistem pusat permukiman perkotaan; dan sistem prasarana wilayah.

Namun dalam implementasinya berbeda, sehingga masih terdapat berbagai isu strategis yang perlu ditangani secara sistematis dalam kaitan dengan penataan ruang ini. Pertama

(39)

adalah masih terjadi penyimpangan pemanfaatan ruang di kabupaten Bogor. Hal ini ditunjukkan oleh adanya ketimpangan pembangunan wilayah di Kabupaten Bogor antara Kabupaten Bogor Bagian Barat dengan bagian Kabupaten Bogor lainnya. Isu ketimpangan ini harus direspon secara cepat oleh Kecamatan Cibinong dengan menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. RTRW harus dijadikan acuan utama dalam menetapkan lokasi pembangunan sehingga ketimpangan pembangunan wilayah yang terjadi dapat dikurangi secara bertahap. Selanjutnya pemahaman pegawai Kecamatan Cibinong terhadap RTRW dan perkembangan wilayah juga perlu ditingkatkan.

Isu selanjutnya berkaitan dengan semakin meningkatnya konversi lahan pertanian ke non pertanian dan konversi lahan di kawasan lindung. Hal ini terjadi karena pengaruh kegiatan ekonomi seperti kegiatan investasi industri, jasa maupun pemukiman, perkembangan penduduk maupun kondisi sosial budaya. Alih fungsi lahan di Kabupaten Bogor terutama terjadi pada berubahnya fungsi hutan baik primer maupun sekunder menjadi fungsi perkebunan bahkan semak belukar, berubahnya fungsi sawah menjadi fungsi permukiman dan budidaya lainnya. Alih fungsi yang terjadi umumnya mengabaikan rencana tata ruang yang telah direncanakan sebelumnya. Sebagai akibatnya produksi dan produktivitas pertanian semakin menurun dan kondisi lingkungan juga menurun. Mengingat sektor pertanian dan lingkungan alam masih menjadi keunggulan Kabupaten Bogor khususnya dalam lingkup wilayah Jabodetabek, maka kondisinya yang semakin menurun akan mengancam ketahanan pangan Kabupaten Bogor. Kondisi ini menuntut Kecamatan Cibinong untuk semakin kreatif dalam merancang berbagai upaya perlindungan dan pengamanan terhadap lahan-lahan pertanian

(40)

yang produktif agar tidak dialihfungsikan untuk kepentingan lain yang merugikan pembangunan pertanian daerah.

Isu lainnya yang perlu diperhatikan adalah berkembangnya aktivitas pertambangan dan galian yang tidak memperhatikan tata-ruang dan dampak lingkungan. Barang tambang pada dasarnya merupakan sumber daya alam yang bernilai ekonomi dan dapat diekstrak untuk meningkatkan pendapatan, namun sangat perlu dilakukan upaya untuk meminimalkan dampak lingkungan. Lingkungan yang rusak akan dapat mengancam potensi ekonomi lainnya yang dimiliki Kabupaten Bogor seperti pariwisata dan pertanian. Oleh karena itu, Kecamatan Cibinong perlu menyusun rencana yang lebih berwawasan lingkungan.

Jika ditelaah aspek lingkungan hidup, maka wilayah Kabupaten Bogor memiliki potensi berbagai jenis sumberdaya alam yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan. Namun pemanfaatan sumber energi alternatif yang terbarukan selain tenaga air, saat ini masih belum optimal.

Isu strategis yang berkaitan dengan lingkungan hidup yang terjadi saat ini adalah terjadinya kerusakan lingkungan di daerah-daerah pertambangan, dan pembangunan kawasan-kawasan industri. Kondisi ini dapat meningkatkan polusi baik polusi udara, air, maupun suara sehingga dapat mengurangi kualitas kesehatan masyarakat di sekitar kawasan industri. Demikian pula alih fungsi lahan secara berlebihan dan tidak sesuai dengan peruntukannya dapat mengakibatkan terjadinya degradasi lahan. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan potensi bencana yang timbul seperti erosi, banjir, polusi dan lain-lain.

