III - 1 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
BAB VII
–
RENCANA PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA
7.1. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan program dan pembiayaan dalam pengembangan kawasan permukiman, khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100.
7.1.1. Kondisi Eksisting
a. Data kondisi eksisting kawasan kumuh, sebagai baseline perencanaan pembangunan menuju 100-0-100
Dalam Pasal 97, Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 ditegaskan bahwa pada tahap pelaksanaannya peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh perlu didahului dengan penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh perkotaan.
Penetapan lokasi perumahan dan permukiman kumuh wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota;
b) kesesuaian dengan rencana tata bangunan dan lingkungan;
c) kondisi dan kualitas prasarana, sarana, dan utilitas umum yang memenuhi persyaratan dan tidak membahayakan penghuni;
III - 2 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
f) kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.
Persyaratan dalam penetapan lokasi di atas memberikan landasan yang wajib dipatuhi, bahwa lokasi perumahan dan permukiman kumuh sebaiknya:
1. Memperhatikan RTRW Nasional, RTRW Propinsi serta RTRW Kabupaten/Kota, yang berarti sesuai dengan arahan lokasi permukiman yang telah ditetapkan dalam RTRW terkait;
2. Sesuai dengan rencana tata bangunan dan lingkungan yang telah ditetapkan dalam rencana detail tata ruang wilayah, maupun menurut Peraturan Menteri PU No. 06/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
3. Memiliki prasarana dan sarana dasar serta utilitas umum yang baik kondisi dan kualitasnya, atau minimal memenuhi Permen PU No. 14/2010 tentang Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
4. Memenuhi kesesuaian koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien lantai bangunan (KLB) dengan persyaratan yang ditetapkan oleh setiap daerah, atau berpedoman pada SNI 03 - 1733 - 2004 tentang Tata cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan;
5. Memenuhi kualitas bangunan yang balk sesuai dengan SNI yang terkait;
6. Memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang dapat berkesinambungan.
Penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh wajib didahului proses pendataan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan melibatkan peran masyarakat. Proses pendataan meliputi proses :
III - 3 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Gambar 7.1 Skema Penetapan Lokasi
III - 5 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
Kegiatan Verifikasi dan Justifikasi Lokasi Kumuh merupakan bagian dari proses pemutakhiran profil permukiman kumuh. Hasil dari verifikasi dan justifikasi adalah data update lokasi-lokasi permukiman kumuh serta daftar kawasan prioritas penanganan.
Selain itu perlu juga mempertimbangkan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dalam lampirannya mengatur pembagian kewenangan pemerintah pusat menangani kawasan kumuh minimal seluas 15 Ha, pemerintah provinsi menangani kawasan kumuh dengan luasan antara 10-15 Ha, dan pemerintah kabupaten/kota menanganani kawasan kumuh dengan luasan kurang dari 10 Ha, untuk itu perlu adanya review deliniasi kawasan kumuh yang akan ditangani oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya selama lima tahun kedepan (2015-2019) dan juga penanganan yang melibatkan pemerintah daerah Provinsi maupun Pemerintah Daerah Kabupaten.
Berdasarkan kesepakatan antara Pokjanis, Satker Pengembangan Pemukiman dan Penataan Bangunan serta tim Konsultan di sepakati delineasi yang akan ditangani dan akan direvisi SK Kumuhnya kembali.
Maka Perbedaan antara SK yang Lama dengan SK yang baru adalah terkait luas dan Jumlah wilayah. Pada SK Kumuh yang akan direvisi ini memiliki perbedaan penambahan wilayah baru yaitu wilayah kumuh di Kecamatan Ujung Batu. Sebelumnya kawasan kumuh tersebar di 5 kecamatan.
III - 6 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Tabel 7.1 Tabel Hasil VerifikasiLokasi Kumuh
Sumber :RP2KP Kab. Rokan Hulu, 2014
Perbedaan antara lokasi kumuh yang terdapat pada SK Bupati dengan Lokasi kumuh berdasarkan verifikasi RKPKP adalah terkait luas dan sebaran wilayah. Pada kawasan kumuh berdasrkan SK Bupati tersebar di 5 Kecamatan dan pada verifikasi kegiatan RKPKP tersebar di 6 Kecamatan. Dalam hal ini terdapat penambahan wilayah di satu kecamatan yaitu di wilayah Kecamatan Ujung Batu. Dasar pertimbangan pertimbangan memasukkan wilayah kumuh baru di Kecamatan Ujung Batu adalah berdasarkan usulan pokjanis karena kawasan tersebut merupakan kawasan yang termasuk dalam prioritas 2 dan 3 yang disusun dalam perencanaan RP2KP. Selain itu didalam Struktur ruang Kabupaten Rokan Hulu merupakan wilayah yang menjadi kota PKL (Pusat Kegiatan Wilayah).
Tabel 7.2 Penetapan Lokasi Kawasan Kumuh Hasil Verifikasi RKPKP Perkotaan Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2015
No.
Lokasi Kumuh Berdasarkan SK Walikota/Bupati
No
Lokasi Kumuh Berdasarkan Verifikasi RKPKP 2015
Lokasi* Luasan
(Ha)
Lokasi* Luasan
(Ha)
Kawasan Kecamatan Kawasam Kecamatan
1 Danau Dipo Kepenuhan 18,44
1 Danau Dipo dan Boncah Balong Kepenuhan 27.74 2 Boncah Balong Kepenuhan 6,74
3 Sei. Kuro – Kuro Rambah 9,53 2
Sungai Tualan dan Sei Kuro -Kuro
Tambusai 20.91 4 Sungai Taulan Tambusai 7,68
Kawasan Dusun 1 Tangun, dan Dusun 1 Bangun Purba,
Bangun Purba 20.19 7 Dusun 1 Bangun Tanjung Melanti & Lubah Hilir
Total Luas SK 163,93 Total Luas SK Verivikasi RKPKP
III - 7 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
No Kecamatan Kelurahan/Desa Nama Kawasan Luas (Ha)
1 Kepenuhan Kepenuhan Tengah
Danau Dipo dan Boncah
Balong 27,74
2 Tambusai Tambusai Tengah
Sungai Tualan dan Sei Kuro
–Kuro 20,91
3 Rambah Hilir Rambah Hilir Tanjung Pura Indah 15,70
4 Bangun Purba Bangun Purba & Tangun
Kawasan Dusun 1 Tangun,
dan Dusun 1 Bangun Purba, 20,19
5 Rambah
Pasir Pangaraian & Koto Tinggi
Tanjung Harapan, Tanjung
Melanti & Lubah Hilir 15,38
6 Rambah Pematang Berangan Tulang Gajah 2,00
7 Rambah Rambah Tengah Utara Kampung Padang 10,32
8 Rambah Babussalam Kampung Nogori 10,32
9 Ujung Batu Suka Damai Petakur Bawah 10,90
10 Ujung Batu Ujung Batu Kampung Baru Barat 15,11
Total Luas 148,57
III - 8 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
III - 9 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
III - 10 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Tabel 7.3 Profil Kawasan Tanjung Harapan, Tanjung Melanti & Lubah
Hilir
A Kawasan
Tanjung Harapan, Tanjung Melanti & Lubah Hilir
B Kelurahan
Pasir Pangaraian & Koto Tinggi C Kecamatan
Rambah
D Jumlah Penduduk 2815
E Jumlah Kepala Keluarga
704 F Jumlah Kepala Rumah Tangga MBR
211 G Jumlah Kepala Rumah Tangga Non
MBR 493
H Luas Kawasan
15,38 I TIPELOGI LOKASI KUMUH
DATARAN RENDAH DAN TEPIAN AIR J KARAKTERISTIK KAWASAN
KAWASAN PERKOTAAN
Kawasan Kampung Baru Barat berada di kelurahan Ujung Batu Kecamatan Ujung Batu dengan luas kawasan kumuh sebesar 7,64 Ha. Jumlah penduduk yakni sebesar 630 jiwa dengan jumlah kepadatan bangunan 80 Unit/Ha.
