EFEKTIVITAS PEMANFAATAN INTERNET DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PADA MATERI ELASTISITAS DI KELAS XI SMA BULAN
SABIT KABUPATEN FLORES TIMUR SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh:
Maria Gratiana Adelaide Simon 141424021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
EFEKTIVITAS PEMANFAATAN INTERNET DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PADA MATERI ELASTISITAS DI KELAS XI SMA BULAN
SABIT KABUPATEN FLORES TIMUR SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh:
Maria Gratiana Adelaide Simon 141424021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Hasil karya ini, dipersembahkan untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria
Orangtua tecinta:
Bapak Lasarus Ola Peka
Mama Kornelia Perada ola
Ketiga adik tersayang:
Roberto Doni Tela
Simforianus Sili Taka
Epifanius Penana
vii
ABSTRAK
Simon, M. G. Adelaide. 2018. Efektivitas Pemanfaatan Internet Dalam Pembelajaran Fisika Pada Materi Elastisitas Di Kelas XI SMA Bulan Sabit Kabupaten Flores Timur. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas pemanfaatan internet dalam pembelajaran fisika pada materi elastisitas di kelas XI SMA Bulan Sabit Kabupaten Flores Timur.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2018 – 22 September 2018. Sampel penelitian yang digunakan adalah 23 siswa kelas XI IPA 1 dan 23 siswa kelas XI IPA 2. Instrumen yang digunakan adalah tes tertulis berupa pretest dan posttest untuk mengukur hasil belajar siswa dan angket minat belajar untuk mengukur minat belajar siswa. Data hasil belajar siswa dan minat belajar siswa dianalisis menggunakan SPSS, yaitu dengan uji T kelompok independent dan kelompok dependent.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan internet dalam pembelajaran fisika pada materi elastisitas di kelas XI SMA Bulan Sabit dikatakan efektif. Hal ini diukur dari hasil belajar dan minat belajar siswa. Hasil belajar dan minat belajar siswa kelas eksperimen lebih meningkat daripada hasil belajar dan minat belajar siswa kelas kontrol.
viii
ABSTRACT
Simon, M. G. Adelaide. 2018. The Effectiveness of Using Internet to Learn Elasticity in Physics on grade XI of SMA Bulan Sabit in East Flores. Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Physics Education, Departemen of Mathematics and Natural Sciences Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta.
This research is conducted to find out how far the effectiveness of using internet to learn physics when studying the elasticity in grade XI SMA Bulan Sabit in East Flores.
This research was held on 27th August- 22nd September 2018. The samples for this research are the students of grade XI IPA 2, 23 students for each group. The instruments for the research are a written test in the form of pretest and posttest to measure the results of the students’ learning outcomes and the form of the students’ interest of learning to measure the interest to study from the students. The data from the results of the students learning outcomes and their interest of learnig were analyzed using SPSS which is a T test of independent and dependent group.
The result of this research show that the use of the internet to learn physics when studying the elasticity in grade XI of SMA Bulan Sabit can be state as an effective activity. This conclusion can be measured from the results of the students’ learning outcomes and their interest of learning. The results of the students’ learning outcomes and their interest of learning from the experimen class are higher from the control class.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Pemanfaatan Internet Dalam Pembelajaran Fisika Pada Materi Elastisitas di Kelas XI SMA Bulan Sabit Kabupaten Flores Timur” ini dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di
Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma.
Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini atas doa, dukungan dan bimbingan
dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa dalam menuntun dan memberi berkat;
2. Bapak Drs. T. Sarkim M, Ed., Ph. D. Selaku dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
3. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma;
4. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M. Si. selaku dosen pembimbing
akademik angkatan 2014 yang telah membimbing penulis selama
belajar di Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Sanata
x
5. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Fisika dan semua dosen Program Studi Pendidikan Fisika
yang telah memberikan bimbingan, ilmu dan pengalaman selama
penulis belajar di Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Sanata
Dharma;
6. Seluruh karyawan sekretariat JPMIPA dan FKIP yang telah membantu
penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma;
7. Bapak Drs. Lukas Tura Boli, selaku Kepala sekolah SMA Bulan Sabit
yang telah memberikan izin penelitian;
8. Bapak Nikodemus Bin Bernadus, S.Pd., selaku guru mata pelajaran
fisika SMA Bulan Sabit yang telah membantu peneliti selama
persiapan samapai selesai penelitian;
9. Siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA Bulan Sabit yang telah
berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian;
10. Kedua orangtua saya Bapak Lasarus Ola dan Ibu Kornelia Perada Ola
yang telah memberikan motivasih dan cinta tanpa batas;
11. Adik Roberto Doni Tela, Simforianus Sili Taka, Epifanius Penana dan
Maria Rosita Barek Benga Sidi yang selalu memberikan semangat;
12. Bapak Ani Ignatius Kia Pati dan Mama Ani Kristina Gita Kiwan yang
memberikan motivasi kepada penulis dari awal perkuliahan sampai
penyusunan skripsi;
13. Mama Rina, Mama Enik, Mama Hiro, Mama Barek dan Opu Jorge
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ...ix
DAFTAR ISI ... ..xii
BAB I. PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. TujuanPenelitian ... 4
D. ManfaatPenelitian ... 4
BAB II. LANDASAN TEORI ...6
A. Belajar ... 6
1. Pengertian Belajar... ... 6
2. Ciri-Ciri Belajar.. ... 8
3. Sumber Belajar.. ... 9
B. Efektivitas ... 11
C. Internet ... 12
1. Pengertian Internet ... ..12
2. Tujuan Pemanfaatan Internet ... 12
3. Pemanfaatan Internet dalam Pembelajaran... 13
D. Peran Guru dalam E-learning ... 15
xiii
F. Hasil Belajar ... 19
G. Minat Belajar ... 22
H. Elastisitas Bahan ... 25
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...31
A. Desain Penelitian ... 31
B. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian ... 31
1. Populasi Penelitian ... 32
2. Sampel Penelitian ... 33
C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
1. Tempat Penelitian ... 33
2. Waktu Penelitian ... 33
D. Treatment ... 34
1. Kelompok Eksperimen (menggunakan internet) ... 34
