• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 1509402645RPI2JM Rohul BAB 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya OK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 1509402645RPI2JM Rohul BAB 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya OK"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

III - 1 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

BAB VII

RENCANA PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

7.1. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan program dan pembiayaan dalam pengembangan kawasan permukiman, khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100.

7.1.1. Kondisi Eksisting

a. Data kondisi eksisting kawasan kumuh, sebagai baseline perencanaan pembangunan menuju 100-0-100

Dalam Pasal 97, Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 ditegaskan bahwa pada tahap pelaksanaannya peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh perlu didahului dengan penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh perkotaan.

Penetapan lokasi perumahan dan permukiman kumuh wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a) kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota;

b) kesesuaian dengan rencana tata bangunan dan lingkungan;

c) kondisi dan kualitas prasarana, sarana, dan utilitas umum yang memenuhi persyaratan dan tidak membahayakan penghuni;

(2)

III - 2 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

f) kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.

Persyaratan dalam penetapan lokasi di atas memberikan landasan yang wajib dipatuhi, bahwa lokasi perumahan dan permukiman kumuh sebaiknya:

1. Memperhatikan RTRW Nasional, RTRW Propinsi serta RTRW Kabupaten/Kota, yang berarti sesuai dengan arahan lokasi permukiman yang telah ditetapkan dalam RTRW terkait;

2. Sesuai dengan rencana tata bangunan dan lingkungan yang telah ditetapkan dalam rencana detail tata ruang wilayah, maupun menurut Peraturan Menteri PU No. 06/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

3. Memiliki prasarana dan sarana dasar serta utilitas umum yang baik kondisi dan kualitasnya, atau minimal memenuhi Permen PU No. 14/2010 tentang Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

4. Memenuhi kesesuaian koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien lantai bangunan (KLB) dengan persyaratan yang ditetapkan oleh setiap daerah, atau berpedoman pada SNI 03 - 1733 - 2004 tentang Tata cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan;

5. Memenuhi kualitas bangunan yang balk sesuai dengan SNI yang terkait;

6. Memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang dapat berkesinambungan.

Penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh wajib didahului proses pendataan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan melibatkan peran masyarakat. Proses pendataan meliputi proses :

(3)

III - 3 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Gambar 7.1 Skema Penetapan Lokasi

(4)
(5)

III - 5 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Kegiatan Verifikasi dan Justifikasi Lokasi Kumuh merupakan bagian dari proses pemutakhiran profil permukiman kumuh. Hasil dari verifikasi dan justifikasi adalah data update lokasi-lokasi permukiman kumuh serta daftar kawasan prioritas penanganan.

Selain itu perlu juga mempertimbangkan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dalam lampirannya mengatur pembagian kewenangan pemerintah pusat menangani kawasan kumuh minimal seluas 15 Ha, pemerintah provinsi menangani kawasan kumuh dengan luasan antara 10-15 Ha, dan pemerintah kabupaten/kota menanganani kawasan kumuh dengan luasan kurang dari 10 Ha, untuk itu perlu adanya review deliniasi kawasan kumuh yang akan ditangani oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya selama lima tahun kedepan (2015-2019) dan juga penanganan yang melibatkan pemerintah daerah Provinsi maupun Pemerintah Daerah Kabupaten.

Berdasarkan kesepakatan antara Pokjanis, Satker Pengembangan Pemukiman dan Penataan Bangunan serta tim Konsultan di sepakati delineasi yang akan ditangani dan akan direvisi SK Kumuhnya kembali.

Maka Perbedaan antara SK yang Lama dengan SK yang baru adalah terkait luas dan Jumlah wilayah. Pada SK Kumuh yang akan direvisi ini memiliki perbedaan penambahan wilayah baru yaitu wilayah kumuh di Kecamatan Ujung Batu. Sebelumnya kawasan kumuh tersebar di 5 kecamatan.

(6)

III - 6 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Tabel 7.1 Tabel Hasil VerifikasiLokasi Kumuh

Sumber :RP2KP Kab. Rokan Hulu, 2014

Perbedaan antara lokasi kumuh yang terdapat pada SK Bupati dengan Lokasi kumuh berdasarkan verifikasi RKPKP adalah terkait luas dan sebaran wilayah. Pada kawasan kumuh berdasrkan SK Bupati tersebar di 5 Kecamatan dan pada verifikasi kegiatan RKPKP tersebar di 6 Kecamatan. Dalam hal ini terdapat penambahan wilayah di satu kecamatan yaitu di wilayah Kecamatan Ujung Batu. Dasar pertimbangan pertimbangan memasukkan wilayah kumuh baru di Kecamatan Ujung Batu adalah berdasarkan usulan pokjanis karena kawasan tersebut merupakan kawasan yang termasuk dalam prioritas 2 dan 3 yang disusun dalam perencanaan RP2KP. Selain itu didalam Struktur ruang Kabupaten Rokan Hulu merupakan wilayah yang menjadi kota PKL (Pusat Kegiatan Wilayah).

Tabel 7.2 Penetapan Lokasi Kawasan Kumuh Hasil Verifikasi RKPKP Perkotaan Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2015

No.

Lokasi Kumuh Berdasarkan SK Walikota/Bupati

No

Lokasi Kumuh Berdasarkan Verifikasi RKPKP 2015

Lokasi* Luasan

(Ha)

Lokasi* Luasan

(Ha)

Kawasan Kecamatan Kawasam Kecamatan

1 Danau Dipo Kepenuhan 18,44

1 Danau Dipo dan Boncah Balong Kepenuhan 27.74 2 Boncah Balong Kepenuhan 6,74

3 Sei. Kuro – Kuro Rambah 9,53 2

Sungai Tualan dan Sei Kuro -Kuro

Tambusai 20.91 4 Sungai Taulan Tambusai 7,68

Kawasan Dusun 1 Tangun, dan Dusun 1 Bangun Purba,

Bangun Purba 20.19 7 Dusun 1 Bangun Tanjung Melanti & Lubah Hilir

Total Luas SK 163,93 Total Luas SK Verivikasi RKPKP

(7)

III - 7 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

No Kecamatan Kelurahan/Desa Nama Kawasan Luas (Ha)

1 Kepenuhan Kepenuhan Tengah

Danau Dipo dan Boncah

Balong 27,74

2 Tambusai Tambusai Tengah

Sungai Tualan dan Sei Kuro

–Kuro 20,91

3 Rambah Hilir Rambah Hilir Tanjung Pura Indah 15,70

4 Bangun Purba Bangun Purba & Tangun

Kawasan Dusun 1 Tangun,

dan Dusun 1 Bangun Purba, 20,19

5 Rambah

Pasir Pangaraian & Koto Tinggi

Tanjung Harapan, Tanjung

Melanti & Lubah Hilir 15,38

6 Rambah Pematang Berangan Tulang Gajah 2,00

7 Rambah Rambah Tengah Utara Kampung Padang 10,32

8 Rambah Babussalam Kampung Nogori 10,32

9 Ujung Batu Suka Damai Petakur Bawah 10,90

10 Ujung Batu Ujung Batu Kampung Baru Barat 15,11

Total Luas 148,57

(8)

III - 8 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

(9)

III - 9 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

(10)

III - 10 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Tabel 7.3 Profil Kawasan Tanjung Harapan, Tanjung Melanti & Lubah

Hilir

A Kawasan

Tanjung Harapan, Tanjung Melanti & Lubah Hilir

B Kelurahan

Pasir Pangaraian & Koto Tinggi C Kecamatan

Rambah

D Jumlah Penduduk 2815

E Jumlah Kepala Keluarga

704 F Jumlah Kepala Rumah Tangga MBR

211 G Jumlah Kepala Rumah Tangga Non

MBR 493

H Luas Kawasan

15,38 I TIPELOGI LOKASI KUMUH

DATARAN RENDAH DAN TEPIAN AIR J KARAKTERISTIK KAWASAN

KAWASAN PERKOTAAN

Kawasan Kampung Baru Barat berada di kelurahan Ujung Batu Kecamatan Ujung Batu dengan luas kawasan kumuh sebesar 7,64 Ha. Jumlah penduduk yakni sebesar 630 jiwa dengan jumlah kepadatan bangunan 80 Unit/Ha.