Permukiman di kawasan Kampung Baru Barat merupakan permukiman pusat kota di Kecamatan Ujung Batu yang berkembang di belakang area perdagangan. Sedangkan tipologi permukiman pada kawasan ini yakni permukiman kumuh di dataran.
Tabel 7.4 Profil Kawasan Kampung Baru Barat
A Kawasan Kampung Baru Barat
B Kelurahan Ujung Batu
C Kecamatan Ujung Batu
D Jumlah Penduduk 2946
E Jumlah Kepala Keluarga 737 F Jumlah Kepala Rumah Tangga MBR 221
G Jumlah Kepala Rumah Tangga Non
MBR 516
H Luas Kawasan 15,11
III - 11 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
Kawasan Danau Dipo berada di kelurahan Kepenuhan Tengah Kecamatan Kepenuhan dengan luas kawasan kumuh sebesar 27,74Ha. Jumlah penduduk yakni sebesar 2140 jiwa dengan jumlah kepadatan bangunan 78 Unit/Ha.
Permukiman di kawasan Danau Dipo merupakan permukiman pusat kota di Kecamatan Kepenuhan yang berkembang linear mengikuti jalan Arteri dan ada beberapa wilayah yang berada dekat dengan pinggir sungai.
Sedangkan tipologi permukiman pada kawasan ini yakni permukiman kumuh di dataran dataran rendah dan tepian sungai.
Tabel 7.5 Profil Kawasan Danau Dipo dan Boncah Balong
A Kawasan Danau Dipo dan Boncah Balong
B Kelurahan Kepenuhan Tengah
C Kecamatan Kepenuhan
E jumlah Penduduk 3170
F Jumlah Kepala Keluarga 1057
G Jumlah Kepala Rumah Tangga MBR 57 H Jumlah Kepala Rumah Tangga Non MBR 1000
I Luas Kawasan 27,74
J TIPELOGI LOKASI KUMUH DATARAN RENDAH DAN TEPIAN AIR
K KARAKTERISTIK KAWASAN KAWASAN PERKOTAAN
Kawasan Sungai Taulan dan Sei Kuro-Kuro berada di kelurahan Tambusai Tengah Kecamatan Tambusai dengan luas kawasan kumuh sebesar 20,91 Ha. Jumlah penduduk yakni sebesar 1190 jiwa dengan jumlah kepadatan bangunan <80 Unit/Ha.
Permukiman di kawasan Sei Kuro-kuro merupakan permukiman pusat kota di Kecamatan Tambusai yang berkembang linear mengikuti jalan Arteri dan ada beberapa wilayah yang berada dekat dengan pinggir sungai.
Sedangkan tipologi permukiman pada kawasan ini yakni permukiman kumuh di dataran rendah.
Tabel 7.6 Profil Kawasan Sungai Taulan dan Sei Kuro –Kuro
A Kawasan Sungai Tualan dan Sei Kuro –Kuro
B Kelurahan Tambusai Tengah
C Kecamatan Kepenuhan
D Jumlah Penduduk 2530
E Jumlah Kepala Keluarga 633
III - 12 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
G Jumlah Kepala Rumah Tangga Non MBR 538
H Luas Kawasan 20,91
J TIPELOGI LOKASI KUMUH DATARAN RENDAH DAN TEPIAN AIR
K KARAKTERISTIK KAWASAN KAWASAN PERKOTAAN
Kawasan Tanjung Pura Indah berada di kelurahan Rambah Hilir Kecamatan Rambah Hilir dengan luas kawasan kumuh sebesar 5,94 Ha. Jumlah penduduk yakni sebesar 800 jiwa dengan jumlah kepadatan bangunan sebesar <80 Unit/Ha.
Permukiman di kawasan Tanjung Pura Indah merupakan permukiman pusat kota yang berkembang di sekitar pasar dan ada beberapa wilayah yang berada dekat dengan pinggir sungai. Sedangkan tipologi permukiman pada kawasan ini yakni permukiman kumuh di dataran.
Tabel 7.7 Profil Kawasan Tanjung Pura Indah
A Kawasan Tanjung Pura Indah
B Kelurahan Rambah Hilir
C Kecamatan Rambah Hilir
D Jumlah Penduduk 2277
E Jumlah Kepala Keluarga 569
F Jumlah Kepala Rumah Tangga MBR 171 G Jumlah Kepala Rumah Tangga Non MBR 398
H Luas Kawasan 15,7
I TIPELOGI LOKASI KUMUH DATARAN RENDAH DAN TEPIAN AIR
J KARAKTERISTIK KAWASAN KAWASAN PERKOTAAN
Tabel 7.8 Profil Kawasan Dusun 1 Tangun, dan Dusun 1
A Kawasan Dusun 1 Tangun dan Dusun 1 Bangun Purba
B Kelurahan Bangun Purba dan Tangun
C Kecamatan Bangun Purba
D Jumlah Penduduk 2827
E Jumlah Kepala Keluarga 707
F Jumlah Kepala Rumah Tangga MBR 212 G Jumlah Kepala Rumah Tangga Non MBR 495
H Luas Kawasan 20,19
I TIPELOGI LOKASI KUMUH DATARAN RENDAH DAN TEPIAN AIR
III - 13 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
Kawasan Tulang Gajah berada di kelurahan Pematang Berangan Kecamatan Rambah dengan luas kawasan kumuh sebesar 10,22 Ha. Jumlah penduduk yakni sebesar 350 jiwa dengan jumlah kepadatan bangunan 80-100 Unit/Ha.
Permukiman di kawasan Tulang Gajah merupakan permukiman pusat kota dan ada beberapa wilayah yang berada dekat dengan pinggir sungai Batang Lubuh.
Tipologi permukiman pada kawasan ini terbagi 2, yaitu : permukiman kumuh di tepi air dan permukiman kumuh di dataran.
Tabel 7.9 Profil Kawasan Tulang Gajah
A Kawasan Tulang Gajah
B Kelurahan Pematang Berangan
C Kecamatan Rambah
D Jumlah Penduduk 1455
E Jumlah Kepala Keluarga 364
F Jumlah Kepala Rumah Tangga MBR 109 G Jumlah Kepala Rumah Tangga Non MBR 255
H Luas Kawasan 10,32
I TIPELOGI LOKASI KUMUH DATARAN RENDAH
J KARAKTERISTIK KAWASAN KAWASAN PERKOTAAN
Kawasan Kampung Padang berada di kelurahan Rambah Tengah Utara Kecamatan Rambah dengan luas kawasan kumuh sebesar 1,52 Ha. Jumlah penduduk yakni sebesar 150 jiwa dengan jumlah kepadatan bangunan sebesar 80 Unit/Ha.
Permukiman di kawasan Kampung Padang merupakan permukiman pusat kota yang berada pada kedua jalan Arteri dan dibelakang area perdagangan. Karakteristik permukiman terbentuk secara sporadismengikuti pertumbuhan dari sekitar pusat perdagangan. Tipologi permukiman pada kawasan ini yakni permukiman kumuh di dataran.
Tabel 7.10 Profil Kawasan Kampung Padang
A Kawasan Kampung Padang
B Kelurahan Rambah Tengah Utara
C Kecamatan Rambah
III - 14 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
E Jumlah Kepala Keluarga 126
F Jumlah Kepala Rumah Tangga MBR 38 G Jumlah Kepala Rumah Tangga Non MBR 88
H Luas Kawasan 3,65
I TIPELOGI LOKASI KUMUH DATARAN RENDAH
J KARAKTERISTIK KAWASAN KAWASAN PERKOTAAN
Kawasan Petakur Bawah berada di kelurahan Suka Damai Kecamatan Ujung Batu dengan luas kawasan kumuh sebesar 10,96 Ha. Jumlah penduduk yakni sebesar 1400 jiwa dengan jumlah kepadatan bangunan >100 Unit/Ha.
