• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA - DOCRPIJM b5f092a485 BAB VIIBab VII Rencana Pembangunan Infrastruktur CK KAPUAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA - DOCRPIJM b5f092a485 BAB VIIBab VII Rencana Pembangunan Infrastruktur CK KAPUAS"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VII

RENCANA PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

7.1 SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

7.1.1 Kondisi Eksisting dan Isu Strategis

Kebutuhan terkait perumahan di Kabupaten Kapuas adalah terkait dengan

kebutuhan pembangunan perumahan baru untuk mengatasi backlog perumahan sebesar

27,5%. Selain itu kebutuhan lainnya adalah peningkatan kualitas hunian masyarakat yang

tidak layak huni yang mencapai 46% dari jumlah rumah yang ada.

Tabel 7.1

Permasalahan Yang Dihadapi Komponen Pembangunan PSD Permukiman

Kabupaten Kapuas

Kondisi Sistem Target Nasional Rencana Strategi Besaran

yang Ada Pembangunan Kota Permasalahan

Backlog 27,50% Terfasilitasinya prasarana dan Kondisi rumah di Ketersediaan

Kondisi rumah sarana permukiman yang layak Kabupaten Kapuas rumah kurang

tidak layak huni huni dan terjangkau sebanyak pada tahun 2011 Keterbatasan

46% 1,3 juta unit dan dukungan yang layak huni lahan yang

(2)

Kondisi Sistem Target Nasional Rencana Strategi Besaran

yang Ada Pembangunan Kota Permasalahan

Rusunawa 60 ribu unit dan mencapai 90% dari layak

Rusunami 65 ribu unit dan seluruh rumah yang Harga lahan

meningkatkan permukiman di ada (RPJMD mahal

perdesaan di 665 kawasan Kabupaten Kapuas Permukiman

serta terentaskannya 2006-2011) padat dan

kemiskinan 6 ribu KK (Renstra PU Backlog ketersediaan kumuh

2005-2009) rumah 5%.

Selain dari capaian pembangunan yang ada, dalam Rencana Kebijakan

Program dan Rencana Kegiatan Pembangunan Perumahan dan Pemukiman di

Kabupaten Kapuas yang diusulkan dalam lima tahun mendatang dapat

dikelompokkan ke dalam beberapa fokus program, yaitu:

 Pemenuhan pelayanan prasarana dan sarana dasar (PSD) permukiman

 Penataan kawasan permukiman kumuh di sepanjang sungai

 Pencegahan penyimpangan penggunaan lahan

 Pembangunan fasilitas infrastruktur perumahan dan permukiman

 Peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman

 Penyediaan lahan-lahan untuk pembangunan perumahan sederhana untuk

mengatasi permasalahan backlock perumahan sederhana

 Proses legalitas dan sosialisasi kebijakan pengembangan program

perumahan dan permukiman di Kalimantan Tengah

7.1.2 Sasaran Program

Pembangunan perumahan dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan

tempat tinggal yang layak bagi masyarakat dan/atau untuk pemukiman

kembali (resettlement) sebagai akibat dari pembangunan prasarana dan

sarana Kabupaten. Pembangunan perumahan dilakukan dengan

(3)

perumahan baru. Pembangunan perumahan baru dilakukan secara intensif

(vertikal dan horisontal) dengan pemanfaatan lahan secara optimal pada

kawasan-kawasan di luar kawasan lindung dengan fungsi kegiatan

perumahan permukiman.

Untuk klasifikasi dari permukiman yang ada di Kabupaten Kapuas dapat dibagi menjadi tiga

yaitu :

a) Permukiman yang dibangun oleh pribadi (masyarakat)

b) Permukiman yang dibangun oleh pengembang

c) Permukiman/rumah dinas

Jika dilihat dari kecenderungan yang ada pada umumnya permukiman yang

dibangun oleh pribadi (masyarakat) ada tiga jenis yaitu yang tertata dengan rapi,

sembarangan dan tidak teratur, serta kampung kumuh. Permukiman yang

dibangun/dikembangkan oleh pengembang umumnya berupa rumah dalam berbagai tipe,

sedangkan untuk rumah dinas tidak ada penambahan.

Pengembangan kawasan perumahan dan permukiman di Kabupaten Kapuas

ditentukan berdasarkan atas luasan kapling rumah dibawah ini:

a) Rumah kapling kecil, setidaknya seluas ≥200 meter persegi.

b) Rumah kapling menengah, luas lahan antara >250 meter persegi.

c) Rumah kapling besar, luas lahan >500 meter persegi.

Arahan pengembangan untuk kawasan perumahan di Kabupaten Kapuas pada masa

mendatang adalah sebagai berikut :

a) Pembangunan rumah tidak boleh merusak kondisi lingkungan yang ada.

b) Dalam penataan rumah harus memperhatikan lingkungan dan harus berpegang

pada ketentuan KDB dan KLB yang telah ditetapkan.

c) Pada kawasan-kawasan atau lokasi-lokasi yang berfungsi sebagai ruang terbuka

hijau dan bersifat khusus sebaiknya tidak dialihfungsikan untuk permukiman atau

kegiatan lain yang diperkirakan dapat menurunkan kualitas lingkungan.

d) Mendorong partisipasi masyarakat untuk mengadakan rumah sendiri tetapi

penataannya harus mengikuti rencana tata ruang dan advis planning yang

dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum/atau instansi yang menangani tentang

(4)

e) Untuk pengembangan perumahan yang dilakukan oleh developer harus disertai

juga dengan pembangunan fasilitas umum dan sosial terutama pada RTH dan

lapangan olah raga, tempat ibadah, makam, perbelanjaan, serta jalan yang

menghubungkan dengan jalan yang ada disekitarnya dan jalan utama kota.