Permukiman di kawasan Kampung Baru Barat merupakan permukiman pusat kota di Kecamatan Ujung Batu yang berkembang di belakang area perdagangan. Sedangkan tipologi permukiman pada kawasan ini yakni permukiman kumuh di dataran.

Tabel 7.4 Profil Kawasan Kampung Baru Barat

A Kawasan Kampung Baru Barat

B Kelurahan Ujung Batu

C Kecamatan Ujung Batu

D Jumlah Penduduk 2946

E Jumlah Kepala Keluarga 737 F Jumlah Kepala Rumah Tangga MBR 221

G Jumlah Kepala Rumah Tangga Non

MBR 516

H Luas Kawasan 15,11

(11)

III - 11 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Kawasan Danau Dipo berada di kelurahan Kepenuhan Tengah Kecamatan Kepenuhan dengan luas kawasan kumuh sebesar 27,74Ha. Jumlah penduduk yakni sebesar 2140 jiwa dengan jumlah kepadatan bangunan 78 Unit/Ha.

Permukiman di kawasan Danau Dipo merupakan permukiman pusat kota di Kecamatan Kepenuhan yang berkembang linear mengikuti jalan Arteri dan ada beberapa wilayah yang berada dekat dengan pinggir sungai.

Sedangkan tipologi permukiman pada kawasan ini yakni permukiman kumuh di dataran dataran rendah dan tepian sungai.

Tabel 7.5 Profil Kawasan Danau Dipo dan Boncah Balong

A Kawasan Danau Dipo dan Boncah Balong

B Kelurahan Kepenuhan Tengah

C Kecamatan Kepenuhan

E jumlah Penduduk 3170

F Jumlah Kepala Keluarga 1057

G Jumlah Kepala Rumah Tangga MBR 57 H Jumlah Kepala Rumah Tangga Non MBR 1000

I Luas Kawasan 27,74

J TIPELOGI LOKASI KUMUH DATARAN RENDAH DAN TEPIAN AIR

K KARAKTERISTIK KAWASAN KAWASAN PERKOTAAN

Kawasan Sungai Taulan dan Sei Kuro-Kuro berada di kelurahan Tambusai Tengah Kecamatan Tambusai dengan luas kawasan kumuh sebesar 20,91 Ha. Jumlah penduduk yakni sebesar 1190 jiwa dengan jumlah kepadatan bangunan <80 Unit/Ha.

Permukiman di kawasan Sei Kuro-kuro merupakan permukiman pusat kota di Kecamatan Tambusai yang berkembang linear mengikuti jalan Arteri dan ada beberapa wilayah yang berada dekat dengan pinggir sungai.

Sedangkan tipologi permukiman pada kawasan ini yakni permukiman kumuh di dataran rendah.

Tabel 7.6 Profil Kawasan Sungai Taulan dan Sei Kuro –Kuro

A Kawasan Sungai Tualan dan Sei Kuro –Kuro

B Kelurahan Tambusai Tengah

C Kecamatan Kepenuhan

D Jumlah Penduduk 2530

E Jumlah Kepala Keluarga 633

(12)

III - 12 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

G Jumlah Kepala Rumah Tangga Non MBR 538

H Luas Kawasan 20,91

J TIPELOGI LOKASI KUMUH DATARAN RENDAH DAN TEPIAN AIR

K KARAKTERISTIK KAWASAN KAWASAN PERKOTAAN

Kawasan Tanjung Pura Indah berada di kelurahan Rambah Hilir Kecamatan Rambah Hilir dengan luas kawasan kumuh sebesar 5,94 Ha. Jumlah penduduk yakni sebesar 800 jiwa dengan jumlah kepadatan bangunan sebesar <80 Unit/Ha.

Permukiman di kawasan Tanjung Pura Indah merupakan permukiman pusat kota yang berkembang di sekitar pasar dan ada beberapa wilayah yang berada dekat dengan pinggir sungai. Sedangkan tipologi permukiman pada kawasan ini yakni permukiman kumuh di dataran.

Tabel 7.7 Profil Kawasan Tanjung Pura Indah

A Kawasan Tanjung Pura Indah

B Kelurahan Rambah Hilir

C Kecamatan Rambah Hilir

D Jumlah Penduduk 2277

E Jumlah Kepala Keluarga 569

F Jumlah Kepala Rumah Tangga MBR 171 G Jumlah Kepala Rumah Tangga Non MBR 398

H Luas Kawasan 15,7

I TIPELOGI LOKASI KUMUH DATARAN RENDAH DAN TEPIAN AIR

J KARAKTERISTIK KAWASAN KAWASAN PERKOTAAN

Tabel 7.8 Profil Kawasan Dusun 1 Tangun, dan Dusun 1

A Kawasan Dusun 1 Tangun dan Dusun 1 Bangun Purba

B Kelurahan Bangun Purba dan Tangun

C Kecamatan Bangun Purba

D Jumlah Penduduk 2827

E Jumlah Kepala Keluarga 707

F Jumlah Kepala Rumah Tangga MBR 212 G Jumlah Kepala Rumah Tangga Non MBR 495

H Luas Kawasan 20,19

I TIPELOGI LOKASI KUMUH DATARAN RENDAH DAN TEPIAN AIR

(13)

III - 13 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Kawasan Tulang Gajah berada di kelurahan Pematang Berangan Kecamatan Rambah dengan luas kawasan kumuh sebesar 10,22 Ha. Jumlah penduduk yakni sebesar 350 jiwa dengan jumlah kepadatan bangunan 80-100 Unit/Ha.

Permukiman di kawasan Tulang Gajah merupakan permukiman pusat kota dan ada beberapa wilayah yang berada dekat dengan pinggir sungai Batang Lubuh.

Tipologi permukiman pada kawasan ini terbagi 2, yaitu : permukiman kumuh di tepi air dan permukiman kumuh di dataran.

Tabel 7.9 Profil Kawasan Tulang Gajah

A Kawasan Tulang Gajah

B Kelurahan Pematang Berangan

C Kecamatan Rambah

D Jumlah Penduduk 1455

E Jumlah Kepala Keluarga 364

F Jumlah Kepala Rumah Tangga MBR 109 G Jumlah Kepala Rumah Tangga Non MBR 255

H Luas Kawasan 10,32

I TIPELOGI LOKASI KUMUH DATARAN RENDAH

J KARAKTERISTIK KAWASAN KAWASAN PERKOTAAN

Kawasan Kampung Padang berada di kelurahan Rambah Tengah Utara Kecamatan Rambah dengan luas kawasan kumuh sebesar 1,52 Ha. Jumlah penduduk yakni sebesar 150 jiwa dengan jumlah kepadatan bangunan sebesar 80 Unit/Ha.

Permukiman di kawasan Kampung Padang merupakan permukiman pusat kota yang berada pada kedua jalan Arteri dan dibelakang area perdagangan. Karakteristik permukiman terbentuk secara sporadismengikuti pertumbuhan dari sekitar pusat perdagangan. Tipologi permukiman pada kawasan ini yakni permukiman kumuh di dataran.

Tabel 7.10 Profil Kawasan Kampung Padang

A Kawasan Kampung Padang

B Kelurahan Rambah Tengah Utara

C Kecamatan Rambah

(14)

III - 14 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

E Jumlah Kepala Keluarga 126

F Jumlah Kepala Rumah Tangga MBR 38 G Jumlah Kepala Rumah Tangga Non MBR 88

H Luas Kawasan 3,65

I TIPELOGI LOKASI KUMUH DATARAN RENDAH

J KARAKTERISTIK KAWASAN KAWASAN PERKOTAAN

Kawasan Petakur Bawah berada di kelurahan Suka Damai Kecamatan Ujung Batu dengan luas kawasan kumuh sebesar 10,96 Ha. Jumlah penduduk yakni sebesar 1400 jiwa dengan jumlah kepadatan bangunan >100 Unit/Ha.