Pembangunan ekonomi yang kurang bijaksana akan memberi dampak negatif terhadap kualitas lingkungan. Peningkatan pembangunan aksesibilitas jalan secara berlebihan

(41)

akan mempengaruhi aktifitas pertanian di Kabupaten Bogor. Semakin banyak jaringan jalan yang ada, maka kegiatan pertanian akan semakin terdesak akibat berkurangnya lahan pertanian. Pemanfaatan air bersih secara berlebihan juga dapat mengakibatkan menurunnya kuantitas dan kualitas sumber air khususnya air tanah. Pemanfaatan potensi pertambangan yang tidak terkendali dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat lahan galian yang ditinggalkan.

Sebagai respon atas berbagai isu lingkungan hidup tersebut, maka Kecamatan Cibinong perlu merancang berbagai rencana pembangunan yang ramah lingkungan. Sebagai implikasinya maka peningkatan kompetensi SDM di Kecamatan Cibinong tentang lingkungan hidup perlu ditingkatkan. Selanjutnya perumusan rencana pembangunan berwawasan lingkungan perlu melibatkan berbagai sektor, sehingga kuantitas dan kualitas koordinasi juga perlu ditingkatkan. Elemen penting lainnya dalam perencanaan berwawasan lingkungan adalah ketersediaan data dan informasi yang lengkap dan akurat tentang kondisi degradasi lingkungan, sehingga kedepan perancangan sistem data dan informasi lingkungan hidup semakin penting.

3.4. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS

Berdasarkan kondisi dan potensi di berbagai bidang yang merupakan kondisi lingkungan strategis Kecamatan Cibinong, maka untuk menyusun strategi pencapaian visi dan misi, diperlukan analisis lingkungan internal dan eksternal (SWOT Analisis). Lingkungan internal meliputi Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses). Lingkungan eksternal meliputi Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threaths). Masing-masing kondisi lingkungan internal dan eksternal sebagai berikut :

(42)

1. Lingkungan Internal KEKUATAN (S):

1) Letak Strategis Kecamatan Cibinong yang berdekatan dengan akses jalan tol.

2) Merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Bogor. 3) Memiliki keanekaragaman potensi yang tinggi

4) Ketersediaan infrastruktur jalan akses keluar masuk wilayah Cibinong

5) Status kelembagaan organisasi pemerintahan di bawah Kecamatan yang kesemuanya merupakan Perangkat Daerah (Kelurahan)

6) Sudah mempunyai Tata Ruang yang jelas 7) Jumlah aparatur yang cukup

8) Tugas Pokok, fungsi dan kewenangan yang sudah jelas

KELEMAHAN (W):

1) Sarana dan prasarana pemerintahan masih kurang memadai,

2) Masih banyak ruas jalan lingkungan yang rusak,

3) Masih tidak akuratnya data potensi seluruh kelurahan 4) Banyaknya jumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada

di trotoar jalan raya protokol dan lahan milik pemda/negara,

5) Masih rendah pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam mematuhi peraturan daerah,

6) Masih tingginya kemacetan lalu lintas pada titik-titik tertentu,

(43)

7) Masih kurangnya koordinasi pelaksanaan pembangunan dalam bentuk bottom up planing dengan top down planning.

8) Masih rendahnya profesionalisme dan kualitas aparat yang dimiliki.

9) Belum adanya ketersediaan anggaran Belanja Publik yang dikelola oleh Kecamatan.

10) Belum optimalnya pendayagunaan potensi karena keterbatasan kewenangan.

2. Lingkungan Eksternal

PELUANG (O):

1). Masih banyaknya potensi wilayah untuk peluang pengembangan wilayah yang belum tergali sehingga cukup menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di Kecamatan Cibinong.