Tabel 7.2

Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

NO URAIAN SASARAN PROGRAM

1 2

1 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan 2 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan 3 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Kawasan Permukiman

7.1.3 Usulan Kebutuhan Program

Rencana pengembangan perumahan di Kabupaten Kapuas adalah sebagai berikut:

a) Pembangunan kawasan perumahan baru

Berdasarkan proyeksi penduduk diarahkan merata pada pusat pelayanan permukiman

(PPL) untuk menghindari jumlah penduduk yang terpusat di Kota Pangkalan Bun dan

Kota Kumai.

b) Peningkatan lingkungan perumahan kampung perkotaan

Terpusatnya jumlah penduduk di Kecamatan Arut Selatan dikhawatirkan dapat

berdampak pada munculnya lingkungan permukiman kumuh sehingga perlu dilakukan

pengawasan terhadap setiap pembangunan rumah baru agar tidak melanggar

batas-batas sempadan sungai.

c) Peningkatan lingkungan perumahan kampung perdesaan

Dapat dilakukan dengan pengembangan sarana dan prasarana permukiman serta

perbaikan akses antar desa sehingga tidak terjadi pertumbuhan kawasan yang tidak

seimbang/tertinggal.

(5)

Tabel 7.3

Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

Tabel 7.4

Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

Vol Satuan TAHUN I TAHUN II TAHUN III TAHUN IV TAHUN V

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws Agropolitan Ds Sei T atas Kec Pulau Petak Kab Kapuas Ds Sei T atas Kec Pulau Petak Kab Kapuas 1 Ha 0,5 Ha 0,5 Ha

2Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws Agropolitan Ds Sei T atas Kec Pulau Petak Kab Kapuas Kec Pulau Petak KelDesa Sei T atas 1 Ha 0,5 Ha 0,5 Ha

3Peningkatan kualitas permukiman kumuh Kawasan Kec Kapuas Hilir Kec Kapuas Hilir KelDesa Mambulau 10.83 Ha 3 Ha 3 Ha 3 Ha 1,83 Ha

4Penataan dan Peremajaan Kawasan Perkotaan Selat Hulu Kec Selat Kel Selat Hulu 20.36 Ha 4 Ha 4 Ha 4 Ha 4 Ha 4,36 Ha

5Pengembangan Lingkungan Permukiman Perkotaan Kapuas Kapuas 23 Ha 5 Ha 5 Ha 5 Ha 5 Ha 3 Ha

6Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Kab. Kapuas Kab. Kapuas 14 Ha 3 Ha 3 Ha 3 Ha 3 Ha 2 Ha

7Peningkatan Jalan Akses Menuju Sentra Produksi Maluen 1 Kawasan 1 Kws

8Pengawasan/Supervisi Permukiman Kawasan Perdesaan Maluen 1 Kawasan 1 Kws

9Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kws. Kapuas Seberang Kab. Kapuas Kws. Kapuas Seberang Kab. Kapuas 1 paket 1 Paket

10Penyusunan Rencana T indak Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Kab. Kapuas Kapuas 1 lap 1 Lap

11Peningkatan kualitas permukiman kumuh Kawasan Kec. Kapuas Hilir Kec. Kapuas Hilir 2 Ha 2 Ha

12Peningkatan Jalan Lingkungan Kec. Kapuas T engah Desa Bajuh Desa Bajuh 1 kws 1 Kws

13Peningkatan Jalan Lingkungan Kec. Kapuas T engah Desa Kota Baru Desa Kota Baru 1 kws 1 Kws

SASARAN

1 Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws Agropolitan Ds Sei Tatas Kec Pulau Petak Kab Kapuas Ds Sei Tatas Kec Pulau Petak Kab Kapuas 1 Ha 2017 3.844.697.000 2016 2016

2 Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws Agropolitan Ds Sei Tatas Kec Pulau Petak Kab Kapuas Kec Pulau Petak KelDesa Sei Tatas 1 Ha 2017 5.361.500.000 2016 2016

3 Peningkatan kualitas permukiman kumuh Kawasan Kec Kapuas Hilir Kec Kapuas Hilir KelDesa Mambulau 10.83 Ha 2017 5.000.000.000 2016 2015

4 Penataan dan Peremajaan Kawasan Perkotaan Selat Hulu Kec Selat Kel Selat Hulu 20.36 Ha 2017 20.000.000.000 2015 2016

5 Pengembangan Lingkungan Permukiman Perkotaan Kapuas Kapuas 23 Ha 2017 0

6 Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Kab. Kapuas Kab. Kapuas 14 Ha 2017 8.400.000.000

7 Peningkatan Jalan Akses Menuju Sentra Produksi Maluen 1 Kawasan 2016 187.746.000

8 Pengawasan/Supervisi Permukiman Kawasan Perdesaan Maluen 1 Kawasan 2016 1.300.000

9 Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kws. Kapuas Seberang Kab. Kapuas Kws. Kapuas Seberang Kab. Kapuas 1 paket 2016 1.600.000 2011 2012

10 Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Kab. Kapuas Kapuas 1 lap 2019 800.000 2016 2011 2012

11 Peningkatan kualitas permukiman kumuh Kawasan Kec. Kapuas Hilir Kec. Kapuas Hilir 2 Ha 2019 5.000.000 2015 2011 2012

12 Peningkatan Jalan Lingkungan Kec. Kapuas Tengah Desa Bajuh Desa Bajuh 1 kws 2018 2.000.000 2015 2011 2012

13 Peningkatan Jalan Lingkungan Kec. Kapuas Tengah Desa Kota Baru Desa Kota Baru 1 kws 2018 2.000.000 2015 2011 2012

READINESS CRITERIA

No. Rincian Kegiatan Lokasi Vol Satuan Tahun

(6)