Adapun batas wilayah Kawasan Petakur Bawah adalah sebagai berikut :

Permukiman di kawasan Petakur Bawah merupakan permukiman pusat kota di Kecamatan Ujung Batu yang berkembang linear mengikuti jalan Arteri dan ada beberapa wilayah yang berada dekat dengan pinggir sungai.

Sedangkan tipologi permukiman pada kawasan ini yakni permukiman kumuh di dataran.

Tabel 7.11 Profil Kawasan Petakur Bawah

A Kawasan Petakur Bawah

B Kelurahan Suka Damai

C Kecamatan Ujung Batu

D Jumlah Penduduk 1908

E Jumlah Kepala Keluarga 477 F Jumlah Kepala Rumah Tangga MBR 143

G Jumlah Kepala Rumah Tangga Non

MBR 334

H Luas Kawasan 10,9

I TIPELOGI LOKASI KUMUH DATARAN RENDAH J KARAKTERISTIK KAWASAN KAWASAN PERKOTAAN

Kawasan Lubah Hilir berada di kelurahan Babussalam Kecamatan Rambah dengan luas kawasan kumuh sebesar 1,42 Ha. Jumlah penduduk yakni sebesar 340 jiwa dengan jumlah kepadatan bangunan sebesar 80-100 Unit/Ha

(15)

III - 15 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Karakteristik permukiman terbentuk linear mengikuti Jalan Arteri. Tipologi permukiman pada kawasan ini yakni permukiman kumuh di dataran.

Tabel 7.12 Profil Kawasan Kampung Nogori

A Kawasan Kampung Nogori

B Kelurahan Babussalam

C Kecamatan Ujung Batu

D Jumlah Penduduk 394

E Jumlah Kepala Keluarga 99 F Jumlah Kepala Rumah Tangga MBR 20 G Jumlah Kepala Rumah Tangga Non

MBR 79

H Luas Kawasan 2,00

I TIPELOGI LOKASI KUMUH DATARAN RENDAH J KARAKTERISTIK KAWASAN KAWASAN PERKOTAAN

b. Kondisi eksisting permukiman Rawan Bencana

Berdasarkan Dokumen Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2010 – 2014, Kabupaten Rokan Hulu termasuk ke dalam daerah zona risiko tinggi untuk beberapa bencana antara lain : Banjir, dan Kebakaran Hutan dan Lahan. Berdasarkan Buku Indeks Risiko Bencana Indonesia Tahun 2013, Kabupaten Rokan Hulu termasuk dalam kelas risiko tinggi. Bencana yang terdata terjadi di Kabupaten Rokan Hulu berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI BNPB 2015) diantaranya adalah bencana bajir, bencana kebakaran hutan dan lahan, kebakaran, kekeringan, dan puting beliung.

Bencana banjir merupakan bencana yang hampir setiap tahun terjadi di Kabupaten Rokan Hulu sejak Tahun 2002 hingga Tahun 2014. Hampir setiap tahun sungai Rokan, mengalami banjir, bahkan dalam beberapa tahun terakhir frekuensi dan volume banjir cenderung meningkat, sehingga menimbulkan banyak kerugian baik secara fisik maupun non fisik, antara lain keresahan penduduk meningkat, rusaknya bangunan infrastruktur serta rusaknya lahan pertanian dan perikanan.

(16)

III - 16 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

2.9. Tahun 2012 banjir terjadi 9 kali yang melanda 7 kecamatan, yaitu Kecamatan Kabun, Rambah, Rambah Samo, Tandun, Tambusai, Kepenuhan, dan Bonai Darussalam. Kejadian banjir Tahun 2012 tersebut telah melanda sejumlah 22 desa.

Kejadian banjir Tahun 2013 terjadi 14 kali dan meluas melanda di 13 kecamatan yang ada di Kabupaten Rokan Hulu, diantaranya adalah Kecamatan :Bangun Purba, Bonai Darussalam, Kabun, Kepenuhan, Kepenuhan Hulu, Kunto Darussalam, Pagaran Tapah, Rambah, Rambah Hilir, Rambah Samo, Rokan IV Koto, Tandun, dan Ujung Batu. Dua puluh empat desa terendam banjir yang menyebabkan 5 orang meninggal dunia dan 2234 rumah rusak, serta 7908 orang harus mengungsi.

(17)

III - 17 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Tabel 7.13 Data kejadian bencana di Kabupaten Rokan Hulu sampai

Tahun 2015

(18)

III - 18 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Tabel 7.14 Data Kejadian Banjir di Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2012

Sumber: BPBD Kabupaten Rokan Hulu

Tabel 7.15 Data Kejadian Banjir di Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2013

(19)

III - 19 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Tabel 7.16 Data Kejadian Banjir di Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2014

(20)

III - 20 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Tabel 7.17 Data Kejadian Banjir di Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2014

(Lanjutan)

(21)

III - 21 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI BNPB 2015), pernah terjadi sekali bencana kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Roka Hulu yang terjadi pada bulan Juni 2013. Menurut data tersebut sejumlah 1096 penduduk menderita akibat kejadian bencana tersebut. Namun demikian, mengingat bencana kebakaran hutan dan lahan relatif cukup sering terjadi di wilayah Provinsi Riau, ada kemungkinan peristiwa kebakaran hutan dan lahan yang lain tidak terdata di sistem DIBI BNPB. Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Rokan Hulu tercatat ada 10 kejadian kebakaran hutan dan lahan selama Tahun 2012, dan 16 kejadian di Tahun 2013.

Tabel 7.18 Data Kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2012-2013

(Sumber: BPBD Kabupaten Rokan Hulu)

(22)

III - 22 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Kabupaten Roka Hulu yang terjadi pada Tahun 2009 dan Tahun 2011 masing-masing 2 kejadian dan 1 kejadian. Total penduduk yang menderita akibat dari kejadian tersebut adalah 225 orang. Sedangkan data yang terekam di BPBD Kabupaten Rokan Hulu tercatat 20 kali di Tahun 2012, 28 kali di Tahun 2013, dan 29 kali di Tahun 2014.

Tabel 7.19 Data Kejadian Kebakaran Gedung dan Pemukiman di Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2012

(23)

III - 23 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Tabel 7.20 Data Kejadian Kebakaran Gedung dan Pemukiman di

Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2013

(24)

III - 24 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Tabel 7.21 Data Kejadian Kebakaran Gedung dan Pemukiman di

Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2014

Sumber: BPBD Kabupaten Rokan Hulu

Bencana kekeringan yang terjadi di Kabupaten Rokan Hulu yang terekam dalam Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI BNPB 2015), pernah terjadi empat kali kasus yang terjadi pada Tahun 2005, 2011, 2012 dan Tahun 2013 masing-masing 1 kejadian. Akibat dari bencana tersebut telah terjadi kerusakan lahan seluas 204 Ha.

(25)

III - 25 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu BNPB 2015), belum pernah ada kejadian tanah longsor yang tercatat di Kabupaten Rokan Hulu. Namun demikian, potensi kejadian bencana tanah longsor relatif cukup besar mengingat daerah Kabupaten Rokan Hulu memiliki topografi yang sangat bervareasi.

Data kejadian bencana di Kabupaten Rokan Hulu menunjukkan perubahan setiap tahunnya. Perubahan kecenderungan dapat dilihat dari frekuensi kejadian dari rentang tahun data. Data-data yang memperlihatkan kecenderungan peningkatan/penurunan kejadian secara keseluruhan bisa dilihat pada dambar berikut ini. Frekuensi kejadian bencana yang cenderung meningkat adalah banjir, kebakaran hutan dan lahan, dan kebakaran gedung dan pemukiman. Sedangkan bencana yang relatif konstan adalah kekeringan yang rata-rata setahun sekali. Konflik sosial adalah bencana yang cenderung menurun dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Sedangkan gempa bumi dan tanah longsor merupakan potensi bencana yang relatif konstan.