2. Kelompok Kontrol (tidak menggunakan internet) ... 34
E. Instrumen Proses Belajar... 35
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 35
2. Bahan Ajar ... 35
3. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 35
F. Desain Pembelajaran ... 36
1. Kelas Eksperimen ... 36
2. Kelas Kontrol ... 38
G. Instrumen Pengumpulan Data ... 40
1. Tes Tertulis ... 40
xiv
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...54
A. Pelaksanaan Penelitian ... 54
1. Tahap Sebelum Pelaksanaan Penelitian ... 56
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 58
3. Tahap Setelah Pelaksanaan Penelitian ... 71
B. Data dan Analisis Data ... 72
1. Hasil Belajar ... 72
2. Angket Minat Belajar Siswa ... 77
C. Pembahasan ... 85
1. Hasil Belajar Siswa ... 85
2. Minat Belajar Siswa ... 87
D. Keterbatasan Penelitian ... 89
E. Kendala Penelitian ... 89
BAB V. PENUTUP...91
A. Kesimpulan ... 91
B. Saran ... 92
Daftar Pustaka ...93
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Modulus Elastisitas Berbagai Zat... 28
Tabel 3.1 Pretest dan Posttest Control Group Design... 32
Tabel 3.2 Desain Pembelajaran Kelas Eksperimen... 36
Tabel 3.3 Desain Pembelajaran Kelas Kontrol... 39
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest... 40
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Lembar Angket Minat Belajar Siswa... 42
Tabel 3.6 Validasi Angket... 45
Tabel 3.7 Teknik Penskoran untuk Soal Esai... 46
Tabel 3.8 Penskoran Butir Angket Minat Belajar Siswa... 52
Tabel 3.9 Klasifikasi Minat Belajar Siswa... 53
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian di Kelas XI SMA Bulan Sabit... 54
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Observasi di Kelas XI IPA 1 dan Kelas XI IPA 2... 57
Tabel 4.3 Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 72
Tabel 4.4 Hasil Uji T Pretest Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 73
Tabel 4.5 Hasil Uji T Posttest Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 75
Tabel 4.6 Hasil Uji T Pretest dan Posttest Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol... 76
Tabel 4.7 Hasil Uji T Pretest dan Posttest Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen... 77
Tabel 4.8 Data Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen... 78
Tabel 4.9 Data Minat Belajar Siswa Kelas Kontrol... 79
Tabel 4.10 Hasil Uji T Minat Belajar Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 80
Tabel 4.11 Hasil Uji T Minat Belajar Awal dan Minat Belajar Akhir Kelas Eksperimen... 81
Tabel 4.12 Hasil Uji T Minat Belajar Awal dan Minat Belajar Akhir Kelas Kontrol... 81
Tabel 4.13 Hasil Uji T Minat Belajar Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 82
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian... 97
Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Meelaksanakan Penelitian... 98
Lampiran 3 RPP Kelas Eksperimen... 99
Lampiran 4 RPP Kelas Kontrol... 105
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa (LKS)... 112
Lampiran 6 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest... 125
Lampiran 7 Soal Pretest... 139
Lampiran 8 Soal Posttest... 143
Lampiran 9 Lembar Angket Minat Belajar Siswa... 147
Lampiran 10 Contoh Hasil LKS... 149
Lampiran 11 Lembar Jawaban Pretest... 162
Lampiran 12 Lembar Jawaban Posttest... 166
Lampiran 13 Lembar Pretest Angket Minat Belajar Siswa... 170
Lampiran 14 Lembar Posttest Angket Minat Belajar Siswa... 174
Lampiran 15 Data Pretest Kelas Eksperimen... 178
Lampiran 16 Data Posttest Kelas Eksperimen... 179
Lampiran 17 Data Pretest Kelas Kontrol... 180
Lampiran 18 Data Posttest Kelas Kontrol... 181
Lampiran 19 Data Pretest Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen... 182
Lampiran 20 Data Posttest Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen... 183
Lampiran 21 Data Pretest Minat Belajar Siswa Kelas Kontrol... 184
Lampiran 22 Data Posttest Minat Belajar Siswa Kelas Kontrol... 185
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi pada era globalisasi bermanfaat bagi
pendidikan Indonesia. Pada perkembangan ini, beberapa fasilitas sudah
dimiliki oleh siswa baik di rumah maupun di sekolah yang seharusnya
sudah bisa mendukung proses belajar siswa. Siswa sudah memiliki
handphone (HP), komputer dan lain sebagainya. Kemajuan teknologi
seperti penggunaan alat-alat tersebut sangat berpengaruh terhadap dunia
pendidikan, namun siswa ataupun guru belum bisa memanfaatkan fasilitas
tersebut secara maksimal. Ada beberapa sekolah di Indonesia
kadang-kadang mengalami kekurangan buku, waktu belajar materi di kelas dan
bahkan tenaga pendidik. Buku-buku yang diberikan oleh pemerintah ada
yang belum bisa menutupi kekurangan, waktu belajar di sekolah yang
sudah ditambah jam belajar pun, belum bisa mengejar target materi yang
ingin dicapai untuk meningkatkan pemahaman siswa dan ada beberapa
sekolah yang satu guru mengajar dua mata pelajaran meskipun mata
pelajarannya tersebut tidak sesuai dengan bidangnya.
Berdasarkan hal di atas, sekolah bisa mengambil bagian sebagai
pengguna yang dapat memanfaatkan perkembangan teknologi yang juga
sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan pendidikan, yang terkait
dengan informasi dan komunikasi yaitu perkembangan teknologi berupa
sehingga dengan keberadaan internet, informasi yang dibutuhkan dapat
diperoleh dimanapun dan kapanpun selama tersedia jaringan internet.
Internet adalah sumber daya informasi yang menjangkau seluruh dunia.
Sumber daya informasi tersebut sangat luas dan sangat besar sehingga
tidak ada satu orang, satu organisasi, atau satu negara yang dapat
menanganinya sendiri (Lani Sidharta, 1996).
Dalam dunia pendidikan, internet dimanfaatkan sebagai sumber
pembelajaran yang sangat berguna dalam proses pembelajaran. Masalah –
masalah yang sering terjadi di dunia pendidikan dapat diatasi dengan
mengakses internet. Masalah-masalah tersebut seperti kurangnya buku
pelajaran, kurangnya guru, kurangnya waktu belajar di sekolah.
Dari tahun ke tahun penggunaan internet berkembang semakin
pesat di seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia. Internet sangat
membantu dunia pendidikan di Indonesia. Namun, di Indonesia
perkembangan internet tidak menyebar merata di semua daerah, sehingga
perkembangan pengetahuan siswa juga tidak merata di setiap daerah
dalam hal menggunakan internet. Ada beberapa sekolah yang sudah sangat
maju dan ada beberapa sekolah yang kurang maju dalam hal menggunakan
internet, meskipun di daerah tersebut sudah terdapat jaringan internet.
Internet dimanfaatkan oleh siswa sebatas untuk kebutuhan media sosial
dan tidak memanfaatkan internet sebagai sumber belajar untuk mengatasi
masalah belajarnya. Oleh karena itu, guru sebaiknya mengenalkan internet
minat siswa dalam belajar.