7.2 SEKTOR PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

7.2.1 Kondisi Eksisting

Tingkat pelayanan air minum pada tahun 2007 adalah 65,2 %, hal ini berdasarkan data

 Jumlah jiwa per sambungan rumah : 4 orang/SR

 Jumlah jiwa terlayani dengan hidran umum : 100 orang/HU

 Jumlah sambungan rumah tangga di Kecamatan Kapuas Hilir dan Kecamatan Selat

adalah 7.567 unit

 Jumlah sambungan hidran umum : 26 unit

 Jumlah penduduk kawasan perkotaan 60.567 jiwa

 Rasio penduduk terlayanani dengan sambungan rumah sebesar 92% dan dengan

hidran umum 8%

Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan peningkatan kinerja layanan penyediaan air

bersih berupa penyediaan sambungan rumah tangga dan hidran umum.

7.2.2 Sasaran Program

Adapun rencana pengembangan sistem air bersih di Kabupaten Kapuas adalah sebagai

berikut:

a) Rencana pengembangan sistem air bersih diusahakan terintegrasi dengan

pelayanan sistem air bersih eksisting yang telah ada.

b) Terkait dengan cakupan pelayanannya, diusahakan untuk ditambah seluas

mungkin hingga akhir tahun perencanaan.

c) Mengintegrasikan pengembangan sistem air bersih dengan sistem jaringan

jalan, sehingga semua kawasan yang memiliki tingkat kemudahan aksesibilitas

dapat memperoleh pelayanan air bersih yang memadai.

d) Terkait dengan sumber air baku, maka diusahakan menggunakan sumber air

baku yang terdekat dengan wilayah pelayanannya.

e) Proses pengolahan air bersih diusahakan menggunakan sistem konvensional

atau menggunakan paket dalam negeri untuk memudahkan operasional dan

perawatan.

f) Distribusi pelayanan sistem air bersih diusahakan dilakukan dengan

(7)

g) Kawasan-kawasan prioritas dalam penyediaan kebutuhan air bersih di

Kabupaten Kapuas

Tabel 7.5

Matriks Sasaran Program Sektor Air Minum

NO URAIAN SASARAN PROGRAM LOKASI

SASARAN PENANGANAN Vol Satuan

1 2 3 4 5

A Pembangunan SPAM Kawasan Rawan Air Terfasilitasi

1 Pengembangan Jaringan Perpipaan. P/P. Pipa PVC dia. 200,150,100,75 mm

Lokasi : IKK Mandomai Mandomai 1 Paket

B Pembangunan SPAM Perkotaan

1 SPAM IKK Lokasi Pulau Kupang Pembangunan IPA 10 L/dt Pulau Kupang 1 Unit

2 SPAM IKK Lokasi Sei Tatas Rehabilitasi IPA 10 L/dt Sei Tatas 1 Unit

3 SPAM IKK Lokasi Mandomai Rehabilitasi IPA 5 L/dt Mandomai 1 Unit

4 SPAM IKK Mandumai. Pembuatan IPA Kap.10 lt/dt Lengkap Mandomai 1 Paket

5 SPAM IKK. Lokasi Timpah Pembangunan IPA 10 L/dt Timpah 1 Unit

6 SPAM IKK P/P Pipa PVC dia.6" L=3.000m dan Accessories Pipa IKK

Pujon Pujon 1 Kawasan

7 SPAM IKK Lokasi Sei Hanyu Pembangunan IPA 10 L/dt Sei Hanyu 1 Unit

8 SPAM IKK. Pembuatan IPA Kap. 20 l/dt Lengkap IKK Basarang

Kabupaten Kapuas Basarang 1 paket

9 Optimalisasi IKK untuk MBR Pengadaan dan Pemasangan Pipa

dan Accessories Pipa Kapuas Kuala 10 ltr/dt

C Pembangunan SPAM Berbasis Masyarakat

1 SPAM di Desa Rawan Terpencil Prasarana dan Sarana Air minum

Desa Batapah Batapah 1 Desa

2 SPAM di Desa Rawan Terpencil Prasarana dan Sarana Air minum

Desa Masaran Masaran 1 Desa

3 SPAM di Desa Rawan Terpencil Prasarana dan Sarana Air minum

Desa Barunang Barunang 1 Desa

4 SPAM KAWASAN DESA RAWAN AIR DESA TANGIRANG Desa

Tangirang 1 Desa

5 SPAM di Desa Rawan Terpencil Prasarana dan Sarana Air minum Desa Hurung Tampang

Hurung

Tampang 1 Desa

D SPAM Kawasan Rawan Air

1 SPAM KAWASAN DESA RAWAN AIR DESA MAMPAI, KEC. KAPUAS

(8)

7.2.3 Usulan Kebutuhan Program

Tabel 7.6

Matriks Usulan Kebutuhan Program dan Pembiayaan Sektor Sektor Air Minum

APBN DAK APBD PROV

APBD

KAB BUMD KPS CSR DED/FS AMDAL/

UKL LAHAN PENGELOLA SPPIP RPKPP RISPAM RTBL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 PengadaanPemasangan Pipa dan Accessories Pipa di IKK Basarang IKK Basarang 1 Kawasan 2017 2.000.000.000 2016 2016