(26)

III - 26 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Gambar 7.5 Peta bahaya banjir Kabupaten Rokan Hulu

(27)

III - 27 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Gambar 7.7 Peta bahaya kekeringan Kabupaten Rokan Hulu

(28)

III - 28 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Gambar 7.9 Peta bahaya kebakaran gedung dan pemukiman

c. Potensi dan tantangan pengembangan kawasan permukiman

Perkembangan kawasan permukiman di Kabupaten Rokan Hulu

berkembang cenderung mengikuti jalur utama transportasi yang

menghubungkan Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Utara. Selanjutnya berkembang permukiman transmigrasi yang sejalan dengan pertumbuhan industri di Rokan Hulu seperti seperti perkebunan sawit dan tambang lainnya. Menurut RTRW Kabupaten Rokan Hulu 2012-2032 berdasarkan jumlah kelurahan dan desa maka lingkup permukiman perkotaan berada di Kecamatan Rambah, Ujung Batu, Tambusai, Kepenuhan, Kunto Darussalam dan Rokan IV Koto. Sedangkan sebaran permukiman di Kabupaten Rokan Hulu menurut tipologi permukimannya antara lain sebagai berikut :

1. Kawasan Permukiman Padat Kota, Kawasan permukiman cenderung padat mendekati kumuh dan tidak terkendali dengan kondisi sarana prasarana dan lingkungan yang tidak maksimal dikarenakan melebihi kapasitas.

(29)

III - 29 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

permukiman yang merupakan bangunan semi permanen serta tidak terenacana.

3. Kawasan Permukiman Pengembangan Baru, Merupakan kawasan permukiman terencana dan sudah dalam kondisi sarana prasarana yang baik.

4. Kawasan Permukiman Pengembangan Kawasan Heritage, Kawasan permukiman yang mempunyai nilai sejarah dan perlu di lestarikan. 5. Kawasan Permukiman Industri, Kawasan Permukiman yang berada di

sekitar wilayah industry yang memiliki karakteristik tersendiri dengan sarana prasarana cukup baik.

Potensi dan tantangan penanganan perumahan

Potensi • Ketersediaan lahan untuk permukiman masih sangat besar pada seluruh area perkotaan di Kab. Rokan Hulu. Khususnya Ujung Batu dan Pasir Pangaraian kawasan hinterland masih banyak terdapat lahan kosong.

• Memiliki pusat pelayanan (Pusat keramaian, Pusat pemerintahan, Pusat perekonomian, Pusat hiburan, Pusat pendidikan) sebagai magnet pengembangan permukiman.

• Seiring dengan perkembangan kawasan perkotaan penunjang kegiatan industri, jasa, pariwisata, dan sumberdaya buatan terbatas maka makin besar permintaan penyediaan perumahan.

Permasalahan • Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai lingkungan perumahan.

• Perkembangan permukiman cenderung kumuh dan tidak terkendali dengan Kondisi dan keberadaan sarana dan prasarana kawasan dan lingkungan yang secara fungsional tidak maksimal akibat melebihi kapasitas (overload).

• Masih terdapat beberapa kawasan kumuh dan liar permukiman di kawasan belakang pasar.

• Penyebaran permukiman yang sporadis dan acak (sprawling), hal ini mengakibatkan sulitnya penyediaan infrastruktur seperti; jalan, saluran drainase, air bersih, listrik, telepon, angkutan umum dan lainnya.

• Tipologi rumah berupa rumah bangunan semi permanen dan non permanen yang berkembang oleh swadaya masyarakat sendiri.

(30)

III - 30 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Kabupaten Rokan Hulu khususnya kawasan perkotaan.

• Hampir sebagian besar kawasan perkotaan belum memiliki RDTR dan rencana zoning kawasan permukiman

Peluang • Mengembangkan sistem permukiman yang terencana atau menyediakan program pembangunan permukiman rumah sederhana (rumah sehat) dan perumahan MBR untuk menunjang kegiatan industri, jasa, pariwisata, dan sumberdaya buatan terbatas.

Kebutuhan Penanganan

• Program bantuanvPembangunan Rumah Tidak layak Huni

• Penataan hunian sesuai dengan Tata ruang wilayah.

Kebutuhan Pelayanan Air Minum

Potensi • Sudah memiliki sistem SPAM yang sudah berfungsi (Pasir Pangaraian, Ujung Batu, Tandun, Dalu-dalu, Rambah Hilir). • Wilayah Kabupaten Rokan Hulu memiliki beberapa sumber air

baku yang berpotensi untuk pengembangan SPAM. (sungai dan danau).

• Memiliki air bersih yang baik, dikarenakan struktur air tanahnya baik.

Permasalahan • Kontinuitas Sumber air baku yang pada musim kemarau mengalami fluktuasi debit yang menurun.

• Kapasitas pengolahan dan debit produksi yang tak sebanding (berbanding terbalik) dengan pertumbuhan dan tingkat kebutuhan air di wilayah pelayanan didukung dengan Terbatasnya jaringan pipa distribusi dan pemasangan SR

• Terbatasnya sarana dan prasarana laboratorium dan pendukung. • Terbatasnya anggaran perbaikan instalasi sambungan rumah dan

kegiatan untuk menekan angka kehilangan air dan pemeliharan asset.

• Pemeliharaan dan perawatan sistem dan bangunan operasi yang kurang.

• Kualitas sumber daya manusia dan teknis sebagai aspek utama didalam pengelolaan dan pelayanan yang dirasa sangat kurang dan minim.

Tantangan • Pengadaan,perawatan, dan Pendistribusian air bersih membutuhkan pembiayaan yang cukup tinggi

• Biaya operasional tinggi dan kurangnya dukungan stakeholder serta regulasi yang menghambat.

Peluang • Peningkatan akses air minum perpipaan berdasarkan daerah pelayanan berikut:

• Menegembangan pelayanan air minum dengan kualitas yang sesuai dengan standar baku mutu.

(31)

III - 31 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Penanganan • Kegiatan penyambungan jaringan SR PDAM • Peningkatan Pengelolaan

• Peningkatan manajemen kelembagaan

Kebutuhan Penanganan Persampahan

Potensi • Adanya rencana untuk menambah TPA di daerah bagian utara, yaitu pada Kecamatan Tambusai Utara dan Kecamatan Kepenuhan.

Permasalahan • Sebagian besar masyarakat perkotaan masih membuang sampah dihalaman rumah, dibakar atau dibuang di pinggiran jalan.

• Pengelolaan sampah oleh Dinas/Instansi terkait hanya terbatas pada daerah-daerah perkantoran dan lingkungan pasar, sedangkan untuk daerah permukiman penanganan masalah persampahan masih dilakukan oleh masyarakat sendiri. • Kecenderungan masyarakat yang membuang

sampah kelaut/sungai, sehingga berdampak terhadap pencemaran lingkungan sungai.

Tantangan • Terbatasnya anggaran daerah dalam menyediakan sarana-prasarana pelayanan persampahan dan menggunakan teknologi persampahan terbaru membuat penanganan permasalahan sampah berjalan lambat.

• Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungannya sehingga penanganan persampaahan masih personal (pembakaran), atau dibuang di tong sampah dan pinggiran jalan.

• Maintenance yang menyangkut biaya dan SDM yang mengelola. Peluang • Peningkatan cakupan pelayanan secara terencana

• Penyediaan sarana-prasarana persampahan perkotaan terpadu. • Membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk

memperhatikan kesehatan lingkungan yang salah satunya melalui penanganan sampah.

• Dapat dikembangkan TPA kearah Sanitary Land Fill atau Control Land Fill.

Kebutuhan Penanganan

• Pengembangan pengelolaan persampahan domestik • Penyediaan tempat sampah umum

• Penyediaan TPS skala lingkungan dan kawasan • Penyediaan layanan pengangkutan sampah

• Penyuluhan Kesehatan Lingkungan & Pengelolaan Persampahan • Fasilitasi pelatihan sampah model 3R di Kawasan

Kebutuhan PenangananSanitasi Lingkungan

Potensi • Hampir sebagian besar masyarakat telah memiliki septic-tank (sistem on-site) yang merupakan sistem pembuangan individu dan sebagian lagi masih membuang ke aliran sungai.

(32)

III - 32 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

kecamatan.