Adapun batas wilayah Kawasan Petakur Bawah adalah sebagai berikut :
Permukiman di kawasan Petakur Bawah merupakan permukiman pusat kota di Kecamatan Ujung Batu yang berkembang linear mengikuti jalan Arteri dan ada beberapa wilayah yang berada dekat dengan pinggir sungai.
Sedangkan tipologi permukiman pada kawasan ini yakni permukiman kumuh di dataran.
Tabel 7.11 Profil Kawasan Petakur Bawah
A Kawasan Petakur Bawah
B Kelurahan Suka Damai
C Kecamatan Ujung Batu
D Jumlah Penduduk 1908
E Jumlah Kepala Keluarga 477 F Jumlah Kepala Rumah Tangga MBR 143
G Jumlah Kepala Rumah Tangga Non
MBR 334
H Luas Kawasan 10,9
I TIPELOGI LOKASI KUMUH DATARAN RENDAH J KARAKTERISTIK KAWASAN KAWASAN PERKOTAAN
Kawasan Lubah Hilir berada di kelurahan Babussalam Kecamatan Rambah dengan luas kawasan kumuh sebesar 1,42 Ha. Jumlah penduduk yakni sebesar 340 jiwa dengan jumlah kepadatan bangunan sebesar 80-100 Unit/Ha
III - 15 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
Karakteristik permukiman terbentuk linear mengikuti Jalan Arteri. Tipologi permukiman pada kawasan ini yakni permukiman kumuh di dataran.
Tabel 7.12 Profil Kawasan Kampung Nogori
A Kawasan Kampung Nogori
B Kelurahan Babussalam
C Kecamatan Ujung Batu
D Jumlah Penduduk 394
E Jumlah Kepala Keluarga 99 F Jumlah Kepala Rumah Tangga MBR 20 G Jumlah Kepala Rumah Tangga Non
MBR 79
H Luas Kawasan 2,00
I TIPELOGI LOKASI KUMUH DATARAN RENDAH J KARAKTERISTIK KAWASAN KAWASAN PERKOTAAN
b. Kondisi eksisting permukiman Rawan Bencana
Berdasarkan Dokumen Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2010 – 2014, Kabupaten Rokan Hulu termasuk ke dalam daerah zona risiko tinggi untuk beberapa bencana antara lain : Banjir, dan Kebakaran Hutan dan Lahan. Berdasarkan Buku Indeks Risiko Bencana Indonesia Tahun 2013, Kabupaten Rokan Hulu termasuk dalam kelas risiko tinggi. Bencana yang terdata terjadi di Kabupaten Rokan Hulu berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI BNPB 2015) diantaranya adalah bencana bajir, bencana kebakaran hutan dan lahan, kebakaran, kekeringan, dan puting beliung.
Bencana banjir merupakan bencana yang hampir setiap tahun terjadi di Kabupaten Rokan Hulu sejak Tahun 2002 hingga Tahun 2014. Hampir setiap tahun sungai Rokan, mengalami banjir, bahkan dalam beberapa tahun terakhir frekuensi dan volume banjir cenderung meningkat, sehingga menimbulkan banyak kerugian baik secara fisik maupun non fisik, antara lain keresahan penduduk meningkat, rusaknya bangunan infrastruktur serta rusaknya lahan pertanian dan perikanan.
III - 16 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
2.9. Tahun 2012 banjir terjadi 9 kali yang melanda 7 kecamatan, yaitu Kecamatan Kabun, Rambah, Rambah Samo, Tandun, Tambusai, Kepenuhan, dan Bonai Darussalam. Kejadian banjir Tahun 2012 tersebut telah melanda sejumlah 22 desa.
Kejadian banjir Tahun 2013 terjadi 14 kali dan meluas melanda di 13 kecamatan yang ada di Kabupaten Rokan Hulu, diantaranya adalah Kecamatan :Bangun Purba, Bonai Darussalam, Kabun, Kepenuhan, Kepenuhan Hulu, Kunto Darussalam, Pagaran Tapah, Rambah, Rambah Hilir, Rambah Samo, Rokan IV Koto, Tandun, dan Ujung Batu. Dua puluh empat desa terendam banjir yang menyebabkan 5 orang meninggal dunia dan 2234 rumah rusak, serta 7908 orang harus mengungsi.
III - 17 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Tabel 7.13 Data kejadian bencana di Kabupaten Rokan Hulu sampai
Tahun 2015
III - 18 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Tabel 7.14 Data Kejadian Banjir di Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2012
Sumber: BPBD Kabupaten Rokan Hulu
Tabel 7.15 Data Kejadian Banjir di Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2013
III - 19 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Tabel 7.16 Data Kejadian Banjir di Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2014
III - 20 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Tabel 7.17 Data Kejadian Banjir di Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2014
(Lanjutan)
III - 21 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI BNPB 2015), pernah terjadi sekali bencana kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Roka Hulu yang terjadi pada bulan Juni 2013. Menurut data tersebut sejumlah 1096 penduduk menderita akibat kejadian bencana tersebut. Namun demikian, mengingat bencana kebakaran hutan dan lahan relatif cukup sering terjadi di wilayah Provinsi Riau, ada kemungkinan peristiwa kebakaran hutan dan lahan yang lain tidak terdata di sistem DIBI BNPB. Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Rokan Hulu tercatat ada 10 kejadian kebakaran hutan dan lahan selama Tahun 2012, dan 16 kejadian di Tahun 2013.
Tabel 7.18 Data Kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2012-2013
(Sumber: BPBD Kabupaten Rokan Hulu)
III - 22 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Kabupaten Roka Hulu yang terjadi pada Tahun 2009 dan Tahun 2011 masing-masing 2 kejadian dan 1 kejadian. Total penduduk yang menderita akibat dari kejadian tersebut adalah 225 orang. Sedangkan data yang terekam di BPBD Kabupaten Rokan Hulu tercatat 20 kali di Tahun 2012, 28 kali di Tahun 2013, dan 29 kali di Tahun 2014.
Tabel 7.19 Data Kejadian Kebakaran Gedung dan Pemukiman di Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2012
III - 23 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Tabel 7.20 Data Kejadian Kebakaran Gedung dan Pemukiman di
Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2013
III - 24 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Tabel 7.21 Data Kejadian Kebakaran Gedung dan Pemukiman di
Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2014
Sumber: BPBD Kabupaten Rokan Hulu
Bencana kekeringan yang terjadi di Kabupaten Rokan Hulu yang terekam dalam Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI BNPB 2015), pernah terjadi empat kali kasus yang terjadi pada Tahun 2005, 2011, 2012 dan Tahun 2013 masing-masing 1 kejadian. Akibat dari bencana tersebut telah terjadi kerusakan lahan seluas 204 Ha.
III - 25 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu BNPB 2015), belum pernah ada kejadian tanah longsor yang tercatat di Kabupaten Rokan Hulu. Namun demikian, potensi kejadian bencana tanah longsor relatif cukup besar mengingat daerah Kabupaten Rokan Hulu memiliki topografi yang sangat bervareasi.
Data kejadian bencana di Kabupaten Rokan Hulu menunjukkan perubahan setiap tahunnya. Perubahan kecenderungan dapat dilihat dari frekuensi kejadian dari rentang tahun data. Data-data yang memperlihatkan kecenderungan peningkatan/penurunan kejadian secara keseluruhan bisa dilihat pada dambar berikut ini. Frekuensi kejadian bencana yang cenderung meningkat adalah banjir, kebakaran hutan dan lahan, dan kebakaran gedung dan pemukiman. Sedangkan bencana yang relatif konstan adalah kekeringan yang rata-rata setahun sekali. Konflik sosial adalah bencana yang cenderung menurun dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Sedangkan gempa bumi dan tanah longsor merupakan potensi bencana yang relatif konstan.