2 SPAM IKK Lokasi Pulau Kupang Pembangunan IPA 10 L/dt Pulau Kupang 1 Unit 2018 12.000.000

3 SPAM IKK Lokasi Sei Tatas Rehabilitasi IPA 10 L/dt Sei Tatas 1 Unit 2018 2.715.000

4 P/P. Pipa PVC dia. 200,150,100,75 mm Lokasi : IKK Mandomai Mandomai 1 Paket 2017 5.000.000

5 SPAM IKK Lokasi Mandomai Rehabilitasi IPA 5 L/dt Mandomai 1 Unit 2018 3.500.000

6 SPAM IKK Mandumai. Pembuatan IPA Kap.10 lt/dt Lengkap Mandomai 1 Paket 2019 6.000.000

7 SPAM IKK. Lokasi Timpah Pembangunan IPA 10 L/dt Timpah 1 Unit 2017 1.500.000

8 SPAM di Desa Rawan Terpencil Prasarana dan Sarana Air minum Desa Batapah Batapah 1 Desa 2019 1.500.000

9 SPAM di Desa Rawan Terpencil Prasarana dan Sarana Air minum Desa Masaran Masaran 1 Desa 2018 1.500.000

10 SPAM IKK P/P Pipa PVC dia.6" L=3.000m dan Accessories Pipa IKK Pujon Pujon 1 Kawasan 2017 1.390.270

11 SPAM di Desa Rawan Terpencil Prasarana dan Sarana Air minum Desa Barunang Barunang 1 Desa 2019 1.500.000

12 SPAM KAWASAN DESA RAWAN AIR DESA TANGIRANG Desa Tangirang 1 Desa 2018 2.000.000

13 SPAM IKK Lokasi Sei Hanyu Pembangunan IPA 10 L/dt Sei Hanyu 1 Unit 2020 2.715.000

14 SPAM di Desa Rawan Terpencil Prasarana dan Sarana Air minum Desa Hurung TamHurung Tampang 1 Desa 2019 1.500.000

15 SPAM KAWASAN DESA RAWAN AIR DESA MAMPAI, KEC. KAPUAS MURUNG, KAB.

KAPUAS MAMPAI 1 paket 2017 1.500.000 2013 2013

16 SPAM IKK. Pembuatan IPA Kap. 20 l/dt Lengkap IKK Basarang Kabupaten Kapuas Basarang 1 paket 2018 12.000.000 2014 2014 2013

17 Optimalisasi IKK untuk MBR Pengadaan dan Pemasangan Pipa dan Accessories PipaKAPUAS KUALA 10 ltr/dt 2018 5.000.000 2015 2013

(9)

7.3 SEKTOR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

7.3.1 Kondisi Eksisting

Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa

permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain:

Penataan Lingkungan Permukiman:

 Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi kebakaran;

 Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL untuk lebih

melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam;

 penyiapan infrastruktur guna pengembangan lingkungan permukiman;

 Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan ekonomi utama

kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage;

 Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan permukiman

yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran daerah untuk

peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan SPM.

Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara:

 Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi efektif dan

efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;

 Masih kurangnya perda bangunan gedung untuk kota metropolitan, besar, sedang,

kecil di seluruh Indonesia;

 Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan pengelolaan dan

penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan

kemudahan);

 Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan

Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana;

 Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang

mendapat perhatian;

 Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta

rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;

 Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan

keselamatan, keamanan dan kenyamanan;

 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan efisien;

(10)

Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau:

 Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau/terbuka, sarana

olah raga.

Kapasitas Kelembagaan Daerah:

 Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan

penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan;

 Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan peningkatan

pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;

 Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung di

daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan

Tabel 7.7

Matriks Sasaran Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

NO URAIAN SASARAN PROGRAM LOKASI

SASARAN

Penataan Bangunan Kawasan Strategis Waterfront City Kuala

Kapuas Kuala Kapuas 1 Paket

B Revitalisasi dan Pengembangan Kawasan Tematik Perkotaan

1

Penataan Kawasan Revitalisasi Tradisional Bersejarah Situs

Bataguh Bataguh 1 Kawasan

2

Penataan Kawasan Revitalisasi Tradisional Bersejarah Kawasan

STM GKE Mandomai Mandomai 1 Kawasan

3

Pendampingan Pembangunan Sarana Prasarana Penataan dan

Revitalisasi Kawasan Betang Sei Pasah Sei Pasah 1 Kawasan

4

Pembangunan Sarana Prasarana Penataan dan Revitalisasi Kawasan Betang Sei Pasah

Kawasan Betang Sei

Pasah 1 Kawasan

5

Kegiatan Lanjutan Pembangunan Tugu Perbatasan Kalteng -

Kalsel di Anjir Serapat Anjir Serapat 1 Kawasan

7.3.2 Usulan Kebutuhan Program

Analisis kebutuhan Program dan Kegiatan untuk sektor PBL di Kabupaten

Seruyan, hendaknya mengacu pada Lingkup Tugas DJCK untuk sektor PBL yang

dinyatakan pada Permen PU No. 8 Tahun 2010. Pada Permen PU No.8 tahun 2010,

(11)

a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

Dengan kegiatan yang terkait adalah penyusunan Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK),

pembangunan prasarana dan sarana lingkungan permukiman tradisional dan

bersejarah, pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan pemenuhan Ruang

Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan.

b. RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan)

RTBL berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan didefinisikan sebagai panduan rancang

bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan

pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok

ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan,

rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian

pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. Materi pokok dalam Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan meliputi:

 Program Bangunan dan Lingkungan;

 Rencana Umum dan Panduan Rancangan;

 Rencana Investasi;

 Ketentuan Pengendalian Rencana;

 Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.

c. RISPK atau Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran

RISPK atau Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran seperti yang dinyatakan

dalam Permen PU No. 26 tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi

Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, bahwa Sistem Proteksi

Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan adalah sistem yang terdiri

atas peralatan, kelengkapan dan sarana, baik yang terpasang maupun terbangun pada

bangunan yang digunakan baik untuk tujuan sistem proteksi aktif, sistem proteksi

pasif maupun cara-cara pengelolaan dalam rangka melindungi bangunan dan

(12)

Penyelenggaraan sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan

lingkungan meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi serta

kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran sistem proteksi kebakaran pada

bangunan gedung dan lingkungannya.