Permasalahan • Untuk Kawasan Pinggir Sungai belum memiliki sistem sanitasi yang baik dan belum ada penanganan yang khusus.

• Kabupaten Rokan Hulu masih belum memiliki instalasi pengolahan tinja terpadu (IPLT).

Tantangan • Tidak adanya lahan khusus yang dipersiapkan untuk sarana sanitasi komunal terutama pada fas.Publik.

• Masih kurangnya kesadaran beberapa kelompok masyarakat dalam menyediakan prasarana sanitasi RT yang layak dan ramah lingkungan.

• Lemahnya fungsi lembaga di daerah yang melakukan pengelolaan air limbah.

Peluang • Penyediaan sarana-prasarana sanitasi lingkungan terpadu, ramah lingkungan.

• Membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk memperhatikan kesehatan lingkungan yang salah satunya melalui sanitasi air limbah.

Kebutuhan Penanganan

• Pembangunan MCK Umum • Pembangunan Septiktank komunal • Pengadaan Truk Tinja

• Penyuluhan Kesehatan Lingkungan & Pengelolaan Air Limbah RT

Kebutuhan Penanganan Drainase

Potensi • Sebagian besar drainase telah terbangun dengan baik berupa konstruksi Beton dengan kondisi baik.

• Banyaknya sungai di Kabupaten Rokan Hulu dapat di jadikan sebagai tempat aliran akhir dari drainase.

Permasalahan • Saluran drainase terbangun kurang dirawat secara baik sehingga sering terjadi penyumbatan oleh kotoran dan tanaman.

• Saluran drainase lingkungan banyak yang belum terintegrasi dengan sistem jaringan drainase kota sehingga terjadi genangan. Tantangan • Terbatasnya anggaran daerah dalam sistem jaringan drainase

secara terpadu dan saling terintegrasi dengan prasarana penanggulangan banjir.

• Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga dan membersihkan saluran yang telah ada dari sampah, sisa kotoran dan tanaman sehingga terjadi sedimentasi dan penyumbatan. • Kesadaran masyarakat yang rendah dan sering membuang

sampah kedalam drainase.

Peluang • Perlu sumber daya dan dukungan dana yang besar untuk membangun sistem jaringan drainase dan prasarana penanggulangan banjir sehingga membutuhkan partisipasi masyarakat dan swasta.

• Perlu lahan untuk pengembangan saluran drainase yang terpadu dan saling terintegrasi.

• Membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk menjaga dan memelihara saluran air yang telah terbangun.

Kebutuhan Penanganan

• Pengembangan pengelolaan persampahan domestik • Penyediaan tempat sampah umum

(33)

III - 33 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

• Penyediaan layanan pengangkutan sampah

• Penyuluhan Kesehatan Lingkungan & Pengelolaan Persampahan • Fasilitasi pelatihan sampah model 3R di Kawasan

Kebutuhan Penanganan Jalan Lingkungan

Potensi • Infrastruktur jalan dari dan menuju Kabupaten Rokan Hulu relatif baik.

• Merupakan Jalur Transportasi Dari Pekanbaru – Sumatera Utara • Peran dan fungsi prasarana jaringan jalan sebagai pengungkit dan

pengunci dalam pengembangan wilayah.

Permasalahan • Keterbatasan lahan pada daerah padat kota merupakan masalah yang cukup sulit bila nanti akan ada pelebaran jalan.

Tantangan • Terbatasnya anggaran daerah dalam membangun jaringan jalan yang permanen

Peluang • Membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan dengan menghibahkan lahan pribadi untuk jalan.

Kebutuhan Penanganan

• Masterplan jaringan Jalan Kawasan. • Perbaikan/ peningkatan jalan lingkungan • Pembangunan jalan lingkungan

Kebutuhan Penanganan Sarana Kebakaran

Potensi • Kabupaten rohul sudah memiliki failitas sarana mobil pemadam kebakaran

• Sudah terdapat sebagain jalan lingkungan yang bisa diakses oleh mobil pemadam kebakaran.

• Dengan keberadaan kawasan pemukiman kumuh yang dekat dengan sember air seperti sungai, mempermudah dalam proses pemadaman kebakaran.

Permasalahan • Pengembangan Sistem Informasi Kebakaran (Siskar) yang dapat dibentuk di lingkungan permukiman dan dapat dioperasikan oleh warga pada saat terjadi kebakaran juga dapat menjadi salah satu alternatif usaha penanggulangan. Di tiap Kelurahan sistem ini dapat dipasang dan terhubung langsung dengan pos pemadam kebakaran terdekat

• Karakteristik lingkungan permukiman padat / kumuh yang seringkali tidak menyediakan lahan (jalur mobil dengan lebar dan ketinggian yang memadai, fasilitas belokan, dsb) dan perkerasan yang cukup sehingga mobil pemadam kebakaran kesulitan untuk masuk dan menjangkau sumber api;

• Jarak antar bangunan yang relatif berdekatan serta penggunaan bahan bangunan dari bahan – bahan yang sangat mudah terbakar menjadikan lingkungan padat / kumuh memiliki potensi bahaya yang sangat tinggi;

(34)

III - 34 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Tantangan • Menciptakan strategi penganan kebakaran yang baik dengan penggunaan teknologi .baru dan rekayasa tata ruan kawasan. • Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap dampak dari

kawasan terhadap kebakaran.

• Peningkatan pengelolaan SDM dibidang sarana kebakaran. Peluang • Terkait dengan kebijakan pemerintah pusat untuk mewujudkan 0%

kawasan kumuh menjadikan sarana kebakaran salah satu indikator terhadap kawasan kumuh tersebut.

Kebutuhan Penanganan

• Pelebaran jalur dan akes masuk lingkungan permukiman padat yang dapat dilewati kendaraan pemadam kebakaran dan untuk evakuasi.

• Pembangunan Hidran Umum

• pemerintah berperan memberikan pelatihan kepada masyarakat, ditandai dengan pemberian sertifikat kelulusan. Masyarakat dibekali ilmu cara-cara pemadaman api, pengetahuan mengenai peralatan pemadam sederhana.

• Pengembangan Sistem Informasi Kebakaran (Siskar) yang dapat dibentuk di lingkungan permukiman dan dapat dioperasikan oleh warga pada saat terjadi kebakaran juga dapat menjadi salah satu alternatif usaha penanggulangan. Di tiap Kelurahan sistem ini dapat dipasang dan terhubung langsung dengan pos pemadam kebakaran terdekat

Sumber: RP2KP Kab. Rokan Hulu

d. Pemetaan Dan Evaluasi Program-Program Yang Telah Dilaksanakan Di Kabupaten/Kota Terkait Dengan Pembangunan Kawasan Permukiman, Baik Di Perkotaan Maupun Perdesaan

Kondisi eksisting perumahan dan permukiman di Kabupaten Rokan Hulu pada umumnya memiliki pola linier growth model, hanya dikawasan perkotaan/ibu kota kecamatan yang berpola grade growth model. Peruntukan lahan untuk perumahan dan permukiman belum diatur secara tegas dalam perencanaan kasiba/lisiba (kawasan siap bangun/lingkungan siap bangun) sehingga pembangunan perumahan yang dilakukan oleh masyarakat dilakukan secara sporadis, sehingga lingkungan tidak/kurang teratur dan penyediaan sarana dan prasarana kurang memadai seperti jalan lingkungan, persampahan, drainase dan air bersih.

(35)

III - 35 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

swasta enggan untuk membangun perumahan, sedangkan permintaan dan kebutuhan perumahan sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Pada kawasan perdesaan perumahan permukiman penduduk yang kurang mampu masih belum liveable/layak huni, ditandai dengan lantai tanah, kurangnya sirkulasi udara dan pencahayaan, dinding rumah yang sudah lapuk dan atap yang sudah bocor sehingga tidak menjamin keselamatan penghuninya dan sangat perlu mandapat perhatian dari pemerintah.