2). Adanya perencanaan percepatan pembangunan Cibinong Raya.

3). Adanya perencanaan pembangunan akses jalan tol Desari dan jalan Bojonggede Kemang

4). Budaya politik masyarakat yang bersifat partisipatif cukup berperan mempengaruhi semakin tingginya tuntutan masyarakat untuk mengembangkan wilayah.

5). Tatanan sistematika pasar yang cukup menjanjikan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

6). Adanya hubungan kemasyarakatan yang terjalin cukup baik, mempengaruhi situasi yang kondusif.

(44)

ANCAMAN (T):

1) Pembangunan kawasan-kawasan industri dapat meningkatkan polusi baik polusi udara, air, maupun suara. Hal ini dapat mengurangi kualitas kesehatan masyarakat di sekitar kawasan industri.

2) Mutu pelayanan publik masih belum optimal.

3) Mobilitas masyarakat yang tinggi mengakibatkan kesulitan dalam administrasi kependudukan.

4) Menurunnya daya beli masyarakat yang berakibat kepada menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat.

5) Terjadinya pelanggaran terhadap Perijinan yang telah diberikan.

6) Tidak terkendalinya sarana transportasi mengakibatkan kemacetan semakin parah dan meluas.

7) Pembangunan industri yang tidak dirasakan langsung pengaruhnya kpada masyarakat

Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal tersebut di atas diperoleh strategi umum (indikasi program) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebagai berikut :

1. Strategi S-O

1). Manfaatkan Tata Ruang yang sudah jelas untuk mengoptimalkan percepatan pembangunan Cibinong Raya

2). Manfaatkan letak strategis Kecamatan Cibinong untuk mengoptimalkan pengembangan potensi wilayah yang belum tergali

3). Manfaatkan keanekaragaman potensi usaha masyarakat untuk mengoptimalkan tatanan sistematika pasar dalam peningkatkan kesejahteraan

(45)

2. Strategi W-O

1). Tingkatkan sarana dan sarana pemerintahan dengan memanfaatkan percepatan pembangunan Cibinong Raya 2). Tingkatkan pembangunan jalan lingkungan dengan

memanfaatkan budaya partisipatif masyarakat

3). Tingkatkan kelancaran lalu lintas melalui optimalisasi pembangunan jalan akses baru

3. Strategi S-T

1). Manfaatkan jumlah aparatur untuk meningkatkan mutu pelayanan

2). Manfaatkan kelurahan untuk meningkatkan tertib administrasi kependudukan

3). Manfaatkan ketersediaan infrastruktur untuk mengurangi tingkat kemacetan

4. Strategi W-T

1). Tingkatkan profesionalisme dan kemampuan aparatur untuk menghindari pelanggaran perijinan

2). Tingkatkan sarana prasarana pemerintahan untuk menghindari mutu pelayanan publik yang belum optimal.

(46)

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 VISI DAN MISI KECAMATAN CIBINONG

1.Pernyataan Visi

Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan produktif. Visi dapat membantu organisasi untuk mendefinisikan kemana organisasi akan dibawa dan membantu mendefinisikan bagaimana pelayanan harus dilaksanakan. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009, sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011 tentang Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013, Visi Kabupaten Bogor adalah

TERWUJUDNYA KABUPATEN BOGOR TERMAJU

SEINDONESIA “

Dalam rangka mendukung pelaksanaan Peraturan Bupati Bogor Nomor 21 Tahun 2009 tersebut dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta masukan-masukan dari stakeholders, maka Kecamatan Cibinong menetapkan Visi :

Terwujudnya Kecamatan Cibinong sebagai

Kecamatan Termaju Berbasis Potensi Pemukiman , Perdagangan dan Jasa”

(47)

Makna pernyataan Visi diatas dimaksudkan bahwa Kecamatan Cibinong sebagai Ibukota Kabupaten Bogor diharapkan dapat benar-benar terwujud fungsinya sebagai kawasan potensi pemukiman, perdagangan dan jasa dengan masyarakatnya yang bertaqwa, berdaya dan berbudaya untuk menuju sejahtera.