RISPK terdiri dari Rencana Sistem Pencegahan Kebakaran dan Rencana Sistem

Penanggulangan Kebakaran di Kabupaten/Kota untuk kurun waktu 10 tahun. RISPK

memuat rencana kegiatan pencegahan kebakaran yang terdiri dari kegiatan inspeksi

terhadap ancaman bahaya kebakaran pada kota, lingkungan bangunan dan bangunan

gedung, serta kegiatan edukasi pencegahan kebakaran kepada masyarakat dan kegiatan

penegakan Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM). RISPK juga memuat rencana

tentang penanggulangan kebakaran yang terdiri dari rencana kegiatan pemadaman

kebakaran serta penyelamatan jiwa dan harta benda.

d. Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/Bersejarah

Pendekatan yang dilakukan dalam melaksanakan Penataan Lingkungan Permukiman

Tradisional adalah:

1. Koordinasi dan sinkronisasi dengan Pemerintah Daerah;

2. Pendekatan Tridaya sebagai upaya pemberdayaan terhadap aspek

manusia, lingkungan dan kegiatan ekonomi masyarakat setempat;

3. Azas "berkelanjutan" sebagai salah satu pertimbangan penting untuk

menjamin kelangsungan kegiatan;

4. Rembug warga dalam upaya menggali sebanyak mungkin aspirasi

masyarakat, selain itu juga melakukan pelatihan keterampilan teknis dalam

upaya pemberdayaan masyarakat.

e. Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Analisa kebutuhan Program dan Kegiatan juga mengacu pada Permen PU No.14

tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang. Khusus untuk sektor PBL, SPM juga terkait dengan SPM Penataan Ruang

dikarenakan kegiatan penataan lingkungan permukiman yang salah satunya melakukan

(13)

acuan bagi Kabupaten/Kota untuk menyusun kebutuhan akan sector Penataan

(14)

Tabel 7.8

Matriks Usulan Kebutuhan Program dan Pembiayaan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

APBN DAK APBD PROVAPBD KABBUMD KPS CSR DED/FS AMDAL/UKL LAHAN PENGELOLA SPPIP RPKPP RISPAM RTBL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 Penataan Bangunan Kawasan Strategis Waterfront City Kuala Kapuas Kuala Kapuas 1 Paket 2017 5.000.000.000 2016 2016

2 Penataan Kawasan Revitalisasi Tradisional Bersejarah Situs Bataguh Bataguh 1 Kawasan 2017 5.000.000.000 2015 2016

3 Penataan Kawasan Revitalisasi Tradisional Bersejarah Kawasan STM GKE

Mandomai Mandomai 1 Kawasan 2017 5.000.000.000 2011 2016

4 Pendampingan Pembangunan Sarana Prasarana Penataan dan Revitalisasi Sei Pasah 1 Kawasan 2018 61.710.000 2013 2011 2012 2011

5 Pembangunan Sarana Prasarana Penataan dan Revitalisasi Kawasan Betang

Sei Pasah

Kawasan Betang

Sei Pasah 1 Kawasan 2019 1.111.056.000 2013 2011 2012 2011

6 Kegiatan Lanjutan Pembangunan Tugu Perbatasan Kalteng - Kalsel di Anjir

Serapat Anjir Serapat 1 Kawasan 2020 1.405.000.000 2011 2012 2011

SUMBER PEMBIAYAAN READINESS CRITERIA

(15)

7.4 SEKTOR PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

7.4.1 Kondisi Eksisting

Kebutuhan pemenuhan prasarana air limbah didasarkan pada permasalahan sebagai

berikut:

 Septic Tank tidak memenuhi syarat

 Ketidakteraturan penyedotan tinja

 Instalasi pengelolaan lumur tinja (IPLT) belum tersedia

 Kesadaran masyarakat rendah

 Saluran khusus limbah belum ada

 Keterbatasan SDM untuk menerapkan inovasi teknologi tepat guna penanganan

limbah tidak ada.

Sehingga kebutuhan peningkatan layanan bidang lumpur tinja diperkotaan

antara lain sebagai berikut:

 Pengolahan lumpur tinja diprioritaskan pada kawasan yang sangat padat

diperkotaan.

 Bantuan Pemerintah Pusat perlu diberikan untuk pemantapan kelembagaan

melalui pembinaan teknis di bidang manajemen pengolahan lumpur tinja dan

bantuan peralatan berikut fasilitas pendukungnya kepada daerah yang betul-betul

membutuhkan dan belum memiliki kemampuan sumber daya maupun

manajemennya.

 Penanganan lumpur tinja di kawasan permukimam pada dasarnya oleh

masyarakat sendiri, dengan fasilitas penunjangnya dibantu atau disediakan oleh

Pemerintah Daerah tanpa atau dengan bantuan Pemerintah Pusat, ataupun kerja

sama dengan pihak swasta.

 Pengelolaan lumpur tinja secara terintegrasi, sehingga tepat guna (efektif),

berdaya guna (efisien) dan terjangkau serta dapat dioperasikan secara

berkelanjutan, dengan bertumpu kepada kemitraan antara masyarakat,

(16)

7.4.2 Sasaran Program

7.4.3.1 Persampahan

Kebutuhan peningkatan layanan persampahan di Kabupaten Kapuas didasarkan

pada masih besarnya volume sampah yang tidak terangkut sebesar 61,54%.