Tabel 7.22 Jumlah Pembangunan Rumah Layak Huni

NO KECAMATAN

TAHUN

2007 2008 2009 2010 2011

1 ROKAN IV KOTO 8 UNIT 2 UNIT 18 UNIT 8 UNIT 3 UNIT

2 TANDUN - 2 UNIT - 16 UNIT -

3 KABUN - 2 UNIT - 10 UNIT 2 UNIT

4 UJUNG BATU 1 UNIT 2 UNIT - 20 UNIT -

5 RAMBAH SAMO 7 UNIT - - 52 UNIT 4 UNIT

6 RAMBAH 3 UNIT 1 UNIT 3 UNIT 35 UNIT 3 UNIT

7 RAMBAH HILIR - 10 UNIT - 41 UNIT 2 UNIT

8 BANGUN PURBA - 2 UNIT - 41 UNIT 3 UNIT

9 TAMBUSAI - 5 UNIT - 12 UNIT 3 UNIT

10 TAMBUSAI UTARA - - - 2 UNIT -

11 KEPENUHAN 5 UNIT 9 UNIT - 11 UNIT -

12 KUNTO DARUSSALAM - - - - -

13 BONAI DARUSSALAM - - 6 UNIT - -

14 PAGARAN TAPAH DARUSSALAM

- - - 2 UNIT -

15 KEPENUHAN HULU - 4 UNIT - 14 UNIT -

16 PENDALIAN IV KOTO - 2 UNIT - - -

JUMLAH 24 UNIT 41 UNIT 27 UNIT 265 UNIT 20 UNIT

Kawasan permukiman yang memiliki kecenderungan kumuh akibat pembangunan rumah secara liar/tanpa IMB pada kawasan bantaran sungai dan sekitar kawasan pasar perlu mendapatkan perhatian penanganannya

sehingga dibutuhkan pengendalian agar kawasan yang memiliki

kecenderungan kumuh tidak terjadi.

(36)

III - 36 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

mengalirkan air hujan juga berfungsi sebagai pembuangan air limbah rumah tangga. Layanan drainase perkotaan masih dirasakan kurang memadai, sehingga pada saat hujan terjadi genangan-genangan pada lingkungan permukiman, selain kurang memadai, masyarakat juga kurang melakukan pemeliharaan ditambah lagi dengan membuang sampah pada saluran drainase, sehingga saluran drainase tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada kawasan perdesaan drainase lingkungan permukiman dibangun secara gotong-royong oleh masyarakat dengan konstruksi tanah.

Jalan lingkungan yang berfungsi untuk menghubungkan antar pemukiman penduduk masih berkonstruksi tanah, sehingga pada saat musim hujan akan sulit dilalui, seringkali jalan lingkungan pada kawasan perdesaan juga menjadi urat nadi perekonomian masyarakat desa untuk mengeluarkan hasil produksi pertanian. Jalan lingkungan yang dibangun Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya masih terbatas pada semenisasi dengan lebar bervariasi antara 2 – 4 meter dengan bangunan pelengkap gorong-gorong atau box culvert.

Tabel 7.23 Data Pembangunan Drainase Dan Jalan Lingkungan Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2007-2011

NO URAIAN 2007 2008 2009 2010 2011

1 PANJANG JALAN LINGKUNGAN

13949 M 3859 M 2293.5 M 6242 M 7268 M

2 DRAINASE - 400 M 700 M 2446 M 4818 M

JUMLAH 13949 M 4259 M 2993,5 M 8688 M 12086 M

7.1.2. Sasaran Program

Sasaran Program merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting. Sasaran program mengaitkan kondisi eksisting dengan target yang harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan kawasan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat kabupaten/kota.

(37)

III - 37 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Tabel 7.24 Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan

Permukiman

NO

URAIAN SASARAN PROGRAM

TOTAL LUAS KAWASAN

SASARAN PROGRAM TAHUN

2017

TAHUN

2018 TAHUN III

TAHUN

IV TAHUN V KET

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

I Kawasan Kumuh

Perkotaan 118,14 Ha 37,28 Ha 24,58 Ha 18,76 Ha 18,76 Ha 18,76 Ha

II

Kawasan Permukiman Perdesaan

8 Kawasan 8 Kws 2 Kws …… Kws …… Kws …… Kws

III

Kawasan Permukiman Khusus (Permukiman Rawan Bencana dsb)

608 Ha 121,6 Ha 121,6 Ha 121,6 Ha 121,6 Ha 121,6 Ha

7.1.3. Usulan Kebutuhan Program.

Berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk pencapaian sasaran program sektor pengembangan kawasan permukiman yang dijabarkan setiap tahunnya.

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari:

1) pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk

pembangunan Rusunawa serta

2) peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.

Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari:

1) pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial (Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil,

(38)

III - 38 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

3) desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.

Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan permukiman dapat berupa kegiatan non-fisik seperti penyusunan RP2KP dan RTBL KSK ataupun review bilamana diperlukan.

Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

• Infrastruktur kawasan permukiman kumuh

• Infrastruktur permukiman RSH

• Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

• Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial

(Agropolitan/Minapolitan)

• Infrastruktur kawasan permukiman rawan bencana

• Infrastruktur kawasan permukiman perbatasan dan pulau kecil

• Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (PISEW)

• Infrastruktur perdesaan PPIP

(39)

III - 39 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Tabel 7.25 Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

NO KAWASAN PERMUKIMAN LUAS KAWASAN

RENCANA PROGRAM

TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 KET

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

I Kawasan Kumuh Perkotaan 141,9 Ha

1

Kawasan Tanjung Harapan, Tanjung

Melanti & Lubah Hilir, Kecamatan

Rambah

15,38 Ha

2 Kawasan Sungai Tualan dan Sei Kuro

–Kuro, Kecamatan Tambusai 20,91 Ha

3 Kawasan Danau Dipo dan Boncah

Balong, Kecamatan Kepenuhan 27,74 Ha

4 Kawasan Dusun 1 Tangun, dan Dusun

1 Bangun Purba, Kec. Bangun Purba 20,19 Ha

5 Kawasan Kampung Baru Barat, Kec.

Ujung Batu 15,11 Ha

6 Kawasan Kampung Padang, Kec

Rambah 3,65 Ha

7 Kawasan Tulang Gajah, Kec Rambah 10,32

8

Kawasan Kampung Nogori dan

Maratogum, Kel. Babussalam

Kecamatan Rambah

2

(40)

III - 40 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Batu

10 Kawasan Tanjung Pura Indah ,Desa

Rambah Hilir, Kec Rambah Hilir 15,7

Rambah/Pasir pangaraian 5

II Kawasan Permukiman Perdesaan Kawasan

1. Kawasan Eks Transmigrasi kunto

darussalam/tanah datar 1 Kawasan √

2. Kawasan Eks Transmigrasi desa

rambah utama 1 Kawasan √

3. Kawasan Agropolitan Rambah

Samo/Karya Mulya 1 Kawasan √

4. Kawasan Agropolitan desa rokan

koto ruang Kec. Rokan IV Koto 1 Kawasan √ 5.Kawasan Minapolitan Rokan IV Koto

desa tanjung medan 1 Kawasan √

6.kawasan permukiman perdesaan

ngaso kec. ujung batu 10 Ha √ √

7. kawasan permukiman perdesaan

kabun 1 Kawasan √ √

8. kawasan permukiman perdesaan

tambusai tengah 1 Kawasan √

III Kawasan Permukiman Khusus

(41)

III - 41 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

1. Kawasan Rawan Bencana Banjir 608 Ha √ √ √ √

Tabel 7.26 Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

NO

OUTPUT

LOKASI TAHUN VOL SATUAN

SUMBER DANA READINESS CRITERIA

INDIKATOROUTPUT

PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN 1

Pembinaan dan Pengawasan

Pengembangan Permukiman

Pengawasan dan Evaluasi Bidang Pengembangan

Kawasan Permukiman

1.a

Pendampingan Penyusunan

Rancangan Peraturan Daerah Kawasan Kumuh

Penyusunan Peraturan Tentang Peningkatan kualitas Perumahan Kumuh dan

Pengembangan Kawasan

(42)