- Masyarakat yang Bertakwa adalah masyarakat yang

menjadikan agama dan segala etika moralitas yang ada didalamnya sebagai landasan hidup dan kehidupan, menjadikan nilai-nilai agama menjadi ”ruh” dalam pembangunan Kecamatan Cibinong.

- Berdaya : menunjukkan masyarakat Keacamatan Cibinong

yang telah berkembang secara normal bersama-sama dengan masyarakat Kecamatan lainnya dengan memanfaatkan secara optimal keunggulan komparatif dan kompetitif Kecamatan Cibinong, sehingga tercapai pertumbuhan ekonomi dan taraf kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.

- Berbudaya : menunjukkan tingkatan martabat

kemanusiaan dan harga diri masyarakat Kecamatan Cibinong yang ditunjukkan dengan derajat kualitas kehidupan yang tinggi, berkualitas, makmur dan sejahtera serta taat beribadah.

4.2 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun mendatang. Tujuan Strategis ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis lingkungan strategis, Sehingga dapat mengarahkan perumusan strategi, kebijakan, program, dan kegiatan dalam rangka

(48)

merealisasikan Misi dan Visi. Berdasarkan tujuan yang akan ditetapkan, maka Kecamatan Cibinong akan dapat mengetahui hal-hal yang harus dicapai dalam kurun waktu satu sampai lima tahun ke depan dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki, serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya.

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh lembaga dalam jangka waktu tertentu. Sasaran adalah salah satu dasar di dalam penilaian dan pemantauan kinerja sehingga merupakan alat pemicu bagi organisasi terhadap sesuatu yang harus dicapai, sejalan dengan hal tersebut sasaran jangka menengah Kecamatan Cibinong yang telah dirumuskan dalam RPJMD adalah Dengan Bertaqwa, Berdaya dan Berbudaya, Terwujudnya Kecamatan Cibinong sebagai Kawasan Pusat Pemerintahan Perdagangan dan Jasa.

Perumusan tujuan dan sasaran Kecamatan Cibinong tahun 2013-2018 selanjutnya dijabarkan sesuai dengan Visi dan Misi yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

Misi Pertama: Meningkatkan Pemerataan Pelayanan Pendidikan

Dan Kesehatan Tujuan

1. Peningkatan kualitas Pelayanan, Pendidikan Dan Kesehatan yang optimal ;

2. Peningkatan kualitas pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan daerah;

(49)

Sasaran

1. Meningkatkan kualitas perencanaan dan penyelenggaraan pembangunan;

2. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan daerah;

3. Meningkatkan profesionalisme aparat.

Misi Kedua : Meningkatkan Pemukiman, Perdagangan Dan Jasa

yang Berdaya Saing Tujuan

1. Menyediakan infrastruktur wilayah yang mampu mendukung aktivitas ekonomi, sosial dan budaya;

2. Meningkatkan akses masyarakat di lingkungan pemukiman

Sasaran

1. Tersedianya infrastruktur wilayah yang mampu mendukung aktivitas ekonomi, sosial dan budaya;

2. Meningkatnya akses masyarakat di lingkungan pemukiman.

Misi Ketiga : Meningkatkan Ketersediaan Infrastruktur Wilayah

Secara Berkelanjutan Tujuan

1. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur yang dapat mendorong perkembangan wilayah dan perekonomian masyarakat,

2. Meningkatkan Pembangunan dan perkembangan perkotaan berhirarkis yang di bentuk oleh sistem jaringan antara kegiatan perdesaan dan perkotaan,

3. Meningkatkan rencana tata ruang yang lebih rinci sebagai arahan pengendali, pengawasan dan pelaksaan pembangunan dalam mewujudkan sistem kota.