(17)

Uraian Satuan

Berdasarkan analisis kebutuhan pengelolaan sampah, maka diperlukan penambahan

personil pengelolaan sampah, demikian pula sarana pengangkutan untuk meningkatkan

pelayanan, mengadakan pemusnah sampah berteknologi canggih. Membina masyarakat

peduli sampah dalam organisasi yang lebih mapan, hal tersebut dimaksud agar

organisasi kemasyarakatan dapat berperan serta aktif dalam menanggulangi

persampahan dalam kota. Program 3R perlu ditingkatkan dan pemberdayaan

masyarakat harus menjadi faktor utama.

7.4.3.2 Drainase

Permasalahan drainase yakni, sistem jaringan yang ada belum terbagi menurut

sistem blok pelayanan sesuai dengan area yang (mungkin) dilayani. Sehingga

ketidak-sesuaian antara debit yang ada dengan kapasitas saluran merupakan permasalahan

yang umum terjadi. Khusus untuk Kabupaten Kapuas, pembuatan Sumur Peresapan Air

Hujan (SPAH) sudah menjadi bagian dari sistem makro. Selain Kabupaten Kapuas,

(18)

sangat rendah. Nilainya berkisar antara 0.27 – 0.32 km/km2 . Ini menunjukkan bahwa

kebutuhan penambahan panjang saluran drainase masih sangat tinggi, karena

aksesibilitas ideal untuk kawasan rural 1,5 – 2,5 km/km2 dan kawasan urban 10 15

km/km2.

Rangkuman rumusan masalahan adalah sebagai berikut ini.

• Kecepatan peresapan rendah

• Cakupan layanan terbatas

• Sistem jaringan belum terintegrasi

• Manajemen aset lemah

• Kesadaran drainase masyarakat lemah

Dari proyeksi tingkat layanan di bawah terlihat gap genangan dan kapasitas drainase

yang tersedia tiap tahun cukup besar sehingga perlu segera merencanakan program

pengembangan drainase lima tahun ke depan. Proyeksi dibawah mengasumsikan

pertumbuhan genangan 5% pertahun dengan kondisi awal tahun 2007 beban genangan

88,687 m3/jam dan kapasitas pelayanan 47,377% per tahun.

Gambar 7.1

(19)

Berdasarkan kondisi kinerja drainase dan permasalahan yang teridentifikasi,

maka kebutuhan pengembangan drainase perkotaan adalah sebagai berikut:

1. Pembinaan Pengelolaan Sistem Drainase

Pembinaan pengelolaan sistem drainase dengan target peningkatan NSPM

sistem drainase dan pengembangan perangkat pengaturan, serta peningkatan

peran, fungsi dan kinerja lembaga/institusi dan SDM pengelola sistem drainase

di Kabupaten. Pola pengelolaan dilaksanakan oleh Seksi yang mengelola bidang

drainase pada Dinas terkait dan bekerjasama dengan perguruan tinggi, Diklat

PU, para praktisi dan lembaga swasta.

2. Pengembangan Program dan Perencanaan Pembangunan Sistem Drainase

Pengembangan program dan perencanaan pembangunan sistem drainase

dengan target tersusunnya dokumen Master Plan Sistem Drainase dan dokumen

dokumen derivatnya seperti : dokumen studi kelayakan, dan dokumen

perencanaan yang dapat dipakai sebagai acuan dalam implementasi program di

bidang drainase di setiap Kabupaten.

3. Pemeliharaan dan Pembangunan Prasarana Drainase

Pemeliharaan dan pembangunan Prasarana sistem drainase dengan target

antara lain :

a. Peningkatan cakupan pelayanan sistem drainase dalam rangka

meningkatkan kesehatan lingkungan.

b. Pengembangan jaringan drainase, sistem polder/kolam penampung/retensi

serta prasarana pendukung/pelengkapnya untuk meningkatkan pelayanan

sarana drainase dan melindungi kawasan permukiman dan kawasan strategis

dari resiko genangan.

Menjaga, mengembalikan dan meningkatkan fungsi prasarana dan drainase

yang ada, serta untuk menciptakan sistem jaringan drainase wilayah yang

terpadu dengan kapasitas yang cukup.

4. Pengembangan Drainase Skala Kawasan Berbasis Masyarakat

Pembangunan drainase skala kawasan berbasis masyarakat dengan target

peningkatan kesehatan lingkungan dan menjaga kualitas air tanah melalui

peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga serta memelihara

(20)

dilaksanakan oleh Seksi yang mengelola bidang drainase pada Dinas terkait dan

bekerjasama dengan lembaga swasta dan masyarakat.

5. Pengelolaan Sistem Drainase Terpadu Mendukung Konservasi Sumber Daya Air.

Pengelolaan sistem drainase terpadu mendukung konservasi sumber daya air

dengan target pengembangan sistem drainase skala kawasan secara terpadu

untuk mendukung keseimbangan tata air.Penanganan program dilakukan

melalui kegiatan:

a. Pembuatan Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH)

b. Fasilitasi dan Pembuatan Green Drainage untuk Mengatasi Erosi

Lahan.

c. Pembangunan Tandon Air/Embung

Tabel 7.11

Matriks Sasaran Program Sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman

NO URAIAN SASARAN PROGRAM LOKASI

SASARAN PENANGANAN Vol Satuan

1 2 3 4 5

A Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan Penyehatan Lingkungan

Permukiman

1 Penyusunan DED Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kawasan Kabupaten

Kapuas Kabupaten Kapuas 1 lap

B Pembagunan Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kota

1 Pembangunan MCK Selat Hilir 1 Unit

2 Pembangunan MCK Selat Hulu 1 Unit

C Pembangunan Sistem Pengelolaan Drainase Kawasan/Lingkungan

1 Pembangunan/Peningkatan Saluran Drainase di Kawasan Pasar Kuala Kapuas Kawasan Pasar

Kuala Kapuas 14500 Meter 2 Lanjutan Pembangunan Drainase di Jl. Pemuda Jl. Pemuda 18600 Meter 3 Kegiatan Pembangunan Drainase Sungai Jl. Tjilik Riwut - Sungai Selat, Kuala