III - 26 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Gambar 7.5 Peta bahaya banjir Kabupaten Rokan Hulu
III - 27 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Gambar 7.7 Peta bahaya kekeringan Kabupaten Rokan Hulu
III - 28 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Gambar 7.9 Peta bahaya kebakaran gedung dan pemukiman
c. Potensi dan tantangan pengembangan kawasan permukiman
Perkembangan kawasan permukiman di Kabupaten Rokan Hulu
berkembang cenderung mengikuti jalur utama transportasi yang
menghubungkan Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Utara. Selanjutnya berkembang permukiman transmigrasi yang sejalan dengan pertumbuhan industri di Rokan Hulu seperti seperti perkebunan sawit dan tambang lainnya. Menurut RTRW Kabupaten Rokan Hulu 2012-2032 berdasarkan jumlah kelurahan dan desa maka lingkup permukiman perkotaan berada di Kecamatan Rambah, Ujung Batu, Tambusai, Kepenuhan, Kunto Darussalam dan Rokan IV Koto. Sedangkan sebaran permukiman di Kabupaten Rokan Hulu menurut tipologi permukimannya antara lain sebagai berikut :
1. Kawasan Permukiman Padat Kota, Kawasan permukiman cenderung padat mendekati kumuh dan tidak terkendali dengan kondisi sarana prasarana dan lingkungan yang tidak maksimal dikarenakan melebihi kapasitas.
III - 29 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
permukiman yang merupakan bangunan semi permanen serta tidak terenacana.
3. Kawasan Permukiman Pengembangan Baru, Merupakan kawasan permukiman terencana dan sudah dalam kondisi sarana prasarana yang baik.
4. Kawasan Permukiman Pengembangan Kawasan Heritage, Kawasan permukiman yang mempunyai nilai sejarah dan perlu di lestarikan. 5. Kawasan Permukiman Industri, Kawasan Permukiman yang berada di
sekitar wilayah industry yang memiliki karakteristik tersendiri dengan sarana prasarana cukup baik.
Potensi dan tantangan penanganan perumahan
Potensi • Ketersediaan lahan untuk permukiman masih sangat besar pada seluruh area perkotaan di Kab. Rokan Hulu. Khususnya Ujung Batu dan Pasir Pangaraian kawasan hinterland masih banyak terdapat lahan kosong.
• Memiliki pusat pelayanan (Pusat keramaian, Pusat pemerintahan, Pusat perekonomian, Pusat hiburan, Pusat pendidikan) sebagai magnet pengembangan permukiman.
• Seiring dengan perkembangan kawasan perkotaan penunjang kegiatan industri, jasa, pariwisata, dan sumberdaya buatan terbatas maka makin besar permintaan penyediaan perumahan.
Permasalahan • Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai lingkungan perumahan.
• Perkembangan permukiman cenderung kumuh dan tidak terkendali dengan Kondisi dan keberadaan sarana dan prasarana kawasan dan lingkungan yang secara fungsional tidak maksimal akibat melebihi kapasitas (overload).
• Masih terdapat beberapa kawasan kumuh dan liar permukiman di kawasan belakang pasar.
• Penyebaran permukiman yang sporadis dan acak (sprawling), hal ini mengakibatkan sulitnya penyediaan infrastruktur seperti; jalan, saluran drainase, air bersih, listrik, telepon, angkutan umum dan lainnya.
• Tipologi rumah berupa rumah bangunan semi permanen dan non permanen yang berkembang oleh swadaya masyarakat sendiri.
III - 30 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
Kabupaten Rokan Hulu khususnya kawasan perkotaan.
• Hampir sebagian besar kawasan perkotaan belum memiliki RDTR dan rencana zoning kawasan permukiman
Peluang • Mengembangkan sistem permukiman yang terencana atau menyediakan program pembangunan permukiman rumah sederhana (rumah sehat) dan perumahan MBR untuk menunjang kegiatan industri, jasa, pariwisata, dan sumberdaya buatan terbatas.
Kebutuhan Penanganan
• Program bantuanvPembangunan Rumah Tidak layak Huni
• Penataan hunian sesuai dengan Tata ruang wilayah.
Kebutuhan Pelayanan Air Minum
Potensi • Sudah memiliki sistem SPAM yang sudah berfungsi (Pasir Pangaraian, Ujung Batu, Tandun, Dalu-dalu, Rambah Hilir). • Wilayah Kabupaten Rokan Hulu memiliki beberapa sumber air
baku yang berpotensi untuk pengembangan SPAM. (sungai dan danau).
• Memiliki air bersih yang baik, dikarenakan struktur air tanahnya baik.
Permasalahan • Kontinuitas Sumber air baku yang pada musim kemarau mengalami fluktuasi debit yang menurun.
• Kapasitas pengolahan dan debit produksi yang tak sebanding (berbanding terbalik) dengan pertumbuhan dan tingkat kebutuhan air di wilayah pelayanan didukung dengan Terbatasnya jaringan pipa distribusi dan pemasangan SR
• Terbatasnya sarana dan prasarana laboratorium dan pendukung. • Terbatasnya anggaran perbaikan instalasi sambungan rumah dan
kegiatan untuk menekan angka kehilangan air dan pemeliharan asset.
• Pemeliharaan dan perawatan sistem dan bangunan operasi yang kurang.
• Kualitas sumber daya manusia dan teknis sebagai aspek utama didalam pengelolaan dan pelayanan yang dirasa sangat kurang dan minim.
Tantangan • Pengadaan,perawatan, dan Pendistribusian air bersih membutuhkan pembiayaan yang cukup tinggi
• Biaya operasional tinggi dan kurangnya dukungan stakeholder serta regulasi yang menghambat.
Peluang • Peningkatan akses air minum perpipaan berdasarkan daerah pelayanan berikut:
• Menegembangan pelayanan air minum dengan kualitas yang sesuai dengan standar baku mutu.
III - 31 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
Penanganan • Kegiatan penyambungan jaringan SR PDAM • Peningkatan Pengelolaan
• Peningkatan manajemen kelembagaan
Kebutuhan Penanganan Persampahan
Potensi • Adanya rencana untuk menambah TPA di daerah bagian utara, yaitu pada Kecamatan Tambusai Utara dan Kecamatan Kepenuhan.
Permasalahan • Sebagian besar masyarakat perkotaan masih membuang sampah dihalaman rumah, dibakar atau dibuang di pinggiran jalan.
• Pengelolaan sampah oleh Dinas/Instansi terkait hanya terbatas pada daerah-daerah perkantoran dan lingkungan pasar, sedangkan untuk daerah permukiman penanganan masalah persampahan masih dilakukan oleh masyarakat sendiri. • Kecenderungan masyarakat yang membuang
sampah kelaut/sungai, sehingga berdampak terhadap pencemaran lingkungan sungai.
Tantangan • Terbatasnya anggaran daerah dalam menyediakan sarana-prasarana pelayanan persampahan dan menggunakan teknologi persampahan terbaru membuat penanganan permasalahan sampah berjalan lambat.
• Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungannya sehingga penanganan persampaahan masih personal (pembakaran), atau dibuang di tong sampah dan pinggiran jalan.
• Maintenance yang menyangkut biaya dan SDM yang mengelola. Peluang • Peningkatan cakupan pelayanan secara terencana
• Penyediaan sarana-prasarana persampahan perkotaan terpadu. • Membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk
memperhatikan kesehatan lingkungan yang salah satunya melalui penanganan sampah.
• Dapat dikembangkan TPA kearah Sanitary Land Fill atau Control Land Fill.