III - 42 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

NO

OUTPUT

LOKASI TAHUN VOL SATUAN

SUMBER DANA READINESS CRITERIA

INDIKATOROUTPUT

Peningkatan Kualitas

Kawasan Permukiman Kumuh

2.a

Pembangunan Infrastruktur

Pemukiman Kumuh Kawasan Sungai Tualang dan Sei Kuro -

Permukiman Kumuh Kawasan Danau Dipo

kepenuh

Permukiman Kumuh Kawasan Danau Dipo dan Boncah Balong

kepenuh

Permukiman Kumuh Kawasan Dusun I

Permukiman Kumuh Kawasan Tanjung Harapan, Tanjung Belanti, dan Lubah Hilir

(43)

III - 43 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

NO

OUTPUT

LOKASI TAHUN VOL SATUAN

SUMBER DANA READINESS CRITERIA

INDIKATOROUTPUT

Permukiman Kumuh Kawasan Tanjung Pura Indah

Permukiman Kumuh Perkotaan

Permukiman Kumuh Kawasan Kampung Nogori

Permukiman Kumuh Kawasan Tulang Gajah

rambah/

Permukiman Kumuh Kawasan Kampung Padang

Permukiman Kumuh Kawasan Kampung Baru Barat

Pengembangan Kawasan

Permukiman Perdesaan

Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman

(44)

III - 44 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

NO

OUTPUT

LOKASI TAHUN VOL SATUAN

SUMBER DANA READINESS CRITERIA

INDIKATOROUTPUT

Infrastruktur Jalan Lingkungan Eks. Transmigrasi

Infrastruktur Kawasan Agropolitan

Infrastruktur Kawasan Minapolitan Eks. Transmigrasi Desa Rambah Utama

rambah

Pembangunan Jalan Akses Kws Agropolitan Kec. Rokan IV Kab.

Infrastruktur Kawasan Permukiman

Infrastruktur Kawasan Permukiman

(45)

III - 45 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

NO

OUTPUT

LOKASI TAHUN VOL SATUAN

SUMBER DANA READINESS CRITERIA

INDIKATOROUTPUT

Pembangunan Jalan Poros Desa

Pembangunan Sarana dan Prasarana Rumah

Turap/Talud/Bronjong kabun/

giti 2017 1060 Kawasan

Peningkatan Jalan Lingkungan

Pembangunan Infratruktur Sosial

Ekonomi Wilayah

4.a

Pembangunan Pasar

Pedesaan kabun/ aliantan 2017 3 Kawasan - -

Pembangunan Sarana dan Prasarana Rumah

Pengembangan Kawasan Permukiman Rawan Bencana

(46)

III - 46 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

NO

OUTPUT

LOKASI TAHUN VOL SATUAN

SUMBER DANA READINESS CRITERIA

INDIKATOROUTPUT Kawasan Permukiman Rawan Bencana Banjir

Rokan IV Kawasan Permukiman

Rawan Bencana Banjir Rambah 2018 1 Kawasan

Kawasan Permukiman Rawan Bencana Banjir

Rambah Kawasan Permukiman Rawan Bencana Banjir

Rambah Kawasan Permukiman Rawan Bencana Banjir

Tambusa Kawasan Permukiman Rawan Bencana Banjir

Bangun Kawasan Permukiman Rawan Bencana Banjir

Bonai Kawasan Permukiman Rawan Bencana Banjir

Kepenuh Kawasan Permukiman Rawan Bencana Banjir

(47)

III - 47 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

NO

OUTPUT

LOKASI TAHUN VOL SATUAN

SUMBER DANA READINESS CRITERIA

INDIKATOROUTPUT Kawasan Permukiman Rawan Bencana Banjir

Ujung Kawasan Permukiman Rawan Bencana Banjir

(48)

III - 48 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

7.2. Sektor Penataan Bangunan Dan Lingkungan

Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan program dan pembiayaan dalam penataan bangunan dan lingkungan, khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100.

7.2.1. Kondisi Eksisting, berisikan:

1. Data kondisi Perda Bangunan Gedung dan NSPK lainnya di kabupaten/kota (IMB, SLF, TA-BG, dan Pendataan BG)

Tabel 7.27 Peraturan Daerah/Peraturan /Peraturan Bupati terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan

No

Perda/ Pergub/ Perbup/ Peraturan Lainnya

Amanat

Arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Riau

2 Perda Prov. Riau 6 / 2012

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

(TJSP) di prov. Riau

Seluruh perusahaan besar wajib mempunyai program TJSP/CSR

3 Perda Kab. Rohul

RPJMD Kab. Rohul 2016-2021

Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kab.

Rohul keseimbangan, ketertitan, serta

keserasian bangunan gedung dengan lingkungan

hidupnya

2. Kondisi kota pusaka, kota hijau (RTH, Kebun Raya, Bangunan Gedung Hijau) dan kawasan strategis lainnya

(49)

III - 49 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Tabel 7.28 Penataan Lingkungan Permukiman

Kawasan Tradisional/

Bersejarah RTH Pemenuhan SPM

(50)

III - 50 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Kota Pasir Pengaraian sebagai ibukota Kabupaten Rokan Hulu, masih memerlukan penataan-penataan sehingga kota Pasir Pengaraian benar-benar menjadi ibukota kabupaten dalam arti tersedianya pelayanan perkotaan bagi masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut telah dibangun pencitraan kota dengan membangun Islamic Centre, Gedung Daerah dan Pasar Modern.

Sebagai kabupaten ‘negeri seribu suluk’ dan agama islam sebagai agama mayoritas, pemerintah Kabupaten Rokan Hulu telah membangun tempat ibadah suluk yang merupakan jati diri dan ke-khas-an Kabupaten Rokan Hulu. Selain itu juga Islamic Centre sebagai pusat aktivitas keagamaan.

Demikian juga halnya dengan pasar modern yang terletak di Kampung Padang. Saat ini pasar yang ada masih sangat sederhana dan tidak mencermikan pasar yang melayani skala kabupaten, sehingga keberadaan pasar yang mampu melayani kebutuhan perdagangan dan jasa sangat dibutuhkan dan untuk mengantisipasi kebutuhan pasar dimasa yang akan datang. Dengan adanya pasar modern ini, masyarakat yang selama ini masih memenuhi kebutuhan primer dan sekunder dengan berbelanja diluar kota, diharapkan dapat dilayani dengan keberadaan pasar modern ini, sehingga roda perekonomian menjadi lebih bergairah dan pada gilirannya ‘trickle down effect’ dan ‘multi player effect’ dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Kota Pasir Pengaraian sampai setakat ini juga belum memiliki gedung yang refresentatif sebagai tempat kegiatan sosial dan budaya serta aktivitas lainnya, baik bagi pemerintah daerah sendiri maupun masyarakat. Pembangunan gedung daerah ini juga sangat diperlukan keberadaannya untuk melayani aktivitas sosial dan budaya, sehingga dirasakan perlu untuk dibangun. Pemanfaatan gedung daerah ini tidak terbatas oleh hanya aktivitas pemerintah daerah, masyarakat juga dapat memanfaatkan keberadaan gedung daerah.

(51)

III - 51 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

kota diantaranya penyediaan ruang terbuka hijau, pelestarian, pengaturan

facade bangunan sepanjang jalan protokol, penertiban izin mendirikan bangunan dan sebagainya, sehingga kota Pasir Pengaraian dapat sejajar dengan kota-kota lain dalam wilayah Propinsi Riau.

Kabupaten Rokan Hulu memiliki Komplek Perkantoran Pemda yang akan terintegrasi dengan seluruh kebutuhan kantor SKPD, sampai saat ini belum semua kantor aparatur pemerintah dibangun, seperti Badan Kepegawaian Daerah, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa; Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan, Badan Lingkungan Hidup, dan lain-lain. Diharapkan sampai dengan tahun 2016 semua fasilitas gedung kantor SKPD di Kabupaten Rokan Hulu dapat terpenuhi.

Penyediaan kantor Kepala Desa masih belum semua terbangun hal ini dikarenakan terjadinya pemekaran desa. Sebagian kantor desa juga masih berkantor pada kantor KUPT/eks transmigrasi. Sedangkan kantor camat sudah terbangun sebanyak 16 kecamatan.