Berdasarkan kurikulum pendidikan yang berlaku di Indonesia saat
ini yaitu Kurikulum 2013, siswa dituntut lebih aktif dalam proses belajar
mengajar dan zaman sekarang siswa telah banyak memiliki handphone
(HP), laptop atau komputer yang digunakan untuk mengakses internet,
maka salah satu cara belajar yang melibatkan siswa lebih aktif adalah
dengan memanfaatkan internet. Salah satu mata pelajaran yang dapat
memanfaatkan internet adalah mata pelajaran fisika. Mata pelajaran fisika
merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Faktor yang
menyebabkan siswa menganggap sulit mata pelajaran fisika dapat ditinjau
dari cara mengajar guru yang dianggap oleh siswa kurang menyenangkan,
sehingga siswa merasa bosan dengan pembelajaran fisika maka siswa
merasa sulit dengan materi fisika. Oleh karena itu, sebagai guru harus
mempunyai keahlian dalam menciptakan inovasi belajar yang
menyenangkan untuk siswa, sehingga siswa berminat dalam belajar fisika
dan proses pembelajaran di kelas lebih efektif maka dapat menunjang
siswa memahami materi yang disampaikan guru. Berdasarkan uraian
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
Sejauh mana efektivitas pemanfaatan internet dalam pembelajaran fisika
pada materi elastisitas di kelas XI SMA Bulan Sabit?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana efektivitas pemanfaatan internet dalam
pembelajaran fisika pada materi elastisitas di kelas XI SMA Bulan Sabit
Kabupaten Flores Timur.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa
Perkembangan teknologi semakin maju, diharapkan siswa tidak lagi
pasif dalam pembelajaran. Siswa dapat secara mandiri ataupun
kelompok, dapat mencari informasi atau materi pembelajaran dengan
memanfaatkan internet baik di kelas maupun di luar kelas.
2. Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu referensi bagi guru untuk
menerapkan suatu model pembelajaran di kelas. Guru tidak sebatas
menarik dan menyenangkan yaitu salah satunya memanfaatkan
internet. Oleh karena itu, siswa secara aktif dapat mengakses materi
pembelajaran melalui internet.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan suatu penelitian ilmiah untuk memenuhi
tugas akhir peneliti. Selain itu, dengan adanya hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai suatu pengetahuan baru bagi peneliti agar dapat
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar ditandai dengan adanya perubahan dalam diri
seseorang. Perubahan dalam diri seseorang dari hasil proses belajar
meliputi perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotorik), dan menyangkut sikap (afektif). Proses belajar yang
terjadi pada seseorang merupakan suatu yang sangat kompleks dan
terjadi sejak bayi hingga orang tersebut meninggal dunia. Oleh karena
itu dalam proses pembelajaran dituntut adanya perubahan sebuah
kondisi dalam diri organisme yang melakukan aktivitas belajar
(Wardoyo, 2013).
Menurut Anthony Robbins (dalam Trianto, 2009: 15),
mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara
sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu pengetahuan
yang baru. Dari defenisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur,
yaitu: (1) penciptaan hubungan, (2) sesuatu hal pengetahuan yang
sudah dipahami, dan (3) sesuatu pengetahuan yang baru. Jadi dalam
makna belajar, di sini bukan berangkat dari sesuatu yang benar-benar
belum diketahui (nol), tetapi merupakan keterkaitan dari dua
Pandangan Anthony Robbins senada dengan apa yang
dikemukakan oleh Jerome Brunner dalam (Romberg & Kaput, 1999
dalam Trianto 2009), bahwa belajar adalah suatu proses aktif di mana
siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan
pada pengalaman/pengetahuan yang sudah dimilikinya.
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada
individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena
pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik
seseorang sejak lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat
erat kaitannya (Trianto, 2009: 16).
Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja
maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju
pada suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud
adalah perubahan perilaku tetap berupa pegetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. Sedangkan
pengalaman merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan
sebagai sumber belajarnya. Jadi, belajar di sini diartikan sebgai proses
perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak
paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil,
dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat
2. Ciri-Ciri Belajar
Dari beberapa defenisi yang telah dikemukakan oleh para ahli
mengenai belajar nampak adanya beberapa ciri-ciri belajar yaitu:
a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change of
behavior). Ini berarti bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati
dari tingkah laku yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari yang
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dan
lain sebagainya. Tanpa pengamatan dari tingkah laku hasil belajar
orang tidak dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar. Karena
perubahan hasil belajar hendaknya dinyatakan dalam bentuk yang
dapat diamati.
b. Perubahan perilaku relatif permanen, ini diartikan bahwa
perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu
tertentu akan tetap atau tidak berubah-berubah, akan tetapi dilain
pihak tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.
c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat
proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut
bersifat potensial. Artinya hasil belajar tidak selalu serta-merta
terlihat segera setelah selesai belajar. Hasil belajar dapat terus
berproses setelah kegiatan belajar selesai.
d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
Artinya belajar itu harus dilakukan secara aktif, sengaja, terencana,
e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu
yang memperkuat memberikan semangat atau dorongan untuk
mengubah tingkah laku.
3. Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan
oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai (Sanjaya,W., 2006: 174).
Dalam proses penyusunan perencanaan program pembelajaran,
guru perlu menetapkan sumber apa yang dapat digunakan oleh siswa
agar mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dalam pengajaran tradisional, guru sering hanya menetapkan buku
sebagai sumber belajar. Itu pun biasanya terbatas hanya dari salah satu
buku tertentu saja. Dalam proses pembelajaran yang dianggap modern
sesuai tuntutan standar proses pendidikan dan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi
informasi, maka sebaiknya guru memanfaatkan sumber-sumber lain
selain buku. Hal ini penting, sebab penggunaan salah satu sumber
tertentu saja, akan membuat pengetahuan siswa terbatas dari satu
sumber yang ditetapkan itu.
Beberapa sumber belajar yang bisa dimanfaatkan oleh guru
khususnya dalam setting proses pembelajaran di dalam kelas di
a. Manusia sebagai Sumber Belajar
Manusia merupakan sumber utama dalam proses pembelajaran.
Dalam usaha pencapaian tujuan pembelajaran, guru dapat
memanfaatkannya dalam setting proses belajar mengajar. Misalkan
untuk mempelajari undang – undang lalu lintas, guru bisa menggunakan
polisi lalu lintas sebagai sumber belajar utama siswa. Demikian juga
untuk mempelajari topik-topik yang berhubungan dengan kesehatan,
guru dapat memanfaatkan tenaga medis seperti dokter atau perawat
kesehatan.
Memang pemanfaatan manusia sebagai sumber belajar oleh guru
khususnya dalam setting proses belajar mengajar di dalam kelas, masih
belum memasyarakat. Selama ini penggunaan manusia sumber baru
digunakan di luar kelas, itu pun masih sangat terbatas. Akan tetapi
dalam proses pendidikan modern, hal ini perlu dicoba. Sebab,
penggunaan manusia sumber secara langsung akan menambah wawasan
yang luas, disamping dapat menghindari terjadinya salah persepsi.
b. Alat dan Bahan Pengajaran
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu
guru; sedangkan bahan pengajaran adalah segala sesuatu yang
mengandung pesan yang akan disampaikan kepada siswa. Alat dan
bahan biasanya menjadi satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.
Yang menjadi bahan pelajaran diantaranya, adalah buku-buku, majalah,
akan disampaikan, film slide, foto, gambar, dan lain sebagainya.