Kebutuhan Penanganan
• Pengembangan pengelolaan persampahan domestik • Penyediaan tempat sampah umum
• Penyediaan TPS skala lingkungan dan kawasan • Penyediaan layanan pengangkutan sampah
• Penyuluhan Kesehatan Lingkungan & Pengelolaan Persampahan • Fasilitasi pelatihan sampah model 3R di Kawasan
Kebutuhan PenangananSanitasi Lingkungan
Potensi • Hampir sebagian besar masyarakat telah memiliki septic-tank (sistem on-site) yang merupakan sistem pembuangan individu dan sebagian lagi masih membuang ke aliran sungai.
III - 32 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
kecamatan.
Permasalahan • Untuk Kawasan Pinggir Sungai belum memiliki sistem sanitasi yang baik dan belum ada penanganan yang khusus.
• Kabupaten Rokan Hulu masih belum memiliki instalasi pengolahan tinja terpadu (IPLT).
Tantangan • Tidak adanya lahan khusus yang dipersiapkan untuk sarana sanitasi komunal terutama pada fas.Publik.
• Masih kurangnya kesadaran beberapa kelompok masyarakat dalam menyediakan prasarana sanitasi RT yang layak dan ramah lingkungan.
• Lemahnya fungsi lembaga di daerah yang melakukan pengelolaan air limbah.
Peluang • Penyediaan sarana-prasarana sanitasi lingkungan terpadu, ramah lingkungan.
• Membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk memperhatikan kesehatan lingkungan yang salah satunya melalui sanitasi air limbah.
Kebutuhan Penanganan
• Pembangunan MCK Umum • Pembangunan Septiktank komunal • Pengadaan Truk Tinja
• Penyuluhan Kesehatan Lingkungan & Pengelolaan Air Limbah RT
Kebutuhan Penanganan Drainase
Potensi • Sebagian besar drainase telah terbangun dengan baik berupa konstruksi Beton dengan kondisi baik.
• Banyaknya sungai di Kabupaten Rokan Hulu dapat di jadikan sebagai tempat aliran akhir dari drainase.
Permasalahan • Saluran drainase terbangun kurang dirawat secara baik sehingga sering terjadi penyumbatan oleh kotoran dan tanaman.
• Saluran drainase lingkungan banyak yang belum terintegrasi dengan sistem jaringan drainase kota sehingga terjadi genangan. Tantangan • Terbatasnya anggaran daerah dalam sistem jaringan drainase
secara terpadu dan saling terintegrasi dengan prasarana penanggulangan banjir.
• Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga dan membersihkan saluran yang telah ada dari sampah, sisa kotoran dan tanaman sehingga terjadi sedimentasi dan penyumbatan. • Kesadaran masyarakat yang rendah dan sering membuang
sampah kedalam drainase.
Peluang • Perlu sumber daya dan dukungan dana yang besar untuk membangun sistem jaringan drainase dan prasarana penanggulangan banjir sehingga membutuhkan partisipasi masyarakat dan swasta.
• Perlu lahan untuk pengembangan saluran drainase yang terpadu dan saling terintegrasi.
• Membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk menjaga dan memelihara saluran air yang telah terbangun.
Kebutuhan Penanganan
• Pengembangan pengelolaan persampahan domestik • Penyediaan tempat sampah umum
III - 33 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
• Penyediaan layanan pengangkutan sampah
• Penyuluhan Kesehatan Lingkungan & Pengelolaan Persampahan • Fasilitasi pelatihan sampah model 3R di Kawasan
Kebutuhan Penanganan Jalan Lingkungan
Potensi • Infrastruktur jalan dari dan menuju Kabupaten Rokan Hulu relatif baik.
• Merupakan Jalur Transportasi Dari Pekanbaru – Sumatera Utara • Peran dan fungsi prasarana jaringan jalan sebagai pengungkit dan
pengunci dalam pengembangan wilayah.
Permasalahan • Keterbatasan lahan pada daerah padat kota merupakan masalah yang cukup sulit bila nanti akan ada pelebaran jalan.
Tantangan • Terbatasnya anggaran daerah dalam membangun jaringan jalan yang permanen
Peluang • Membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan dengan menghibahkan lahan pribadi untuk jalan.
Kebutuhan Penanganan
• Masterplan jaringan Jalan Kawasan. • Perbaikan/ peningkatan jalan lingkungan • Pembangunan jalan lingkungan
Kebutuhan Penanganan Sarana Kebakaran
Potensi • Kabupaten rohul sudah memiliki failitas sarana mobil pemadam kebakaran
• Sudah terdapat sebagain jalan lingkungan yang bisa diakses oleh mobil pemadam kebakaran.
• Dengan keberadaan kawasan pemukiman kumuh yang dekat dengan sember air seperti sungai, mempermudah dalam proses pemadaman kebakaran.
Permasalahan • Pengembangan Sistem Informasi Kebakaran (Siskar) yang dapat dibentuk di lingkungan permukiman dan dapat dioperasikan oleh warga pada saat terjadi kebakaran juga dapat menjadi salah satu alternatif usaha penanggulangan. Di tiap Kelurahan sistem ini dapat dipasang dan terhubung langsung dengan pos pemadam kebakaran terdekat
• Karakteristik lingkungan permukiman padat / kumuh yang seringkali tidak menyediakan lahan (jalur mobil dengan lebar dan ketinggian yang memadai, fasilitas belokan, dsb) dan perkerasan yang cukup sehingga mobil pemadam kebakaran kesulitan untuk masuk dan menjangkau sumber api;
• Jarak antar bangunan yang relatif berdekatan serta penggunaan bahan bangunan dari bahan – bahan yang sangat mudah terbakar menjadikan lingkungan padat / kumuh memiliki potensi bahaya yang sangat tinggi;
III - 34 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
Tantangan • Menciptakan strategi penganan kebakaran yang baik dengan penggunaan teknologi .baru dan rekayasa tata ruan kawasan. • Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap dampak dari
kawasan terhadap kebakaran.
• Peningkatan pengelolaan SDM dibidang sarana kebakaran. Peluang • Terkait dengan kebijakan pemerintah pusat untuk mewujudkan 0%
kawasan kumuh menjadikan sarana kebakaran salah satu indikator terhadap kawasan kumuh tersebut.
Kebutuhan Penanganan
• Pelebaran jalur dan akes masuk lingkungan permukiman padat yang dapat dilewati kendaraan pemadam kebakaran dan untuk evakuasi.
• Pembangunan Hidran Umum
• pemerintah berperan memberikan pelatihan kepada masyarakat, ditandai dengan pemberian sertifikat kelulusan. Masyarakat dibekali ilmu cara-cara pemadaman api, pengetahuan mengenai peralatan pemadam sederhana.
• Pengembangan Sistem Informasi Kebakaran (Siskar) yang dapat dibentuk di lingkungan permukiman dan dapat dioperasikan oleh warga pada saat terjadi kebakaran juga dapat menjadi salah satu alternatif usaha penanggulangan. Di tiap Kelurahan sistem ini dapat dipasang dan terhubung langsung dengan pos pemadam kebakaran terdekat
Sumber: RP2KP Kab. Rokan Hulu
d. Pemetaan Dan Evaluasi Program-Program Yang Telah Dilaksanakan Di Kabupaten/Kota Terkait Dengan Pembangunan Kawasan Permukiman, Baik Di Perkotaan Maupun Perdesaan
Kondisi eksisting perumahan dan permukiman di Kabupaten Rokan Hulu pada umumnya memiliki pola linier growth model, hanya dikawasan perkotaan/ibu kota kecamatan yang berpola grade growth model. Peruntukan lahan untuk perumahan dan permukiman belum diatur secara tegas dalam perencanaan kasiba/lisiba (kawasan siap bangun/lingkungan siap bangun) sehingga pembangunan perumahan yang dilakukan oleh masyarakat dilakukan secara sporadis, sehingga lingkungan tidak/kurang teratur dan penyediaan sarana dan prasarana kurang memadai seperti jalan lingkungan, persampahan, drainase dan air bersih.