Tabel 7.29 Data Pembangunan Gedung Perkantoran Dan Kantor Kepala Desa Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2007-2011

NO URAIAN 2007 2008 2009 2010 2011

1 GEDUNG PERKANTORAN - 2 UNIT 1 UNIT 6 UNIT 2 UNIT 2 KANTOR KEPALA DESA 5 UNIT 8 UNIT 6 UNIT 7 UNIT 14 UNIT

JUMLAH

Sumber : Rencana Strategis Cipta Karya Kab. Rokan Hulu

(52)

III - 52 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

pembangunan fasilitas ‘Tigo Tungku Sejorongan’ juga diperlukan untuk keseimbangan hubungan yang harmoni dalam masyarakat. Selain hal tersebut diatas juga diperlukan pembangunan sarana dan prasarana olahraga yang digemari oleh masyarakat seperti lapangan bola kaki.

Tabel 7.30 Data Pembangunan Gedung Sosial Kemasyarakatan Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2007-2011

NO KECAMATAN 2007 2008 2009 2010 2011

Sumber : Rencana Strategis Cipta Karya Kab. Rokan Hulu

Tabel 7.31 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

No Kawasan/

Pemerintahan : 51 unit

Fungsi Sosial

Budaya : 1 unit Pemda Baik Ada

(53)

III - 53 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

3. Potensi dan tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa tantangan yang dihadapi, antara lain:

Penataan Lingkungan Permukiman:

• Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi

kebakaran;

• Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa

RTBL untuk lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan infrastruktur guna pengembangan lingkungan permukiman;

• Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan

ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage;

• Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan

permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan SPM.

Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara:

• Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi

efektif dan efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;

• Masih kurangnya perda bangunan gedung untuk kota metropolitan,

besar, sedang, kecil di seluruh Indonesia;

• Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan

pengelolaan dan penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);

• Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan

kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana;

• Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi

dan kurang mendapat perhatian;

• Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah

(54)

III - 54 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

• Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi

persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan;

• Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib

dan efisien;

• Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan

baik.

Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau:

• Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan

hijau/terbuka, sarana olah raga.

Kapasitas Kelembagaan Daerah:

• Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam

pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung termasuk

pengawasan;

• Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan

peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;

• Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan

gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.

Tabel 7.32 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

No Aspek PBL Permasalahan yang dihadapi

Tantangan

Pengembangan Alternatif Solusi

(1) (2) (3) (4) (5)

I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

1 Aspek Peran Serta

Masyarakat/S wasta

• Belum optimalnya peran

serta masyarakat dalam penataan lngkungan

• Keterbatasaan pendanaan

dalam penyediaan PSD Pemadam Kebakaran serta Sarana lingkungan

hijau/terbuka, dan saran olahraga

• Mencari sumber

(55)

III - 55 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

No Aspek PBL Permasalahan yang dihadapi

Tantangan

Pengembangan Alternatif Solusi

(1) (2) (3) (4) (5)

Permukiman yang tidak memilki ijin dan dokumen lingkungan

• Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage;

• Penyediaan PSD

proteksi pemadam kebarakan

• Penyediaan PSD

RTH

• Masih minimnya sosialisasi mengenai Perda BG

• Belum siapnya landasan hukum untuk Perbup RTBL yang sudah disusun

• Sosialisasi perda BG

II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

1 Aspek Peran

• Masih terbatasnya

kemampuan Pemda Rokan Hulu dalam pembangunan BG , sehingga kadang mengabaikan penyediaan NSPM BGN

• •

4 Aspek Teknis • Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi

persyaratan keselamatan, keamanan dan

kenyamanan;

• Masih banyaknya aset

negara yang tidak

teradministrasikan dengan

• Penetapan NSPM keselamatan,

• Masih terbatasnya

kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan

penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan

• Masih perlunya peningkatan dan

pemantapan kelembagaan bangunan gedung di

(56)

III - 56 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

No Aspek PBL Permasalahan yang dihadapi

Tantangan

Pengembangan Alternatif Solusi

(1) (2) (3) (4) (5)

daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.

• • •

III Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

1 Aspek Pembiayaan

• Masih terbatasnya kemampuan pendanaan Pemda Rohil dalam penanggulangan Kemiskinan

• Mencari sumber pendanaan lain

• Kurangnya peran Swasta dan CSR dalam program penanggulangan

kemiskinan di kabupaten Rohil

3 Aspek Teknis • Pembangunan Infrastruktur Permukiman masih kurang memperhatikan wilayah kumuh (MBR) Perkotaan

• •

4 Aspek

Kelembagaan

• Perlunya peningkatan koordinasi lintas sektoral /SKPD terkait program penanggulangan

7.2.2. Sasaran Program

(57)

III - 57 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu Tabel 7.33 Matriks Sasaran Program Sektor Penataan Bangunan dan

Lingkungan

NO URAIAN SASARAN PROGRAM

SASARAN PENANGANAN

SASARAN PROGRAM

KET TAHUN I TAHUN II TAHUN III TAHUN IV TAHUN V

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

I Penyelenggaraan

Bangunan Gedung …. m2

II

Penataan Bangunan dan Lingkungan Strategis

…. m2

III Revitalisasi Kawasan

Tematik Perkotaan …. Kawasan

IV Pengembangan RTH …. m2

V

Fasilitasi Ruang terbuka Publik/ Edukasi dan Partisipasi Masy.

…. Kecamatan

VI Turbinwas BG …. % Bangunan ber IMB

Keterangan pengisian :

(1) Nomor, (2) Jenis kegiatan PBL (3) Sasaran penangan 2015-2019, (4),(5),(6),(7),(8) Sasaran Program selama 5 tahun, (9) Keterangan

7.2.3. Usulan Kebutuhan Program.

(58)

III - 58 RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu

Tabel 7.34 Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

NO KEGIATAN PENATAAN BANGUNAN DAN

LINGKUNGAN SATUAN

RENCANA PROGRAM

KET TAHUN I TAHUN II TAHUN III TAHUN IV TAHUN V

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

I Penyelenggaraan Bangunan Gedung

1. Bangunan …. m2

2. Bangunan …. m2

II Penataan Bangunan dan Lingkungan Strategis

1. Kawasan …. m2

2. Kawasan …. m2

III Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan

1. Kawasan ….. Kawasan

2. Kawasan ….. Kawasan

IV Pengembangan RTH

1. RTH …. m2

2. RTH …. m2

V Fasilitasi Ruang terbuka Publik/ Edukasi dan Partisipasi Masy. 1. Kecamatan ….

2. Kecamatan ….

Keterangan pengisian :

Gambar

Tabel 7.7 A  Kawasan
Tabel 7.13
Tabel 7.14
Tabel 7.16
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dititrasi natrium thiosulfat dengan kalium iodide sampai terjadi perubahan warna kuning hamper hilang dan kemudian ditambahkan 1 ml indicator

Pernyataan ilmiah yang kita gunakan dalam tulisan kita harus mencakup beberapa hal. Pertama kita harus mengidentifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut. Kedua, kita

Unified Power Flow Controller (UPFC) sebagai keluarga dari FACTS Devices , merupakan salah satu peralatan control elektronik berbasis inverter, berfungsi mengontrol aliran

Hasil pengukuran kecernaan bahan pada penelitian menunjukkan adanya peningkatan kecernaan BKS yang telah dihidrolisis dengan enzim cairan rumen domba sebagai bahan pakan ikan patin

Perlu dilakukan pengelolaan potensi kawasan ekowisata Danau Linting sehingga dapat dilakukan juga perencanaan program interpretasi lingkungan yang nantinya akan

Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang proses pelaksanaan pembelajaran dalam pengembangan karakter kepemimpinan siswa, nilai-nilai

Adapun data yang dibutuhkan berkenaan dengan metode ini adalah terkait program atau kegiatan serta susunan struktur yang telah terpusat didalam pembukuan

melaksanakan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida untuk mempermudah suatu pekerjaan Tugas - Proyek Merancang eksperimen untuk menyelidiki kemurnian suatu