Sedangkan yang termasuk pada alat adalah seperti overhead projector
(OHP) atau alat pewayang pandang (OHP) untuk memproyeksikan
transparansi, slide Projector untuk menayangkan film slide, tape, video
player memutar kaset audio dan kaset video, dan lain sebagainya.
c. Berbagai Aktivitas dan Kegiatan
Aktivitas adalah segala perbuatan yang sengaja dirancang oleh
guru untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa seperti kegiatan
diskusi, demonstrasi, simulasi, melakukan percobaan, dan lain
sebagainya.
d. Lingkungan atau Setting
Lingkungan atau setting adalah segala sesuatu yang dapat
memungkinkan siswa belajar. Misalnya, gedung sekolah, perpustakaan,
laboratorium, taman, kantin sekolah, dan lain sebagainya.
B. Efektivitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) definisi
efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang
ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari
suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari
tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus yang dicanangkan lebih
belajar siswa yang diukur menggunakan tes tertulis dan minat belajar
yang diukur menggunakan kuesioner/angket minat belajar siswa.
C. Internet
1. Pengertian Internet
Internet adalah sumber daya informasi yang menjangkau
seluruh dunia. Sumber daya informasi tersebut sangat luas dan sangat
besar sehingga tidak ada satu orang, satu organisasi, atau satu negara
yang dapat menanganinya sendiri (Sidharta, L., 1996).
Menurut Robin Mason dan Frank Rennie (dalam Lani
Sidharta, 1996), internet adalah jaringan kompleks dan cepat meluas
bagi komputer yang saling terjalin. Kesepakatan mengenai seperangkat
protokol bersama memungkinkan komputer mana pun dalam networks
(jaringan) untuk berkomunikasi dengan komputer lain, dengan
menggunakan berbagai jenis cara berbeda. Secara skematik, local area
network (LAN) untuk organisasi atau area geografis tertentu bergabung
bersama dalam jaringan semakin besar untuk memberikan cakupan
lebih global.
2. Tujuan Pemanfaatan Internet
Menurut Gralla (2007: 86), sejak awal konsentrasi utama
internet adalah untuk membuat komunikasi antara orang dengan orang
lain yang menggunakan komputer lebih mudah. Dulu, internet dibuat
pemikiran mereka, kerja, dan sumber. Dalam militer internet pada
awalnya digunakan untuk komunikasi diantara mereka tentang perang.
Sekarang, setelah dua dekade lahirnya jaringan pertama yang
bertumbuh menjadi internet, peran utamanya masih sebagai media
komunikasi. Lebih lanjut Gralla (2007: 288) menjelaskan bahwa
internet yang awalnya pada militer dan akademik telah berkembang
setiap tahun. Internet telah menjadi bagian vital dalam kehidupan
sehari-hari yang dimanfaatkan saat bekerja, untuk hiburan, untuk
mendapatkan informasi dan untuk belanja.
3. Pemanfaatan Internet dalam Pembelajaran
Guru sekarang ini dapat mengajarkan bahan atau materi
pelajaran dengan bantuan internet. Siswa diberi tugas untuk mencari
bahan dari internet dan juga simulasi yang ada di intrenet. Dengan
model ini, siswa lebih aktif, belajar mengerti bahan yang ada di
internet, dan menjelaskannya di depan kelas. Tentu model ini hanya
dapat dilakukan bila di sekolah ada jaringan internet, atau siswa di
rumah mempunyai jaringan internet juga (Suparno, 2013: 120-121).
Menurut Suparno (2013: 121) keuntungan penggunaan internet dalam
pembelajaran antara lain:
a. Siswa dapat mempelajari dari manapun, termasuk di rumahnya.
Tidak terbatas pada waktu dan tempat. Maka dari itu, siswa akan
b. Pelajaran dari guru dapat juga diakses orang atau siswa lain tidak
terbatas pada siswanya sendiri. Bahan yang disiapkan guru dapat
berdampak luas.
c. Bahan – bahan dari internet sering lebih lengkap dan lebih menarik
dengan berbagai ilustrasi.
d. Siswa aktif dan sungguh mencari.
Sadirman (2001: 94) menyatakan bahwa perubahan dan
perkembangan yang berlaku dengan cepat, memerlukan penyediaan
sumber belajar yang aktual, kaya informasi dan mudah terjangkau.
Internet adalah teknologi yang telah memberikan landasan kuat bagi
terciptanya lingkungan belajar yang kaya, serta mampu memenuhi
pendidikan dan latihan. Internet adalah jaringan dari jaringan,
sebagaimana jaringan telepon yang mengkomunikasikan suara, internet
mengkomunikasikan data. Internet mengandung kumpulan data dan
informasi yang banyak berkaitan dengan berbagai topik. Dalam
pencarian item informasi tertentu, informasi dapat dibagi menjadi tiga
kategori mudah.
1) Kategori informasi yang sesuai, yaitu lembaran informasi yang
memang dikehendaki.
2) Kategori informasi yang memang tidak diperlukan langsung, yang
merujuk kepada kumpulan informasi yang tidak ada nilai dan tidak
3) Informasi yang masih samar-samar, merupakan kumpulan
informasi yang perluh diperdebatkan dan dibincangkan sesuai atau
sebaliknya.
Teknologi internet merupakan jenis media e-education yang
dapat menciptakan interaksi dua arah secara online. Media ini
digunakan untuk mengembangkan proses belajar mengajar, karena
selain bersifat interaktif, media ini terhubung dengan jaringan global
dunia, sehingga jangkaun aksesnya tak terbatas. Terdapat 5 kaidah
bagaimana para guru dan siswa boleh menggunakan internet bagi
menyokong proses pengajaran dan pembelajaran. Kelima kaidah
tersebut untuk:
1) Sebagai sumber informasi yang banyak
2) Untuk menyediakan saluran perbincangan
3) Bagi menyokong proyek bersama
4) Sebagai pembekal penerbitan
5) Sebagai peralatan penyelidikan
D. Peran Guru dalam E-learning
E-learning telah memperkuat dan mempercepat terjadinya
pergeseran peran guru. Peran guru dalam e-learning adalah sebagai
desainer instruksional, fasilitator dalam interaksi belajar, dan ahli materi.
Peran guru yang utama adalah untuk mendorong proses perkembangan
memiliki aksebilitas dan adaptabilitas yang tinggi (Seok, 2008). Dalam
e-learning guru juga dituntut untuk terampil dalam bidang TIK, terutama
dalam pembuatan tampilan bahan ajar melalui media.
Peran guru sebagai sumber utama informasi dan pengetahuan,
menjadi berkurang jauh dalam era e-learning. Berbagai jenis informasi dan
pengetahuan tersedia secara gratis dari internet. Guru harus
mengadaptasikan perannya dari sumber atau penguasa ilmu menjadi
pembimbing siswa dalam memilih dan menyeleksi kegiatan belajar. Peran
guru sebagaimana dikemukakan oleh Barajas, Scheuermann dan Kikis
(2002) adalah sebagai: siswa, tutor, kolaborator, pengembang materi,
peneliti, siswa TIK seumur hidup, dan anggota dari tim pengajar.
E. Peran Internet Dalam Pembelajaran Fisika
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk
menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses
komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak
akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Media
pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media
pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan
media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain
itu, media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah
dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik
balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktik-praktik dengan
benar.