III - 35 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
swasta enggan untuk membangun perumahan, sedangkan permintaan dan kebutuhan perumahan sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Pada kawasan perdesaan perumahan permukiman penduduk yang kurang mampu masih belum liveable/layak huni, ditandai dengan lantai tanah, kurangnya sirkulasi udara dan pencahayaan, dinding rumah yang sudah lapuk dan atap yang sudah bocor sehingga tidak menjamin keselamatan penghuninya dan sangat perlu mandapat perhatian dari pemerintah.
Tabel 7.22 Jumlah Pembangunan Rumah Layak Huni
NO KECAMATAN
TAHUN
2007 2008 2009 2010 2011
1 ROKAN IV KOTO 8 UNIT 2 UNIT 18 UNIT 8 UNIT 3 UNIT
2 TANDUN - 2 UNIT - 16 UNIT -
3 KABUN - 2 UNIT - 10 UNIT 2 UNIT
4 UJUNG BATU 1 UNIT 2 UNIT - 20 UNIT -
5 RAMBAH SAMO 7 UNIT - - 52 UNIT 4 UNIT
6 RAMBAH 3 UNIT 1 UNIT 3 UNIT 35 UNIT 3 UNIT
7 RAMBAH HILIR - 10 UNIT - 41 UNIT 2 UNIT
8 BANGUN PURBA - 2 UNIT - 41 UNIT 3 UNIT
9 TAMBUSAI - 5 UNIT - 12 UNIT 3 UNIT
10 TAMBUSAI UTARA - - - 2 UNIT -
11 KEPENUHAN 5 UNIT 9 UNIT - 11 UNIT -
12 KUNTO DARUSSALAM - - - - -
13 BONAI DARUSSALAM - - 6 UNIT - -
14 PAGARAN TAPAH DARUSSALAM
- - - 2 UNIT -
15 KEPENUHAN HULU - 4 UNIT - 14 UNIT -
16 PENDALIAN IV KOTO - 2 UNIT - - -
JUMLAH 24 UNIT 41 UNIT 27 UNIT 265 UNIT 20 UNIT
Kawasan permukiman yang memiliki kecenderungan kumuh akibat pembangunan rumah secara liar/tanpa IMB pada kawasan bantaran sungai dan sekitar kawasan pasar perlu mendapatkan perhatian penanganannya
sehingga dibutuhkan pengendalian agar kawasan yang memiliki
kecenderungan kumuh tidak terjadi.
III - 36 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
mengalirkan air hujan juga berfungsi sebagai pembuangan air limbah rumah tangga. Layanan drainase perkotaan masih dirasakan kurang memadai, sehingga pada saat hujan terjadi genangan-genangan pada lingkungan permukiman, selain kurang memadai, masyarakat juga kurang melakukan pemeliharaan ditambah lagi dengan membuang sampah pada saluran drainase, sehingga saluran drainase tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada kawasan perdesaan drainase lingkungan permukiman dibangun secara gotong-royong oleh masyarakat dengan konstruksi tanah.
Jalan lingkungan yang berfungsi untuk menghubungkan antar pemukiman penduduk masih berkonstruksi tanah, sehingga pada saat musim hujan akan sulit dilalui, seringkali jalan lingkungan pada kawasan perdesaan juga menjadi urat nadi perekonomian masyarakat desa untuk mengeluarkan hasil produksi pertanian. Jalan lingkungan yang dibangun Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya masih terbatas pada semenisasi dengan lebar bervariasi antara 2 – 4 meter dengan bangunan pelengkap gorong-gorong atau box culvert.
Tabel 7.23 Data Pembangunan Drainase Dan Jalan Lingkungan Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2007-2011
NO URAIAN 2007 2008 2009 2010 2011
1 PANJANG JALAN LINGKUNGAN
13949 M 3859 M 2293.5 M 6242 M 7268 M
2 DRAINASE - 400 M 700 M 2446 M 4818 M
JUMLAH 13949 M 4259 M 2993,5 M 8688 M 12086 M
7.1.2. Sasaran Program
Sasaran Program merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting. Sasaran program mengaitkan kondisi eksisting dengan target yang harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan kawasan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat kabupaten/kota.
III - 37 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Tabel 7.24 Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan
Permukiman
NO
URAIAN SASARAN PROGRAM
TOTAL LUAS KAWASAN
SASARAN PROGRAM TAHUN
2017
TAHUN
2018 TAHUN III
TAHUN
IV TAHUN V KET
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
I Kawasan Kumuh
Perkotaan 118,14 Ha 37,28 Ha 24,58 Ha 18,76 Ha 18,76 Ha 18,76 Ha
II
Kawasan Permukiman Perdesaan
8 Kawasan 8 Kws 2 Kws …… Kws …… Kws …… Kws
III
Kawasan Permukiman Khusus (Permukiman Rawan Bencana dsb)
608 Ha 121,6 Ha 121,6 Ha 121,6 Ha 121,6 Ha 121,6 Ha
7.1.3. Usulan Kebutuhan Program.
Berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk pencapaian sasaran program sektor pengembangan kawasan permukiman yang dijabarkan setiap tahunnya.
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari:
1) pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk
pembangunan Rusunawa serta
2) peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.
Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari:
1) pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial (Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil,
III - 38 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
3) desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.
Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan permukiman dapat berupa kegiatan non-fisik seperti penyusunan RP2KP dan RTBL KSK ataupun review bilamana diperlukan.
Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
• Infrastruktur kawasan permukiman kumuh
• Infrastruktur permukiman RSH
• Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
• Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial
(Agropolitan/Minapolitan)
• Infrastruktur kawasan permukiman rawan bencana
• Infrastruktur kawasan permukiman perbatasan dan pulau kecil
• Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (PISEW)