(50)

Sasaran

1. Terselenggaranya pemfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang selektif, efektif dan efisien.

Misi Keempat : Meningkatkan Kesolehan Sosial Dalam Kehidupan

Masyarakat Tujuan

1. Meningkatkan nilai Keimanan Dan Ketaqwaan Dan Kerukunan Hidup Intern Dan Antar Umat Beragama ;

2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Sosial Kemasyarakatan.

Sasaran

1. Meningkatknya nilai keimanan dan ketaqwaan dan kerukunan hidup intern dan antar umat beragama

2. Meningkatnya kualitas pelayanan sosial kemasyarakatan

Misi Kelima : Meningkatkan Kualitas, Kapasitas Dan Akuntabilitas

Aparatur Menuju Good Governane Tujuan

1. Meningkatkan Kualitas, Kapasitas Dan Akuntabilitas Aparatur Menuju Kecamatan Termaju

2. Meningkatkan kualitas di lingkungan Kabupaten Bogor sebagai kawasan Konservasi air dan tanah, melalui program rehabilitasi lahan,

3. Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah daerah.

(51)

Sasaran

1. Peningkatan Pelayanan yang profesional menuju kecamatan termaju

2. Meningkatanya perkembangan kawasan strategis di kabupaten bogor

Tujuan dan sasaran pelayanan Kecamatan Cibinong lebih lengkapnya sebagaimana yang tercantum dalam tabel 4.1. dibawah ini :

Tabel. 4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Kecamatan Cibinong

Kabupaten Bogor Tahun 2013 – 2018

4.3 STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Merujuk pada tujuan dan sasaran tersebut diatas maka rumusan strategi dan kebijakan pada Kecamatan Cibinong adalah sebagai berikut :

Strategi Pertama:

1 Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas aparatur melalui penguasaan kompetensi

2 Tersedianya Standar Pelayanan Minimal;

3 Meningkatnya kualitas dan tertib administrasi kependudukan; 4 Terpenuhinya sarana dan prasarana perkantoran sesuai

kebutuhan pelayanan kepada masyarakat;

5 Meningkatnya kinerja pe nyelenggaraan pemerintahan di kelurahan.

Strategi Kedua:

1 Tersedianya infrastruktur transportasi yang berkualitas; 2 Meningkatnya jumlah bangunan ber-IMB;

3 Meningkatnya jumlah rumah layak huni;

4 Meningkatnya cakupan pelayanan persampahan,

(52)

penerangan jalan umum serta sarana pemakaman umum;

Strategi Ketiga :

1 Menurunnya jumlah warga belajar Buta Aksara;

2 Meningkatnya peranserta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan;

3 Meningkatnya budaya baca masyarakat; 4 Meningkatnya giji balita dan ibu hamil,

5 Meningkatnya kualitas lingkungan yang bersih dan sehat

6 Meningkatnya kualitas dan kuantitas koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

7 Meningkatnya nilai tambah komoditas unggulan Kecamatan Cibinong.

Strategi Keempat :

1 Meningkatnya ketentaraman masyarakat 2 Meningkatnya ketertiban

Strategi Kelima :

1 Meningkatnya Nilai keimanan dan Ketaqwaan 2 Meningkatnya kualitas hidup masyarakat miskin;

Strategi dan kebjakan tersebut dirumuskan dalam kerangka mewujudkan pernyataan yang terkandung dalam visi dan misi Kecamatan Cibinong .

(53)

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KIERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.

Dalam Renstra Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor tahun 2013 - 2018, program dan kegiatan dikategorikan kedalam Program/Kegiatan lokalitas SKPD, Program/ Kegiatan Lintas SKPD dan Program/kegiatan Kewilayahan. Berikut disajikan Program dan Kegiatan Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor tahun 2013 - 2018. Program/ kegiatan SKPD adalah sekumpulan rencana kerja suatu SKPD. Program Lintas SKPD adalah sekumpulan rencana kerja beberapa SKPD. Program Kewilayahan dan Lintas Wilayah adalah sekumpulan rencana kerja terpadu antar-Kementerian/Lembaga dan SKPD mengenai suatu atau beberapa wilayah, Daerah, atau kawasan.