Kapuas Sungai Selat 1 paket

D Pembangunan Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota

1 Pembangunan TPA Sampah Kabupaten Kapuas Kabupaten Kapuas 1 paket

E Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kawasan/Lingkungan

1 Pembangunan Sanimas Kabupaten Kapuas Kabupaten Kapuas 1 paket 2 Pembangunan IPAL Kawasan Kabupaten Kapuas Kabupaten Kapuas 1 paket 3 Pembangunan IPAL Kawasan Kab.Kapuas Kabupaten Kapuas 200 KK

(21)

NO URAIAN SASARAN PROGRAM LOKASI

Rencana prasarana persampahan merupakan bagian dari upaya penyediaan

serta pengelolaan persampahan di kabupaten Kapuas berdasarkan perkiraan

timbulan sampah dan kebutuhan prasarana sampah di Kabupaten Kapuas.

Berdasarkan perhitungan timbulan sampah dan perkiraan prasarana

persampahan hingga tahun 2029, maka rencana prasarana persampahan adalah

sebagai berikut:

a) Tempat pembuangan sampah sementara (TPS) di Kabupaten Kapuas

akan menggunakan sistem container yang ditempatkan pada :

Untuk lokasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) diusulkan akan

ditempatkan di Kecamatan Kotawaringin Lama dengan lokasi yang memiliki

kemudahan akses/jaringan jalan, jauh dari pemukiman penduduk namun

masih mampu melayani buangan sampah dari TPS-TPS dari kecamatan lain

di Kapuas.

Untuk sistem pembuangan sampah yang ada di wilayah Kabupaten Kapuas

dilakukan dengan menggunakan sistem pembuangan TPS dan TPA yaitu

petugas kebersihan mengambil sampah dari rumah penduduk kemudian

dibawa ke TPS dan dari TPS langsung dibawa ke TPA.

b) Sistem pemusnahan sampah akan dilakukan dengan cara sanitary landfill

(penimbunan saniter).

c) Untuk mengurangi beban sampah dan peningkatan manfaat sampah lebih lanjut

maka perlu usaha pembuatan kompos, upaya pemanfaatan kembali sampah,

dan pembuatan klasifikasi pembuangan sampah sehingga tidan semua sampah

(22)

d) Perlu peningkatan peranserta masyarakat dalam pembuangan sampah baik

mekanisme pembuangannya, penyediaan prasarana, maupun menjaga

kebersihan dari sampah.

7.4.3.2 Drainase

Pembangunan sistem pematusan/drainase dilakukan secara terpadu dengan

pembangunan prasarana dan sarana Kabupaten yang lain, yang mendukung rencana

pengembangan wilayah sehingga sistem pematusan ini dapat berfungsi secara optimal.

Pembangunan sistem pematusan ditekankan pada upaya optimalisasi prasarana

dan sarana drainase yang telah ada serta pembangunan prasarana dan sarana drainase

baru. Pembangunan sistem drainase dilakukan untuk mewujudkan prasarana dan

sarana drainase yang terpadu sehingga dapat meningkatkan kinerja sistem drainase

Kabupaten Kapuas.

Pengembangan dan pembangunan sistem drainase dilakukan secara

terpadu melalui koordinasi dan kerjasama antara Pemerintah Daerah dan

pihak-pihak lain yang terkait. Pembangunan sistem drainase ditetapkan sebagai berikut:

a) Peningkatan dan optimalisasi fungsi saluran drainase dan lokasi penampungan

air yang telah ada yang disertai dengan penyediaan prasarana dan sarana

penunjang yang dapat meningkatkan kinerja saluran pematusan;

b) Pembangunan saluran drainase dan lokasi penampungan air baru terutama pada

kawasan-kawasan pertumbuhan baru yang diintegrasikan dengan sistem saluran

yang telah ada; dan

c) Peningkatan dan pembangunan saluran drainase disertai dengan upaya

pengawasan terhadap pembangunan dan pemanfaatan lahan di sekitar saluran

pematusan, serta upaya untuk pemeliharaan dan menjaga kebersihan saluran

Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan di

Kabupaten Kapuas dirumuskan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan dan

dengan melihat target capaian pada kebutuhan masing-masing sector permukiman

(23)

KEBIJAKAN 1 KONDISI TARGET CAPAIAN TAHUN 2031 EKSI S TI NG

Penyediakan / Perumahan Tersedianya unit rumah baru untuk

pembangunan / mengakomodasi perkembangan penduduk

penataan

infrastruktur Limbah Terlayaninya 65,5% penduduk dengan

baru jaringan air limbah

Perbaikan/pem Perumahan Perbaikan bangunan rumah yang

eliharaan mengalami kerusakan

bangunan Lingkungan Berkurang nya lingkungan hunian yang

rumah, Hunian mengalami kerusakan

lingkungan Air Bersih Berkura ng nya jaringa n air bersi h rumah yang

hunian, dan mengalami kerusakan

infrastruktur Limbah Berkurangnya jaringan air limbah rumah

yang mengalami kerusakan

Drainase Berkurang nya jaringan drainase yang

mengalami kerusakan

Persampahan Berkuran g n ya jaringa n persa mp a ha n rumah

yang mengalami kerusakan

Jalan Berkurang nya jalan lingkungan yang

(24)