• Infrastruktur perdesaan PPIP
III - 39 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
Tabel 7.25 Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
NO KAWASAN PERMUKIMAN LUAS KAWASAN
RENCANA PROGRAM
TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 KET
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
I Kawasan Kumuh Perkotaan 141,9 Ha
1
Kawasan Tanjung Harapan, Tanjung
Melanti & Lubah Hilir, Kecamatan
Rambah
15,38 Ha √
2 Kawasan Sungai Tualan dan Sei Kuro
–Kuro, Kecamatan Tambusai 20,91 Ha √
3 Kawasan Danau Dipo dan Boncah
Balong, Kecamatan Kepenuhan 27,74 Ha √
4 Kawasan Dusun 1 Tangun, dan Dusun
1 Bangun Purba, Kec. Bangun Purba 20,19 Ha √
5 Kawasan Kampung Baru Barat, Kec.
Ujung Batu 15,11 Ha √
6 Kawasan Kampung Padang, Kec
Rambah 3,65 Ha √
7 Kawasan Tulang Gajah, Kec Rambah 10,32 √
8
Kawasan Kampung Nogori dan
Maratogum, Kel. Babussalam
Kecamatan Rambah
2 √
III - 40 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
Batu
10 Kawasan Tanjung Pura Indah ,Desa
Rambah Hilir, Kec Rambah Hilir 15,7 √
Rambah/Pasir pangaraian 5 √
II Kawasan Permukiman Perdesaan Kawasan
1. Kawasan Eks Transmigrasi kunto
darussalam/tanah datar 1 Kawasan √
2. Kawasan Eks Transmigrasi desa
rambah utama 1 Kawasan √
3. Kawasan Agropolitan Rambah
Samo/Karya Mulya 1 Kawasan √
4. Kawasan Agropolitan desa rokan
koto ruang Kec. Rokan IV Koto 1 Kawasan √ 5.Kawasan Minapolitan Rokan IV Koto
desa tanjung medan 1 Kawasan √
6.kawasan permukiman perdesaan
ngaso kec. ujung batu 10 Ha √ √
7. kawasan permukiman perdesaan
kabun 1 Kawasan √ √
8. kawasan permukiman perdesaan
tambusai tengah 1 Kawasan √
III Kawasan Permukiman Khusus
III - 41 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
1. Kawasan Rawan Bencana Banjir 608 Ha √ √ √ √
Tabel 7.26 Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
NO
OUTPUT
LOKASI TAHUN VOL SATUAN
SUMBER DANA READINESS CRITERIA
INDIKATOROUTPUT
PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN 1
Pembinaan dan Pengawasan
Pengembangan Permukiman
Pengawasan dan Evaluasi Bidang Pengembangan
Kawasan Permukiman
1.a
Pendampingan Penyusunan
Rancangan Peraturan Daerah Kawasan Kumuh
Penyusunan Peraturan Tentang Peningkatan kualitas Perumahan Kumuh dan
Pengembangan Kawasan
III - 42 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
NO
OUTPUT
LOKASI TAHUN VOL SATUAN
SUMBER DANA READINESS CRITERIA
INDIKATOROUTPUT
Peningkatan Kualitas
Kawasan Permukiman Kumuh
2.a
Pembangunan Infrastruktur
Pemukiman Kumuh Kawasan Sungai Tualang dan Sei Kuro -
Permukiman Kumuh Kawasan Danau Dipo
kepenuh
Permukiman Kumuh Kawasan Danau Dipo dan Boncah Balong
kepenuh
Permukiman Kumuh Kawasan Dusun I
Permukiman Kumuh Kawasan Tanjung Harapan, Tanjung Belanti, dan Lubah Hilir
III - 43 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
NO
OUTPUT
LOKASI TAHUN VOL SATUAN
SUMBER DANA READINESS CRITERIA
INDIKATOROUTPUT
Permukiman Kumuh Kawasan Tanjung Pura Indah
Permukiman Kumuh Perkotaan
Permukiman Kumuh Kawasan Kampung Nogori
Permukiman Kumuh Kawasan Tulang Gajah
rambah/
Permukiman Kumuh Kawasan Kampung Padang
Permukiman Kumuh Kawasan Kampung Baru Barat
Pengembangan Kawasan
Permukiman Perdesaan
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman
III - 44 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
NO
OUTPUT
LOKASI TAHUN VOL SATUAN
SUMBER DANA READINESS CRITERIA
INDIKATOROUTPUT
Infrastruktur Jalan Lingkungan Eks. Transmigrasi
Infrastruktur Kawasan Agropolitan
Infrastruktur Kawasan Minapolitan Eks. Transmigrasi Desa Rambah Utama
rambah
Pembangunan Jalan Akses Kws Agropolitan Kec. Rokan IV Kab.
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Infrastruktur Kawasan Permukiman
III - 45 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
NO
OUTPUT
LOKASI TAHUN VOL SATUAN
SUMBER DANA READINESS CRITERIA
INDIKATOROUTPUT
Pembangunan Jalan Poros Desa
Pembangunan Sarana dan Prasarana Rumah
Turap/Talud/Bronjong kabun/
giti 2017 1060 Kawasan
Peningkatan Jalan Lingkungan
Pembangunan Infratruktur Sosial
Ekonomi Wilayah
4.a
Pembangunan Pasar
Pedesaan kabun/ aliantan 2017 3 Kawasan - -
Pembangunan Sarana dan Prasarana Rumah
Pengembangan Kawasan Permukiman Rawan Bencana
III - 46 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
NO
OUTPUT
LOKASI TAHUN VOL SATUAN
SUMBER DANA READINESS CRITERIA
INDIKATOROUTPUT Kawasan Permukiman Rawan Bencana Banjir
Rokan IV Kawasan Permukiman
Rawan Bencana Banjir Rambah 2018 1 Kawasan
Kawasan Permukiman Rawan Bencana Banjir
Rambah Kawasan Permukiman Rawan Bencana Banjir
Rambah Kawasan Permukiman Rawan Bencana Banjir
Tambusa Kawasan Permukiman Rawan Bencana Banjir
Bangun Kawasan Permukiman Rawan Bencana Banjir
Bonai Kawasan Permukiman Rawan Bencana Banjir
Kepenuh Kawasan Permukiman Rawan Bencana Banjir
III - 47 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
NO
OUTPUT
LOKASI TAHUN VOL SATUAN
SUMBER DANA READINESS CRITERIA
INDIKATOROUTPUT Kawasan Permukiman Rawan Bencana Banjir
Ujung Kawasan Permukiman Rawan Bencana Banjir
III - 48 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
7.2. Sektor Penataan Bangunan Dan Lingkungan
Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan program dan pembiayaan dalam penataan bangunan dan lingkungan, khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100.
7.2.1. Kondisi Eksisting, berisikan:
1. Data kondisi Perda Bangunan Gedung dan NSPK lainnya di kabupaten/kota (IMB, SLF, TA-BG, dan Pendataan BG)
Tabel 7.27 Peraturan Daerah/Peraturan /Peraturan Bupati terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan
No
Perda/ Pergub/ Perbup/ Peraturan Lainnya
Amanat
Arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Riau
2 Perda Prov. Riau 6 / 2012
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(TJSP) di prov. Riau
Seluruh perusahaan besar wajib mempunyai program TJSP/CSR
3 Perda Kab. Rohul
RPJMD Kab. Rohul 2016-2021
Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kab.
Rohul keseimbangan, ketertitan, serta
keserasian bangunan gedung dengan lingkungan
hidupnya
2. Kondisi kota pusaka, kota hijau (RTH, Kebun Raya, Bangunan Gedung Hijau) dan kawasan strategis lainnya
III - 49 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Tabel 7.28 Penataan Lingkungan Permukiman
Kawasan Tradisional/
Bersejarah RTH Pemenuhan SPM
III - 50 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
Kota Pasir Pengaraian sebagai ibukota Kabupaten Rokan Hulu, masih memerlukan penataan-penataan sehingga kota Pasir Pengaraian benar-benar menjadi ibukota kabupaten dalam arti tersedianya pelayanan perkotaan bagi masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut telah dibangun pencitraan kota dengan membangun Islamic Centre, Gedung Daerah dan Pasar Modern.
Sebagai kabupaten ‘negeri seribu suluk’ dan agama islam sebagai agama mayoritas, pemerintah Kabupaten Rokan Hulu telah membangun tempat ibadah suluk yang merupakan jati diri dan ke-khas-an Kabupaten Rokan Hulu. Selain itu juga Islamic Centre sebagai pusat aktivitas keagamaan.
Demikian juga halnya dengan pasar modern yang terletak di Kampung Padang. Saat ini pasar yang ada masih sangat sederhana dan tidak mencermikan pasar yang melayani skala kabupaten, sehingga keberadaan pasar yang mampu melayani kebutuhan perdagangan dan jasa sangat dibutuhkan dan untuk mengantisipasi kebutuhan pasar dimasa yang akan datang. Dengan adanya pasar modern ini, masyarakat yang selama ini masih memenuhi kebutuhan primer dan sekunder dengan berbelanja diluar kota, diharapkan dapat dilayani dengan keberadaan pasar modern ini, sehingga roda perekonomian menjadi lebih bergairah dan pada gilirannya ‘trickle down effect’ dan ‘multi player effect’ dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Kota Pasir Pengaraian sampai setakat ini juga belum memiliki gedung yang refresentatif sebagai tempat kegiatan sosial dan budaya serta aktivitas lainnya, baik bagi pemerintah daerah sendiri maupun masyarakat. Pembangunan gedung daerah ini juga sangat diperlukan keberadaannya untuk melayani aktivitas sosial dan budaya, sehingga dirasakan perlu untuk dibangun. Pemanfaatan gedung daerah ini tidak terbatas oleh hanya aktivitas pemerintah daerah, masyarakat juga dapat memanfaatkan keberadaan gedung daerah.