Perkembangan internet saat ini telah menjalar dan memasuki setiap
dimensi aspek kehidupan manusia. Salah satu peranan yang besar dapat
dilihat dalam pengembangan keilmuan dan menjadi sarana utama dalam
suatu institusi akademik. Teknologi informasi telah memberikan gambaran
kepada kita bagaimana teknologi informasi telah memainkan peranan yang
penting dalam suatu komunikasi informasi. Di mana pada tahun 50-an
media komunikasi yang dipakai adalah jam, pada tahun 50-an s.d. 70-an
media yang dipergunakan adalah surat dan teleks, 70-an s.d. 90-an media
yang dipergunakan adalah telepon dan faksimile, dan pada tahun 90-an
sampai sekarang, media yang dipergunakan adalah ponsel, komputer, dan
internet.
Berdasarkan data statistik Indonesia, terlihat bahwa khususnya di
Indonesia, terdapat 11,5 juta orang yang melakukan akses internet atau
5,2% dari total penduduk Indonesia. Hal ini memberikan gambaran
kepada kita bahwa pertumbuhan pengguna internet di seluruh Indonesia
berkembang pesat dan sudah menjadi kebutuhan utama bagi setiap orang.
Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa internet memiliki
peranan yang sangat penting dalam setiap dimensi kehidupan khususnya
pendidikan. Internet memberikan kontribusi yang sangat besar di dalam
membantu setiap dimensi yang ada untuk selalu mendapatkan informasi
populer dimanfaatkan karena internet merupakan teknologi informasi yang
mampu menghubungkan komputer di seluruh dunia sehingga
memungkinkan informasi dari berbagai jenis dan bentuk informasi dapat
dipakai secara bersama-sama. Demikian juga dalam dunia pendidikan
khususnya dalam pembelajaran fisika, berkat adanya jaringan internet,
maka dapat membantu dalam mendapat informasi-informasi yang terkini
dan sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan hal tersebut, maka ada beberapa keuntungan jika kita
menggunakan internet sebagai media dalam pembelajaran fisika, antara
lain:
1. Dengan adanya internet dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran fisika yang menyenangkan;
2. Kaidah, hukum dan prinsip fisika yang sulit dapat diatasi dengan
beberapa simulasi dan animasi fisika di internet;
3. Internet dapat mengatasi keterbatasan perpustakaan dan media
pembelajaran fisika.
Pembelajaran fisika dengan media internet ini dapat dilaksanakan
baik secara klasikal, kelompok maupun individual. Pembelajaran secara
klasikal akan menuntut guru dalam pemilihan materi ajar fisika sehingga
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas lebih efektif dan
menarik. Dalam pencarian materi ajar ini dimulai ketika searching dengan
internet. Setelah memasukkan kata kunci, muncul beberapa halaman,
yang diinginkan maka disimpan dalam bentuk file. Hasil-hasil ini diolah
menjadi bahan ajar yang siap untuk ditayangkan dengan komputer dan
atau proyektor dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Di bidang pendidikan, internet banyak memunculkan e-learning
dan pembelajaran online, di mana belajar tidak lagi dibatasi oleh ruang dan
waktu. Selain sebagai sumber belajar yang hampir tidak terbatas, internet
juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi antara guru dengan
guru maupun guru dengan siswa.
F. Hasil Belajar
Sudjana (2014: 22) mendefinisikan hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajar. Selanjutnya Wahidumudi, dkk. (2010: 18)
menjelaskan bahwa seorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar
jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Hasil
belajar merupakan perubahan perilaku siswa akibat belajar (Purwanto,
2013: 34). Perubahan tersebut diupayakan untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Dari ketiga pendapat di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar
adalah output yang diperoleh seseorang setelah melakukan proses belajar.
Hasil belajar biasanya digunakan sebagai patokan untuk mengetahui
seberapa jauh sesorang menguasai materi yang sudah diajarkan. Jadi hasil
proses belajar. Karena hasil belajar merupakan salah satu tujuan dari
pendidikan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran, maka dapat
dikatakan bahwa pembelajaran berhasil apabila hasil belajar peserta didik
juga berhasil. Salah satu sasaran hasil belajar adalah aspek atau ranah
kognitif. Ranah kognitif (cognitive domain) adalah ranah yang
mencakup kegiatan mental (otak). Artinya, segala upaya yang
menyangkut aktivitas otak termasuk ke dalam ranah kognitif. Oleh karena
itu, ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan akademis peserta didik
yaitu mencakup kegiatan otak (Sudaryono, 2012: 58). Taksonomi Bloom
ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl (Majid, 2014:
10) yakni :
a. Mengingat (Remember)
Mengingat adalah usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari
ingatan masa lampau yang dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai
masalah yang kompleks dan konkret.
b. Memahami/mengerti (Understand)
Memahami/mengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan
(classification) dan membandingkan (comparing). Mengklasifikasikan
akan muncul ketika seorang peserta didik berusaha mengenali
pengetahuan yang merupakan anggota dari kategori pengetahuan
c. Menerapkan (Apply)
Menerapkan pada proses kognitif memanfaatkan atau mempergunakan
suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan
permasalahan. Mengimplementasikan apabila siswa memilih dan
menggunakan prosedur yang belum diketahui.
d. Menganalisis (Analysis)
Menganalisis merupakan memecahkan masalah suatu permasalahan dan
mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian dari permasalahan dan
mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dapat menimbulkan
permasalahan.
e. Mengevaluasi (Evaluate)
Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian
berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya
digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi.
Evaluasi berupa mengecek dan mengkritisi kegagalan suatu produk.
f. Menciptakan (Creat)
Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur
secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan
mengarahkan siswa menghasilkan suatu produk baru dengan
mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang
G. Minat Belajar
Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan
perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif
menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap
belajar sebab dengan minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu
yang tidak diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin
melakukan sesuatu. Misalnya seorang anak menaruh minat terhadap
bidang kesenian, maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak
tentang kesenian (Muljo Rahardjo, 2012: 8).
Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat
murid, baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun
yang bersifat afektif seperti motivasi, rasa percaya.
William James (1890) melihat bahwa minat siswa merupakan
faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi, efektif
merupakan faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara aktif dalam
belajar. Mengingat pentingnya minat dalam belajar, seorang tokoh
pendidikan lain dari Belgia, yakni Ovide Decroly (1871-1932),
mendasarkan sistem pendidikannya pada pusat minat yang pada umumnya
dimiliki oleh setiap orang, yaitu minat terhadap makanan, perlindungan
terhadap iklim (pakaian dan rumah), mempertahankan diri terhadap
macam-macam bahaya dan musuh, bekerja sama dalam olahraga. Mursell
dalam bukunya succesfull teaching, memberikan suatu klasifikasi yang
mengemukakan 22 macam minat yang diantaranya ialah bahwa anak
memiliki minat terhadap belajar dan guru sendiri hendaknya berusaha
membangkitkan minat anak terhadap belajar.