layanan Persampahan Meningkatnya kualitas layanan

infrastruktur persampahan

Jalan Meningkatnya kualitas layanan jalan

Lingkungan lingkungan

KEBIJAKAN 3 KONDISI TARGET CAPAIAN TAHUN 2031

EKSI S TI NG

Peningkatan Perumahan Meningkatnya rasio rumah layak huni

kualitas hingga 83,42%

penataan Lingkungan Meningkatnya prosentase luas

rumah dan Hunian permukiman yang tertata hingga 83,32%

lingkungan Air Bersih Meningkatnya kualitas layanan air bersih

hunian dan Limbah Meningkatnya kualitas layanan air limbah

meningkatkan Drainase Meningkatnya kualitas layanan drainase

KEBIJAKAN 4 KONDISI TARGET CAPAIAN TAHUN 2031

EKSI S TI NG

Pengembanga Perumahan Meningkatnya luasan penataan bangunan

n/perl uasa n rumah

penataan

rumah, Lingkungan Meningkatnya lingkungan yang tertata

lingkungan Hunian

hunian, dan Air Bersih Meningkatnya cakupan pelayanan air

kinerja bersih di perkotaan hinnga 83,42%

infrastruktur Limbah Meningkatnya akses terhadap sanitasi

baru dasar yang menjangkau 75% penduduk

Drainase Meningkatnya cakupan pelayanan

drainase

Persampahan Meningkatnya cakupan pelayanan

persampahan

Jalan Meningkatnya cakupan pelayanan jalan

(25)

Tabel 7.12

Matriks Usulan Kebutuhan Program dan Pembiayaan Sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman

APBN DAK APBD

PROV APBD KAB BUMD KPS CSR DED/FS AMDAL/

1 Perencanaan T eknis Drainase Lingkungan Permukiman Kawasan

Kota Kuala Kapuas Kapuas 1 Kab/Kota 2017 500.000.000 2017 2017

2 Pembangunan Sanimas Kab. Kapuas 50 KK 2017 500.000.000 2017 2017

3 Pembangunan Infrastruktur T PS 3R Kab. Kapuas 200 KK 2017 500.000.000 2017 2017

4 Pembangunan Infrastruktur IPLT Kab. Kapuas 100 KK 2017 0

5 Pembangunan Infrastruktur T PS 3R Kab. Kapuas 200 KK 2017 500.000.000 2017 2017

6 Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat SANIMAS Kab. Kapuas 50 KK 2017 500.000.000 2017 2017

7 Penyusunan DED Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kawasan

Kabupaten Kapuas Kabupaten Kapuas 1 lap 2018 400.000.000

8 Pembangunan MCK Selat Hilir 1 Unit 2018 8.497.000.000

9 Pembangunan MCK Selat Hulu 1 Unit 2018 8.497.000.000

10 Pembangunan/Peningkatan Saluran Drainase di Kawasan Pasar Kuala Kapuas

Kawasan Pasar

Kuala Kapuas 14500 Meter 2018 - - 15.000.000.000 11 Lanjutan Pembangunan Drainase di Jl. Pemuda Jl. Pemuda 18600 Meter 2018 - - 500.000.000

12 Kegiatan Pembangunan Drainase Sungai Jl. T jilik Riwut - Sungai

Selat, Kuala Kapuas Sungai Selat 1 paket 2019 1.878.000 - 2011 2012 2013 2011

13 Pembangunan T PA Sampah Kabupaten Kapuas Kabupaten Kapuas 1 paket 2020 14.612.635 2014 2014 2011 2012 2013

14 Pembangunan Sanimas Kabupaten Kapuas Kabupaten Kapuas 1 paket 2020 400.000.000 2014 2014 2011 2012 2012 2011

15 Pembangunan IPAL Kawasan Kabupaten Kapuas Kabupaten Kapuas 1 paket 2020 4.738.460.000 2014 2014 2011 2012 2012 2011

16 Pembangunan IPAL Kawasan Kab.Kapuas Kabupaten Kapuas 200 KK 2021 5.629.000.000 2015 2011 2012 2012 2011

17 Sanimas Kabupaten Kapuas 250 KK 2021 400.000.000 2015 2011 2012 2012 2011

18 Pembangunan T PS 3R Kabupaten Kapuas 300 KK 2021 500.000.000 2015 2011 2012 2012 2011

SUMBER PEMBIAYAAN READINESS CRIT ERIA

(26)

Gambar

Tabel  7.1 Permasalahan Yang  Dihadapi Komponen  Pembangunan PSD Permukiman
Tabel 7.3
Tabel 7.5
Tabel 7.6
+7

Referensi

Dokumen terkait

 sistem pembuangan terpusat skala kecil pada kawasan permukiman padat perkotaan yang tidak terlayani sistem jaringan air limbah terpusat dan/atau komunal kota

Penyediaan lahan tanah untuk pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman merupakan setiap kegiatan pemenuhan kebutuhan tanah yang meliputi

a) Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan dan

diperoleh di sekitar lokasi pengembangan permukiman Lahan tidak kepemilikan PEMDA Kabupaten Padang Pariaman sehingga Sulit untuk implementasi rencana Tersedianya dana

Kebijakan dan strategi pembangunan dan pengembangan permukiman meliputi kebijakan umum terkait pengaturan, pembinaan dan pengawasan (Tur-BinWas) yang berlaku untuk semua

Selaras dengan penetapan SK lokasi perumahan dan permukiman kumuh Kota Padang Panjang melalui Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) yang merupakan peralihan dari

Arah kebijakan perlu disusun dalam penanganan permukiman informal 2. Aspek Kelembagaan Lembaga-lembaga 1) yang dibentuk pemerintah dalam pengendalian pembangunan

Untuk daerah pinggiran atau daerah yang masih bercirikan perdesaan, sebaiknya tidak semuanya dapat dibangun untuk perumahan dan permukiman. Dalam upaya pengembangan