III - 51 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
kota diantaranya penyediaan ruang terbuka hijau, pelestarian, pengaturan
facade bangunan sepanjang jalan protokol, penertiban izin mendirikan bangunan dan sebagainya, sehingga kota Pasir Pengaraian dapat sejajar dengan kota-kota lain dalam wilayah Propinsi Riau.
Kabupaten Rokan Hulu memiliki Komplek Perkantoran Pemda yang akan terintegrasi dengan seluruh kebutuhan kantor SKPD, sampai saat ini belum semua kantor aparatur pemerintah dibangun, seperti Badan Kepegawaian Daerah, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa; Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan, Badan Lingkungan Hidup, dan lain-lain. Diharapkan sampai dengan tahun 2016 semua fasilitas gedung kantor SKPD di Kabupaten Rokan Hulu dapat terpenuhi.
Penyediaan kantor Kepala Desa masih belum semua terbangun hal ini dikarenakan terjadinya pemekaran desa. Sebagian kantor desa juga masih berkantor pada kantor KUPT/eks transmigrasi. Sedangkan kantor camat sudah terbangun sebanyak 16 kecamatan.
Tabel 7.29 Data Pembangunan Gedung Perkantoran Dan Kantor Kepala Desa Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2007-2011
NO URAIAN 2007 2008 2009 2010 2011
1 GEDUNG PERKANTORAN - 2 UNIT 1 UNIT 6 UNIT 2 UNIT 2 KANTOR KEPALA DESA 5 UNIT 8 UNIT 6 UNIT 7 UNIT 14 UNIT
JUMLAH
Sumber : Rencana Strategis Cipta Karya Kab. Rokan Hulu
III - 52 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
pembangunan fasilitas ‘Tigo Tungku Sejorongan’ juga diperlukan untuk keseimbangan hubungan yang harmoni dalam masyarakat. Selain hal tersebut diatas juga diperlukan pembangunan sarana dan prasarana olahraga yang digemari oleh masyarakat seperti lapangan bola kaki.
Tabel 7.30 Data Pembangunan Gedung Sosial Kemasyarakatan Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2007-2011
NO KECAMATAN 2007 2008 2009 2010 2011
Sumber : Rencana Strategis Cipta Karya Kab. Rokan Hulu
Tabel 7.31 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
No Kawasan/
Pemerintahan : 51 unit
Fungsi Sosial
Budaya : 1 unit Pemda Baik Ada
III - 53 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
3. Potensi dan tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa tantangan yang dihadapi, antara lain:
Penataan Lingkungan Permukiman:
• Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi
kebakaran;
• Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa
RTBL untuk lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan infrastruktur guna pengembangan lingkungan permukiman;
• Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan
ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage;
• Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan
permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan SPM.
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara:
• Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi
efektif dan efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;
• Masih kurangnya perda bangunan gedung untuk kota metropolitan,
besar, sedang, kecil di seluruh Indonesia;
• Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan
pengelolaan dan penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);
• Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan
kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana;
• Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi
dan kurang mendapat perhatian;
• Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah
III - 54 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
• Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi
persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan;
• Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib
dan efisien;
• Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan
baik.
Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau:
• Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan
hijau/terbuka, sarana olah raga.
Kapasitas Kelembagaan Daerah:
• Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam
pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung termasuk
pengawasan;
• Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan
peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;
• Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan
gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.
Tabel 7.32 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan
No Aspek PBL Permasalahan yang dihadapi
Tantangan
Pengembangan Alternatif Solusi
(1) (2) (3) (4) (5)
I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
1 Aspek Peran Serta
Masyarakat/S wasta
• Belum optimalnya peran
serta masyarakat dalam penataan lngkungan
• Keterbatasaan pendanaan
dalam penyediaan PSD Pemadam Kebakaran serta Sarana lingkungan
hijau/terbuka, dan saran olahraga
• Mencari sumber
III - 55 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
No Aspek PBL Permasalahan yang dihadapi
Tantangan
Pengembangan Alternatif Solusi
(1) (2) (3) (4) (5)
Permukiman yang tidak memilki ijin dan dokumen lingkungan
• Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage;
• Penyediaan PSD
proteksi pemadam kebarakan
• Penyediaan PSD
RTH
• Masih minimnya sosialisasi mengenai Perda BG
• Belum siapnya landasan hukum untuk Perbup RTBL yang sudah disusun
• Sosialisasi perda BG
II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
1 Aspek Peran
• Masih terbatasnya
kemampuan Pemda Rokan Hulu dalam pembangunan BG , sehingga kadang mengabaikan penyediaan NSPM BGN
• •
4 Aspek Teknis • Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi
persyaratan keselamatan, keamanan dan
kenyamanan;
• Masih banyaknya aset
negara yang tidak
teradministrasikan dengan
• Penetapan NSPM keselamatan,
• Masih terbatasnya
kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan
penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan
• Masih perlunya peningkatan dan
pemantapan kelembagaan bangunan gedung di
III - 56 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
No Aspek PBL Permasalahan yang dihadapi
Tantangan
Pengembangan Alternatif Solusi
(1) (2) (3) (4) (5)
daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.
• • •
III Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
1 Aspek Pembiayaan
• Masih terbatasnya kemampuan pendanaan Pemda Rohil dalam penanggulangan Kemiskinan
• Mencari sumber pendanaan lain
• Kurangnya peran Swasta dan CSR dalam program penanggulangan
kemiskinan di kabupaten Rohil
3 Aspek Teknis • Pembangunan Infrastruktur Permukiman masih kurang memperhatikan wilayah kumuh (MBR) Perkotaan
• •
4 Aspek
Kelembagaan
• Perlunya peningkatan koordinasi lintas sektoral /SKPD terkait program penanggulangan
7.2.2. Sasaran Program
III - 57 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Tabel 7.33 Matriks Sasaran Program Sektor Penataan Bangunan dan
Lingkungan
NO URAIAN SASARAN PROGRAM
SASARAN PENANGANAN
SASARAN PROGRAM
KET TAHUN I TAHUN II TAHUN III TAHUN IV TAHUN V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
I Penyelenggaraan
Bangunan Gedung …. m2
II
Penataan Bangunan dan Lingkungan Strategis
…. m2
III Revitalisasi Kawasan
Tematik Perkotaan …. Kawasan
IV Pengembangan RTH …. m2
V
Fasilitasi Ruang terbuka Publik/ Edukasi dan Partisipasi Masy.
…. Kecamatan
VI Turbinwas BG …. % Bangunan ber IMB
Keterangan pengisian :
(1) Nomor, (2) Jenis kegiatan PBL (3) Sasaran penangan 2015-2019, (4),(5),(6),(7),(8) Sasaran Program selama 5 tahun, (9) Keterangan
7.2.3. Usulan Kebutuhan Program.
III - 58 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu
Tabel 7.34 Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
NO KEGIATAN PENATAAN BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN SATUAN
RENCANA PROGRAM
KET TAHUN I TAHUN II TAHUN III TAHUN IV TAHUN V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
I Penyelenggaraan Bangunan Gedung
1. Bangunan …. m2
2. Bangunan …. m2
II Penataan Bangunan dan Lingkungan Strategis
1. Kawasan …. m2
2. Kawasan …. m2
III Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan
1. Kawasan ….. Kawasan
2. Kawasan ….. Kawasan
IV Pengembangan RTH
1. RTH …. m2
2. RTH …. m2
V Fasilitasi Ruang terbuka Publik/ Edukasi dan Partisipasi Masy. 1. Kecamatan ….
2. Kecamatan ….
Keterangan pengisian :