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi minat dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu yang bersumber dari dalam diri (faktor
internal) maupun yang berasal dari luar (faktor eksternal). Faktor internal
meliputi niat, rajin, motivasi dan perhatian. Sedangkan faktor eksternal
meliputi keluarga, guru, fasilitas sekolah dan teman sepergaulan.
Menurut Safari (dalam Yosefin, 2016) bahwa untuk mengetahui
berapa besar minat belajar siswa, dapat diukur melalui:
C.1 Kesukaan
Pada umumnya individu yang suka pada sesuatu disebabkan karena
adanya minat. Biasanya apa yang paling dia sukai mudah sekali untuk
diingat. Sama halnya dengan siswa yang berminat pada suatu mata
pelajaran tertentu akan menyukai pelajaran itu. Kesukaan ini tampak
dari semangat dan tujuan mengikuti mata pelajaran tersebut.
C.2 Kepuasan
Sering kali dijumpai beberapa siswa yang merespon dan
memberikan reaksi terhadap apa yang disampaikan guru pada saat
proses belajar mengajar di kelas. Tanggapan yang diberikan
menunjukkan apa yang telah disampaikan guru tersebut menarik
manfaat dalam proses belajar, sehingga timbul rasa ingin tahu yang
besar.
C.3 Keterlibatan
Keuletan dan kerja keras yang tampak melalui diri siswa
menunjukkan bahwa siswa tersebut ada keterlibatannya dalam belajar,
di mana siswa selalu lebih giat, berusaha menemukan hal-hal baru
yang berkaitan dengan pelajaran. Dengan demikian siswa akan
memiliki keinginan atau inisiatif untuk belajar.
C.4 Perhatian
Semua siswa yang mempunyai minat terhadap mata pelajaran
tertentu akan cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap
pelajaran itu. Melalui perhatiannya yang besar ini, seorang siswa akan
mudah memahami inti dari pelajaran tersebut. Perhatian sangat
penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik dan hal ini akan
berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam belajar.
Untuk mengetahui apakah siswa berminat dalam belajar, dapat
dilihat dari beberapa indikator mengenai minat belajar. Indikator ini
disusun berdasarkan aspek minat siswa. Aspek mengenai minat siswa
H. Elastisitas Bahan
1. Sifat Elastisitas Bahan
Pegas dan karet adalah contoh benda elastis. Sifat elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu
dihilangkan (dibebaskan). Beberapa benda, seperti tanah liat
(lempung), adonan tepung kue, dan lilin mainan (plastisin) tidak
kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar dihilangkan.
Benda-benda seperti itu disebut benda-benda tak elastis atau benda plastis.
a. Tegangan
Pada gambar 2.1 seutas kawat dengan luas penampang A
mengalami suatu gaya tarik F pada ujung-ujungnya.
Gambar 2.1 Seutas kawat dengan luas penampang A ditarik dengan gaya F
𝐋
L
Akibat gaya tarik ini, kawat mengalami tegangan tarik , yang didefenisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik F yang
dialami kawat dengan luas penampangnya (A).
(2-1)
Tegangan adalah besaran skalar dan sesuai persamaan (2-1)
memiliki satuan Nm-2 atau Pascal (Pa).
b. Regangan
Perhatikan gambar 2.1 gaya tarik yang dikerjakan pada
batang berusaha meregangkan kawat sehingga panjang kawat
semula L bertambah panjang sebesar . Regangan (tarik) e didefenisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang
(2-2)
Karena pertambahan panjang
besaran yang sama, maka sesuai persamaan (2-2), regangan e tidak
memiliki satuan atau dimensi.
regangan
=
𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈𝒂𝒘𝒂𝒍
atau
e
=
𝑳 𝑳𝟎tegangan
=
𝒈𝒂𝒚𝒂c. Modulus Elastisitas
Gambar 2.2 Grafik tegangan terhadap regangan. Sampai titik A, regangan sebanding dengan tegangan. Diatas batas elastis titik B, kawat logam tidak kembali ke panjang awalnya jika tegangan dihilangkan. Di titik E kawat patah.
Perhatikan gambar 2.2 Dalam daerah OA, yaitu daerah di
mana grafik berbentuk garis lurus, perbandingan antara
tegangan dengan regangan, yaitu ditunjukkan oleh kemiringan
garis OA (tan ) adalah konstan. Konstanta ini disebut Modulus Elatisitas. Dengan demikian, modulus elastisitas E suatu bahan didefenisikan sebagai perbandingan antara tegangan dan regangan
yang dialami bahan.
(2-3)
Modulus elastis juga disebut modulus Young (diberi
lambang Y) untuk menghargai Thomas Young. Modulus elastis = 𝒕𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏
𝒓𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 atau E =
Satuan SI untuk tegangan adalah Nm-2 atau Pa,
sedangkan regangan e tidak memiliki satuan. Sesuai dengan
persamaan (2-3), maka:
satuan E =
= Nm-2 atau Pa
Modulus elastis sejumlah bahan yang umum digunakan
dalam keseharian dan teknologi ditunjukkan pada tabel 2.1:
Tabel 2.1 Modulus Elastis berbagai Zat Zat Modulus elastis
E (N/m2)
gaya tarik F dengan modulus elastis E.
d. Hukum Hooke
Pengaruh gaya pada seutas kawat dapat menyebabkan
pertambahan panjang. di sini perhatian utama pada benda
berbentuk spiral yang terbuat dari logam yang disebut pegas.
Gambar 2.3 grafik Gaya F terhadap pertambahan panjang
Grafik gaya tarik F terhadap pertambahan panjang akan berbentuk garis lurus melalui titik asal O. Persamaaan garis yang
sesuai adalah F = k dengan k sebagai gradien garis. Hasil yang sama akan diperoleh untuk pegas-pegas lainnya hanya gradien
k-nya berbeda. Untuk pegas lebih besar, tetapan k yang spesifik
untuk tiap pegas ini kita sebut tetapan gaya. Untuk semua pegas
berlaku,
(2-5)
Persamaan (2-5) dapat dinyatakan dengan kalimat berikut:
Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka
pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan
gaya tariknya.
F = k 𝒙 F
Pegas 3
Pegas 2
Pegas 1
O
Pernyataan tersebut dikemukakan pertama kali oleh Robert
Hooke, seorang arsitek yang ditugaskan untuk membangun
kembali gedung-gedung di London yang mengalami kebakaran
pada tahun 1666. Oleh karena itu, pernyataan di atas dikenal
sebagai hukum Hooke.
Dalam penelitian ini, yang dibahas pada materi elastisitas adalah:
1. Tegangan
2. Regangan
3. Modulus Elastisitas
4. Hukum Hooke
Pada penelitian ini, pemanfaatan internet dalam pembelajaran fisika pada
materi elastisitas digunakan untuk mencari bahan-bahan belajar, sehingga siswa
menjadi aktif dalam belajar. Bahan-bahan belajar tersebut berupa:
1. Video penjelasan materi
2. Video eksperimen
3. Video contoh soal
Manfaat internet yang dapat digunakan untuk mencari bahan-bahan belajar
tersebut maka, internet dianggap mempunyai manfaat yang khas sehingga
penelitian ini menggunakan internet. manfaat khas tersebut antara lain:
1. Menarik
2. Komunikatif
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitaif. Penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang secara umum menggunakan data-data yang nantinya akan
diskor dalam bentuk angka dan model analisisnya menggunakan statistik
(Suparno, 2010 :7).
Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental yang
mempunyai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok
eksperimen yaitu kelompok kelompok yang menerima treatment dan
kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak menerima treatment.
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
pretest-posstest control grup. Tes tertulis berupa pretest dan posstest
diberikan pada kelompok eksprimen dan kelompok kontrol. Pretest
diberikan kepada siswa sebelum diberikan treatment dengan tujuan untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa dan posttest diberikan setelah diberikan
treatment dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh treatment
terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan untuk mengetahui minat siswa
Tabel 3.1. Pretest dan posstestcontrol group design
Research Group O1 X1 O1’
Control Group O2 X2 O2’
Keterangan:
O1 = Pretest kelompok eksperimen
X1 = Pembelajaran dengan sumber belajar dari internet
O1’ = Posstest kelompok eksperimen
O2 = Pretest kelompok kontrol
X2 = Pembelajaran dengan ceramah
O2’ = Posstest kelompok kontrol
B. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: subjek atau
objek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi bisa
berupa subjek maupun objek penelitian. Dalam penelitian ada populasi
yang tidak dapat diketahui secara pasti jumlahnya dan ada populasi yang
dapat diketahui secara pasti jumlahnya (Sangadji dan Sopiah, 2010
Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI
SMA Bulan Sabit Kabupaten Flores Timur, Propinsi Nusa Tenggara
Timur tahun ajaran 2018/2019.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah kelompok kecil yang diamati dan merupakan bagian
dari populasi sehingga sifat dan karakteristik populasi juga dimiliki oleh
sampel. Ferguson (1976) mendefenisikan sampel adalah beberapa
bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi (Sedarmayanti dan
Syarifudin, 2011 :124).
Sampel pada penelitian ini berjumlah 46 siswa kelas XI IPA SMA
Bulan Sabit tahun ajaran 2018/2019.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Bulan Sabit, kecamatan Ile
Boleng, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
2. Waktu Penelitian
D. Treatment
Treatment adalah perlakuan peneliti kepada subjek yang akan
diteliti agar nantinya didapatkan data yang diinginkan (Suparno, 2010 :51).
Treatment dalam penelitian ini adalah dua kelas yang dibagi menjadi:
1. Kelompok Eksperimen (menggunakan internet)
Kelompok eksperimen pada penelitian ini adalah kelas XI IPA 2
SMA Bulan Sabit. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang
diberikan treatment menggunakan sumber belajar dari internet pada
materi elastisitas dan hukum Hooke. Kelompok eksperimen dibagi
menjadi 3-4 siswa dalam satu kelompok kecil. Kelompok kecil ini
melakukan diskusi dengan panduan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
sudah diberikan peneliti. Diskusi yang dilakukan dengan panduan
sumber belajar dari internet. Setelah itu, siswa menyampaikan hasil
belajar kelompok kecilnya kepada kelompok lain dan kelompok lain
menanggapi/bertanya pada kelompok yang menyampaikan hasil
kerjanya. Kemudian guru menambahkan beberapa hal yang berkaitan
dengan materi dengan sumber dari internet.
2. Kelompok Kontrol (tidak menggunakan internet)
Kelompok kontrol pada penelitian ini adalah kelas XI IPA 1 SMA
Bulan Sabit. Pada kelompok kontrol, sumber belajar yang digunakan
tidak bersumber dari internet. Guru melakukan penjelasan dengan
metode ceramah pada materi elastisitas, kemudian siswa mengerjakan
E. Instrumen Proses Belajar
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan, dibuat
untuk menentukan langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan di kelas selama pengambilan data penelitian.
2. Bahan Ajar
Pokok bahasan yang diajarkan kepada siswa selama penelitian
adalah elastisitas. Bahan ajar disusun sesuai dengan standar kompotensi
(SK) dan kompetensi dasar (KD) yang berlaku di sekolah. Bahan ajar
dapat dilihat pada BAB II.
3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) dibuat sebagai paduan bagi siswa
dalam proses pembelajaran berlangsung. LKS dikerjakan oleh siswa
secara kelompok. Lembar Kerja Siswa (LKS) hanya diberikan kepada
F. Desain Pembelajaran
Berikut ini, desain pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol:
1. Kelas Eksperimen
Pembelajaran pada kelas eksperimen dilaksanakan untuk tiga kali
pertemuan membahas tentang materi elastisitas. Berikut disajikan tabel
desain pembelajaran kelas eksperimen:
Tabel 3.2. Desain Pembelajaran Kelas Eksperimen Pertemuan I
No. Aktivitas Sumber
1. Pengantar Guru 2. Siswa mengakses internet
untuk menonton video tentang elastisitas bahan.
https://www.youtube.com/watc h?v=8HTGbyo8-zs
3. Siswa mempelajari materi tegangan dan regangan secara individu dengan panduan pada LKS 1.
Internet (siswa bebas
mengakses link apapun yang berkaitan dengan tegangan dan regangan, baik berupa teks, gambar maupun video). 4. Siswa mendiskusikan
video materi tegangan dan regangan yang diakses di internet secara kelompok dengan panduan pada LKS 2.
http://www.youtube.com/watch /v=UImTLs7OdRY
5. Siswa memaparkan materi tegangan dan regangan yang telah dipelajari.
LKS 1 dan LKS 2.
6. Tanya jawab antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa.
Internet, LKS 1, LKS 2 dan guru.
7. Siswa mengakses internet untuk mempelajari contoh soal materi tegangan dan regangan.
https://youtu.be/ebzVe7ooi_0 https://youtu.be/K3AGb73Ulxc https://youtu.be/9AENDGkTPa A
8. Siswa mengerjakan latihan soal.
No. Aktivitas Sumber 9. Penjelasan materi tegangan
dan regangan yang telah dipelajari secara garis 2. Siswa mengakses internet
untuk menonton video awal tentang modulus elastisitas.
https://www.youtube.com/watc h?v=IuT76XO_igw
3. Siswa mendiskusikan video materi modulus elastisitas yang diakses di internet secara kelompok dengan panduan pada LKS 4.
https://www.youtube.com/watc h?v=gvNHWd_DIS0
4. Siswa memaparkan materi modulus elastisitas yang telah dipelajari.
LKS 4
5. Tanya jawab antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa.
Internet, LKS 4 dan guru.
6. Siswa mengakses internet untuk mempelajari contoh soal materi modulus elastisitas.
https://www.youtube.com/watc h?v=DYWML5XDSqA
7. Siswa mengerjakan latihan soal.
Buku
Pertemuan III
No. Aktivitas Sumber
1. Pengantar Guru 2. Siswa mengakses internet
untuk menonton video
2. Siswa mendiskusikan video materi hukum Hooke yang diakses di internet secara kelompok dengan panduan pada LKS 5.
https://www.youtube.com/watc h?v=qn9BdQUNZtE&t=17s
3. Siswa memaparkan materi hukum Hooke yang telah dipelajari.
LKS 5
4. Tanya jawab antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa.
Internet, LKS 5 dan guru.