Tabel 5.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Kecamatan Cibinong Kabupaten

(54)
(55)

BAB VI

INDIKATOR KINERJA KECAMATAN CIBINONG YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Peran perencanaan dalam pembangunan sangatlah penting, untuk itu, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Kecamatan Cibinong harus berkontribusi secara langsung dalam rangka mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD yang ditunjukan dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Tabel 6.1 Indikator Kinerja Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

(56)

BAB VII PENUTUP

Renstra Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 ini merupakan pedoman perencanaan periode 5 ( lima ) tahunan yang memuat Visi, Misi, Tujuan , Sasaran, Strategi, Kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai tugas pokok dan fungsi Kecamatan Cibinong serta disusun dengan memprhitungkan seluruh potensi dan kebutuhan ( kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan ).

Renstra Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2013 – 2018 merupakan penjabaran dari RJPM Kabupaten Bogor tahun 2013 – 2018, dan menjadi pedoman dalam penyusunan Renja Kecamatan Cibinong yang menjadi dokumen perencanaan tahunan sebagai penjabaran dari Renstra Kecamatan Cibinong.

Pelaksanaan Renstra Kecamatan Cibinong ini sangat memerlukan partisipasi,semangat dan komitmen dari seluruh aparatur Kecamatan Cibinong, karena akan menentukan keberhasilan pencapaian kinerja program dan kegiatan yang telah disusun. Dengan demikian, Renstra ini tidak hanya menjadi dokumen adminitrasi saja, karena secara subtansial merupakan pencerminan aspirasi pembangunan yang memang dibutuhkan oleh Stakeholders sesuai dengan Visi, Misi yang ingin dicapai.

CAMAT CIBINONG

Drs. Bambang Widodo Tawekal, M.si

Gambar

TABEL 2.1. JUMLAH PEGAWAI KECAMATAN CIBINONG
Tabel 2.2. Jumlah pegawai Kecamatan Cibinong yang  menduduki Jabatan dan Staf Tahun 2013
Tabel 2.4. Jumlah pegawai Kecamatan Cibinong berdasarkan  Pendidikan tahun 2013.
Tabel  diatas  menunjukkan  bahwa  klasifikasi  kedisipilnan  ilmu pegawai yang ada di Kecamatan Cibinong menunjukkan  hal  yang  bervariasi,  hal  ini  sangat  dibutuhkan  dalam  perumusan  perencanaan  pembangunan  di  Kecamatan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, peneliti menemukan bahwa tidak ada perbedaan tingkat skor kecemasan antara kelompok eksperimen yang diberikan

Pada artikel ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Lurah Kampung Lapai berserta jajaran yang telah memberikan izin melakukan pengabdian masyarakat yang berada di

Perbedaan dari port statis dan port dinamis ialah pada port statis bersifat port yang dipesan atau telah ditentukan terlebih dahulu untuk penyesuaian pemakaian

Penugasan penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Angkutan Barang Di Laut Tahun Anggaran 2021 sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA dituangkan dalam perjanjian

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Dompu yang selanjutnya disingkat RTRW Kabupaten Dompu adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah daerah yang

Berdasarkan hasil pemeriksaan pada jenis dan kadar zat pewarna buatan terhadap tujuh sampel permen lollipop bermerek dan tujuh sampel permen lollipop tidak

Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan pengorbanan yang tiada akhir untukku , yang selalu mendoakanku, air mata dan keringat yang tercucur untukku , sari

Dari partisi yang dilakukan, diketahui bahwa ekstrak larut etil asetat sebanyak 10 g, sehingga kandungan senyawa semi polar lebih banyak dibandingkan dengan