5. Siswa mengakses internet untuk mempelajari contoh soal materi hukum Hooke.
Internet (siswa dibebaskan mengakses alamat link internet yang berkaitan dengan contoh soal hukum Hooke)
6. Siswa mengerjakan latihan soal.
Buku
7. Penjelasan materi hukum Hooke yang telah materi hukum Hooke yang telah dipelajari.
Siswa, guru
2. Kelas Kontrol
Pembelajaran pada kelas kontrol dilaksanakan untuk tiga kali
pertemuan membahas tentang materi elastisitas. Berikut disajikan tabel
Tabel 3.3. Desain Pembelajaran Kelas Kontrol Pertemuan I
No. Aktivitas Sumber
1. Pengantar Guru 2. Siswa memperhatikan
penjelasan materi tegangan dan regangan dengan metode ceramah
Guru
3. Tanya jawab antara guru dengan siswa
Siswa, guru, buku
4. Siswa mempelajari contoh soal
Guru, buku
5. Siswa mengerjakan latihan soal 2. Siswa memperhatikan
penjelasan materi modulus elastisitas dengan metode ceramah.
Guru
3. Tanya jawab antara guru dengan siswa
Siswa, guru, buku
4. Siswa mempelajari contoh soal
Guru, buku
5. Siswa mengerjakan latihan soal 2. Siswa memperhatikan
penjelasan materi hukum Hooke dengan metode ceramah.
Guru
3. Tanya jawab antara guru dengan siswa
Siswa, guru, buku
4. Siswa mempelajari contoh soal
Guru, buku
5. Siswa mengerjakan latihan soal
Buku
G. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik
semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2015 :148).
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian. Bentuknya dapat berupa tes tertulis, angket, wawancara,
dokumentasi dan observasi.Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes tertulis dan angket/ kuesioner.
1. Soal Tes Tertulis
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu
alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Tes
tertulis pada penelitian ini berupa tes objektif bentuk pilihan ganda (A,
B, C, D, dan E) dalam bentuk pretest (sebelum pembelajaran dimulai)
dan posttest (setelah pembelajaran berakhir). Tes objektif adalah bentuk
tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau respon yang harus
dipilih oleh peserta tes (Widoyoko, 2012). Kisi-kisi soal tes tertulis
pretest dan posstest seperti pada tabel 3.2:
Tabel 3.4. kisi-kisi soal pretest dan posstest
Indikator Materi Bentuk Soal Nomor Soal
Indikator Materi Bentuk Soal Nomor Soal
2. Angket Minat Belajar Siswa
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh
informasi dari responden yang ingin diketahui. Dalam penelitian ini,
jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup yaitu, responden
tinggal memilih jawaban yang sudah disiapkan (Suparno, 2010). Berikut
Tabel 3.5 kisi-kisi lembar angket minat belajar siswa
No Aspek
Minat Indikator Pernyataan
No. Soal 1. Kesukaan a. Siswa senang
belajar fisika.
1. Saya senang belajar fisika.
2. Saya selalu semangat dalam mengkuti
3. Saya tertarik belajar fisika dengan
1. Saya bertanya kepada guru atau teman jika ada yang kurang saya pahami dari video
No Aspek
Minat Indikator Pernyataan
No. lain selain dari situs Web yang diberikan
1. Saya bekerjasama dalam kelompok
3. Saya selalu turut serta dalam perumusan dan
4. Saya selalu turut serta dalam menyampaikan
No Aspek
Minat Indikator Pernyataan
No.
1. Saya memperhatikan penjelasan yang
2. Saya menonton video pembelajaran materi
H. Uji Validasi
Menurut Suparno (2010: 67), validitas dapat mengukur atau
menentukan apakah suatu tes sungguh mengukur apa yang mau diukur,
yaitu apakah sesuai dengan tujuan. Validitas menunjuk pada kesesuain,
penuh arti, bergunanya kesimpulan valid bila sesuai dengan tujuan
penelitian. Pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu dengan
mengadakan tes tertulis berupa pretest dan posstest sedangkan minat
belajar dengan menggunakan angket.
Dalam penelitian ini, validitas intrumen tes tertulis divalidasi oleh
dosen pembimbing, sedangkan angket divalidasi oleh dosen pembimbing
dan siswa. Angket divalidasi dengan diuji coba ke 14 orang siswa dan
kemudian diolah menggunakan SPSS. Hasil validasi yang didapat setelah
diolah menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:
Nomor
I. Teknik Analisis Data 1. Teknik Penskoran
Dalam penelitian ini jumlah skor seluruhnya adalah 100. Soal
pilihan ganda dengan jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban
yang salah diberi skor 0, sehingga skor seluruhnya untuk 10 nomor soal
pilihan ganda adalah 10. Sedangkan penskoran soal esai, untuk
masing-masing kriteria dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.7. Teknik penskoran untuk soal esai
a. Teknik penskoran untuk soal nomor 11 pretest dan 12 posttest :
Menuliskan
No. Indikator yang dinilai Skor
A B C
1. Siswa dapat menuliskan yang
diketahui dengan benar 1 2. Siswa dapat menuliskan rumus
dengan benar 2 2 2
Skor Maksimum 7
Penyelesaian No. Indikator yang dinilai
Skor
A B C
1. Siswa dapat menyelesaikan
perhitungan dengan benar 8 6 7 2. Siswa dapat menyelesaikan
perhitungan dengan rumus namun ada kesalahan perhitungan
No. Indikator yang dinilai
Skor
A B C
3. Siswa dapat menuliskan hasil akhir dengan benar beserta satuannya
4 4 4
4. Siswa dapat menuliskan hasil
akhir dengan benar tanpa satuan 2 2 2 5. Siswa menuliskan hasil akhir
yang salah 1 1 1
6. Siswa tidak menuliskan
jawaban 0 0 0
Skor Maksimum 12 10 11
b. Teknik penskoran untuk hitungan soal nomor 12 pretest dan 13
posttest:
Menuliskan
No. Indikator yang dinilai Skor 1. Siswa dapat menuliskan yang
diketahui dengan benar 1 2. Siswa dapat menuliskan rumus
dengan benar 2
Skor Maksimum 3
Penyelesaian
No. Indikator yang dinilai Skor 1. Siswa dapat menyelesaikan
perhitungan dengan benar 7 2. Siswa dapat menyelesaikan
perhitungan dengan rumus namun ada kesalahan perhitungan
4
3. Siswa dapat menuliskan hasil akhir
dengan benar beserta satuannya 3 4. Siswa dapat menuliskan hasil akhir
dengan benar tanpa satuan 2 5. Siswa menuliskan hasil akhir yang
salah 1
6. Siswa tidak menuliskan jawaban 0